• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendidikan dan tujuan pendidikan agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pendidikan dan tujuan pendidikan agama "

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESI

TENAGA

KEPENDIDIKA

N

(2)

PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan

terncana untuk mewujudkan suasanan

dan

proses

pembelajaran

agar

(3)

Pendidikan

mempunyai

peranan

(4)

JENIS PENDIDIKAN

Anwar

dan

Sagala

(2004:36)

pendidikan

dibedakan menjadi tiga kategori seperti yang

dikelompokkan oleh Coombs, sebagai berikut (1)

pendidikan informal, yaitu pendidikan yang

diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari,

baik dengan penuh kesadaran atau tidak, sejak

lahir sampai mati; (2) pendidikan formal, yakni

dengan model sekolah yang teratur, lancar, dan

mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat; dan

(3)

pendidikan

non-formal,

yakni

bentuk

(5)

LANJUTAN

Adapun Wroczynsky menyebutkan pendidikan ada

(6)

 Makmun (2003) pendidikan dapat merupakan salah satu proses interaksi belajar

mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran (instructional).

 Gagne and Berliner, antara lain menjelaskan dalam konteks ini guru berperan,

bertugas, dan bertanggungjawab sebagai (1) perencana (planner) harus

mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar ( pre-teaching problems); (2) pelaksana (organizer) harus menciptakan situasi,

memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarah kan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan (leader) yang bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses mengajar berlangsung (during

teaching problems); dan (3) penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan akhirnya harus memberikan pertimbangan

(judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar berdasarkan kriteria baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produk (output)-nya.

 Tugas guru mengubah perilaku (behavioral changes) peserta didik menuju pada

(7)

PERGESERAN PARADIGMA

abad 21 menurut Makagiansar (1996) pendidikan akan

(8)

PROBLEM PENDIDIKAN

 Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran

yang digunakan pada abad pengetahuan adalah pendekatan

campuran yaitu perpaduan antara pendekatan belajar dari guru, belajar dari siswa lain, dan belajar pada diri sendiri.

 Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan memegang peranan kunci

dalam pengembangan sumberdaya manusia dari insan yang berkualitas.

 Secara umum berbagai hasil penelitian mengungkapkan

problematika pendidikan (1) pelayanan pendidikan belum merata, berkualitas, dan terjangkau; (2) tingginya jumlah penduduk buta aksara; (3) rendahnya cakupan layanan pendidikan anak usia dini; (4) rendahnya partisipasi pendidikan; (5) kesenjangan kemampuan bersekolah (geografis, sosial, ekonomi, gender); (6) APK

SMP/MTs/SMPLB 78,86% (2003) dan SMA/SMK/MA/MAK mencapai 48,96% (2003); (7) mutu lulusan yang relatif masih belum

kompetitif; (8) ketersediaan dan mutu guru yang cenderung rendah; (9) pengembangan IPTEKS yang masih terbatas; dan (10)

(9)

GURUPROFESIONAL

 Guru yang profesional memiliki peran utama dalam sistem

pendidikan nasional khususnya dan kehidupan umumnya. Penghargaan yang bernilai tinggi dari pemerintah, akan

membantu mewujudkan pendidikan yang diinginkan. Dalam konteks ini seorang guru yang ideal dapat bertugas dan

berperan, antara lain sebagai (1) konservator (pemelihara) sistem nilai merupakan sumber norma kedewasaan dan inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan; (2)

transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada

sasaran didik; (3) transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan

perilakunya melalui proses interaksinya dengan sasaran didik; dan (4) organisator (penyelenggara) terciptanya proses

(10)

SATUAN PENDIDIKAN

 Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (UUSPN No. 20 tahun 2003).

 Satuan pendidikan menurut Anwar dan Sagala (2004:34)

menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah, menjelasakan bahwa satuan pendidikan dapat terwujud sebagai suatu sekolah, kusrsus, kelompok belajar,

ataupun bentuk lain, baik menempati bangunan tertentu maupun yang tidak, seperti satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.

 Satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang

dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah. Satuan pendidikan dapat terwujud sebagai suatu sekolah, kusrsus, kelompok belajar, ataupun bentuk lain, baik menempati bangunan tertentu maupun yang tidak,

(11)

Kualitas

yang dimaksud adalah

kualitas output satuan pendidikan

yang bersifat akademik dan non

akademik. Mutu

output

satuan

pendidikan dipengaruhi oleh tingkat

kesiapan

input

dan proses belajar

(12)

Produktivitas

adalah perbandingan antara

output

satuan pendidikan dibanding

input

satuan pendidikan.

Baik

input

maupun

output

satuan pendidikan dalam

bentuk kuantitas. Kuantitas

input

satuan pendidikan,

misalnya jumlah pendidik, modal, bahan, dan energi.

Kuantitas

output

satuan pendidikan misalnya jumlah

peserta didik yang lulus satuan pendidikan tiap

tahunnya. Contoh produktivitas, misalnya, jika tahun ini

sebuah satuan pendidikan lebih banyak meluluskan

peserta didikya daripada tahun lalu dengan

input

yang

sama (jumlah pendidik, fasilitas, dan sebagainya), maka

dapat dikatakan bahwa tahun ini satuan pendidikan

(13)

Efektivitas

adalah ukuran yang menyatakan

sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan

waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan,

efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil

yang diharapkan. Misalnya, nilai UAN idealnya

berjumlah 30 untuk tiga matapelajaran yaitu

Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa

Inggris, namun NUAN yang diperoleh siswa hanya

18, maka efektivitasnya adalah 18 : 30 = 60%.

Indeks Prestasi (IP) mahasiswa idealnya 4, namun

IP yang diperoleh 3,00 sehingga efektivitasnya

(14)

Efisiensi

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi

internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk

kepada hubungan antara

output

satuan pendidikan

(pencapaian prestasi belajar) dan

input

(sumber daya)

yang digunakan untuk memproses/menghasilkan

output

satuan pendidikan. Efisiensi internal satuan pendidikan

diukur dengan biaya-efektivitas. Efisiensi eksternal adalah

hubungan antara biaya yang digunakan untuk

menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif

(individual, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang

didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar

(15)

ASPEK PERHATIAN GURU

(1) apakah sekolah itu menggunakan model

moving

class

untuk pergantian pelajaran, (2) apakah dalam

ruang kelas tersedia media dan sumber belajar yang

cukup, (3) apakah hasil karya siswa dipajang pada

dinding kelas, dalam rak display atau bagaimana, (4)

apakah hasil karya siswa dijadikan bahan untuk

penilaian portofolio, (5) bagaimana dengan jumlah

siswa per kelas, (6) apakah guru telah melaksanakan

pendekatan PAKEM dalam proses pembelajaran, (7)

apakah guru telah menggunakan teknik penguatan

(

reinforcement

) dalam proses pembelajaran, (8)

(16)

ASPEK ORGANISASI

 1) apakah dewan pendidik dan komite sekolah secara bersama-sama

turutserta menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS) untuk 4 tahun dan RAPBS untuk 1 tahun sesuai semangat PP No. 19 tahun 2005; (2) apakah para guru yang mengajar di sekolah tersebut telah memenuhi kualifikasi sebagai guru dan memiliki kompetensi sebagai tenaga pendidik; (3) bagaimana kode etik sekolah, tata tertib

sekolah, dan tata tertib lainnya dibuat sebagai aturan main di

sekolah, (4) apakah terdapat suasana yang kondusif dan nyaman di rung kelas, perpustakaan, laboratorium, dan tempatlainnya untuk terlaksananya proses pembelajaran; (5) apakah sekolah itu telah memenuhi karakteristik sekolah efektif, unggul, dan berhasil; (6) apakah kantin sekolah hygenis dan dikelola dan dikontrol dengan baik, (7) apakah sekolah telah melaksanakan konsep MBS

(transparansi dan keterlibatan secara aktif semua pemangku

(17)

Komponen Sub-Komponen Kontek 1. Tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan

2. Dukungan pemerintah dan masyarakat 3. Kebijakan pemerintah

4. Landasan hukum 5. Kemajuan ipteks

6. Nilai dan harapan masyarakat 7. Tuntutan otonomi

8. Tuntutan globalisasi

Input 1. Visi, misi, tujuan, sasaran 2. Kurikulum

3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4. Peserta didik

5. Sarana & prasarana 6. Dana

7. Regulasi satuan pendidikan 8. Organisasi

4. Angka putus sekolah/satuan pendidikan 5. Durasi sekolah/kuliah

(18)

Jika satuan pendidikan ingin melakukan analisis, yaitu

analisis SWOT

(strength, weakness, opportunity, and

threat)

dimulai dari

outcome

dan berakhir pada

konteks. Jika satuan pendidikan ingin melakukan

langkah-langkah pemecahan persoalan dimulai dari

konteks dan berakhir pada

outcome.

Cara berpikir

demikian adalah cara berpikir berurutan dengan

menggunakan kerangka pikir sistem. Kerangka satuan

pendidikan sebagai sistem dapat dilihat pada Tabel 1.

Satuan pendidikan sebagai sistem menurut Slamet PH

(2006) tersusun dari komponen konteks, input,

(19)

Rinciannya sebagai berikut (1) konteks adalah eksternalitas

yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan

dan karenanya harus diinternalisasikan ke dalam

penyelenggaraan satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang

mampu menginternalisasikan konteks kedalam dirinya akan

membuatnya sebagai bagian dari konteks dan bukannya

terisolasi darinya, yaitu menjadi milik masyarakat dan

bukannya terisolir dari masyarakat. Konteks meliputi

kemajuan IPTEKS, nilai dan harapan masyarakat, dukungan

pemerintah dan masyarakat, kebijakan pemerintah, landasan

yuridis, tuntuan otonomi, tuntutan globalisasi, dan tuntutan

pengembangan diri serta peluang tamatan melanjutkan

(20)

(2) input satuan pendidikan adalah segala

sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya

proses pendidikan, khususnya proses belajar

mengajar. Input digolongkan menjadi dua yaitu

yang diolah dan pengolahnya. Input yang diolah

adalah peserta didik dan input pengolah meliputi

visi, misi, tujuan, sasaran, kurikulum, pendidik

dan tenaga kependidikan, dana, sarana dan

prasarana, regulasi satuan pendidikan,

organisasi, administrasi, budaya, dan peran

(21)

 proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain,

misalnya proses belajar mengajar yaitu dari belum terpelajar menjadi terpelajar, dan kepemimpinan dari belum terpimpin menjadi terpimpin.

Proses, utamanya, adalah proses belajar mengajar, yaitu proses berubahnya peserta didik yang belum terdidik berubah menjadi peserta didik yang

terdidik. Mutu proses belajar mengajar sangat tergantung mutu interaksi pendidik dan peserta didik. Mutu interaksi pendidik sangat tergantung

perilakunya dan perilaku peserta didiknya di kelas/ruang kuliah (utamanya). Perilaku pendidik di kelas misalnya, kejelasan mengajar, penggunaan variasi metode mengajar, variasi penggunaan media pendidikan, keantusiasan

mengajar, penggunaan jenis pertanyaan, manajemen kelas, penggunaan waktu, kedisiplinan, keempatian terhadap peserta didik, hubungan

interpersonal, ekspektasi, keinovasian pengajaran, dan penggunaan prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Demikian juga, mutu interaksi peserta didik sangat

(22)

(4) output pendidikan adalah hasil belajar (prestasi

belajar) yang merefleksikan seberapa efektif

proses belajar mengajar diselenggarakan. Output

adalah hasil sesaat dari proses, misalnya (a)

prestasi belajar dalam UAN, UAS, olahraga,

kesenian, keterampilan; (b) kompetisi dalam

bentuk perlombaan/olimpiade nasional dan

(23)

(5)

outcome

adalah dampak jangka pendek dan

menengah dari

output

belajar, baik dampak bagi

individu tamatan maupun bagi masyarakat. Jika hasil

belajar bagus, dampaknya juga akan bagus. Dalam

kenyataan tidak selalu demikian karena

outcome

dipengaruhi banyak faktor diluar hasil belajar.

Outcome

memiliki dua dimensi yaitu (a) kesempatan

(24)

PERMASALAHAN GURU

Guru dan dosen (termasuk tenaga kependidikan) merupakan

salah satu komponen satuan pendidikan yang sangat esensial

karena mereka adalah sumberdaya aktif, sedangkan

komponen-komponen yang lain bersifat pasif misalnya

kurikulum, dana, dan sarana dan prasarana. Tanpa campur

tangan jasa guru dan dosen (pikiran, sikap, integritas, dan

sebagainya) komponen-komponen yang lain tidak ada artinya.

Pengertian tentang pendidik, menurut UUSPN No. 20 tahun

2003 Pasal 1, Ayat 6, menyatakan:

”Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktor,

fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

(25)

Banyak

perilaku

subjektif

lain

yang

tidak

(26)

 Rendahnya mutu atau kapabilitas guru di Indonesia, selama ini

(27)

 UU Sisdiknas menyatakan 20 Persen APBN mem-”profesi”-kan guru

sebenarnya memiliki konsekuensi sosial, antara lain (1) guru harus mematuhi kode etik dan melaksanakan mandat publik secara

bijaksana dan bertanggung gugat. Tentang pengaturan kode etik guru saat ini tengah menjadi wacana di masyarakat khususnya dikalangan PGRI sebagai organisasi profesi guru dan tengah diperdebatkan oleh berbagai kalangan pegiat dunia pendidikan; (2) para guru dituntut memiliki keahlian profesi yang terukur dan teruji sesuai fungsi dan perannya. Keahlian profesi guru dalam hal penguasaan materi

pelajaran, penguasaan kemampuan metode mengajar dan

pengembangan bahan ajar, berinteraksi dengan anak

didik-guru-masyarakat sesuai kapasitas yang dimiliki; dan (3) para guru dituntut memiliki kompetensi profesi dalam hal skill atau kemampuan sebagai pengajar dan pendidik yang cakap membimbing siswa dalam

(28)

PERFORMANCE GURU

Performans guru menurut Said Hamid Hasan (2006) menunjukkan (1) guru sebagai pengarah dan sebagai sumber pengetahuan; (2) belajar di arahkan oleh kurikulum;

(3) belajar dijadualkan secara ketat dengan waktu yang terbatas; (4) belajar didasarkan pada fakta drill dan praktek, dan

menggunakan aturan dan prosedur-prosedur dan bersifat teoritik, prinsip- prinsip dan survei;

(5) pengulangan dan latihan;

(6) aturan dan prosedur tidak kompetitif; (7) berfokus pada kelas

(8) hasilnya ditentukan sebelumnya dan tes diukur dengan norma; (10) presentasi dengan media statis dan komunikasi sebatas ruang

(29)

PARADIGMA BELAJAR ABD PENGETAHUAN

Berdasarkan performansi guru tersebut dapat ditegaskan (1)

pada abad pengetahuan menginginkan paradigma belajar

melalui proyek-proyek dan permasalahan-permasalahan,

inkuiri dan desain, menemukan dan penciptaan;

(2) sulitnya mencapai reformasi yang sistemik, karena bila

paradigma lama masih dominan, dampak reformasi

cenderung akan ditelan oleh pengaruh paradigma lama;

(3) meskipun telah dinyatakan sebagai polaritas, perbedaan

(30)

LANJUT

; (4) praktek pembelajaran di Abad Pengetahuan lebih

sesuai dengan teori belajar modern. Melalui penggunaan

prinsip-prinsip belajar berorientasi pada proyek dan

permasalahan sampai aktivitas kolaboratif dan difokuskan

pada masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan

pada dunia nyata dalam konteks ke peningkatan perhatian

pada tindakan-tindakan atas dorongan pembelajar sendiri;

(5) pada Abad Pengetahuan nampaknya praktek

pembelajaran

tergantung

pada

piranti-piranti

(31)

KEJAR KUALITAS

BUKAN SEKEDAR

Referensi

Dokumen terkait

Mengajak masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk peduli pada pelestarian cadangan air tanah untuk kehidupan berkelanjutan yang diwujudkan melalui gerakan menabung

dapat dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini. Dalam observasi aktivitas siswa keaktifan siswa hanya 88% yang memenuhi kriteria dan siklus II diperoleh ketuntasan

panjang dan bobot tubuh benih lele sangkuriang pada kedua media budidaya (aplikasi probiotik dan tanpa probiotik) tinggi, hal itu memberikan gambaran bahwa benih

Berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang telah dirubah oleh para ahlul kitab dimana perubahan yang mereka lakukan disesuaikan dengan kebutuhan yang

ahli tentang integrasi nilai-nilai Islam oleh dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Sutrian Efendi, M.Pd dan ahli bahasa oleh dosen bahasa Yopenska, M.Pd, Hasil

Berdasarkan Tabel 4.35 di atas, maka dapat diketahui nilai R Square (R 2 ) adalah 0,254, yang menunjukkan besarnya pengaruh kualitas sistem terhadap tingkat kepuasan

Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan antara lain untuk memperkenalkan barang yang diproduksi oleh industri batik, menciptakan kesan dan memberikan

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh utama dalam mendukung keutuhan karya sastra, nilai-nilai pendidikan karakter, dan penggunaan hasil