• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SDMI DAN SMPMTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SDMI DAN SMPMTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM

KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012

Skripsi

Disusun oleh : Chandra Pad Hardiyanti

K5408022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

ii

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM

KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012

Disusun Oleh :

Chandra Pad Hardiyanti

NIM K5408022

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Djoko Subandrio M.Pd Singgih Prihadi S.Pd, M.Pd

(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Jumat

Tanggal : 3 Agustus 2012

Tim Penguji Skripsi,

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Inna Prihartini, M.S 1...

Sekretaris : Rahning Utomowati, S.Si, M.Sc 2...

Anggota I : Drs. Djoko Subandrio M.Pd 3...

Anggota II : Singgih Prihadi S.Pd, M.Pd 4...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan 1

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Chandra Pad Hardiyanti, ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA

SD/MI DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pola persebaran SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem, (2) mengetahui ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007, (3) mengetahui ketersediaan sarana prasarana ruang kelas SD/MI Kecamatan Lasem (4) mengetahui ketersediaan sarana prasarana ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan strategi penelitian deskriptif yang dilihat dari sudut pandang keruangan. Penelitian ini bersifat penelitian populasi sebanyak 32 SD/MI dan 8 SMP/MTs. Teknik sampling yang digunakan untuk memperoleh data sarana dan prasarana SD/MI serta SMP/MTs adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi berupa data jumlah siswa dan data sarana prasarana, observasi yang berupa kunjungan langsung di setiap SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis peta, teknik analisis parameter tetangga terdekat dan analisis data sarana prasarana.

Hasil penelitian ini adalah : (1) pola persebaran SD/MI acak karena nilai T SD/MI : 0,79 dan pola persebaran SMP/MTs mengelompok karena nilai T SMP/MTs : 0,38 (2) untuk SD/MI yang memiliki kualitas sarana prasarana sangat memadai ada 3 sekolah, SD yang memiliki kualitas memadai ada 14 sekolah, SD yang memiliki kualitas cukup memadai ada 4 sekolah dan SD yang masuk kualitas kurang memadai ada 11 sekolah. Untuk SMP/MTs yang masuk kategori sangat memadai sarana dan prasarananya ada 5 sekolah, SMP yang memiliki kualitas memadai ada 1 sekolah, SMP yang memiliki kualitas cukup memadai yakni 1 sekolah dan yang memiliki kualitas kurang memadai ada 1 sekolah (3) ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI pada tahun 2012 ada 173 tapi pada kenyataannya jumlah ruang kelas SD/MI yang ada di kecamatan Lasem berjumlah 238, berarti ada selisih 65 kelas. (4) ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan SMP/MTs pada tahun 2012 ada 84 kelas, tetapi ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 86 kelas maka ada sisa 2 kelas.

Kesimpulan penelitian : (1) persebaran SD/MI adalah acak dan persebaran SMP/MTs adalah mengelompok (2) ada 3 SD/MI yang kualitas sarana prasarananya sangat memadai, 14 SD/MI sarananya memadai, 4 SD/MI cukup memadai dan 11 SD/MI kurang memadai. Sedangkan ada 5 SMP/MTs yang kualitasnya sangat memadai, ada 2 SMP/MTs cukup memadai dan 1 SMP/MTs kurang memadai (3) ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI di Kecamatan Lasem tahun 2012 adalah 173 ruang (4) ruang kelas yang dibutuhkan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012 adalah 84 ruang.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Chandra Pad Hardiyanti, THE ANALYSIS OF FACILITIES AVAILABILITY OF

ELEMENTARY SCHOOL/ ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL AND JUNIOR HIGH SCHOOL/ ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL IN LASEM, REMBANG, 2012. Thesis, Surakarta: Faculty of Teachership and Education. Sebelas Maret University, July 2012.

This study aims to: (1) find out the spatial pattern of Elementary School/ Islamic Elementary School and Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem, (2) find out the availability and the completeness of facilities based on Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007, (3) find out the classroom availability of Elementary School/ Islamic Elementary School in Lasem, (4) find out the classroom availability of Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem. According to the objectives of study, this study used qualitative research method which is seen from spatial point of view. This study was population research which engaged 32 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools and 8 Junior High Schools/ Islamic Junior High Schools. Census are the technique of sampling which are used to gain the data. In collecting the data, this study used documentation in a form of the number of students, observation in a form of visiting every Elementary School/ Islamic Elementary School and Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem directly. While mapping analysis, technique analysis using nearest neighbor and analysis of data facilities are the technique of analyzing the data.

The results of this study are: (1) the spatial pattern of Elementary School/ Islamic Elementary School is random because the T score: 0,97 and for Junior High School/ Islamic Junior High School is grouped because the T score: 0,38 (2) There are 3 schools for Elementary School/ Islamic Elementary School which have good facilities, 14 Elementary Schools with good quality, 4 Elementary Schools with good enough facilities, and 11 Elementary Schools with less quality. For Junior High School/ Islamic Junior High School, there are 5 schools with good facilities, 1 school with good quality, 1 school with good enough quality, and 1 school with less quality. (3) The availability of classroom which is needed by the Elementary School/ Islamic Elementary School in 2012 is 173, but in fact there are 238 Elementary School/ Islamic Elementary School classrooms in Lasem, it means there are 65 unused classrooms. (4) The availability of classrooms which is needed by Junior High School/ Islamic Junior High School in 2012 is 84 classrooms, but there are 86 Junior High School/ Islamic Junior High School classrooms in Lasem, so there are 2 unused classes.

The conclusion of this study: (1) The spatial patterns of Elementary School/ Islamic Elementary School is random and for Junior High School/ Islamic Junior High School is grouped. (2) There are 3 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools with very good facilities, 14 Elementary Schools/ Islamic Elementary Schools with good quality, 4 Elementary School/ Islamic Elementary Schools with good enough quality, and 11 Elementary School/ Islamic Elementary School with less quality. While for Junior High School/ Islamic Junior High School, there are 5 schools with very good facilities, 2 schools with good enough quality, and 1 school with less quality. (3) In 2012, Elementary School/ Islamic Elementary School in Lasem need 173 classrooms, (4) Junior High School/ Islamic Junior High School in Lasem need 84 classrooms in 2012.

(7)

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. maka apabila kamu telah

selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan)

yang lain. dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap.

( Q.S. AL-Inssyirah : 6-8)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

Jadikan masa lalu sebagai pelajaran dan jangan pernah membiarkan masa lalu

menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita dalam hidupmu

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. (Almh. Ibu) dan Ayah tercinta

Untuk nasehat, doa yang tiada habisnya, perhatian yang begitu besar serta kasih sayang yang tak pernah putus hingga beliau (almh. Ibu ) berada di sisi-Nya, Never stop to loving them, forever dan I miss you Mom.

2. Kakak-kakakku serta mbak-mbak dikeluargaku tersayang, mas Eko & Mbak Nunung, mas Ugiek & Mbak Fita, Mas Bayu & Mbak Ririn yang senantiasa memotivasi dan memberikan doa, I love them so much.

3. Sahabat-sahabatku (keluarga kecilku di Solo) yang aku sayangi dan selalu menemani hari-hari yang indah serta dalam suka duka ( Lily, Talitha, Resmi, Ary, Yanti & Ila ) serta mas Habiburahman yang senantiasa membantu kami.

You all the best for me in my Surakarta life

4. Teman-teman Pendidikan Geografi 08.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini diucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan izin penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan izin penelitian.

4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan.

5. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan

sabar membimbing dan memberikan motivasi serta mengarahkan

pemikiran penulis.

6. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Pembimbing Akademis

yang telah memotivasi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga

selesai.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan

ilmu selama menempuh studi.

(10)

commit to user

x

1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang yang telah

memberikan izin penelitian dan data yang diperlukan.

2. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem

yang telah memberikan izin penelitian dan data yang diperlukan.

3. Shinta, Erlina, Diana, Nila, Ratna, Uung (sahabat-sahabatku yang

menemaniku dalam susah senang, selalu memberiku motivasi dan selalu

menemaniku dalam pencarian data yang diperlukan).

4. Resmi, Ary, Talitha, Lily, Yanti, Ila, Ririn, Hendra, Mega (sahabat-sahabat

terbaikku, teman berbagi sekaligus keluarga kecilku di Surakarta). Para

kru Geografi 2008 teman seperjuanganku dalam suka dan duka yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, semoga persahabatan kita dapat terus

terjalin.

5. Veru, si merah dan black smash yang selalu mengantar ke tempat tujuan

dengan selamat dari awal sampai akhir kuliah.

Menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skrpsi ini, maka

dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Surakarta, 24 Juli 2012

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR PETA ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1.Analisis Spasial ... 7

(12)

commit to user

xii

3.Sekolah ... 12

4.Pengertian Peta dan Pemetaan ... 13

5.Konsep Pemetaan ... 16

6.Pengertian Data ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berfikir ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ...31

2. Waktu Penelitian ...31

B.Bentuk dan Strategi Penelitian ...32

C.Sumber Data ...32

D.Teknik Sampling ... 34

E.Teknik Pengumpulan Data ...34

1. Teknik Dokumentasi ...34

2. Teknik Observas ...35

F. Validitas Data ...35

G.Teknik Analisis Data ... 36

1. Analisis Distribusi dan Pola Spasial SD/MI dan SMP/MTs ...36

2. Analisis Ketersediaan Sarana Prasarana SD/MI dan SMP/MTs 37 3. Analisis Ketersediaan Ruang Kelas SD/MI ...38

4. Analisis Ketersediaan Ruang Kelas SMP/MTs ...39

H. Prosedur Penelitian ...39

1. Tahap Persiapan ...39

2. Tahap Penyusunan Proposal ...39

3. Tahap Pengumpulan Data ...40

4. Tahap Analisis Data ...40

(13)

commit to user

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian ...42

1. Letak, Luas, Batas, dan Penggunaan lahan ...42

a. Letak...42

b. Luas ...42

c. Batas ...43

d. Penggunaan lahan ...44

2. Keadaan Penduduk ...47

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk ...47

b. Kepadatan Penduduk ...49

c. Komposisi Penduduk ...50

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...51

1. Distribusi dan Pola Spasial SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem ...51

2. Ketersediaan dan Kelengkapan Sarana Prasarana SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem ... 60

a. Sarana dan Prasarana SD/MI ...62

b. Sarana dan Prasarana SMP/MTs ...68

3. Ketersediaan Sarana Prasarana (ruang kelas) SD/MI yang tersedia di Kecamatan Lasem ... 74

4. Ketersediaan Sarana Prasarana (ruang kelas) SMP/MTs yang tersedia di Kecamatan Lasem ...78

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...80

B. Implikasi ...81

C. Saran ...81

DAFTAR PUSTAKA ...82

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1. Penelitian yang Relevan ...24

2. Waktu Penelitian ...32

3. Data dan Jenis Data serta Sumber Data ...35

4. Pembagian Desa ...42

5. Luas Desa Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...43

6. Penggunaan lahan Kecamatan Lasem Tahun 2011 ...44

7. Jumlah dan Penyebaran Penduduk di Kecamatan Lasem ...48

8. Tingkat Kepadatan Penduduk Per Desa di Kecamatan Lasem ...49

9. Komposisi Penduduk Menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin di Kecamatan Lasem Tahun 2011 ...50

10. Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...51

11. Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...56

12. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...61

13. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012...63

14. Kualitas Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012...65

15. Daftar Ketersediaan Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...69

16. Kebutuhan Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...70

17. Kualitas Sarana dan Prasarana SMP/MTs di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...71

18. Jumlah Kelas dan Siswa SD/MI di Kecamatan Lasem Tahun 2012 ...75

(15)

commit to user

xv

20. Jumlah Siswa dan Ruang Kelas SMP/MTs di Kecamatam Lasem Tahun

2012 ...78

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR PETA

No Halaman

Peta 1 Administrasi Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2012 ...45

Peta 2 Penggunaan Lahan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang

Tahun 2012 ...46

Peta 3 Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun

2012 ...54

Peta 4 Pola Persebaran SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang

Tahun 2012 ...55

Peta 5 Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang

Tahun 2012 ...58

Peta 6 Pola Persebaran SMP/MTs di Kecamatan Lasem Kabupaten

Rembang Tahun 2012...59

Peta 7 Kualitas Sarana Prasarana SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten

Rembang Tahun 2012...67

Peta 8 Kualitas Sarana Prasarana SD/MI di Kecamatan Lasem Kabupaten

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Proses Kartografi ...15

2. Desain Tata Letak Peta ...17

3. Kerangka Pemikiran ...30

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Halaman

1. Checklist Data Sarana dan Prasarana SD/MI Di Kecamatan Lasem ...85

2. Checklist Data Sarana dan Prasarana SMP/MTs Di Kecamatan Lasem ...96

3. Potret Sarana dan Prasarana SD/MI Di Kecamatan Lasem ... 105

4. Potret Sarana dan Prasarana SMP/MTs Di Kecamatan Lasem ... 109

5. Jarak Titik Persebaran SD/MI Di Kecamatan Lasem ... 111

(19)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan di

masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana memiliki peran penting

dalam menunjang proses pendidikan di sekolah. Dengan adanya sarana dan

prasarana dapat membantu meningkatkan minat belajar mengajar baik bagi siswa

maupun guru. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun

wajib program wajar (wajib belajar) 9 tahun (tingkat SD-SMP), maka dalam

penyediaan sarana dan prasarana program wajar 9 tahun akan diprioritaskan

mendapatkan sarana dan prasarana yang lebih baik. Akan tetapi pada

kenyataannya, bangunan sekolah wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) di Kecamatan

Lasem tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, karena banyak bangunan

sekolah yang minim akan fasilitas sarana dan prasarana baik dari segi bangunan,

perlengkapan belajar mengajar, fasilitas sekolah (jamban, tempat ibadah, ruang

piket, dan lain-lain). Penempatan bangunan sekolah dapat mempengaruhi lengkap

tidaknya sarana prasarana yang tersedia, hal ini dapat dipengaruhi oleh

keterjangkauan aksesbilitas. Dengan kata lain, apabila bangunan sekolah tersebut

(20)

commit to user

2

dekat dengan pusat kota maka ketersediaan sarana dan prasarana sekolah akan

semakin lengkap. Berbeda dengan ketersediaan akan sarana dan prasarana pada

sekolah yang terletak di daerah terpencil.

Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar

sarana dan prasarana untuk SD/MI dan SMP/MTs mengamanatkan bahwa setiap

sekolah sebaiknya memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana

dan prasarana Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang telah ditetapkan. Jadi, dalam pengembangan

pendidikan di Indonesia hendaknya memperhatikan sarana dan prasarana yang

terdapat disetiap sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan yang dihasilkan

oleh sekolah tersebut. Tetapi sekolah pelaksana program wajib belajar 9 tahun

(SD-SMP) di Lasem dalam hal penyediaan sarana dan prasarana ada sebagian

yang belum memenuhi standar dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24

Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs. Jadi,

berangkat dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang

standar sarana dan prasarana untuk SD/MI dan SMP/MTs, perlu dilakukan

pengecekan apakah SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem sudah memenuhi

syarat dan standar yang telah ditetapkan atau belum, karena penyediaan akan

sarana dan prasarana berperan penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

di setiap sekolah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

tentang standar sarana dan prasarana memuat syarat-syarat yang harus dipenuhi

sekolah baik tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama agar

memiliki kualitas sarana dan prasarana yang baik. Salah satu syarat dalam

pemenuhan sarana dan prasarana yang utama adalah ruang kelas karena ruang ini

memiliki fungsi penting dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi

sekolah-sekolah di Kecamatan Lasem khususnya sekolah-sekolah program wajib belajar 9 tahun

(SD-SMP) belum diketahui ketersediaan ruang kelas yang dibutuhkan. Data yang

dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang hanya jumlah ruang kelas

yang ada pada tahun 2012 bukan jumlah ruang kelas yang dibutuhkan untuk

(21)

commit to user

3

ruang kelas yang dibutuhkan pada periode pendidikan 2011/2012 sehingga

diketahui berapa ruang kelas yang dibutuhkan sesuai jumlah siswa pada periode

tersebut.

Letak persebaran sekolah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu baik

faktor geografi atau non geografi. Demikian halnya dengan persebaran sekolah

SD dan SMP di Kecamatan Lasem. Ada beberapa sekolah yang terletak di desa

terpencil di bukit-bukit dan ada pula sekolah yang terletak saling berdekatan di

pusat kota. Dengan diketahui pola persebaran sekolah di Lasem maka akan

mempermudah jalannya program pemeratan pendidikan di Kabupaten Rembang

sesuai dengan indikator yang tetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang yakni :

1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan :

Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembangunan pendidikan dilihat dari segi peningkatan dan

pemerataan partisipasi / akses pendidikan

2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing :

Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembangunan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan

masyarakat yang bermutu, berdaya saing, dan relevansi dengan kebutuhan

masyarakat.

3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan Publik :

Suatu petunjuk atau keterangan yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembangunan pendidikan dengan mewujudkan sistem

pengelolaan pendidikan yang efisien, efektif, dan akuntabel dengan

menekankan pada peranan desentralisasi dan otonomi pendidikan di setiap

jenjang pendidikan dan masyarakat, dan meningkatkan citra publik.

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud meneliti

tentang ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SD/MI

DAN SMP/MTs DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

(22)

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Pentingnya program wajib belajar 9 tahun sebagai pendidikan dasar yang

harus dimiliki oleh setiap anak disetiap wilayah.

2. Belum diketahuinya pola persebaran bangunan Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama untuk memperlancar program pemerataan pendidikan

di Kecamatan Lasem .

3. Belum lengkapnya ketersediaan sarana prasarana Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai

Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs) untuk menunjang kualitas pendidikan di

Kecamatan Lasem.

4. Belum lengkapnya ketersediaan sarana prasarana SD/MI dan SMP/MTs

sehingga belum diketahuinya ketersediaan ruang kelas yang disediakan

oleh sekolah tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana distribusi dan pola spasial Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs) di Kecamatan Lasem tahun 2012?

2. Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di SD/MI dan SMP/MTs

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai

Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

(23)

commit to user

5

3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SD/MI yang

tersedia di Kecamatan Lasem?

4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SMP/MTs

yang tersedia di Kecamatan Lasem?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Distribusi dan pola spasial Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) di

Kecamatan Lasem tahun 2012.

2. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana ditiap-tiap SD/MI dan

SMP/MTs berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007

mengenai Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah SMP/MTs.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SD/MI yang tersedia di

Kecamatan Lasem.

4. Ketersediaan sarana dan prasarana (ruang kelas) SMP/MTs yang tersedia

di Kecamatan Lasem.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasil penelitian yang diperoleh

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam

bidang geografi khususnya pemetaan dan mengkaji secara spasial keberadaan

SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

b. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teori-teori yang

telah diperoleh di bangku kuliah dalam penerapannya di lapangan.

(24)

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

kualitas sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di kecamatan Lasem

Kabupaten Rembang Tahun 2012.

b. Program Studi Pendidikan Geografi

Sebagai bahan pustaka dan media pembelajaran bagi Program Studi

Pendidikan Geografi Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

c. Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

Sebagai salah satu acuan bagi Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten

Rembang dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kelancaran program

(25)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Spasial

Beberapa ahli mengemukakan tentang distribusi spasial antara lain

Bintarto dan Hadisumarno (1991: 12) menyebutkan bahwa analisis spasial

mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat

penting. Pada analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah penyebaran

penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan

untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan. Pada analisa keruangan ini dapat

dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point data) dan data bidang

(areal data).

Pada hakekatnya analisis spasial adalah analisis lokasi yang

menitik-beratkan kepada tiga unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction),

dan gerakan (movement). (Bintarto dan Hadisumarno, 1991: 74). Analisis spasial

ada dua bentuk yaitu analisis spasial berbasis sistem informasi geografis

sederhana (Simple GIS-based spatial analysis) dan analisis spasial yang berbasis

sistem informasi geogafis lanjut (Advanced GIS-based spatial analysis).

(http://infomygis.blogspot.com.)

Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka

analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang

dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola

(spatial pattern), dan proses (spatial processes). Ketiga hal tersebut termasuk

pendekatan keruangan yang ditekankan dalam studi pemukiman. Dalam konteks

fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses.

Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang.

Elemen-elemen tersebut dapat disimbolkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: a)

kenampakan titik (point features), b) kenampakan garis (line features), dan c)

kenampakan bidang (areal features). Pola (pattern) merupakan kekhasan

(26)

commit to user

8

distribusi gejala tertentu di dalam ruang atau wilayah. Pola keruangan ditunjukkan

dengan mengamati gejala berdasarkan kenampakan point features, line features,

dan areal features. Pola keruangan titik adalah kekhasan distribusi titik-titik

(mencerminkan gejala geografi tertentu) dalam ruang yang diamati (Yunus, 2007:

52-53).

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketersediaan berasal dari kata

sedia yang berarti siap. Ketersediaan yakni kesiapan suatu sarana (tenaga, barang,

modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan di waktu yang telah

ditentukan. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk

menghasilkan perubahan fisik, baik dalam fisik, mental serta emosional

sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang

terselenggaranya suatu proses pendidikan yang memanfaatkan fisik untuk

menghasilkan perubahan. Jadi pengertian sarana dan prasarana adalah semua yang

menunjang segala kegiatan demi tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Daien (1990: 54-57) sarana adalah fasilitas yang terdapat di

dalam suatu institusi yang digunakan oleh institusi tersebut yang bersangkutan

untuk menunjang proses pendidikan dalam mencapai maksud dan tujuan institusi.

Adapun sarana pendidikan yaitu peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses proses belajar

mengajar. (http//amirblogspot.co.id//pendidikan//mutu//org)

Berdasarkan pemikiran di atas, sarana dapat dikatakan pula sebagai sarana

fisik dalam dunia pendidikan yang berfungsi sebagai kelengkapan sekolah atau

alat pengajaran untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pendidikan di

sekolah atau institusi yang terkait, sedangkan yang dimaksud dengan prasarana

adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan

atau pengajaran. Prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu

(27)

commit to user

9

Beberapa contoh dalam pengelompokkan antara sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh sekolah ataupun instalasi pendidikan, diantaranya adalah :

a. Bentuk sarana

Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat dikatakan bahwa sarana dalam dunia pendidikan berbentuk :

1) Bangunan sekolah

2) Ruang-ruang kelas ( meja, kursi, lemari, lampu)

3) Ruang guru

4) Kamar mandi dan tempat ibadah

5) Papan tulis dan alat tulis pembelajaran

6) Sarana peraga ( globe, peta, dan media pembelajaran lainnya )

Hal ini menunjukkan bahwa sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang

dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.

b. Bentuk prasarana

Prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau

usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Berdasarkan pemikiran

tersebut maka dapat dikatakan bahwa prasarana dalam dunia pendidikan

berbentuk :

1) Halaman

2) Kebun atau taman sebagai pembelajaran biologi

3) Lapangan olahraga

4) Perpustakaan

5) Ruang atau tempat guru piket

6) Jadwal belajar semua kelas

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan No. 24 Tahun 2007 mengenai

Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah SMP/MTs dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA seharusnya SD/MI

(28)

commit to user

10

1) ruang kelas,

2) ruang perpustakaan,

3) laboratorium IPA,

4) ruang pimpinan,

5) ruang guru,

6) tempat beribadah,

7) ruang UKS,

8) jamban,

9) gudang,

10)ruang sirkulasi,

11)tempat bermain/berolahraga.

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai

berikut:

1) ruang kelas,

2) ruang perpustakaan,

3) ruang laboratorium IPA,

4) ruang pimpinan,

5) ruang guru,

6) ruang tata usaha,

7) tempat beribadah,

8) ruang konseling,

9) ruang UKS,

10) ruang organisasi kesiswaan,

11) jamban,

12)gudang,

13)ruang sirkulasi,

(29)

commit to user

11

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai

berikut:

1) ruang kelas,

2) ruang perpustakaan,

3) ruang laboratorium biologi,

4) ruang laboratorium fisika,

5) ruang laboratorium kimia,

6) ruang laboratorium komputer,

7) ruang laboratorium bahasa,

8) ruang pimpinan,

9) ruang guru,

10) ruang tata usaha,

11) tempat beribadah,

12) ruang konseling,

13) ruang UKS,

14) ruang organisasi kesiswaan,

15) jamban,

16) gudang,

17) ruang sirkulasi,

18) tempat bermain/berolahraga

Adapun hubungan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan proses

pendidikan dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat

didefinisikan sebagai proses kerjasama dengan pendayagunaan semua sarana dan

prasarana pendidikan secara efektif, efisien dan lengkapnya ketersediaan sarana

dan prasarana dapat menunjang proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.

Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu

didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah.

Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan

dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.

Prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang

(30)

commit to user

12

perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium,

dan lain-lain.

3. Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah merupakan bangunan

atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi

pelajaran. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sekolah merupakan salah

satu tempat bagi para siswa untuk menuntut ilmu. Melihat kenyataannya hingga

sekarang sekolah masih dipercaya oleh sebagian besar anggota masyarakat

sebagai salah satu tempat untuk belajar, berlatih kecakapan, menyerap pendidikan

atau tempat proses mendewasakan anak. Menurut Hasbullah (2005: 45-46)

sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berkewajiban memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola

secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan

pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah

pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian

banyak orangtua (dengan berbagai alasan) menyerahkan tanggung jawab

pendidikan anaknya kepada sekolah.

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan

formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka

sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus

tingkahlaku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam

perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui

kurikulum.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa

(atau "murid") di bawah pengawasan guru (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah).

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta

tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala

(31)

commit to user

13

sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan

sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat

diisi dengan fasilitas lain.

4. Pengertian Peta dan Pemetaan

Menurut International Cartographic Asociation (ICA) dalam Sinaga (1999:

1) peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi, biasanya dalam skala

tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui suatu sistem proyeksi. Peta

menggunakan simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal

yang dilakukan secara sistematis dan memerlukan kecakapan untuk membuat dan

membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara

grafis dan untuk efisiensinya harus mempelajari atribut atau elemen-elemen

dasarnya. Menurut Suyono dan Masrubi (1983: 1) peta secara umum diartikan

sebagai gambaran roman muka bumi yang diperkecil menurut aturan tertentu.

Gambaran tersebut bersifat alamiah, bersifat kulturil, maupun keduanya.

Gambaran tersebut dilukiskan pada bidang yang horizontal dengan bidang

tertentu.

Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah

pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi si pengguna peta. Dalam

perencanaan pembangunan, hampir semua memerlukan peta sebelum perencanaan

tersebut dimulai. Menurut Villanueva (1978: 2) adapun fungsi peta misalnya

sebagai berikut:

a. Memperlihatkan posisi atau lokasi relative

b. Memperlihatkan ukuran (dari petandapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di

atas permukaan bumi).

c. Memperlihatkan bentuk-bentuk obyek di permukaan bumi dengan skala

tertentu.

d. Menghimpun dan menyeleksi (peta menghimpun data dari suatu daerah dan

(32)

commit to user

14

Dari pengertian peta di atas maka dapat disimpulkan bahwa peta

merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dan digambarkan

menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar dengan simbol yang

digeneralisir untuk mewakili kenampakan-kenampakan sebenarnya antara lain

dengan penyederhanaan, klasifikasi, penghilangan dan pembesaran.

Menurut Sukoco (1999: 7) peta dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menampilkan sebagian unsur-unsur buatan

manusia (kota, jalan, struktur bangunan lain) serta unsur alam (sungai, danau,

gunung, dsb) pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Contoh

peta umum adalah Peta Rupabumi dalam istilah asingnya sering disebut

dengan Topographic Map.

b. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk

kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi, dll.). Umumnya peta

tematik dibuat dari peta umum yang diambil beberapa informasi yang

berkaitan dengan penelitian yang kemudian dijadikan peta dasar dalam

pembuatan peta tematik, kemudian ditambahkan data tematik kedalam peta

dasar tersebut.

Contoh peta tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta penggunaan

lahan, peta tanah, peta geologi dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan

dihasilkan beberapa peta tematik yang berhubungan dengan ketersediaan

sarana dan prasarana SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012.

Menurut Sinaga (1995: 7) berdasarkan skalanya, peta dibedakan menjadi:

a. Peta skala sangat besar, yaitu peta dengan skala > 1:10.000

b. Peta skala besar, yaitu peta dengan skala > 1:100.000 – 1:10.000

c. Peta skala sedang, yaitu peta dengan skala > 1:1.000.000 – 1:100.000

d. Peta skala kecil, yaitu peta dengan skala < 1:1.000.000

Menurut Villanueva (1978: 33) ada beberapa cara dalam menyampaikan

skala peta sebagai berikut:

(33)

commit to user

15

Yaitu skala yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak

sesungguhnya di lapangan, yang dinyatakan dalam bentuk angka / pecahan.

Contoh:

− Skala angka (Numerical Scale) 1 : 50.000

− Skala pecahan (Representative Fraction) 1/50.000

b. Skala verbal (verbal scale)

Yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau skala yang menunjukkan

jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan.

Contoh: one ince to one mile 1 : 63.660

c. Skala Grafis

Yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam

bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan bagian yang sama pula.

Contoh dari skala angka 1:50000 menjadi skala grafis sebagai berikut:

0.5 0 0.5 1 1.5 2 Km

Seorang kartograf harus dapat mendesain peta dan merekayasa,

mengkombinasikan berbagai data menjadi simbol-simbol yang menarik dan

mudah dimengerti sehingga peta yang dihasilkan mempunyai nilai yang tinggi

baik isi maupun unsur seninya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong

dalam cara grafis dan untuk efisiennya harus mempelajari atribut atau

elemen-elemen dasarnya (Sinaga 1995:3).

Suatu alat bantu yang efisisen untuk menyajikan data keruangan adalah

peta. Untuk menyajikan peta yang baik, dalam arti peta yang memenuhi

syarat-syarat secara kartografis, maka harus dilakukan melalui proses yang runtun dan

baik pula. Menurut Murchke pemrosesan kartografi seperti yang disajikan dalam

(34)

commit to user

16

T1 T2 T3

T3=(T2) ¹

Gambar 1. Proses Kartografi

Keterangan:

Real World : Data Lapangan.

T1 : Pengumpulan Data.

Raw Data : Data mentah hasil pengumpulan data.

T2 : Proses pengolahan data yang meliputi analisis, klasifikasi

dan simbolisasi pada peta (transformasi).

Map : Peta yang dihasilkan.

T3 : Pembaca dan interpretasi peta dengan harapan pengguna

peta dapat memahami dan memperoleh gambaran tentang

data aslinya.

Map Image : Pengertian/kesan dari pengguna peta sehubungan dengan

peta yang dibaca.

T3=(T2) ¹ : Berarti tahap pembacaan peta (T3) merupakan tahap yang

tidak dapat dilepaskan atau erat kaitannya dengan tahap

pemetaan (T2 ) semakin baik tahap pemetaan data akan

lebih memudahkan pengguna peta dalam pembacaan peta

yang didukung oleh data mentah sebagai sumber datanya.

5. Konsep Pemetaan

Peta sebagai alat komunikasi dari si pembuat peta kepada pengguna peta

atau pembaca peta mengenai informasi tertentu, maka pengguna atau pembaca

peta harus mampu mengungkapkan data aslinya. Supaya data yang dihasilkan

sesuai yang diharapkan, dimengerti dan memberi gambaran yang jelas, rapi dan

Real World Raw Data MAP Map

(35)

commit to user

17

bersih maka hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai desain peta, desain peta

dasar dan desain isi peta atau simbol.

Dalam membuat peta, perlu memperhatikan desain tata letak peta. Hal ini

dimaksudkan supaya peta tampak lebih serasi, seimbang dan harmonis, maka

penempatan dan pengaturan informasi dibuat sedemikian rupa sehingga

komposisinya betul dan menarik bagi pengguna peta sehingga akan

mempermudah dibaca dan dimengerti. Agar peta lebih mudah dibaca oleh

pengguna peta maka harus dilengkapi dengan keterangan tepi (marginal

information). Dalam penempatan dan pengaturan informasi tepi ini perlu

diperhatikan :

a. Bagian yang kosong dalam lembar peta.

b. Skala peta yang digunakan

c. Keseimbangan dalam meletakkan informasi tepi pada peta.

Informasi tepi yang dimaksud dalam peta antara lain: judul peta, skala

peta, legenda, orientasi, sumber peta dan sumber data, pembuat, nomor peta, garis

tepi, garis grid, dan insert. Menurut Sinaga (1995: 37) desain tata letak peta

(layout peta) dapat dicontohkan sebagai berikut :

Gambar 2. Desain Tata Letak Peta

Keterangan :

1. Judul Peta 6. Sumber

(36)

commit to user

18

3. Orientasi 8. Grid

4. Legenda 9. Garis Tepi

5. Peta inset

Dalam mendesain peta harus diperhatikan maksud, tujuan dan metode

pemetaannya, dengan demikian peta yang dihasilkan akan nampak harmonis,

menarik dan yang penting dapat memberikan informasi yang representatif, mudah

dibaca dan mudah dipahami oleh pengguna peta. Dengan kata lain suatu peta

untuk dapat dipergunakannya seharusnya antara pembuat peta dan desain peta

dengan fungsi peta mempunyai kaitan yang erat.

Selain itu dengan pendekatan semiologis akan mempermudah dalam

menyajikan data secara grafis, yaitu :

a. Analisis informasi, dalam melakukan analisis terhadap informasi ada beberapa

hal yang dilakukan antara lain:

1) Menentukan jumlah komponen (variabel) informasi yang terlibat.

2) Menentukan panjang komponen.

3) Menentukan tingkat organisasi komonen.

b. Memilih dan menentukan tingkat persepsi visual simbol yang digunakan

untuk mencerminkan informasi yang ditetapkan.

c. Memilih dan menentukan variabel yang paling sesuai.

d. Melakukan desain simbol.

e. Meletakkan simbol, simbol yang dibuat kemudian diletakkan pada peta dasar

yang telah disiapkan dari masing-masing data yang akan dihasilkan.

Dalam keseluruhan desain peta tersebut, maka desain simbol peta

mempunyai peranan penting karena simbol merupakan alat bantu komunikasi

antara pembuat peta dan pengguna peta. Simbol merupakan penyajian dalam

bentuk gambar yang menarik dan mudah dipahami oleh pengguna peta atau

sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi suatu tema pada peta

tematik. Secara garis besar simbol-simbol yang digunakan dalam peta tematik

hanya mempunya ketentuan menurut temanya saja.

Pembuatan desain simbol tidak hanya diperhatikan arti dan bentuk dari

(37)

commit to user

19

variabel dan persepsinya. Dalam penggambaran suatu simbol masing-masing

mempunyai suatu keunggulan dan kelemahan, maka dalam hal ini dipilih simbol

yang memiliki lebih banyak keunggulannya daripada kelemahannya, selain itu

juga dalam menentukan simbol yang digunakan tersebut harus diperhatikan

bahwa:

a. Simbol kelihatan jelas dan mudah dimengerti.

b. Simbol harus kelihatan harmonis dan menarik.

c. Simbol dapat mencerminkan nilai data yang diwakilinya.

6. Pengertian Data

Menurut pendapat Machfoedz (2004: 4), data adalah kumpulan hasil

pengukuran atau perhitungan suatu obyek penelitian atau segala sesuatu yang

ingin dicatat dalam bentuk angka. Salah satu hal penting dalam pengumpulan data

adalah penentuan sumber data, karena tidak semua data dapat dijadikan bahan

penelitian, meskipun macam datanya sesuai dengan tujuan penelitian. Perlu diteliti

terlebih dahulu apakah data tersebut mempunyai kriteria yang baku, apakah

petugas pengumpulan datanya benar-benar orang terdidik dalam bidangnya.

Untuk menghindari kesulitan diatas lebih baik jika data yang dikehendaki diambil

dari instansi atau badan resmi yang mempunyai wewenang dibidangnya. Secara

umum segala terbitan resmi oleh badan-badan resmi, baik berbentuk angka, grafik

maupun gambar, adalah sumber data.

Data tersebut biasa tersedia dalam bentuk catatan asli seperti laporan,

sensus, survei, catatan dikantor pemerintah serta terbitan resmi yang diolah dan

disajikan secara skematik. Data merupakan himpunan fakta-fakta, angka-angka,

huruf-huruf, kata-kata, grafik-grafik atau lambang-lambang yang menyatakan

suatu gagasan, obyek, kondisi ataupun situasi (Bintarto, 1979: 32). Penyajian data

dalam bentuk lambang atau grafik harus benar-benar mewakili komponen datanya

supaya data tersebut mudah dimengerti dan dipahami.

Menurut Suparanto (1995: 10-11), syarat-syarat data yang baik supaya

berguna antara lain:

(38)

commit to user

20

b. Data harus mewakili (representative).

c. Kesalahan baku (standard eror) harus kecil. Suatu perkiraan dikatakan baik

(mempunyi tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.

d. Harus tepat waktu.

e. Harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya

dengan masalah yang akan dipecahkan

Data dapat dikelompokkan menjadi:

a. Menurut sifatnya:

1)Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.

2)Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka.

b. Menurut sumbernya:

1)Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan dalam

suatu organisasi.

2)Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan diluar

suatu organisasi.

c. Menurut cara memperolehnya:

1)Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi atau perseorangan langsung dari obyeknya.

2)Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam

(39)

commit to user

21

B. Penelitian yang Relevan

1. Angger Wasis Saputro (2001) melakukan penelitian tentang ” Identifikasi

Sarana dan Prasarana Pelayanan Sekolah berkaitan dengan Perilaku Belajar

pada Siswa Siswi SMA(Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Wonogiri”.

Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk mengidentifikasi sarana dan

prasarana dalam pelayanan sekolah berkaitan dengan perilaku belajar pada

siswa siswi SMA Negeri 1 Wonogiri. Sejalan dengan masalah dan tujuan

penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif dengan maksud untuk memberikan gambaran dan memberikan

uraian mengenai suatu gejala yang sedang diteliti.

Untuk pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam.

Dalam penelitian ini sample dipilih berdasarkan teknik purposive sampling

dengan maksud untuk mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber

dari berbagai macam sumber.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Perpustakaan yang dimiliki SMAN 1 Wonogiri dikatakan cukup baik

sebagai sarana belajar untuk menggali ilmu penengetahuan bagi siswa

siswi selain ilmu pengetahuan yang didapat dari guru.

b. Penggunaan ruang belajar dapat menunjang siswa siswi dalam menempuh

materi pelajaran yang diberikan.

c. Penggunaan laboratorium sekolah cukup baik karena memiliki

kelengkapan-kelengkapan alat-alat praktikum yang cukup lengkap dan

memadai.

d. Tenaga pengajar atau guru yang dimiliki SMAN 1 Wonogiri sudah cukup

dan memadai.

2. Eka Setyorini (2009) melakukan penelitian tentang ” Pemetaan Perubahan

Sekolah Dasar di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun

1998-2007”.

Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk (1) mengetahui distribusi

(40)

commit to user

22

perkembangan jumlah murid, guru, sarana dan prasarana yang ada di sekolah

(4) daya tampung Sekolah Dasar di Kecamatn Colomadu Kabupaten

Karanganyar. Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian ini dilaksanakan

dengan menggunakan metode penelitian deskriptif geografi dengan

menggunakan analisis peta, tetangga terdekat dan analisis data sekunder

(tabulasi).

Untuk pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi dan

dokumentasi data-data sekunder. Dalam penelitian ini menggunakan

penelitian populasi jadi tidak memerlukan sample penelitian.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Sekolah Dasar di Kecamatan Colomadu tahun 1998 yang paling banyak

terdapat di Desa Malangjiwan sebanyak 8 SD dan yang paling sedikit di

Desa Gajahan dan Desa Pailan sebanyak 1 SD. Pola persebaran SD/MI

pada tahun 1998 sampai 2007 adalah acak (random).

b. Terdapat perubahan pada jumlah siswa, jumlah guru, ruang kelas serta

sarana dan prasarana SD di Kecamatan Colomadu tahun 1998-2007.

c. Daya tampung SD pada tahun 1998 seluruh sekolah yang ada dapat

menampung seluruh anak usia 7-12 tahun, sedangkan pada tahun 2007 ada

sebuah sekolah yang belum maksimal menampung anak usia 7-12 tahun.

3. Tukidi (2009), melakukan penelitian tentang ” Evaluasi Kecukupan Jumlah

Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Sleman Tahun 2009”.

Tujuan dari penelitian tersebut yakni (1) untuk mendapatkan informasi

tentang kondisi ketersediaan dan kecukupan guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Sleman dalam hal nomor kualifikasi, akademik dan kompetensi, dan (2) untuk

mengetahui pola distribusi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang

menggunakan analisis dokumen. Langkah-langkah untuk evaluasi meliputi (1)

menetapkan standar untuk kecukupan jumlah guru (2) pengaturan indeks

jumlah guru, dan (3) menganalisis ketersediaan dan kecukupan guru

menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pada hasil evaluasi menunjukkan

bahwa ketersediaan guru adalah lebih dari angka minimal, sekitar 39% dan

(41)

commit to user

23

memenuhi 43% dan 14% dari jumlah minimum guru. Selain itu, informasi

menunjukkan bahwa distribusi guru tidak sebanding dengan jumlah siswa.

4. Kathryn Underwood (2012) melakukan penelitian tentang ”Mapping The

Early Invention System In Ontario, Canada”.

Tujuan dari penelitian tersebut yakni (1) untuk mengidentifikasi cakupan

layanan intervensi dini di provinsi Ontario (2) untuk mengidentifikasi

karakteristik konsisten dan variabel sistem pelayanan intervensi dini di

Ontario Kanada. Hasil dari penelitian tersebut yakni sistem intervensi dini di

Ontario ditandai dengan beragam jenis luas program yang disampaikan oleh

berbagai layanan profesional. Berbagai layanan yang pada gilirannya didanai

oleh berbagai sumber, baik negeri maupun swasta. Sistem ini melayani

kelompok populasi, termasuk populasi geografis yang beragam serta

(42)

24

Tabel 1. Penelitian Yang Relevan

No Penulis Jenis

Penelitian

Judul Penelitian Tujuan Metode

Penelitian Perilaku Belajar pada Siswa Siswi SMA(Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Wonogiri

− Mengidentifikasi sarana

dan prasarana dalam pelayanan sekolah berkaitan dengan perilaku belajar pada siswa siswi SMA Negeri 1 Wonogiri

Deskriptif Kualitatif

Perpustakaan yang dimiliki

SMAN 1 Wonogiri dikatakan

cukup baik sebagai sarana

belajar untuk menggali ilmu penengetahuan bagi siswa siswi selain ilmu pengetahuan yang didapat dari guru.

Penggunaan ruang belajar dapat menunjang siswa siswi dalam

menempuh materi pelajaran

yang diberikan.

Penggunaan laboratorium

sekolah cukup baik karena

memiliki

kelengkapan-kelengkapan alat-alat praktikum

yang cukup lengkap dan

memadai.

(43)

25 murid, guru, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

− Daya tampung Sekolah

Dasar di Kecamatan Malangjiwan sebanyak 8 SD dan yang paling sedikit di Desa

Gajahan dan Desa Pailan

sebanyak 1 SD. Pola persebaran SD/MI pada tahun 1998 sampai 2007 adalah acak (random). Terdapat perubahan pada jumlah siswa, jumlah guru, ruang kelas serta sarana dan prasarana SD di

Kecamatan Colomadu tahun

1998-2007.

Daya tampung SD pada tahun 1998 seluruh sekolah yang ada dapat menampung seluruh anak usia 7-12 tahun, sedangkan pada tahun 2007 ada sebuah sekolah

yang belum maksimal

(44)

26 Intervation System In Ontario, Canada.

− Untuk mendapatkan

informasi tentang kondisi

ketersediaan dan

kecukupan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan

− Untuk mengidentifikasi

cakupan layanan

intervensi dini di provinsi Ontario

− Untuk mengidentifikasi

karakteristik konsisten

dan variabel sistem

pelayanan intervensi dini di Ontario Kanada.

Ketersediaan guru adalah lebih dari angka minimal, sekitar 39%.

Ketersediaan guru dihal

kualifikasi akademik serta

kompetensi hanya memenuhi 43% dan 14% dari jumlah

minimum guru. Selain itu,

informasi menunjukkan bahwa distribusi guru tidak sebnading dengan jumlah siswa.

Sistem intervensi dini di Ontario ditandai dengan beragam jenis luas program yang disampaikan

oleh berbagai layanan

profesional. Berbagai layanan yang pada gilirannya didanai oleh berbagai sumber, baik negeri maupun swasta. Sistem ini melayani kelompok populasi,

termasuk populasi geografis

(45)

27 SD/MI dan SMP/MTs Di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2012

− Untuk mengetahui

distribusi dan pola spasial SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem tahun 2012.

− Mengetahui ketersediaan

dan kelengkapan sarana dan prasarana di tiap-tiap SD/MI dan SMP/MTs

berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan No. 24 tahun 2007 mengenai

Standart Sarana dan

Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI) dan

Sekolah Menengah

Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah SMP/MTs.

− Mengetahui ketersediaan

sarana prasarana ruang

kelas SD/MI yang

tersedia di Kecamatan Lasem.

− Mengetahui ketersediaan

(46)

commit to user

28

C. Kerangka Berpikir

Persebaran bangunan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di

setiap daerah akan berbeda satu sama lain karena dipengaruhi oleh faktor-faktor

tertentu, sehingga akan menghasilkan suatu pola persebaran tertentu sesuai

dengan teknik analisis yang digunakan. Dalam penelitian ini yang dilakukan

untuk mendapatkan data distribusi sekolah yakni dengan melakukan plotting di

lapangan untuk mendapatkan titik koordinat lokasi sekolah. Baru setelah itu

lokasi yang telah ditentukan atau diketahui dianalisis guna mengetahui pola

persebaran sekolah yang diteliti.

Dalam program peningkatkan kualitas mutu pendidikan di sekolah,

diperlukan adanya ketersediaan kebutuhan akan sarana dan prasarana pendidikan

guna menunjang dan meningkatkan minat belajar siswa. Dalam program

pendidikan wajib belajar 9 tahun yang mencakup Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama diperlukan kelengkapan sarana dan prasarana yang lebih

memadai untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas di

jenjang pendidikan tersebut. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 24 Tahun 2007 telah ditetapkan syarat-syarat kelengkapan sarana dan

prasarana pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama. Adapun syarat kelengkapan sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar

(SD) meliputi; ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang

pimpinan, ruang guru, tempat ibadah, ruang UKS, jamban, gudang, ruang

sirkulasi, tempat bermain/olahraga. Adapun syarat kelengkapan sarana dan

prasarana untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi; ruang kelas, ruang

perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,

tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi siswa, jamban,

gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/olahraga. Metode ketersediaan sarana

dan prasarana digunakan untuk menilai ada atau tidaknya fasilitas sarana

prasarana. Jika fasilitasnya ada maka diberi 1 jika tidak diberi 0. Kemudian

(47)

commit to user

29

mengetahui tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pada masing-masing

sekolah.

Setelah mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana disetiap sekolah

maka dapat dilakukan penegecekan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama mana saja yang belum ataupun yang sudah memenuhi standar

kelengkapan sarana dan prasarana SD dan SMP yang telah ditetapkan. Dengan

memakai acuan pola distribusi sekolah yang sudah diketahui maka dapat

dilakukan tindakan lebih lanjut dalam memperbaiki kualitas sarana dan prasarana

disetiap sekolah baik adanya penambahan ataupun perbaikan fasilitas sarana

prasarana. Kemudian setelah mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang

ada, maka dapat dihubungkan dengan keberadaan siswa yang bersekolah

(partisipasi siswa). Dalam penelitian ini ruang kelas dijadikan obyek untuk

mengetahui angka partisipasi anak usia sekolah di Kecamatan Lasem dengan

menghitung jumlah penduduk usia sekolah (SD dan SMP) kemudian dibagi

dengan jumlah kelas yang disediakan oleh pemerintah. Bila ternyata hasilnya

kelasnya belum dapat memenuhi angka standar daya tampung kelas maka

pemerintah perlu menambah ruang kelas lagi, tapi sebaliknya bila kelasnya lebih

banyak daripada siswa maka akan dilakukan merger kelas.

Dari uraian kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan bagan

(48)

30

SD/MI SMP/MTs

Kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

Gambar 3 . Kerangka Pemikiran

Ket :

: Input

: Output Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

Standar Sarana dan Prasarana

1. Ruang kelas

2. Ruang Perpustakaan

3. Ruang Lab. IPA

2. Ruang Perpustakaan

3. Ruang Lab. IPA

yang tersedia sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di Permen Pendidikan no. 24 tahun 2007.

Ketersediaan sarana dan Prasarana SD-SMP

Distribusi sekolah

SMP/MTs SD/MI

Distribusi SD/MI Distribusi SMP/MTs

Pola Distribusi SD/MI Pola Distribusi SMP/MTs

1.Pola Distribusi SD/MI dan SMP/MTs

2.Ketersediaan Sarana dan Prasarana SD/MI dan SMP/MTs

(49)

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang lebih mengarah

pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interpretasi atau analisis. (Tika 1997: 6)

Dalam penelitian analisis ketersediaan sarana dan prasarana SD/MI dan

SMP/MTs, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan

untuk menjelaskan persebaran dan pola SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan

Lasem, ketersediaan sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan

Lasem, ketersediaan ruang kelas SD/MI di kecamatan Lasem dan ketersediaan

ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem .

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa

Tengah. Penelitian dilakukan di daerah ini dengan pertimbangan kurang

lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah yang merupakan tempat wajib belajar

9 tahun (SD/MI dan SMP/MTs)

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini kurang lebih enam bulan yaitu

dari persiapan penelitian sampai penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini

dimulai pada bulan Januari 2012 hingga bulan Juni 2012, selengkapnya dapat

dilihat di Tabel 2.

Gambar

Gambar 1. Proses Kartografi
Gambar 2. Desain Tata Letak Peta
Tabel 1. Penelitian Yang Relevan
Gambar 3 . Kerangka Pemikiran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Studi Pemurnian dan Karakterisasi Emulsifaier Campuran Mono- dan Diasilgliserol yang Diproduksi dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit dengan Teknik Esterifikasi Enzimatis

Kata “Keywords” ditulis tepat di bawah bagian abstrak yang diikuti tanda titik dua (:) dengan ukuran font 11,5 dan tebal/ bold , kemudian tuliskan minimal tiga (3)

Selain itu, Bung Karno menegaskan, “sosialisme Indonesia sebagai hari depan Revolusi Indonesia bukanlah semata-mata ide ciptaan seseorang “in een slapeloze nacht” (dalam satu

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1) Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan doktrinal, karena

Sistem manajemen karyawan yang ada saat ini masih dilakukan secara manual, pada sistem absensi, penukaran klaim nota bahan bakar, dan pengajuan izin atau cuti, sehingga ada

Metode ini juga menekankan pada pemberian sebuah gambaran baru terhadap data yang telah terkumpul dan bertujuan untuk menggambarkan secara obyektif bagaimana implementasi fatwa

9 Tentang shalawat kepada Nabi n yang diucapkan setelah adzan, memang ada dalil sabda Nabi n yang menyatakan, “Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkan sebagaimana

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Pedoman Pemantauan Tindak