• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah sistem politik ideal dan ideologi yang berasal dari Barat.

Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat, warga masyarakat yang telah terkonsep sebagai warga negara. Demokrasi ini kemudian dibangun dan dikembangkan sebagai suatu rangkaian institusi dan praktek berpolitik yang telah sejak lama dilaksanakan untuk merespon perkembangan budaya, dan berbagai tantangan sosial dan lingkungan di masing-masing negara. Ketika demokrasi Barat mulai ditransplantasikan ke dalam negara-negara non-Barat dan beberapa negara bekas jajahan yang memiliki sejarah dan budaya yang sangat berbeda, demokrasi tersebut memerlukan waktu untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan, dan mengalami berbagai perubahan dalam penerapannya sesuai dengan lingkungan barunya yang berbeda. Terdapat sesuatu hal yang sering muncul menjadi permasalahan dalam praktek demokrasi, yaitu masalah bagaimana pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat itu diimplementasi dan direalisasi, sehingga efektif dalam praktek dan dalam kenyataan. Tulisan ini hendak menyajikan pemaparan sebagai bahan pemikiran yang bertalian dengan konsep

demokrasi, termasuk di dalamnya partisipasi demokrasi dan kehidupan bernegara yang demokratis. Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata, yang mengacu pada sistem pemerintahan zaman Yunani-Kuno yang disebut ‘demokratia’, yaitu ‘demos’ dan

(2)

aspirasi rakyat dan nantinya memberikan harapan untuk merubah masa depan bangsa ke arah yang lebih baik. Dalam pemilu Indonesia mengenal sistem pemilu secara langsung dewasa ini yaitu pemilu yang langsung dipilih oleh rakyat yang membawa atmosfer demokrasi yang luar biasa. Seorang pemimpin yang telah terpilih akan memimpin dan mewakili rakyatnya. Di dunia politik sering dikenal dengan sistem perwakilan, dalam hal ini sistem perwakilan ini terdiri dari berbagai macam yaitu teori mandat, teori organ, teori sosiologis, dan teori hukum obyektif. Lebih khusus dalam makalah ini akan membahas tentang teori mandat dimana di indonesia menganut teori ini.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalahnya :

1. Apakah pengertian teori mandat? 2. Pembagian teori mandat?

3. Bagaimana penerapan teori mandat dalam sistem perwakilan politik di indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui dan memahami tentang pengertian teori mandat 2. Agar mengetahui dan memahami pembagian tentang teori mandat 3. Agar mengetahui dan memahami penerapan teori mandat dalam sistem

perwakilan politik di indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah bagi penulis selain bermanfaat untuk memenuhi nilai tugas kuliah juga untuk mengetahui dan memahami tentang pemilu dimulai terkhusus dari makalah ini ialah mengenai teori mandat dalam sistem perwakilan politik. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi setiap pembacanya.

(3)

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Mandat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) mandat berartikan “ Perintah atau arahan yang diberikan oleh orang banyak (rakyat, perkumpulan, dan sebagainya) kepada seseorang (beberapa orang) untuk dilaksanakan sesuai dengan kehendak orang banyak itu/ kekuasaan untuk melakukan kewenangan kekuasaan dari suatu badan atau organ kekuasaan atas nama badan atau organ kekuasaan tersebut/ instruksi atau wewenang yang diberikan oleh organisasi (perkumpulan dan sebagainya) kepada wakilnya untuk melakukan sesuatu dalam perundingan, dewan, dan sebagainya “. Di dalam teori ini pada dasarnya berasumsi bahwa subtansi yang diwakili oleh seorang wakil terbatas pada mandat yang disampaikan oleh orang-orang yang memberikan mandat dalam hal ini yang memberikan mandat adalah masyarakat yang mayoritas memilih pemimpin yang terpilih tersebut. Hal demikian mengharuskan segala tindakat, bahkan termasuk sikap dan perilaku dari wakil harus senantiasa bersesuaian dengan kehendak dari orang-orang yang memberikan mandat. Sesuai dengan perkembangan dari teori mandat ini,

berkembang atas dasar asumsi tentang kualitas mandat yang menjadi dasar hubungan antara seorang wakil dengan orang-orang yang diwakilinya. Jadi secara garis besar teori mandat ini adalah dimana berpangkal pada mandat yang diberikan oleh masyarakat mayoritas pemilih kepada pemimpin yang dipilih dan diberikan kewenangan memimpin oleh masyarakat mayoritas yang memilih yang dalam konteks ini berhubungan dengan demokrasi dan pemilu. Teori mandat ini pertama kali dipelopori oleh oleh Rousseau dan diperkuat oleh Petion.

2.2 Pembagian Teori Mandat

Dalam teori mandat terdapat sub bagian yang terbagi atas 3 bagian, yaitu adalah :

a. Mandat Imperatif

(4)

wakil harus mendapat perintah baru dari yang diwakilinya. Dengan demikian berarti akan menghambat tugas perwakilan tersebut, akibatnya lahir teori mandat baru yang disebut mandat bebas. berarti bahwa hubungan antara wakil dengan orang yang diwakili itu terbatas pada instruksi yang disampaikan oleh orang-orang yang mewakilinya itu. Wakil tidak diperbolehkan bertindak melampui mandat yang telah diberikan dengan konsekuensi bahwa jika hal itu dilakukan oleh wakil, maka hal demikian tidak berada pada hubungan yang benar antara wakil dan orang yang memberikan perwakilannya.

b. Mandat Bebas

teori ini berpendapat bahwa sang wakil dapat bertindak tanpa tergantung pada perintah (intruksi) dari yang diwakilinya. Menurut teori ini sang wakil adalah merupakan orang-orang yang terpercaya dan terpilih serta memiliki kesadaran hukum dari masyarakat yang diwakilinya sehingga sang wakil dimungkinkan dapat bertindak atas nama mereka yang diwakilinya. Ajaran ini dipelopori oleh Abbe Sieyes di Perancis dan Block Stone di Inggris. Yang menyatakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai seorang wakil maka semua tindakan yang

dilakukan dipandang berada pada bingkai mandat yang diberikan. Seluruh aspek yang secara logis menjadi dasar dari mandat yang diberikan kepada seorang wakil dianggap terakomodasikan di dalam mandat yang disampaikan tersebut, dengan demikian wakil bebas bertindak sesuai dengan batasan umum yang dimandatkan kepada dirinya.

c. Mandat Representative

teori ini mengatakan bahwa sang wakil dianggap bergabung dalam lembaga perwakilan, dimana yang diwakili memilih dan memberikan mandat pada lembaga perwakilan, sehingga sang wakil sebagai individu tidak ada hubungan dengan pemilihnya apalagi untuk minta pertanggungjawabannya. Yang

bertanggung jawab justru adalah lembaga perwakilan kepada rakyat pemilihnya. Sebagai ciri khas dari mandat ini, bahwa seorang wakil memberikan mandat kepada dirinya. Mandat diberikan secara umum di dalam sistem tertentu yang kemudian dikenal melalui Pemilu.

(5)

terpilih merupakan mandat yang diberikan oleh masyarakat melalui pemungutan suara dalam pemilu. Diatas sudah dipaparkan mengenai teori mandat yang dibagi lagi kedalam 3 sub pembagian yaitu mandat imperatif, bebas dan representative, yang menjadi pertanyaan adalah teori mandat yang manakah yang diterapkan di Indonesia? Indonesia dalam hal ini mempergunakan struktur mandat representatif. Bisa kita lihat Melalui lembaga perwakilan, persoalan-persoalan kompleks yang dihadapi masyarakat akan dapat diselesaikan. Dengan demikian lembaga perwakilan berfungsi untuk

menjembatani dan menyalurkan aspirasi rakyat dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan. Oleh karena itu secara umum lembaga perwakilan ini mempunyai fungsi perundang-undangan, fungsi pengawasan dan fungsi sebagai sarana pendidikan politik. Fungsi-fungsi ini dilakukan oleh lembaga perwakilan dalam rangka mewujudkan cita-cita demokrasi modern yang dewasa ini diikuti oleh sebagian besar negara-negara di dunia. Penggunaan fungsi-fungsi tersebut secara teoritis mudah dipahami, tetapi dalam tataran praktek sulit dilakukan. Kesulitan ini muncul karena lembaga perwakilan lebih menempatkan sebagai perwakilan politik daripada perwakilan rakyat. Secara teoritis dalam masyarakat terdapat tiga prinsip perwakilan, yaitu perwakilan melalui partai politik (political representative), perwakilan daerah (regional representative) dan perwakilan fungsional atau utusan golongan (functional representative). Di samping itu, di dalam masyarakat masih terdapat juga adanya ‘representation in ideas’ yang

mungkin belum tertampung oleh representasi yang telah ada. Oleh karena itu, apa yang diputuskan oleh lembaga perwakilan belum tentu dapat diterima oleh masyarakat. Keadaan demikian akan memunculkan kesenjangan antara wakil yang duduk dalam lembaga perwakilan dengan rakyat yang diwakilinya. Pada gilirannya akan

memunculkan persoalan mendasar di seputar keberadaan lembaga perwakilan. Pertanyaan mendasar apakah si wakil itu sebatas mewakili partai politik yang

merupakan induk tempat bernaung dalam karier politiknya, atau si wakil itu mewakili rakyat secara keseluruhan dan melepaskan ikatan dari induk partai politiknya.

(6)

3.1 Kesimpulan

Teori mandat pada dasarnya berasumsi bahwa subtansi yang diwakili oleh seorang wakil terbatas pada mandat yang disampaikan oleh orang-orang yang memberikan mandat dalam hal ini yang memberikan mandat adalah masyarakat yang mayoritas memilih pemimpin yang terpilih tersebut. Dalam teori mandat terdapat sub bagian yang terbagi atas 3 bagian, yaitu adalah :

a. Mandat Imperatif b. Mandat Bebas

c. Mandat Representative

Indonesia dalam hal ini mempergunakan struktur mandat representatif. Bisa kita lihat Melalui lembaga perwakilan, persoalan-persoalan kompleks yang dihadapi masyarakat akan dapat diselesaikan. Dengan demikian lembaga perwakilan berfungsi untuk

menjembatani dan menyalurkan aspirasi rakyat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.

3.2 Saran

Dalam pemilu, prinsip demokrasi harus selalu dipegang teguh oleh bangsa indonesia. Tidak lupa dengan peraturan-peraturan yang berlaku di indonesia. Apapun teori yang diterapkan dari suatu negara yang terpenting adalah kesadaran seluruh masyarakat untuk menjalaninya dan juga tidak lupa dengan para wakil-wakil rakyat harus selalu mengutamakan kepentingan rakyat dikarenakan mandat yang diberikan kepada mereka merupakan dari masyarakat itu sendiri.

(7)

Asshiddiqie, Jimly, 2002, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia di Masa Depan, Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI.

Busroh, Abu Daud, 2001, Ilmu Negara, Jakarta: Sinar Grafika Offset. WEBSITE

http://kbbi.web.id/mandat

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar cutoff bank statement, auditor dapat membuat rekonsiliasi bank untuk membuktikan ketelitian catatan kas klien dan membuktikan status setoran dalam perjalanan dan cek

The research aimed to determine the diversity of endophytic fungi in soybean with different resistance to Sclerotium rolfsii and find out their potential antagonist

Hasil ulasan dan tes yang dimuat di PC Media tidak terkait dengan iklan atau hubungan bisnis perusahaan atau produk tersebut dengan PC Media. Kecuali disebutkan, tes dilakukan PC

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode mana yang paling cocok dan baik dalam perancangan tata letak gudang bahan baku dan produk jadi pada PT X serta menentukan

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Profil Protein Ekstrak Biji

Proses pemutihan tahap keempat dimana prosesnya sama dengan tahap ketiga dimana pulp dari tahap klorin dioksida diputihkan kembali supaya mencapai derajat brightness yang lebih

Puji syukur atas karunia yang Allah swt berikan, atas limpahan rahmat dan kasih sayang- Nya, atas petunjuk dan bimbingan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Banyak metoda yang bisa digunakan sebagai pendekatan penentuan tarif tersebut, e.g Metoda Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (BKBOK), Kemauan Membayar (Willingness To Pay