• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan Keselamatan Kerja K3 pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesehatan Keselamatan Kerja K3 pdf"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

kemurahanNya laporan Keselamatan dan Keshatan Kerja di Bengkel Otomotif yang ada

pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta ini dapat kami selesaikan sesuai dengan harapan. Dalam laporan ini

penyusun membahas mengenai permasalahan manajemen dan penerapan kesehatan

kerja di bengkel otomotif, Fakultas Tekni Universitas Negeri Yogyakarta dengan

menggunakan analisis K3, 5R analisis Hazard dan resiko yang mungkin terjadi. Dengan

Acuan aturan-aturan keselamatan kesehatan kerja yang baku dan diakui secara global

yakni Ergonomic checkpoints dan standar manajemen K3 (SMK3). Tak hanya

membahas potensi bahaya (Hazard) yang ada dibengkel otomoif, namun dalam laporan

ini juga dibahas mengenai rekomendasi atau solusi yang sebaiknya dilakukan sebagai

langkah upaya menanggulangi dan juga mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi

Laporan ini dibuat dalam rangka memeberi pengetahuan dan pemahaman

tentang bahaya apa saja yang mungkin terjadi khusunya yang ada di bengkel otomotif

fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Apa resiko yang akan dapat dialami,

serta memberi pemahaman tentang bagaimana cara meminimalisirdan bahkan

menghilangkan potensi bahaya yang ada.

Dalam proses penyusunan laporan K3 ini tentunya kami mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terimakasih kami sampaikan

kepada bapak solikhin selaku dosen Pembimbing K3 di jurusan pendidikan Teknik

Otomotif, Bapak K. Ima Ismara selaku dosen pengampu mata kuliah K3 di Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro, dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

Otomotif dan Pendidikan Teknik Elektro, yang secara langsung maupun tidak turut serta

(3)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 3

Penulis Menyadari betul, Penulisan Laporan ini masih banyak kekurangan

disana-sini. Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang membangun dari para pembaca sangat kami

nantikan. Demikian Laporan K3 ini dibuat, semoga bermanfaat dan menjadi koreksi

bersama

Sleman, 21 Juli 2014

(4)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 4

PENDAHULAN

A.

Latar Belakang

Bekerja dalam linkgunan yang baik, sehat, serta aman apastilah menjadi harapan oleh

semua pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja

pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat

makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja.

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.

Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan

yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan

lingkungan dan situasi kerja.

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang

berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan

tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin

keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian

lainnya.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya

untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan

Penyakit akibat kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan

minum bergizi.

B. Metode

Adapun metode yang dilakukan dalam identifikasi dan penyusunan laporan ini adalah dengan

melakukan studi pustaka, studi lapangan dan bimbingan terhadap dosen pengampu di bengkel

(5)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 5 bapakDrs. Moch. Solikin, M.Kes. penelitian ini menerapkan prinsip riset dan development, R&D.

Dimana riset dilakukan dengan melakukan identifikasi hazard yang ada di bengkel otomotif,

dengan menggunakan isntrumen yang sebelumnya telah dibuat. Kemudian dilakukan

development, yaitu tidak lanjut terhadap permasalahan yang muncul di bengkel otomotif dalam

(6)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 6

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dalam bahasa Inggris

disebut sebagai Occupational Health and Safety,disingkat OHS. K3 atau OHS adalah kondisi

yang harus diwujudkan ditempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu

pengetahuandan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan

budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara

konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

Program K3 adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu

manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan

manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan

beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program

(DK3N, 1993). Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang

memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan paparan

bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi :

1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi

2. berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.

3. Membuat prosedur keamanan.

4. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan peralatan

5. baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.

6. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.

7. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.

8. Rapat bulanan P2K3

9. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat

pelindung diri, standar keselamatan yang baru.

10.Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan

dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan semaunya. Suatu program

keselamatan dan kesehatan kerja dibuat berdasarkankondisi dan kebutuhan nyata di tempat

(7)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 7

Program keselamatan dankesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing

perusahaan sehinggatidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak

lain(Ramli, 2010).

B.

5S/5R

5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan olehmanajemen dalam usaha memelihara ketertiban,

efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara

menyeluruh.[1] Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar

dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S.[1] Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah

5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[1]

Isi dari 5S antara lain :

1. 整理 (seiri), Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak

diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang

benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[1][2]

2. 整頓 (seiton), Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan

sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.[1][2]

3. 清楚 (seiso), Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja

sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.[1][2]

4. 清潔 (seiketsu), Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus

(8)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 8

5. 躾け (shitsuke), Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja

dalam menjalankan seluruh tahap 5S.[1][2]

Penerapan 5S harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya.[1][3] Jika tahap pertama

(seiri) tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya pun tidak akan dapat dijalankan

secara maksimal, dan seterusnya.[1][3]

RINGKAS

Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan

yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana

yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti

sangat berguna bagi sebuah perusahaan.

Langkah melakukan RINGKAS :

1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.

2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.

3. Beri label warnamerah untuk barang yang tidak digunakan

4. Siapkan tempat untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang-barang yang

tidak digunakan.

5. Pindahkan barang barang yang berlabel merah ketempat yang telah ditentukan.

RAPI

Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal

mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat

diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana

benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.

1. Langkah melakukan RAPI :

2. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan

saat dibutuhkan

3. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ketempat yang telah dirancang dan

disediakan

4. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian

(9)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 9 RESIK

Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan

barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan

dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga pada tingkat office boy. Langkah melakukan

RESIK :

1. Penyediaan sarana kebersihan,

2. Pembersihan tempat kerja,

3. Peremajaan tempat kerja, dan

4. Pelestarian RESIK.

RAWAT

Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telah dicapaipada 3R sebelumnya

dengan membakukannya (standardisasi).

Langkah melakukan RAWAT :

1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan

2. Komunikasikan kesetiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja

RAJIN

Prinsip Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan

meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan

positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat.

Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN”

Langkah melakukan RAJIN :

1. Target bersama,

2. Teladanatasan

3. Hubungan/komunikasi di lingkungankerja

4. Kesempatanbelajar

C. Ergonomik

Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan

Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu

(10)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 10

Dra Nurlaila AM, M.Kes menyebutkan bahwa terdapat enam tujuan ergonomik, yaitu

menghindari terjadinya kecelakaan kerja, dalam rangka efisiensi kerja, untuk

kekpentingan kesejahteraan, pembebanan rendah-hasil besar, penyesuaian alat dan

lengkungan kerja, serta pencegahan sakit dan kecelakaan kerja.

Adapun manfaat penerapan ergonomik adalah mencegah cedera, meningkatkan kualitas

hidup, meningkatkan kualitas kerja, serta mengurangi kelelahan dan ketidak nyamanan

kerja. Upaya penerapanya dapat melalui menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan pengaturan suhu, cahay, kelembaban, agar

sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

Lebih lanjut International Labour Office (ILO), menjelaskan bahwa terdapat 46

checkpoint/checklist yang dikelompokan menjadi 8 sub bagian. Delapan sub bagian itu

meliputi

1. Penyimpanan dan penanganan bahan

2. Desain stasiun kerja

3. Keamanan mesin

4. Pengendalian bahan berbahaya

5. Penerangan

6. Fasilitas dan pelayanan kesejahteraan

7. Ruangan tempat kerja

8. Tata kerja dan organisasi

(sumber : Ergonomic Checkpoints, ILOO Books)

D. Hazard

Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki

risiko menimbulkan hasil yang negatif (Cross, 1998). Bahaya diartikan sebagai potensi dari

rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika

salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya

terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan

menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter, 1999) Dalam terminology

(11)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 11

1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)

Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang dapat

menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta kerusakan property perusahaan.

Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain:

a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti tersayat,

terjatuh, tertindih dan terpeleset.

b. Bahaya Elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik

c. Bahaya Kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable (mudah terbakar)

d. Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya explosive.

2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)

Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan gangguan

kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis bahaya

kesehatan antara lain:

a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non- pengion, suhu

ekstrim dan pencahayaan.

b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan seperti

antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.

c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual handling dan postur janggal.

d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di

lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur) yang bersifat

patogen.

e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi

(12)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 12

ANALISIS DATA PENGAMATAN

A.

Siklus Rencana pelaksanaan identifikasi K3

Identifikasi K3 di bengkel otomotif jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dilakukan

dari kajian pustaka dan membuat instrumen identifikasi yang mengacu pada ECP dan

SMK3. Kemudian dari checklist instrumen, dilakukan identifikasi masalah yaitu mendata

potensi bahaya (hazarad) yang ada dibengkel otomotif untuk selanjutnya di analisis dan

dikendalikan resiko yang mungkin muncul darinya.

Instrumen Identifikasi

Konsulatasi

B.

Indikator pengamatan

semua jenis material,

kondisi dan cara operasi alat,

metoda kerja,

posisi/tempat,

ketinggian dan

kandungan yang terdapat dalam alat

lingkungan di mana pekerjaan akan dilaksanakan

(13)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 13

indikator Sangat

baik

baik Kurang

baik

Tidak

baik

Hydrant v

Alat pemadam kebakaran v

Tata tertib pengunjung

Tata tertib praktikan, dan dosen v

Tempat sampah v

Saluran air bersih yang memadai v

Fentilasi sebagai sirkulasi udara v

Panduan mengguakan alat v

APD (safety helmet, shoes, safety gloves,

masker, kacamata)

v

Jalur evakuasi v

Titik kumpul v

Emergency exit v

Cahaya dari matahari v

Cahaya dari lampu penerangan v

Alat kebersihan v

Kursi dan meja yang memadai v

Kotak obat v

Poster k3 dan himbauan v

Kebersihan v

Loker tas v

(14)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 14 C. IDENTIFIKAS HAZARD

Potensi bahaya (Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat

menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau

kemampuan melaksakan fungsi yang telah ditetapkan.

Berikut adalah identifikasi Potensi Hazard yang ada di bengkel otomotif Jurusan

Pendidikan Teknik Otomotif:

1.

Ditinjau dari jenis bahaya yang ditimbulkan

Bahaya Fisis (Mekanik & Elektrik)

a.

Benda bergeraklurus/linear movement (mesin penempa, mesin potong, ban

berjalan, mobil dll)

b.

Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane, gerinda, pulley,

katrol dll)

c.

Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan metal/partikel/zat kimia,

semprotan berte kanan dll); Pengangkatan/Pengangkutan (beban terlalu

berat/cepat) dll.

Bahaya Benda Diam (static hazards): Bahaya perbedaan elevasi/ gravitasi;

Bahaya air; Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja; Bahaya konstruksi

(jembatan/perancah ambruk dll); Bahaya pemasangan; (sambungan/baut tidak

kuat dll). Cahaya (terang,gelap dll); Bising; Suhu (ruang, benda); Tekanan

(tinggi, rendah); Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infra red dll); Radiasi

ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir dll), Getaran.

Bahaya Kimia

Bahan bakar kendaraan, bensin maupun solar, cairan aki, zat sisa pembakaran

kendaraan.

Bahaya Biologi

Kuman,bakteri, virus, jamur, Cacing, Tumbuh-tumbuhan, Hewan, serangga.

Aspek Ergonomi

(15)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 15

Aspek psikologis

Stress, Hubungan tidak harmonis, Problem keluarga dll

(16)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 16

PENYEBAB LANGSUNG terjadinya kecelakaan

E.

Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian yang tak diinginkan, datangnya

tiba-tiba dan tidak terduga yang menyebabkan kerugian pada manusia (luka, cacat, sakit,

meninggal), perusahaan (kerusakan properti, terhentinya proses produksi).

Jenis-jenis Kecelakaan Kerja yang terjadi di bengkel otomotif diantaranya

adalah :

1. 0rang Yang Terjatuh

a) Orang yang terjatuh dari ketinggian (pohon, gedung, scaffolding, penyangga,

tangga, lifting equipment, mesin, kendaraan)

b) Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama, terpeleset dan sebagainya.

2. Tertimpa / Terkena Benda Jatuh

a) Keruntuhan/kejatuhan (peralatan praktik, trainer, tumpukan barang)Runtuh

(gedung, dinding, penyangga, tangga)

b) Tertimpa benda jatuh saat penanganan

c) Tertimpa benda jatuh yang tidak terklasifikasi.

3. Tersandung, Terbentur Benda-benda selain Benda Jatuh

a) Tersandung sesuatu

(17)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 17

c) Tertabrak benda-benda yang bergerak

d) Tertabrak benda-benda yang tak tersusun rapi di bengkel

4. Terjebak/Terjepit Di dalam atau Diantara suatu Tempat/Benda

a) Terjebak di dalam suatu tempat, misal ruang pewarnaan dibengkel chasis

b) Terjepit oleh alat-alat praktik, misal lifting equipment, forklift, dan laninya

5. Gerakan Yang Mengeluarkan Tenaga Yang Berlebihan/ Berat

a) Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda-benda praktik

b) Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik benda saat memindahkan

alat misal, accu, tabung oksigen dan trainer praktek

c) Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas benda

6. Terpapar atau Kontak Dengan Temperatur Yang Berlebihan

a) Terpapar suhu panas (udara/lingkungan), terutama panas oleh mesin-mesin

motor di bengkel otomotif

b) Terpapar suhu dingin (udara/lingkungan)

c) Kontak dengan basah atau benda panas

7. Terpapar atau Kontak Dengan Arus Listrik

a) Rangkaian Listrik yang ada dibengkel kurang terawat dan rapi

b) Kelistrikan yang ada dalam kendaraan mobil maupun motor

8. Terluka, teriris, terpotong, dan luka luar

Potensi cidera akibat kesalahan K3 di bengkel otomotif berdasar bagian tubuh

yang masuk pada kategori riskan:

1. Bagian Kepala:

a) Daerah Tempurung Kepala (tengkorak, otak, kulit kepala)

b) Mata (meliputi orbit dan syaraf mata)

c) Telinga

d) Wajah / muka

e) Kepala

f) Kepala, pada daerah yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

2. Leher (meliputi tenggorokan dan tengkuk tulang belakang) 3. Batang Tubuh:

(18)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 18

berdampingan, spinal cord)

b) Dada (tulang rusuk, tulang dada, organ-organ dalam dari dada)

c) Perut (meliputi organ-organ dalam)

d) Panggul

4. Lengan Atas (Upper Limb):

a) Bahu (meliputi tulang ketiak dan bilah bahu)

b) Lengan bagian atas

c) Lengan bawah.

d) Pergelangan tangan.

e) Tangan (selain jari).

5. Tungkai/Percabangan Bagian Bawah:

a) Daerah paha

b) Lutut

c) Tungkai (tungkai bagian bawah)

d) Kaki (selain jari kaki) 6. Cedera Umum:

a) Sistem sirkulasi secara umum

b) Sistem pernafasan secara umum. c) Sistem pencernaan secara umum.

d) Sistem Syaraf secara umum.

e) Cedera umum yang lainnya.

f) Cedera umum yang tidak terspesifikasi.

F.

Pengendalian risiko

1.

Menggunanakan APD (Alat Pelindung Diri)

APD yang dugunakan di bengkel otomotif Meliputi sarung tangan, safety shoes,

pakain kerja (wearpack), masker, kacamata dan pelindung telinga

2.

Memasang poster K3 di bengkel otomotif, sebagai bentuk edukasi kepada para

pekerja

3. Melakukan sesuatu dengan Cara Kerja yang efisien, yaitu meminimalisasi risiko dengan

meminimalisasikan kesalahan manusiawi

(19)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 19

a.

Mengadakan

training

untuk

meningkatkan

kemampuan

dan

keterampilan para pekerja

b.

Melakukan pengawasan dan disiplin secara wajar

c.

Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas

5.

Menegakan aturan keselamatan kerja secara tegas yang mendukung

upaya-upaya menekan angka kecelakaan dan cidera akibat kerja

6.

Penyediaan dan pemasangan alat-alat vital sebagai komponen pengamanan

dalam bengkel, seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K, jalur evakuasi

(20)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 20

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

(21)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 21

G. Data Pengamatan

Berikut ini adalah data pengamatan yang telah dilakukan:

1. Area Kerja

Analisis

Penataan alat kerja yang baik akan memudahkan praktikan (pekerja) dalam hal berpindah dan mengakses barang-barang yang digunakan ketika bekerja. Diperlukan space yang cukup untuk menyimpan barang-barang yang belum digunakan saat bekerja, namun mudah dalam hal akses pengambilanya. Jalur transportasi di dalam bengkel juga harus jelas, dengan adanya garis jalan yang didalamnya steril dari barang-barang praktek. Karena penataan barang-barang yang kurang baik akan berpotensi timbulnya kecelakaan kerja.

Resiko

 Tertabrak,terjatuh, terpeleset.

 Kesulitan akses area kerja dan mencari barang

 Area kerja cenderung akan mudah kotor

 Menghambat tindakan evakuasi

 Bepengaruh terhadap aspek psikologys karena area kerja yang sumpek

Solusi

 Penataan ruang kerja dengan menerapakan

 5R

1. Ringkas : simpan barang-barang yang tidak diperlukan saat praktek

2. Rapi : Penataan barang sesuai dengan temptanya dengan baik, diklasifikasi, layout yang baik

3. Resik (membersihkan): Menjaga kebersihan bengkel

4. Rawat : merawat semua peralatan 5. Rajin

 Menyimpan barang-barang yang tidak digunakan pada area tertentu yang tidak mengganggu kegiatan praktik, namun mudah akses untuk mengambilnya.

Tambahan

Luas area kerja harus disesuaikan dengan jumlah alat dan jumlah orang yang bekerja didalamnya.

Point Penting

Manajemen penyimpanan dan meletekan barang-barang dengan baik dan diklasifikasikan sesuai jenisnya. Jalur transportasi didalam bengkel harus steril.

Persyaratan Fisik Bengkel pada umumnya : 160 m² kaca/tembus cahaya ± 25% dari luas lantai dan cahaya listrik ± 500 lux.

(22)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 22

2.

Penerangan Dan Ventilasi

Analisis

Perawatan Alat penerangan kurang baik, beberapa sudah berkarat dan ada lampu yang tidak dipasang. Karena kurang penerangan, berpotensi tabrakan dikarenakan agak gelap. Ventilasi udara, terbatas hanya ada pada jedela. Seharusnya ada ventilasi ruang yang dinamis, yang akan membantu sirkulasi udara dalam ruang. Karena kondisi bengkel jika tertutup (ketika tidak di pakai) pengkap dan kurang sirkulasi udara.

Resiko

 Lampu Penerangan yang menggantung bisa jatuh karena kondisi penyangga yang berkarat

 Resiko tertabrak, terpeleset dsb

 Gangguan penglihatan seperti rabun dan pernapasan seperti ispa.

 Aspek psikologys karena pengapnya udara di bengkel

Solusi

Melakukan perawatan secara rutin terhadap alat-alat penenerangan, dan memastikan semua menyala dengan baik

Memberikan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara

Point Penting

Intensitas cahaya cukup dan ventilasi sebagai sirkulasi udara

Stroom aki, isi ulang air accu dan

(23)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 23 3.

Mengangkat Barang Berat

Analisis

Memindahkan Alat-alat berat tidak boleh dilakukan dengan sebarangan, perlu bantuan alat agar tidak terjadi kecelakaan kerja ataupun lainya. Salah satunya adalah dengan forklift. Namun Kurangnya

perawatan dan belum adanya tempat khusus untuk meletakan forklift menjadi masalah. Hal itu dapat membuat rusak dan tidak terawat.

Resiko

 Gangguan pernapasan, karena forklift yang penuh debu

 Kerusakan alat, karena kurang perawatan

Hazard kimia : debu, dan asap sisa pembakaran forklift

Hazard mekanik : Terlindas

Solusi

 Meletakan forklift ditempat khusus yang bersih dan aman saat tidak dioperasikan

 Ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu kegiatan praktek

 Perawatan alat

Perhatikan

 Kelengkapan keselamatan yang ada pada Forklift

 Batas berat maksimum yang boleh diangkat dan keseimbangan beban  Posisi garpu saat memindahkan

barang dan pada saat melewati turunan atau tanjakan

 Mengangkat beban yang menutupi pandangan

Kondisi yang dilalui sesuai dengan jenis Forklift yang digunakan  Keadaan fisik Forklift dan cara

(24)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 24 Tabel tindakan untuk beberapa beban

Point Penting

 Menggunakan Forklift untuk

memindahkan barang-barang berat  Penempetan Forklift yang sesuai dan

(25)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 25

4. Modul Praktikum dengan Rol Roda

Analisis

Memindahkan Barang berat dengan cara diangakat cenderung memiliki potensi bahaya lebih banyak, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk memobilisasi barang-barang berat dengan mudah. Yakni dengan menggunakan rol pada setiap peralatannya. Jalur Transoprtatsi peralatan belum ada dan masih licin. Tidak ada batas garis penempatan alat untuk menyimpan.

Resiko

Hazard Fisis : roda terselip dan terjatuh belum ada jalur, sehingga berpotensi tertabrak

Tambahan

Biarpun sudah menerapkan prinsip mobile, namun kurang menerapkan prinsip rapi dan Rawat.

Solusi

 Melakukan Pengontrolan secara rutin roda rol agar tetap pada kondisi baik.  Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja memindahkan barang (safety shoes)

(26)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 26

5. Kondisi Lantai Bengkel

Analisis

Lantai kerja sudah rusak dan tidak rata, sehingga akan mengganggu mobilitas pekerja, kecelakaan transportasi dan menghambat kinerja para pekerja. Garis kerja pun juga tidak jelas

5s :

Tidak Menerapkan prinsip rawat dan resik di bengkel ini

Resiko

Hazard Fisis : Dinamis (terjatuh, terpeleset, dan tertimpa)

 Tidak optimal kinerja pekerja  Menimbulkan kecelakaan pekerja  Kecelakaan akibat kerja :

Pekerja terjatuh mengakibatkan memar, tergores, bahkan jika terkena alat berbahaya dapat berakibat fatal.

Solusi

(27)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 27

6.

Denah bengkel dan Jalur

Evakuasi

Analisis

Keberadaan peta jalur evakuasi sulit diakses, dan minimnya tanda petunjuk jalur evakuasi. Belum adanya petunjuk Emergemcy Exit dan titik kumpul dimana harus berlindung diri ketika ada sesauatu yang berabahaya

5s:

 Tidak menerapkan prinsip rapi dan cenderung semerawut

 Tidak dipasang di tempat strategis

Resiko

Hazard Fisis : Dinamis (Trejatuh, terluka, terpeleset)

 Tidak pahamnya denah bengkel

berakibat kebingungan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan untuk evakuasi

 Dapat berakibat fatal ketika terjadi

keadaan emergency (kebakaran, Bencana Alam, dsb)

Peyakit akibat kerja :

a) Cacat fisik akibat keadaan darurat mis, kebakaran

b) Kematian

c) Memar, luka lsayatan, terjatuh efek domino seperti patah tulang,

perubahan kondisi tulang , gagar otak, dan bahkan luka berat

Solusi

 Denah Evakuasi ditempatkan pada tempat yang strategis agar mudah di ketahui oleh siapapun yang masuk ke bengkel itu

(28)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 28

7.

Bahan Mudah Terbakar

Analisis

Menyimpan bahan yang mudah terbakar harus dilakukan dengan baik dan tepat, karena kesalahan penyimpanan bahan-bahan kimia akan berakibat fatal. Pemisahan bahan kimia dan bahan yang mudah terbakar, dan penglasifikasian penyimpnanan perlu dilakukan. Perlu tindakan khusus dalam menangani bahan-bahan kimia.

5s:

 Penataan bahan berbahaya harus diperhatikan

 Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik

 Penataan bahan berbahaya harus diperhatikan

 Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik

Resiko

Potensi bahaya

 Dapat terbakar jika terkena percikan api

 Kecelakaan kerja

 Dapat membakar bengkel jika terjadi kebakaran sehingga akan terjadi kerugian materi

Penyakit akibat kerja

 Iritasi, keracunan, penyakit

pernapasan, penyakit organ dalam

 Luka bakar atau bahkan kematian

Solusi

 Memisahkan bahan yang berbahaya dan mudah terbakar dari api

 Menyusun barang agar terlihat rapi dan mudah digunakan

 Dilakukan pengkalsifikasian antara bahan kimia berbahaya, tidak

berbahaya, mudah dan tidah mudah terbakar

(29)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 29

8.

Organisasi kerja

Analisis

Posisi papan tidak pada tempatnya yang mudah dibaca

Tulisan sangat kecil sehingga agak sulit dibaca

5S :

Posisi papan tidak pada tempat yang strategis sehingga kurang bisa dibaca

Resiko

Hazard Fisis : dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)

Kecelakaan akibat kerja:

Dapat membuat pekerja berlaku kesalahan dalam bekerja

Penyakit akibat kerja:

Memar dan terjatuh, dan bahkan jika terjatuh mengenai alat yang berbahaya dapat menyebabkan luka berat.

Solusi

(30)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 30

9.

Penyimpanan

Barang-Barang

Analisis

Penataan barang yang terlalu tinggi dapat berpotensi jatuh dan menimpa apaun yang ada dibawahnya. Diperlukan Alat untuk memidahkan dan mengangkat box-box itu. Perlu adanya ada handle untuk mengangat dan memindahkan.Barang-barang sudah di tumpuk rapi, namun ketinggian penyusunan harus diperhatikan. Ada barang-barang yang mudah berpotensi jatuh diatas tumpukan.

Posisi tumpukan yang berdekatan dengan jalur lalu lintas orang berjalan.

Resiko

Hazard Fisis: dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)

 Kerusakan alat karena terjatuh

 Kecelakaan kerja, yakni dapat tertimpa maupun tertindih

Solusi

Disediakan tempat Khusus untuk menyimpan tumpukan box, yang jauh dari aktifitas manusia.

Gunakan Alat-alat pelindung diri saat mengankat dan memindahkan box (sepatu, helm, sarung tangan)

Point Penting

(31)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 31 10.

Ventilasi

Analisis

ventilasi ruangan belum cukup sehingga berdampak pada pengapnya ruangan dan sirkulasi udara di ruangan kurang baik

5s:

Tidak memakai prinsip resik rapi, terlihat kotor berdebu

Resiko

Penyakit akibat kerja : Gangguan pernafasan, alergi, gatal-gatal karena debu.

 Aspek psikology terganggu, karena kondisi ruangan yang tidak nyaman

Solusi

Sirkulasi udara harus diperhatikan

Penempatan ventilasi perlu, untuk mensuplai udara bersih masuk ke ruangan

Ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:

 Lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling berhadapan agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

 Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama tinggi dari lantai agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

 Cerobong udara keluar dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udarayang baik dalam ruang (efek cerobong).

 Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udaramasuk mengenai daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0,30 m-1,80m diatas lantai.

 Lubang-lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi horizontal dan vertikal.

(32)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 32

Pipa saluran pemadam kebakaran

Analisis

Alat pemadam kebakaran tidak menjangkau semua ruangan cukup membahayakan pekerja 5s. Pipa terpasang kurang rapi dan Tidak terawatt dengan baik

Potensi bahaya:

 Kebakaran yang sulit ditanggulani krn kondisi bengkel kurang pengamanan pemadam kebakaran

 Penyakit akibat kerja:

 Pipa pemadam kurang terawatt dapat menghambat proses pemadaman krn kurang optimal

 Dapat terjadi cacat fisik bahkan meninggal.

Solusi

 Perawatan saluran pipa pemadam kebakaran di bengkel.

(33)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 33

Tempat Sampah

Analisis

Tempat pembuangan sampah dari sisa praktek tidak dipisah antara organik dan anorganik. Untuk sampah berupa limbah sisa hasil praktikum/kerja juga blum di kalsifikasikan sesuai dengan jenisnya. Perlu adanya tindakan untuk pengolahan sampah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik sampah agar tidak mencemari lingkungan. Dengan tercemarnya lingkungan, maka akan mimcu banyak masalah baru yang bermunculan

5s:

Tidak menerapkan prinsip rapi

Resiko

Hazard Biologis : Bakteri, virus, dan Jamur

Kecelakaan kerja:

Tercampurnya bahan bahan sisa yang mungkin dapat berbahaya dalam tempat sampah

 Terkontaminasi bahan bahan sisa yang berbahaya

 Penyakit akibat kerja:

Gatal gatal, alergi penyakit kulit

Solusi

 Menyediakan Tempat Sampah yang cukup untuk Area kerja serta

Pengklasifikasian sampah sesuai dengan jenisnya

 Tempat sampah memiliki penutup

 Mengolah Sampah dengan Baik dan benar

(34)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 34 Pertongolongan Pertama Pada

Kecelakaan

Analisis

kotak P3K sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja harus ada di area kerja. Penempatan kotak P3K harus pada tempat strategis agar mudah diakses.

Tidak ada fasilitas pendukung kotak P3K misal, tempat untuk menangani orang yang luka, tandu dsb. Kelengkapan minimal yang harus ada didalam kotak P3K belum

terpenuhi

5S:

Penataan obat dan lainya didalam kotak tidak rapi.

Resiko

 Hazard fisis : karena kotak P3K diletakan pada tempat yang tidak sesuai akan berpotensi, tertabrak, terjatuh, dan tertimpa.

 Penempatan kotak P3K yang tidak strategis akan membuat tindakan tanggap darurat dapat tertunda, dan berdampak pada korban

 Kelengkapan kotak P3K yang kurang dapat membingungkan ketika terjadi keadaan darurat

Solusi

 Penempatan P3K harus diletakan di tempat-tempat strategis, mudah diakses dan tidak menggangu kenyamanan

 Kelengkapan isi dari kotak P3K harus diperhatikan

 Adanya prosedur untuk tanggap darurat, dari kecelakaan ringan sampai parah

 Kotak P3K harus ada yang portabel dan yang mudah diraih.

Standart Isi minimal yang harus ada dalam peti/kotak P3K bentuk I (pekerjaa: 25-100)

 10 gram kapas putih

 1 rol pembalut pembalut gulung lebar 2,5 cm

 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm

 1 pembalut segi tiga (mitella)

 1 pembalut cepat steril/snelverband

 10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm

 1 rol plester lebar 2,5

 10 plaster cepat (mis, tensoplast, dll)

 1 Gunting

 1 Buku catatan

 1 Buku pedoman P3K

 1 Daftar isi peti

 Obat anti mual dan anti diare (misal: valoid, lomotil)

 Antihistamin oral bebas (misal: Claritin)

(35)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 35

Bekerja dengan Alat Praktik

Analisis

Dibengkel otomotif sering bekerja dengan alat-alat berupa roda gear yang berputar. Praktik transmisi, gardan dan lainya harus hati-hati dalam menanganinya. Roda gear yang tidak ada tutup pelindungnya dapat memicu timbulnya kecelakaan

Resiko

Hazard Fisis :dinamis (Tergores, Terpotong, tertimpa dan sebagainya)

 Kecelakaan Akibat kerja :

 Jika tidak berhati-hati dapat berakibat fatal,

 Tangan terpotong, dan baju terlilit.

Solusi

 Menggunakan Alat Pelindung Diri (safety gloves)

 Menjaga jarak dengan alat saat parktik

 Memberi penutup pada alat agar lebih aman

Tambahan

Menjaga keselamatan dengan menerapkan prinsip lockout dan takeout.

Lockout

 Mematikan saklar, memutuskan arus, mengisolasi mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif serta aman.

 Sebuah alat sering dipasang pada mekanisme energi yangdiisolasi tsb, untuk tetap menjaga keamanan pada posisi tak aktif (off).

 Sebuah gembok dipasang, sehingga peralatan atau mesin tersebut tidak dapat digerakkan.

Tagout

(36)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 36

Mesin Bubut

Analisis

Mesin bubut menggunakan konsep putaran, sehingga perlu kehati-hatian dalam bekerja dengan alat ini. Serpihan besi, dari hasil pembubutan dapat mengenai mata dan kulit yang itu berbahaya untuk keselamatan diri.

Resiko

Hazard Fisis : terkena serpihan besi, tergores, terluka, tertususk

 Kecelakaan Akbiat kerja ;

 Gangguan penglihatan, luka sayatan/tertusuk

Solusi

 Menggunakan Alat Pelindung diri (wearpack, sepatu, sarung tangan, kacamata)

(37)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 37

Accumulator (aki)

Analisis

Aki adalah sumber arus listrik yang mengandung bahan kimia untuk melakukan reaksi. Bahaya listrik pada aki tidaklah terlalau besar, namun dalam hal pengisian aki perlu diperhatikan. Asam sulfat yang ada pada aki juga berbahaya jika terkena kulit langsung. efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar.

Resiko

 Hazard chemist : H2so4 (Asam Sulfat)  Salah rangkian dalam aki dapat

menyebabakan kejut listrik

 Uap air aki mengandung hydrogen dan akan meledak jika terkena api

 Asam sulfat bersifat korosif dan berbahaya untuk kulit

Penyakit akibat kerja:

Tersengat listrik, luka bakar, iritasi

Solusi

 Merangkai dengan baik dan benar

 Tidak boleh menyalakan api dekat aki, seperti menyalakan korek, merokokk dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak

 Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya

 Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya

 Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutuhkan mata

(38)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 38

Garis Pembatas Area Jalan

Analisis

Garis Pembatas jalan banyak yang pudar dan kurang jelas sehingga dapat menyebabkan tabrakan dan tergelincir. Garis jalan yang bewarna kuning sangat penting untuk memberikan tanda bahwa didalam garis adalah daerah transportasi yang steril oleh barang-barang praktek

Resiko

Hazard fisis : dinamis (terjatuh, tergores, tertabrak), mekanis

 Kecelakaan akibat kerja : memar, luka sayatan, terjatuh dengan efek domino seperti patah tulang, terjatuh dan mengenai alat yang berbahaya

Solusi

 Dilakukan pengecatan ulang pada garis-garis pembatas jalan.

 Standar jalur transportasi per area jalan adalah 150-200 cm

 Garis warna kuning untuk jalan keluar/masuk, pintu terbuka, garis lalulintas, pola selang-seling

(39)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 39

Alat Pemadam Kebakaran

Analisis

Alat pemadam kebakaran tersedia di beberapa titik di bengkel otomotif, namun masih kurang perawatan. Terlihat dari kotornya apkar, yang akan berpotensi kerusakan pada apkar sendiri. Penempatan alat pemadam kebakaran yang strategis namun tidak mengganggu dalam kegiatan kerja menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tanda-tanda (sign) apkar perlu dilengkapi agar memudahkan dalam menggunakanya.

Resiko

Hazard Chemist : debu

 Kerusakan Apkar, tertundanya evakuasi

 Penempatan apkar yang tidak

strategis akan menimbulkan kesulitan jika dsewaktu-waktu dibutuhkan

Kecelakaan akibat kerja:

Peran alat pemadam kebakaran tentunya sangat vital di bengkel otomotif,

mengingat dibengkelini terdapat paktik bahan bakar yang memiliki resiko yang cukup tinggi. Apabila kondisi kerusakan ini dilakukan pembiaran maka

keselamatan bengkel dan penguna menjadi terancam oleh adanya bahaya kebakaran

Penyakit Akibat Kerja : Terjatuh, gangguan pernapasan, terbakar.

Solusi

Meletakan alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup di tempat-tempat yang strategis dan tidak mengganggu kegiatan kerja.

(40)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 40

Alat pemadam permanen (Hydrant)

Analisis

Area Bengkel Kerja sudah tersedia Alat pemadam kebakaran permanen, yaitu berupa hidrant. Hidrant ini sangat vital untuk memabantu alat-alat pemadam api ringan yang tersedia didalam ruang. Kelengkapan hydrant ini adalah selang perpanjangan. Namun penempatan selang dibengkel otomotif ini tidak di letakan di sekitar hydrant. Sehingga apabila, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan menunda proses pemadaman

Resiko

 Akan kebingungan mencari selang, jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran

 Proses pemadaman yang tertunda akan berakibat kerugian material maupun kecelakaan manusia

 Penyakit akibat kerja

 Tertabrak, jatuh, memar karena panik

 Luka bakar akibat lamanya tindak

Solusi

a) Perletakan hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan

b) Melakukan pengujian secara berkala pada pompa dan pada sistem

 Setelah semua atau sebagian instalasi dipasang harus dilakukan pengujian kebocoran.

 Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada persyaratan teknis hidran.

 Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun darurat

 Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus memenuhi persayaratan teknis hidran secara serempak.

 Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.

(41)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 41

evakuasi

Tanda dan Poster K3

Analisisis

Pemasangan tanda (sign) dan poster di bengkel otomotif masih kurang. Hal ini menjadi penting karena, melalui poster-poster sebagai media penyampai informasi kepada pekerja agar mengutamakan K3. Selain masih kurang, penempatan poster-poster juga belum tepat. Penempatan terkesan tidak rapi dan resik yang pada titik tertentu masih bercampur dengan benda lain yang menhalanginya.

Resiko

Hazard Chemical: debu

 Kecelakaan akibat kerja :

Petunjuk sesuai poster diabaikan karena tidak terbaca, sehingga akan meggadaikan keselamatan pekerja. Seperti terjatuh, terbakar, tersengat listrik dan terpotong.

 Cacat fisisk akibat kecelakaan kerja, tertabrak, memar luka sayatan, terjatuh dan bahkan kematian karena mengabaiakan peringatan

 Pemasangan poster yang sembarangan akan mengganggu dalam kerja

Solusi

 Tanda-tanda dan poster-poster bisa ditingkatkan jumlahnya

(42)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 42

Alat-Alat Tangan

Analisis

Alat-alat tangan di bengkel otomotiif menjadi alat yang sering sekali digunakan oleh pekerja saat kerja bengkel. Oleh karena itu perlu perawatan yang baik serta melakukan manajemen penyimpanan yang baik pula. Perawatan yang kurang akan menyebabkan kotor dan rusaknya peralatan. Selain itu kelengkapan dari peralatanjuga masih kurang.

Resiko

Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, dsb)

 Aspek psikologys : kebingungan saat mencari alat-alat tangan yang diperlukan

 Alat-alat tangan yang kotor akan mengganggu kesehatan pekerja

Solusi

 Melakukan pengklasifikasian alat-alat tangan sesuai dengan jenisnya dan ukuranya.

 Manajeman penyimpanan dengan baik dan ringkas

(43)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 43

Instalasi Listrik

Analisis

Instalasi Listrik telah menerapkan prinsip rapi, dengan pelindung instalasi warna orange. Sesuai dengan standar baku yang diakui secara global. Namaun dibeberapa sambungan masih nampak kurang rapi, yang sewaktu-waktu dapat berpotensi terjadi kejut listrik dan fatalnya dapat menimbulkan kebakaran

Resiko

 Rangkaian yang dibiarkan tidak rapi akan berpotensi terjadi kejut listrik, dan orang yang ada didekatnya akan

tersengat listri. Dan akan terjadi konsleting listrik, yang akan memincu terjadinya kebakaran

Hazard Fisis : terbakar, tersengat

Kecelakaan akibat kerja :

Terjatuh, tertabrak, dan terkena kejut listrik

Penyakit akibat kerja :

Hal ini akan menyebabkan efek domino yakni dengan masih adanya arus listrik dan dapat menyebabkan kejut listri

Solusi

 Melakukan perawatan terhadap semua instalasi listrik secara rutin/berkala

(44)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 44

Manajemen Penyimpann

Bahan

Analisis

Mengingat Terbatasnya ruang di area bengkel kerja maka diperlukan manajemen penyimpanan. Barang-darang praktik dilarang untuk ditaruh dilantai. Karena jika dibiarkan lama, akan berpotensi berkarat dan rusak. Salah satu cara nya adalah dengan menggunakan rak bertingkat. Sehingga terbatasnya ruang dapat dibuat seefektif mungkin.

Resiko

Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, terjepit, tertindih dsb)

 Tidak adanya pengelompokan alat akan membuat bingung saat mencari barang

Solusi

 Menyimpan alat-alat kerja ketika tidak digunakan kedalam rak.

 Untuk menghemat ruangan yang terbatas pada bengkel kerja, gunakan rak vertikal

 Rak diletakan di tempat aman, yang jauh dari tempat kegiatan kerja. Namun mudah diakses dalam pengambilanya

 Jenis rak disesuaikan dengan

(45)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 45

Meja Kerja Bengkel

Analisis

Meja Praktek sangat sering bersentuhan dengan tangan. Meja praktek yang baik adalah meja yang rata dan kokoh serta yang bersih. Namun disini meja memiliki pinggiran meja yang cukup tajam dan dapat melukai tangan.

Resiko

Hazard fisis : Meja praktik yang memiliki tepi yang runcing, berbahaya bagi pekerja

 Meja yang kotor akan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja

Kecelakaan akibat kerja : Tertabrak, terjatuh, dan tergores

Penyakit akibat kerja:

 Kondisi meja yang kurang baik dapat menimbulkan luka sayatan pada tangan, memar, patah tulang, infeksi dan

sebagainya.

Solusi

Melapisi meja dengan pelapis yang keras yang aman untuk pekerja dengan tepi meja tidak tajam (tumpul)

(46)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 46

Stroom Aki

Analisis

Praktek isi ulang (stroom) aki dilakukan ketika daya pada aki telah berkurang. Butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan ini. Kesalahan merangkai dapan pula beresiko buruk. Perhatikan lankah-langkah ketika sedang melakukan stroom aki.

Resiko

Hazard Fisis : Bekerja dengan listrik, maka ada potensi untuk tersengat.

 Karena aki mengandung bahan kimia, maka uap dari aki dapat berpotensi terbakar

 Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak.

Solusi

 Jangan merokok di dekat aki, terutama saat diisi-ulang, karena gas dari dalam aki mudah menyala dan terbakar, juga dapat meledak

 Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan

terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak.

 Penggunaan sekring dengan ukuran ampere yang tepat dapat mengurangi resiko terbakarnya adaptor.

(47)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 47

Daftar Pustaka

Pinnagoda, Chandra.1996.”Ergonomic checkpoints. Practical and easey-toomploment solutions for improving safety,health, and working conditions”.Geneva : International Labour Office Usman dkk.2013.”Workshop safety Audit report”. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. Karya tidak di terbitkan

Thurman.J.E, dkk.1993.”Peningkatan Produktivitas Sekaligus Perbaikan Tempat Kerja”. Jakarta:PT Komunikajaya Pratama

Ikhwan Muhammad. “Ergonomi”. Diakses dari http://www.konsultasik3.com/p/egonomik.html

(48)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 48

LAMPIRAN

Gambar

Tabel tindakan untuk beberapa beban

Referensi

Dokumen terkait

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam api portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal kebakaran, selain itu pula karena bentuknya

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) | Distributor / Agen / Toko / Penjual Alat Pemadam kebakaran murah | Refill (isi ulang) tabung Pemadam : Altek, Chubb, Gunnebo, Starvvo, Servvo,

a. jaminan kecelakaan kerja. Menurut fakta yang penulis dapatkan, di Dinas Pemadam Kebakaran tidak terdapat koperasi para pekerja/buruh padahal untuk meningkatkan

4. Pengisian kembali APAR yang sudah kadaluarsa agar selalu siap pakai. a) Buat daftar hal apa saja yang diperiksa pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 5. Pemeriksaan kelengkapan

Alat yang digunakan adalah kuesioner Nordic Body Map, alat pemadam api Nyapar, kamera android atau digital, desain formasi pemadam api hasil (Hardiansyah et al.

Panas.. Alat pemadam api ringan dapat dibagi berdasarkan : 1) Jenis media pemadam. Pasir dan tanah, fungsi utamanya adalah membatasi jalannya kebakaran, namun untuk

Alat pemadam kebakaran yang tepat untuk bahaya kebakaran di laboratorium harus dipasang dengan baik ke benda yang diam yang mudah dijangkau dan tidak bisa dijatuhkan.. Silakan merujuk

Cipta Krida Bahari selama 3 bulan yaitu Safety Induction, Safety Patrol, Safety Talk, Training kebakaran, Checklist APAR Alat Pemadam Api Ringan, APAB Alat Pemadam Api Berat, dan