• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).

Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam proses pengelasan, bahayanya, dan cara pencegahannya.

(2)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengelasan? 2. Apa saja sumber bahaya dalam pengelasan?

3. Bagaimana cara perlindungan dari bahaya pengelasan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari pengelasan

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja dapat terjadi dimana-dimana, baik secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.dalam suatu proses yang sederhana maupun dalam proses-proses yang berat. Dengan meningkatnya proses industrialisasi dan pemakaian teknologi yang makin maju pada dewasa ini dan dimasa yang akan datang, akan memberikan kemungkinan yang besar timbulnya pengaruh terhadap pekerja, khususnya menyangkut keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.

Yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah suatu upaya agar pekerja selamat ditempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan. Sehingga keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman

Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan kerja ialah suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran kepada manusia (masyarkat dan lingkungan) disekitar tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya sangat didambakan oleh lembaga, kadang-kadang pekerja sendiri tidak menggunakan fasilitas yang disediakan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu proses produksi dan jasa merupakan syarat yang harus dipenuhi dan dipatuhi oleh suatu lembaga dan pekerjaan dengan mendapat petunjuk dan pengawasan teknis yang berwenang.

Sedangkan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan (Nitisemito. 2000).

(4)

(Sedarmayati. 2001). Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.

Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

b. Menjamin setiap orang yang berada ditempat kerja

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman, efisien dan efektif

d. Mencegah dan memberantas penyakit dari kecelakaan akibat kerja

Berdasarkan pengertian dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, maka yang menjadi sasarannya adalah :

a. Mencegah terjadinya kecelakaan

b. Mencegah timbulnya penyakit akibat kecelakaan c. Mencegah/mengurangi cacat tetap

d. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pewasat, instalasi-instalasi dan sebagainya.

e. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.

f. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber-sumber produksi lainnya yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan dan semangat kerja

g. Memperlancar meningkatkan dan mengamankan produksi, industri, serta pembangunan.

Sasaran keselamatan dan kesehatan kerja ini menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahtareaan manusia.

(5)

cedera, tidak seorang manusia pun yang menginginkan suatu kecelakaan terjadi pada dirinya sendiri. Apabila sampai menyebabkan cedera. Cedera bisa bermacam-macam, mulai dari luka gores dan luka bakar ringan yang memerlukan sedikit perawatan sampai cedera-cedera berat yang memerlukan perawatan rumah sakit dengan biaya mahal, bahkan menimbulkan kematian, sebenarnya hal ini dapat dihindari dengan cara menentukan sikap dan tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja diruang kerja atau dibengkel maupun dilapangan dengan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja yang dianjurkan.

Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Bab III Syarat-syarat keselamatan kerja pasal 3 menyatakan: dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja bertujuan untuk:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah dan mengurangi dan memadankan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

Hal tersebut diperkuat Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang: Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab XVII tentang Pengelasan, yang dinyatakan pada pasal 32 sebagai berikut:

1. Pekerjaan pengelasan hanya boleh dilakukan oleh ahli las yang ditunjuk oleh kepala teknik dan disahkan oleh kepala inspeksi. Ahli las termaksud harus dicatat oleh kepala teknik dalam buku pemurnian dan pengolahan.

2. Sebelum dilakukan pekerjaan pengelasan harus diambil tindakan pengamanan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan keadaan setempat untuk mencengah terjadinya kecelakaan, kebakaran atau ledakan.

3. Untuk pekerjaan pengelasan tertentu dan tempat-tempat tertentu yang dianggap berbahaya wajib digunakan peralatan dan atau cara pengelasan yang khusus serta harus dengan izin tertulis kepala teknik dan harus diawasi oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut.

A. Pengelasan

(6)

mempunyai temperatur leleh hampir sama. Adapun filosofi dari pengelasan tersebut adalah proses memperpendek jarak atom sehingga terbentuk ikatan, Dengan kata lain pengelasan merupakan proses memposisikan atom-atom ke posisi semula sehingga kembali terikat satu sama lain.

Secara proses, pengelasan dapat di bedakan atas beberapa macam antara lain:

1. Las Fusi ( Fusion Welding )

Las Fusi adalah Proses pengelasan dengan mencairkan sebagian logam induk. Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk kedalam jenis las fusi:

a. SMAW

SMAW adalah suatu proses pengelasan dimana elektroda yang di pakai bersifat consumeable (habis pakai) yang mana flux melindungi filler dari oksigen agar tidak terjadi oksidasi.

b. GMAW (MIG)

GMAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda terumpan menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas pelindung inert / gas mulia, campuran, atao CO2.

c. FCAW

Pada dasarnya pengelasan dengan FCAW merupakan proses pengelasan yang mirip dengan GMAW/MIG dan menggunakan kawat Las Berinti Flux.

d. GTAW (TIG)

GTAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda tak terumpan menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas pelindung inert / gas mulia.

e. PAW

(7)

Pada PAW, sebuah elektroda tungsten digunakan sama seperti pada GTAW. Dua aliran gas yang terpisah melewati torch. Satu aliran mengelilingi elektroda didalam badan orifis dan melalui orifis, terjadi penyempitan busur untuk membentuk plasma panas. Gas yang digunakan adalah gas mulia dan biasanya adalah argon. Aliran gas lainnya yaitu gas pelindung lewat diantara badan orifis dan di bagian luar pelindung. Gas ini melindungi logam cair dan busur dari kontaminasi oleh lingkungan sekitarnya. Gas mulia, seperti argon, juga bisa digunakan untuk pelindung, tapi campuran gas yang tak teroksidasi, seperti argon dengan 5 % hydrogen, bisa juga dimanfaatkan.

f. SAW

Secara bahasa SAW adalah pengelasan busur rendam. SAW adalah proses Pengelasan busur mirip dengan GMAW tetapi secara bersamaan diumpankan flux untuk melindungi proses mengantikan gas pelindung.

g. ESW

ESW adalah suatu proses las otomatis dengan laju deposit tinggi yang digunakan untuk mengelas logam dengan tebal 2 inci atau lebih secara vertikal.

2. Solid State Welding

Solid state welding adalah proses pengelasan dengan tekanan dan, atau tanpa panas. Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk kedalam jenis solid state welding:

a. Explosion Welding b. Forge Welding

c. Friction Welding

d. Radial Friction Welding

(8)

f. Roll Welding

g. Cold Welding 3. Proses Brazing

Proses brazing adalah proses penyatuan logam-logam dengan logam pengisi yang mencair di atas temperatur 840 oF ( di bawah temperatur cair logam induk ). Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk kedalam jenis proses brazing:

a. Torch Brazing

b. Furnace Brazing

c. Induction Brazing

d. Dip Brazing

e. Resistance Brazing

f. Diffusion Brazing

g. Exothermic Brazing

h. Brazing with clad Brazing materials 4. Proses Soldering

Proses soldering adalah proses pengelasan dengan logam pengisi yang mencair dibawah temperature 840oF Umumnya logam pengisi menggunakan Timah. Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk kedalam jenis proses soldering:

a. Iron Soldering

b. Torch Soldering

(9)

d. Dip Soldering

e. Hot Gas Soldering

f. Induction Soldering g. Wave Soldering

Brazing dan Soldering adalah proses penyambungan dengan menggunakan efek kapilaritas. Dimana Efek Kapilaritas adalah gaya tarik logam yang disambung terhadap logam pengisi cair sehingga permukaan sambungan dikontak oleh logam pengisi dengan syarat jarak antara dua logam harus dekat.

5. Las Titik (Spot Welding)

Las titik merupakan car alas resistansi listrik dimana dua atau lebih lembaran logam dijepit antara elektroda dan logam.

Waktu yang singkat disebut waktu tekan, kemudian dialirkan arus bertegangan rendah di antara elektroda logam yang saling

bersinggungan menjadi panas dan temperatur naik sampai mencapai temperature pengelasan (temperatur fusi logam). Segera setelah

temperatur pengelasan dicapai tekanan antara elektroda memaksa logam menjadi satu dan terbentuklah sambungan las.

B. Bahaya Pengelasan

Pekerjaan pengelasan dapat dilakukan di bengkel khusus maupun di daerah yang terbuka, seperti pada pengerjaan konstruksi. Dimanapun pengerjaan ini dilakukan, resiko timbulnya bahaya yang dapat mencederai pekerja (operator). Operator las harus mengetahui dengan tepat sumber-sumber yang dapat menimbulkan bahaya tersebut, sehingga ia dapat bersikap hati-hati dalam menghadapi pekerjaannya.

(10)

diatas permukaan tanah, pada saat lain mungkin ia bekerja di dalam terowongan dibawah tanah, tangki, dan tempat lainya.

Pekerjaan las merupakan suatu pekerjaan yang mempunyai resiko yang relatif besar jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh proses maupun kondisi pekerjaan ini, hampir semuanya dapat menimbulkan bahaya, akibatnya fatal bagi operator maupun bagi orang lain.

Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam berbagai situasi yang mungkin berbeda. Menurut CAN/ CSA W 117.2-M87 Safety in Welding, Cutting, and Allied Processes bahaya secara umum dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasannya. Namun secara umum bahaya dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena listrik, api/ panas (terbakar), radiasi busur las, bising juga karena kendaraan/ alat angkat serta gerakan material. Berikut ini sumber-sumber bahaya pada pengerjaan las:

1. Bahaya Radiasi Sinar

Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan oleh busur las ini mem[unyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra merah.

Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka terbakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye,welder’s eye atau arc flash. Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam setelah terekspose, oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.

Pengelasan juga merupakan sumber bahaya bagi pekerja lain yang berada di dekat pekerjaan las sebagaimana juru las itu sendiri. Pekerja tersebut dapat juga terpapar sinar yang dipantulkan dari dinding atau permukaan lain.

(11)

membahayakan lingkungan setiap aktivitas pengelasan yang berada di dekat lokasi kerja yang lain agar mempergunakan partisi yang dibuat dari bahan tahan api dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi pantulan atau refleksi ataupun melindungi spatter keluar dari ruangan.

Proses pengelasan dapat dikatakan sebagai suatu proses pengerjaan dengan memanfaatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini dapat diperoleh dengan cara membakar gas tertentu ataupun menggunakan busur listrik. Pada proses penyambungan atau pemotongan logam dengan cara dilas atau dengan gas, timbul sinar, antara lain sinar ultraviolet, sinar infra merah, dan sinar tampak.

Sinar-sinar tersebut terjadi karena loncatan ion-ion logam cair pada suhu yang sangat tinggi (±43000C) dan akan berpengaruh terhadap tubuh dan pancaindra manusia seperti:

a. Sinar Ultra violet

Sinar Ultra violet adalah sinar yang mudah terserap oleh mata manusia. Sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Bila sinar ultra violet tersebut terserap oleh lensa dan kornea mata, maka mata akan terasa ada yang mengganjal dan terasa sakit serta sering mengeluarkan air mata. Mata akan menjadi sakit selama 6 jam sampai dengan 24 jam. Tetapi pada umumnya rasa sakit ini akan hilang selama 48 jam.

b. Sinar Infra Merah

Sinar infra merah sifatnya tidak terlihat oleh mata telanjang. Sinar ini berbahaya, sebab bila terkena sinar atau melihat sinar ini, maka mata akan bengkak pada kelopak mata. Dan dapat menimbulkan penyakit kornea, presbiopia, dan akhirnya timbul kerabunan mata. c. Sinar Tampak.

(12)

akan cepat lelah dan kalau lama waktunya mungkin menjadi sakit, rasa lelah dan sakait ini sifatnya hanya sementara.

Seperti telah diterangkan di atas, akibat–akibat sinar pengerjaan las terutama pada mata operator las atau orang lain. Dengan mengetahui akibat-akibat tersebut di atas operator las atau pembantu operator las atau orang yang melihat harus mengenakan alat-alat pengaman, seperti kaca mata (topeng las) dan lain sebagainya. Sehingga operator las atau pembantu las dapat bekerja dengan aman. Dan untuk mencengah kontaminasi cahaya terhadap orang lain, daerah pengelasan sebaiknya diberi sekap pembatas yang tahan percikan api pengelasan.

2. Bahaya Gas

Beberapa jenis gas yang berbahaya bagi kesehatan terdapat pada proses pengelasan. Baik berupa gas yang digunakan dalam proses pengelasan tersebut, maupun gas-gas yang timbul karena proses pengelasan itu sendiri. Timbulnya gas yang berbahaya pada pengelasan tergantung dari jenis logam yang dilas maupun jenis elektroda (bahan pengisi) yang digunakan. Pengetahuan tentang jenis-jenis bahan yang dikerjakan dan elektroda yang digunakan ini akan menyelamatkan operator dari resiko bahaya keracunan gas. Asap yang timbul pada proses pengelasan juga merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, karena asap ini biasanya mengandung partikel-partekil logam yang sangat halus yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Partikel kecil lain yang cukup berbahaya adalah partikel-partikel yang ditimbulkan pada proses penggerindaan, karena proses penggerindaan ini merupakan awal sebelum benda kerja dilas, maupun sebagai pengerjaan akhir dari hasil pengelasan.

(13)

menggunakan APD yang semestinya, padahal sudah jelas kalau asap dari proses pengelasan itu sangat berbahaya. Disamping kita sakit mata apabila mata kita terkena asapnya secara langsung maupun tidak langsung dan masih banyak bahaya yang akan ditimbulkan dari pekerjaan tersebut. Terdapat 2 (dua) tipe gas yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1. Gas yang dipergunakan untuk keperluan pengelasan, pemotongan,

antara lain oksigen, karbon monoksida, acetylene, gas alam, hydrogen, propan, butan dan gas untuk pelindung seperti argon, helium, carbon dioksida dan nitrogen.

2. Gas yang ditimbulkan selama proses pengelasan, antara lain ozon, nitrogen dioksida, carbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen chloride dan phosgene.

Pengaruh gas-gas tersebut diatas terhadap tubuh manusia adalah sebagai berikut :

a. Gas Carbon Monoksida ( CO )

Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin ( Hb ) yang akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .

b. Gas Carbon Dioksida (CO2)

Gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2 terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat pengelasan tertutup.

c. Gas Nitrogen Monoksida (NO)

Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan hemoglobin (Hb) seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari hemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh hemoglobin. Hal ini menyebabkab kekurangan oksigen yang dapat membahayakan sistem syaraf.

d. Gas Nitrogen Dioksida ( NO2)

(14)

menyebabkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau paru–paru.

e. Gas Ozon

Gas ozon ini terjadi karena reaksi foto kimia dari sinar ultra violet. Bila seseorang bernafas dalam udara yang mengandung 0,5 ppm ozon selama 3 jam akan merasa sesak nafas. Pada konsentrasi 1 – 2 ppm dalam waktu 2 jam orang akan merasakan pusing, sakit dada dan kekeringan pada saluran nafas.

Udara mengandung kurang lebih 21 % oksigen dan campuran kurang lebih 79% nitrogen dengan sejumlah kecil gas-gas lain. Untuk dapat bernafas dengan baik diperlukan minimum 18 % oksigen. Sedangkan kalau kurang dari persentase tersebut akan dapat mengakibatkan pusing-pusing, pingsan atau bahkan kematian. Namun kandungan oksigen besar dari 21 % juga sangat berbahaya karena akan dapat meningkatkan bahaya kebakaran atau peledakan. Beberapa peraturan di Negara maju mempersyaratkan kandungan oksigen dalam udara yang baik adalah 19,5 %.

Gas pelindung seperti halnya karbon dioksida, helium atau argon akan bercampur dengan udara bebas setelah dipergunakan dalam proses pengelasan. Apabila gas-gas ini berada dalam jumlah yang sangat besar akan sangat berpengaruh pada udara yaitu dengan berkurangnya kadar oksigen dalam udara. Untuk mengantisipasi hal tersebut di dalam pekerjaan pengelasan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Gas argon lebih berat dari pada udara sehingga cenderung akan berada di bagian bawah lantai kerja atau akan terakumulasi di dalam suatu cekungan.

2. Gas helium lebih ringan dari pada udara sehingga mempunyai tendensi akan terkumpul di bagian atas ruang kerja.

(15)

4. Sebelum memulai suatu pekerjaan yakinkanlah bahwa di tempat tersebut cukup mempunyai ventilasi.

Ozon dapat timbul sebagai interaksi sinar ultraviolet yang dipancarkan dari busur las dengan oksigen di udara. Ozon ini mempunyai bau yang sangat menyengat dan dapat menimbulkan iritasi saluran pernafasan. Ozon akan menjadi probem utama dalam pengelasan. GMAW alluminium, terutama alluminium silicon filler alloy 4043. namun pada pengelasan otomatik, busur las sebaiknya ditutup dengan kaca atau plastic yang dapat mengabsobsi radiasi sinar ultra violet.

Gas berbahaya lain yang ditimbulkan dalam proses pengelasan antara lain adalah gas dari pelapis logam dan pelarut

Pada beberapa kasus pengelasan tanpa menghilangkan pelapis logam tidak diijinkan karena disamping menghasilkan hasil yang kurang baik juga pelapis logam dapat menimbulkan gas-gas beracun.

Uap dari solven yang menimbulkan dipergunakan untuk membersihkan cat, atau campuran cat sendiri dapat menghasilkan phosgene dan hydrogen chloride yang sangat berbahaya bila terkena sinar ultraviolet. Untuk menghindari hal ini sebelum melakukan pengelasan jangan membersihkan logam dengan solven, jangan mengelas di dekat pekerjaan pengecatan yang menggunakan solven dan jauhkanlah kaleng-kalen penyimpanan solven dari daerah pengelasan.

3. Bahaya Arus Listrik

(16)

seberapa efektif kontak dengan tegangan listrik tersebut. Tegangan listrik (voltage) induk yang masuk ke peralatan listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk 3 phase dan 240 atau 120 volt untuk single phase. Tegangan ini sering disebut sebagai tegangan primair. Pada beberapa peralatan tegangan listrik ini diturunkan dengan mempergunakan transformer untuk memperoleh tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang dibutuhkan pada terminal output alat las biasanya sekitar 80 volt bila tidak ada arus (OCV, open circuit voltage), dan tegangan akan menjadi 20 – 30 volt bila arus mengalir dan nyala busur las di bentuk.

Perbedaan teganan listrik bagian primair dan sekundair ini sangat penting untuk diketahui.

Tegangan tinggi pada sisi primair dari mesin las sangat berbahaya, namun tegangan pada sisi sekundair pun tidak boleh diabaikan karena dapat pula menyebabkan kejut (shock) yang seruis.

Beberapa type mesin las seperti halnya plasma welding mempunyai tegangan sekundair cukup tinggi. Bahaya ikutan yang dapat terjadi akibat shok yang sebenarnya hanya mengejutkan dapat menjadi fatal karena posisi kerja juru las, misalnya juru las berada ditempat yang tinggi dapat terjatuh dan lain sebagainya.

Serangan arus listrik umumnya berasal dari kabel yang isolasinya rusak / sobek, sambungan yang tidak terisolasi dengan baik, atau akibat pembumian / arde peralatan yang tidak berfungsi dengan baik. Sarung tangan dan pakaian kerja yang basah atau lembab, lantai yang basah, dan udara lembab juga menjadi penyebab sengatan arus listrik.

Untuk mengurangi risiko sengatan listrik saat mengelas pada lantai kerja dari pelat baja, gunakan karpet atau alas kaki yang bersifat isolator.

(17)

Periksa denyut nadi, dan jika tidak terasa, berikan pernapasan buatan dan segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. Jika korban sadar, bawa ke tempat yang sejuk. Beri ia air minum dan segera bawa ke dokter. 4. Bahaya Panas

Semua benda kerja hasil pengerjaan las berada dalam kondisi panas. Bila benda tersebut tersentuh atau jatuh ke benda yang suhu leburnya rendah, maka akan terjadi bahaya kebakaran. Sebagai contoh : benda hasil pengerjaan las menimpa selang gas asetelin. Kemudian terjadi ledakan, karena gas asetelin/LPG mempunyai sifat explosif dan mudah terbakar, dan akhirnya terjadi kebakaran. Kecelakaan tersebut, diakibatkan oleh lingkungan yang kurang baik. Jadi semua pihak atau pekerjanya sendiri harus menjaga lingkungannya aman, tertib, dan nyaman, sehingga dapat menimbulkan gairah dan semangat bekerja. 5. Bahaya Kebakaran

(18)

perusahaan. Namun peranan tenaga kerja dalam pencegahan dan penanggulangannya sangat penting. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar, atau gas dari sinar api atau panas api yang ditimbulkan pada saat pengelasan.

Tata tertib yang baik di ruang kerja sangat membantu dalam mencegah terjadinya api dan ledakan. Tempat kerja arus selalu bersih, rapi, dan bebas dari bahan-bahan yan mudah terbakar dan meledak. Jika mengelas ditempat yang tinggi, pasanglah sekat api yang terbuat dari seng atau tirai yang tahan api untuk mencegah menyebarnya bara api yang jatuh. Lantai yang retak, berlubang, atau bercelah harus segera ditutup untuk mencegah masuknya percikan bunga api dan metal menyala.

Banyak luka bakar kecil terjadi akibat tidak dipakainya alat pelindung diri ataupun memakai pelindung diri tetapi tidak benar / tepat untuk mencegah luka bakar pada lengan, palailah sarung tangan las yang sesuai dan lengan baju kerja jangan digulung. Berilah tanda ‘ Panas ’ atau beri tutup maupun pelindung benda kerja yang baru dilas, agar tidak dipegang atau tersentuh oleh pekerja lain.

f. Bahaya Kebisingan

Tingkat bising yang tinggi dalam pekerjaan pengelasan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Guna mengurangi pengaruh bahaya terhadap juru las atau orang yang bekerja di dekat pekerjaan pengelasan disarankan penggunaan pelindung telinga.

Tingkat kebisingan yang dihasilkan dalam pekerjaan pengalasan adalah sebagai berikut :

(19)

Pelindung telinga harus dipergunakan pada waktu mengerjakan arc gauging atau pekerjaan lain yang menimbulkan tingkat kebisingan (dB) yang cukup tinggi.

C. Perlindungan dari Bahaya Pengelasan

Untuk dapat membantu terjaminnya keselamatan kerja las, tenaga kerja perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peninjauan Lokasi Pengelasan

Dari hasil survei akan dapat ditentukan Iangkah-langkah penanganan oleh pihak pengawas. seperti penyediaan baju tahan panas bagi pengelasan di tempat yang sangat panas, peiindung pendengaran bagi pengelasan di tempat yang bising, sabuk pengaman di tempat yang tinggi, dan pelindung kedap air di tempat yang basah. Selain itu, perlu juga dipersiapkan pengujian pendahuluan di tempat yang mengandung gas-gas yang berbahaya, rambu-rambu peringatan, blower penyuplai udara segar di tern pat yang pengap, serta alat perlindungan pernapasan di tempat yang banyak polusi debu.

b. Peralatan yang Dilas

Peralatan yang akan dilas harus dibersihkan dengan cara dibilas. Hal ini bertujuan agar terhindar dari kandungan gas yang berbahaya. Selain itu harus mendapat izin dari pihak pengawas operasi instalasi yang akan mengukukur kelayakan pengelasan.

c. Peralatan Pengelasan

Berikut hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

 Mesin las harus dalam keadaan baik, tidak rusak.

Welding set tidak boleh cacat.

Stang los dan ground harus dalam keadaan baik. Tidak boleh

menghubungkan ujung kabel telanjang pada bidang las. Sisa tembaga yang menempel pada permukaan baja dapat menyebabkan keretakan yang sangat cepat.

 Rambu-rambu peringatan dan lembar selubung pelindung busur nyala

(20)

d. Peralatan Bantu

Selain peralatan utama, dalam pengelasan diperlukan alat-alat bantu, di antaranya sebagai berikut.

 Botol-botol acetylene, propan, serta zat asam yang harus dalam keadaan

bails dan telah diuji tekan.

 Regulator masih berfungsi dengan baik

 Selang gas tidak dalam keadaan cacat.

 Gerinda las masih berfungsi dengan baik

e. Peralatan Keselamatan Perorangan

Berikut yang termasuk jenis peralatan perorangan yang dibutuhkan dalam pengelasan.

 Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun. Pada

saat pengelasan leher baju harus dikancingkan untuk menghindari percikan api las masuk ke dalam baju.

 Topi katun untuk pemasangan topeng las.

 Topeng las untuk melindungi mata dan muka. Pada saat pengelasan

mata akan terlindungi dari radiasi panas, sinar ultraviolet dan infra merah.

 Sarung tangan dari kulit.

 Selongsong kaki dari kulit dan sepatu keselamatan.

 Pelindung dada dari kulit (apron).

f. Peralatan Las Perseorangan

Seseorang yang melakukan pengelasan harus mengetahui peralatan yang harus dipakai, balk yang bersifat perseorangan maupun kelompok. Berikut peralatan pengelasan yang bersifat perseorangan.

(21)

tembaga untuk pengelasan paduan tembaga. Pemakaian yang tertukar dapat mengakibatkan karat. Sikat kawat yang terbuat dari tiga logam tersebut, pahat runcing yang terbuat dari baja, dan stainless steel.

Peralatan khusus seperti: tang pengukur anus/ tegangan, kapur pengukur suhu permukaan bahan (tempil stick)

Peralatan keselamatan kerja harus dipakai dan dimanfaatkan. Semua petunjuk dan nasehat pihak pengawas pelaksanaan pekerjaan harus ditaati demi keselamatan dan menyangkut kelangsungan produksi serta kelestarian lingkungan. Pelanggaran terhadapWPS (Welding Procedure Specification) yang telah disetujui dapat berakibat fatal. Pengelasan tidak boleh dimulai sebelum ada “lampu hijau” dari pengawas operasi.

Banyak pekerjaan pengelasan menggunakan bahan bakar gas dan ada bahaya api serta ledakan yang mengintai. Maka diperlukan penanganan dan penyimpanan botol-botol gas. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Pastikan dan perhatikan label pada pada gas sebelum dipakai. Jangan terlalu yakin bahwa botol gas yang akan dipakai berisi oksigen (O2), karena ada risiko isinya berbeda.

2. Jika memindahkan botol, harus tetap berdiri tegak dan tutup pengaman kepala botol selalu terpasang. Sebaiknya memakai kereta botol gas.

3. Gunakan gas dan botol yang asli dari pabrik pemasok. Jika botol sudah kosong, tutuplah keran, lepaskan regulator dan pasang kembali tutup pengaman botol, dan beri tanda bahwa botol sudah kosong.

4. Sebelum memindahkan atau menyimpan botol gas setelah selesai bekerja, kosongkan sisa gas pada selang penyalur dan petunjuk tekanan harus menunjukkan angka nol. Seleai bekerja tutuplah kran sampai rapat dan jangan lupa tutup pengaman kepala botol harus dipasang.

(22)

6. Simpan botol dengan aman dari benturan, terpisah dan terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, sumber-sumber panas juga dari kemungkinan kebocoran arus listrik dari kabel listrik.

Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan. Berikut ini adalah alat perlindungan diri yang sangat penting untuk digunakan dalam proses pengelasan:

1. Pakaian Kerja

Dengan menggunakan pakaian kerja, juru las akan merasa nyaman dalam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat mengotori pakaiannya. di samping itu pula dengan menggunakan pakaian kerja juru las memiliki keleluasaan untuk bergerak mengahadapi pekerjaannya. Pakaian kerja dapat terbuat dari bahan katoon, kulit atau levis. Pakaian kerja juru las dibuat lengan panjang dan bercelana panjang. 2. Helm Las

Helm las/topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las (sinar ultraviolet, infra red), radiasi panas las serta percikan bunga api las. Apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan terbakar dan sel-sel kulit maupun daging akan rusak. Pada helm las tertentu didesain dilengkapi dengan masker hidung, yang fungsinya adalah melindungi diri dari asap las dan debu pengelasan. asap las dan debu ini akan mengganggu pernapasan dan dapat mengakipatkan penyakit paru-paru (pernapasan) serta ginjal.

3. Kacamata Las (google)

(23)

abu-abu, coklat atau hijau. Hal-hal penting yang harus diperlukan oleh seorang operator las dalam memilih gogel, anatara lain :

a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya

c. Memiliki sifat-sifat yang tidak melelahkan mata

d. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai

4. Apron (Pelindung Dada)

Apron berfungsi untuk melindungi dada dari sinar ultra violet, infra red, percikan bunga api las dan panas pengelasan. Pelindung dada ini terbuat dari kulit yang lentur.

5. Sarung Tangan

Percikan las dan terak las yang ditimbulkan pada saat pengelasan dapat menimbulkan luka bakar. Hal ini bisa terjadi terutama pada saat melakukan pengelasan tegak dan diatas kepala . Operator las harus menggunakan sarung tangan kulit yang memenuhi syarat untuk menghindari keringat pada saat menggunakannya, sebaiknya pada bagian dalam diberi kain katun. Selain sarung tangan dari bahan kulit, ada juga sarung tangan dari bahan asbes. Sarung tangan ini sesuai bila di pakai untuk memegang benda-benda panas.

6. Sepatu Boot

Untuk melindungi bagian kaki operator dan jatuhnya benda panas, operator harus menggunakan sepatu las yang memenuhi syarat, seperti sepatu bot dengan bahan asbeston. Selain itu operator las harus menggunakan celana panjang dari bahan asbes, untuk melindungi percikan-percikan api pada saat pengelasan.

7. Pelindung Telinga

(24)
(25)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengelasan adalah proses penyambungan material-material menggunakan panas atau tekanan atau keduanya, dengan atau tanpa logam pengisi yang mempunyai temperatur leleh hampir sama

2. Sumber bahaya dalam pengelasan yaitu radiasi sinar, gas, arus listrik, panas, kebakaran, dan kebisingan.

3. Alat perlindungan diri dalam pengelasan yaitu pakaian kerja, helm las, kacamata las, apron, sarung tangan, sepatu boot, dan pelindung telinga.

B. SARAN

1. Sebaiknya tenaga kerja memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dalam pengelasan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar SGOT tikus Wistar antara kelompok tikus Wistar yang hanya diberi parasetamol

Peran dasar dari agregator sebagai alat pengembangan koleksi perpustakaan adalah untuk menambah koleksi perpustakaan dengan berbagai situs web yang menyediakan sumber

Data yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan program pembangunan pendidikan dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan pendataan pendidikan. Pendataan pendidikan

1 Kestabilan nilai rupiah antara lain merupakan kestabilan terhadap harga- harga barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi.Untuk mencapai tujuan tersebut,

bakteri Azospirillum sp.PRDl, dan produksi inokulum, penentuan waktu produksi optimum dan fase pertumbuhan bakteri, ekstraksi dan produksi ekstrak kasar lipase dan

Untuk mengidentifikasi kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII G SMP N 1 Minggir Kabupaten Sleman, dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan

Dari pernyataan berikut di atas yang tergolong dalam geografi fisik adalah… a.. Pada sebuah peta selalu tercantum legenda, tujuan dan dari penggunaan komoponen ini

Pemberian informasi secara tidak langsung dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan, diantaranya penyebaran brosur dan leaflet, penempelan poster,