BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Disinilah dibutuhkan seorang guru yang berkompetensi dalam manajemen kelas, maka hendaknya guru menguasai berbagai hal sebagai kompetensi dasar keguruan dalam manajemen kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas, (Usman 2003:97). Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif, (Winataputra 2003). Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.
dilaksanakan oleh guru belum maksimal, sehingga mutu pendidikan menurun yang mengakibatkan minat orang tua yang menyekolahkan siswa ke SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak cenderung turun dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas dan gamblang sebagaimana yang dialami oleh SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak yang selama tiga tahunan, rangking sekolah tersebut jika ditinjau dari hasil UASBN, mengalami penurunan terus menerus. Hasil lomba di berbagai event pun sangat tertinggal
jauh dari SD-SD lain yang ada di wilayah Dempet, sehingga animo orang tua murid untuk menyekolahkan putra-putrinya ke SD Negeri Baleromo 2 pun sangat menurun drastis. Hal tersebut dapat dilihat dari data siswa yang ada di SD tersebut, yakni pada tahun 2011 jumlah siswanya mencapai 194, namun pada tahun 2012 jumlah siswanya turun menjadi 166, tahun 2013 turun lagi menjadi 137, tahun 2014 juga turun menjadi 121.
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
Kepala sekolah memainkan peran penting dalam mengejawantahkan visi pendidikan nasional. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik. Kepala sekolah memimpin, bersama dengan pendidik dan tenaga kependidikan, untuk memetakan arah ke depan pendidikan di sekolah, mengembangkan pencapaian yang diharapkan, memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajaran dan pembelajaran dan membangun lingkungan belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dapat menjadi factor pembeda terhadap proses pendidikan yang berlangsung di sekolah (Bennett & Anderson, 2003).
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab legal untuk mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan disekolahnya (Depdiknas, 2007). Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Wahjosumidjo (2003: 89) juga menyatakan “Sebagai kekuatan sentral yang menjadi penggerak kekuatan sekolah, Kepala Sekolah harus memahami tugas dan fungsinya guna mencapai keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian terhadap staf dan siswa”.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dinyatakan sebagai berikut, Kepala Sekolah harus memiliki lima kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kompetensi kepribadian menyangkut integritas dan kejujuran. Kompetensi manajerial yang terkait kemampuan kepala sekolah mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di sekolah. Kompetensi supervisi meliputi: 1) merencanakan program supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme guru, 2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Kepala sekolah berkewajiban melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat dan mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat (Depdiknas, 2009: 16).
para gurunya. Dharma (2001: 2) menjelaskan bahwa supervisi yang efektif merupakan faktor penting untuk ikut meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah merupakan bantuan profesional yang sangat dibutuhkan guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya. Semakin baik manajemen supervisi akademik akan semakin baik pula kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berarti kualitas hasil belajar peserta didik akan semakin baik. Teknik supervisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah supervisi individual observasi kelas.
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya kunjungan kelas ketika proses sedang berlangsung, tujuan observasi kelas adalah 1) Memperoleh data yang subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati, 2) Mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap pendidik dan mengevaluasinya, 3) Menemukan kelebihan dan sifat yang menonjol pada setiap pendidik, 4) Menemukan kebutuhan para pendidik falam menunaikan tugasnya, 5) Memperoleh bahan-bahan dan informasi guna penyusunan program supervise, 6) Mempererat dan memupuk integritas sekolah. (Sahertian, 2000:57).
peningkatan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak melalui melalui supervisi individual jenis observasi kelas.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah apakah supervisi individual dengan observasi kelas dapat meningkatkan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya adalah harapan yang ingin dicapai atau yang ingin diketahui. Tujuan dinyatakan dalam pernyataan, bukan pertanyaan. Adapun penetian ini dilakukan adalah untuk mengetahui supervisi individual jenis observasi kelas dapat meningkatkan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak
1.4
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian yang peneliti lakukan, diharapkan hasil penelitian ini secara teoritis dapat: 1) Memberikan kontribusi positip terhadap upaya
SD melalui penguasaan dan kemampuannya dalam melaksanakan supervisi;
2) Menambah wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan kompetensi guru dalam mengelola kelas dan supervisi akademik
3) Dijadikan sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut terhadap objek dan aspek sejenis lainnya yang belum terungkap dalam penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
Selanjutnya manfaat secara praktis dari penelitian ini diharapkan dapat:
1) Sebagai masukan bagi para kepala sekolah, guru dan masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagai penyelengara sekolah;