• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BELAJAR PERORANGAN DAN KELOMPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH BELAJAR PERORANGAN DAN KELOMPOK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN

TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN KETERAMPILAN ROLLKIP

(Jurnal)

Oleh MUNTOHA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

2 ABSTRACT

RELATIONSHIP OF ARM STRENGTH, LEG,BODY FLEXIBILITY, HEIGHT AND WEIGHT TO ROLLKIP

By MUNTOHA

Mentor:

1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd. 2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

This study aimed to determine the relationship of arm strength, leg strength, body flexibility, height and weight to roll kip skills. The methodology of the study is the product moment correlation. The sample used is the student of class VIII of SMP Yadika Natar, and a population of 200 students and collecting the data was taken as random sampling technique, so it was collected as many as 50 students which consists of 25 sons and 25 daughters. The research results showed that there is a significant relationship arm strength and skills roll kip 0,484 (23,39 %); for leg strength 0,503 (25,29 %); for body flexibility 0,764 (58,34 %); for height 0,241 (5,79 %) and weight 0,302 (9,09 %). The conclusion of this study is the relationship of body flexibility have a strong relationship with the rollkip skills.

(3)

3 ABSTRAK

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN

KETERAMPILAN ROLLKIP

Oleh MUNTOHA

Mentor:

1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd. 2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kekuatan lengan, tungkai, kelentukan togok, tinggi, dan berat badan terhadap keterampilan rollkip. Metodologi penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII di SMP Yadika Natar populasinya berjumlah 200 siswa. Pengambilan data diambil teknik random sampling

dari populasi sehingga terkumpul sebanyak 50 siswa yang terdiri dari 25 putra dan 25 putri. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip terdapat koefisien korelasi sebesar 0,484 dengan kontribusi 23,39%. Kedua, koefisien korelasi kekuatan tungkai sebesar 0,503 dengan kontribusi s25,29%. Ketiga, koefisien korelasi kelentukan togok sebesar 0,764 dengan kontribusi 58,34%. Keempat, koefisien korelasi tinggi badan sebesar 0,241 dengan kontribusi 5,79%. Kelima, koefisien korelasi berat badan sebesar 0,302 dengan kontribusi 9,09%. Kesimpulan penelitian ini bahwa kelentukan togok memiliki hubungan kuat dengan keterampilan rollkip.

(4)

4 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu materi pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan salah satu keterampilan senam lantai yaitu gerakan rollkip dengan koordinasi yang baik. Tujuan pembelajaran rollkip ini adalah siswa dapat melakukan gerak dasar rollkip serta nilai disiplin, keberanian dan tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikkan gerak dasar rollkip tersebut.

Rollkip merupakan gerak lanjutan dari gerak guling depan. Gerakan rollkip melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras dengan gerakan dari pinggang. Untuk mencapai keberhasilan rollkip yang sempurna, maka siswa harus memiliki kemampuan fisik antara lain seperti kekuatan baik lengan maupun tungkai, dan kelentukan togok. Disamping itu pula perlu ditunjang postur tubuh, berat badan, atau tinggi badan yang sesuai.

Dan atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mencoba mengkorelasikan kelentukan terutama togok dan kekuatan (lengan dan tungkai) dengan keterampilan gerakan rollkip. Penulis juga ingin mencoba mengkorelasikan berat badan dan tinggi badan dengan rollkip untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel-variabel tersebut sehingga akhirnya dapat mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar rollkip siswa.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka per-masalahan yang timbul dapat di iden-tifikasikan sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan dorongan yang kuat diperlukan kekuatan lengan sehingga gerakan rollkip dapat berhasil dilakukan.

2. Untuk mendapatkan lentingan kaki ke atas depan lalu melakukan pendaratan diperlukan kekuatan tungkai agar dapat berdiri dengan baik.

3. Untuk melakukan gerakan melentingkan saat melakukan gerakan diperlukan kelentukan togok/badan agar saat di udara badan dapat melenting.

4. Untuk dapat melakukan gerakan rollkip dengan sempurna ditunjang dengan tinggi badan dan berat badan yang mendukung keberhasilan rollkip.

Rumusan Masalah

1. Seberapa besar hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip? 2. Seberapa besar hubungan kekuatan

tungkai dengan keterampilan rollkip? 3. Seberapa besar hubungan kelentukan

togok dengan keterampilan rollkip? 4. Seberapa besar hubungan tinggi

badan dengan keterampilan rollkip? 5. Seberapa besar hubungan berat

badan dengan keterampilan rollkip?

Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar hubungan kekuatan

lengan dengan keterampilan rollkip? 2. Untuk mengetahui besar hubungan

kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip.

3. Untuk mengetahui besar hubungan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip.

(5)

5 5. Untuk mengetahui besar hubungan

berat badan dengan keterampilan rollkip.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki guna sebagai berikut :

1. Bagi Siswa 2. Bagi Guru 3. Bagi Peneliti

4. Bagi Prodi Penjaskes

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan Jasmani

Menurut Muhajir (2007: 2) dijelaskan definisi Pendidikan Jasmani adalahsuatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.

Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah modifikasi kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) (Oemar Hamalik, 2008 : 36).

Dimiyanti dan Mujiono (1999) bahwa:

“Pembelajaran memiliki makna yang

lebih luas, tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal,

akan tetapi juga meliputi kegiatan mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber

belajar agar terjadi proses belajar”.

Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang, menerapkan pola-pola gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang dihadapi dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu. (Sugiyanto: 1993: 3)

Keterampilan Gerak Dasar

Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Lutan (1988) membagi tiga gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Senam

Menurut Roji (2006: 110) senam adalah olahraga dengan gerakan–gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian secara harmonis.

(6)

6 kekuatan dan daya tahan otot dari

seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga besar sumbangannya pada perkembangan gerak fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengontrol sikap dan gerak secara efektif dan efisien.

Rollkip

Menurut Atmaja dan Bambang (2010: 108) rollkip adalah kelanjutan gerak dari gerakan guling depan. Gerakan rollkip adalah gerak melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras dengan sumber gerakan dari pinggang.

Gambar 1. Gerak Dasar Rollkip.

Cara melakukan gerakan rollkip syang diadaptasi dari Atmaja dan Bambang (2010: 108) adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan

a. Sikap jongkok menghadap matras atau arah gerakan

b. Kedua telapak tangan menempel di atas matras

c. Pandangan ke arah depan 2. Tahap pelaksanaan

a. Angkat pinggul, masukkan kepala diantara kedua lengan dengan siku ditekuk keluar

b. Saat tengkuk menempel matras, lecutkan kedua kaki ke depan atas c. Kedua tangan menolak sehingga

badan terangkat dan pinggang melenting ke belakang

3. Akhir gerakan

a. Berdiri dengan kedua kaki agak jongkok

b. Kedua tangan diayunkan ke depan c. Jaga keseimbangan

d. Pandangan ke depan atas

Kondisi Fisik

Kondisi fisik atau kebugaran jasmani seseorang merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan ditingkatkan dalam upaya mencapai prestasi yang optimal. Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body composition (keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan). (M. Ichsan, 1988: 55). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. kekuatan otot, b. kelincahan, c. kecepatan, d. ketebalan otot, e. posture (bentuk tubuh). (Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)

Hipotesis

Husaini Usman (2008:38) juga menyebutkan bahwa hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan.

H01 : Tidak ada hubungan yang

signifikan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip.

H1 : Ada hubungan yang signifikan

kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip. H02 : Tidak ada hubungan yang

signifikan kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip.

H2 : Ada hubungan yang signifikan

(7)

7 H03 : Tidak ada hubungan yang

signifikan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip. H3 : Ada hubungan yang signifikan

kelentukan togok dengan keterampilan rollkip. H04 : Tidak ada hubungan yang

signifikan tinggi badan dengan keterampilan rollkip.

H4 : Ada hubungan yang signifikan

tinggi badan dengan keterampilan rollkip.

H05 : Tidak ada hubungan yang

signifikan berat badan dengan keterampilan rollkip.

H5 : Ada hubungan yang signifikan

berat badan dengan keterampilan rollkip.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau

menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya (Riduwan, 2005 : 207).

Desain Penelitian

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (X) adalah yang mempengaruhi, yaitu

a. Variabel bebas 1 (X1) adalah

kekuatan lengan

b. Variabel bebas 2 (X2) adalah

kekuatan tungkai

c. Variabel bebas 3 (X3) adalah

kelentukan togok

d. Variabel bebas 4 (X4) adalah

tinggi badan

e. Variabel bebas 5 (X5) adalah berat

badan

2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu rollkip.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Dharmapala sebanyak 200 siswa. Maka sampel penelitian ini diambil dari 25 % populasi secara random yaitu 50 siswa terdiri dari 25 putra dan 25 putri.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push dynamometer, kekuatan otot tungkai adalah dengan menggunakan alat Back and Leg

Dynamometer, mengukur kelentukan togok

adalah dengan Sit and Reach Flexibility Test, mengukur tinggi badan dan berat badan maka alat yang digunakan terdiri dari meteran dan timbangan yang sudah ditera. Sedangkan mengukur keterampilan gerak dasar rollkip dengan menggunakan penilaian pengamatan gerak rollkip seperti : 1) sikap awal; 2) sikap pelaksanaan; 3) sikap akhir diberi bobot nilai 1 – 5.

Tabel 1. Format Penilaian Rollkip.

N

o Indikator Deskriptor

Nilai

b. Kedua telapak tangan diletakkan

(8)

8

pelaksana an

tangan di atas matras

b. Pantat diangkat setinggi-tingginya usahakan tetap tegak dan lurus

c. Tempelkan tengkuk pada matras

d. Saat badan mulai berguling, kaki

dilecutkan ke arah atas depan

e. Kedua tangan menolak sehingga

badan terangkat

a. Mendarat dengan kedua

kaki sedikit jongkok b. kedua tangan

diayunkan ke depan

c. Jaga keseimbangan

d. Pandangan ke arah

depan

Jumlah Bobot Nilai Akhir

Diadaptasi : Atmaja dan Bambang (2010)

Teknik Analisis Data

Menurut Riduwan (2005: 138) Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel

independen dan variabel dependen.

  

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi,

menggunakan rumus uji-t:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

a. Variabel Kekuatan Lengan

Hasil penelitian menunjukkan rentang skor kekuatan lengan yang diperoleh seluruh siswa antara 18 – 50 kg dengan nilai rerata sebesar 25,7 dan simpangan baku sebesar 8,5.

No Klasifikasi Frekuensi Persentase

1 Baik Sekali 2 4 %

Baik Se kali Baik Se dang Kurang Kurang Se kali

G ambar 8. Grafik Kekuatan Lengan.

b. Variabel Kekuatan Tungkai Rentang skor yang diperoleh dari hasil tes kekuatan tungkai adalah 13 – 52 kg. Dengan rerata sebesar 28,2 dan simpangan baku sebesar 8,8.

No Klasifikasi Frekuensi Persentase

1 Baik Sekali 0 0 %

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 9. Grafik Kekuatan Tungkai. c. Variabel Kelentukan Togok

Hasil penelitian menunjukkan rentang jangkauan yang diperoleh adalah 10 – 25 cm. Dengan rerata sebesar 17,6 dan simpangan baku sebesar 3,0.

No Klasifikasi Frekuensi Persentase

1 Baik Sekali 17 34 %

2 Baik 14 28 %

3 Sedang 8 16 %

4 Kurang 7 14 %

(9)

9

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 10. Grafik Kelentukan Togok.

d. Variabel Tinggi Badan

Hasil penelitian menunjukkan rentang skor tinggi badan yang diperoleh siswa adalah 127 – 152 cm. Dengan rerata sebesar 138,9 dan simpangan baku sebesar 5,9.

e. Variabel Berat Badan

Hasil penelitian menunjukkan rentang skor berat badan yang diperoleh dari siswa adalah 22 – 48 kg. Dengan rerata sebesar 33,3 dan simpangan baku sebesar 5,2.

No Klasifikasi Standar Nilai

Kegemukan Gemuk Ideal Kurus Kekurusan

Gambar 11. Grafik Tipe Tubuh

f. Variabel Keterampilan Rollkip

Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai keterampilan rollkip yang

diperoleh adalah 1 – 5 . Dengan rerata sebesar 3,5 dan simpangan baku sebesar 1,4.

No. Klasifikasi Standar

Nilai Frekuensi Persentase

1 Baik

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 12. Grafik Keterampilan Rollkip

Uji Hipotesis

Pertama, diperoleh thitung= 3,829 ≥ ttabel

= 1,679 maka tolak H0 terima H1 dengan

kontribusi sebesar 23,39%. Kedua, diperoleh thitung= 4,031 ≥ ttabel = 1,679

maka tolak H0 terima H2 dengan

kontribusi sebesar 25,29%. Ketiga, diperoleh thitung= 8,198 ≥ ttabel = 1,679

maka tolak H0 terima H3 dengan

kontribusi sebesar 58,34%. Keempat,

diperoleh thitung= 1,717 ≥ ttabel = 1,679

maka tolak H0 terima H4 dengan

kontribusi sebesar 5,79%. Kelima,

diperoleh thitung = 2,191 ≥ ttabel = 1,679

maka tolak H0 terima H5 dengan

kontribusi sebesar 9,09%.

(10)

10

No Variabel Koefisien

korelasi

Interpretasi

hubungan Hubungan

1 Kekuatan

0,764 Kuat Signifikan

4 Tinggi

Badan

0,241 Rendah Signifikan

5 Berat Badan 0,304 Rendah Signifikan

Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang hubungan kekuatan lengan, kekuatan tungkai, kelentukan togok, tinggi badan dan berat badan dengan keterampilan rollkip pada siswa kelas VIII di SMP Yadika Natar dengan jumlah sampel adalah 50 siswa.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil temuan awal penulis di SMP Yadika Natar khususnya siswa kelas VIII pada pelajaran Penjaskes materi senam lantai yaitu rollkip. Hasil

pengamatan penulis yang mengacu pada penilaian hasil belajar rollkip siswa oleh guru Penjaskes di SMP tersebut bahwa rata-rata siswa belum dapat melkaukan rollkip dengan sempurna bahkan tidak dapat melakukan rollkip sama sekali. Dari hasil temuan awal ini penulis juga berasumsi bahwa belum berhasilnya siswa melakukan gerak rollkip tersebut karena faktor fisik maupun biomotorik.

Harsono (1988:100) menjelaskan bahwa kondisi fisik merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan prestasi olahraga, dengan melakukan latihan kondisi fisik memungkinkan siswa untuk dapat mengikuti program latihan dengan baik. Seperti yang dijelaskan Ichsan (1988: 55) bahwa kondisi fisik atau kebugaran jasmani seseorang merupakan salah satu aspek latihan yang paling

dasar untuk dilatih dan ditingkatkan dalam upaya mencapai prestasi yang optimal. Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body composition

(keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. muscular power

(kekuatan otot), b. agility (kelincahan), c. speed (kecepatan), d. muscle bulk (ketebalan otot), dan e. posture (bentuk tubuh).

Maka berdasar pada temuan awal belum berhasilnya melakukan gerak rollkip dan pendapat ahli bahwa diperlukan kondisi fisik (fisik dan biomotor) yang

menunjang untuk keberhasilan suatu pembelajaran gerak, penulis mengambil penelitian hubungan untuk mengetahui faktor-faktor mana saja yang akan

mempengaruhi hasil gerak rollkip siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari kelima variabel tersebut. Hal ini berdasarkan nilai koefisien korelasi yang didapat menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat antara kekuatan lengan dan

(11)

11 badan akan menyebabkan peningkatan

yang berarti pada keterampilan rollkip.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(1) ada hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip (2) ada hubungan kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip (3) ada hubungan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip (4) ada hubungan tinggi badan dengan keterampilan rollkip (5) ada hubungan berat badan dengan keterampilan rollkip

Saran

Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :

1. Bagi siswa agar dapat meningkatkan keterampilan rollkip dan

meningkatkan kondisi fisik penentu peningkatan prestasi agar

mendapatkan hasil yang optimal. 2. Guru Pendidikan Jasmani dalam

usaha meningkatkan keterampilan rollkip maka perlu memperhatikan kondisi fisik siswa sehingga dapat direncanakan program khusus guna tercapainya prestasi yang

diharapkan.

3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi penguasaan keterampilan rollkip , hal ini dapat diteliti kembali guna

menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan penguasaan keterampilan rollkip

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja dan Bambang. 2010. Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirti PPLPTK.

Ichsan, M. 1988. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.

Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Sebuah Pendekatan Pembinaan Pola Gerak

Dominan. Bandung: FPOK. UPI

Muhajir. 2007. Teori dan Praktik

Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudistira.

Mujiono, Dimyanti. 1999 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan Untuk SMP Kelas VIII.

Penerbit: Jakarta: Erlangga

Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak Dalam Olahraga. Jakarta. Pusdiktar. KONI Pusat.

(12)

12 Usman, Husaini dan Purnomo Setiady

Gambar

Tabel 1. Format Penilaian Rollkip.
Gambar 8. Grafik Kekuatan Lengan.
Gambar 10. Grafik Kelentukan Togok.

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan proyek dengan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa. Hasil

Maraknya kejahatan pemerasan dan pengancaman disertai kekerasan semakin banyak terdengar, baik di media massa maupun media elektronik hingga sudah banyak dialami oleh

PDRB sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

[r]

Pembangunan gedung kantor Rehab Ruang Kadis JB: Modal JP: Pekerjaan Konstruksi. 1

Parents should spend more time with their children especially always communicate with their children about school activities, expectations of academic achievement, the importance of

Objek formal penelitian ini adalah aspek-aspek (hal-hal) yang akan diteliti, berupa politik tubuh, kekerasan simbolik, dan pelanggaran hak asasi anak dalam sembilan novel

Gambaran intensitas komunikasi tutor dan warga belajar pada program pendidikan Paket B di kecamatan Belang kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan dimensi tutorial