• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan Keputusan AHP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengambilan Keputusan AHP"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS

(AHP)

(2)
(3)

AHP merupakan sebuah metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan, atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu

Pengambil keputusan biasanya memiliiki beberapa

alternatif yang dapat dipilih saat mengambil keputusan

Pengambil keputusan akan memilih alternatif terbaik yang dapat memenuhi kriterianya

AHP merupakan sebuah proses menghitung nilai angka untuk merangking tiap alternatif keputusan berdasarkan

sejauh mana alternatif tersebut memenuhi kriteria pembuat keputusan

(4)

Pemilihan lokasi Supermarket AGRI

Tiga lokasi potensial:

Malang (M)

Pasuruan (P)

Surabaya (S)

Kriteria perbandingan lokasi:

Pangsa pasar pelanggan

Tingkat pendapatan

Infrastruktur

Transportasi

(5)

Puncak hirarki: tujuan (memilih lokasi terbaik).

Level kedua: bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian tujuan.

Level ketiga: bagaimana setiap alternatif lokasi memberikan kontribusi pada tiap kriteria.

(6)

Secara matematis, penetapan preferensi pada tiap tingkat hirarki.

Secara matematis, tetapkanlah preferensi untuk kriteria (mengurut tingkat kepentingan).

Penggabungan dua set preferensi yang secara matematis

memberikan nilai (score) bagi tiap lokasi.

Pilih nilai tertinggi sebagai lokasi terbaik.

Analytical Hierarchy Process

(7)

Pada perbandingan berpasangan, dua alternatif dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan mengindikasikan suatu preferensi.

Sebuah skala preferensi digunakan memberikan angka

numerik untuk tiap tingkat preferensi.

Analytical Hierarchy Process

(8)

Tingkat Preferensi Nilai Angka

Sama disukai 1

Sama hingga cukup disukai 2

Cukup disukai 3

Cukup hingga sangat disukai 4

Sangat disukai 5

Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6

Amat sangat disukai 7

Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8

Luar biasa disukai 9

Analytical Hierarchy Process

(9)

Pangsa Pasar

Lokasi M P S

Analytical Hierarchy Process

Matriks Perbandingan Berpasangan

(10)

Pangsa Pasar

Pangsa Pasar

Lokasi M P S

Analytical Hierarchy Process

Mengembangkan Preferensi dalam Kriteria (1 of 3)

Dalam sintesis (synthetization), alternatif keputusan dibuat

(11)

Matriks Normalisasi dengan Rata-rata Baris

Analytical Hierarchy Process

Mengembangkan Preferensi dalam Kriteria (2 of 3)

Lokasi Customer Market Row

Average

Malang Pasuruan Surabaya

(12)

Matriks Preferensi Kriteria

Analytical Hierarchy Process

Mengembangkan Preferensi dalam Kriteria (3 of 3)

Site Criteria

(13)

Criteria Market Income Infrastructure Transportation Market

Income

Infrastructure Transportation

1

Analytical Hierarchy Process

Merangking Kriteria (1 of 2)

(14)

Analytical Hierarchy Process

Merangking Kriteria (2 of 2)

Vektor Preferensi:

Market

Income

Infrastructure

(15)

Skor Keseluruhan:

Skor lokasi M = .1993(.5012) + .6535(.2819) + .0860(.1790) + .0612(.1561) = .3091

Skor lokasi P = .1993(.1185) + .6535(.0598) + .0860(.6850) + .0612(.6196) = .1595

Skor lokasi S = .1993(.3803) + .6535(.6583) + .0860(.1360) + .0612(.2243) = .5314

Rangking Keseluruhan:

Site Score Surabaya

Malang Pasuruan

0.5314 0.3091 0.1595

Analytical Hierarchy Process

(16)

Analytical Hierarchy Process

Ringkasan Tahap Matematis

Mengembangkan matriks perbandingan berpasangan untuk tiap alternatif keputusan (lokasi) berdasarkan tiap kriteria.

Sintesis

Menjumlahkan nilai tiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan.

Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan berpasangan dengan jumlah kolom yang bersangkutan (normalisasi).

Rata-rata nilai tiap baris pada matriks normalisasi (vektor prefernsi) Gabungkan vektor preferensi tiap kriteria menjadi satu matriks

preferensi berdasarkan tiap kriteria.

Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria. Hitung matriks normalisasi.

Membuat vektor preferensi.

(17)

Analytical Hierarchy Process

Uji Konsistensi

(18)

Masing-masing nilai tersebut dibagi dengan bobot

terkait yg diperoleh dari vektor preferensi kreteria :

0,8328 : 0,1993 = 4,1786

2,8524 : 0,6535 = 4,3648

0,3474 : 0,0860 = 4,0401

0,2474 : 0,0612 = 4,0422

---

Jumlah = 16,6257

(19)

Jika CI = 0, maka pengambilan keputusan yg sangat konsisten, sedangkan CI > 0, maka pengambilan keputusan yang tidak konsisten (inkonsisten).

Jika CI > 0 harus dilihat kembali ratio CI dengan RI

(RI=Random Indeks). Nilai RI ditunjukkan pada tabel berikut : ---

Indeks 

  

(20)

CI/RI = 0,0521/0,90 = 0,0580 (5,8 %)

(21)

12

(22)
(23)

14

(24)

15

(25)

Setiap alternatif keputusan diberi bobot sesuai dengan

tingkat kepentingan dan seberapa jauh dapat memuaskan kriteria, berdasarkan rumus:

Si = gijwj

dimana:

wj = suatu bobot antara 0 dan 1.00 yang diberikan

pada kriteria j; 1.00 penting, 0 tidak penting; jumlah bobot total sama dengan 1.

gij = suatu nilai antara 0 dan 100 mengindikasikan

seberapa jauh alternatif keputusan i memuaskan kriteria j; 100 kepuasan sangat inggi, 0 tidak puas.

(26)

Pemilihan mal dengan empat alternatif dan 5 kriteria:

S1 = (.30)(40) + (.25)(75) + (.25)(60) + (.10)(90) + (.10)(80) = 62.75 S2 = (.30)(60) + (.25)(80) + (.25)(90) + (.10)(100) + (.10)(30) = 73.50 S3 = (.30)(90) + (.25)(65) + (.25)(79) + (.10)(80) + (.10)(50) = 76.00 S4 = (.30)(60) + (.25)(90) + (.25)(85) + (.10)(90) + (.10)(70) = 77.75 Mall 4 disukai karena skor tertinggi, diikuti dengan mall 3, 2, 1.

Nilai untuk Alternatif (0 to 100)

Kriteria Keputusan

Bobot

(0 - 1.00) Mall 1 Mall 2 Mall 3 Mall 4 Kedekatan sekolah

Pendapatan rerata Lalu lintas kendaraan Kualitas dan ukuran mall Mall terdekat

0.30

(27)

16

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Sesudah jangka waktu tersebut berakhir atas kesepakatan antara pemegang Hak Guna Bangunan dengan pemegang Hak Milik, Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik dapat

Kemampuan akar menembus lapisan lilin dari galur tersebut perlu pengujian lebih lanjut untuk mendapatkan galur yang mempunyai daya tembus akar stabil, toleran terhadap kekeringan,

Ekstrak etanolik daun Sambung Nyawa juga memiliki aktivitas sitotoksik pada sel Vero dan sel Myeloma (5), sedangkan fraksi residu dari ekstrak tersebut, pada sel

Perbedaan pendapat dari penegak hukum terhadap ketentuan dalam pelaksanaan diversi antara lain terhadap ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

This new edition also features a customized study schedule based on the results of your individual diagnostic test results, so it is geared specifically for you. Study with

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh dari toleransi risiko, rasa percaya diri berlebih, dan literasi keuangan terhadap pengambilan keputusan

Perlu dilakukan penelitian lagi dengan variabel lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk meningkatkan kepuasan pasien rawat inap di RSUD RAA Soewondo Pati di masa