commit to user
i
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM
KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012
Skripsi
Disusun oleh : Chandra Pad Hardiyanti
K5408022
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
commit to user
ii
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM
KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012
Disusun Oleh :
Chandra Pad Hardiyanti
NIM K5408022
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Djoko Subandrio M.Pd Singgih Prihadi S.Pd, M.Pd
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Jumat
Tanggal : 3 Agustus 2012
Tim Penguji Skripsi,
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Inna Prihartini, M.S 1...
Sekretaris : Rahning Utomowati, S.Si, M.Sc 2...
Anggota I : Drs. Djoko Subandrio M.Pd 3...
Anggota II : Singgih Prihadi S.Pd, M.Pd 4...
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan 1
commit to user
v
ABSTRAK
Chandra Pad Hardiyanti, ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA
SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pola persebaran SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem, (2) mengetahui ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007, (3) mengetahui ketersediaan sarana prasarana ruang kelas SD/MI Kecamatan Lasem (4) mengetahui ketersediaan sarana prasarana ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan strategi penelitian deskriptif yang dilihat dari sudut pandang keruangan. Penelitian ini bersifat penelitian populasi sebanyak 32 SD/MI dan 8 SMP/MTs. Teknik sampling yang digunakan untuk memperoleh data sarana dan prasarana SD/MI serta SMP/MTs adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi berupa data jumlah siswa dan data sarana prasarana, observasi yang berupa kunjungan langsung di setiap SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis peta, teknik analisis parameter tetangga terdekat dan analisis data sarana prasarana.
Hasil penelitian ini adalah : (1) pola persebaran SD/MI acak karena nilai T SD/MI : 0,79 dan pola persebaran SMP/MTs mengelompok karena nilai T SMP/MTs : 0,38 (2) untuk SD/MI yang memiliki kualitas sarana prasarana sangat memadai ada 3 sekolah, SD yang memiliki kualitas memadai ada 14 sekolah, SD yang memiliki kualitas cukup memadai ada 4 sekolah dan SD yang masuk kualitas kurang memadai ada 11 sekolah. Untuk SMP/MTs yang masuk kategori sangat memadai sarana dan prasarananya ada 5 sekolah, SMP yang memiliki kualitas memadai ada 1 sekolah, SMP yang memiliki kualitas cukup memadai yakni 1 sekolah dan yang memiliki kualitas kurang memadai ada 1 sekolah (3) ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI pada tahun 2012 ada 173 tapi pada kenyataannya jumlah ruang kelas SD/MI yang ada di kecamatan Lasem berjumlah 238, berarti ada selisih 65 kelas. (4) ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan SMP/MTs pada tahun 2012 ada 84 kelas, tetapi ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 86 kelas maka ada sisa 2 kelas.
Kesimpulan penelitian : (1) persebaran SD/MI adalah acak dan persebaran SMP/MTs adalah mengelompok (2) ada 3 SD/MI yang kualitas sarana prasarananya sangat memadai, 14 SD/MI sarananya memadai, 4 SD/MI cukup memadai dan 11 SD/MI kurang memadai. Sedangkan ada 5 SMP/MTs yang kualitasnya sangat memadai, ada 2 SMP/MTs cukup memadai dan 1 SMP/MTs kurang memadai (3) ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI di Kecamatan Lasem tahun 2012 adalah 173 ruang (4) ruang kelas yang dibutuhkan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012 adalah 84 ruang.
commit to user
vi
ABSTRACT
Chandra Pad Hardiyanti, THE ANALYSIS OF FACILITIES AVAILABILITY OF
ELEMENTARY SCHOOL/ ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL AND JUNIOR HIGH SCHOOL/ ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL IN LASEM, REMBANG, 2012. Thesis, Surakarta: Faculty of Teachership and Education. Sebelas Maret University, July 2012.
This study aims to: (1) find out the spatial pattern of Elementary School/ Islamic Elementary School and Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem, (2) find out the availability and the completeness of facilities based on Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007, (3) find out the classroom availability of Elementary School/ Islamic Elementary School in Lasem, (4) find out the classroom availability of Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem. According to the objectives of study, this study used qualitative research method which is seen from spatial point of view. This study was population research which engaged 32 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools and 8 Junior High Schools/ Islamic Junior High Schools. Census are the technique of sampling which are used to gain the data. In collecting the data, this study used documentation in a form of the number of students, observation in a form of visiting every Elementary School/ Islamic Elementary School and Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem directly. While mapping analysis, technique analysis using nearest neighbor and analysis of data facilities are the technique of analyzing the data.
The results of this study are: (1) the spatial pattern of Elementary School/ Islamic Elementary School is random because the T score: 0,97 and for Junior High School/ Islamic Junior High School is grouped because the T score: 0,38 (2) There are 3 schools for Elementary School/ Islamic Elementary School which have good facilities, 14 Elementary Schools with good quality, 4 Elementary Schools with good enough facilities, and 11 Elementary Schools with less quality. For Junior High School/ Islamic Junior High School, there are 5 schools with good facilities, 1 school with good quality, 1 school with good enough quality, and 1 school with less quality. (3) The availability of classroom which is needed by the Elementary School/ Islamic Elementary School in 2012 is 173, but in fact there are 238 Elementary School/ Islamic Elementary School classrooms in Lasem, it means there are 65 unused classrooms. (4) The availability of classrooms which is needed by Junior High School/ Islamic Junior High School in 2012 is 84 classrooms, but there are 86 Junior High School/ Islamic Junior High School classrooms in Lasem, so there are 2 unused classes.
The conclusion of this study: (1) The spatial patterns of Elementary School/ Islamic Elementary School is random and for Junior High School/ Islamic Junior High School is grouped. (2) There are 3 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools with very good facilities, 14 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools with good quality, 4 Elementary School/ Islamic Elementary Schools with good enough quality, and 11 Elementary School/ Islamic Elementary School with less quality. While for Junior High School/ Islamic Junior High School, there are 5 schools with very good facilities, 2 schools with good enough quality, and 1 school with less quality. (3) In 2012, Elementary School/ Islamic Elementary School in Lasem need 173 classrooms, (4) Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem need 84 classrooms in 2012.
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apabila kamu telah
selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan)
yang lain. dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap.
( Q.S. AL-Inssyirah : 6-8)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
(Aristoteles)
Jadikan masa lalu sebagai pelajaran dan jangan pernah membiarkan masa lalu
menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita dalam hidupmu
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. (Almh. Ibu) dan Ayah tercinta
Untuk nasehat, doa yang tiada habisnya, perhatian yang begitu besar serta kasih sayang yang tak pernah putus hingga beliau (almh. Ibu ) berada di sisi-Nya, Never stop to loving them, forever dan I miss you Mom.
2. Kakak-kakakku serta mbak-mbak dikeluargaku tersayang, mas Eko & Mbak Nunung, mas Ugiek & Mbak Fita, Mas Bayu & Mbak Ririn yang senantiasa memotivasi dan memberikan doa, I love them so much.
3. Sahabat-sahabatku (keluarga kecilku di Solo) yang aku sayangi dan selalu menemani hari-hari yang indah serta dalam suka duka ( Lily, Talitha, Resmi, Ary, Yanti & Ila ) serta mas Habiburahman yang senantiasa membantu kami.
You all the best for me in my Surakarta life
4. Teman-teman Pendidikan Geografi 08.
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan lancar.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini diucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan izin penelitian.
4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan.
5. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan
sabar membimbing dan memberikan motivasi serta mengarahkan
pemikiran penulis.
6. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Pembimbing Akademis
yang telah memotivasi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga
selesai.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan
ilmu selama menempuh studi.
commit to user
x
1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang yang telah
memberikan izin penelitian dan data yang diperlukan.
2. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem
yang telah memberikan izin penelitian dan data yang diperlukan.
3. Shinta, Erlina, Diana, Nila, Ratna, Uung (sahabat-sahabatku yang
menemaniku dalam susah senang, selalu memberiku motivasi dan selalu
menemaniku dalam pencarian data yang diperlukan).
4. Resmi, Ary, Talitha, Lily, Yanti, Ila, Ririn, Hendra, Mega (sahabat-sahabat
terbaikku, teman berbagi sekaligus keluarga kecilku di Surakarta). Para
kru Geografi 2008 teman seperjuanganku dalam suka dan duka yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, semoga persahabatan kita dapat terus
terjalin.
5. Veru, si merah dan black smash yang selalu mengantar ke tempat tujuan
dengan selamat dari awal sampai akhir kuliah.
Menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skrpsi ini, maka
dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta, 24 Juli 2012
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR PETA ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7
1.Analisis Spasial ... 7
commit to user
xii
3.Sekolah ... 12
4.Pengertian Peta dan Pemetaan ... 13
5.Konsep Pemetaan ... 16
6.Pengertian Data ... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 21
C. Kerangka Berfikir ... 28
BAB III. METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ...31
2. Waktu Penelitian ...31
B.Bentuk dan Strategi Penelitian ...32
C.Sumber Data ...32
D.Teknik Sampling ... 34
E.Teknik Pengumpulan Data ...34
1. Teknik Dokumentasi ...34
2. Teknik Observas ...35
F. Validitas Data ...35
G.Teknik Analisis Data ... 36
1. Analisis Distribusi dan Pola Spasial SD/MI dan SMP/MTs ...36
2. Analisis Ketersediaan Sarana Prasarana SD/MI dan SMP/MTs 37 3. Analisis Ketersediaan Ruang Kelas SD/MI ...38
4. Analisis Ketersediaan Ruang Kelas SMP/MTs ...39
H. Prosedur Penelitian ...39
1. Tahap Persiapan ...39
2. Tahap Penyusunan Proposal ...39
3. Tahap Pengumpulan Data ...40
4. Tahap Analisis Data ...40
commit to user
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian ...42
1. Letak, Luas, Batas, dan Penggunaan lahan ...42
a. Letak...42
b. Luas ...42
c. Batas ...43
d. Penggunaan lahan ...44
2. Keadaan Penduduk ...47
a. Jumlah dan Persebaran Penduduk ...47
b. Kepadatan Penduduk ...49
c. Komposisi Penduduk ...50
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...51
1. Distribusi dan Pola Spasial SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem ...51
2. Ketersediaan dan Kelengkapan Sarana Prasarana SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem ... 60
a. Sarana dan Prasarana SD/MI ...62
b. Sarana dan Prasarana SMP/MTs ...68
3. Ketersediaan Sarana Prasarana (ruang kelas) SD/MI yang tersedia di Kecamatan Lasem ... 74
4. Ketersediaan Sarana Prasarana (ruang kelas) SMP/MTs yang tersedia di Kecamatan Lasem ...78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...80
B. Implikasi ...81
C. Saran ...81
DAFTAR PUSTAKA ...82
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1. Penelitian yang Relevan ...24
2. Waktu Penelitian ...32
3. Data dan Jenis Data serta Sumber Data ...35
4. Pembagian Desa ...42
5. Luas Desa Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...43
6. Penggunaan lahan Kecamatan Lasem Tahun 2011 ...44
7. Jumlah dan Penyebaran Penduduk di Kecamatan Lasem ...48
8. Tingkat Kepadatan Penduduk Per Desa di Kecamatan Lasem ...49
9. Komposisi Penduduk Menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin di Kecamatan Lasem Tahun 2011 ...50
10. Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...51
11. Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...56
12. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...61
13. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012...63
14. Kualitas Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012...65
15. Daftar Ketersediaan Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...69
16. Kebutuhan Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...70
17. Kualitas Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...71
18. Jumlah Kelas dan Siswa SD/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...75
commit to user
xv
20. Jumlah Siswa dan Ruang Kelas SMP/MTs di Kecamatam Lasem Tahun
2012 ...78
commit to user
xvi
DAFTAR PETA
No Halaman
Peta 1 Administrasi Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2012 ...45
Peta 2 Penggunaan Lahan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang
Tahun 2012 ...46
Peta 3 Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun
2012 ...54
Peta 4 Pola Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang
Tahun 2012 ...55
Peta 5 Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang
Tahun 2012 ...58
Peta 6 Pola Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Kabupaten
Rembang Tahun 2012...59
Peta 7 Kualitas Sarana Prasarana SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten
Rembang Tahun 2012...67
Peta 8 Kualitas Sarana Prasarana SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Proses Kartografi ...15
2. Desain Tata Letak Peta ...17
3. Kerangka Pemikiran ...30
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Gambar Halaman
1. Checklist Data Sarana dan Prasarana SD/MI Di Kecamatan Lasem ...85
2. Checklist Data Sarana dan Prasarana SMP/MTs Di Kecamatan Lasem ...96
3. Potret Sarana dan Prasarana SD/MI Di Kecamatan Lasem ... 105
4. Potret Sarana dan Prasarana SMP/MTs Di Kecamatan Lasem ... 109
5. Jarak Titik Persebaran SD/MI Di Kecamatan Lasem ... 111
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan di
masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana memiliki peran penting
dalam menunjang proses pendidikan di sekolah. Dengan adanya sarana dan
prasarana dapat membantu meningkatkan minat belajar mengajar baik bagi siswa
maupun guru. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
wajib program wajar (wajib belajar) 9 tahun (tingkat SD-SMP), maka dalam
penyediaan sarana dan prasarana program wajar 9 tahun akan diprioritaskan
mendapatkan sarana dan prasarana yang lebih baik. Akan tetapi pada
kenyataannya, bangunan sekolah wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) di Kecamatan
Lasem tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, karena banyak bangunan
sekolah yang minim akan fasilitas sarana dan prasarana baik dari segi bangunan,
perlengkapan belajar mengajar, fasilitas sekolah (jamban, tempat ibadah, ruang
piket, dan lain-lain). Penempatan bangunan sekolah dapat mempengaruhi lengkap
tidaknya sarana prasarana yang tersedia, hal ini dapat dipengaruhi oleh
keterjangkauan aksesbilitas. Dengan kata lain, apabila bangunan sekolah tersebut
commit to user
2
dekat dengan pusat kota maka ketersediaan sarana dan prasarana sekolah akan
semakin lengkap. Berbeda dengan ketersediaan akan sarana dan prasarana pada
sekolah yang terletak di daerah terpencil.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar
sarana dan prasarana untuk SD/MI dan SMP/MTs mengamanatkan bahwa setiap
sekolah sebaiknya memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana
dan prasarana Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang telah ditetapkan. Jadi, dalam pengembangan
pendidikan di Indonesia hendaknya memperhatikan sarana dan prasarana yang
terdapat disetiap sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan yang dihasilkan
oleh sekolah tersebut. Tetapi sekolah pelaksana program wajib belajar 9 tahun
(SD-SMP) di Lasem dalam hal penyediaan sarana dan prasarana ada sebagian
yang belum memenuhi standar dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24
Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs. Jadi,
berangkat dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana untuk SD/MI dan SMP/MTs, perlu dilakukan
pengecekan apakah SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem sudah memenuhi
syarat dan standar yang telah ditetapkan atau belum, karena penyediaan akan
sarana dan prasarana berperan penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
di setiap sekolah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana memuat syarat-syarat yang harus dipenuhi
sekolah baik tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama agar
memiliki kualitas sarana dan prasarana yang baik. Salah satu syarat dalam
pemenuhan sarana dan prasarana yang utama adalah ruang kelas karena ruang ini
memiliki fungsi penting dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi
sekolah-sekolah di Kecamatan Lasem khususnya sekolah-sekolah program wajib belajar 9 tahun
(SD-SMP) belum diketahui ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan. Data yang
dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang hanya jumlah ruang kelas
yang ada pada tahun 2012 bukan jumlah ruang kelas yang dibutuhkan untuk
commit to user
3
ruang kelas yang dibutuhkan pada periode pendidikan 2011/2012 sehingga
diketahui berapa ruang kelas yang dibutuhkan sesuai jumlah siswa pada periode
tersebut.
Letak persebaran sekolah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik
faktor geografi atau non geografi. Demikian halnya dengan persebaran sekolah
SD dan SMP di Kecamatan Lasem. Ada beberapa sekolah yang terletak di desa
terpencil di bukit-bukit dan ada pula sekolah yang terletak saling berdekatan di
pusat kota. Dengan diketahui pola persebaran sekolah di Lasem maka akan
mempermudah jalannya program pemeratan pendidikan di Kabupaten Rembang
sesuai dengan indikator yang tetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Rembang yakni :
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan :
Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan pendidikan dilihat dari segi peningkatan dan
pemerataan partisipasi / akses pendidikan
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing :
Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
masyarakat yang bermutu, berdaya saing, dan relevansi dengan kebutuhan
masyarakat.
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan Publik :
Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan pendidikan dengan mewujudkan sistem
pengelolaan pendidikan yang efisien, efektif, dan akuntabel dengan
menekankan pada peranan desentralisasi dan otonomi pendidikan di setiap
jenjang pendidikan dan masyarakat, dan meningkatkan citra publik.
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud meneliti
tentang ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SD/MI
DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Pentingnya program wajib belajar 9 tahun sebagai pendidikan dasar yang
harus dimiliki oleh setiap anak disetiap wilayah.
2. Belum diketahuinya pola persebaran bangunan Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama untuk memperlancar program pemerataan pendidikan
di Kecamatan Lasem .
3. Belum lengkapnya ketersediaan sarana prasarana Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) untuk menunjang kualitas pendidikan di
Kecamatan Lasem.
4. Belum lengkapnya ketersediaan sarana prasarana SD/MI dan SMP/MTs
sehingga belum diketahuinya ketersediaan ruang kelas yang disediakan
oleh sekolah tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana distribusi dan pola spasial Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs) di Kecamatan Lasem tahun 2012?
2. Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di SD/MI dan SMP/MTs
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
commit to user
5
3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SD/MI yang
tersedia di Kecamatan Lasem?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SMP/MTs
yang tersedia di Kecamatan Lasem?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Distribusi dan pola spasial Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) di
Kecamatan Lasem tahun 2012.
2. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana ditiap-tiap SD/MI dan
SMP/MTs berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007
mengenai Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah SMP/MTs.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SD/MI yang tersedia di
Kecamatan Lasem.
4. Ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SMP/MTs yang tersedia
di Kecamatan Lasem.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasil penelitian yang diperoleh
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam
bidang geografi khususnya pemetaan dan mengkaji secara spasial keberadaan
SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.
b. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teori-teori yang
telah diperoleh di bangku kuliah dalam penerapannya di lapangan.
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
kualitas sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di kecamatan Lasem
Kabupaten Rembang Tahun 2012.
b. Program Studi Pendidikan Geografi
Sebagai bahan pustaka dan media pembelajaran bagi Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
c. Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang
Sebagai salah satu acuan bagi Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten
Rembang dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kelancaran program
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Spasial
Beberapa ahli mengemukakan tentang distribusi spasial antara lain
Bintarto dan Hadisumarno (1991: 12) menyebutkan bahwa analisis spasial
mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat
penting. Pada analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan
untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan. Pada analisa keruangan ini dapat
dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point data) dan data bidang
(areal data).
Pada hakekatnya analisis spasial adalah analisis lokasi yang
menitik-beratkan kepada tiga unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction),
dan gerakan (movement). (Bintarto dan Hadisumarno, 1991: 74). Analisis spasial
ada dua bentuk yaitu analisis spasial berbasis sistem informasi geografis
sederhana (Simple GIS-based spatial analysis) dan analisis spasial yang berbasis
sistem informasi geogafis lanjut (Advanced GIS-based spatial analysis).
(http://infomygis.blogspot.com.)
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka
analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang
dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola
(spatial pattern), dan proses (spatial processes). Ketiga hal tersebut termasuk
pendekatan keruangan yang ditekankan dalam studi pemukiman. Dalam konteks
fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses.
Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang.
Elemen-elemen tersebut dapat disimbolkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: a)
kenampakan titik (point features), b) kenampakan garis (line features), dan c)
kenampakan bidang (areal features). Pola (pattern) merupakan kekhasan
commit to user
8
distribusi gejala tertentu di dalam ruang atau wilayah. Pola keruangan ditunjukkan
dengan mengamati gejala berdasarkan kenampakan point features, line features,
dan areal features. Pola keruangan titik adalah kekhasan distribusi titik-titik
(mencerminkan gejala geografi tertentu) dalam ruang yang diamati (Yunus, 2007:
52-53).
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketersediaan berasal dari kata
sedia yang berarti siap. Ketersediaan yakni kesiapan suatu sarana (tenaga, barang,
modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan di waktu yang telah
ditentukan. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan fisik, baik dalam fisik, mental serta emosional
sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
terselenggaranya suatu proses pendidikan yang memanfaatkan fisik untuk
menghasilkan perubahan. Jadi pengertian sarana dan prasarana adalah semua yang
menunjang segala kegiatan demi tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Daien (1990: 54-57) sarana adalah fasilitas yang terdapat di
dalam suatu institusi yang digunakan oleh institusi tersebut yang bersangkutan
untuk menunjang proses pendidikan dalam mencapai maksud dan tujuan institusi.
Adapun sarana pendidikan yaitu peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses proses belajar
mengajar. (http//amirblogspot.co.id//pendidikan//mutu//org)
Berdasarkan pemikiran di atas, sarana dapat dikatakan pula sebagai sarana
fisik dalam dunia pendidikan yang berfungsi sebagai kelengkapan sekolah atau
alat pengajaran untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pendidikan di
sekolah atau institusi yang terkait, sedangkan yang dimaksud dengan prasarana
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
atau pengajaran. Prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu
commit to user
9
Beberapa contoh dalam pengelompokkan antara sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah ataupun instalasi pendidikan, diantaranya adalah :
a. Bentuk sarana
Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dikatakan bahwa sarana dalam dunia pendidikan berbentuk :
1) Bangunan sekolah
2) Ruang-ruang kelas ( meja, kursi, lemari, lampu)
3) Ruang guru
4) Kamar mandi dan tempat ibadah
5) Papan tulis dan alat tulis pembelajaran
6) Sarana peraga ( globe, peta, dan media pembelajaran lainnya )
Hal ini menunjukkan bahwa sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.
b. Bentuk prasarana
Prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau
usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Berdasarkan pemikiran
tersebut maka dapat dikatakan bahwa prasarana dalam dunia pendidikan
berbentuk :
1) Halaman
2) Kebun atau taman sebagai pembelajaran biologi
3) Lapangan olahraga
4) Perpustakaan
5) Ruang atau tempat guru piket
6) Jadwal belajar semua kelas
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 mengenai
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah SMP/MTs dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA seharusnya SD/MI
commit to user
10
1) ruang kelas,
2) ruang perpustakaan,
3) laboratorium IPA,
4) ruang pimpinan,
5) ruang guru,
6) tempat beribadah,
7) ruang UKS,
8) jamban,
9) gudang,
10)ruang sirkulasi,
11)tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1) ruang kelas,
2) ruang perpustakaan,
3) ruang laboratorium IPA,
4) ruang pimpinan,
5) ruang guru,
6) ruang tata usaha,
7) tempat beribadah,
8) ruang konseling,
9) ruang UKS,
10) ruang organisasi kesiswaan,
11) jamban,
12)gudang,
13)ruang sirkulasi,
commit to user
11
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1) ruang kelas,
2) ruang perpustakaan,
3) ruang laboratorium biologi,
4) ruang laboratorium fisika,
5) ruang laboratorium kimia,
6) ruang laboratorium komputer,
7) ruang laboratorium bahasa,
8) ruang pimpinan,
9) ruang guru,
10) ruang tata usaha,
11) tempat beribadah,
12) ruang konseling,
13) ruang UKS,
14) ruang organisasi kesiswaan,
15) jamban,
16) gudang,
17) ruang sirkulasi,
18) tempat bermain/berolahraga
Adapun hubungan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan proses
pendidikan dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerjasama dengan pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif, efisien dan lengkapnya ketersediaan sarana
dan prasarana dapat menunjang proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.
Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu
didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah.
Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
Prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang
commit to user
12
perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium,
dan lain-lain.
3. Sekolah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah merupakan bangunan
atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi
pelajaran. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sekolah merupakan salah
satu tempat bagi para siswa untuk menuntut ilmu. Melihat kenyataannya hingga
sekarang sekolah masih dipercaya oleh sebagian besar anggota masyarakat
sebagai salah satu tempat untuk belajar, berlatih kecakapan, menyerap pendidikan
atau tempat proses mendewasakan anak. Menurut Hasbullah (2005: 45-46)
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola
secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan
pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah
pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian
banyak orangtua (dengan berbagai alasan) menyerahkan tanggung jawab
pendidikan anaknya kepada sekolah.
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkahlaku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam
perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui
kurikulum.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa
(atau "murid") di bawah pengawasan guru (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah).
Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala
commit to user
13
sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan
sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat
diisi dengan fasilitas lain.
4. Pengertian Peta dan Pemetaan
Menurut International Cartographic Asociation (ICA) dalam Sinaga (1999:
1) peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi, biasanya dalam skala
tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui suatu sistem proyeksi. Peta
menggunakan simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal
yang dilakukan secara sistematis dan memerlukan kecakapan untuk membuat dan
membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara
grafis dan untuk efisiensinya harus mempelajari atribut atau elemen-elemen
dasarnya. Menurut Suyono dan Masrubi (1983: 1) peta secara umum diartikan
sebagai gambaran roman muka bumi yang diperkecil menurut aturan tertentu.
Gambaran tersebut bersifat alamiah, bersifat kulturil, maupun keduanya.
Gambaran tersebut dilukiskan pada bidang yang horizontal dengan bidang
tertentu.
Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah
pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi si pengguna peta. Dalam
perencanaan pembangunan, hampir semua memerlukan peta sebelum perencanaan
tersebut dimulai. Menurut Villanueva (1978: 2) adapun fungsi peta misalnya
sebagai berikut:
a. Memperlihatkan posisi atau lokasi relative
b. Memperlihatkan ukuran (dari petandapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di
atas permukaan bumi).
c. Memperlihatkan bentuk-bentuk obyek di permukaan bumi dengan skala
tertentu.
d. Menghimpun dan menyeleksi (peta menghimpun data dari suatu daerah dan
commit to user
14
Dari pengertian peta di atas maka dapat disimpulkan bahwa peta
merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dan digambarkan
menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar dengan simbol yang
digeneralisir untuk mewakili kenampakan-kenampakan sebenarnya antara lain
dengan penyederhanaan, klasifikasi, penghilangan dan pembesaran.
Menurut Sukoco (1999: 7) peta dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menampilkan sebagian unsur-unsur buatan
manusia (kota, jalan, struktur bangunan lain) serta unsur alam (sungai, danau,
gunung, dsb) pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Contoh
peta umum adalah Peta Rupabumi dalam istilah asingnya sering disebut
dengan Topographic Map.
b. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk
kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi, dll.). Umumnya peta
tematik dibuat dari peta umum yang diambil beberapa informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang kemudian dijadikan peta dasar dalam
pembuatan peta tematik, kemudian ditambahkan data tematik kedalam peta
dasar tersebut.
Contoh peta tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta penggunaan
lahan, peta tanah, peta geologi dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan
dihasilkan beberapa peta tematik yang berhubungan dengan ketersediaan
sarana dan prasarana SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012.
Menurut Sinaga (1995: 7) berdasarkan skalanya, peta dibedakan menjadi:
a. Peta skala sangat besar, yaitu peta dengan skala > 1:10.000
b. Peta skala besar, yaitu peta dengan skala > 1:100.000 – 1:10.000
c. Peta skala sedang, yaitu peta dengan skala > 1:1.000.000 – 1:100.000
d. Peta skala kecil, yaitu peta dengan skala < 1:1.000.000
Menurut Villanueva (1978: 33) ada beberapa cara dalam menyampaikan
skala peta sebagai berikut:
commit to user
15
Yaitu skala yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak
sesungguhnya di lapangan, yang dinyatakan dalam bentuk angka / pecahan.
Contoh:
− Skala angka (Numerical Scale) 1 : 50.000
− Skala pecahan (Representative Fraction) 1/50.000
b. Skala verbal (verbal scale)
Yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau skala yang menunjukkan
jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan.
Contoh: one ince to one mile 1 : 63.660
c. Skala Grafis
Yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam
bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan bagian yang sama pula.
Contoh dari skala angka 1:50000 menjadi skala grafis sebagai berikut:
0.5 0 0.5 1 1.5 2 Km
Seorang kartograf harus dapat mendesain peta dan merekayasa,
mengkombinasikan berbagai data menjadi simbol-simbol yang menarik dan
mudah dimengerti sehingga peta yang dihasilkan mempunyai nilai yang tinggi
baik isi maupun unsur seninya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong
dalam cara grafis dan untuk efisiennya harus mempelajari atribut atau
elemen-elemen dasarnya (Sinaga 1995:3).
Suatu alat bantu yang efisisen untuk menyajikan data keruangan adalah
peta. Untuk menyajikan peta yang baik, dalam arti peta yang memenuhi
syarat-syarat secara kartografis, maka harus dilakukan melalui proses yang runtun dan
baik pula. Menurut Murchke pemrosesan kartografi seperti yang disajikan dalam
commit to user
16
T1 T2 T3
T3=(T2) ¹
Gambar 1. Proses Kartografi
Keterangan:
Real World : Data Lapangan.
T1 : Pengumpulan Data.
Raw Data : Data mentah hasil pengumpulan data.
T2 : Proses pengolahan data yang meliputi analisis, klasifikasi
dan simbolisasi pada peta (transformasi).
Map : Peta yang dihasilkan.
T3 : Pembaca dan interpretasi peta dengan harapan pengguna
peta dapat memahami dan memperoleh gambaran tentang
data aslinya.
Map Image : Pengertian/kesan dari pengguna peta sehubungan dengan
peta yang dibaca.
T3=(T2) ¹ : Berarti tahap pembacaan peta (T3) merupakan tahap yang
tidak dapat dilepaskan atau erat kaitannya dengan tahap
pemetaan (T2 ) semakin baik tahap pemetaan data akan
lebih memudahkan pengguna peta dalam pembacaan peta
yang didukung oleh data mentah sebagai sumber datanya.
5. Konsep Pemetaan
Peta sebagai alat komunikasi dari si pembuat peta kepada pengguna peta
atau pembaca peta mengenai informasi tertentu, maka pengguna atau pembaca
peta harus mampu mengungkapkan data aslinya. Supaya data yang dihasilkan
sesuai yang diharapkan, dimengerti dan memberi gambaran yang jelas, rapi dan
Real World Raw Data MAP Map
commit to user
17
bersih maka hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai desain peta, desain peta
dasar dan desain isi peta atau simbol.
Dalam membuat peta, perlu memperhatikan desain tata letak peta. Hal ini
dimaksudkan supaya peta tampak lebih serasi, seimbang dan harmonis, maka
penempatan dan pengaturan informasi dibuat sedemikian rupa sehingga
komposisinya betul dan menarik bagi pengguna peta sehingga akan
mempermudah dibaca dan dimengerti. Agar peta lebih mudah dibaca oleh
pengguna peta maka harus dilengkapi dengan keterangan tepi (marginal
information). Dalam penempatan dan pengaturan informasi tepi ini perlu
diperhatikan :
a. Bagian yang kosong dalam lembar peta.
b. Skala peta yang digunakan
c. Keseimbangan dalam meletakkan informasi tepi pada peta.
Informasi tepi yang dimaksud dalam peta antara lain: judul peta, skala
peta, legenda, orientasi, sumber peta dan sumber data, pembuat, nomor peta, garis
tepi, garis grid, dan insert. Menurut Sinaga (1995: 37) desain tata letak peta
(layout peta) dapat dicontohkan sebagai berikut :
Gambar 2. Desain Tata Letak Peta
Keterangan :
1. Judul Peta 6. Sumber
commit to user
18
3. Orientasi 8. Grid
4. Legenda 9. Garis Tepi
5. Peta inset
Dalam mendesain peta harus diperhatikan maksud, tujuan dan metode
pemetaannya, dengan demikian peta yang dihasilkan akan nampak harmonis,
menarik dan yang penting dapat memberikan informasi yang representatif, mudah
dibaca dan mudah dipahami oleh pengguna peta. Dengan kata lain suatu peta
untuk dapat dipergunakannya seharusnya antara pembuat peta dan desain peta
dengan fungsi peta mempunyai kaitan yang erat.
Selain itu dengan pendekatan semiologis akan mempermudah dalam
menyajikan data secara grafis, yaitu :
a. Analisis informasi, dalam melakukan analisis terhadap informasi ada beberapa
hal yang dilakukan antara lain:
1) Menentukan jumlah komponen (variabel) informasi yang terlibat.
2) Menentukan panjang komponen.
3) Menentukan tingkat organisasi komonen.
b. Memilih dan menentukan tingkat persepsi visual simbol yang digunakan
untuk mencerminkan informasi yang ditetapkan.
c. Memilih dan menentukan variabel yang paling sesuai.
d. Melakukan desain simbol.
e. Meletakkan simbol, simbol yang dibuat kemudian diletakkan pada peta dasar
yang telah disiapkan dari masing-masing data yang akan dihasilkan.
Dalam keseluruhan desain peta tersebut, maka desain simbol peta
mempunyai peranan penting karena simbol merupakan alat bantu komunikasi
antara pembuat peta dan pengguna peta. Simbol merupakan penyajian dalam
bentuk gambar yang menarik dan mudah dipahami oleh pengguna peta atau
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi suatu tema pada peta
tematik. Secara garis besar simbol-simbol yang digunakan dalam peta tematik
hanya mempunya ketentuan menurut temanya saja.
Pembuatan desain simbol tidak hanya diperhatikan arti dan bentuk dari
commit to user
19
variabel dan persepsinya. Dalam penggambaran suatu simbol masing-masing
mempunyai suatu keunggulan dan kelemahan, maka dalam hal ini dipilih simbol
yang memiliki lebih banyak keunggulannya daripada kelemahannya, selain itu
juga dalam menentukan simbol yang digunakan tersebut harus diperhatikan
bahwa:
a. Simbol kelihatan jelas dan mudah dimengerti.
b. Simbol harus kelihatan harmonis dan menarik.
c. Simbol dapat mencerminkan nilai data yang diwakilinya.
6. Pengertian Data
Menurut pendapat Machfoedz (2004: 4), data adalah kumpulan hasil
pengukuran atau perhitungan suatu obyek penelitian atau segala sesuatu yang
ingin dicatat dalam bentuk angka. Salah satu hal penting dalam pengumpulan data
adalah penentuan sumber data, karena tidak semua data dapat dijadikan bahan
penelitian, meskipun macam datanya sesuai dengan tujuan penelitian. Perlu diteliti
terlebih dahulu apakah data tersebut mempunyai kriteria yang baku, apakah
petugas pengumpulan datanya benar-benar orang terdidik dalam bidangnya.
Untuk menghindari kesulitan diatas lebih baik jika data yang dikehendaki diambil
dari instansi atau badan resmi yang mempunyai wewenang dibidangnya. Secara
umum segala terbitan resmi oleh badan-badan resmi, baik berbentuk angka, grafik
maupun gambar, adalah sumber data.
Data tersebut biasa tersedia dalam bentuk catatan asli seperti laporan,
sensus, survei, catatan dikantor pemerintah serta terbitan resmi yang diolah dan
disajikan secara skematik. Data merupakan himpunan fakta-fakta, angka-angka,
huruf-huruf, kata-kata, grafik-grafik atau lambang-lambang yang menyatakan
suatu gagasan, obyek, kondisi ataupun situasi (Bintarto, 1979: 32). Penyajian data
dalam bentuk lambang atau grafik harus benar-benar mewakili komponen datanya
supaya data tersebut mudah dimengerti dan dipahami.
Menurut Suparanto (1995: 10-11), syarat-syarat data yang baik supaya
berguna antara lain:
commit to user
20
b. Data harus mewakili (representative).
c. Kesalahan baku (standard eror) harus kecil. Suatu perkiraan dikatakan baik
(mempunyi tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.
d. Harus tepat waktu.
e. Harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya
dengan masalah yang akan dipecahkan
Data dapat dikelompokkan menjadi:
a. Menurut sifatnya:
1)Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.
2)Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka.
b. Menurut sumbernya:
1)Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan dalam
suatu organisasi.
2)Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan diluar
suatu organisasi.
c. Menurut cara memperolehnya:
1)Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perseorangan langsung dari obyeknya.
2)Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam
commit to user
21
B. Penelitian yang Relevan
1. Angger Wasis Saputro (2001) melakukan penelitian tentang ” Identifikasi
Sarana dan Prasarana Pelayanan Sekolah berkaitan dengan Perilaku Belajar
pada Siswa Siswi SMA(Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Wonogiri”.
Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk mengidentifikasi sarana dan
prasarana dalam pelayanan sekolah berkaitan dengan perilaku belajar pada
siswa siswi SMA Negeri 1 Wonogiri. Sejalan dengan masalah dan tujuan
penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan maksud untuk memberikan gambaran dan memberikan
uraian mengenai suatu gejala yang sedang diteliti.
Untuk pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam.
Dalam penelitian ini sample dipilih berdasarkan teknik purposive sampling
dengan maksud untuk mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber
dari berbagai macam sumber.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Perpustakaan yang dimiliki SMAN 1 Wonogiri dikatakan cukup baik
sebagai sarana belajar untuk menggali ilmu penengetahuan bagi siswa
siswi selain ilmu pengetahuan yang didapat dari guru.
b. Penggunaan ruang belajar dapat menunjang siswa siswi dalam menempuh
materi pelajaran yang diberikan.
c. Penggunaan laboratorium sekolah cukup baik karena memiliki
kelengkapan-kelengkapan alat-alat praktikum yang cukup lengkap dan
memadai.
d. Tenaga pengajar atau guru yang dimiliki SMAN 1 Wonogiri sudah cukup
dan memadai.
2. Eka Setyorini (2009) melakukan penelitian tentang ” Pemetaan Perubahan
Sekolah Dasar di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun
1998-2007”.
Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk (1) mengetahui distribusi
commit to user
22
perkembangan jumlah murid, guru, sarana dan prasarana yang ada di sekolah
(4) daya tampung Sekolah Dasar di Kecamatn Colomadu Kabupaten
Karanganyar. Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif geografi dengan
menggunakan analisis peta, tetangga terdekat dan analisis data sekunder
(tabulasi).
Untuk pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi dan
dokumentasi data-data sekunder. Dalam penelitian ini menggunakan
penelitian populasi jadi tidak memerlukan sample penelitian.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Sekolah Dasar di Kecamatan Colomadu tahun 1998 yang paling banyak
terdapat di Desa Malangjiwan sebanyak 8 SD dan yang paling sedikit di
Desa Gajahan dan Desa Pailan sebanyak 1 SD. Pola persebaran SD/MI
pada tahun 1998 sampai 2007 adalah acak (random).
b. Terdapat perubahan pada jumlah siswa, jumlah guru, ruang kelas serta
sarana dan prasarana SD di Kecamatan Colomadu tahun 1998-2007.
c. Daya tampung SD pada tahun 1998 seluruh sekolah yang ada dapat
menampung seluruh anak usia 7-12 tahun, sedangkan pada tahun 2007 ada
sebuah sekolah yang belum maksimal menampung anak usia 7-12 tahun.
3. Tukidi (2009), melakukan penelitian tentang ” Evaluasi Kecukupan Jumlah
Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Sleman Tahun 2009”.
Tujuan dari penelitian tersebut yakni (1) untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi ketersediaan dan kecukupan guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Sleman dalam hal nomor kualifikasi, akademik dan kompetensi, dan (2) untuk
mengetahui pola distribusi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang
menggunakan analisis dokumen. Langkah-langkah untuk evaluasi meliputi (1)
menetapkan standar untuk kecukupan jumlah guru (2) pengaturan indeks
jumlah guru, dan (3) menganalisis ketersediaan dan kecukupan guru
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pada hasil evaluasi menunjukkan
bahwa ketersediaan guru adalah lebih dari angka minimal, sekitar 39% dan
commit to user
23
memenuhi 43% dan 14% dari jumlah minimum guru. Selain itu, informasi
menunjukkan bahwa distribusi guru tidak sebanding dengan jumlah siswa.
4. Kathryn Underwood (2012) melakukan penelitian tentang ”Mapping The
Early Invention System In Ontario, Canada”.
Tujuan dari penelitian tersebut yakni (1) untuk mengidentifikasi cakupan
layanan intervensi dini di provinsi Ontario (2) untuk mengidentifikasi
karakteristik konsisten dan variabel sistem pelayanan intervensi dini di
Ontario Kanada. Hasil dari penelitian tersebut yakni sistem intervensi dini di
Ontario ditandai dengan beragam jenis luas program yang disampaikan oleh
berbagai layanan profesional. Berbagai layanan yang pada gilirannya didanai
oleh berbagai sumber, baik negeri maupun swasta. Sistem ini melayani
kelompok populasi, termasuk populasi geografis yang beragam serta
24
Tabel 1. Penelitian Yang Relevan
No Penulis Jenis
Penelitian
Judul Penelitian Tujuan Metode
Penelitian Perilaku Belajar pada Siswa Siswi SMA(Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Wonogiri
− Mengidentifikasi sarana
dan prasarana dalam pelayanan sekolah berkaitan dengan perilaku belajar pada siswa siswi SMA Negeri 1 Wonogiri
Deskriptif Kualitatif
Perpustakaan yang dimiliki
SMAN 1 Wonogiri dikatakan
cukup baik sebagai sarana
belajar untuk menggali ilmu penengetahuan bagi siswa siswi selain ilmu pengetahuan yang didapat dari guru.
Penggunaan ruang belajar dapat menunjang siswa siswi dalam
menempuh materi pelajaran
yang diberikan.
Penggunaan laboratorium
sekolah cukup baik karena
memiliki
kelengkapan-kelengkapan alat-alat praktikum
yang cukup lengkap dan
memadai.
25 murid, guru, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
− Daya tampung Sekolah
Dasar di Kecamatan Malangjiwan sebanyak 8 SD dan yang paling sedikit di Desa
Gajahan dan Desa Pailan
sebanyak 1 SD. Pola persebaran SD/MI pada tahun 1998 sampai 2007 adalah acak (random). Terdapat perubahan pada jumlah siswa, jumlah guru, ruang kelas serta sarana dan prasarana SD di
Kecamatan Colomadu tahun
1998-2007.
Daya tampung SD pada tahun 1998 seluruh sekolah yang ada dapat menampung seluruh anak usia 7-12 tahun, sedangkan pada tahun 2007 ada sebuah sekolah
yang belum maksimal
26 Intervation System In Ontario, Canada.
− Untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi
ketersediaan dan
kecukupan guru Sekolah
Dasar di Kecamatan
− Untuk mengidentifikasi
cakupan layanan
intervensi dini di provinsi Ontario
− Untuk mengidentifikasi
karakteristik konsisten
dan variabel sistem
pelayanan intervensi dini di Ontario Kanada.
Ketersediaan guru adalah lebih dari angka minimal, sekitar 39%.
Ketersediaan guru dihal
kualifikasi akademik serta
kompetensi hanya memenuhi 43% dan 14% dari jumlah
minimum guru. Selain itu,
informasi menunjukkan bahwa distribusi guru tidak sebnading dengan jumlah siswa.
Sistem intervensi dini di Ontario ditandai dengan beragam jenis luas program yang disampaikan
oleh berbagai layanan
profesional. Berbagai layanan yang pada gilirannya didanai oleh berbagai sumber, baik negeri maupun swasta. Sistem ini melayani kelompok populasi,
termasuk populasi geografis
27 SD/MI dan SMP/MTs Di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2012
− Untuk mengetahui
distribusi dan pola spasial SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012.
− Mengetahui ketersediaan
dan kelengkapan sarana dan prasarana di tiap-tiap SD/MI dan SMP/MTs
berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai
Standart Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) dan
Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah SMP/MTs.
− Mengetahui ketersediaan
sarana prasarana ruang
kelas SD/MI yang
tersedia di Kecamatan Lasem.
− Mengetahui ketersediaan
commit to user
28
C. Kerangka Berpikir
Persebaran bangunan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di
setiap daerah akan berbeda satu sama lain karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu, sehingga akan menghasilkan suatu pola persebaran tertentu sesuai
dengan teknik analisis yang digunakan. Dalam penelitian ini yang dilakukan
untuk mendapatkan data distribusi sekolah yakni dengan melakukan plotting di
lapangan untuk mendapatkan titik koordinat lokasi sekolah. Baru setelah itu
lokasi yang telah ditentukan atau diketahui dianalisis guna mengetahui pola
persebaran sekolah yang diteliti.
Dalam program peningkatkan kualitas mutu pendidikan di sekolah,
diperlukan adanya ketersediaan kebutuhan akan sarana dan prasarana pendidikan
guna menunjang dan meningkatkan minat belajar siswa. Dalam program
pendidikan wajib belajar 9 tahun yang mencakup Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama diperlukan kelengkapan sarana dan prasarana yang lebih
memadai untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas di
jenjang pendidikan tersebut. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007 telah ditetapkan syarat-syarat kelengkapan sarana dan
prasarana pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Adapun syarat kelengkapan sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar
(SD) meliputi; ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang
pimpinan, ruang guru, tempat ibadah, ruang UKS, jamban, gudang, ruang
sirkulasi, tempat bermain/olahraga. Adapun syarat kelengkapan sarana dan
prasarana untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi; ruang kelas, ruang
perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,
tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi siswa, jamban,
gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/olahraga. Metode ketersediaan sarana
dan prasarana digunakan untuk menilai ada atau tidaknya fasilitas sarana
prasarana. Jika fasilitasnya ada maka diberi 1 jika tidak diberi 0. Kemudian
commit to user
29
mengetahui tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pada masing-masing
sekolah.
Setelah mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana disetiap sekolah
maka dapat dilakukan penegecekan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama mana saja yang belum ataupun yang sudah memenuhi standar
kelengkapan sarana dan prasarana SD dan SMP yang telah ditetapkan. Dengan
memakai acuan pola distribusi sekolah yang sudah diketahui maka dapat
dilakukan tindakan lebih lanjut dalam memperbaiki kualitas sarana dan prasarana
disetiap sekolah baik adanya penambahan ataupun perbaikan fasilitas sarana
prasarana. Kemudian setelah mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang
ada, maka dapat dihubungkan dengan keberadaan siswa yang bersekolah
(partisipasi siswa). Dalam penelitian ini ruang kelas dijadikan obyek untuk
mengetahui angka partisipasi anak usia sekolah di Kecamatan Lasem dengan
menghitung jumlah penduduk usia sekolah (SD dan SMP) kemudian dibagi
dengan jumlah kelas yang disediakan oleh pemerintah. Bila ternyata hasilnya
kelasnya belum dapat memenuhi angka standar daya tampung kelas maka
pemerintah perlu menambah ruang kelas lagi, tapi sebaliknya bila kelasnya lebih
banyak daripada siswa maka akan dilakukan merger kelas.
Dari uraian kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan bagan
30
SD/MI SMP/MTs
Kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
Gambar 3 . Kerangka Pemikiran
Ket :
: Input
: Output Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
Standar Sarana dan Prasarana
1. Ruang kelas
2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Lab. IPA
2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Lab. IPA
yang tersedia sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di Permen Pendidikan no. 24 tahun 2007.
Ketersediaan sarana dan Prasarana SD-SMP
Distribusi sekolah
SMP/MTs SD/MI
Distribusi SD/MI Distribusi SMP/MTs
Pola Distribusi SD/MI Pola Distribusi SMP/MTs
1.Pola Distribusi SD/MI dan SMP/MTs
2.Ketersediaan Sarana dan Prasarana SD/MI dan SMP/MTs
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang lebih mengarah
pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan
interpretasi atau analisis. (Tika 1997: 6)
Dalam penelitian analisis ketersediaan sarana dan prasarana SD/MI dan
SMP/MTs, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan
untuk menjelaskan persebaran dan pola SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan
Lasem, ketersediaan sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan
Lasem, ketersediaan ruang kelas SD/MI di kecamatan Lasem dan ketersediaan
ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem .
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa
Tengah. Penelitian dilakukan di daerah ini dengan pertimbangan kurang
lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah yang merupakan tempat wajib belajar
9 tahun (SD/MI dan SMP/MTs)
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini kurang lebih enam bulan yaitu
dari persiapan penelitian sampai penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini
dimulai pada bulan Januari 2012 hingga bulan Juni 2012, selengkapnya dapat
dilihat di Tabel 2.