1 HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN
TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN KETERAMPILAN ROLLKIP
(Jurnal)
Oleh MUNTOHA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2 ABSTRACT
RELATIONSHIP OF ARM STRENGTH, LEG,BODY FLEXIBILITY, HEIGHT AND WEIGHT TO ROLLKIP
By MUNTOHA
Mentor:
1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd. 2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.
This study aimed to determine the relationship of arm strength, leg strength, body flexibility, height and weight to roll kip skills. The methodology of the study is the product moment correlation. The sample used is the student of class VIII of SMP Yadika Natar, and a population of 200 students and collecting the data was taken as random sampling technique, so it was collected as many as 50 students which consists of 25 sons and 25 daughters. The research results showed that there is a significant relationship arm strength and skills roll kip 0,484 (23,39 %); for leg strength 0,503 (25,29 %); for body flexibility 0,764 (58,34 %); for height 0,241 (5,79 %) and weight 0,302 (9,09 %). The conclusion of this study is the relationship of body flexibility have a strong relationship with the rollkip skills.
3 ABSTRAK
HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN
KETERAMPILAN ROLLKIP
Oleh MUNTOHA
Mentor:
1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd. 2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kekuatan lengan, tungkai, kelentukan togok, tinggi, dan berat badan terhadap keterampilan rollkip. Metodologi penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII di SMP Yadika Natar populasinya berjumlah 200 siswa. Pengambilan data diambil teknik random sampling
dari populasi sehingga terkumpul sebanyak 50 siswa yang terdiri dari 25 putra dan 25 putri. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip terdapat koefisien korelasi sebesar 0,484 dengan kontribusi 23,39%. Kedua, koefisien korelasi kekuatan tungkai sebesar 0,503 dengan kontribusi s25,29%. Ketiga, koefisien korelasi kelentukan togok sebesar 0,764 dengan kontribusi 58,34%. Keempat, koefisien korelasi tinggi badan sebesar 0,241 dengan kontribusi 5,79%. Kelima, koefisien korelasi berat badan sebesar 0,302 dengan kontribusi 9,09%. Kesimpulan penelitian ini bahwa kelentukan togok memiliki hubungan kuat dengan keterampilan rollkip.
4 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu materi pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan salah satu keterampilan senam lantai yaitu gerakan rollkip dengan koordinasi yang baik. Tujuan pembelajaran rollkip ini adalah siswa dapat melakukan gerak dasar rollkip serta nilai disiplin, keberanian dan tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikkan gerak dasar rollkip tersebut.
Rollkip merupakan gerak lanjutan dari gerak guling depan. Gerakan rollkip melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras dengan gerakan dari pinggang. Untuk mencapai keberhasilan rollkip yang sempurna, maka siswa harus memiliki kemampuan fisik antara lain seperti kekuatan baik lengan maupun tungkai, dan kelentukan togok. Disamping itu pula perlu ditunjang postur tubuh, berat badan, atau tinggi badan yang sesuai.
Dan atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mencoba mengkorelasikan kelentukan terutama togok dan kekuatan (lengan dan tungkai) dengan keterampilan gerakan rollkip. Penulis juga ingin mencoba mengkorelasikan berat badan dan tinggi badan dengan rollkip untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel-variabel tersebut sehingga akhirnya dapat mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar rollkip siswa.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka per-masalahan yang timbul dapat di iden-tifikasikan sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan dorongan yang kuat diperlukan kekuatan lengan sehingga gerakan rollkip dapat berhasil dilakukan.
2. Untuk mendapatkan lentingan kaki ke atas depan lalu melakukan pendaratan diperlukan kekuatan tungkai agar dapat berdiri dengan baik.
3. Untuk melakukan gerakan melentingkan saat melakukan gerakan diperlukan kelentukan togok/badan agar saat di udara badan dapat melenting.
4. Untuk dapat melakukan gerakan rollkip dengan sempurna ditunjang dengan tinggi badan dan berat badan yang mendukung keberhasilan rollkip.
Rumusan Masalah
1. Seberapa besar hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip? 2. Seberapa besar hubungan kekuatan
tungkai dengan keterampilan rollkip? 3. Seberapa besar hubungan kelentukan
togok dengan keterampilan rollkip? 4. Seberapa besar hubungan tinggi
badan dengan keterampilan rollkip? 5. Seberapa besar hubungan berat
badan dengan keterampilan rollkip?
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar hubungan kekuatan
lengan dengan keterampilan rollkip? 2. Untuk mengetahui besar hubungan
kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip.
3. Untuk mengetahui besar hubungan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip.
5 5. Untuk mengetahui besar hubungan
berat badan dengan keterampilan rollkip.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki guna sebagai berikut :
1. Bagi Siswa 2. Bagi Guru 3. Bagi Peneliti
4. Bagi Prodi Penjaskes
TINJAUAN PUSTAKA
Pendidikan Jasmani
Menurut Muhajir (2007: 2) dijelaskan definisi Pendidikan Jasmani adalahsuatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah modifikasi kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) (Oemar Hamalik, 2008 : 36).
Dimiyanti dan Mujiono (1999) bahwa:
“Pembelajaran memiliki makna yang
lebih luas, tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal,
akan tetapi juga meliputi kegiatan mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar”.
Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang, menerapkan pola-pola gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang dihadapi dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu. (Sugiyanto: 1993: 3)
Keterampilan Gerak Dasar
Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Lutan (1988) membagi tiga gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Senam
Menurut Roji (2006: 110) senam adalah olahraga dengan gerakan–gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian secara harmonis.
6 kekuatan dan daya tahan otot dari
seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga besar sumbangannya pada perkembangan gerak fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengontrol sikap dan gerak secara efektif dan efisien.
Rollkip
Menurut Atmaja dan Bambang (2010: 108) rollkip adalah kelanjutan gerak dari gerakan guling depan. Gerakan rollkip adalah gerak melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras dengan sumber gerakan dari pinggang.
Gambar 1. Gerak Dasar Rollkip.
Cara melakukan gerakan rollkip syang diadaptasi dari Atmaja dan Bambang (2010: 108) adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan
a. Sikap jongkok menghadap matras atau arah gerakan
b. Kedua telapak tangan menempel di atas matras
c. Pandangan ke arah depan 2. Tahap pelaksanaan
a. Angkat pinggul, masukkan kepala diantara kedua lengan dengan siku ditekuk keluar
b. Saat tengkuk menempel matras, lecutkan kedua kaki ke depan atas c. Kedua tangan menolak sehingga
badan terangkat dan pinggang melenting ke belakang
3. Akhir gerakan
a. Berdiri dengan kedua kaki agak jongkok
b. Kedua tangan diayunkan ke depan c. Jaga keseimbangan
d. Pandangan ke depan atas
Kondisi Fisik
Kondisi fisik atau kebugaran jasmani seseorang merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan ditingkatkan dalam upaya mencapai prestasi yang optimal. Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body composition (keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan). (M. Ichsan, 1988: 55). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. kekuatan otot, b. kelincahan, c. kecepatan, d. ketebalan otot, e. posture (bentuk tubuh). (Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)
Hipotesis
Husaini Usman (2008:38) juga menyebutkan bahwa hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan.
H01 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip.
H1 : Ada hubungan yang signifikan
kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip. H02 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip.
H2 : Ada hubungan yang signifikan
7 H03 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip. H3 : Ada hubungan yang signifikan
kelentukan togok dengan keterampilan rollkip. H04 : Tidak ada hubungan yang
signifikan tinggi badan dengan keterampilan rollkip.
H4 : Ada hubungan yang signifikan
tinggi badan dengan keterampilan rollkip.
H05 : Tidak ada hubungan yang
signifikan berat badan dengan keterampilan rollkip.
H5 : Ada hubungan yang signifikan
berat badan dengan keterampilan rollkip.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya (Riduwan, 2005 : 207).
Desain Penelitian
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (X) adalah yang mempengaruhi, yaitu
a. Variabel bebas 1 (X1) adalah
kekuatan lengan
b. Variabel bebas 2 (X2) adalah
kekuatan tungkai
c. Variabel bebas 3 (X3) adalah
kelentukan togok
d. Variabel bebas 4 (X4) adalah
tinggi badan
e. Variabel bebas 5 (X5) adalah berat
badan
2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu rollkip.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Dharmapala sebanyak 200 siswa. Maka sampel penelitian ini diambil dari 25 % populasi secara random yaitu 50 siswa terdiri dari 25 putra dan 25 putri.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push dynamometer, kekuatan otot tungkai adalah dengan menggunakan alat Back and Leg
Dynamometer, mengukur kelentukan togok
adalah dengan Sit and Reach Flexibility Test, mengukur tinggi badan dan berat badan maka alat yang digunakan terdiri dari meteran dan timbangan yang sudah ditera. Sedangkan mengukur keterampilan gerak dasar rollkip dengan menggunakan penilaian pengamatan gerak rollkip seperti : 1) sikap awal; 2) sikap pelaksanaan; 3) sikap akhir diberi bobot nilai 1 – 5.
Tabel 1. Format Penilaian Rollkip.
N
o Indikator Deskriptor
Nilai
b. Kedua telapak tangan diletakkan
8
pelaksana an
tangan di atas matras
b. Pantat diangkat setinggi-tingginya usahakan tetap tegak dan lurus
c. Tempelkan tengkuk pada matras
d. Saat badan mulai berguling, kaki
dilecutkan ke arah atas depan
e. Kedua tangan menolak sehingga
badan terangkat
a. Mendarat dengan kedua
kaki sedikit jongkok b. kedua tangan
diayunkan ke depan
c. Jaga keseimbangan
d. Pandangan ke arah
depan
Jumlah Bobot Nilai Akhir
Diadaptasi : Atmaja dan Bambang (2010)
Teknik Analisis Data
Menurut Riduwan (2005: 138) Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel
independen dan variabel dependen.
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi,
menggunakan rumus uji-t:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
a. Variabel Kekuatan Lengan
Hasil penelitian menunjukkan rentang skor kekuatan lengan yang diperoleh seluruh siswa antara 18 – 50 kg dengan nilai rerata sebesar 25,7 dan simpangan baku sebesar 8,5.
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 2 4 %
Baik Se kali Baik Se dang Kurang Kurang Se kali
G ambar 8. Grafik Kekuatan Lengan.
b. Variabel Kekuatan Tungkai Rentang skor yang diperoleh dari hasil tes kekuatan tungkai adalah 13 – 52 kg. Dengan rerata sebesar 28,2 dan simpangan baku sebesar 8,8.
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 0 0 %
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
Gambar 9. Grafik Kekuatan Tungkai. c. Variabel Kelentukan Togok
Hasil penelitian menunjukkan rentang jangkauan yang diperoleh adalah 10 – 25 cm. Dengan rerata sebesar 17,6 dan simpangan baku sebesar 3,0.
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 17 34 %
2 Baik 14 28 %
3 Sedang 8 16 %
4 Kurang 7 14 %
9
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
Gambar 10. Grafik Kelentukan Togok.
d. Variabel Tinggi Badan
Hasil penelitian menunjukkan rentang skor tinggi badan yang diperoleh siswa adalah 127 – 152 cm. Dengan rerata sebesar 138,9 dan simpangan baku sebesar 5,9.
e. Variabel Berat Badan
Hasil penelitian menunjukkan rentang skor berat badan yang diperoleh dari siswa adalah 22 – 48 kg. Dengan rerata sebesar 33,3 dan simpangan baku sebesar 5,2.
No Klasifikasi Standar Nilai
Kegemukan Gemuk Ideal Kurus Kekurusan
Gambar 11. Grafik Tipe Tubuh
f. Variabel Keterampilan Rollkip
Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai keterampilan rollkip yang
diperoleh adalah 1 – 5 . Dengan rerata sebesar 3,5 dan simpangan baku sebesar 1,4.
No. Klasifikasi Standar
Nilai Frekuensi Persentase
1 Baik
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
Gambar 12. Grafik Keterampilan Rollkip
Uji Hipotesis
Pertama, diperoleh thitung= 3,829 ≥ ttabel
= 1,679 maka tolak H0 terima H1 dengan
kontribusi sebesar 23,39%. Kedua, diperoleh thitung= 4,031 ≥ ttabel = 1,679
maka tolak H0 terima H2 dengan
kontribusi sebesar 25,29%. Ketiga, diperoleh thitung= 8,198 ≥ ttabel = 1,679
maka tolak H0 terima H3 dengan
kontribusi sebesar 58,34%. Keempat,
diperoleh thitung= 1,717 ≥ ttabel = 1,679
maka tolak H0 terima H4 dengan
kontribusi sebesar 5,79%. Kelima,
diperoleh thitung = 2,191 ≥ ttabel = 1,679
maka tolak H0 terima H5 dengan
kontribusi sebesar 9,09%.
10
No Variabel Koefisien
korelasi
Interpretasi
hubungan Hubungan
1 Kekuatan
0,764 Kuat Signifikan
4 Tinggi
Badan
0,241 Rendah Signifikan
5 Berat Badan 0,304 Rendah Signifikan
Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang hubungan kekuatan lengan, kekuatan tungkai, kelentukan togok, tinggi badan dan berat badan dengan keterampilan rollkip pada siswa kelas VIII di SMP Yadika Natar dengan jumlah sampel adalah 50 siswa.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil temuan awal penulis di SMP Yadika Natar khususnya siswa kelas VIII pada pelajaran Penjaskes materi senam lantai yaitu rollkip. Hasil
pengamatan penulis yang mengacu pada penilaian hasil belajar rollkip siswa oleh guru Penjaskes di SMP tersebut bahwa rata-rata siswa belum dapat melkaukan rollkip dengan sempurna bahkan tidak dapat melakukan rollkip sama sekali. Dari hasil temuan awal ini penulis juga berasumsi bahwa belum berhasilnya siswa melakukan gerak rollkip tersebut karena faktor fisik maupun biomotorik.
Harsono (1988:100) menjelaskan bahwa kondisi fisik merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan prestasi olahraga, dengan melakukan latihan kondisi fisik memungkinkan siswa untuk dapat mengikuti program latihan dengan baik. Seperti yang dijelaskan Ichsan (1988: 55) bahwa kondisi fisik atau kebugaran jasmani seseorang merupakan salah satu aspek latihan yang paling
dasar untuk dilatih dan ditingkatkan dalam upaya mencapai prestasi yang optimal. Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body composition
(keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. muscular power
(kekuatan otot), b. agility (kelincahan), c. speed (kecepatan), d. muscle bulk (ketebalan otot), dan e. posture (bentuk tubuh).
Maka berdasar pada temuan awal belum berhasilnya melakukan gerak rollkip dan pendapat ahli bahwa diperlukan kondisi fisik (fisik dan biomotor) yang
menunjang untuk keberhasilan suatu pembelajaran gerak, penulis mengambil penelitian hubungan untuk mengetahui faktor-faktor mana saja yang akan
mempengaruhi hasil gerak rollkip siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari kelima variabel tersebut. Hal ini berdasarkan nilai koefisien korelasi yang didapat menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat antara kekuatan lengan dan
11 badan akan menyebabkan peningkatan
yang berarti pada keterampilan rollkip.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
(1) ada hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip (2) ada hubungan kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip (3) ada hubungan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip (4) ada hubungan tinggi badan dengan keterampilan rollkip (5) ada hubungan berat badan dengan keterampilan rollkip
Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Bagi siswa agar dapat meningkatkan keterampilan rollkip dan
meningkatkan kondisi fisik penentu peningkatan prestasi agar
mendapatkan hasil yang optimal. 2. Guru Pendidikan Jasmani dalam
usaha meningkatkan keterampilan rollkip maka perlu memperhatikan kondisi fisik siswa sehingga dapat direncanakan program khusus guna tercapainya prestasi yang
diharapkan.
3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi penguasaan keterampilan rollkip , hal ini dapat diteliti kembali guna
menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan penguasaan keterampilan rollkip
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja dan Bambang. 2010. Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirti PPLPTK.
Ichsan, M. 1988. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.
Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Sebuah Pendekatan Pembinaan Pola Gerak
Dominan. Bandung: FPOK. UPI
Muhajir. 2007. Teori dan Praktik
Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudistira.
Mujiono, Dimyanti. 1999 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan Untuk SMP Kelas VIII.
Penerbit: Jakarta: Erlangga
Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak Dalam Olahraga. Jakarta. Pusdiktar. KONI Pusat.
12 Usman, Husaini dan Purnomo Setiady