• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES PADA PRODUK CONTAINER PLASTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES PADA PRODUK CONTAINER PLASTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES PADA PRODUK

CONTAINER PLASTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN

LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA)

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

NYDHIA KRISMA SARI

I0308025

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tugas

akhir ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan laporan tugas akhir

ini yaitu:

1. Djono Sismanto dan Kristiani Murti Astuti sebagai orang tua atas doa,

perhatian, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

2. Keluarga Pakde Djito, Budhe Wiwin, Mbak Nia dan khususnya Fadhil yang

selalu ada untuk memberikan doa, perhatian dan hiburan kepada penulis

selama menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Keluarga Besar Djojodihardjo, Pakde, Budhe, Mas dan Mbak, khususnya Mas

Reza yang telah bersama berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir atas doa,

perhatian dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

UNS.

5. Ibu Azizah Aisyati, ST, MT, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahannya.

6. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahannya.

7. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT dan Bapak Pringgo Widyo Laksono,

ST, MT selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran terhadap

penelitian ini.

8. Bapak Nurochman yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam

proses penelitian.

9. Seluruh Staff PT Supratama Aneka Industri yang telah membantu dalam

proses penelitian.

10. Mahesa Jenar, untuk doa, kesabaran, perhatian dan dukungannya selama ini

(3)

commit to user

vi

11. Dinarisni Purwanningrum, Dike Maksima Sukma, Nelita Putri Sejati, yang

selalu mendukung dan memberikan semangat selama proses pengerjaan tugas

akhir ini.

12. Teman-teman asisten LSP 2008, Anggun Tri Kusumaningrum, Diandra

Paramita T, Achmad Hayyunuski, Sriwulan Larasati, Aditya Respati, Raga

Chusna P, Ani Fatmawati dan Rina Murtisari. Terima kasih atas waktu, ilmu

dan dukungan yang diberikan.

13. Teman-teman asisten LSP 2009 dan 2010. Terima kasih atas waktu, doa dan

dukungan yang diberikan.

14. Teman-teman Teknik Industri 2008 yang tidak dapat disebutkan satu per satu

terima kasih atas waktu, bantuan, ilmu, semangat dan motivasi yang telah

diberikan.

15. Teman-teman Teknik Industri 2007 yang telah membantu dalam sharing ilmu

dan teman-teman 2009 dan 2010 yang telah membantu dan mendukung dalam

pengerjaan tugas akhir ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

segala bantuan dan doa yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan banyak

memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, masukan dan

saran yang membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Surakarta, 21 Januari 2013

(4)

commit to user

vii

ABSTRAK

Nydhia Krisma Sari, NIM: I0308025. PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES PADA PRODUK CONTAINER PLASTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA). Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2013.

Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bertambahnya tingkat konsumsi manusia menimbulkan banyaknya limbah yang dihasilkan. Plastik merupakan limbah yang sering ditemukan di lingkungan karena digunakan untuk bahan baku suatu produk dan juga untuk membungkus atau menyimpan makanan. PT. Supratama Aneka Industri, merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi kemasan plastik produk makanan dan minuman. Perusahaan ini memproduksi kemasan untuk makanan dan minuman menggunakan material

polypropylene (PP) serta proses yang digunakan adalah thermoforming dan

injection. Perusahaan ini belum melakukan penilaian terhadap dampak lingkungan dari penggunaan material dan proses. Penggunaan material dan proses dalam pembuatan produk dapat mempengaruhi besarnya dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produk tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis dampak lingkungan terhadap penggunaan material dan proses oleh perusahaan ini dan memberikan alternatif material dan proses. Dengan demikian, perusahaan dapat menawarkan produk-produk yang ramah lingkungan yang tetap memberi keuntungan terhadap perusahaan tersebut.

Alternatif material yang digunakan yaitu polypropylene (PP), low density polyethylene (LDPE) dan high density polyethylene (HDPE). Sedangkan alternatif proses yang digunakan yaitu thermoforming dan injection. Produk yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu cup Nyam-nyam dan cup Dolphin. Hasil perhitungan LCA untuk produk cup Nyam-nyam yang menggunakan material PP dan proses thermoforming serta cup Dolphin yang menggunakan material PP dan proses injection menghasilkan nilai sebesar 1,195856 dan 2,849573. Berdasarkan hasil perhitungan LCA untuk kedua produk dengan semua kombinasi material dan proses alternatif, dihasilkan kombinasi dengan nilai LCA terendah yaitu kombinasi material HDPE dan proses thermoforming.

Kata kunci: pemilihan material dan proses, life cycle assessment (LCA), dampak lingkungan, kemasan plastik.

(5)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... I-1

1.2 Perumusan Masalah ... I-4

1.3 Tujuan Penelitian ... I-4

1.4 Manfaat Penelitian ... I-5

1.5 Batasan Masalah ... I-5

1.6 Asumsi Penelitian ... I-5

1.7 Sistematika Penulisan ... I-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum PT. Supratama Aneka Industri ... II-1

2.2 Thermoplastic Material ... II-1

2.3 Proses untuk Material Thermoplastic ... II-5

2.4 Design For Environment ... II-8

2.5 Sustainable Development ... II-9

2.6 Life Cycle ... II-11

2.7 Life Cycle Assessment... II-13

2.8 Eco-Indicator 99 ... II-16

(6)

commit to user

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Identifikasi Masalah ... III-2

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... III-3

3.3 Analisis dan Kesimpulan ... III-6

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Produk dan Proses ... IV-1

4.2 Penentuan Alternatif Proses dan Material ... IV-3

4.3 Penentuan Life Cycle Assessment ... IV-4

4.3.1 Life Cycle Assessment Produk Perusahaan ... IV-4

4.3.2 Life Cycle Assessment Produk dengan Proses dan

Material Alternatif ... IV-10

4.4 Perbandingan Hasil Life Cycle Assessment ... IV-20

4.5 Penentuan Proses dan Material Alternatif yang Dapat

Digunakan Berdasarkan Nilai Dampak Lingkungan

Terendah ... IV-22

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 Analisis Hasil Perhitungan LCA Produk Cup

Nyam-nyam dan Dolphin ... V-1

5.2 Analisis Hasil Perhitungan LCA Produk Dengan

Menggunakan Proses dan Material Alternatif ... V-3

5.3 Analisis Proses dan Material Terpilih ... V-5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... VI-1

6.2 Saran ... VI-1

(7)

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

dari penelitian yang dilakukan.

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bertambahnya tingkat

konsumsi manusia menimbulkan banyaknya limbah yang dihasilkan. Limbah

tersebut menimbulkan masalah lingkungan karena kuantitas maupun tingkat

bahayanya yang dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu,

aktivitas industri yang meningkat juga turut menyumbangkan kontribusinya dalam

meningkatkan jumlah limbah yang ada di lingkungan. Bila limbah industri ini

dibuang langsung ke lingkungan dan tidak dilakukan tindakan apapun atau limbah

tersebut dibakar maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Plastik merupakan limbah yang sering ditemukan di lingkungan karena

digunakan untuk bahan baku suatu produk dan juga untuk membungkus atau

menyimpan makanan. Plastik yang telah digunakan jika langsung dibuang ke

lingkungan akan susah untuk diurai dalam tanah. Jika plastik dibakar, asap yang

yang dihasilkan dari pembakaran tersebut akan mengakibatkan pencemaran

lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan yang tepat dalam

menangani limbah plastik ini, salah satunya dengan mendaur ulang (recycle)

limbah plastik.

Kondisi lingkungan yang mengkhawatirkan ini memerlukan tindakan

perubahan dari semua pihak. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah

dengan menerapkan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recover) (FQLSD, 2008).

Penerapan reduce dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kertas dan

penggunaan kemasan kertas atau plastik dengan cara membeli makanan dalam

kemasan ukuran besar. Lalu penerapan reuse dapat dilakukan dengan tidak

langsung membuang barang-barang yang tidak terpakai karena barang-barang

tersebut masih dapat dimanfaatkan lagi. Penerapan recycle dapat dilakukan

(8)

commit to user

I-2

dengan menyimpan sisa makanan pada composter agar sisa makanan tersebut

berubah manjadi kompos sehingga berguna untuk mengembalikan kesuburan

tanah.

Perusahaan manufaktur dituntut untuk berpikir lebih pintar dalam mengolah

limbahnya. Selain menerapkan 4R yang dapat mengurangi jumlah limbah di

lingkungan, dapat pula dengan mengurangi dampak lingkungan dari limbah

tersebut dengan menggunakan proses dan material yang tepat. Hal ini perlu

dilakukan untuk keberlanjutan hidup perusahaan itu sendiri, manusia, sumber

daya alam dan tentu saja lingkungan. Solusi yang dapat dilakukan perusahaan

yaitu dengan menerapkan sustainable development. Meskipun industri kemasan

tidak menghasilkan emisi CO2 atau dampak lingkungan sebesar industri lain,

tetapi industri ini dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dengan

program efisiensi pada proses produksinya. Dengan bertambahnya jumlah emisi

CO2, banyak industri yang tertarik akan sustainability of the products

(Puthavorrachai, 2009). Sustainable development merupakan pengembangan

yang berkelanjutan yang tidak hanya memikirkan cara untuk memenuhi

kebutuhan pada masa sekarang saja tetapi memikirkan pemenuhan kebutuhan

masa yang akan datang (Fiksel, 2009).

Penggunaan proses dan material dalam pembuatan produk dapat

mempengaruhi besarnya dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produk

tersebut. Untuk setiap proses dan material yang digunakan mempunyai nilai

dampak lingkungan yang berbeda-beda. Misalnya untuk proses thermoforming

memiliki nilai dampak lingkungan sebesar 9,1 milipoints per unit sedangkan

untuk proses injection sebesar 21 milipoints per unit (Goedkoop, 2000). Semakin

besar nilainya, maka produk tersebut memiliki dampak lingkungan yang tinggi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan proses dan material yang akan

digunakan yang memiliki nilai dampak lingkungan rendah. Dengan melakukan

pemilihan proses dan material yang tepat dapat membantu mengurangi dampak

lingkungan produk tersebut.

PT. Supratama Aneka Industri, merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang produksi kemasan plastik produk makanan dan minuman.

(9)

commit to user

I-3

pembungkus makanan atau minuman dengan bentuk cup sehingga produk ini

banyak ditemukan di pasaran. Bahan baku utama yang digunakan adalah bijih

plastik tetapi selain itu produk cacat dan scrap hasil produksi digunakan kembali

untuk campuran bahan baku produksi container plastik selanjutnya. Proses yang

digunakan oleh perusahaan ada tiga, yaitu thermoforming, blowing atau injection.

Sedangkan material yang digunakan adalah plastik dengan jenis polypropylene

(PP).

PT. Supratama Aneka Industri belum melakukan penilaian terhadap dampak

lingkungan dari penggunaan proses dan material. Oleh karena itu perlu dilakukan

analisis dampak lingkungan terhadap penggunaan proses dan material oleh

perusahaan ini dan memberikan alternatif proses dan material. Dengan melakukan

analisis ini, perusahaan dapat mengetahui besarnya dampak lingkungan yang

dihasilkan dari semua kegiatan produksinya berdasarkan proses dan material yang

digunakan sehingga perusahaan dapat memilih proses dan material yang memiliki

dampak lingkungan terendah. Dengan demikian, perusahaan dapat menawarkan

produk-produk yang ramah lingkungan yang tetap memberi keuntungan terhadap

perusahaan tersebut.

Penelitian sebelumnya tentang life cycle assessment dikembangkan oleh

Puthavorrachai (2009) dan Amaya (2010). Pada penelitian Puthavorrachai

dilakukan evaluasi mengenai dampak lingkungan terhadap kemasan minuman

kaleng menggunakan pendekatan life cycle assessment dengan menggunakan pula

perhitungan eco-efficency untuk mencari solusi ekonomi dan proses yang ramah

lingkungan dengan menggunakan bahan baku secara minimum. Penelitian

Puthavorrachai hanya fokus pada mengefisiensikan proses produksi, tanpa

memperhitungkan keputusan akhir (end of life disposal) dari produk itu sendiri.

Sedangkan pada Amaya dilakukan strategi untuk remanufacturing dari produk

truck injector case. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan life cycle

assessment dan dilakukan penilaian secara menyeluruh di semua tahap siklus

hidup produknya. Oleh karena itu, berdasarkan kedua penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, pada penelitian ini dilakukan penilaian menggunakan life

cycle assessment untuk produk kemasan (container)makanan atau minuman dari

(10)

commit to user

I-4

itu, pada penelitian ini dilakukan pula pemilihan material dan proses yang

menghasilkan nilai dampak lingkungan terendah berdasarkan hasil perhitungan

dampak lingkungan kombinasi material dan proses alternatif yang diberikan.

Untuk mengetahui hal ini, dilakukan penilaian terhadap siklus hidup dari

produk container plastik tersebut menggunakan Life Cycle Assessment (LCA).

Life Cycle Assessment merupakan metode yang digunakan dalam penilaian

dampak lingkungan dari semua tahap produksi material, transportasi dan

pengiriman ke konsumen sampai selanjutnya produk tersebut dibuang. Sedangkan

siklus hidup produk terdiri dari tahap perubahan material dan energi serta proses

dari material itu sendiri, pembuatan dan perakitan produk, distribusi, pemakaian

produk dan recovery atau recycling dari material produk (Fiksel, 2009). Hasil dari

Life Cycle Assessment merupakan suatu nilai yang menunjukkan besarnya dampak

produk terhadap lingkungan. Dengan menggunakan Life Cycle Assessment,

perusahaan dapat mengetahui besarnya dampak lingkungan yang dihasilkan

produknya sehingga perusahaan dapat memilih proses dan material yang memiliki

dampak lingkungan rendah.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan pemilihan proses dan material yang digunakan

perusahaan serta proses dan material alternatif produk container plastik

dengan menggunakan Life Cycle Assessment.

2. Proses dan material apa yang tepat dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan

produk yang memiliki dampak lingkungan rendah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu antara lain:

1. Mengetahui besarnya dampak lingkungan dari produk container plastik baik

menggunakan proses dan material yang digunakan maupun alternatif dengan

metode Life Cycle Assessment (LCA).

2. Menentukan jenis proses dan material yang dapat digunakan dalam membuat

(11)

commit to user

I-5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Membantu perusahaan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang

dihasilkan dari suatu proses dan material terhadap lingkungan.

2. Membantu perusahaan untuk mengetahui proses dan material yang dapat

digunakan yang memiliki dampak terhadap lingkungan terendah.

3. Membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dari keseluruhan

siklus hidup suatu produk.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan proses yang digunakan berdasarkan proses yang terdapat di

perusahaan.

2. Pemilihan material yang digunakan hanya berdasarkan kecocokan

karakteristik material tersebut untuk membuat produk container plastik dan

dapat didaur ulang berdasarkan data pada Eco Indicator 99.

3. Biaya tidak masuk dalam pertimbangan pemilihan proses dan material.

4. Proses printing tidak masuk dalam perhitungan life cycle assessment.

1.6 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis kendaraan transportasi untuk mengirim produk disamakan, yaitu truk

jenis 16t.

2. Semua produk masuk pada tahap product recovery dan dilakukan daur ulang

(recycle).

3. Jenis disposal yang dapat dilakukan untuk produk, yaitu recycling.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang

(12)

commit to user

I-6

penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori yang dijadikan sebagai acuan

dalam pengerjaan laporan penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah

secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk

flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi

pendahuluan, perancangan sampai dengan interpretasi hasil serta

pemberian saran dan kesimpulan.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan proses penilaian Life Cycle produk

dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment untuk

setiap produk dengan proses dan material yang digunakan maupun

menggunakan proses dan material alternatif.

BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini memuat uraian penilaian Life Cycle produk dan besarnya

dampak terhadap lingkungan yang dihasilkan produk tersebut

dengan proses dan material yang digunakan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah. Bab ini juga

(13)

commit to user

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan agar

penyusunan laporan menjadi lebih sistematis. Berikut ini merupakan diagram alir

metodologi penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

(14)

commit to user

III-2

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (lanjutan)

Pada gambar diagram alir metodologi penelitian terdapat beberapa tahap

penelitian. Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut ini.

3.1 Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan dalam

penelitian. Kegiatan yang terdapat dalam tahap ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk menambah pemahaman mengenai teori-teori

yang menjadi dasar penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan

teoritis yang lebih luas dan lebih akurat yang akan digunakan untuk

menyelesaikan fokus masalah yang dibahas pada penelitian ini.

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan adalah untuk mengetahui permasalahan

yang terjadi sehingga selanjutnya dapat dicari materi, bahan, data serta literatur

yang terkait untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya dalam

(15)

commit to user

III-3 3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan untuk memusatkan permasalahan yang terjadi

dan bagaimana solusi dari permasalahan tersebut. Pada penelitian ini dirumuskan

masalah antara lain sebagai berikut:

a. Bagaimana melakukan pemilihan proses dan material yang digunakan

perusahaan serta proses dan material alternatif produk container plastik

dengan menggunakan Life Cycle Assessment.

b. Proses dan material apa yang tepat dan dapat diaplikasikan dalam

pembuatan produk yang memiliki dampak lingkungan rendah.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilakukan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai

pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Mengetahui besarnya dampak lingkungan dari produk container plastik

baik menggunakan proses dan material yang digunakan maupun alternatif

dengan metode Life Cycle Assessment (LCA).

b. Menentukan jenis proses dan material yang dapat digunakan dalam

membuat produk yang memiliki dampak lingkungan rendah.

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data.

3.2.1. Pengumpulan Data

Pada proses pengumpulan data, dilakukan pengumpulan data dari

perusahaan yang diperlukan dalam pengolahan data penelitian ini. Data yang

diperoleh dari perusahaan antara lain, yaitu jenis produk yang dihasilkan oleh

perusahaan, proses apa saja yang dilakukan untuk membuat produk tersebut,

data material, jumlah material yang digunakan, data transportasi yang

digunakan dan data recovery produk.

3.2.2. Pengolahan Data

Pada proses ini, data yang telah diperoleh dari perusahaan diolah sesuai

dengan tujuan penelitian ini. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk

melakukan penilaian terhadap Life Cycle produk yang diteliti sesuai dengan

(16)

commit to user

III-4

1. Penentuan alternatif proses dan material yang dapat digunakan untuk

membuat produk.

2. Menghitung Life Cycle Assessment produk dengan proses dan material

yang digunakan perusahaan maupun menggunakan proses dan material

alternatif dengan tahapan sebagai berikut:

a. Goal dan scope

Menentukan batasan siklus hidup produk yang akan dibahas pada

penelitian yang disesuaikan dengan data yang telah dikumpulkan

sebelumnya.

b. Life Cycle Inventory

Data yang diperlukan dalam penilaian dampak lingkungan produk

dikumpulkan sesuai dengan batasan siklus hidup yang telah ditentukan

sebelumnya. Termasuk di dalamnya data Eco Indicator yang merupakan

indikator dampak lingkungan setiap komponen produk.

c. Life Cycle Impacts

Penghitungan nilai dampak lingkungan produk dilakukan pada tahap

ini.

d. Interpretation

Dijelaskan hasil dari penilaian dampak lingkungan produk dengan

proses dan material yang digunakan maupun yang menggunakan proses

dan material alternatif.

3. Membandingkan hasil perhitungan indikator pada setiap produk dengan

proses dan material yang digunakan. Hasil perhitungan indikator akan

digunakan untuk memilih proses dan material yang dapat digunakan dalam

membuat produk dan memiliki dampak terendah terhadap lingkungan.

4. Menetapkan proses dan material yang memiliki nilai dampak lingkungan

terendah yang dapat menjadi alternatif pemilihan proses dan material yang

(17)

commit to user

III-5

Life cycle impacts dapat dihitung berdasarkan persamaan yang

dikembangkan oleh MHSPE, 2000.

1. Material extraction

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap material yang digunakan pada

setiap komponen dari produk dengan mengalikan berat tiap komponen

(Wci) dengan indikator material (Im) seperti ditunjukkan pada persamaan

3.1.

Smi = Wci * Im ... Persamaan 3.1

Selanjutnya, dilakukan penjumlahan hasil perkalian tiap komponen yang

berupa score (Smi) menjadi total score material extraction.

TSm = ∑ ... Persamaan 3.2

2. Manufacturing processes

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap proses yang digunakan untuk

membuat setiap komponen dari produk dengan mengalikan berat tiap

komponen (Wci) dengan indikator tiap proses (Ip) seperti ditunjukkan pada

persamaan 3.3.

Spj = Wci * Ip ... Persamaan 3.3

Selanjutnya, dilakukan penjumlahan hasil perkalian tiap proses yang

berupa score (Spj) menjadi total score manufacturing processes.

TSp = ... Persamaan 3.4

3. Product transportation

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap proses pengiriman produk

kepada konsumen dengan mengalikan berat total seluruh komponen (Wt)

dengan jarak tempuh pengiriman (D) yang ditunjukkan persamaan 3.5.

Lalu hasil perkalian tersebut (U) dikalikan kembali dengan indikator

transportasi (It)seperti ditunjukkan persamaan 3.6.

U = Wt * D ... Persamaan 3.5

St = U * It ... Persamaan 3.6

4. End of life Disposal

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap proses disposal dari tiap

komponen produk dengan mengalikan berat tiap komponen (Wci) dengan

(18)

commit to user

III-6

Sdi = Wci * Id ... Persamaan 3.7

Selanjutnya, dilakukan penjumlahan hasil perkalian tiap komponen yang

berupa score (Sdi)menjadi total score disposal.

TSd = ... Persamaan 3.8

Dimana:

n = jumlah komponen

m = jumlah proses

i = komponen produk ke- (1,2,3,..,n)

j = proses ke- (1,2,3,…,n)

TSm = Total score indicator material extraction (millipoints)

TSp = Total score indicator manufacturing processes (millipoints)

TSd = Total score indicator disposal (millipoints)

Smi = Score material extraction ke- (millipoints)

Spj = Score manufacturing processes ke- (millipoints)

St = Score product transportation (millipoints)

Sdi = Score disposal ke- (millipoints)

Wci = Berat komponen produk ke- (kg)

Wt = Berat total komponen produk (ton)

Im = Nilai indikator material (millipoints per kg)

Ip = Nilai indikator proses (millipoints per kg)

It = Nilai indikator tipe transportasi (millipoints per unit)

Id = Nilai indikator disposal (millipoints per kg)

U = Unit (ton km atau tkm)

D = Jarak (km)

3.3 Analisis Dan Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian. Kegiatan yang terdapat dalam

tahap ini, antara lain:

1. Analisis dan Interpretasi Hasil

Pada tahap ini dilakukan analisis untuk menjelaskan hasil yang telah

diperoleh dari pengolahan data sebelumnya berupa uraian penilaian Life

(19)

commit to user

III-7

tersebut dengan proses dan material yang digunakan maupun menggunakan

proses dan material alternatif. Selain itu menjelaskan pemilihan proses dan

material yang memiliki dampak lingkungan terendah.

2. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dilakukan dari hasil analisis data apakah sudah sesuai dengan

tujuan penelitian yang sebelumnya telah ditetapkan dan juga menguraikan

(20)

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dan saran yang dapat diberikan untuk perkembangan penelitian selanjutnya.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain:

1. Container plastik yang diproduksi perusahaan saat ini, yaitu untuk produk

cup Nyam-nyam menghasilkan nilai LCA sebesar 1,195856 dan produk cup

Dolphin menghasilkan nilai LCA sebesar 2,8495736.

2. Alternatif proses dan material untuk produk cup Nyam-nyam dan cup

Dolphin, yaitu thermoforming dan injection serta PP, LDPE dan HDPE.

Kombinasi alternatif untuk produk cup Nyam-nyam menghasilkan nilai LCA

sebesar 1,19586; 0,93186; 1,26474; 1,26474 dan 1,00074. Sedangkan untuk

produk cup Dolphin menghasilkan nilai LCA sebesar 2,69623; 2,69623;

2,09023; 2,84957 dan 2,24357.

3. Berdasarkan nilai LCA paling rendah, untuk produk cup Nyam-nyam dan cup

Dolphin terpilih kombinasi alternatif proses thermoforming dan material

HDPE.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan penelitian selanjutnya, antara

lain:

1. Pada penelitian selanjutnya diperlukan data yang lebih lengkap sehingga

keseluruhan tahap siklus hidup produk dapat diteliti dan hasil life cycle

assessment lebih lengkap.

2. Jenis material alternatif yang digunakan untuk penelitian selanjutnya lebih

beragam sehingga dapat diperoleh material yang paling tepat untuk digunakan

membuat produk.

3. Kombinasi proses thermoforming dan material HDPE sulit dilakukan karena

(21)

commit to user

VI-2

proses. Jika tetap menggunakan kombinasi ini, maka diperlukan penggantian

alat pada mesin thermoforming. Dapat pula menggunakan kombinasi dengan

nilai LCA rendah lainnya, yaitu kombinasi proses injection dan material

(22)

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi tentang analisa dan interpretasi hasil dari penelitian yang telah

dilakukan.

5.1 Analisis Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Nyam-nyam dan Dolphin

Proses dan material yang digunakan oleh perusahaan untuk tiap produk, yaitu

thermoforming dan polypropylene untuk produk Nyam-nyam dan untuk produk

Cup Dolphin menggunakan injection dan polypropylene. Tahapan dari siklus

hidup produk yang dinilai dampak lingkungannya, yaitu material extraction,

manufacturing processes, product distribution dan end of life disposal. Untuk

produk Nyam-nyam, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.1, nilai untuk tiap

tahap siklus hidup yang dinilai adalah 2,904; 0,11592; 0,023936 dan –1,848.

Berdasarkan nilai tersebut, tahap material extraction memiliki nilai yang paling

besar, yaitu 2,904 sehingga tahap material extraction memberikan dampak

lingkungan yang paling besar jika dibandingkan dengan tahap siklus hidup

lainnya.

Tahapan siklus hidup yang dinilai untuk produk Cup Dolphin juga sama

dengan tahapan pada produk Nyam-nyam. Nilai untuk setiap tahap siklus hidup

pada produk Cup Dolphin, yaitu 6,666; 0,4242; 0,0013736 dan -4,242 seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 5.1. Berdasarkan nilai tersebut, tahap material

extraction memiliki nilai yang paling besar, yaitu 6,666 sehingga tahap material

extraction memberikan dampak lingkungan yang paling besar jika dibandingkan

dengan tahap siklus hidup lainnya.

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Nyam-nyam

Berdasarkan nilai dampak lingkungan dari kedua produk, tahap material

extraction memiliki dampak lingkungan yang paling besar. Nilai material

extraction diperoleh dari perkalian berat tiap komponen pada produk dengan

Cup Nyam-nyam Thermoforming PP 2,904 0,11592 0,023936 -1,848 1,19586

Cup Dolphin Injection PP 6,666 0,4242 0,0013736 -4,242 2,84957

Total

Produk End of Life

(23)

commit to user

V-2

indicator material yang digunakan. Oleh karena itu, besarnya nilai material

extraction dipengaruhi oleh besarnya berat material yang digunakan untuk

membuat produk.

Untuk menurunkan nilai dampak lingkungan dari produk, dapat dilakukan

beberapa tindakan. Pertama, dapat dilakukan penurunan bobot produk dan

penggantian jenis material yang digunakan yang mempengaruhi nilai material

extraction. Untuk itu, dilakukan pemberian alternatif material seperti, PP, LDPE

dan HDPE dengan tujuan mencari jenis material yang dapat digunakan yang

memiliki nilai LCA rendah. Untuk pengubahan bobot tidak dilakukan pada

penelitian ini karena pemilihan bobot produk merupakan kebijakan dari konsumen

perusahaan. Kedua, dilakukan penggantian proses yang memiliki indicator rendah

yang mempengaruhi nilai manufacturing processes. Penggantian proses untuk

pembuatan produk juga dilakukan dengan pemberian alternatif proses seperti

thermoforming dan injection. Kedua proses ini merupakan proses yang dilakukan

oleh perusahaan sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pengadaan mesin

untuk proses baru.

Ketiga, dapat dilakukan penggantian jenis transportasi yang digunakan yang

mempengaruhi nilai transportation. Keempat, ditentukan keputusan disposal yang

tepat untuk produk. Terdapat beberapa keputusan disposal, yaitu direct disposal,

incineration, reuse dan recycle. Pada penelitian ini keputusan direct disposal

sangat dihindari, karena dengan langsung membuang produk bekas ke lingkungan

maka produk ini akan susah untuk diuraikan. Keputusan incineration atau

pembakaran juga dihindari pada penelitian ini. Dengan melakukan pembakaran,

asap yang dihasilkan akan menyebabkan polusi udara yang membahayakan

kesehatan manusia. Untuk keputusan selanjutnya, reuse, produk yang diteliti

merupakan produk yang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan,

sehingga keputusan reuse juga dihindari. Oleh karena itu, keputusan untuk

mendaur ulang produk bekas ini atau recycling merupakan keputusan yang paling

tepat. Produk bekas tempat makanan ini dapat didaur ulang menjadi produk lain

(24)

commit to user

V-3

5.2 Analisis Hasil Perhitungan LCA Produk Dengan Menggunakan Proses

dan Material Alternatif

Proses dan material alternatif yang digunakan untuk setiap produk adalah

sama. Proses alternatif yang digunakan, yaitu thermoforming dan injection.

Sedangkan untuk material alternatif yang digunakan, yaitu polypropylene (PP)

dan polyethylene (PE) termasuk kedua jenis PE, yaitu low density polyethylene

(LDPE) dan high density polyethylene (HDPE). Untuk memperoleh pasangan

proses dan material yang memiliki nilai dampak lingkungan yang rendah

dilakukan perhitungan pada tiap kombinasi yang dihasilkan dari proses dan

material alternatif yang telah ditentukan. Pada tiap kombinasi proses dan material

untuk tiap produk menghasilkan nilai dampak lingkungan yang berbeda.

Untuk produk Nyam-nyam dengan proses thermoforming menghasilkan dua

kombinasi dengan material LDPE dan HDPE. Masing-masing memiliki nilai

dampak lingkungan, yaitu 1,19586 dan 0,931856. Perbedaan nilai dampak

lingkungan ini dipengaruhi dari nilai tahap material extraction, yaitu sebesar

3,168 dan 2,904. Tahap ini merupakan hasil perkalian berat tiap komponen pada

produk dengan indicator material yang digunakan. Berdasarkan hal ini dapat

diketahui bahwa nilai indicator material LDPE lebih besar daripada material

HDPE karena berat komponen yang digunakan sama. Nilai dampak lingkungan

ini lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Nyam-nyam Menggunakan

Proses Thermoforming dengan Material LDPE dan HDPE

Kombinasi antara proses dan material untuk produk Nyam-nyam selanjutnya

adalah antara proses injection dengan material PP, LDPE dan HDPE.

Masing-masing memiliki nilai dampak lingkungan yang berbeda dan perbedaan nilai

dampak lingkungan ini dipengaruhi dari dua nilai tahap siklus hidup produk, yaitu

material extraction dan end of life disposal. Pada material extraction diperoleh

nilai sebesar 2,904; 3,168 dan 2,904. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui

bahwa indicator material LDPE memiliki nilai yang paling besar, yaitu 360,

LDPE 3,168 0,11592 0,023936 -2,112 1,19586

HDPE 2,904 0,11592 0,023936 -2,112 0,93186

(25)

commit to user

V-4

sedangkan indicator kedua material lainnya sama, yaitu 330. Selanjutnya, pada

end of life disposal diperoleh nilai sebesar -1,848; -2,112 dan -2,112 yang

menjelaskan bahwa indicator recycle material PP paling kecil diantara material

lainnya, yaitu -210 dan untuk material lainnya sebesar -240. Berdasarkan hal

tersebut, material PP dengan indicator material kecil dan indicator recycle kecil

menghasilkan nilai sebesar 1,26474. Selanjutnya untuk material LDPE dengan

indicator material besar dan indicator recycle besar menghasilkan nilai sebesar

1,26474. Dan untuk material terakhir, HDPE dengan indicator material kecil dan

indicator recycle besar menghasilkan nilai sebesar 1,000736. Berdasarkan hal ini,

pemilihan material yang tepat dapat membantu mengurangi besarnya dampak

lingkungan yang dihasilkan oleh produk cup Nyam-nyam tersebut. Nilai dampak

lingkungan ini lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Nyam-nyam Menggunakan

Proses Injection dengan Material PP, LDPE dan HDPE

Selanjutnya kombinasi antara proses dan material untuk produk cup Dolphin.

Kombinasi yang pertama yaitu antara proses thermoforming dengan material PP,

LDPE dan HDPE. Seperti produk sebelumnya, masing-masing kombinasi

memliki nilai yang berbeda, yaitu 2,69623; 2,69623 dan 2,090234. Hal ini juga

dipengaruhi dari dua tahap siklus hidup produk, yaitu material extraction dan end

of life disposal. Pada tahap material extraction diperoleh nilai sebesar 6,666;

7,272 dan 6,666. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa indicator

material LDPE memiliki nilai yang paling besar, yaitu 360, sedangkan indicator

kedua material lainnya sama, yaitu 330. Selanjutnya, untuk tahap end of life

disposal diperoleh nilai sebesar -4,242; -4,848 dan -4,848 yang menjelaskan

bahwa indicatorrecycle material PP paling kecil diantara material lainnya, yaitu

-210 dan untuk material lainnya sebesar -240. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

dilihat bahwa untuk produk cup Dolphin dengan proses thermoforming

dikombinasikan dengan material HDPE yang menghasilkan dampak lingkungan

PP 2,904 0,1848 0,023936 -1,848 1,26474

LDPE 3,168 0,1848 0,023936 -2,112 1,26474

HDPE 2,904 0,1848 0,023936 -2,112 1,00074

(26)

commit to user

V-5

paling rendah dibandingkan dengan menggunakan material lainnya. Nilai dampak

lingkungan ini lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Dolphin Menggunakan Proses

Thermoforming dengan Material PP, LDPE dan HDPE

Kombinasi proses dan material yang terakhir untuk produk cup Dolphin yaitu

antara proses injection dengan material LDPE dan HDPE. Hasil yang berbeda

dipengaruhi dari tahap material extraction dengan hasil sebesar 7,272 dan 6,666.

Tahap ini merupakan hasil perkalian berat tiap komponen pada produk dengan

indicator material yang digunakan. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa

nilai indicator material LDPE lebih besar daripada material HDPE karena berat

komponen yang digunakan sama. Berdasarkan perbedaan itu, nilai untuk

masing-masing kombinasi, yaitu sebesar 2,84957 dan 2,243574. Nilai dampak lingkungan

ini lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Dolphin Menggunakan Proses

Injection dengan Material LDPE dan HDPE

5.3 Analisis Proses dan Material Terpilih

Kombinasi proses dan material yang memiliki nilai dampak lingkungan

paling rendah untuk tiap produk adalah kombinasi antara proses thermoforming

dengan material HDPE. Selain itu, kombinasi antara proses injection dan material

HDPE memiliki nilai dampak lingkungan yang rendah. Berdasarkan hasil yang

ditunjukkan pada Tabel 5.6, kedua kombinasi ini dapat diaplikasikan untuk kedua

produk karena memiliki nilai dampak lingkungan yang lebih rendah daripada nilai

dampak lingkungan produk saat ini.

PP 6,666 0,27086 0,0013736 -4,242 2,69623

LDPE 7,272 0,27086 0,0013736 -4,848 2,69623

HDPE 6,666 0,27086 0,0013736 -4,848 2,09023

Transportation End of Life Disposal

LDPE 7,272 0,4242 0,0013736 -4,848 2,84957

HDPE 6,666 0,4242 0,0013736 -4,848 2,24357

(27)

commit to user

V-6

Tabel 5.6 Hasil LCA Produk Saat Ini dan Menggunakan Proses dan Material

Terpilih

Berdasarkan nilai dampak lingkungan produk saat ini dengan menggunakan

proses dan material alternatif, dapat dilihat beberapa perbedaan. Pada produk cup

Nyam-nyam dengan kombinasi thermoforming dan PP untuk produk saat ini,

thermoforming dan HDPE serta injection dan HDPE untuk alternatif, tahap

material extraction memiliki nilai yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya

nilai indicator untuk kedua jenis material, PP dan HDPE adalah sama sebesar 330

milipoints per kg. Untuk tahap selanjutnya, manufacturing processes, perbedaan

ditunjukkan karena adanya perbedaan proses produksi. Nilai indicator untuk

proses injection, yaitu sebesar 21 milipoints per unit lebih besar daripada proses

thermoforming yang memiliki indicator sebesar 9,1 milipoints per unit. Hal ini

disebabkan karena pada proses injection menghasilkan produk-produk yang

memiliki bobot lebih berat daripada pada proses thermoforming.

Tahap transportation memiliki nilai dampak lingkungan yang sama untuk

ketiga macam kombinasi, yaitu sebesar 0,023936. Hal ini terjadi karena pada

penelitian ini digunakan jenis transpotasi yang sama untuk semua kombinasi,

yaitu truk 16t. Selanjutnya pada tahap end of life disposal, terdapat pernbedaan

nilai dampak lingkungan untuk kedua jenis material yang digunakan. Nilai

indicator untuk material PP sebesar -210 milipoints per unit lebih kecil dibanding

dengan material HDPE yang memiliki nilai sebesar -240 milipoints per unit.

Sedangkan untuk produk cup Dolphin dengan kombinasi thermoforming dan

PP untuk produk saat ini, thermoforming dan HDPE serta injection dan HDPE

untuk alternatif. Pada tahap material extraction juga memiliki nilai yang sama.

Hal ini pula dipengaruhi oleh besarnya nilai indicator untuk kedua jenis material,

PP dan HDPE adalah sama sebesar 330 milipoints per kg. Untuk tahap

selanjutnya, manufacturing processes, perbedaan ditunjukkan karena adanya

Thermoforming PP 2,904 0,11592 0,023936 -1,848 1,19586

Thermoforming HDPE 2,904 0,11592 0,023936 -2,112 0,93186

Injection HDPE 2,904 0,1848 0,023936 -2,112 1,00074

Injection PP 6,666 0,4242 0,0013736 -4,242 2,84957

Thermoforming HDPE 6,666 0,27086 0,0013736 -4,848 2,09023

Injection HDPE 6,666 0,4242 0,0013736 -4,848 2,24357

(28)

Nyam-commit to user

V-7

perbedaan proses produksi. Nilai indicator untuk proses injection, yaitu sebesar

21 milipoints per unit lebih besar daripada proses thermoforming yang memiliki

indicator sebesar 9,1 milipoints per unit. Hal ini disebabkan karena pada proses

injection menghasilkan produk-produk yang memiliki bobot lebih berat daripada

pada proses thermoforming.

Tahap transportation memiliki nilai dampak lingkungan yang sama untuk

ketiga macam kombinasi, yaitu sebesar 0,0013736. Hal ini terjadi karena pada

penelitian ini digunakan jenis transpotasi yang sama untuk semua kombinasi,

yaitu truk 16t. Selanjutnya pada tahap end of life disposal, terdapat pernbedaan

nilai dampak lingkungan untuk kedua jenis material yang digunakan. Nilai

indicator untuk material PP sebesar -210 milipoints per unit lebih kecil dibanding

dengan material HDPE yang memiliki nilai sebesar -240 milipoints per unit.

Berdasarkan hasil LCA, kombinasi thermoforming dan HDPE merupakan

kombinasi yang memiliki nilai LCA paling rendah. Penggunaan material HDPE

dalam pembuatan kedua produk ini dapat dilakukan. Akan tetapi terdapat kendala

pada proses produksinya, yaitu pada saat proses thermoforming. Material HDPE

memiliki sifat yang lentur sehingga pada saat proses pembuatan cup, material

HDPE akan sulit untuk dipotong. Oleh karena itu, jika kombinasi proses dan

material ini akan diterapkan, perlu dilakukan penggantian alat pada mesin proses

thermoforming.

Selain kombinasi proses thermoforming dan material HDPE, terdapat

kombinasi proses dan material lain yang memiliki nilai dampak lingkungan yang

rendah, yaitu kombinasi proses injection dan material HDPE. Penerapan

kombinasi ini lebih mungkin dilakukan karena proses injection dapat digunakan

untuk berbagai macam jenis material, termasuk material HDPE. Oleh karena itu,

kombinasi proses dan material yang memiliki nilai dampak lingkungan rendah

dan dapat digunakan untuk membuat produk cup Nyam-nyam maupun cup

(29)

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan dan teori-teori yang

mendukung dalam pemecahan masalah serta analisis yang terdapat pada penelitian

ini.

2.1 Gambaran Umum PT. Supratama Aneka Industri

PT. Supratama Aneka Industri merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang pengemasan produk makanan dan minuman yang berbahan

baku plastik. Perusahaan ini berdiri sejak bulan September 1990 dan memiliki dua

kantor pemasaran yang berada di Jakarta dan Surabaya serta pabrik yang berada di

Kompleks Industri Tangerang, Banten.

Perusahaan ini telah menjadi pemimpin pasar dalam industri pengemasan air

mineral. Selain memproduksi kemasan air mineral, PT. Supratama Aneka Industri

juga memproduksi kemasan soft drink, makanan ringan dan biskuit. Kemasan

yang diproduksi akan dibuat sesuai dengan permintaan konsumen, baik ukuran,

warna dan label kemasan. Berikut ini merupakan struktur organisasi dari PT.

Supratama Aneka Industri yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Supratama Aneka Industri

Sumber: PT. Supratama Aneka Industri, 2012

2.2 Thermoplastic Material

Pada saat akan menggunakan plastik sebagai material dari suatu produk,

(30)

commit to user

II-2

Dengan mengetahui karakteristik dari masing-masing jenis thermoplastic tersebut,

penggunaan material yang tidak sesuai dapat dihindari (Baird, 1986). Terdapat

beberapa jenis thermoplastic yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Polyethylene (PE)

Polyethylene dibentuk dari polimerisasi ethylene. Terdapat dua jenis

polyethylene, yaitu high density dan low density polyethylene (John, 1983).

Berikut ini merupakan beberapa sifat polyethylene (Baird, 1986): • Sangat kuat pada suhu rendah

• Daya tahan pada bahan kimia yang sangat baik • Penyebaran uap air yang rendah

• Penyusutan yang cukup tinggi • Kelenturan sampai -100o F • Isolator yang baik

• Mudah dalam pewarnaan (transparan, bening dan buram) • Tidak berbau dan tidak berasa

Polyethylene dapat diproses dengan beberapa proses, seperti injection

molding, fluidized bed coating, blow molding, extrusion, vacuum forming,

casting dan calendering. Produk yang dapat dihasilkan menggunakan

polyethylene, seperti, containers, isolator untuk listrik, perabotan rumah

tangga, tempat bahan kimia, mainan, freezer bags, tempat es balok,

komponen baterai.

2. Polypropylene (PP)

Polypropylene dibentuk dari polimerisasi gas propylene. Jika dibandingkan

dengan polyethylene, polypropylene lebih kuat dan lebih kaku. Daya tahan

pada bahan kimia dan pelarut juga lebih baik daripada polyethylene. Daya

tahan polypropylene juga sangat kuat ketika dibengkokkan berkali-kali tidak

retak (John, 1983). Berikut ini merupakan beberapa sifat polypropylene

(Baird, 1986):

• Kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap goresan yang baik • Kestabilan ukuran

• Kelenturan yang sangat baik

(31)

commit to user

II-3

• Daya tahan terhadap uap air dan gas yang baik • Daya tahan pada bahan kimia yang sangat baik • Dapat disterilisasi

• Mudah dalam pewarnaan (bening dan buram)

Polypropylene dapat diproses dengan beberapa proses, seperti injection

molding, blow molding, thermoforming dan calendering. Produk yang dapat

dihasilkan menggunakan polypropylene, seperti koper, card files, tempat

kosmetik, pedal mobil, peralatan rumah sakit, botol, perabot rumah tangga,

komponen listrik, komponen pesawat dan industri kemasan.

3. Polyethylene Terephthalate (PET)

Polyethylene Terephthalate merupakan polimer yang dibentuk dari campuran

dua monomer, yaitu ethylene glycol yang diubah dan terephthalic acid murni

(NAPCOR, 2009). Berikut ini merupakan beberapa sifat polyethylene

terephthalate:

• Transparan, ringan, kuat, tahan pecah • Mudah dibersihkan

• Mudah dibentuk menjadi produk dengan bentuk baru • Melindungi dan menjaga isi dari kemasan

Polyethylene Terephthalate dapat diproses dengan beberapa proses, seperti

injection, blow molding dan thermoforming. Produk yang dapat dihasilkan

menggunakan polyethylene terephthalate, seperti botol, cups, take out

container, kemasan minuman, kemasan makanan beku, kemasan kosmetik

dan kemasan pembersih rumah tangga.

4. Polyvinyl Chloride (PVC)

Polyvinyl Chloride dibentuk dari acetylene dan hydrogen chloride dan dapat

dicampur untuk menghasilkan kelenturan pada produk dengan menambahkan

plasticizer, fillers dan stabilizers. Berikut ini merupakan beberapa sifat

polyvinyl chloride (Baird, 1986):

• Kekuatan yang baik

• Daya tahan yang baik terhadap air dan bahan kimia • Warna yang tidak terbatas

(32)

commit to user

II-4 • Daya tahan yang baik terhadap goresan

Polyvinyl chloride dapat diproses dengan beberapa proses, seperti extrusion,

blow molding, injection, rotational, dan calendering. Produk yang dapat

dihasilkan menggunakan polyvinyl chloride, seperti pipa, tubing, pelapis kursi

mobil, shower curtains, jas hujan, pelapis kawat, tangki penyimpan bahan

kimia, kemasan dan botol.

5. Polystyrene (PS)

Polystyrene dibentuk dari campuran polimerisasi styrene merupakan material

yang transparan dan rapuh (John, 1983). Kerapuhan dan rendahnya ketahanan

terhadap bahan kimia menjadi dua kekurangan dari polystyrene. Sifat yang

rapuh ini diakibatkan oleh ketidakstabilan rantai molekul. Berikut ini

merupakan beberapa sifat polystyrene (Baird, 1986):

• Tingkat kekerasan yang tinggi • Rapuh, kecuali telah dimodifikasi

• Kejernihan yang baik dan permukaan yang halus • Penyerapan embun yang rendah

• Mudah untuk diproses • Biaya rendah

• Bersih dan tanpa warna

• Daya tahan terhadap cuaca yang rendah • Daya tahan bahan kimia yang normal

Polystyrene dapat diproses melalui beberapa proses, seperti molded, extruded,

thermoforming dan injection molded. Produk yang dapat dihasilkan

menggunakan polystyrene, seperti food container, komponen kulkas, perabot

rumah tangga, bagian interior mobil, botol dan peralatan rumah tangga.

Material-material tersebut mempunyai kode angka seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 2.1 berikut ini. Kode angka ini memiliki arti bahwa tiap produk yang

memiliki kode ini diproduksi menggunakan material tersebut. Selain itu juga,

kode ini digunakan untuk membantu konsumen dalam memilih produk dengan

jenis material yang sama untuk didaur ulang secara bersamaan karena tiap

(33)

commit to user

II-5

Tabel 2.1 Kode Material Plastik

Kode Material

PolyethyleneTerephthalate (PET)

High Density Polyethylene

(HDPE)

Polyvinyl Chloride (PVC)

Low Density Polyethylene (LDPE)

Polypropylene (PP)

Polystyrene (PS)

Sumber: American Chemistry Council, 2012

2.3 Proses untuk Material Thermoplastic

Material plastik ini akan dapat digunakan setelah melalui beberapa proses. Produk yang dihasilkan oleh setiap proses akan memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini merupakan beberapa proses yang sering digunakan untuk plastik, antara lain (Clauser, 1975):

1. Injection Molding

Injection molding merupakan proses yang terpenting dalam membentuk

(34)

commit to user

II-6

Gambar 2.2Injection Molding

Sumber: Practical Action, 2010 2. Blow Molding

Metode ini merupakan proses untuk membentuk thermoplastic yang terdiri

dari stretching dan pengerasan plastik. Terdapat pula dua cara untuk

melakukan metode ini, yaitu direct dan indirect way dengan variasi yang

berbeda. Produk yang dihasilkan menggunakan proses ini, antara lain botol

dan toples (NAPCOR, 2009). Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3Blow Molding

Sumber: Practical Action, 2010 3. Calendering

Metode ini digunakan untuk membentuk thermoplastic menjadi film dan

lembaran serta untuk melapisi bahan tekstil atau bahan lainnya. Proses ini

dapat dilihat pada Gambar 2.4. Ketebalan dari hasil akhir dipengaruhi oleh

jarak antara rolls. Permukaan dari film dan lembaran dapat halus atau

(35)

commit to user

II-7

Gambar 2.4Calendering

Sumber: Thai Nam, 2009

4. Thermoforming atau Vacuum Forming

Metode ini (1) menggunakan bahan plastik berupa lembaran dan (2)

dilakukan pemanasan lembaran thermoplastic ke cetakan lalu (3) diberikan

udara dan/atau mekanik untuk membentuk thermoplastic sesuai dengan

cetakannya. Proses ini ditunjukkan pada Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5Thermoforming

Sumber: Sinotech, 2012 5. Extrusion Molding

Metode ini digunakan untuk membentuk thermoplastic menjadi film, tubes,

batangan dan untuk melapisi kawat dan kabel. Proses ini dapat dilihat pada

(36)

commit to user

II-8

Gambar 2.6Extrusion Molding

Sumber: Practical Action, 2010

2.4 Design For Environment

Konsep Design for Environment atau sering juga disebut sebagai Eco-Design,

Life Cycle Design dan Design for Eco-Efficiency sudah ada sejak awal tahun

1990, lalu mulai menyebar luas setelah adanya perjuangan dari suatu perusahaan

pribadi yang mencoba membangun kesadaran mengenai lingkungan ke dalam

perkembangan produknya. Sejak saat itu, Design for Environment menjadi topik

umum dalam kesadaran mengenai lingkungan dan program penanggulangan

polusi. Lingkup dari Design for Environment terdiri dari beberapa topik (Fiksel,

2009):

• Perlindungan terhadap lingkungan

Jaminan bahwa udara, air, tanah dan sistem ekologi tidak terpengaruh oleh

dilepaskannya polutan dan zat beracun. • Kesehatan dan keamanan manusia

Jaminan bahwa manusia tidak dibiarkan terpengaruh resiko keselamatan

dan penyakit dalam lingkungan tempat bekerja dan lingkungan hidup

mereka.

• Keberlanjutan dari sumber daya alam

Jaminan bahwa penggunaan oleh manusia atau penggunaan sumber daya

alam tidak mengancam tersedianya sumber daya alam ini untuk generasi

(37)

commit to user

II-9

Design for Environment merupakan suatu pertimbangan yang sistematis

untuk pembuatan desain yang peduli terhadap lingkungan, kesehatan, keselamatan

dan keberlanjutan dari seluruh siklus hidup produk dan proses (Fiksel, 2009).

Gambar 2.7 Keuntungan Design for Environment

Sumber: Fiksel, 2009

2.5 Sustainable Development

Keberlanjutan dalam perkembangan dan manufaktur dari suatu produk

merupakan suatu strategi yang telah diyakini sebagai prinsip meskipun belum

diterapkan seluruhnya. Penggabungan dari kebutuhan lingkungan termasuk

keseluruhan waktu hidup dari produk memerlukan cara pemikiran dan alat bantu

untuk mengambil keputusan yang baru. Untuk pendekatan ini diperlukan

mengenali ciri khas lingkungan yang menonjol dari suatu produk yang dapat

mengembangkan keseluruhan kualitas dari produk tersebut dari sisi konsumen

yang dapat menciptakan pasar tambahan dan peningkatan keuangan (Kaebernick,

2003).

Pendekatan tradisional tidak menyertakan aspek lingkungan dalam proses

pengembangan. Kebutuhan lingkungan dapat selanjutnya diperkenalkan dalam

tahap pengembangan dengan menerapkan beragam alat bantu dan metodologi.

Empat contoh metodologi yang menunjukkan pengaruh dalam tahap siklus hidup

produk yang mempengaruhi dampak lingkungan, antara lain (Kaebernick, 2003): !

"

# $

(38)

commit to user

II-10

• memperkenalkan kesadaran terhadap lingkungan pada customer requirements (CR),

• menilai dampak lingkungan,

• melakukan Life Cycle Assessment (LCA) selama proses desain, • mengevaluasi potensi dari produk untuk reuse dan recycling.

Penerapan metodologi yang telah dijelaskan sebelumnya akan mengarahkan

ke pendekatan keberlanjutan untuk pengembangan produk dan pemakaian seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.8, termasuk kebutuhan lingkungan dalam empat tahap

utama dari siklus hidup produk, antara lain:

environmentally conscious quality function deployment (ECQFD), • sustainable trade-off model for design,

life cycle assessment, end-of-life options (EOL).

Gambar 2.8 Metodologi untuk Sustainable Manufacturing pada tahap

Product Life Cycle

(39)

commit to user

II-11

2.6 Life Cycle

Product Life Cycle adalah suatu urutan perubahan dari material dan energi

yang termasuk di dalamnya proses dari material itu sendiri, pembuatan dan

perakitan produk, distribusi, pemakaian produk dan recovery atau recycling dari

material produk (Fiksel, 2009). Ketika berpikir mengenai pengaruh lingkungan

dari desain produk dan proses, maka tidak hanya masalah biaya, teknologi dan

fungsi dari desain tetapi juga memikirkan konsekuensi pada setiap tahap dari

value chain. Prinsip ini, life-cycle thinking, memotivasi bangkitnya Life Cycle

Assessment dan metode analisis yang terkait.

Siklus hidup suatu produk dapat ditunjukkan dalam delapan tahap, antara lain

(Amaya, 2010):

1. Material Extraction and Transformation

Pada tahap ini memperhatikan semua material yang penting untuk semua

tahap, yang berarti material pada proses produksi dan material yang

digunakan untuk proses remanufacture produk.

2. Components Manufacturing

Pada tahap ini memperhatikan proses apa saja yang digunakan untuk

memproduksi semua material menjadi komponen (turning, milling, drilling)

dan input penting pada setiap proses (konsumsi energi listrik).

3. Component Distribution

Pada tahap ini memperhatikan distribusi yang dilakukan (jarak, tansport)

untuk memindahkan komponen awal ke tempat perakitan.

4. Product Assembly

Pada tahap ini memperhatikan proses atau treatment khusus yang dilakukan

untuk proses perakitan produk.

5. Product Distribution

Pada tahap ini memperhatikan distribusi yang dilakukan (jarak, tansportasi

yang digunakan) untuk memindahkan produk jadi ke final customer.

6. Product Use

Pada tahap ini memperhatikan dampak pada lingkungan dari penggunaan

(40)

commit to user

II-12 7. Product Recovery

Pada tahap ini memperhatikan jumlah produk yang dapat diproses kembali

atau remanufacture dan transportasi yang digunakan untuk membawa produk

tadi ke tempat proses remanufacture.

8. Component End-of-Life

Pada tahap ini memperhatikan tindakan yang dapat dilakukan untuk

produk-produk yang sudah tidak layak pakai atau yang tidak lolos untuk proses

remanufacture. Terdapat lima pilihan untuk end-of-life suatu produk, antara

lain: • Reuse

Upaya penggunaan produk untuk digunakan kembali tanpa mengalami

proses pengolahan atau perubahan bentuk. Reuse dapat dilakukan di dalam

atau di luar daerah proses produksi yang bersangkutan. • Remanufacturing

Upaya pemanfaatan produk dengan jalan memproses untuk memperoleh

kembali materi atau energi yang terkandung di dalamnya. • Recycle

Upaya pemanfaatan produk dengan cara proses daur ulang melalui

pengolahan fisik atau kimia, baik untuk menghasilkan produk yang sama

maupun produk yang berlainan. Daur ulang dapat dilakukan di dalam atau

di luar daerah proses produksi yang bersangkutan.

Incineration

Upaya pembuangan produk yang telah tidak terpakai dengan cara

pembakaran menjadi abu. • Landfill

Upaya pembuangan produk yang telah tidak terpakai dengan cara

membuang di tempat pembuangan sampah agar produk tersebut terurai

(41)

commit to user

II-13

Gambar 2.9 Product – Multiple Use Cycle Phases Approach

Sumber: Amaya, 2010

2.7 Life Cycle Assessment

Life Cycle Assessment merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengestimasi energi atau aliran material yang berhubungan dengan siklus hidup

produk yang berpengaruh pada dampak ke lingkungan (Fiksel, 2009). Life Cycle

Assessment pada dasarnya terdiri dari suatu evaluasi sistematis dari dampak pada

lingkungan yang berasal dari komponen suatu produk atau jasa (Horne, 2009).

Life Cycle Assessment dapat membantu dalam (ISO 14044, 2006):

(42)

commit to user

II-14

• Menginformasikan kepada decision makers di perusahaan, pemerintah dan organisasi non pemerintah dalam menentukan tujuan dan rencana strategis,

desain atau redesign produk atau proses.

• Memilih indikator yang terkait dari performansi lingkungan, termasuk teknik dalam pengukuran.

• Pemasaran, seperti penerapan skema ecolabelling atau menghasilkan produk ramah lingkungan.

Life Cycle Assessment meliputi beberapa tahap, antara lain (Horne, 2009):

Gambar 2.10 Tahap-tahap pada Life Cycle Assessment

Sumber: Horne, 2009

Goal and Scope

Menentukan produk, proses atau aktifitas yang akan dinilai, tujuan,

lingkup serta batasan dari sistem yang akan dinilai.

Life-Cycle Inventory

Mengembangkan sistem inventori dari beban lingkungan dengan

mengidentifikasi dan menghitung energi dan penggunaan material serta

barang sisa yang dilepaskan ke lingkungan pada setiap tahap siklus hidup. • Life-Cycle Impacts

Menghitung dampak dari energi dan material yang digunakan dan yang

dilepaskan terhadap lingkungan dan/atau kesehatan manusia.

$ #

& !

& !

Gambar

Gambar 3.1 commit to user
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (lanjutan)
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Nyam-nyam
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan LCA Produk Cup Dolphin Menggunakan Proses
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu, tahap pengumpulan data sekunder, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment

mengganti truk muatan dengan kereta api dari pelabuhan Tanjung Tembaga untuk mereduksi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pengadaan bahan baku produk kertas

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu, tahap pengumpulan data sekunder, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment

Dilihat berdasarkan dampak yang dihasilkan dari proses pengolahan bahan bakar minyak selama ini perlu dilakukan sebuah kajian dampak lingkungan menggunakan metode

(2) Cradle to gate: meliputi semua proses dari ekstraksi bahan baku hingga tahap produksi, digunakan untuk menentukan dampak lingkungan dari suatu produk.. (3) Gate to grave:

mengganti truk muatan dengan kereta api dari pelabuhan Tanjung Tembaga untuk mereduksi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pengadaan bahan baku produk kertas

Analisis dilakukan hanya pada input proses (material) pada tiap-tiap tahapan dalam proses manufaktur atau pembuatan batik. Output berupa kain batik juga bukan termasuk lingkup

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan membandingkan dampak lingkungan dari kedua UKM sehingga bisa didapatkan nilai eco cost