Analisis
Penataan alat kerja yang baik akan memudahkan praktikan (pekerja) dalam hal berpindah dan mengakses barang-barang yang digunakan ketika bekerja. Diperlukan space yang cukup untuk menyimpan barang-barang yang belum digunakan saat bekerja, namun mudah dalam hal akses pengambilanya. Jalur transportasi di dalam bengkel juga harus jelas, dengan adanya garis jalan yang didalamnya steril dari barang-barang praktek. Karena penataan barang-barang yang kurang baik akan berpotensi timbulnya kecelakaan kerja.
Resiko
Tertabrak,terjatuh, terpeleset.
Kesulitan akses area kerja dan mencari barang
Area kerja cenderung akan mudah kotor
Menghambat tindakan evakuasi
Bepengaruh terhadap aspek psikologys karena area kerja yang sumpek
Solusi
Penataan ruang kerja dengan menerapakan
5R
1. Ringkas : simpan barang-barang yang tidak diperlukan saat praktek
2. Rapi : Penataan barang sesuai dengan temptanya dengan baik, diklasifikasi, layout yang baik
3. Resik (membersihkan): Menjaga kebersihan bengkel
4. Rawat : merawat semua peralatan 5. Rajin
Menyimpan barang-barang yang tidak digunakan pada area tertentu yang tidak mengganggu kegiatan praktik, namun mudah akses untuk mengambilnya.
Tambahan
Luas area kerja harus disesuaikan dengan jumlah alat dan jumlah orang yang bekerja didalamnya. Point Penting
Manajemen penyimpanan dan meletekan barang-barang dengan baik dan diklasifikasikan sesuai jenisnya. Jalur transportasi didalam bengkel harus steril.
Persyaratan Fisik Bengkel pada umumnya : 160 m²
kasar
: ± 20% dari luas lantai …±30m²
-langit : ± 4 – 5 meter
kaca/tembus cahaya ± 25% dari luas lantai dan cahaya listrik ± 500 lux.
1 phase dan 3 phase dilengkapi dengan exhaust fan.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 22
2. Penerangan Dan Ventilasi
Analisis
Perawatan Alat penerangan kurang baik, beberapa sudah berkarat dan ada lampu yang tidak dipasang. Karena kurang penerangan, berpotensi tabrakan dikarenakan agak gelap. Ventilasi udara, terbatas hanya ada pada jedela. Seharusnya ada ventilasi ruang yang dinamis, yang akan membantu sirkulasi udara dalam ruang. Karena kondisi bengkel jika tertutup (ketika tidak di pakai) pengkap dan kurang sirkulasi udara.
Resiko
Lampu Penerangan yang menggantung bisa jatuh karena kondisi penyangga yang berkarat
Resiko tertabrak, terpeleset dsb
Gangguan penglihatan seperti rabun dan pernapasan seperti ispa.
Aspek psikologys karena pengapnya udara di bengkel
Solusi
Melakukan perawatan secara rutin terhadap alat-alat penenerangan, dan memastikan semua menyala dengan baik
Memberikan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara
Point Penting
Intensitas cahaya cukup dan ventilasi sebagai sirkulasi udara Kegiatan Umum Jenis/Lokasi Pekerjaan Illuminance lux (lux) Rata-rata Illuminance lux (lux) Minimum terukur Perpindahan Orang, alat/mesin dan kendaraan Jalur Lori, koridor, jalur pejalan, dan jalur sirkulasi 20 5 Perpindahan orang, mesin, kendaraan, pada area berbahaya, yang tidak memerlukan perhatian detail. Ex: mengangkat dengan forklift Ruang bebas, lokasi bengkel, memindahkan barang-barang berat dan berbahaya. Misal, Aki, tabung oksigen, bahan bakar dsb 30 20 Pekerjaan yang membutuhkan sedikit ketelitian
Stroom aki, isi ulang air accu dan sebagainya 100 50 Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sedang sampai tinggi Praktik transmisi, kelistrikan, pengelasan, dan sebagaianya 200-500 100-200
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 23 3.
Mengangkat Barang Berat
Analisis
Memindahkan Alat-alat berat tidak boleh dilakukan dengan sebarangan, perlu bantuan alat agar tidak terjadi kecelakaan kerja ataupun lainya. Salah satunya adalah dengan forklift. Namun Kurangnya
perawatan dan belum adanya tempat khusus untuk meletakan forklift menjadi masalah. Hal itu dapat membuat rusak dan tidak terawat.
Resiko
Gangguan pernapasan, karena forklift yang penuh debu
Kerusakan alat, karena kurang perawatan
Hazard kimia : debu, dan asap sisa pembakaran forklift
Hazard mekanik : Terlindas
Solusi
Meletakan forklift ditempat khusus yang bersih dan aman saat tidak dioperasikan
Ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu kegiatan praktek
Perawatan alat Perhatikan
Kelengkapan keselamatan yang ada pada Forklift
Batas berat maksimum yang boleh diangkat dan keseimbangan beban Posisi garpu saat memindahkan
barang dan pada saat melewati turunan atau tanjakan
Mengangkat beban yang menutupi pandangan
Kondisi yang dilalui sesuai dengan jenis Forklift yang digunakan Keadaan fisik Forklift dan cara
melakukan pemeriksaannya,dan sebagainya
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 24 Tabel tindakan untuk beberapa beban
Point Penting
Menggunakan Forklift untuk
memindahkan barang-barang berat Penempetan Forklift yang sesuai dan
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 25
4. Modul Praktikum dengan Rol Roda
Analisis
Memindahkan Barang berat dengan cara diangakat cenderung memiliki potensi bahaya lebih banyak, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk memobilisasi barang-barang berat dengan mudah. Yakni dengan menggunakan rol pada setiap peralatannya. Jalur Transoprtatsi peralatan belum ada dan masih licin. Tidak ada batas garis penempatan alat untuk menyimpan.
Resiko
Hazard Fisis : roda terselip dan terjatuh belum ada jalur, sehingga berpotensi tertabrak Tambahan
Biarpun sudah menerapkan prinsip mobile, namun kurang menerapkan prinsip rapi dan Rawat.
Solusi
Melakukan Pengontrolan secara rutin roda rol agar tetap pada kondisi baik. Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja memindahkan barang (safety shoes)
Memberikan garis kuning untuk pemsah dan garis putih untuk penyimpanan, yakni dengan jarak 150-200 cm untuk garis kuning
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 26
5. Kondisi Lantai Bengkel
Analisis
Lantai kerja sudah rusak dan tidak rata, sehingga akan mengganggu mobilitas pekerja, kecelakaan transportasi dan menghambat kinerja para pekerja. Garis kerja pun juga tidak jelas
5s :
Tidak Menerapkan prinsip rawat dan resik di bengkel ini
Resiko
Hazard Fisis : Dinamis (terjatuh, terpeleset, dan tertimpa)
Tidak optimal kinerja pekerja Menimbulkan kecelakaan pekerja Kecelakaan akibat kerja :
Pekerja terjatuh mengakibatkan memar, tergores, bahkan jika terkena alat berbahaya dapat berakibat fatal.
Solusi
Perbaikan lantai dan pengecatan garis kerja agar mobilisasi para pekerja di area kerja lacar tanpa ada yang terpeleset, terjatuh, tergelincir dll.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 27
6. Denah bengkel dan Jalur
Evakuasi
Analisis
Keberadaan peta jalur evakuasi sulit diakses, dan minimnya tanda petunjuk jalur evakuasi. Belum adanya petunjuk Emergemcy Exit dan titik kumpul dimana harus berlindung diri ketika ada sesauatu yang berabahaya
5s:
Tidak menerapkan prinsip rapi dan cenderung semerawut
Tidak dipasang di tempat strategis Resiko
Hazard Fisis : Dinamis (Trejatuh, terluka, terpeleset)
Tidak pahamnya denah bengkel
berakibat kebingungan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan untuk evakuasi
Dapat berakibat fatal ketika terjadi
keadaan emergency (kebakaran, Bencana Alam, dsb)
Peyakit akibat kerja :
a) Cacat fisik akibat keadaan darurat mis, kebakaran
b) Kematian
c) Memar, luka lsayatan, terjatuh efek domino seperti patah tulang,
perubahan kondisi tulang , gagar otak, dan bahkan luka berat
Solusi
Denah Evakuasi ditempatkan pada tempat yang strategis agar mudah di ketahui oleh siapapun yang masuk ke bengkel itu
Pemasangan tanda-tanda jalur evakuasi, emergency exit dan titik kumpul.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 28
7. Bahan Mudah Terbakar
Analisis
Menyimpan bahan yang mudah terbakar harus dilakukan dengan baik dan tepat, karena kesalahan penyimpanan bahan-bahan kimia akan berakibat fatal. Pemisahan bahan kimia dan bahan yang mudah terbakar, dan penglasifikasian penyimpnanan perlu dilakukan. Perlu tindakan khusus dalam menangani bahan-bahan kimia.
5s:
Penataan bahan berbahaya harus diperhatikan
Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik
Penataan bahan berbahaya harus diperhatikan
Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik Resiko
Potensi bahaya
Dapat terbakar jika terkena percikan api
Kecelakaan kerja
Dapat membakar bengkel jika terjadi kebakaran sehingga akan terjadi kerugian materi
Penyakit akibat kerja
Iritasi, keracunan, penyakit
pernapasan, penyakit organ dalam
Luka bakar atau bahkan kematian
Solusi
Memisahkan bahan yang berbahaya dan mudah terbakar dari api
Menyusun barang agar terlihat rapi dan mudah digunakan
Dilakukan pengkalsifikasian antara bahan kimia berbahaya, tidak
berbahaya, mudah dan tidah mudah terbakar
Memberikan peringatan agar tidak sembarangan menggunaka bahan kimia, dengan memasang tanda-tanda keselamatan
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 29
8. Organisasi kerja
Analisis
Posisi papan tidak pada tempatnya yang mudah dibaca
Tulisan sangat kecil sehingga agak sulit dibaca
5S :
Posisi papan tidak pada tempat yang strategis sehingga kurang bisa dibaca Resiko
Hazard Fisis : dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)
Kecelakaan akibat kerja:
Dapat membuat pekerja berlaku kesalahan dalam bekerja
Penyakit akibat kerja:
Memar dan terjatuh, dan bahkan jika terjatuh mengenai alat yang berbahaya dapat menyebabkan luka berat.
Solusi
Membuat papan organisasi kerja yang lebih jelas tulisannya dan menyimpannya ditempat yang dapat dilihat semua pekerja.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 30
9. Penyimpanan
Barang-Barang
Analisis
Penataan barang yang terlalu tinggi dapat berpotensi jatuh dan menimpa apaun yang ada dibawahnya. Diperlukan Alat untuk memidahkan dan mengangkat box-box itu. Perlu adanya ada handle untuk mengangat dan memindahkan.Barang-barang sudah di tumpuk rapi, namun ketinggian penyusunan harus diperhatikan. Ada barang-barang yang mudah berpotensi jatuh diatas tumpukan.
Posisi tumpukan yang berdekatan dengan jalur lalu lintas orang berjalan.
Resiko
Hazard Fisis: dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)
Kerusakan alat karena terjatuh
Kecelakaan kerja, yakni dapat tertimpa maupun tertindih
Solusi
Disediakan tempat Khusus untuk menyimpan tumpukan box, yang jauh dari aktifitas manusia.
Gunakan Alat-alat pelindung diri saat mengankat dan memindahkan box (sepatu, helm, sarung tangan)
Point Penting
Manajemen penyimpanan, jangan terlalu tinggi dalam menumpuk dan penempatannya jangan di dekat area kerja.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 31 10.
Ventilasi
Analisis
ventilasi ruangan belum cukup sehingga berdampak pada pengapnya ruangan dan sirkulasi udara di ruangan kurang baik
5s:
Tidak memakai prinsip resik rapi, terlihat kotor berdebu
Resiko
Penyakit akibat kerja : Gangguan pernafasan, alergi, gatal-gatal karena debu.
Aspek psikology terganggu, karena kondisi ruangan yang tidak nyaman
Solusi
Sirkulasi udara harus diperhatikan
Penempatan ventilasi perlu, untuk mensuplai udara bersih masuk ke ruangan
Ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:
Lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling berhadapan agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.
Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama tinggi dari lantai agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.
Cerobong udara keluar dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udarayang baik dalam ruang (efek cerobong).
Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udaramasuk mengenai daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0,30 m-1,80m diatas lantai.
Lubang-lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi horizontal dan vertikal.
Untuk kenyamanan ruang, kecepatan aliran udara dibuat berkisar antara0,10-0,15 m/detik. Untuk kesehatan tidak melebihi 0,5 m/det, atau kurangdari 0,10 m/det
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 32
Pipa saluran pemadam kebakaran
Analisis
Alat pemadam kebakaran tidak menjangkau semua ruangan cukup membahayakan pekerja 5s. Pipa terpasang kurang rapi dan Tidak terawatt dengan baik
Potensi bahaya:
Kebakaran yang sulit ditanggulani krn kondisi bengkel kurang pengamanan pemadam kebakaran
Penyakit akibat kerja:
Pipa pemadam kurang terawatt dapat menghambat proses pemadaman krn kurang optimal
Dapat terjadi cacat fisik bahkan meninggal.
Solusi
Perawatan saluran pipa pemadam kebakaran di bengkel.
Alat pemadam kebakaran dibuat otomatis dan dapat menjangkau seluruh ruangan.
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 33
Tempat Sampah
Analisis
Tempat pembuangan sampah dari sisa praktek tidak dipisah antara organik dan anorganik. Untuk sampah berupa limbah sisa hasil praktikum/kerja juga blum di kalsifikasikan sesuai dengan jenisnya. Perlu adanya tindakan untuk pengolahan sampah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik sampah agar tidak mencemari lingkungan. Dengan tercemarnya lingkungan, maka akan mimcu banyak masalah baru yang bermunculan
5s:
Tidak menerapkan prinsip rapi
Resiko
Hazard Biologis : Bakteri, virus, dan Jamur
Kecelakaan kerja:
Tercampurnya bahan bahan sisa yang mungkin dapat berbahaya dalam tempat sampah
Terkontaminasi bahan bahan sisa yang berbahaya
Penyakit akibat kerja:
Gatal gatal, alergi penyakit kulit Solusi
Menyediakan Tempat Sampah yang cukup untuk Area kerja serta
Pengklasifikasian sampah sesuai dengan jenisnya
Tempat sampah memiliki penutup
Mengolah Sampah dengan Baik dan benar
Pemisahan jenis sampah harus dilakukan Penempatan tempat sampah harus diperhatikan
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 34 Pertongolongan Pertama Pada
Kecelakaan
Analisis
kotak P3K sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja harus ada di area kerja. Penempatan kotak P3K harus pada tempat strategis agar mudah diakses.
Tidak ada fasilitas pendukung kotak P3K misal, tempat untuk menangani orang yang luka, tandu dsb. Kelengkapan minimal yang harus ada didalam kotak P3K belum
terpenuhi
5S:
Penataan obat dan lainya didalam kotak tidak rapi.
Resiko
Hazard fisis : karena kotak P3K diletakan pada tempat yang tidak sesuai akan berpotensi, tertabrak, terjatuh, dan tertimpa.
Penempatan kotak P3K yang tidak strategis akan membuat tindakan tanggap darurat dapat tertunda, dan berdampak pada korban
Kelengkapan kotak P3K yang kurang dapat membingungkan ketika terjadi keadaan darurat
Solusi
Penempatan P3K harus diletakan di tempat-tempat strategis, mudah diakses dan tidak menggangu kenyamanan
Kelengkapan isi dari kotak P3K harus diperhatikan
Adanya prosedur untuk tanggap darurat, dari kecelakaan ringan sampai parah
Kotak P3K harus ada yang portabel dan yang mudah diraih.
Standart Isi minimal yang harus ada dalam peti/kotak P3K bentuk I (pekerjaa: 25-100)
10 gram kapas putih
1 rol pembalut pembalut gulung lebar 2,5 cm
1 rol pembalut gulung lebar 5 cm
1 pembalut segi tiga (mitella)
1 pembalut cepat steril/snelverband
10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm
1 rol plester lebar 2,5
10 plaster cepat (mis, tensoplast, dll)
1 Gunting
1 Buku catatan
1 Buku pedoman P3K
1 Daftar isi peti
Obat anti mual dan anti diare (misal: valoid, lomotil)
Antihistamin oral bebas (misal: Claritin)
Obat bebas penghilang rasa sakit (misal: Panadol)
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 35
Bekerja dengan Alat Praktik
Analisis
Dibengkel otomotif sering bekerja dengan alat-alat berupa roda gear yang berputar. Praktik transmisi, gardan dan lainya harus hati-hati dalam menanganinya. Roda gear yang tidak ada tutup pelindungnya dapat memicu timbulnya kecelakaan
Resiko
Hazard Fisis :dinamis (Tergores, Terpotong, tertimpa dan sebagainya)
Kecelakaan Akibat kerja :
Jika tidak berhati-hati dapat berakibat fatal,
Tangan terpotong, dan baju terlilit.
Solusi
Menggunakan Alat Pelindung Diri (safety gloves)
Menjaga jarak dengan alat saat parktik
Memberi penutup pada alat agar lebih aman
Tambahan
Menjaga keselamatan dengan menerapkan prinsip lockout dan takeout.
Lockout
Mematikan saklar, memutuskan arus, mengisolasi mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif serta aman.
Sebuah alat sering dipasang pada mekanisme energi yangdiisolasi tsb, untuk tetap menjaga keamanan pada posisi tak aktif (off).
Sebuah gembok dipasang, sehingga peralatan atau mesin tersebut tidak dapat digerakkan.
Tagout
Tanda peringatan berupa kartu yang digantungkan diperalatan
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 36
Mesin Bubut
Analisis
Mesin bubut menggunakan konsep putaran, sehingga perlu kehati-hatian dalam bekerja dengan alat ini. Serpihan besi, dari hasil pembubutan dapat mengenai mata dan kulit yang itu berbahaya untuk keselamatan diri. Resiko
Hazard Fisis : terkena serpihan besi, tergores, terluka, tertususk
Kecelakaan Akbiat kerja ;
Gangguan penglihatan, luka sayatan/tertusuk
Solusi
Menggunakan Alat Pelindung diri (wearpack, sepatu, sarung tangan, kacamata)
Menjaga jarak dengan alat saat praktikum
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 37
Accumulator (aki)
Analisis
Aki adalah sumber arus listrik yang mengandung bahan kimia untuk melakukan reaksi. Bahaya listrik pada aki tidaklah terlalau besar, namun dalam hal pengisian aki perlu diperhatikan. Asam sulfat yang ada pada aki juga berbahaya jika terkena kulit langsung. efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar.
Resiko
Hazard chemist : H2so4 (Asam Sulfat)
Salah rangkian dalam aki dapat menyebabakan kejut listrik
Uap air aki mengandung hydrogen dan akan meledak jika terkena api
Asam sulfat bersifat korosif dan berbahaya untuk kulit
Penyakit akibat kerja:
Tersengat listrik, luka bakar, iritasi
Solusi
Merangkai dengan baik dan benar
Tidak boleh menyalakan api dekat aki, seperti menyalakan korek, merokokk dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak
Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya
Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya
Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutuhkan mata
Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan segera pergi kedokter. Jika accu zur mengenai kulit anda basuhlah bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit dan terbakar, segera minta pertolongan dokter
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 38
Garis Pembatas Area Jalan
Analisis
Garis Pembatas jalan banyak yang pudar dan kurang jelas sehingga dapat menyebabkan tabrakan dan tergelincir. Garis jalan yang bewarna kuning sangat penting untuk memberikan tanda bahwa didalam garis adalah daerah transportasi yang steril oleh barang-barang praktek
Resiko
Hazard fisis : dinamis (terjatuh, tergores, tertabrak), mekanis
Kecelakaan akibat kerja : memar, luka sayatan, terjatuh dengan efek domino seperti patah tulang, terjatuh dan mengenai alat yang berbahaya
Solusi
Dilakukan pengecatan ulang pada garis-garis pembatas jalan.
Standar jalur transportasi per area jalan adalah 150-200 cm
Garis warna kuning untuk jalan keluar/masuk, pintu terbuka, garis lalulintas, pola selang-seling
Warna putih untuk garis tempat penyimpanan
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 39
Alat Pemadam Kebakaran
Analisis
Alat pemadam kebakaran tersedia di beberapa titik di bengkel otomotif, namun masih kurang perawatan. Terlihat dari kotornya apkar, yang akan berpotensi kerusakan pada apkar sendiri. Penempatan alat pemadam kebakaran yang strategis namun tidak mengganggu dalam kegiatan kerja menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tanda-tanda (sign) apkar perlu dilengkapi agar memudahkan dalam menggunakanya.
Resiko
Hazard Chemist : debu
Kerusakan Apkar, tertundanya evakuasi
Penempatan apkar yang tidak
strategis akan menimbulkan kesulitan jika dsewaktu-waktu dibutuhkan
Kecelakaan akibat kerja:
Peran alat pemadam kebakaran tentunya sangat vital di bengkel otomotif,
mengingat dibengkelini terdapat paktik bahan bakar yang memiliki resiko yang cukup tinggi. Apabila kondisi kerusakan ini dilakukan pembiaran maka
keselamatan bengkel dan penguna menjadi terancam oleh adanya bahaya kebakaran
Penyakit Akibat Kerja : Terjatuh, gangguan pernapasan, terbakar.
Solusi
Meletakan alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup di tempat-tempat yang strategis dan tidak mengganggu kegiatan kerja.
Melakukan perawatan rutin pada alat APKAR. Untuk APKAR tabung gas berupa busa dan jenis kering dilakukan pemeriksaan minimal setiap 6 sampei 12 bulan sekali dengan periode pengisian kembali selama 5 tahun dan masa percobaan 5 tahun
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 40
Alat pemadam permanen (Hydrant)
Analisis
Area Bengkel Kerja sudah tersedia Alat pemadam kebakaran permanen, yaitu berupa hidrant. Hidrant ini sangat vital untuk memabantu alat-alat pemadam api ringan yang tersedia didalam ruang. Kelengkapan hydrant ini adalah selang perpanjangan. Namun penempatan selang dibengkel otomotif ini tidak di letakan di sekitar hydrant. Sehingga apabila, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan menunda proses pemadaman
Resiko
Akan kebingungan mencari selang, jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran
Proses pemadaman yang tertunda akan berakibat kerugian material maupun kecelakaan manusia
Penyakit akibat kerja
Tertabrak, jatuh, memar karena panik
Luka bakar akibat lamanya tindak
Solusi
a) Perletakan hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan
b) Melakukan pengujian secara berkala pada pompa dan pada sistem
Setelah semua atau sebagian instalasi dipasang harus dilakukan pengujian kebocoran.
Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada persyaratan teknis hidran.
Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun darurat
Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus memenuhi persayaratan teknis hidran secara serempak.
Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.
c) Meletakan selang di dekat hydrant,paling tidak mudah diketahui oleh orang-orang
IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 41
evakuasi