• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk Meningkatkan Penguasaan Mata Pelajaran Pai Materi Kisah Khalifah Abu Bakar As-Siddiq R.A. Dan Umar Bin Khattab R.A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk Meningkatkan Penguasaan Mata Pelajaran Pai Materi Kisah Khalifah Abu Bakar As-Siddiq R.A. Dan Umar Bin Khattab R.A"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

43 |K E G U R U

Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk

Meningkatkan Penguasaan Mata Pelajaran Pai Materi Kisah Khalifah

Abu Bakar As-Siddiq R.A. Dan Umar Bin Khattab R.A

St. Hasbiyah

Dinas Pendidikan Bangkalan

E-mail: stHasbiyah@gmail.com

Abstract

The purpose of this study are: To know how far the improvement of learning PAI on basic competence Tell the story of Caliph Abu Bakr as-Siddiq r.a. And Umar bin Khattab r.a. Through Story Telling Approach method for Class V learners at SDN Srabi Timur 1, Modung, Bangkalan District. This research was conducted in Class V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, the number of Class V students as much as 27 people, conducted for 2 months, starting from March 2015 until April 2015, through three cycles of activity steps of planning, execution, observation And reflection of activities. The result of this research is the result of study of class V students of SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, on the material of PAI on the basic competence of Tale of Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. And Umar bin Khattab r.a. And can experience a significant increase after applied learning activities through Story Telling Approach method, as well as the activities of learners during follow learning activities can improve so that learning activities become more centered on learners.

Keywords: Story telling, ash siddiq r.a. And umar bin khattab r.a

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui sejauhmana peningkatan pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, jumlah peserta didik Kelas V sebanyak 27 orang, dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Maret 2015 sampai dengan April 2015, melalui tiga siklus langkah-langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan. Hasil penelitian adalah Hasil belajar peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, pada materi PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dan dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui metode Pendekatan Story Telling, serta aktifitas peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik.

(2)

44 |K E G U R U I. Pendahuluan

Berdasarkan hasil pengamatan awal serta perbincangan dengan peserta didik Kelas V di SD Negeri Srabi Timur 1, Modung saat dilakukan studi awal pada tanggal 11 Pebruari 2015 diperoleh informasi bahwa peserta didik masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran PAI khususnya tentang Kompetensi Dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.. selain itu pengalaman selama ini, peserta didik memang cenderung kurang paham dalam kegiatan belajar-mengajar pada materi tersebut., hal ini dikarenakan memang kisah-kisah yang diceritakan atau diterima oleh peserta didik memang cenderung monoton, sehingga peserta didik cenderung dan tidak begitu tertarik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena selama ini pelajaran PAI dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan membaca tulisan Arab dan hafalan semata, kurang menekankan pada aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik.

Dari masalah tersebut guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik peserta didik. Oleh karena itulah penulis memilih model pembelajaran

dengan menggunakan “Pendekatan Story Telling” yang diharapkan dapat meningkatkan

keberhasilan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.

Berdasarkan keterangan tersebut yang terjadi pada peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) tentang “Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk

Meningkatkan Penguasaan mata pelajaran PAI Materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. Di Kelas V SDN Srabi Timur 1 Modung

Bangkalan”.

Permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung adalah rendahnya penguasaan materi PAI pada Kompetensi Dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.. Berdasarkan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian yang dapat diungkap adalah :

Bagaimana peningkatkan pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan ?

Pembelajaran yang ada lebih terpusat pada guru, bukan kepada siswa. Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi yang mengisyaratkan pembelajaran harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa. Hal ini dapat tercapai apabila kinerja belajar siswa ditingkatkan, sehingga guru hanya berperan sebagai fasiltator, motivator dan organisator.

(3)

45 |K E G U R U Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :

a. Kemampuan menguasai bidang studi (Materi) b. Kemampuan dalam mengelola kelas

c. Kemampuan dalam menggunakan strategi, metode, media dan sumber belajar d. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil.

Metode belajar di mana peserta didik bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun dalam memberikan pemecahan masalah terhadap PBM yang terjadi pada peserta didik Kelas V tersebut adalah dengan mencoba menerapkan Pendekatan Story Telling dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.

b. Guru membagikan materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan. c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan

ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

f. Kesimpulan guru.

g. Penutup.

Tujuan penelitian ini adalah :

Mengetahui sejauhmana peningkatan pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan.

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

a. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Srabi Timur 1, Modung.

b. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam.

c. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Agama Islam selama pelajaran berlangsung.

(4)

46 |K E G U R U perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmaniah (struktural) dan segi rohaniah (fungsional). keduanya saling bertalian dan saling berinteraksi satu sama lain. Jadi tingkah laku itu sesungguhnya sangat luas, bukan hanya terdiri atas pengetahuan saja seperti yang dikemukakan oleh pandangan tradisional (Hamalik, 2009:27).

Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, (psyko fisyc) untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan agar tercapai setelah usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dan tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam adalah terwujudnya kepribadian yang mulia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu tujuan dari pendidikan agama Islam menjadi 2 hal yaitu :

1. Tujuan umum : Beribadah kepada Allah SWT yaitu membentuk manusia yang beribadah kepadanya.

2. Tujuan Khusus : Untuk mengetahuidari keadaan tempat dengan

mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi dan lain-lain.

Berdasarkan rumusan tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membentuk muslim yang sempurna yakni berkepribadian mulia, termasuk jasmani dan rohani, cerdas dan pandai dan taqwa kepada Allah SWT.

Teknik mengajar bercerita berpasangan (paired storytelling) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antra peserta didik, pengajar, dan bahan pelajaran. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bercerita berpasangan bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Metode belajar ini dimana peserta didik bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.

b. Guru membagikan wacana / materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan.

c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan

(5)

47 |K E G U R U e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

f. Kesimpulan guru.

g. Penutup.

Kelebihan:

a. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. b. Setiap peserta didik mendapat peran.

c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan:

a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan uang bersifat fisik, tetapi perubahandalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo,1993: 120) Pasal I Undang- undang No. 20 tahun 2003 tantang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan peserta didik belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.

Belajar diartikan sebagai sebuah perubahan murid dalam bidang material, formalserta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada timgkah laku yang lebih buruk.Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari- hari, berminggu-minggu, berbulan- bulan atau bertahun- tahun.

Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, prose situ terjadi pada diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi proses terjadi secara internal di dalam diri indvidu dalam mengusahakan memperoleh hubungan- hubungan baru. Agar belajar dapat diperoleh hasil yang baik, peserta didik harus mau belajar sebaik mungkin. Supaya mereka mau belajar dengan baik yaitu belajar dengan baik dan teratur secara sendiri- sendiri, kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran yang diterima di sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan usaha sendiri. Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru dapat mengorganisir belajar peserta didik.

II. Metode Penelitian

(6)

48 |K E G U R U usaha mencapai prestasi belajar yang maksimal. PTK menggambarkan suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang saling berhubungan dengan siklus berikutnya. Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung pada mata pelajaran PAI.

Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, jumlah peserta didik Kelas V sebanyak 27 orang, kondisi kekhususan peserta didik ini memungkinkan tingkat kemampuan dan daya serap peserta didik tersebut sangat bervariasi. Peneliti adalah Guru Pendidikan Agama Islam kelas I-VI SD Negeri Srabi Timur 1, Modung.

Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat Pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. di Kelas V pada standar kompetensi Menceritakan kisah sahabat nabi dengan Indikator yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan hikmah yang terkandung dalam kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. b. Menjelaskan hikmah yang terkandung dalam kisah Khalifah Umar bin Khattab r.a.

Dalam penelitian ini digunakan tes setelah mendapat perlakuan (postest) untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan metode Pendekatan Story Telling.

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Maret 2015 sampai dengan April 2015, melalui tiga siklus. Secara umum siklus penelitian ini melalui langkah-langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan. Setiap siklus berlangsung sesuai dengan jumlah tatap muka dalam sub konsep yang dipelajari. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru mengamati dan mencatat kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Kemudian data yang diperoleh dianalisis setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Perencanaan tindakan meliputi analisa materi pembelajaran penyusunan rencana pembelajaran dan penyusunan model pembelajaran yang berpedoman pada rancangan pembelajaran bagi peserta didik.

(7)

49 |K E G U R U Gambar 1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai rata-rata tes hasil belajar PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a., data pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, serta pengamatan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pendekatan Story Telling.

Secara individual peserta didik telah tuntas belajar jika mencapai skor 75 % atau nilai 75 dengan perhitungan sebagai berikut (Depdikbud, 1994) :

Skor Peserta didik = x 100 %

maksimum Skor

diperoleh yang

Skor Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Observasi

Putaran 1

Pemasalahan

Terselesaikan

Terselesaikan Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi Observasi

Putaran 2

Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Observasi

(8)

50 |K E G U R U Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika terdapat > 85 % dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal:

= x 100 %

III. Hasil Dan Pembahasan A. Tindakan Setiap Siklus

Pada tahap awal dalam pembelajaran siswa akan dibagi 5 kelompok, dari sejumlah 27 siswa di kelas V, adapun tabulasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nama-nama Anggota Kelompok Kelas V

No Kelompok Syahadat No. No Kelompok Sholat

1 Adi Santoso 31 1 Diah Kartika Sari

2 Anggi Kurniawan 32 2 Dicky Adam Bimantara

3 Ardiyanto 33 3 Dwi Langeng Murdianto

4 Awalica Aguszeza A 34 4 Eka Diah Agustin

5 Cicik Fastabiqul Ilma 35 5 Ellyta Zulfani Marzuki

No Kelompok Puasa No. No Kelompok Zakat

1 Feny Aprilia 31 1 Mohamad Dandy

2 Joko Prasetyo 32 2 Muhamad Ardiyan

3 Khorun Nisa Al Karim 33 3 Nizan Ardiyansyah

4 Krisdianto 34 4 Nur Halimatus Sakdiah

5 Mirna Anggraeni 35 5 Pamuji Rahayu

6 Puji Esmono

Kelompok Haji

No Nama

1 Sherin Pratiwi Kusuma

2 Suganda Dandy Pranata

3 Windy Ayu Agustina

4 Yovie Kiu Ita Purnamasari

5 Lusi Ade Febriyan

6 Muhamad Rizal Pembudi

Selanjutnya akan dikemukakan pelaksanaan tindakan terhadap peserta didik pada masing-masing siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas kali ini adalah sebagai berikut.

seluruhnya siswa

jumlah

(9)

51 |K E G U R U 1. Siklus I

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki serangkaian aktifitas dan langkah yang harus dilakukan, Langkah-langkah yang diterapkan pada siklus I diantaranya adalah:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Mengemukakan masalah yang ditemukan, dan merumuskan masalah.

2) Merancang PBM dengan Pendekatan Story Telling.

3) Membagi siswa dalam kelompok, dengan nama kelompok sesuai dengan rukun Islam

(kelompok syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji).

4) Memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari dan merangkum

materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.

5) Setelah merangkum masing-masing kelompok juga harus membuat tulisan (narasi) berkaitan dengan materi yang ditugaskan kepada kelompoknya.

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1) Melaksanakan langkah-langkah pendekatan belajar Story Telling

2) Menerapkan pendekatan belajar Story Telling, setiap kelompok tugasnya membuat cerita berkaitan dengan menerapkan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a

3) Siklus pertama kelompok syahadat, dan kelompok sholat, diberi kesempatan

memaparkan narasinya sesuai dengan materi yang ditugaskan yaitu menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji

4) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan

5) Memperhatikan alokasi waktu dengan kegiatan yang dilaksanakan

6) Mengantisipasi kesultan peserta didik dalam melakukan presentasi/Pendekatan Story Telling, serta menjaga agar peserta didik yang tidak maju untuk tidak gaduh, dan tekun memperhatikan kisah yang dibawakan oleh kelompok yang maju di depan kelas.

7) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan

8) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab

9) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.

c. Tahap Mengamati (observasion)

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling, secara intensif dan terus mengarahkan peserta didik agar memahami cerita yang dibwakan oleh kelompok yang maju di depan kelas

(10)

52 |K E G U R U

3) Melakukan pengamatan tentang kelamahan-kelemahan atau kekurangan untuk

pembelajaran berikutnya.

d. Tahap refleksi (Reflection)

1) Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi

2) Menganalisis kelemahan keberhasilan saat menerapkan pendekatan belajar Story Telling dengan kerja kelompok dan langkah selanjutnya

3) Melakukan refleksi terhadap penerapan metode Pendekatan Story Telling 4) Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran PAI

5) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa berupa Tes hasil belajar tahap I (soal-soal pilihan berganda, tes lisan)

2. Siklus II

Pada putaran I terdapat beberapa siswa yang belum tuntas maka peneliti menerapkan langkah pada siklus II, dengan ada beberapa perbaikan dan evaluasi dari rfleksi siklus I :

a. Tahap Perencanaan (Planning) Siklus II

1) Mengidentifikasi masalah, yang diperoleh pada siklus I 2) Mengatasi kendala pada siklus I

3) Mendiskusikan penerapan pendekatan belajar Story Telling.

4) Merencanakan tugas kelompok selanjutnya yaitu kelompok, puasa, kelompok zakat dan

kelompok haji untuk membawakan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1) Melaksanakan langkah-langkah pendekatan belajar Story Telling

2) Siklus ke dua kelompok Puasa, dan kelompok sholat, diberi kesempatan memaparkan narasinya sesuai dengan materi yang ditugaskan yaitu menceritakan Kisah Khalifah Umar bi Khattab r.a., kelompok Haji mempersiapkan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan, peserta didik mulai menyenangi pendidik Story Telling, dan susana kelas juga tidak seberapa gaduh

4) Memperhatikan alokasi waktu dengan kegiatan yang dilaksanakan

(11)

53 |K E G U R U 6) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi

tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan

7) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab

8) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.

c. Tahap Mengamati (observasion)

1) Sekali lagi guru yang juga peneliti melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling

2) Melakukan pengamatan tentang kelamahan atau kekurangan metode ini untuk

pembelajaran berikutnya

3) Secara seksama mencatat setiap perubahan yang terjadi saat PBM, dan kemajuan hasil yang didapat

d. Tahap refleksi (Reflection)

1) Tahap ini peserta didik mulai senang, tidak gaduh dan antusias menyimak dan bertanya kepada kelompok penyaji.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan pendekatan belajar Story Telling dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya, dimana diketahui bahwa peserta didik mulai menyenangi Pendekatan Story Telling, dan dapat diteruskan untuk PBM selanjutnya.

3) Melakukan refleksi terhadap penerapan Pendekatan Story Telling, siklus I dan siklus II, perlu dilakukan siklus III untuk mengefektifkan pemahaman materi yang diberikan. 4) Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan hasil sebagai

berikut: aktivitas, perhatian, dan hasil belajar mulai meningkatselain itu, kegaduhan, omong sendiri, dan sikap malas dari peserta didik mulai berkurang.

Tes hasil belajar tahap II (soal-soal pilihan berganda, tes lisan)

3. Siklus III

Pada putaran I dan II terdapat beberapa siswa yang belum, langkah pada putaran III :

a. Tahap Perencanaan (Planning) Siklus III

1) Mengidentifikasi masalah, yang diperoleh pada siklus I dan siklus II 2) Mengatasi kendala pada siklus I, II

3) Merencanakan tugas kelompok Haji untuk menceritakan narasi mereka dengan lebih baik dan mempersiapkan kelompok yang lain untuk bersiap diberi pertanyaan peneliti mengenai materi-materi yang telah mereka bawakan dalam siklus I dan siklus II

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1) Kelompok Haji menceritakan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji

(12)

54 |K E G U R U 3) Mengingatkan siswa kelompok audience untuk mengamati dan merangkum aktivitas

kelompok presenter (yang maju praktek di depan).

4) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan

5) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab

6) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.

7) Seluruh kelas saling memberi apresiasi kepada teman-temannya, guru memuji dan memberi penilaian kelompok terbaik, dan diumumkan bahwa semua kelompok memiliki kelebihan dan keunggulan tidak ada kelompok yang kalah... peserta didik menyambut gembira dan bertepuk tangan

8) Peneliti mengajak peserta didik mengucapkan secara spontan dan lantang

ALHAMDULLILA...H, bahwa materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. telah di[pahami oleh peserta didik dan mereka tidak kesulitan dalam memahami dan menguasainya secara optimal, karena terbukti bahwa masing-masing kelompok (setiap peserta didik) dapat menceritakan dan bertanya soal materi tersebut dengan baik

9) Menunjukkan bukti bahwa para peserta didik sudah dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik, dan memberikan applaus langsung kepada mereka

10) Kondisi ini mampu membangkitkan rasa Percaya Diri dari peserta didik di Kelas V untuk dapat dan mengikuti PBM dengan semakin mantap.

c. Tahap Mengamati (observasion)

1) Mengamati secara intensif terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling, yang sudah mulai nampak hasilnya secara signifikan

2) Mencatat perubahan positif yang terjadi saat PBM

3) Melakukan pengamatan tentang kelamahan-kelemahan atau kekurangan metode ini untuk pembelajaran berikutnya

d. Tahap refleksi (Reflection)

1) Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi.

2) Melakukan refleksi terhadap penerapan Pendekatan Story Telling, siklus I dan siklus II.

3) Melakukan refleksi terhadap kreativitas, hasil belajar siswa.

4) Memberikan Penghargaan terhadap kelompok terbaik dan siswa dengan aktivitas dan

nilai terbaik, memotivasi kelompok yang belum optimal untuk diperbaiki lagi penguasaan materinya di pertemuan selanjutnya

B. Tes hasil belajar tahap III (soal-soal pilihan berganda, tes lisan) Data Lengkap Tiap Siklus

(13)

55 |K E G U R U Telling. Berikut aklan dikemukakan data hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus adalh sebagai berikut:

Tabel 2 Perbandingan Nilai dan Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I-II-III dengan Pendekatan belajar Story Telling Kelas V

No Nama Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai Ktn Nilai Ktn Nilai Ktn

1 Adi Santoso 60 TT 65 TT 75 T

2 Anggi Kurniawan 70 TT 85 T 90 T

3 Ardiyanto 65 TT 75 T 80 T

4 Awalica Aguszeza A 70 TT 70 TT 75 T

5 Cicik Fastabiqul Ilma 65 TT 65 TT 80 T

6 Diah Kartika Sari 70 TT 75 T 80 T

7 Dicky Adam B 65 TT 75 T 75 T

8 Dwi Langeng M 75 T 75 T 80 T

9 Eka Diah Agustin 70 TT 75 T 80 T

10 Ellyta Zulfani M 75 T 75 T 80 T

11 Feny Aprilia 75 T 80 T 80 T

12 Joko Prasetyo 70 T 75 T 85 T

13 Khorun Nisa Al K 75 T 80 T 85 T

14 Krisdianto 75 T 75 T 80 T

15 Mirna Anggraeni 75 T 75 T 75 T

16 Mohamad Dandy P 65 TT 65 TT 75 T

17 Muhamad Ardiyan 75 T 70 T 80 T

18 Nizan Ardiyansyah 75 T 80 T 80 T

19 Nur Halimatus S 60 TT 65 TT 75 T

20 Pamuji Rahayu 70 TT 70 TT 80 T

21 Puji Esmono 65 TT 75 T 80 T

22 Sherin Pratiwi K 70 TT 70 TT 75 T

23 Suganda Dandy P 75 T 65 TT 80 T

24 Windy Ayu A 75 T 75 T 80 T

25 Yovie Kiu IP 75 T 80 T 75 T

26 Lusi Ade Febriyan 75 T 75 T 80 T

Rata-rata 69,23 73,46 79,23

Ketuntasan ( dalam %) 46,15 69,23 100

Keterangan :

N : Nilai T : Tuntas

Ktn : Ketuntasan TT : Tidak Tuntas

C. Aktivitas Perubahan pada Siswa, Guru dan Kelas saat PBM

Dalam PBM yang menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan belajar Story Telling siswa dapat melakukan aktifitas belajar antara lain :

(14)

56 |K E G U R U 2. Menerapkan Pendekatan Story Telling, setiap kelompok maju menceritakan hasil

kerja kelompoknya yang berkaitan dengan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a

3. Pelaksanaan tanya jawab oleh siswa yang maju dan audience

Dalam pengelolaan PBM dengan pendekatan belajar Story Telling diharapkan akan meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam kompetensi dasar Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib salat antara lain :

1. Menerapkan pendekatan belajar Story Telling, setiap kelompok maju sesuai peran dan tugasnya berkaitan dengan menerapkan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.

2. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan kelompok yang maju

3. Memperhatikan materi berupa kegiatan praktek teman yang maju

4. Merangkum dan memaparkan hasil praktek teman/kelompok yang maju

Selain itu dapat pula dikemukakan bahwa terjadi perubahan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan Pendekatan Story Telling yang dapat dievaluasi dari hasil ulangan harian (UH) awal dan UH akhir yang dilakukan.

D. Pembahasan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini secara garis besar mampu memberikan pemahaman dan keyakinan baru pada diri peneliti maupun peserta didik untuk selalau belajar saling memahami dan mengerti, selain itu hasil yang diperoleh dapat dikemukakan bahwa realita yang didapat adalah keberadaan nilai hasil belajar siswa di kelas juga meningkat hal ini dapat dicermati bahwa setelah pelaksanaan siklus ke I, siklus ke II sampai siklus ke III. Nilai hasil belajar siswa meningkat seperti dapat kita lihat pada tabel 4.2., di mana rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam PBM dengan melaksanakan Pendekatan Story Telling mengalami peningkatan dari 69,23 pada siklus I meningkat menjadi 73,46 pada siklus ke II dan meningkat lagi menjadi 79,23 pada siklus ke III atau siklus terakhir.

Setelah mengetahui dan melaksanakan serangkaian kajian ilmiah, melalui pelakanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V di SDN Randegansari, pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), maka dapat dikemukakan pembahasan secara global

adalah diketahui bahwa setelah melaksanakan PBM menggunakan Pendekatan Story

(15)

57 |K E G U R U IV. Kesimpulan

Secara umum hasil belajar peserta didik di SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan d melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Pendekatan Story Telling dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Hasil belajar peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, pada materi PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dan dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui metode Pendekatan Story Telling. 2. Aktifitas peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan

sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik . B. Saran

1. Motivasi dan inovasi dalam pelaksanaan PBM mutlak diperlukan oleh semua guru dan

tenaga kependidikan, karena dengan motivasi dan inovasi tersebut peneliti dapat memperoleh sebuah keyakinan yang lebih baik dan terbukti efektif, berkaitan dengan peningkatan penguasaan materi pelajaran terhadap peserta didik

2. Guru PAI hendaknya menggunakan metode Pendekatan Story Telling ketika

membahas materi PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dengan menggunakan Presentasi peserta didik dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam kegiatan.

3. Perlunya pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas lebih jauh dan dibantu oleh pihak lain, ataupun kolaborasi dengan beberapa pihak untuk lebih mengoptimalkan peningkatan penguasaan materi oleh peserta didik.

Secara bertahap PBM dengan dasar PAIKEM dapat diterapkan sesuai tahapan dan kondisi yang dihadapi, guna meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil dari sebuah PBM.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, dkk, (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Bumi Aksara. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, (2006). Silabus Mata Pelajaran PAI Kelas V.

Hamalik, Oemar (2009). Dasar – Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Kosasil, E. (2001). Bintang Pendidikan Agama Islam kelas V. Bandung : Yrama Wijaya Sujana, Nana. (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru

Argensindo.

Suminar, Kasnendra. (2002). Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Majalah Pembinaan Pendidikan Nomor 142

Gambar

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1. Nama-nama Anggota Kelompok Kelas V
Tabel 2 Perbandingan Nilai dan Persentase Ketuntasan Belajar  Siklus I-II-III

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2015 nilai DPR sama seperti tahun 2014, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2014 pada tanggal 31 Maret 2015, pemegang saham menyetujui tidak

keaneragaman hayati sebagai aset bangsa. Pasokan bahan jamu sangat terkait dengan kelancaran produksi & kualitas jamu, di samping itu aktivitas ini berdampak

Konvensi Paris 1919 maupun Konvensi Pelanggaran Pesawat Udara Militer Chicago 1944 hak control terhadap Asing menurut Hukum Nasional pesawat militer asing adalah ketat

Simulasi program dengan pemberian satu pola error di semua posisi bit sandi seperti yang terlihat pada Tabel 2.7, dapat dilakukan dengan baik. Posisi error

1. Dapat mengetahui kondisi-kondisi sekolah yang meliputi kondisi fisik, struktur organisasi sekolah, administrasi sekolah, tata tertib, kegiatan kesiswaan, sarana

Hasil percobaan lapang dan hasil Uji DMRTpengaruh konsentrasi dan pemberian insektisida nabati (daun mimba) terhadap pengendalian hama penggerek polong tanaman

The lesson planned was for pupils to investigate key words in the text related to the theme of friendship as content and schema knowledge and to words that relate to aspects