• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketoasidosis Diabetik Serta Pengelolaan (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketoasidosis Diabetik Serta Pengelolaan (Studi Pustaka)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KETOASIDOSIS DIABETIK SERT A PENGELOLAAN (Studi Pustaka)

Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Pembimbing: Agustian Lukas K, Dr.,SpPD

Latar belakang: Ketoasidosis Diabetik merupakan salah satu komplikasi akut diabetes melitus yang disebabkan oleh defisiensi insulin akut dan dapat berakibat fatal. Sebagai suatu kegawatan medis, komplikasi ini harns diketahui dan ditangani secara dini.

Tujuan: Agar penderita Ketoasidosis Diabetik mengenal secara dini gejala-gejala yang timbul serta dapat mengantisipasi dengan baik dan benar sehingga dapat hidup nonnal seperti orang-orang sehat lainnya.

Kesimpulan: Ketoasidosis Diabetik dapat berakibat fatal bila terlambat ditanggulangi.

Saran: Penderita Diabetes Melitus sebaiknya melaksanakan pola hidup yang sehat, diantaranya: menjaga agar penderita tetap sehat dengan menghilangkan gejala-gejala dan keluhan-keluhan yang disebabkan oleh Diabetes Melitus, memberi kemampuan pada penderita untuk menjalankan hidup social yang nonnal, menghindari komplikasi-komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus.

(2)

ABSTRACT

MANAGEMENT

OF DIABETIC

KETOACIDOSIS

(Library

Research)

Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Tutor: Agustian Lukas K. Dr.,SpPD

Background:

Diabetic

Ketoacidosis

is one

of many

acute

complications of Diabetic Mellitus, caused by an acute lack of insulin

which is deadly.

Because it is medically hazardous, this complication

must be detected and handled as early as possible.

Objectives:

For Diabetic Ketoacidosis patients to detect early

symptoms that appear, and to properly anticipate it in order to live

normally like any healthy individual.

Conclusion:

Diabetic Ketoacidosis

can be deadly if treated late.

Recommendation:

Diabetic Ketoacidosis patient should implement

a healthy lifestyle, such as: maintain the patient's physical health by

eliminating symptoms and complaints caused by Diabetic Mellitus,

provide the patient with the ability to live a normal social life, and avoid

complications

that may be a result of Diabetic Mellitus.

(3)

DAFTAR

151

Lembar pemyataan persetujuan Pembimbing i

Lem bar pernyataan ii

Abstrak

... .iii

Abstract iv

Kata pengantar v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ix

Daftar Bagan ... x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifiaksi Masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan 2

1.4. Kegunaan Penulisan 2

1.5. Metodologi . 2

1.6. Lokasi dan Waktu... 3

BAB II TINJAUAN PUST AKA 4

2. 1. Defi nisi . .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . 4

2.2. E tiolog i 5

2.3. Patofisiologi 6

2.4. patogenesa 9

2.5. Gambaran Klinis 15

2.5.1. Tanda dan Gejala 15

2.5.2. Pemeriksaan Laboratorium 15

2.5.3. Pencatatan Data Kontiniu 19

2.6. Kriteria Diagnosa 21

2.7. Klas ifikas i 24

2.8. Diagnosis Banding . 25

2.9. Pengelola an. .. ... .. . .. . . .. . .. .. . 27

2.9.1. Pengelolaan Terhadap Gangguan Metabolik 27

(4)

2.9.2.

Pengelolaan Terhadap Faktor

Pencetus

40

2.9.3.

Pengelolaan Terhadap Komplikasi

40

2.10.

Pencegahan

..

40

BAB III RINGKASAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

44

3.1.

Kesimpulan

44

3.2.

Saran

44

DAFTAR PUST AKA

46

RIWAYAT HIDUP

(5)

DAFTAR

BAGAN

Bagan 2.1 Segitiga komponen dari Ketoasidosis Diabetik

5

Bagan 2.2 Gangguan Fisiologi pada penderita Ketoasidosis Diabetik

8

Bagan 2.3 Patogenesa Ketoasidosis Diabetik

... p 14

Bagan 2.4 Pengelolaan pasien ketoasidosis Diabetik 39

(6)

DAFTAR

TABEL

Tabel 2.1 Data-data Biokimia yang dapat dipakai untuk penilaian Ketoasidosis

Diabetik

10

Tabel 2.2 Kekurangan cairan dan elektrolit pada Ketoasidosis Diabetik

13

Tabel 2.3 Perhitungan Anion Gap 17

Tabel 2.4 Evaluasi laboratorium dari Metabolik penyebab asidosis dan koma 18 Tabei 2.5 Ringkasan beberapa kelainanlaboratorium pada pasien dengan koma

akibat diabetes ataupun pengobatannya 19

Tabel 2.6 Catatan perkembangan data klinis pasien Ketoasidosis Diabetik

21

Tabel 2.7 Kriteria diagnostik Ketoasidosis Diabetik

23

Tabel 2.8 Klasifikasi Ketoasidosis Diabetik 25

Tabel 2.9 Terapi Ketoasidosis Oiabetik 37

(7)

BAB I PENDAHULUAN

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Komplikasi diabetes melitus menurut perjalanannya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Yang termasuk komplikasi akut adalah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemik hiperosmolar nonketotik, dan koma laktoasidosis. Komplikasi akut yang pertama dapat menyebabkan koma hipoglikemik, semen tara ketiga komplikasi lainnya dapat menimbulkan koma hiperglikemik. Sedangkan komplikasi kronis pada dasamya terjadi akibat adanya makro-mikroangiopati dan neuropati pada berbagai organ tubuh (6).

Salah satu komplikasi akut hiperglikemia adalah ketoasidisis diabetik yang merupakan komplikasi gawat pada pasien diabetes yang dapat mengancam jiwa bila tidak dikenal dan tidak mendapat pengobatan cepat (19).

Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut diabetes melitus tersering kedua setelah hipoglikemia, yang sering berakibat fatal. Sebelum ditemukan insulin, angka kematian komplikasi ini sangat tinggi (Iebih dari 50 %) dibanding dewasa ini yang hanya berkisar 0 sampai 14% (6).

Ketoasidosis diabetik dapat menjadi manifestasi awal diabetes melitus tipe I, atau dapat disebabkan oleh peningkatan kebutuhan insulin pada penderita diabetes melitus tipe I selama terjadi infeksi, trauma, infark miokardium, atau pada waktu menjalani pembedahan (6,19).

(8)

BAB I PENDAHULUAN

dosis kecil yang secara terns menerns disalurkan dalam tubuh. Sehingga tidak menyisakan temp at penyimpanan insulin untuk kontrol glukosa darah selanjutnya. Berbeda halnya dengan pemakain injeksi reguler yang sekali memberi dosisnya 20 ml untuk 6-8 jam. Sekitar 1 per 80 penderita yang menjalani bentuk pengobatan ini. Sebagai suatu kegawatan medis, ketoasidosis diabetik hams diketahui gejala klinis awal seperti mual, muntah, lelah, poliuria dan hams ditangani secara dini. Keterlambatan penanganan akan menyebabkan tingginya angka kematian, yang pada umumnya bukan disebabkan oleh komplikasi akut itu sendiri. Tetapi akibat faktor pen cetus atau penyerta, seperti renjatan septik, renjatan hipovolemik, dan infark miokardium (6).

1.2. Identifikasi Masalah

I. Apa yang menyebabkan timbulnya ketoasidosis diabetik? 2. Gejala-gejala apa saja yang timbul?

3. Bagaimana pengelolaannya?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud Agar penderita dapailebih dini mengetahui gejala yang timbul dan langsung segera ditangani.

Tujuan Penderita tidak mengalami penurunan kualitas hidup karena

dikendalikan dan dikelola secara optimal sehingga pasien dapat hidup

normal seperti orang-orang sehat

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.4. Kegunaan Penulisan

Diharapkan bahwa hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan data dan gambaran mengenai Ketoasidosis Diabetik serta pengelolaannya dan menjadi dasar untuk pertimbangan dalam usaha menanggulangi Ketoasidosis Diabetik secara dini.

1.5. Metodologi

Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian Studi Pus taka.

1.6. Lokasi dan Waktu

Lokasi : Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Perpustakaan Rumah Sakit Immanuel

Perpustakaan FK-UNPAD

Perpustakaan pnoadi Agustian Lukas Kristanudjaja, Dr.,SpPD Waktu : Februari 2002 - Juni 2002

(10)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya Ketoasidosis

Diabetik diantaranya

adalah: defesiensi insulin, meningkatnya hormon kontra insulin, dehidrasi,

resistensi immunologik terhadap insulin.

2. Gejala-gejala yang timbul: poliuri, polidipsi, perasaan

lelah, nausea dan

muntah, pemafasan Kusmaull, akhimya teIjadi stupor yang dapat berkembang

hingga koma.

3. Pengelolaannya: rehidrasi, pemberian insulin, koreksi gangguan elektrolit dan

keseimbangan asam

- basa, mengatasi faktor pencetus / infeksi.

4.2. Saran

Sesudah pemulihan dan stabilisasi, paSlen harns mendapat instruksi rinei

intensif

mengenai

bagaimana

menghindari

komplikasi

diabetes

melitus

yang

berpotensi bahaya ini. Mereka perlu diajar untuk mengenali tanda-tanda dan gejala

awal ketoasidosis.

Keton urin perlu diukur pada pasien-pasien dengan tanda-tanda infeksi atau

mereka yang menggunakan pompa insulin bilamana glukosa darah kapiler tidak

disangka tinggi ataupun tetap tinggi. Bila ketonuria hebat dan glikosuria menetap

pada beberapa pemeriksaan berturutan, maka insulin regular tambahan perlu diberikan

dan makanan-makanan cair seperti jus tomat dengan sedikit garam dan kaldu perlu

dikomsurnsi untuk menggantikan cairan dan elektrolit.

(11)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pasien perlu diinstruksikan untuk menghubungi dokter jika ketonuria menetap,

dan terutama jika mengalami muntah-muntah atau jika penyesuaian kecepatan infusi

pompa tidak mampu mengoreksi hiperglikemia dan ketonuria.

(12)

DAFT AR PUST AKA

I. Agustian L. K., 1996. Simposium Pencegahan & Pengendalian Diabetes serta

Komplikasinya. Komplikasi Akut pada Penderita Diabetes Melitus. Bagian

Penyakit Dalam R.S. Immanuel Bandung.

2. Antono E, 1980. !injauan Kasus Kama Diabetik di Bagian Penyakit Dalam

K') Hasan ...')adikin selama enam tahllll 197-1-1979. Halaman: 18

3. Augusta Y. 1. Ardin, 1995. Penataran dan Pelatihan Edukasi Diabetes, Sentra

Diabetes R.s. Hasan Sadikin FK-U}/P AD. Komplikasi Akut Diabetes

Melitus. Halaman: 3-5

4. Boedisantoso R dan Imam Subekti, 1999. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Terpadu.

Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Cetakan Pertama. Aksara Buana.

Halaman: 135-136

5. Foster D.W, 2000. Prinsip-Prinsip Ilmll Penyakit Dalam. Ketoasidosis

diabetik koma hiperosmolar. Edisi 13. Volume 5. EGC. Halaman: 2207-2211

6. Gatut Semiardji, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi di Bidang lImu

Penyakit Dalam.

Metabolik Endokrin. Pusat Inforrnasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit dalam FK-UI. Halaman: 184-185

7. Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Insulin, Glukagon

dan Diabetes Melitus. Edisi III Revisi. EGC. Halaman: 707-709

8. Harianto P. N., 1985. Bagian Penyakit Dalam RS Bethesda GMIM Sulawesi

Utara. Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 32-41

9. Haznam M.W dan Soerachrnad, 1983. Naskah Lengkap Simposium

Pengendalian Diabetes Melitus dan Komplikasinya. Koma Diabetik: Suatu

(13)

Tinjauan Ulangan. Subbagian Endokrinologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam

RSHS/FKUP

10. Haznam M.W, 1991.

Endokrinologi. Pankreas Endokrin.

Cetakan ke-lO.

Angkasa Offset, Bandung. Halaman: 52-56,57-59

II. Janice Beale & Gloria Wong, 1996.

WWWDiabetes.com.

Diabetes Educator

& Dietitian.

12. Karam lH, Forsham P.H, 2000. Endokrinologi Dasar & Klinik. Koma. Edisi 4. EGC. Halaman: 802-808

13. Kisworo B, 1995. Medika No.9 Talzun ke XXI, September 1995. Diagnosis

dan Penanganan Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 698-702

14. Kitabchi A. E., Guillermo E., at all, 2001. The Journal of Clinical And

Applied

Research

And Education.

Diabetes

Care.

American

Diabetes

Association.

Management of Hyperglycemic Crisis in Patients With Diabetes.

January 2002 Volume 24 Number LPage 131-153.

15. Kitabchi A. E., Guillermo E., at all, 2001. The Journal of Clinical And Applied Research And Education. Diabetes Care. American Diabetes

Association.

Hyperglycemic Crises

in Patients With Diabetes

Mellitus.

January 2002 Volume 24 Number LPage 154-160.

16. Kitabchi A.E, Fisher IN, Murphy M.B, Rumbak M.J, 1994. Joslin's Diabetes

Mellitus. Diabetic Ketoacidosis And The Hyperglycemic, Hyperosmolar

Nonketotic State. 13 th edition. Philadelphia. Page: 739-74]

17. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia 2002, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

(14)

18. Konthen P.G dan Hadikusumo D, 1972. Simposium Diabetes Melitus. Koma

pada Diabetes Melitus. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Airlangga Surabaya.

Halaman: 97-103

19. Krall Leo P, 1989.

Joslin Diabetes Center.

The Acute Complications of

Diabetes. Twelfth edition. Philadelphia. Page: 257-261

20. Muirhead N., Cotto Graeme R.D, 1986. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.

Homeostasis Asam-Basa Normal. Churchill Livingstone-Binarupa Aksara.

Halaman: 71-82

21. Plowman P. N., 1987. Endocrinology and Metabolic Disease. Diabetic Coma (Hyperglycaemic Ketoacidotic Coma). Page: 111-118

22. Schteingart D.E, 1995. Patofisiologi, Konsep klinis Proses-Proses Penyakit.

Pankreas Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Edisi Empat, Buku

Kedua. EGC. Halaman: 1117-1119

23. Soerachrnad Soesilowat~ 1983.

Diabetes Melitus.

Tinjauan Kasus di Bagian

Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin Selama Tujuh Tahun 1975-1981. Halaman:

48-55

24. Soeria Soemantri E, Haznam M.W, 1976. Simposium Diabetes Melitus.

Komplikasi-Komplikasi

Diabetes

Melitus.

Bagian Penyakit

Dalam

FK-UNPADI R.S. Hasan Sadikin. Halaman: 30-32

25. Sukandar E, 1997. Nefrologi Klinik. Tinjauan umum nefropati diabetik. Edisi II. ITB Bandung. Halaman: 227-237

26. Supartondo, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis. Edisi Ketiga, Jilid I. Jakarta. FK-Ul. Halaman: 622-626

27. Tjokroprawiro A, 1998. Medika No.4 Tahun ke XXIV, April 1998. Mengenal Beberapa Pengalaman Klinis-Praktis (Bagian Kedua). Halaman: 264-265

(15)

28. Tjokroprawiro A, 1999.

Diabetes Melitus Klasifikasi. Diagnosis dan Terapi.

Edisi Ketiga.

Gramedia. Halaman: 58-59

29. Tjokroprawiro A,

2001. Medika No.

12

Tahun ke XXVII. Desember 2001.

Diabetes

Melitus:

Kapita

Selekta-2000

(Pengalaman

Klinis

Dalam

Kedaruratan). Halaman: 799-800

30. Waspadji

S,

2000.

WWWKegawatan

pada

Diabetes

Melitus

Hiperosmolar.com.

Kegawatan pada Diabetes Melitus.

31. Winardi A, 2000.

WWWCitra Online. com.

Pengobatan Terbaru Penderita

Diabetes.

32. Wiyono P, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis. Edisi Ketiga, Jilid I. Jakarta. FK-UI. Halaman: 620

Referensi

Dokumen terkait

Kertas soalan ini mengandungi 40 soalan. Jawab semua soalan. Hitamkan jawapan anda pada kertas jawapan objektif yang disediakan. Hitamkan satu ruangan sahaja bagi setiap

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang

Dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa stres kerja dan beban kerja secara bersama-sama (simultan)

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur

Selain Tile Polished Salsa, 2 Tile baru dari GRANITO, yakni Palazzo & Aurora Waffle, juga merupakan Tile Polished yang bisa Anda pilih untuk penutup lantai atau dinding di

23 Nilai ketepatan R 2 (adj) yang dihasilkan pada grafik kuadratik antara bobot badan dengan lingkar dada Domba Garut dan Domba Ekor Tipis lebih besar daripada yang

Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama

&an$$'an psikosomatik ialah $an$$'an ata' penyakit den$an $e+ala%$e+ala yan$ menyer'pai penyakit /sik dan diyakini adanya s'at' h'*'n$an yan$ erat antara s'at' peristia