• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGENDALIAN PENYAKIT TANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGENDALIAN PENYAKIT TANA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN

OLEH : NAMA : AGUS REJEKI NIM : C1011161025

PRODI : S1 AGROTEKNOLOGI KELAS : AGROTEKNOLOGI A

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Roh Kudus-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini. Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses pembuatan Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya karena penulis juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memenjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 2 Juni 2018

(3)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB III METODOLOGI 9

A. Waktu dan Tempat 9

B. Alat dan Bahan 9

C. Prosedur Kerja 9

D. Parameter Pengamatan 10

E. Diagram Alir 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V PENUTUP 38

A. Kesimpulan 38

B. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara umum, penyakit diartikan sebagai gangguan fisiologis pada tanaman sehingga tanaman tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara maksimal. Fungsi fisiologis ini terkait dengan proses fotosintesis maupun respirasi. Penyebab penyakit (pathogen) menyerang dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan mengeluarkan zat yang dapat menghambat penyaluran fotosintat. Tanaman yang terserang pathogen biasanya masih terlihat sehat. Tanaman baru terlihat sakit saat tingkat serangan sudah mencapai tahap akut. Oleh karena itu, tanaman yang sudah terserang penyakit sangat sulit disembuhkan. Hal ini sangat berbeda dengan serangan hama.

Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, tekstur dan lain-lain. Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari satu macam perubahan. Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Penyakit ini merusak tumbuhan dengan mengganggu proses– proses dalam tubuh tanaman sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tanaman yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian.

(5)

hambatan dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya jika terjadi serangan penyakit pada tanaman itu yang akhirnya menjurus pada kerugian secara kualitas, kuantitas maupun ekonomis.

Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit.

Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Dari sudut ekonomi yang berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain. Dari sudut ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain. Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen (fit dan ganas), dan lingkungan mendukung.

B. Tujuan

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman sehat merupakan tanaman yang dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik yang dimiliki. Tanaman dapat dikatakan sakit apabila fungsi fisiologis tanaman tersebut menyimpang dengan keadaan normal. Dilihat dari sudut biologi penyakit merupakan jerjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala. Sedangkan penyakit dari segi ekonomi adalah ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya (Ningsih, 2010).

Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara dikenal sebagai Fitopatologi. Fitopatologi berasal dari gabungan kata bahasa Yunani yaitu phyton berarti tumbuhan, pathos berarti sakit atau menderita, dan logos berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan lain-lain. Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhanya disebut epidemiologi (Hanum, Chairani. 2008).

Berdasarkan faktor penyebab penyakit, penyakit dibagi 2 yaitu penyakit fisologis (noninfektif) dan penyakit infektif. Penyakit fisiologis atau noninfektif disebabkan oleh faktor abiotic seperti keadaan tanah (kelembaban, struktur, reaksi tanah, kahat oksigen, kahat unsure hara, toksisitas pestisida), keadaan cuaca (suhu tinggi atau rendah, kekurangan atau kelebihan cahaya, angin hujan), dan kerusakan (kultur teknis yang salah). Sedangkan penyakit infektif merupakan penyakit yang disebabkan faktor biotik berupa pathogen (jamur, baktei, mikoplasma,

(7)

Terkadang gejala yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit tersebut mirip satu sama lain. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab penyakit secara pasti perlu dilakukan beberapa langkah yaitu:

1. Pastikan penyebab penyakit (patogen atau lingkungan) dengan melihat tanda. 2. Uji dengan Postulat Koch. Pathogen harus bisa diisolasi dan dibiakkan dalam

medium atau tumbuhan rentan. Biakan harus dapat diinokulasikan ketumbuhan sehat rentan dan menimbulkan gejala yang persis sama. Pathogen harus bisa direisolasi dari tumbuhan sakit dan sifat sama persis dengan yang pertama (Ningsih, 2010).

(8)

Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi manusia. Tanaman pangan merupakan tanaman pokok manusia untuk dikonsumsi dan menjadi sumber energi. Pada umumnya tanaman pangan termasuk dalam tanaman musiman atau yang mampu menghasilkan dalam waktu semusim saja (Binuang, 2014).

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman pangan yang dihasilkan terbanyak di dunia dan sebagian besar tersebar di daerah tropika. Padi termasuk kedalam genus Oryza yang tergolong kedalam rumpun Oryzeae dalam familia Gramineae (rumput-rumputan), dimana sekitar 20 spesies tersebar di dunia terutama di daerah tropis basah Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, Cina Selatan, Amerika Selatan dan Tengah dan Australia. Pada umumnya padi yang dibudidayakan saat ini termasuk kedalam genus Oryza dengan spesies utama yaitu Oryza sativ L. spesies lain yaitu Oryza glaberima yang tumbuh secara sporadic di beberapa wilayah negara-negara Afrika Barat, secara bertahap mulai tergantikan oleh Oryza sativa (De Datta, 1981).

(9)

Kedelai merupakan tanaman subtropis yang multiguna dan sudah sejak dahulu dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein nabati di berbagai negara, termasuk Indonesia (Warisno dan Dahana, 2010).

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia. (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Secara etimologis, hortikultura berasal dari bahasa latin, hortus dan colore. Hortus berarti kebun atau sebidang tanah yang berada di sekitar rumah yang masih dibatasi oleh pagar dan colore yang berarti mengusahakan (terutama mikroorganisme pada media tanam). Jadi secara harfiah, hortikultura adalah ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Lebih luas, para ahli kemudian bersepakat bahwa hortikultura adalah ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, dan tanaman hias. Pengertian tersebut didasarkan pada kecenderungan bahwa tanaman yang ditumbuhkan di sekitar rumah adalah yang tergolong jenis yang sudah disebutkan sebelumnya. Tanaman bumbu masak, tanaman obat, dan tanaman penghasil rempah yang banyak dijumpai di kebun tidak termasuk tanaman hortikultura karena masih bersifat lokal di Indonesia dan belum banyak dibudidayakan di kebun rumah secara global (Zulkarnain., 2010)

(10)

Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5-6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-April). Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji) (Tjahjadi, Nur. 1991)

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea, J.R. 1994).

(11)

yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang hanya dipanen satu kali dengan siklus hidup satu tahun sekali, contohnya tanaman tebu, kapas dan tembakau. Sementara tanaman tahunan membutuhkan waktu yang panjang untuk berproduksi dan bisa menghasilkan sampai puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari satu kali, misalnya tanaman kelapa sawit, karet, kakao, cengkeh, kopi dan lada (Syamsulbahri, 1996).

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif (Goenadi, D.H., Baon, J.B., Herman, dan Purwoto, A. 2005).

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Setyamidjaja dan Djoehana. 1991).

(12)

BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat

Waktu :

 Pengamatan penyakit tanaman pangan dilakukan pada tanggal 27 Maret 2018 sampai 3 April 2018

 Pengamatan penyakit tanaman hortikultura dilakukan pada tanggal 3 April 2018

 Pengamatan penyakit tanaman perkebunan dilakukan pada tanggal 31 Mei 2018

Tempat :

Seluruh rangkaian acara praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.

B. Alat dan Bahan Alat :

 Mikroskop  Plastic  Tali  Gunting  Kamera  Kapas

Bahan :

 Specimen  Aqudest C. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Siapkan specimen tanaman yang sudah diambil

3. Masukan specimen tanaman yang sakit ke dalam plastic.

(13)

menggelembung, dan kapas tersebut digantung didalam plastic agar tidak

7. Siapkan mikroskop, objek glass dan cover glass serta aquadest.

8. Gerus bagian specimen yang terdapat miselia dengan cover glass dan letakkan hasil gerusan tersebut pada objek glass, beri setetes aquadest dan tutup menggunakan cover glass.

9. Letakkan preparat tersebut pada mikroskop lalu amati. D. Parameter Pengamatan

(14)

1

Penyakit Blast disebabkan

oleh Pyricullaria

Oryzae

Penyakit tanaman kedelai

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Penyakit Rust disebabkan

oleh Puccinia Archidis

Penyakit tanaman jagung

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Penyakit Rust disebabkan

oleh Puccinia

(15)

2

Penyakit Bulai disebabkan

oleh Peronosclero

spora (Sclerospora

) maydis

3

Penyakit Hawar disebabkan

oleh Drechslera (Helminthos

porium) maydis

2. Penyakit Tanaman Hortikultura Penyakit tanaman kacang panjang

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Karat Daun disebabkan oleh Puccinia

(16)

2

Bercak Daun disebabkan

oleh Cercospora

sp

Penyakit tanaman tomat

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Busuk Buah disebabkan

oleh Colletotrichu

(17)

Penyakit tanaman cabai

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Layu Fusarium disebabkan oleh Fusarium

Oxyprum

2

Bercak Daun disebabkan

oleh Cercospora

(18)

3

Antraknosa disebabkan

oleh Colletotrichum

capsicum

3. Penyakit Tanaman Perkebunan Penyakit tanaman karet

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Penyakit Jamur Akar

Putih disebabkan Rigidoporus

microporus

2

Penyakit Jamur Akar

Coklat disebabkan

Phellinus (Fomes)

noxius

3

Penyakit Akar Merah disebabkan Ganoderma pseudofereum

(19)

Kanker Garis disebabkan

oleh Phytophthora

palmivora

5

Penyakit Embun Tepung disebabkan

Oidium heveae

Penyakit tanaman sawit

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Penyakit Ganoderma

disebabkan Ganoderma boninense

2

Penyakit Busuk Tandan

disebabkan Marasmius palmivorus

3 Penyakit

(20)

disebabkan oleh Curvularia

maculans

Penyakit tanaman kakao

No Mikroskopis Makroskopis Penyakit

1

Penyakit Busuk Buah

disebabkan Phytophthora

palmivora

2

Busuk Pangkal

Batang disebabkan Phytophthora

palmivora

B. Pembahasan

1. Penyakit Tanaman PanganPenyakit pada tanaman padi

(21)

hampa (putih) atau patah bila malai sempat terisi. Penyakit ini sangat merugikan, cepat membentuk ras baru, menyerang padi yang intensif diusahakan, bisa menggagalkan panen.

Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit blast yang disebabkan oleh Pyricullaria Oryzae yaitu :

1. Pengaturan pemupukan, hindari pemakaian N berlebih 2. Usahakan persemaian dan tanaman tidak kekurangan air

3. Hindari penggunaan benih dari daerah endemi. lakukan seed dressing 4. Membusukkan jerami dari tanaman yangg terserang. Membersihkan

lahan dari rumput sebelum penanaman

5. Lakukan rotasi tanaman guna menghilangkan sumber penyakit

6. Gunakan varietas resisten, tetapi pemakaiannya jangan terlalu lama dengan jenis yg sama karena memicu patogen membentuk ras baru 7. Penyemprotan dengan fungisida saat tanaman banyak anakan, pengisian

bulir

Penyakit pada tanaman kedelai

Penyakit Rust disebabkan oleh Puccinia Archidis inang utamanya adalah

(22)

1. Menggunakan varietas kacang tanah yang resisten 2. Melakukan pemupukan yang berimbang

3. Melakukan pemusnahan terhadap tanaman yang terserang 4. Melakukan rotasi tanaman

5. Mengatur jarak tanam.

Penyakit pada tanaman jagung

Penyakit Bulai (Downy mildew) disebabkan oleh Peronosclerospora

(Sclerospora) maydis merupakan jenis penyakit yang paling ditakuti karena kerugian bisa mencapai 100% bila serangan terjadi saat tanaman bibit (kurang 3 minggu). Umum menyerang di dataran rendah, tanah berat, miskin, sering hujan atau kabut. Saat ini tidak terlalu masalah setelah ditemukan Metalaksil, terkecuali benih langsung ditanam hasil produk sendiri. Gejala bisa sistemik karena patogen mencapai titik tumbuh, dan lokal tergantung umur tanaman saat terjadi serangan gejala ditandai dengan timbulnya bercak klorotik memanjang sejajar tulang daun warna kuning pucat. Pada serangan berat daun relatif kaku, akar sedikit, tongkol berbiji jarang bertangkai panjang. Pagi hari pada sisi bawah daun dengan gejala klorotik terbentuk lapisan beledu putih (kumpulan konidia dan konidiofor). Serangan pada bibit tanaman daunnya kuning pucat dan tidak akan menghasilkan, sering terjadi kerebahan. Patogen dapat hidup saprofitik, hanya punya inang jagung. Dapat terbawa biji, jika ditanam masih basah akan menimbulkan serangan sistemik. Sporulasi pada malam hari atau cuaca lembab. Infeksi lewat mulut daun dan harus ada lapisan air. Serangan kontinyu karena penanaman jagung kontinyu, faktor epidemi:

 Jagung ditanam musim hujan, pada tanah berat

 Sering dan lama terbentuk lapisan air dipermukaan daun

 Umur tanaman saat terjadi infeksi < 3 minggu tanam, varietas yg ditanam, pemupukan kurang baik (N tinggi).

(23)

Upaya pengendalian terhadap serangan penyakit ini sebagai berikut :

1. Perbaikan cara bertani agar tanaman tumbuh baik (pupuk, pengolahan tanah, sanitasi)

2. Rotasi, karena inang cuma jagung. 3. Menanam varietas resisten

4. Gunakan biji yang cukup kering, layak sebagai benih. Perhatikan cara menyimpan benih. Lakukan seed treatment.

5. Pengaturan waktu tanam, hindari hujan berlebihan saat tan muda

 Penyakit Leaf Blight disebabkan oleh Drechslera (Helminthosporium) maydis Penyakit yang sangat umum menyerang segala tingkat umur tanaman. Di Kalbar ada dua spesies berbeda yang menyerang gejala berupa bercak coklat jorong (seperti perahu), hijau tua lalu jadi coklat kehijauan. Bercak cepat meluas sehingga daun cepat kering hal ini berpengaruh terhadap produksi. Ada spesies lain menyebabkan bercak awal persegi warna coklat jerami, bila lanjut gejala akan sama. Sifat dan ciri patogen mirip penyakit bercak coklat pada padi, tetapi kedua patogen tidak bisa saling pindah inang. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan : 1. Hindari penanaman pada waktu curah hujan tinggi

2. Mengatur pemupukan agar tanaman tumbuh subur

3. Mengatur drainase (jangan ada genangan dalam jangka waktu yang lama)

4. Sanitasi lahan yang akan dikerjakan sebelum proses tanam 5. Menggunakan varietas resisten

6. Pengaturan jarak tanam guna menghindari lembab dan teduh

(24)

Patogen ini bersifat parasit obligat, xerofit, tidak memiliki inang lain, bertahan pada jagung liar, penyebarannya biasa dibantu angin pada siang hari. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :

1. Rotasi tanaman dan tanam serempak, hindari ada jagung liar. 2. Gunakan varietas jagung resisten

3. Memusnahkan bagian tanaman yang sudah terserang 4. Melakukan pemupukan yang berimbang.

2. Penyakit Tanaman Hortikultura

Penyakit pada tanaman Kacang Panjang

 Penyakit Karat Daun disebabkan oleh Puccinia sp oleh gejala awal memang seperti bintik-bintik kecil, sedikit menonjol, kuning atau putih di atas bahkan di bawah permukaan daun. Bintik-bintik kemudian memperbesar dan membentuk pustul-cokelat kemerahan atau berwarna karat. Berdasarkan demografi, resiko yang terjadi di beberapa daerah bisa mengakibatkan kerugian mencapai 40-60 persen yang diakibatkan penyakit karat kacang panjang. Spora pada cendawan ini menginfeksi bagian daun tanaman dalam bentuk urediniospora dan teliospora. Cendawan akan membentuk teliospora pada musim dingin sebagai struktur pertahanan. Dampak serangannya daun akan mengering dimulai dari daun tua. Penyakit ini akan semakin berkembang jika kondisi udara panas dan lembab, yaitu musim hujan yang sering panas tiba-tiba.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini sebagai berikut :

1. Menggunakan varietas yang reisiten 2. Melakukan pemupukan yang berimbang

3. Pengendalian untuk penyakit karat kacang panjang ini bisa dilakukan dengan praktek budidaya seperti rotasi tanaman untuk menurunkan potensi penyebaran.

4. Sisa tanaman yang terserang harus dimusnahkan.

(25)

6. Terapkan fungisida untuk mencegah kerugian, dapat digunakan fungisida seperti azoxystrobin (Quadris), boscalid (Endura) dan pyraclostrobin (Headline).

 Bercak Daun disebabkan oleh Cercospora sp, cendawan ini dapat betahan hidup sampai dua tahun pada sisa-sisa tanaman sakit di dalam biji. Kondisi lingkungan lembab dengan suhu udara antara 20-24˚C sangat cocok untuk berkembangnya jamur ini. Penyebaran cendawan ini ke tanaman lain dapat dengan perantaraan angin, percikan air, alat pertanian, serangga dan pekerja kebun. Cendawan ini memiliki konidium berwarna putih bening berbentuk gada terbalik dan bersekat. Jamur ini merusak klorofil daun sehingga menyebabkan proses asimilasi berjalan tidak sempurna. Tanaman kacang panjang yang terserang cendawan ini menunjukkan gejala daunnya berbercak coklat dengan jumlah cukup banyak, bercak berbentuk bulat dengan diameter antara 1-5 mm dan di sekeliling bercak berwarna kuning. Di samping itu, bercak pada permukaan daun bagian bawah berwarna hitam. Pada umumnya, serangan cendawan tersebut banyak terdapat pada daun tua. Pada serangan berat daun akan layu dan gugur. Cendawan ini dapat menyerang polong, tangkai daun, biji dan batang. Pada musim kemarau penyakit ini jarang dijumpai. Upaya pengendalian yang dapat dilakukab jika tanaman kacang panjang terserang penyakit ini yaitu dengan cara :

1. Penggunaan varietas resisten 2. Pengaturan jarak tanam

3. Saniitasi lahan dari sisa tanaman yang terserang 4. Membuat saluran drainase yang baik pada lahan

5. Melakukan pemupukkan yang berimbang agar tanaman menjadi sehat dan sulit terserang penyakit.

6. Rotasi tanaman untuk memutus rantai makanan dari cendawan ini.  Penyakit pada Tanaman Tomat

(26)

lingkaran) dan warnanya akan semakin menghitam. Apabila penyakit ini menyerang diakar dan batang tanaman tomat, maka pada ujung korteks akan berubah warna menjadi coklat dan tanaman tomat yang terserang akan layu. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini dengan cara sebagai berikut :

1. Menanam tanaman tomat dengan benih yang resisten. 2. Melakukan pemupukan yang berimbang.

3. Penggunaan mulsa plastic dan memberikan lanjaran pada tanaman tomat agar buahnya tidak menyentuh tanah.

4. Memusnahkan tanaman yang sudah terserang.

5. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman inang.

6. Melakukan pengolahan lahan sebelum dilakukan penanaman. 7. Menggunakan fungisida yang mengandung bahan aktif kaptafol.  Penyakit pada Tanaman Cabai

(27)

1. Musnahkan sisa tanaman yang terinfeksi

2. Melakukan penggenangan lahan (anaerob), imbangi dengan pengeringan

3. Pengolahan lahan, buang tanaman inang yang tersisa

4. Pemupukan seimbang, baiknya menggunakan pupuk organik

5. Rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang, sulit karena patogen punya banyak inang

 Bercak Daun disebabkan oleh Cercospora Capsisi penyakit ini umum menyerang berbagai jenis tanaman cabai baik didataran tinggi atau rendah. Penyakit ini menyebabkan daun cepat rontok tanpa harus diawali warna kuning sehingga pertumbuhan terganggu, buah banyak mengalami sunscald, vigor tanaman berkurang. Penyakit ini hanya menyerang daun saja buah tanaman cabai tidak diserang. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu bercak bundar warna coklat dan di bagian tengah berwarna abu-abu. Ukuran bercak bisa sampai 1 cm, atau beberapa bercak menyatu. Selain daun bercak dapat timbul dibatang, tangkai daun dengan bentuk bercak elip dan ada garis pembatas yang berwarna coklat gelap. Infeksi terjadi pada daun tua, serangan berat daun muda juga terserang. Banyak menyerang pada musim hujan. Semakin lama lembab penyakit berkembang. Upaya pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Menggunakan benih dengan varietas yang resisten 2. Melakukan pemupukan yang berimbang

3. Kurangi kondisi lembab (pengaturan jarak tanam, drainase) 4. Membuang daun yang terserang dengan segera.

5. Hindari penanaman di musim hujan

6. Pemakaian fungisida saat penyakit berkembang

(28)

Bercak bisa bergabung menyebabkan buah keriput. Infeksi lewat luka dan perlu kondisi lembab dan ada lapisan air. Pada daun timbul bercak coklat keunguan, tengah berwarna abu-abu. Antraknosa penyakit umum pada cabai dibanyak tempat. Penyakit berkembang pada cuaca lembab, irigasi berlebihan dan sering hujan percikan air hujan sangat membantu penyebaran konidia, patogen dapat bertahan pada sisa tanaman dan biji.Upaya pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Melakukan sanitasi lahan terhadap sisa tanaman dan inang lain. 2. Membuang tanaman yang sudah terserang

3. Menggunakan benih sehat dan resisten, atau melakukan seed treatment

4. Melakukan rotasi dengan tanaman lain atau menggunakan varietas resisten

5. Fungisida berbahan aktif belerang sangat baik 6. Melakukan pemupukan yang berimbang

3. Penyakit Tanaman PerkebunanPenyakit tanaman karet

(29)

potongan kayu yang diselimuti miselium dan kontak akar. Infeksi juga bisa terjadi ditanaman pada pembibitan karena media yang digunakan telah terkontaminasi, jika dikebun terjadi karena land clearing tidak bersih, ada gumpalan kayu yang mengandung patogen. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara :

1. Melakukan land clearing degan baik, membusukkan tunggul dan sisa tanaman, serta membersihkan bahan organik dipermukaan tanah. 2. Menggunakan bibit sehat

3. Membongkar tanaman muda yang terserang, diganti setelah pemberaan.

4. Menanam tanaman penutup tanah agar mempercepat pembusukan sisa kayu dan menangkap patogen

5. Penggunaan antagonis dalam lubang tanam atau sekitar pangkal batang

6. Penggunaan pelindung leher akar (mengkikis akar yang terinfeksi, menyiramkan serbuk belerang)

7. Pembuatan parit isolasi disekeliling tanaman yg terinfeksi 8. Pembukaan leher akar agar terkena sinar matahari

 Penyakit Jamur Akar Coklat disebabkan Phellinus (Fomes) noxius Perkembangan serangan penyakit ini tidak seganas Jamur Akar Putih dan berlangsung lambat. Kematian dan gejala terjadi setelah tanaman tua. Gejala mirip serangan Jamur Akar Putih, daun menguning, layu dan gugur sehingga terlihat hanya ranting. Perbedaan dengan Jamur Akar Putih atas warna rizomorfa yang berwarna coklat dan melekat kuat partikel tanah. Perkembangan miselium diakar utama dan leher akar. Akibatnya akar membusuk dan lunak, pada kayu ada pewarnaan coklat. Karpofor jarang terbentuk, warna coklat keunguan, dibagian pinggir warna putih kekuningan, ada zonasi. Penyebaran lewat spora tapi tidak berpotensi untuk menginfeksi. Penularan melalui kontak akar. Upaya untuk pengendalian yang dapat dilakukan :

1. Pengamatan dini, membongkar tan sakit dan lubang dibersihkan dari sisa sebelum dipakai ulang

(30)

3. Biocontrol dengan Trichoderma untuk mencegah infeksi spora pada tunggul yang baru dipotong. Patogen bukan pesaing yang kuat dan tidak dapat menjajah tunggul jika ada organisme lain, seperti spesies Trichoderma.

 Penyakit Akar Merah disebabkan Ganoderma pseudofereum Serangan tidak seganas Jamur Aakar Putih, berjalan lambat. Gejala serangan mirip Jamur Akar Putih, dibedakan atas rizomorfa yg terbentuk setelah gejala lanjut. Daun berwarna kuning dan gugur, dan sering terjadi gumosis pada batang. Rizomorfa awal berwarna putih krem yang kemudian berubah menjadi merah dan merah anggur. Partikel tanah cukup melekat erat pada miselium. Bila rizomorfa dilepasdi sebelah dalamnya berwarna putih kotor. Gejala lanjut akan terjadi pembusukan pada akar, warna coklat muda dan keras. Penularan terjadi lewat kontak akar, menyerang di tanah berat dan basah. Inang lain adalah pohon hutan, kopi, kakao, kelapa, alpokat, nangka, cengkeh, dadap, lamtoro, Tephrosia. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan :

1. Penyiapan lahan agar terbebas dari inokulum (tunggul dan sisa tanaman karet)

2. Membongkar tanaman yg sakit untuk tanam baru 3. Perbaikan drainase agar lahan tidak lama tergenang

4. Membersihkan lahan dari gulma atau pelindung lain agar sinar matahari bisa mengenai pangkal batang

5. Membuat parit isolasi disekitar tanaman sakit 6. Melakukan pemupukan agar tanaman tumbuh sehat

(31)

terbentuk keluar latek Gejala utama dipangkal petiole berupa bercak coklat tua dengan bintik hitam dan ada bekuan latek hal ini menyebabkan daun cepat gugur . Patogen membentuk sporangium, zoospora, oospora pd kondisi lembab dan suhu 20 – 25oC. Penyebaran dan pemencaran sangat tergantung air, angin, dan alat sadap. Tanaman inang cukup banyak spt kakao, pala, lada, kelapa, pepaya, jeruk, durian. Patogen dapat bertahan didalam tanah, dan sisa tanaman. Kecambah dan semai liar dapat terinfeksi dan berpotensi sebagai agen penyebaran. Penyakit ini berkembang pada suasana lembab dan sejuk. Perkembangan penyakit dipengaruhi iklim, jarak tanam, lebatnya tajuk yang dapat membuat lingkungan lembab, sistem dan dalamnya bidang sadapan, tinggi bidang sadap, cover crop, dan kerentanan klon. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :

1. Menghindari kelembaban didalam kebun (jarak tanam, kelebatan tajuk, pemberantasan gulma dan pengelolaan cover crop).

2. Mengusahakan tanaman tumbuh baik dgn pemberian pupuk, pemulihan kesehatan tanaman lebih cepat.

3. Usahakan penyadapan jangan terlalu dalam, bidang sadap jangan terlalu dekat dgn permukaan tanah.

4. Hindari membuka bidang sadap baru pada musim hujan.

5. Mengolesi fungisida pada bekas sadapan/ bidang sadap yang luka.  Penyakit Embun Tepung disebabkan Oidium heveae patogen bersifat

(32)

juga terjadi di tandan buah. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara :

1. Sebaiknya tidak menanam klon-klon yang peka terhdap penyakit embun tepung seperti GT 1, PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS 2037, PR 300, dan PR 303. 2. Pada saat daun – daun baru pada tanaman mulai terbentuk,

prioritaskan melakukan pemupukkan dengan menggunakan pupuk N. 3. Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan sehingga

diharapkan tajukanya bebas dari serangan embun tepung.

4. Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum masa gugur daun tahuanan,dengan asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha).

5. Pelindungan atas serangan embun tepung dilakukan cara pengembusan serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu.

Penyakit tanaman sawit

 Penyakit Ganoderma disebabkan Ganoderma boninense merupakan penyakit yang banyak menjadi masalah di bekas kebun kelapa, daerah serangan terus meluas. Serangan terjadi di semua fase tumbuh. Gejala serangan baru diketahui dari perubahan pada daun, seperti mempunyai janur lebih banyak, warna hijau pucat atau kusam, daun tua layu, patah pada pelepahnya dan menggantung disekitar batang. Gejala didaun bukan gejala khas karena bisa disebabkan gangguan translokasi hara dan air. Gejala didaun terjadi setelah serangan tergolong lanjut. Pada pangkal batang terjadi pembusukan, dibagian dalam terjadi pembusukan kering warna coklat muda dan seringkali terlihat pertumbuhan miselium. Terbentuk pula jalur demarkasi coklat gelap yang merupakan penumpukan blendok. Gejala pada tanaman muda daun menguning dari yang tua dan berlanjut dengan nekrotik. Serangan penyakit ini dilahan gambut berlangsung lebih cepat. Gejala yang timbul basal dan upper stem rot. Gejala lanjut akan terbentuk badan buah (sporofor) di pangkal batang atau akar dekat batang Sumber inokulum berupa bagian tanaman yang terserang dan spora. Di Malaysia ada 4 spesies penyebab penyakit ini

(33)

G. miniatocinctum, G. zonatum, dan G. Tornatum. Upaya pengendalian penyakit ini bisa dengan melakukan sanitasi tanaman terinfeksi dilakukan melalui pemusnahan inokulum dengan cara membongkar tanah memusnahkan tunggul-tunggul, bole dan akar tanaman terinfeksi serta membakarnya. Melakukan chiping dengan ketebalan 10 cm pada saat replanting. Pembuatan parit isolasi untuk tanaman yang terinfeksi pada populasi infeksi masih rendah. Bahan Tanaman Toleran, ada indikasi bahwa bahan tanaman varietas dura menunjukkan gejala yang lebih lambat daripada bahan tanaman varietas tenera. Bahan tanaman yang parsial toleran ganoderma sudah ada yang diproduksi disalah satu breeder perkebunan di Indonesia. Pengendalian Hayati lebih bersifat sebagai tindakan preventif dalam menekan laju infeksi Ganoderma. Perlakuan pada awal pembibitan kelapa sawit dengan cendawan antagonis (Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.) serta mikoriza, untuk meningkatkan pertahanan tanaman terhadap serangan penyakit ini pada pembibitan kelapa sawit, ke dalam polibag diitambahkan 15-30 gram cendawan antagonis. Pada saat bibit dipindahkan ke lapangan, ke dalam lubang tanam ditambahkan cendawan Trichoderma spp. sebanyak 75–150 gram. Cendawan seperti Gliocladium sp, Trichoderma spp. ( T. viridae, T.hamatum, T. harzianum, T. koningii dan T. polysporum) dilaporkan dapat menekan. Ganoderma melalui kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang kuat dengan patogen dengan memanfaatkan Trichoderma spp. sebagai organisme yang mempunyai kemampuan antagonistik dalam mengendalikan penyakit tanaman. Trichoderma spp. merupakan cendawan yang sangat umum dijumpai dalam tanah dan merupakan jamur yang bersifat antagonistik terhadap cendawan lain. Saat ini cendawan Trichoderma spp sudah banyak diproduksi massal dan mudah didapatkan.  Penyakit Busuk Tandan disebabkan Marasmius palmivorus penyakit ini

(34)

pada permukaan, khususnya di pangkal tandan buah atau ijuk. Patogen terus berkembang menginfeksi kemesokarp menyebabkan buah busuk lunak, berwarna coklat dan gugur, biasanya menyebarkan bau tengik. Bila buah yang terserang dibiarkan akan menjadi sumber penyakit terhadap tanda buah berikutnya. Pada infeksi lanjut akan terbentuk tubuh buah (basidiokarp) dibagian tanaman yang terinfeksi. Buah-buah sawit yg terserang saling berlekatan sehingg agak menyulitkan dalam pengolahan. Bila buah yg terserang diolah maka kualitas minyaknya rendah, karena terbentuk asam lemak Perkembangan patogen masih terus berlangsung walau sudah dipenampungan. Penyebaran patogen melalui spora yang diterbangkan angin, potongan miselium bersamaan dengan bahan organik. Perkembangan penyakit tergantung pada kondisi lembab di dan sekitar tandan buah, ini disebabkan:

 Tanaman yang terlalu rimbun dan rapat  Tingginya curah hujan

 Drainase kebun butuk

 Kotor/ penumpukan bahan organik di sekitar tandan buah

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan :

1. Sanitasi (membersihkan daerah tandan dari gulma, bunga jantan/ buah yang gugur, tandan yang mati)

2. Penjarangan daun agar sinar matahari dapat mengenai tanaman.

3. Perbaikan drainase untuk menjaga agar air pada lahan tidak berlebihan atau kurang

4. Pemilihan varietas yang tidak rimbun, berdaun agak melebar

 Penyakit Pembibitan Bercak Daun disebabkan oleh Curvularia maculans

(35)

tanaman yang lemah, tumbuh kurang subur, kekurangan unsur hara, adanya luka didaun atau melemahnya jaringan daun, dan kondisi tempat pembibitan yang lembab. Patogen disebarkan dalam bentuk konidia dengan bantuan angin, percikan air saat penyiraman atau hujan. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara :

1. Melakukan pemupukan dan penyiraman yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan sehat.

2. Melakukan sanitasi pada bagian tanaman yang terserang jika belum parah, jika serangan sudah parah maka dilakukan penyingkiran bibit yang sakit agar tidak menular ke bibit yang lain.

3. Memperbaiki drainase dan sirkulasi udara pada areal pembibitan untuk menghindari kondisi lembab di areal pembibitan

4. Mengatur jumlah populasi tanaman dalam satuan luas areal pembibitan untuk menjaga sirkulasi udara dan kelembaban yang baik.  Penyakit tanaman kakao

(36)

berdinding tipis, permukaannya tidak rata sehingga lebih lama menyimpan air, dekat dengan permukaan tanah lebih cenderung terserang. Keadaan lembab dapat disebabkan hujan, drainase buruk, kerapatan tanaman, pemangkasan, jumlah buah, tanaman pelindung yang lebat. Pengendalian penggerek buah kakao dengan pembungkusan dapat meningkatkan serangan busuk buah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Penggunaan mulsa agar kelembaban tanah tinggi sehingga meningkatkan mikroorganisme antagonistik tanah disekitar batang kakao.

2. Mengurangi kelembaban kebun dengan cara perbaikan drainase, memangkas kakao dan tanaman pelindung secara teratur, mengendalikan gulma.

3. Mengurangi jumlah buah, buah yang dekat permukaan tanah, segera memanen buah yang masak secara teratur.

4. Membuang dengan segera buah yang gugur atau buah yang terserang lalu dikubur atau dibusukan

5. Menanam jenis kakao yang resisten (kelompok Forastero), mempunyai bentuk buah dengan dinding relatif licin tidak berlekuk.

(37)

tanaman mengalami kekurangan supply fotosintat. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :

1. Mengendalikan serangan busuk buah, karena berpotensi menjadi sumber penyakit. Buah yang sakit harus segera dipetik dan dibuang. 2. Pengamatan dini gejala awal penyakit. Kulit yang sakit dikerok sampai

jaringan kayu. Hati-hati bila serangan sampai di kambium akan mudah menjalar.

3. Menghindari pelukaan pada kulit batang/cabang 4. Penggunaan jenis kakao yang resisten

(38)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan bahwa, dari setiap tanaman yang terserang penyakit, tanda dan gejala yang ditimbulkan berbeda – beda karena disebabkan oleh pathogen yang berbeda, pada tanaman pangan penyakit yang sering menyerang tanaman pangan seperti padi yaitu blast yang disebabkan oleh Pyricullaria Oryzae, pada tanaman kedelai terdapat penyakit karat daun yang disebabkan oleh Puccinia Archidis, dan tanaman jagung terdapat penyakit karat daun yang disebabkan oleh Puccinia Sorghi, penyakit bulai yang disebabkan oleh Peronosclerospora (Sclerospora) maydis dan penyakit hawar yang disebabkan oleh Drechslera (Helminthosporium) maydis. Selain itu pada tanaman hortikultura terdapat penyakit tanaman kacang panjang yaitu karat daun disebabkan oleh Puccinia sp dan bercak daun disebabkan oleh Cercospora sp. Kemudian pada tanaman tomat terdapat penyakit busuk buah disebabkan oleh Colletotrichum cocodes. Sedangkan pada tanaman cabai terdapat penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium Oxyprum, bercak daun disebabkan oleh Cercospora Capsisi, dan antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum capsicum.

(39)

busuk pangkal batang disebabkan Phytophthora palmivora. Kita dapat mendiagnosa suatu tanaman terserang oleh penyakit yang disebabkan oleh suatu pathogen dengan cara melihat tanda dan gejala dari serangan penyakit tanaman tersebut, namun untuk memastikan diagnosa tersebut, alangkah baiknya jika sampel tanaman tersebut dibawa ke laboratorium untuk diamati lebih mendalam.

B. Saran

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanum, Chairani. 2008. Fitopatologi. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

2. Muhibuddin, Anton. 2012. Pengendalian Penyakit Tanaman. Gramedia. Jakarta 3. Ningsih, Desty Rahayu. 2010. Penyakit Tanaman. IPB Press. Bogor.

4. Shadily, Hassan. 1984. Ensiklopedi Indonesia. Hal 2503. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta.

5. Warisno dan Dahana. 2010. Klasifikasi Tanaman Leguminose. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

6. De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons. New York.

7. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia. Bandung.

8. Trisnawati, Y. dan A.I. Setiawan. 2001. Tomat, Pembudidayaan Secara Komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.127 hal.

9. Tjahjadi, Nur. 1991. Bertanam Cabai. Kanisius. Yogyakarta.

10.Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.

11.Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta. 12.Anwar, C., 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian

Karet. Medan.

13. Goenadi, D.H., Baon, J.B., Herman, dan Purwoto, A. 2005.Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

14. Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. UGM Press, Yogyakarta.

15.Zulkarnain. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara, Jakarta.

(41)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara berturut-turut dapat ditunjukkan sebagai berikut: Hasil pengolahan data pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh

Karena yang menjadi isu utama dari ruang publik sebenarnya bukan kehadirannya sebagai objek dengan citra yang kaku dan statis, akan tetapi bagaimana tempat tersebut bisa

Ketikkan peralatan untuk melaksanakan praktikum/praktik/wahana praktik, atau penelitian mahasiswa bersama dosen sesuai dengan ruang akademik khusus untuk melaksanakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi keluarga petani sawah tadah hujan di Desa Balinuraga Tahun 2016, titik kajian luas lahan, pekerjaan

Pada pertemuan ketiga, kembali meningkat dengan persentase 87,5% siswa yang sudah berada dalam tugas dan berada pada kategori tinggi, dapat dilihat pada lembar

masih mengalami ketidakjelasan, sehingga dengan hal ini memperlemah kewibawaan lembaga penyelenggara pemilu tersebut dan apabila wibawa lembaga penyelenggara pemilu sudah

Untuk mengatasi hal ini perlu dirancang suatu model sistem informasi pembukuan dalam bentuk use case diagram sebagai model rancangan dan class diagram sebagai model

32 Laporan Bulanan Ditjen KPI Periode Desember 2012 Di samping isu kerja sama FTA, para Menteri Ekonomi ASEAN dan India sepakat untuk meningkatkan hubungan kemitraan strategis