• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabilitas Antara Individu Sejenis antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Variabilitas Antara Individu Sejenis antara "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM VARIABILITAS DI ANTARA INDIVIDU

Tanggal pelaksanaan : 10 September 2015

Asisten Dosen : Muhammad Nadhif

Oleh : Kelompok 1

Zainal Muttaqin 081411431009

Meidita Ika F.M. 081411431011

Ahmad Fauzi (editor) 081411431012

Ari Sofiyanti 081411431013

Nur Fitri Azizah (editor) 081411431023

Wanda Dya Arneni 081411431029

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

BAB I lingkungan. Adanya ciri yang bervariasi dapat diidentifikasi secara morfologi. Variabilitas antar individu memiliki dua karakter yaitu karakter kuantitatif (sesuatu yang dapat diukur secara objektif) dan karakter kualitatif (sesuatu yang tidak dapat diukur secara objektif). Karakter kuantitatif setiap individu dalam suatu populasi tidak selalu sama. Karakter ini dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, fisiologi, dan jenis kelamin. Namun, terdapat kisaran normal yang biasa ditemui.

Pada variabilitas di antara individu, karakter kuantitatif dapat digambarkan dengan pengukuran panjang, lebar, berat, usia, dan jenis kelamin setiap individu. Pada kelompok pisces, untuk usia dan jenis kelamin tidak mudah diketahui sehingga jarang digunakan sebagai asumsi percobaan. Untuk organisme yang sulit diketahui usianya biasanya berdasar pada asumsi bahwa dengan bertambahnya usia maka tubuh juga makin berkembang, termasuk bertambahnya ukuran tubuh. Dengan pengukuran tersebut dapat diketahui variabilitas di antara individu dalam suatu populasi.

Dalam percobaan variabilitas pada kelompok pisces seperti ikan mujair (Oreochromis mossambicus) dapat dilakukan dengan pengukuran lebar, panjang, dan berat tubuh dari spesies tersebut. Lebar dalam pengukuran pisces adalah jarak bagian dorsal dan bagian ventral tepat di depan sisik punggung. Panjang adalah jarak antara moncong lurus melalui bagian tengah badan sampai garis proyeksi bagian ujung ekor terpanjang. Sedangkan berat adalah berat seluruh tubuh ikan. Selain itu, dapat juga menentukan kisaran yang dianggap normal, menghitung besarnya varian atau deviasi standar, dan besarnya tingkat hubungan antar variabel dan besar pengaruhnya terhadap karakter lain. Dengan metode pengukuran ini dapat mengukur besarnya hubungan dan pengaruh antara variabel terikat dan variabel bebas.

2.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah:

1.2.1 Bagaimana cara menentukan variabilitas di antara individu dengan menggunakan karakter kuantitatif?

1.2.2 Apakah panjang dan lebar mempengaruhi berat ikan?

2.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1.3.1 Mengetahui cara menentukan variabilias di antara individu dengan menggunakan karakter kuanitatif.

(3)

1.4 Hipotesis

1.4.1 Hipotesis Kerja

Pada Oreochromis mossambicus terdapat hubungan antara panjang, lebar, dan berat tubuh spesies tersebut. Dimana panjang dan lebar Oreochromis mossambicus mempengaruhi berat tubuh. Semakin panjang dan lebar tubuh Oreochromis mossambicus, maka berat tubuh semakin meningkat.

1.4.2 Hipotesis Statistika

1. Hubungan antara panjang dan berat:

H0: Panjang ikan mujair tidak mempengaruhi beratnya. H1: Panjang ikan mujair mempengaruhi beratnya. 2. Hubungan antara lebar dan berat:

(4)

BAB II

BAHAN DAN CARA KERJA 2.1 Bahan

1. 50 ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus).

2.2 Alat

1. 1 buah penggaris plastik 2. 2 buah baskom

3. Neraca satu lengan

2.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu 50 ekor ikan mujair, satu buah penggaris plastik yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar ikan mujair, dua buah baskom yang digunakan untuk tempat meletakkan ikan, dan neraca satu lengan yang digunakan untuk menimbang berat tubuh ikan mujair.

2. Mengukur panjang dan lebar 50 ekor ikan mujair satu per satu dengan menggunakan penggaris plastik. Kemudian, mencatat hasil data yang telah diperoleh. Lebar ikan mujair adalah jarak antara bagian dorsal dan bagian sentral tepat di depan sisik punggung. Panjang ikan mujair adalah jarak antara moncong lurus melalui bagian tengah badan sampai garis proyeksi bagian ujung ekor terpanjang.

3. Menimbang berat badan 50 ekor ikan mujair satu per satu menggunakan neraca satu lengan. Berat ikan mujair adalah berat seluruh tubuh ikan mujair.

(5)

BAB III

HASIL PENGAMATAN

Tabel 3.1

No Berat (gram) Panjang (cm) Lebar (cm) Keterangan

1 63,10 17,00 5,00

(6)

41 70,00 16,50 5,70

42 55,00 15,00 5,20

43 22,00 11,00 4,20

44 74,00 7,50 5,20

45 62,00 15,50 5,20

46 77,00 17,20 5,60

47 64,00 18,00 5,00

48 76,00 16,50 5,00

49 53,33 15,00 4,50

50 63,45 16,50 5,00

N 50,00 50,00 50,00

Max 127,50 20,50 6,50

Min 22,00 7,50 3,40

Rata-Rata 57,89 14,90 4,82

SD 21,86 2,40 0,66

Var 478,29 5,76 0,44

(7)

Grafik 3.2

Tabel 3.2. Nilai Statistik Regresi

Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat

SSx 282,35 21,41

SP 2026,61 621,40

A -49,04 -81,91

b 7,18 29,03

Jadi, persamaan regresi liniernya adalah

- Untuk hubungan panjang dan berat ikan mujair Y = 7,18x – 49,04

- Untuk hubungan lebar dan berat ikan mujair Y = 29,03x – 81,91

KOEFISIEN KORELASI

- Koefisien korelasi antara panjang dan berat ikan mujair adalah 0,80 - Koefisien korelasi antara lebar dan berat ikan mujair adalah 0,87

Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat

N 50,00 50,00

SSx 282,35 21,41

SSy 23436,32 23436,32

SP 2026,61 2026,61

S2 185,21 112,47

Sb 0,81 2,29

T 8,86 12,66

DF= n-2 48,00 48,00

t tabel 0,05 2,01 2,01

KOEFISIEN DETERMINAN

(8)

- Koefisien determinan antara lebar dan berat ikan mujair adalah 0,77 BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum ekologi umum pada pertemuan ini mengenai variabilitas di antara individu. Suatu populasi terdiri atas kumpulan individu yang sejenis maka individu-individu tersebut haruslah memiliki ciri yang sama atau dalam bahasa biologi memiliki karakter taksonomi yang sama. karakter-karakter tersebut ada yang bersifat kuantitatif ada pula yang kualitatif (Hariyanto, dkk, 2008). Pada karakter kuantitatif umumnya tidak selalu 100% sama. Misalnya, karakter panjang, lebar, tinggi, dan berat boleh jadi tidak sama antara individu satu dengan individu lainnya. Perbedaan karakter kuantitatif dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor lingkungan, dan jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan suatu karakter dalam populasi inilah yang disebut dengan variasi karakter.

Untuk mengetahui besar variasi dalam suatu populasi, maka dengan cara mengukur panjang, lebar, dan berat dari 50 ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Data-data mengenai panjang, lebar, dan berat tubuh spesies tersebut kemudian diolah dan disajikan dalam tabel 3.1.

Hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan

Dari 50 spesies Oreochromis mossambicus yang diukur memiliki panjang rata-rata 14,9 cm dengan panjang maksimum 20,5 cm dan panjang minimum 7,5 cm. Dalam menghitung nilai varian untuk menduga besarnya variasi atau keanekaragaman ukuran panjang tubuh dari populasi ikan, nilai yang diperoleh yaitu 5,76. Sedangkan untuk nilai standar deviasi sebesar 2,4.

Untuk pengukuran berat tubuh ikan diperoleh berat rata-rata sebesar 57,89 gram dengan tubuh ikan paling berat sebesar 127,5 gram dan yang paling ringan sebesar 22 gram. Nilai varian yang didapat adalah sebesar 478,29 dan standar deviasi sebesar 21,87.

Dari data mengenai dua karakter tersebut, yaitu panjang dan berat tubuh ikan, dapat dianalisis hubungan mengenai panjang dan berat tubuh ikan. Panjang dan berat tubuh ikan masing-masing merupakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam praktikum ini yang merupakan variabel bebas adalah panjang dan lebar ikan. Kemudian berat ikan merupakan variabel terikat. Sebab, ukuran tubuh yaitu panjang dan lebar ikan akan mempengaruhi berat dari ikan tersebut.

Untuk menggambarkan hubungan antar dua variabel, yaitu panjang dan berat tubuh ikan digunakan persamaan regresi linear sedarhana. Data yang diperoleh dari analisis regresi sederhana terdapat variabel terikat dan variabel bebas. Ini sangat tepat untuk grafik data regresi sederhana, menggunakan koordinat (sumbu Y) dan absis (sumbu X). Kemudian tersaji dalam grafik scatter (Zar, 1999).

(9)

SP sebesar 2026,60686. Kemudian, dari grafik regresi linear didapatkan nilai A sebesar -49,04 dan B sebesar 7,18. Dari persamaan regresi linear Y = -49,04 + 7,18X dapat diduga bahwa bila panjang tubuh ikan 10 cm maka beratnya = -49,04 + 7,18(10) = 22,67.

Karena data berasal dari sampel populasi dan bukan dari keseluruhan populasi, maka harus diuji seberapa besar biasnya dengan populasi sesungguhnya. Pada tabel disajikan nilai statistik untuk uji t regresi dengan nilai SSy sebesar 23436,3184, nilai S2 sebesar 185,2094199, dan Sb sebesar 0,81. Kemudian diperoleh nilai t sebesar 8,86 dengan derajat kebebasan sebesar 48. Setelah dibandingkan hasilnya dengan t tabel 0,05 yang nilaianya sebesar 2,01 dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada perubahan berat apabila panjang tubuh ikan berubah. Karena nilai positif, maka bila ikan bertambah panjang maka berat ikan juga bertambah.

Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dari grafik regresi linear memiliki nilai 0,62 atau dengan kata lain hampir mendekati satu. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara panjang tubuh ikan dengan berat ikan. Dengan kata lain, kedua variabel yaitu variabel bebas berupa panjang dan lebar mempengaruhi variabel terikat yaitu berat tubuh ikan. Makin tinggi R-kuadrat, maka makin sesuai model yang diperoleh.

Kemudian, untuk nilai koefisien korelasi didapatkan hasil sebesar 0,79. Koefisien korelasi (r) menunjukkan hubungan langsung variabel bebas dan variabel terikat. Koefisien korelasi sebesar 0,79 menunjukkan hubungan kedua variabel cukup kuat.

Hubungan antara lebar dan berat tubuh ikan

Ukuran lebar dari 50 ekor ikan yang digunakan dalam praktikum ini memiliki rata-rata 4,82 cm dengan ukuran paling lebar sebesar 6,5 cm dan yang paling kecil adalah 3,4 cm. Nilai varian dari lebar tubuh ikan ini yaitu 0,44 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,66. Kemudian untuk data berat tubuh ikan sudah dipaparkan sebelumnya.

Kedua karakter ini, yaitu lebar dan berat ikan dapat ditentukan variabel bebas dan variabel terikat. Lebar tubuh ikan merupakan variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan berat tubuh ikan merupakan variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Oleh karena itu, lebar tubuh ikan akan mempengaruhi berat tubuh ikan.

Hubungan antar dua variabel ini, yaitu lebar dan berat tubuh ikan dapat digambarkan dengan persamaan regresi linear sederhana. Persamaan regresi linear dari lebar dan berat adalah Y = -81,91 + 29,03X dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,77. Nilai koefisien determinasi untuk lebar dan berat yang diperoleh dari grafik regresi linear memiliki nilai yang hampir mendekati satu. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lebar tubuh ikan dengan berat ikan. Dengan kata lain, variabel bebas berupa lebar tubuh ikan mempengaruhi variabel terikat yaitu berat tubuh ikan. Koefisien korelasi yang didapatkan sebesar 0,88. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas (lebar tubuh ikan) dan variabel terikat (berat tubuh ikan).

(10)

112.4697981, dan Sb sebesar 2.292. Kemudian diperoleh nilai t sebesar 12.66475675 dengan derajat kebebasan sebesar 48. Setelah dibandingkan hasilnya dengan t tabel 0,05 yang nilainya sebesar 2,01 dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada perubahan berat apabila lebar tubuh ikan berubah. Karena nilai positif, berarti jika ikan bertambah lebar maka berat ikan juga bertambah.

Menurut data dari sebuah jurnal yang berjudul “Hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiga jenis ikan yang tertangkap di perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh.” oleh Mulfizar, Zainal A. Muchlisin, dan Irma Dewiyanti disebutkan:

“Jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 295 ekor, terdiri dari 98 ekor ikan belanak (Mugil cephalus), 100 ekor ikan petek (Leiognathus fasciatus) dan 97 ekor ikan seriding (Ambasis koopsii). Ikan belanak (M.cephalus) memiliki panjang total berkisar antara 68.23 mm sampai 150.84 mm (rata-rata 98.57 ± 12.61 mm) dan berat berkisar antara 4 g sampai 31 g (rata-rata 12.34 ± 4.74 g). Ikan petek (L. fasciatus) memiliki panjang total yang berkisar antara 54.34 mm sampai 127.34 mm (rata-rata 82.46 ± 17.82 mm) dan berat berkisar antara 2 g sampai 33 g (rata-rata 10.03 ± 6.63 g). Sedangkan ikan seriding (A. koopsii) memiliki kisaran panjang total antara 68.85 mm sampai 95.79 mm (rata-rata 82.06 ± 4.99 mm) dan kisaran berat antara 3 g sampai 14 g (rata-rata 7.12 ± 1.51 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya variasi pola pertumbuhan ikan dengan faktor kondisi. Ikan belanak (M. cephalus) dan ikan seriding (A. koopsii) memiliki pola pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif. Sedangkan ikan petek (L. fasciatus) memiliki pola pertumbuhan bersifat allometrik positif. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai koefesien korelasi (r) berkisar 0.593 sampai 0.964. Nilai koefesien diterminasi (R2) berkisar 0.352 sampai 0.930 masing-masing ditemukan pada ikan seriding (A. koopsii), ikan petek (L. fasciatus) secara berurutan. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai koefesien korelasi (r) berkisar 0.593 sampai 0.964. Nilai koefesien korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat antara pertambahan berat dengan pertambahan panjang dan sebaliknya. Nilai koefesien diterminasi (R2) berkisar 0.352 sampai 0.930. Hal ini bermakna 35% sampai 93% dari total varian pertambahan berat dapat dijelaskan oleh grafik hubungan panjang-berat tersebut, masing-masing ditemukan pada ikan seriding (A. koopsii) dan ikan petek (L. fasciatus) secara berurutan.”

Secara garis besar, hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang erat antara panjang dan berat tubuh ikan yang juga dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan Kuala Gigieng. Nilai koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan pertambahan panjang dan pertambahan berat. Nilai koefisien korelasi ini berkisar 0.593 sampai 0.964.

(11)

Sedangkan H0 yang menyatakan tidak ada hubungan antara panjang dan berat ditolak.

BAB V RINGKASAN

Suatu populasi terdiri atas kumpulan individu yang sejenis maka individu-individu tersebut haruslah memiliki ciri yang sama atau dalam bahasa biologi memiliki karakter taksonomi yang sama. karakter-karakter tersebut ada yang bersifat kuantitatif ada pula yang kualitatif (Hariyanto, dkk, 2008).

Dari 50 spesies Oreochromis mossambicus yang diukur memiliki panjang rata-rata 14,9 cm dengan panjang maksimum 20,5 cm dan panjang minimum 7,5 cm. Penghitungan nilai varian berfungsi untuk menduga besarnya variasi atau keanekaragaman ukuran panjang tubuh dari populasi ikan. Nilai yang diperoleh yaitu 5,76. Sedangkan untuk nilai standar deviasi sebesar 2,4.

Untuk pengukuran berat tubuh ikan diperoleh berat rata-rata sebesar 57,89 gram dengan tubuh ikan paling berat sebesar 127,5 gram dan yang paling ringan sebesar 22 gram. Nilai varian yang didapatkan adalah sebesar 478,29 dan standar deviasi sebesar 21,87.

Ukuran lebar dari 50 ekor ikan yang digunakan dalam praktikum ini memiliki rata-rata 4,82 cm dengan ukuran paling lebar sebesar 6,5 cm dan yang paling kecil adalah 3,4 cm. Nilai varian dari lebar tubuh ikan ini yaitu 0,44 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,66.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga University Press

Mulfizar, Zainal A., Muchlisin, Irma Dewiyanti. 2012. Hubungan Panjang, Berat, dan Faktor Kondisi Tiga Jenis Ikan yang Tertangkap di Perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Odum. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Riyanto, Burhanudin Nukin, dkk. 1995. Ekologi Dasar I. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur

Gambar

Tabel 3.2. Nilai Statistik Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan intensitas bermain game online yang signifikan dengan kecerdasan emosi, dengan hasil analisis korelasi (r xy

llubungan antara Ko ta Medan d.m Pulau Pinang suc.lah tcrjalin sejak lampau. Hubungan yang erat tersebut ditopang oleh adanya kesamaan kebudayaan ,. kcpentingan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran statistik vital kambing Senduro jantan yang meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan memiliki hubungan yang sangat

Hasil analisis korelasi pada jagung manis ungu didapatkan hasil korelasi positif yang nyata antara hasil bobot biji per tongkol dengan panjang tongkol (0,68*), diameter tongkol

Dari hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium pada sebuah pegas yang diberi beban diperoleh hubungan antara beban yang digantungkan pada pegas terhadap pertambahan panjang

Selain itu, hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Kedungmundu, didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang demam

Dari hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium pada sebuah pegas yang diberi beban diperoleh hubungan antara beban yang digantungkan pada pegas terhadap pertambahan panjang

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran statistik vital kambing Senduro jantan yang meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan memiliki hubungan yang sangat