• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Budidaya Tanaman Budidaya Padi Saw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dasar Budidaya Tanaman Budidaya Padi Saw"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Budi Daya Padi Sawah

di Lahan Pasang Surut

Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Budi Daya Padi Sawah

di Lahan Pasang Surut

Penyusun

I Wayan Suastika Basaruddin N. Tumarlan T. Penyunting Hermanto Ilustrasi Hendi Bachtiar

Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997

Budi Days Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

Pendahuluan

Usahatani padi di lahan sawah pasang surut memerlukan teknik budi daya tersendiri, karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan sawah irigasi. Kesalahan budi daya dapat menyebabkan gagalnya panen dan dapat pula merusak tanah dan lingkungan.

Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat

dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, atau C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada saat pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja.

Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang, namun air tanahnya dangkal.

Lahan pasang surut juga dapat ditanami padi gogo, tetapi teknik budi dayanya berbeda dengan padi sawah. Dalam buku ini hanya diuraikan tentang teknik budi daya padi sawah di lahan pasang surut.

Lahan pasang surut berdasarkan tipe luapan air Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut

2

Penyiapan Lahan dan

Pengelolaan Air

Penyiapan lahan terdiri dari:

• Penebasan rumput-rumput/belukar. Penebasan dilakukan dengan menggunakan parang. Rumput/ belukar yang sudah ditebas dikumpulkan di suatu tempat kemudian dibakar.

• Pengolahan tanah.

• Pelumpuran dan perataan tanah.

(2)

pengolahan tahap pertama, tanah digenangi, agar zat beracun terpisah dari tanah. Tinggi air genangan berkisar antara 5-10 cm. Untuk mengatur tinggi air genangan dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil bukaan pintu saluran air. Pengolahan tanah tahap kedua dilakukan dua minggu setelah pengolahan pertama.

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 3

Alat untuk mengolah tanah dapat menggunakan:

• Cangkul.

• Traktor.

• Bajak yang ditarik sapi/kerbau.

Kedalaman pengolahan tanah sekitar 20-25 cm, jika terlalu dalam dapat menyebabkan terangkatnya lapisan pint (lapisan beracun). Pint ini dapat meracuni tanaman dan berakibat tanaman mati.

Hindari terangkatnya lapisan pint sewaktu mengolah lahan Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut

4

Untuk membuang zat beracun di tanah, perlu dibuat saluran cacing (kemalir) dengan ukuran sebagai berikut:

• Lebar saluran 30 cm.

• Kedalaman 20 cm.

• Jarak antar-saluran berkisar antara 6-10 m. Selain di dalam petakan, dibuat juga saluran di sekeliling petakan.

Saluran cacing dan jarak antar-saluran, mempercepat pembuangan zat beracun di tanah

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 5

Varietas

Beberapa varietas padi sawah yang sesuai di lahan pasang surut telah disebarluaskan di beberapa wilayah pasang surut. Melihat potensi hasil rata-rata 4-7 ton/ha, varietas unggul ini dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya di lahan pasang surut ini.

Varietas padi sawah yang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di lahan sawah pasang surut 7

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Sifat beberapa varietas padi sawah yang dapat diusahakan di lahan sawah pasang surut

Varietas Umur

Rasa Tahan terhadap

Cisadane 135 4-7 Pulen Wck Bh Cisanggarung 125 4-7 Pulen Wck Bh IR42 135 4-7 Pera Wck 2; pH rendah

IR64 115 4-7 Pulen Wck 2; Su, Kr, Wh

Kapuas 125 4-7 Pulen Wck 2; Bh; Kb; Bl; pH rendah

Lematang 130 5-7 Pera Wck 1 2; Kb Sei Lilin 125 4-6 Pera Wck2Su;Wh;Kb Way Seputih 125 4-7 Pulen Wck 1 2; Bh

(3)

Wh: Wereng hijau Kr : Kerumput Bl : Bias Wh: Wereng hijau Bh : Bakteri hawar daun Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 6

Benih

Syarat benih yang dipakai:

• Bermutu tinggi (daya kecambah lebih dari 90).

• Tidak tercampur dengan jenis padi atau biji tanaman lain.

• Jumlah benih 30-45 kg per hektar.

Cara menentukan mutu benih yang akan dipakai:

• Siapkan kain ukuran 20 cm x 30 cm.

• Siapkan benih sebanyak 100 butir kemudian direndam dalam air selama ± 2 jam.

• Benih yang sudah direndam diletakkan di atas, kain yang sudah dibasahi (lembab). Tunggu 3 -5 hari, kemudian hitung benih yang

berkecambah. Kalau benih yang berkecambah lebih dari 90 butir, berarti benih tersebut bermutu tinggi.

Cara mengetahui daya kecambah benih Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut

7

Persemaian

Persemaian dapat dibuat dengan dua cara yaitu persemaian basah dan kering.

Persemaian basah

• Benih direndam selama 12-24 jam, kemudian di-angkat dan dibiarkan berkecambah selama 1-2 hari.

• Persemaian dibuat pada lahan yang berair (macak-macak) dan tidak terluapi air pada saat pasang.

• Luas lahan persemaian 300-500 m2 untuk setiap hektar pertanaman.

• Tanah untuk persemaian diolah dua kali (sempurna), bersih dari rumput, belukar, sisasisa tanaman, kayu, batu, atau lainnya.

• Kemudian tanah diratakan dan diberi pupuk.

• Takaran pupuk untuk setiap meter persegi persemaian: 10 gram urea + 10 gram TSP (atau 14 gram SP 36) + 10 gram KCl.

Persemaian basah Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 8

Persemaian kering

Persemaian kering pada dasarnya sama dengan persemaian basah.

• Tempat persemaian dibuat di guludan.

• Benih langsung disemai tanpa direndam. Setelah disemai ditaburi dengan tanah halus abu sekam.

(4)

Furadan 3G sebanyak 1 gram untuk setiap 1 m2 persemaian.

• Untuk mencegah penyakit blas benih dicampur dengan fungisida seperti Benlate T 20 WP (Benomil) sebanyak 1 gram untuk setiap kilogram benih.

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 9

Penanaman

Untuk keberhasilan usahatani padi di lahan pasang surut berikut ini dianjurkan varietas-varietas yang ditanam menurut berbagai tipe lahan dan musim. Di lahan pasang surut yang bertipe luapan A dan B, padi sawah dapat diusahakan dua kali setahun.

Waktu tanam

• Musim tanam pertama, penanaman dilakukan pertengahan Oktober sampai awal November.

• Musim tanam kedua, penanaman dilakukan pertengahan Maret sampai awal April.

Tabel 2 Varietas padi sawah yang dianjurkan ditanam pada berbagai tipe lahan dan musim

Potensial Sulfat Masam Bergambut Varietas

MH MK MH MK MH MK

Lematang V V V V V V IR64 V V X X X X Kapuas V V V V V V Sei Lilin X V X V X V Cisanggarung X V X V V V 1R42 V V V V V V Cisadane V X X X V X Way Seputih V V X X V X Keterangan:

V: tanam MH: Musim Hujan

X: jangan ditanam MK: Musim Kemarau Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 10

Cara penanaman: tandur jajar

Keuntungan

o Mudah melakukan penyiangan.

o Mudah melakukan

penyemprotan.

o

Mudah melakukan panen.

Kesulitan

o Tenaga kerja lebih banyak

kalau belum ber-pengalaman.

Jarak tanam:

o lahan potensial 25 cm x 25 cm

o lahan sulfat masam 20 cm x 20

cm

o lahan bergambut 20 cm x 20

cm

Jumlah bibit: 3 - 4 batang setiap

rumpun.

(5)

11

Penyiangan dan Penyulaman

Penyiangan dilakukan dua kali yaitu:

• Penyiangan pertama umur 3 minggu setelah tanam

• Penyiangan kedua umur 6 minggu setelah tanam Penyiangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

• Dicabut dengan tangan, kemudian dipendan dalam tanah.

• Menggunakan alat siang (gasrok).

• Menggunakan herbisida antara lain DMA-6, Gramoxone, dengan takaran 3–4 liter per hektar dengan volume semprot 400-500 liter per hektar Apabila ada tanaman yang mati, diadakan penyulaman (umur 1-2 minggu) dengan cara:

• Menggunakan bibit yang masih tersedia.

• Menyapih tanaman yang sudah tumbuh. Penyulaman

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 12

Pemupukan

Takaran pupuk untuk setiap lokasi berbeda, tergantung pada tipologi lahannya (Tabel 3).

Cara pemberian pupuk

• Disebar rata di permukaan lahan.

• Keadaan air sawah pada saat memupuk harus macak-macak.

• Pengapuran penting artinya untuk menurunkan kemasaman tanah, terutama pada lahan sulfat masam.

• Takaran kapur: 1 ton per hektar.

• Waktu pengapuran: 2 minggu sebelum tanam.

• Keadaan air tanah pada saat pengapuran harus macak-macak.

Tabel 3 Takaran pupuk dan saat pemberiannya pada setiap tipologi lahan

Tipologi lahan

Takaran pupuk Saat pemberian

Potensial Urea 150 kg/ha 1/3 takaran pada saat tanam 1/3 takaran pada 4 minggu

setelah tanam

1/3 takaran pada 7 minggu setelah tanam

SP36 = 135 kg/ha

Seluruhnya pada saat tanam

KCl = 100 kg/ha Seluruhnya pada saat tanam Sulfat

masam

Urea 250 kg/ha 1/3 takaran pada saat tanam 1/3 takaran pada 4 minggu

setelah tanam

1/3 takaran pada 7 minggu setelah tanam

SP36 = 135 kg/ha

(6)

KCl = 100 kg/ha Seluruhnya pada saat tanam

Bergambut Urea 250 kg/ha 1/3 takaran pada saat tanam 1/3 takaran pada 4 minggu

setelah tanam

1/3 takaran pada 7 minggu setelah tanam

SP36 = 135 kg/ha

Seluruhnya pada saat tanam

KCl = 100 kg/ha Seluruhnya pada saat tanam Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut

13

Perlindungan Tanaman

Hama yang banyak menyerang pertanaman padi di lahan pasang surut adalah: tikus, Orong-orong, Kepinding tanah (lembing batu), Walang sangit, Wereng coklat.

Sedangkah penyakit utama di lahan pasang surut adalah bias.

Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan:

• Memelihara kebersihan lingkungan

• Penanaman serempak (satu hamparan sekunder).

• Pemasangan umpan beracun, dengan racun Klerat RMB sebanyak 2 kg per hektar, dan diletakkan di beberapa tempat.

• Melaksanakan gropyokan atau pengemposan menggunakan belerang.

Hama orong-orong dapat dikendalikan dengan cara:

• Menggenangi lahan

• Merendam bibit sebelum tanam dalam larutan pestisida karbofuran (Curater 3G, Dharmafur, atau Furadan 3G).

Kepinding tanah dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida sebanyak 1 - 2 liter/ha.

Penyakit bias dikendalikan dengan:

• Menyemprotkan fungisida Beam atau Fujiwan se-banyak 1 - 2 kg per hektar.

• Menanam varietas yang tahan bias.

• Tidak menggunakan pupuk N secara berlebihan/ melebihi takaran.

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 14

Panen dan Pascapanen

Panen

Panen dilakukan pada saat tanaman padi menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

• Sebagian besar gabah (90%) sudah berwarna kuning.

• Bila digigit gabah patah.

Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut:

• Sabit bergerigi

Reaper

Stripper.

Kehilangan hasil pada saat panen dapat dihindari dengan usaha-usaha sebagai berikut:

(7)

• Setelah disabit langsung dirontok (paling lambat 1 hari).

• Saat merontok menggunakan alas (tikar atau terpal).

Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut 15

Pascapanen

Perontokan gabah dapat dilakukan dengan cara

• Gebuk (gepyokan = istilah petani Karang Agung, Sumatera Selatan).

• Menggunakan mesin/alat perontok seperi

tresher dan erekan.

Setelah dirontok, gabah dijemur di atas terpal atau lantai jemuran. Ketebalan gabah pada saat di jemur tidak lebih dari 5 cm. Selama penjemuran gabah dibolak balik. Lama penjemuran sekitar 2 -3 hari dalam keadaan panas terik.

Gabah yang sudah kering dibersihkan dari kotoran, gabah hampa, dan malai yang masih tersisa Alat pembersih gabah dapat menggunakan tampah dan alat/mesin pembersih (seed cleaner).

Gabah yang sudah kering dan bersih dimasukkan ke karung untuk disimpan, digiling, atau dipasarkan. Budi Days Padi di Lahan Pasang Surut

16

Analisis Usahatani

Usahatani padi di lahan pasang surut sangat

menguntungkan jika diusahakan secara hati-hati sesuai dengan tipologi lahannya serta mampu mengendalikan serangan hama tikus. Pendapatan bersih usahatani padi di lahan pasang surut tipologi lahan potensial dapat diperoleh sebesar Rp 1.489.800 per hektar (Tabel 4).

Tabel 4 Analisis usahatani padi sawah di lahan pasang surut

Uraian Fisik Nilai (Rp)

Benih (kg) 30 22.500 Pupuk

Urea (kg) 150 49.500 SP36 (kg) 135 68.850 KC1 (kg) 100 48.850 Pestisida (obat-obatan) Padat (kg) 16 48.000* Cair (l) 5 75.000

Tenaga kerja (hari) 165 697.500 Total biaya (Rp) 1.010.200 Hasil (kg) 5.000 2.500.000 Pendapatan bersih (Rp) 1.489.800

*) Pengolahan tanah dengan traktor sewa Rp 120.000 per hektar

Persemaian kering pada dasarnya sama denganpersemaian basah.

• Tempat persemaian dibuat di guludan.

• Benih langsung disemai tanpa direndam. Setelahdisemai ditaburi dengan tanah halus abu sekam.

• Untuk mencegah serangan hama orong-orong,benih dicampur dengan insektisida seperti Furadan 3G sebanyak 1 gram untuk setiap 1 m2 persemaian.

(8)

Persemaian Kering

Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat

didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik

yaitu :

- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak

mengganggu pertumbuhan bibit.

- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada

persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga

dapat menyerap hara lebih banyak.

- Selanjutnya tanah digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan

dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk

memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.

Ukuran bedengan persemaian :

- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu

diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang

- Lebar bedengan 100 -150 cm

- Tinggi bedengan 20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm.

Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :

- Penaburan benih dan pencabutan bibit

- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :

¬ Penyiangan

¬ Pengairan

¬ Pemupukan

¬ Pemberantasan hama dan penyakit

Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami,penggunaan

benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.

Persemaian basah

• Benih direndam selama 12-24 jam, kemudian di-angkat dan dibiarkan berkecambah selama 1- 2 hari.

• Persemaian dibuat pada lahan yang berair (macak-macak) dan tidak terluapi air pada saat pasang.

• Luas lahan persemaian 300-500 m2 untuk setiap hektar pertanaman.

• Tanah untuk persemaian diolah dua kali (sempurna), bersih dari rumput, belukar, sisasisa tanaman, kayu, batu, atau lainnya.

• Kemudian tanah diratakan dan diberi pupuk.

• Takaran pupuk untuk setiap meter persegi persemaian: 10 gram urea + 10 gram TSP (atau 14 gram SP 36) + 10 gram KCl.

Persemaian Basah

Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air.

Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air.

Fungsi genangan air :

- Air akan melunakan tanah

- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )

(9)

Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang

sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum

pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian

petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari

areal pertanaman yang akan ditanami.

Sistem Dapog Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem

tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.

Cara penyemaian dengan sistem dapog :

- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah

- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang

- Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhanbenih dapat

menyerap makanan dari putik lembaga

- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah

- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh gerakan sistem berada pada bidang horisontal. Seluruh gerakan sistem berada pada bidang horisontal. Massa  dari poros. Semua tumbukan yang terjadi dari poros. Semua

Pendapatan dari kebun campuran (agroforestri) di lahan kawasan yang dikelola masyarakat terbukti mengurangi ketimpangan atau meningkatkan pemerataan pendapatan, baik bagi

Tapi tidak hanya Otot Bicep Brachii saja yang berkontraksi pada saat melakukan fleksi siku tersebut, tetapi juga otot-otot lain di sekitarnya juga ikut bekerja, yaitu Otot

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka kita dapat menyimpulkan bah- waKecepatan awal udara sebelum memasuki perkebunan kopi pada keadaan tanah yang miring mempengaruhi kecepatan

Sehingga dapat ditarik kesimpulan maksud dari kesulitan belajar dalam penelitian ini adalah kesukaran, kebingungan, atau kurangnya pemahaman yang dialami siswa ketika sedang

Data tentang informasi praktek penggorengan adalah meliputi: penggunaan minyak, jenis minyak goreng (curah/kemasan), jumlah, penggunaan, jumlah dan waktu penuangan

(1) Prinsip dan Sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,

Menurut hasil penelitian berupa angket motivasi belajar dengan model pembelajaran make a match pada siswa kelas X MIA MAN 2 Pontianak, motivasi belajar siswa kelas X MIA