Proposal Karya Tulis Ilmiah
Efek proteksi ekstrak etanol daun pepaya terhadap diabetes dan dislipedimia Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Karya Tulis Ilmiah Dosen Pengampu : Dina Sugiyanti
Disusun oleh :
Zumrotul Asrifah (1403076019)
Jurusan : Tadris Kimia
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
A. JUDUL PENELITIAN
Efek proteksi ekstrak etanol daun pepaya terhadap diabetes dan dislepedima
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, ataualkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empirisC2H6O. Ia
merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).1
Daun pepaya memiliki kandungan gizi yang cukup beragam diantaranya vitamin A 18250 SI, vitamin B1 0,15 miligram per 100 gram, vitamin C 140 miligram per 100 gram daun pepaya, kalori 79 kal per 100 gram, protein 8,0 gram per 100 gram,lemak 2,0 gram per 100 gram, hidrat arang/karbohidrat 11,9 gram per 100 gram, kalsium 353 miligram per 100 gram, danair 75,4 gram per 100 gram.[2] Daun pepaya
juga mengandung carposide yang dapat berfungsi sebagai obat cacing.
[2]Daun pepaya mengandung zat papain yang tinggi sehingga menjadikan
rasanya pahit, namun zat ini justru bersifat stomakik yaitu dapat meningkatkan nafsu makan.2
Diabetes melitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi karena glukosa di dalam darah terlalu tinggi sehingga tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna.
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol.di akses pada hari sabtu. tanggal 27 desember 2014. pukul 17.03
Penyebab diabetes biasanya karena hasil insulin tidak cukup untuk mengakomodasi kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Hal ini terjadi karena kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna karena kurangnya aktivitas setiap hari.3
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol.4
C. TUJUAN PENELITIAN
Permasalahan yang mendasari penulisan karya ilmiah dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagaimana efek proteksi ekstrak etanol daun papaya terhadap penyakit diabetes dan dislipedimia.
2. Apa saja manfaat etanol dalam bidang kesehatan dan apakah ada efek samping dari penggunaan etanol.
3. Bagaimana mekanisme kerja ekstrak etanol terhadap penyakit diabetes dan dislipedimia.
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui efek proteksi ekstrak etanol daun papaya
terhadap penyakit diabetes dan dislipedimia.
2. Untuk mengetahui manfaat etanol dalam bidang kesehatan dan mengetahui efek samping dari penggunaan etanol.
3 http://senyawahati321.blogspot.com/2013/04/pngertian-dan-penyebab-penyakit.html. di akses pada tanggal 27 desember 2014. pukul 17.06
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari ekstrak etanol terhadap penyakit diabetes dan dislipedimia.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya :
Bagi peneliti:
1. Mengembangkan keterampian mahasiswa dalam melakukan penelitian. 2. Meningkatkan pengetahuan dalam hal penelitian.
3. Membuat sebuah inovasi melalui penelitian agar dapat menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk ke depannya.
Bagi masyarakat;
1. Sebagai informasi kapada masyarakat mengenai efek proteksi ekstrak etanol pada daun pepaya terhadap diabetes dan dislipedimia.
F. KAJIAN RISET SEBELUMNYA
Meti Indrowati, Joko Ariyanto dari Universitas Sebelas Maret Surakarta program studi pendidikan biologi FKIP melakukan sebuah penelitian dengan judul Kadar Kolestrol dan Trigliserida Darah Pada Diabetes Melalui Perlakuan Ekstrak Daun Kluwih Artocarpus altilis Park. dengan metode penelitiannya yaitu menggunakan 12 ekor tikus putih yang dibebani glukosa 4,5 g/kg BB per oral. Tiap sampel dibagi dalam empat kelompok yaitu, K1 dibebani glukosa tanpa perlakuan, K2 glibenklamid, K3 kelompok uji ekstrak etanol daun kluwih, dan K4 kelompok uji ekstrak air daun kluwih. Dengan hasil penelitiannya yaitu ekstrak daun kluwih dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah pada tikus putih yang dibebani glukosa, dimana kedua bentuk ekstrak yaitu ekstrak etanol dan ekstrak air memiliki efektifitas yang relatif sama dalam menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.5
5 Meti Indrowati, Joko Ariyanto” Kadar Kolestrol dan Trigliserida Darah Pada Diabetes Melalui Perlakuan Ekstrak Daun Kluwih Artocarpus altilis Park”diakses dari eprints.uns.ac.id/13859/1/1191-2695-1-SM.pdf. pada tanggal 29
Susantiningsih T, Pertiwi AS, Fiana DN, Carolia N dari fakultas medical Universitas Lampung melakukan sebuah penelitian dengan judul penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Gambaran Histopatologi Jaringan Paru Tikus Putih Betina yang Diinduksi Karsinogen 7,12 Dimethylbenz[α]anthrancene (DMBA) dengan metode penelitian yang meliputi persiapan alat dan bahan, penggunaan ekstrak daun sirsak. Dengan hasil penelitiannya yaitu Pemberian ekstrak daun sirsak dapat mencegah terjadinya kerusakan alveolus paru akibat pemberian 7,12-dimetilbenz(α)anthracene (DMBA). Dosis ekstrak daun sirsak yang paling efektif dalam mencegah terjadinya kerusakan alveolus paru akibat pemberian 7,12-dimetilbenz(α)anthracene (DMBA) dalam penelitian ini adalah 40 mg/kgBB/hari.6
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Uraian tanaman pepaya (Carica papaya, Linn.).
1.1 Sistematika tanaman daun pepaya (Carica papaya, Linn.) adalah: Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Cistales Suku : Caricacea Marga : Carica
Jenis : Carica papaya, Linn. (Depkes 2000). 1.2 Nama daerah
Pente (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela (Batak), Embetik (Karo), Botik (Batak Toba), Bala (Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang), Kalikih (Minangkabau), Gedang (Lampung), Gedang (Sunda), Kates 6 Susantiningsih T, Pertiwi AS, Fiana DN, Carolia N. “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Gambaran Histopatologi Jaringan Paru Tikus Putih Betina yang Diinduksi Karsinogen 7,12
Dimethylbenz[α]anthrancene (DMBA)” di akses dari
(Jawa Tengah), Kates (Madura), Bali (Gedang), Kustela (Banjar), Bua medung (Dayak Busang), Buah dong (Dayak Kenya), Kates (Sasak), Kampaya (Bima), Kala jawa (Sumbawa), Padu (Flores), Papaya (Gurontalo), Papaya (Buol), Kaliki (Baree), Papaya (Manado), Unti jawa (Makasar), Kaliki riaure (Bugis), Papai (Buru), Papaya (Halmahera), Papae (Ambon), Palaki (Seram), Kapaya (Tidore), Tapaya (Ternate), Ihwarwerah (Sarmi), Siberiani (Windesi) (Depkes 2000).
1.3 Morfologi
Tanaman pepaya merupakan perdu tinggi kurang lebih 10 meter, tidak berkayu, silindris, berongga, putih, kotor. Daun tunggal, bulat, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi bertoreh, tepi bergerigi, diameter 25-75 cm, pertulangan menjari, panjang tangkai 25-100 cm, hijau. Bunga tunggal, bertekuk bintang, di ketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua. Bunga jantan terletak pada tandan yang serupa malai, kelopak kecil, kapalasari bertangkai pendek atau duduk, kuning, mahkota bentuk terompet, tepi bertajuk lima, bertabung panjang, putih kekuningan. Bunga betina berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putik lima, duduk, bakal buah beruang satu, putih kekuningan. Biji bulat atau bulat panjang, kecil, bagian luar dibungkus selaput tipis yang berisi cairan, masih muda putih, setelah tua hitam. Akarnya tunggang, bercabang bulat, putih kekuningan (Depkes 2000).
1.4 Kandungan kimia
Daun, akar dan kulit batang Carica papaya, Linn. mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Daun dan akar juga mengandung polifenol dan biji mengandung saponin (Depkes 2000).
siklotransferase (Muchlisah 2004). 1.5 Kegunaan
Daun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah nafsu makan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah berkhasiat sebagai obat memperbaiki pencernakan (Depkes 2000).
Getah buah pepaya untuk kulit melepuh karena panas, daun pepaya muda untuk pengobatan malaria, demam dan susah buang air besar, akar jari pepaya untuk pengobatan karena digigit ularberbisa, biji pepaya untukpengobatan rambut beruban sebelum waktunya dan obat cacing gelang, serta pengobatan lain misalnya maag, sariawan dan merangsang nafsu makan (Muchlisah 2004). Khasiat tanaman pepaya antara lain sebagai anti inflamasi dari ekstrak etanol akar pepaya, efek spermisid (antifertilitas) dari ekstrak biji pepaya (Ilyas dkk) anti kanker dari ekstrak daun pepaya, peningkatan kemampuan belajar pada tikus yang diberi ekstrak daun pepaya dan buah pepaya sebagai obat kerusakan hati.7
2. ETANOL
2.1 Rumus-rumus dari Etanol
Etanol merupakan senyawa kimia yang pertama kali di temukan rumus kimia nya. Etanol adalah alkohol 2-karbon dengan rumus molekul CH 3 CH 2 OH. Rumus molekul dari etanol itu sendiri
adalah C2H5OH dengan rumus empirisnya C2H6O. Etanol sering disingkat sebagai EtOH, menggunakan notasi kimia organik umum mewakili gugus etil (C 2 H 5) dengan Et. Etanol termasuk dalam
alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
7 Santi dwi astuti, 2009. “efek ekstrak etanol 70% daun pepaya (Carica papaya, Linn.) terhadap aktivitas AST dan ALT pada tikus galur wistar setelah pemberian obat tuberkulosis (Isoniazid & Rifampisin). Di akses dari
2.2 Sifat-Sifat Etanol
1. Berdasarkan sifat kimia
Reaksi asam basa
Halogenasi
Pembuatan ester
Dehidrasi
Oksidasi
Pembakaran 2. Berdasarkan sifat fisika
Sifat-sifat fisika etanol di pengaruhi oleh
keberadaan gugus hidroksil
pendeknya rantai karbon etanol.
Gugus hidroksildapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.
2.3Kegunaan Etanol
Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut (kadang-kadang disebut sebagai etanol sintetis) yang terbuat dari petrokimia saham pakan, terutama oleh asam – katalis hidrasi
etilena, diwakili oleh persamaan kimia
C 2 H 4 + H 2 O → CH 3 CH 2 OH
Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Selain etanol orang mengenalnya dengan alkohol atau minuman yang beralkohol. ini di sebabkan karena adanya etanol sebagai bahan utama atau zat utama dari etanol tersebut bukan
metanol ataupun yang lainnya.
Dalam segala apapun yang terikat pada atom karbon, dan yang memiliki gugus hidroksil (-OH) di dalam kimia alkohol juga dikenal dengan senyawa organik . Etanol yang berarti alkohol ini sering banyak di gunakkan dalam ilmu farmasi dan ilmu kimai, sehingga jika di hubungkan dengan ilmu farmasi akam memiliki arti tersendiri yang lebih luas. Dalam kimia etanol adalah pelarut penting dan di gunakan untuk stok senyawa sintetis lainnya dan etanol juga dapat digunakkan sebagai baham bakar. Etanol digunakkan sebagai pelarut karena untuk konsumsi dan penggunaan pada manusia contohnya penggunaan pada pemakain pewarna makanan, perasa, obat-obatan serta dapat di gunakkan juga sebagai parfum.8
3. Diabetes
3.1 Klasifikasi bentuk diabetes melitus berdasarkan perawatan dan simtoma
Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresiinsulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejalanormoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
Not insulin requiring diabetes. 3.2 Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhanspankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (abolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".
3.3 Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresihormoninsulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi,peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati
NIDDM juga dapat disebabkan
oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin.
Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah atau diperlambat munculnya dengan mengembangkan Pola Hidup Sehat.
Pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah
Jaga berat badan ideal
Menghindari rokok
Mengurangi asupan alkohol 3.4 Diabetes melitus tipe 3
Diabetes melitus gestasional atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.9
4. Dislipedimia
4.1 definisi dislepedimia
Dislipidemia adalah keadaan terdapatnya akumulasi berlebih, salah satu atau lebih lipid utama dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan metabolisme transportasi lipid. Dalam klinis dislipidemia dinyatakan sebagai hiperkolesterolemi, hipertrigliseridemia atau komboinasi keduanya, atau adanya kenaikan kadar LDL, ataupun turunnya kadar HDL. Kelainan ini dapat terjadi secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain (hiperlipidemia sekunder) (Anonim 2010). Etiologi Penyakit
4.2 Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Genetik
sifat – sifat tertentu (spesific – trait) diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia Patofisiologi
4.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dislipidemia tidak terlihat, oleh karena itu untuk mengetahui adanya tanda dislipidemia harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III), yang antara lain menetapkan bahwa :
1. Total Kolesterol : Nilai Normal < 200 mg/dl
Perbatasan tinggi 200 – 239 mg/dl Tinggi > 240 mg/dl
Mendekati optimal 100 – 129 mg/dl Perbatasan tinggi 130 – 159 mg/dl Tinggi 160 – 189 mg/dl
Sangat tinggi > 190 mg/dl 3. HDL Kolesterol : Rendah < 40 mg/dl Tinggi 60 mg/dl 4. Trigliserida Normal < 150 mg/dl
Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl Tinggi 200 – 499 mg/dl
Sangat tinggi > 499 mg/dl10
H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Alat dan bahan
a. beaker glass b. vakum c. evaporator, d. batang pengaduk, e. gelas ukur, f. kain flannel g. kandang tikus, h. timbangan, dan i. jarum oral. j. pipa kapiler,
k. mikrosentrifuge dan l. tabung reaksi. m. sentrifuge, n. tabung reaksi, o. fotometer,
p. klinik pet q. dan yellow tip.
2. Bahan
Bahan yang di gunakan adalah a. Daun pepaya
b. Tikus putih galur wistar c. Etanol
d. H2SO4 pekat e. aquadest
adapun metode penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. untuk ekstraksi etanol dalam daun pepaya
Mesarasi
Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling
sederhana.Simplisia dihaluskan sesuai dengan persyaratan farmakope (umumnya terpotong-potong atau diserbuk kasar) disatukan dengan bahan ekstraksi, disimpan ditempat yang terlindung dari cahaya langsung untuk mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna lalu dikocok kembali. Waktu maserasi adalah berbeda-beda, masing-masing
farmakope mencantumkan 4-10 hari, kira-kira 5 hari menurut pengalaman sudah memadai, diperas dengan kain pemeras
2. prosedur kerja
1. Determinasi dan diskripsi tanaman pepaya
Etanol sebagai penyari dapat memperbaiki stabilitas bahan terlarut dan mampu mengendapkan albumin. Keuntungan lain dari etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan pengekstraksi
Tahap pertama penelitian ini adalah menetapkan kebenaran sampel tanaman pepaya berkaitan dengan ciri-ciri morfologis yang ada pada tanaman
2. Pengambilan bahan
Daun pepaya diambil dari pohon pepaya di desa kalitengah, Mranggen, Demak
3. Pembuatan serbuk daun pepaya
Daun pepaya dicuci hingga bersih, kemudian diangin-anginkan dilanjutkan pengeringan dengan oven pada suhu 40° C sampai kering, kemudian simplisia kering dihaluskan dengan mesin penggiling kemudian diayak dengan ayakan.
4. Pembuatan ekstrak etanol 70% daun pepaya
Serbuk daun pepaya sebanyak 100 gram kemudian dimasukkan wadah berwarna gelap, ditambah etanol 70% sebanyak 750 ml aduk hingga homogen, tutup segera kemudian disimpan dalam ruangan yang terhindar daricahaya matahari selama 5 hari dan sering kali dikocok. Rendaman tersebus disaring dengan kain flanel, ampas dicuci dengan pelarut sampai volume 750 ml. Hasil dipekatkan dengan
vakum evaporator sampai didapat ekstrak kental.
5. Identifikasi etanol pada ekstrak etanol 70% daun pepaya Identifikasi etanol dalam ekstrak etanol 70% daun pepaya adalah pertama, ekstrak dilarutkan dalam aquadest lalu ditambahkan CH3COOH dan H2SO4 pekat.
6. Identifikasi senyawa flavonoid, saponin dan alkaloid dalam ekstrak etanol 70% daun pepaya
diuapi dengan ammonia. Pada uji penegasan identifikasi kandungan flavonoid, menggunakan ekstrak yang diuapkan hingga kering ditambah ditambah serbuk Mg dan 2 ml larutan alkohol |: HCL 2N (1:1) dalam pelarut amil alkohol didiamkan selama satu menit sehingga menunjukkan warna jingga pada amil alkoholUji saponin dengan cara ekstrak ditambah 10 ml air panas, didinginkan lalu
dikocok kuat kemudian ditambah HCL 2N (Depkes 1977). Uji Alkaloidpertama dengan menggunakan ekstrak ditambah HCL 2% dan reagen dragendorf. Uji alkaloid kedua dengan menggunakan ekstrak ditambah HCL 2% dan reagen mayer.
3. Perlakuan hewan uji
Sebelum dilakukan uji pada tikus, dilakukan aklimatisasi terhadap lingkungan minimal satu minggu. Suhu dan kelembaban relatif dari kandang harus diperhatikan
karena hal tersebut dapat mempengaruhi uji penelitian. Sebelum perlakuan, semua tikus ditimbang untuk pengaturan dosis. Hewan uji dikelompokan menjadi empat
kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekortikus, satu hari sebelumnya tikus dipuasakan. Sebelum perlakuan (hari ke-0) setiap ekor tikus diambil darahnya untuk diukur kadar gula darahnya.
Kelompok I kelompok pemberian suspensi rifampisin dosis 10 mg/200 gram berat tikus serta ekstrak etanol
70% daun pepaya dosis 20 mg/200 gram berat badan tikus.
Kelompok III tanpa perlakuan yaitu tikus tanpa ada perlakuan, setiap hari diberi makan dan minum secukupnya hingga kenyang
Setiap kelompok perlakuan dilakukan setiap hari selama 28 hari, kemudian hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28 diambil darahnya untuk diukur kadar gula darah dan kadar kolestrolnya. Selama penelitian berlangsung tikus tetap diberi makan dan minum.11
I. JADWAL KEGIATAN
Perencanaan kegiatan pelaksanaan proposal karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
N
o Kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
11 Santi Dwi Astuti” EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PEPAYA (Carica papaya, Linn.)
TERHADAP AKTIVITAS AST & ALT PADA TIKUS GALUR WISTAR SETELAH PEMBERIAN OBAT
TUBERKULOSIS (Isoniazid & Rifampisin)”diakses
J. ANGGARAN BIAYA
a. Aquadest @85.000; Rp. 85.000.00
b. batang pengaduk @6875; Rp. 6.875.00
c. beaker glass (volume 100 ml) @44.500: Rp. 44.500.00 d. Etanol 300 ml 2 botol @8000; Rp. 8.000.00
e. Evaporator @60.000; Rp. 60.000.00
f. Fotometer @25.000; Rp. 25.000.00
g. gelas ukur @76.450; Rp. 76.450.00
h. H2SO4 pekat 100 ml @13.000; Rp. 13.000.00 i. Hand sanitizer Rp 8.000.00 j. jarum oral 3 biji @15.000; Rp. 75.000.00 k. kain flannel 3 meter @20.000; Rp. 60.000.00 l. kandang tikus wistar 3 kandang @250.000; Rp. 750.000.00 m. Masker @9000; Rp 9000.00 n. Pakan tikus 3 wadah @20.000; Rp. 60.000.00
o. pipa kapiler @80.000; Rp. 80.000.00
p. Sarung tangan @9000; Rp. 9000.00
q. Sentrifuge @860.500; Rp. 860.500.00
r. tabung reaksi @6325; Rp. 6.324.00
s. Tikus putih galur wistar 12 ekor @25.000; Rp. 300.000.00
t. Timbangan @99.000; Rp. 99.000.00
u. vakum @159.500; Rp.159.500.00
v. yellow tip LPI (1000 pcs) @165.000; Rp. 165.000.00
K. DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6701. (Di akses pada tanggal 27 desember 2014). http://id.wikipedia.org/wiki/Daunpepaya.
(Di akses tanggal 27 desember 2014).
http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol.
(Di akses tanggal 27 desember 2014).
http://senyawahati321.blogspot.com/2013/04/pngertian-dan-penyebab-penyakit.html.
(Di akses pada tanggal 27 desember 2014).
Meti Indrowati, Joko Ariyanto” Kadar Kolestrol dan Trigliserida Darah Pada Diabetes Melalui Perlakuan Ekstrak Daun Kluwih Artocarpus altilis Park” (Di akses dari eprints.uns.ac.id/13859/1/1191-2695-1-SM.pdf. pada tanggal 29 desember 2014).
Santi dwi astuti, 2009. “efek ekstrak etanol 70% daun pepaya (Carica papaya, Linn.) terhadap aktivitas AST dan ALT pada tikus galur wistar setelah pemberian obat tuberkulosis (Isoniazid & Rifampisin).
(Di akses dari santidaswety.files.wordpress.com/.../skripsi-santi-dwi-a... pada tanggal 28 desember 2014).
Susantiningsih T, Pertiwi AS, Fiana DN, Carolia N. “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Gambaran Histopatologi Jaringan Paru Tikus Putih Betina yang Diinduksi Karsinogen 7,12 Dimethylbenz[α]anthrancene (DMBA)”
(Di akses dari juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/.../212. Pada tanggal 28 desember 2014).
http://yuninainggolan.wordpress.com/2012/07/18/etanol/. (Di akses pada tanggal 28 desember 2014)
(Di akses pada tanggal 28 desember 2014).
http://munggaranti.wordpress.com/2011/05/23/dislipidemia/. (Di akkses pada tanggal 28 desember 2014).
Santi Dwi Astuti” efek ekstrak etanol 70% daun pepaya (Carica papaya, Linn.) terhadap aktivitas AST dan ALT pada tikus galur wistar setelah pemberian obat tuberkulosis (Isoniazid & Rifampisin)”.