MAKALAH PAI
*CONTOH PERBUATAN DOSA BESAR*
Anggota
Kelompok:
Reza
Fauziah Siti
Maesaroh
Icha Hanisa
Ikhwan Fadzil Mahendra
Intan Amalia Rahayu
Irwan Hasanudin
Lilis Siti Anisa
Luciana Putri Utami
Neng. Rispi Rosifah
Rendi Abdurrohman
Ridwan Nopiana
Kelas: XI-AK
TAHUN AJARAN 2015-2016
“Contoh Perbuatan Dosa Besar”
Mencuri, Menyamun, Merampok, dan Merompak
Membunuh
Riba dan Memakan Harta Anak Yatim
Lari dari PertempuranMencuri, Menyamun, Merampok, dan Merompak
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya tanpa sepengetahuan pemilikinya. Mencuri hukumnya adalah haram. Di dalam hadist dikatakan bahwa mencuri merupakan tanda hilangnya iman seseorang.
“Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri”. (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah : 2295).
Dasar hukum Mencuri dalam islam.
Mencuri hukumnya haram secara qhot’iy, karena mengambil harta orang lain secara bathil
Firman Allah
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil” (Q.S. Al-Baqarah [2] ; 188)
Hikmah hukuman (uqubah) bagi Pencuri.
a) Membuat orang yang mau berbuat pencurian mempertimbangkan seribu kali pertimbangan, sebab hukumannya sangat menyakitkaan memalukan dan
memberatkan kehidupannya di masa depan (yaitu hokum potong tangan ataupun kaki) b) Orang jera untuk melakukan pencurian kembali. Khususnya bagi yang sudah terlanjur pernah mencuri lalu dikenahi hukuman had, ia tidak berani lagi
mengulanginya.
c) Terpeliharanya harta masyarakat dari gangguan orang lain. d) Terciptanya kehidupan kondusif, aman, tentram, bahagia.
e) Mengurangi atau bahkan menghapus beban siksaan di akhirat bagi pelaku pencurian. Sebab jika seseorang melakukan pencurian tidak dikenahi hukuman had (hukum allah) di dunia, maka nanti di akhirat siksaanya jauh kan lebih berat di bandingkan siksaan had yang di lakukan di dunia.
Pengertian Menyamun, Merampok, Merompak / Membajak.Ketiga istilah yaitu menyamun, merampok, membajak esesinnya mempunyai arti sama yakni mengambil barang orang lain secara terang-terangan ( si pemilik barang tahu), membawa senjata (kayu, batu, pisau, senjata api yang dapat di gunkan berkelahi). Bedanya hanya pada tempat dan suasana. Kalau nyamun di lakukan di tempat yang sunyi, tidak ada banyak orang. Kalau merampok di lakukan di tempat yang ramai. Misalnya di pasar, di rumah, mool, dan lain lain. Kalau membajak sasarannya adalah kendaraan besar. Misalnya di kapal terbang, di kapal laut dan sebagainya.
Dasar hukum Penyamun, Perampok, dan Perompak.
Hukum penyamun/ perampok/ perompak adalah dosa besar. Allah menganggap perbuatan tersebut termasuk memerangi Allah dan rosul-Nya. Penyamun, Perampok dan Perompak merupakan bentuk kriminal yang biasanya memiliki jaringan terorganisir (mavia) dengan rapi, kompak dan kuat, daerah oprasinya cukup luas, korbannya cukup banyak, baik korban materi ataupun jiwa. Oleh karena itu cukup rasional jika sanksi hukum yang di terima cukup barat, baik sanksi hukum duniawi ataupun akhirat.
“Dan akhirat mereka (para penyamun) beroleh siksaan yang besar” (Al-Maidah:33)
Hukuman perampok/ penyamun/ pembajak antara lain sebagai berikut: a) Jika si pelaku merampas dan membunuh si koraban, hadnya di hukum mati. b) Jika hanya merampas harta korban, hadnya di potong tangan dan kaki secara silang. Tangan kanan dengan kaki kiri, atau tangan kiri dengan kaki kanan, jika kedua tangan dan kedua kakinya utuh tidak cacat. Apabila kakinya buntung, maka yang di potong tangan kanannya saja, tidak yang lain. Tidak boleh memotong kedua tangan dan kedua kaki sekaligus.
d) Jika belum sempat merampas harta atau membunuh korban, hadnya dihukum penjara atau di buang di suatu tempat asing (diasingkan), sampi ia insaf.
Hukuman wanita dalam harabah sama dengan hukuman orang laki-laki. Hadnya hamba sahaya dan budak wanita dalam hirabah sama saja dengan had orang merdeka. Dan barang siapa menghalalkan harabah menurut ijtima’ ulama’ di hukumi kafir, dan tidak ada khilaf dalm penetapan hukum ini.
Membunuh
Pengertian pembunuhan / membunuhPembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum.
Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya.
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.
Macam-macam pembunuhan
Pembunuhan ada 3 macam, yaitu :
Membunuh dengan sengaja Membunuh seperti disengaja Membunuh tidak disengaja
Membunuh adalah perbuatan yang dilarang dalam agama Islam, karena Islam menghormati dan melindungi hak hidup setiap manusia. Allah berfirman dalam Surah Al Isra :33 yang artinya
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu alasan yang benar"
Dalam ajaran agama Katolik juga, larangan untuk membunuh ditemukan dalam Sepuluh Perintah Allah kelima, "Jangan Membunuh". Dalam Gereja Katolik, implikasinya luas, termasuk juga larangan untuk membunuh
kandungan aborsi,euthanasia, dan bunuh diri, terkecuali pembunuhan karena membela diri terhadap serangan orang lain. Dalam konteks yang lebih luas, perintah "jangan membunuh" ini diserukan untuk menghindari perang selama dimungkinkan, untuk mencegah pertumpahan darah yang besar.
Riba dan Memakan Harta Anak Yatim
Pengertian RibaHukum Riba
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka permaklumkanlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kami tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS Al-Baqarah: 278-279).
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS Al-Baqarah: 275).
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah.” (QS Al-Baqarah: 276)
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Nabi saw bersabda, “Riba itu mempunyai tujuh puluh tiga pintu, yang paling ringan (dosanya) seperti seorang anak menyetubuhi ibunya.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3539 dan Mustadrak Hakim II: 37).
Jenis-Jenis Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli.Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah.
Memakan Harta Anak YatimAnak yatim yaitu ialah anak yang masih kecil lagi lemah dan yang kehilangan orang tua yang menanggung penghidupannya. Mereka berhak mendapatkan
pertolongan Allah SWT mengasihi serta memuliakan mereka. Salah satu di antara rasa belas kasihan yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka ialah, Allah melarang harta anak yatim dimakan. Siapa saja yang berani memakan harta anak yatim akan mendapat dosa yang amat besar dan kelak di hari kiamat akan mendapat siksaan yang pedih.
Allah telah berfirman sehubungan dengan perihal anak-anak yatim ini : “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar”. (Q.S. 4 : 2).
Selain itu Allah-pun mengancam dengan siksaan yang keras kepada orang yang berani memakan harta anak yatim secara dzalim, untuk itu Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (QS. 4 : 10).
Rasulullah bersabda, memberikan perhatian kepada orang-orang yang berani memakan harta anak yatim :
“Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang merusak”. LaluRasulullah SAW
menyebut salah satu di antaranya ialah : “Memakan harta anak yatim”( Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).
Lari dari Pertempuran
Meninggalkan jihad melawan musuh dan lari dalam pertempuran di dalam menghadapi mereka adalah perbuatan yang paling di cela oleh Islam, mengingat dampaknya sangat bahaya bagi masa depan umat islam itu sendiri. Karena hal
Allah telah berfirman dalam (Q.S. 8: 15-16). Melalui ayat tersebut Allah melarang lari dari medan pertempuran di kala menghadapi orang-orang kafir.