• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

“Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air

Terhadap Membuka dan Menutup Operkulum

Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio)”

Kelompok 7

Asri Astuti 230110140072 Ayunani Agustina 230110140095 Alif Rizki M 230110140118

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

(2)

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan judul “Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air Terhadap Membuka dan Menutup Operkulum Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio)”. Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.

Laporan ini membahas mengenai perubahan suhu panas pada media air terhadap membuka dan menutupnya operkulum benih ikan mas sehingga diketahui laju pernafasan ikan..

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air ;

2. Asisten Laboratorium mata kuliah Fisiologi Hewan Air ; 3. Seluruh anggota kelompok 7 ;

4. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Demikianlah harapan kami, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan praktikum selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.

Jatinangor, Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN...13

(4)

Gambar 1. Benih Ikan Mas...3

Gambar 2. Ikan Mas...3

Gambar 3. Morfologi Ikan Mas...4

Gambar 4. Mekanisme Pernafasan Ikan Bertulang Sejati...5

(5)

Tabel 1. Banyaknya bukaan operkulum benih ikan mas pada suhu 26±0,5oC...13

Tabel 2. Banyaknya bukaan operkulum benih ikan mas pada suhu 23±0,5oC...13

Tabel 3. Banyaknya bukaan operkulum benih ikan mas pada suhu 29±0,5oC...14

(6)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar wilayah dunia terdiri atas air yang luas. Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan adalah salah satu hewan yang hidup di daerah perairan dan tergolong hewan berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti temperatur air dimana ia berada. Umumnya ikan bernafas dengan menghirup udara dari air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil udara dari permukaan air, bila didalam air kekurangan udara kecuali pada beberapa genus yang mempunyai kantung udara untuk menghisap oksigen apabila tempat hidupnya di dalam lumpur. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

(7)

metabolisme suatu organisme.

Biasanya suhu berperan penting terhadap adaptasi fisiologi. Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operkulum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut andil dalam adaptasi fisiologi. Operkulum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung terhadap suhu air sebagai media hidup ikan. Sebagai mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan, kita diharuskan untuk mengetahui hal-hal tersebut. Oleh karena itu, maka dilakukanlah praktikum “Pengaruh Suhu Terhadap Membuka dan Menutupnya pada Operkulum ikan” ini.

. 1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu panas media air terhadap membuka dan menutup operkulum benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang secara tidak langsung ingin mengetahui laju pernafasan ikan tersebut.

1.3 Manfaat

(8)
(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Mas

Gambar 1. Benih Ikan Mas

Ikan mas merupakan ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang, sedikit pipih ke samping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 SM, di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan, dan Jepang (Susanto, 2007).

(10)

berikut:

Phylum : Chordata Class : Pisces Ordo : Ostariophysi Family : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.

Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

2.2 Morfologi Ikan Mas

(11)

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan mas ini memiliki bentuk tubuh yang panjang dan pipih atau biasa di sebut dengan sebutan comprossed. Belahan mulutnya terdapat pada bagian depan kepalanya atau lebih tepat nya berada pada bagian ujung hidungnya. Gigi kerongkongannya terdapat pada ujung mulut bagian dalamnya. Terdapat dua pasang sungut pada wilayah anteriornya.

Tubuh ikan mas digolongkan menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada seluruh bagian tubuh nya diselimuti oleh sisik. Sisik ikan mas ini memiliki ukuran yang besar, jika dibandingkan dengan sisik ikan yang lain akan sangat terlihat perbedaannya. Bentuk ekor ikan mas ini memiliki bentuk yang berlekuk tunggal. Memiliki sirip punggung yang memanjang. Letak sirip punggungnya berseberangan dengan letak sirip perutnya. Letak sirip perutnya sangat dekat dengan sirip dadanya. Terdapat operkulum dan properkulum pada sirip dadanya. Untuk menampung makanan, ikan mas menggunakan lambung palsunya. Insang ikan mas terdiri dari beberapa bagian seperti tulang lengkung insang, tapis insang, dan lembaran daun insang.

2.3 Sistem Pernafasan Ikan

Pernafasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan. Proses pengikatan oksigen tersebut dipengaruhi oleh struktur alat pernafasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau keluar melalui alat pernafasan.

(12)

sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

Ikan mas merupakan ikan bertulang sejati. Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran CO2 dan O2 berlangsung.

Mekanisme pernafasan pada ikan secara umum sama, namun ada perbedaan antara golongan Elasmobranchii dengan Teleostei. Dalam laporan ini hanya dibahas mekanisme pernafasan ikan Teleostei karena ikan mas termasuk ke dalam golongan ikan Teleostei. Mekanisme pernafasan kelompok ikan Teleostei berlangsung sebagai berikut :

Tahap inspirasi :

(13)

rongga insang mengembang. Terjadi tekanan air yang rendah. Air dari luar masuk melalui mulut menuju rongga mulut. Selanjutnya ruang antara insang dan operkulum meluas ketika tutup insang mengembang ke arah muka meskipun kulit penutup insang tertutup di bagian posterior oleh tekanan air dari luar. Pada saat air dari rongga mulut bergerak melewati insang, terjadi difusi dari lingkungan luar (media air) menuju lingkungan dalam (kapiler darah) pada lamela sekunder.

Tahap Ekspirasi :

Mulut menutup, kemudian rongga bukofaring dan rongga insang mulai menyempit, sementara katup mulut mencegah aliran air keluar melalui mulut. Rongga mulut mulai berubah fungsi dari sebagai pompa penghisap menjadi sebagai pompa penekan. Operkulum tetap tertutup, telah mencapai kondisi yang lebih lanjut dari penyempitan dan air berkumpul di luar insang. Pada kondisi ini celah insang terbuka. Air bergerak keluar melalui celah insang.

Secara skematis mekanisme gerakan air yang terjadi pada proses pernafasan dapat dilihat pada gambar.

(14)

Menurut Kangingan (2007:52-53) suhu merupakan besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu menunjukan derajat panas benda, sehingga semakin tinggi suhu suatu benda maka semakin panas pula benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur. Benda yang panas memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengukur suhu masyarakat cenderung menggunakan indera peraba.

Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur, dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metabolisme, misalnya dalam hal respirasi. Respirasi sendiri merupakan proses pertukaran gas oleh makhluk hidup terhadap lingkungan yang terjadi dengan dua cara yaitu ekspirasi (mengeluarkan CO2) dan inspirasi (O2 masuk kedalam tubuh).

(15)

energi yang masuk ke dalam tubuh. Energi ini akan digunakan untuk proses-proses maintenance dan selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan (Anonim, 2010). Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Suhu Ruang

Suhu ruang atau suhu kamar, dalam penggunaan ilmiah merupakan satu rentang suhu yang dianggap biasa atau nyaman oleh makhluk hidup. Suhu ini kurang lebih antara (20º - 25º C), (68º - 77° F), (528º - 537 ° R), atau (293º - 298º K), walaupun nilai tersebut bukanlah suatu nilai yang ditentukan secara persis. Untuk fasilitas perhitungan, sering digunakan angka 20° C atau 300º K. Suhu kamar ini merupakan suhu yang dapat diukur dengan termometer yang diambil dari udara di sekitarnya, sehingga jika diambil dari berbagai titik di suatu daerah pada suatu waktu mungkin bervariasi. Untuk perhitungan ilmiah, suhu kamar biasanya diambil sebagai 25º Celcius (293º atau 298º Kelvin, 68º atau 77º Fahrenheit). Suhu Rendah

Suhu rendah merupakan suhu yang lebih kecil derajatnya dari pada suhu kamar. Suhu merupakan faktor lingkungan yang utama pada perairan karena merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran hewan, termasuk dari jenis ikan. Respon yang diperlihatkan oleh ikan biasanya berupa perubahan tingkah laku maupun pergerakan ikan. Suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka serta menutup mulutnya karena semakin rendah suhu air maka semakin menurun jumlah gerakan operkulum. Hal ini disebabkan ikan mengalami batas stres minimum dengan penurunan suhu. Jika air semakin dingin maka oksigen yang terlarut di dalam air semakin sedikit, gerak operkulum semakin lambat dan tingkah laku ikan semakin pasif.

Suhu Tinggi

(16)
(17)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 09.50 – 11.30 WIB Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 Tempat: Laboratorium Akuakultur

3.2 Alat dan Bahan

Dalam praktikum ini digunakan alat-alat sebagai berikut :  Beaker glass sebagai tempat ikan yang akan diamati  Toples sebagai tempat ikan sebelum dan setelah diamati  Water bath sebagai penangas air

 Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air  Hand counter untuk menghitung bukaan operkulum  Timer / stopwatch untuk mengamati waktu

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :  Benih ikan mas sebanyak 5 ekor

 Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

3.3 Prosedur Penelitian

Dalam praktikum ini langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain : 1. Sebuah beaker glass 500 ml disiapkan sebagai wadah perlakuan dan

dua wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati.

2. Sebanyak 5 ekor benih ikan Nila diambil dari akuarium stok, lalu dimasukkan ke dalam salah satu wadah plastik yang telah diberi media air.

(18)

a. T1 = untuk suhu kamar ( …. ± 0,5 ºC) b. T2 = untuk suhu 3 ºC di bawah suhu kamar c. T3 = untuk suhu 3 ºC di atas suhu kamar

5. Satu persatu ikan uji dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah diketahui suhunya (perlakuan a) kemudian dihitung banyaknya bukaan operkulum ikan tersebut selama satu menit dengan hand counter dan

stopwatch sebagai penunjuk waktu dan diulang perlakuan tersebut sebanyak tiga kali untuk masing-masing ikan. Dicatat data yang diperoleh pada kertas lembar kerja yang telah tersedia.

6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama, dilanjutkan penghitungan bukaan operkulum dengan ikan uji berikutnya sampai lima ikan teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik lain yang telah disediakan

7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan penghitungan bukaan operkulum dengan perlakuan b dengan suhu air pada beaker glass

yang diatur agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara ditambahkan air es sedikit demi sedikit. Usahakan saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

8. Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan penghitungan bukaan operkulum dengan perlakuan b dengan suhu air pada beaker glass

yang diatur agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara ditambahkan air panas dari water bath sedikit demi sedikit. Usahakan saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

(19)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Data Kelompok

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pengamatan bukaan operkulum benih ikan mas sebagai berikut :

Tabel 1. Banyaknya bukaan operkulum benih ikan mas pada suhu kamar (26±0,5oC)

Ikan ke : I MenitII III Rata-Rata

1 112 108 108 109

Ikan ke : I MenitII III Rata-Rata

(20)

5 112 104 104 107

Rata-Rata 112 111 109 111

4.1.2 Data Kelas

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pengamatan (data seluruh kelompok) bukaan operkulum benih ikan mas sebagai berikut :

Tabel 4. Data kelas pengamatan bukaan operkulum benih ikan mas pada tiga perlakuan suhu

(21)

aktivitas membuka dan menutupnya operkulum pada benih ikan mas. Dimana aktivitas membuka dan menutupnya operkulum merupakan bagian dari metabolisme tubuh khususnya respirasi. Pengaruh suhu panas, dingin, dan suhu ruang mempengaruhi laju metabolisme.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperolah data pada suhu kamar (26±0,5oC) rata-rata bukaan operkulum benih ikan mas sebanyak 107 kali per menit, pada suhu 3oC di bawah suhu kamar (23±0,5oC) rata-rata bukaan operkulumnya sebanyak 85 kali per menit, dan rata-rata sebanyak 111 kali per menit pada suhu 3oC di atas suhu kamar (29±0,5oC). Meskipun setiap benih ikan mempunyai massa dan ukuran yang berbeda serta banyaknya bukaan operkulum yang berbeda, namun setelah dirata-ratakan diketahui bahwa aktivitas ikan berjalan dengan normal pada suhu optimum yaitu pada suhu ruangan sekitar 26±0,5oC.

Pada suhu di bawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka dan menutupnya operkulum ikan lebih lambat daripada pada saat suhu kamar. Dengan adanya penurunan suhu, maka terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya melambat. Penurun O₂ juga dapat menyebabkan kelarutan O₂ di lingkungannya meningkat. Maka dari itu, perubahan yang mendadak dari suhu lingkungan akan sangat berpengaruh pada ikan itu sendiri. Kemudian ukuran ikan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan ukuran benih yang sangat rentan dan juga mudah stress sehingga sulit untuk melihat mekanisme membuka serta menutupnya operkulum ikan tersebut.

(22)

oleh karena itu ikan akan meningkatkan laju respirasinya yaitu dengan cara meningkatkan volume aliran air kedalam tubuh sebanyak-banyaknya untuk memenuhi oksigen pada tubuhnya. Hal inilah yang menyebabkan membuka dan menutupnya operkulum pada ikan meningkat pada suhu tinggi.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa suhu optimal yang sesuai dengan aktivitas ikan terutama metabolisme ikan yaitu pada suhu 26±0,5oC. Apabila suhu meningkat, maka laju metabolisme ikan akan meningkat sehingga gerakan membuka dan menutupnya operkulum ikan akan lebih cepat dari pada suhu kamar, serta sebaliknya pula jika suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka serta menutup operkulumnya. Faktor yang berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya operkulum ikan yaitu kelarutan oksigen, dimana apabila suhu tinggi maka kelarutan oksigen rendah dan begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan tingkat metabolisme pada tubuh ikan meningkat ataupun menurun sehingga konsumsi oksigennya pun berbeda.

5.2 Saran

(24)

dan juga para praktikan harus memperhatikan asisten ketika menjelaskan cara kerja dalam menjalankan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum dan akhirnya dapat memperoleh informasi yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY. Bandung: Lubuk Agung.

Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.

FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.

Febnikayani, Suci. 2014. PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS DAN SUHU DINGIN MEDIA AIR TERHADAP MEMBUKA DAN MENUTUP

OPERKULUM BENIH IKAN MAS.

https://www.academia.edu/9725211/PENGARUH_PERUBAHAN_SUHU _PANAS_DAN_SUHU_DINGIN_MEDIA_AIR_TERHADAP_MEMBU

KA_DAN_MENUTUP_OPERKULUM_BENIH_IKAN_MAS diakses

pada 13 Oktober 2015.

http://karyatulisilmiah.com/klasifikasi-dan-biologi-ikan-mas-cyprinus-carpio-I/

diakses pada 13 Oktober 2015

(25)

LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum (beaker glass, toples, termometer, hand counter)

Beaker glass

Toples (wadah plasktik)

(26)

Benih ikan mas yang sedang dihitung bukaan operkulumnya di

dalam gelas beaker

Gambar

Gambar 1.  Benih Ikan Mas
Gambar 3. Morfologi Ikan Mas
Tabel 4. Data kelas pengamatan bukaan operkulum

Referensi

Dokumen terkait

sesuai dengan perhitungan stoikiometri. Setelah penimbangan, kedua bahan dicampur dan digerus menggunakan four point planetary ball mill selama 24 jam. Hasil penggerusan

Namun jika tujuan manajerial adalah jangka pendek/analisa laba taktis, seperti pada keputusan menerima/menolak pesanan khusus, maka hanya aktivitas yang terdapat

Desa Pampang Harapan merupakan salah satu desa pemekaran yang ada di Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Desa ini dibentuk melalui Peraturan Bupati Ketapang

YS : “Banyaknya orderan yang dikerjakan membuat para anggota lebih semangat dalam bekerja, masyarakat juga banyak yang memberi support juga SDM yang ada telah

Hal ini terlihat dari indikator yang diteliti yaitu: (1) kemampuan menulis karangan peserta didik dari indikator isi gagasan, peserta didik kurang mampu dalam menyertakan

Adapun kesimpulan yang dapat dimaknai dalam penelitian ini, pertama adalah, penge- lolaan kesan yang dibentuk oleh PSK saat be- rada di wilayah panggung depan (front stage) atau

Jenis data untuk penilaian kualitatif : Hasil wawancara terpadu dengan pihak-pihak terlibat di proyek yang menjadi studi kasus (site manager, project manager, maupun divisi

Di unit ini adalah yang paling menentukan dari keseluruhan proses produksi dimana terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2 menghasilkan produk utama sorbitol