• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN OMAH BACA KARUNG GONI DALAM MEWUJU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN OMAH BACA KARUNG GONI DALAM MEWUJU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

0

PERAN OMAH BACA KARUNG GONI DALAM MEWUJUDKAN GENERASI PRESTATIF DAN INSPIRATIF MELALUI KOLABORASI

TAMAN BACA MASYARAKAT (TBM) SE-KABUPATEN SLEMAN

Disusun dalam Rangka Mengikuti Lomba Penulisan Artikel Dies Perpustakaan Universitas Gadjah Mada yang ke-64

Disusun oleh :

JANU MUHAMMAD

Pustakawan Muda Omah Baca Karung Goni

TAMAN BACA MASYARAKAT - OMAH BACA KARUNG GONI

Dusun Ngemplak, RT 05 RW 32, Caturharjo, Sleman 55515

CP : 083840736186 ; FB : Gerakan Seribu Buku ; Twitter : @GMB1000Buku ; Blog : www.gmb1000buku.blogspot.com

(2)

1

PERAN OMAH BACA KARUNG GONI DALAM MEWUJUDKAN GENERASI PRESTATIF DAN INSPIRATIF MELALUI KOLABORASI

TAMAN BACA MASYARAKAT (TBM) SE-KABUPATEN SLEMAN

A.Pendahuluan

Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia, baik yang berada di kota-kota maupun yang tinggal di desa-desa. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia desa/kelurahan merupakan unit organisasi pemerintahan yang terendah dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dibandingkan daerah kota. Jumlah penduduk pedesaan ini merupakan modal dasar pembangunan manusia. Pada tahun 1980 misalnya, sekitar 78% penduduk Indonesia ada di pedesaan. Namun kini situasinya berubah. Penduduk desa hampir tidak berubah banyak jumlahnya, berfluktuasi di sekitar angka 120 juta jiwa. Sementara itu jumlah penduduk kota meningkat empat kali lipat, dari 32,76 juta jiwa (tahun 1980) menjadi 123,12 juta jiwa (tahun 2013). Saat ini jumlah penduduk kota dan desa hampir berimbang, 50,2% penduduk Indonesia ada di desa dan 49,8% penduduk ada di kota (http://revolusidesa.com disitasi pada 18 Februari 2015). Artinya, banyak potensi yang dikembangkan dari desa. Jika penduduk pedesaan ini dapat dibina dengan sebaik-baiknva, maka diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia vang amat potensial dalam pembangunan .

(3)

2

Nomor 3 Tahun 2001 Perpustakaan Desa/Kelurahan, di mana aspek-aspek pengembangan perpustakaan dan kepustakawanan sudah dikaji dan diatur rapi secara terperici dalam pasal-pasal perundang-undangan tersebut.

Sebagai bentuk respon terhadap amanat undang-undang tersebut, berbagai pihak terutama yang terkait langsung dalam bidang pengembangan perpustakaan telah berusaha untuk mengimplementasikan keputusan tersebut dengan berbagai program perpustakan di tingkat desa/kelurahan. Salah satunya adalah pengembangan Omah Baca Karung Goni (OBKG), salah satu Taman Baca Masyarakat (TBM) di Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DIY. OBKG berdiri sejak 19 Januari 2014 di Dusun Ngemplak, Caturharjo, Sleman atas inisiasi Universitas Gadjah Mada. Tujuan didirikannya OBKG adalah menjadi tempat belajar bersama anak-anak di Dusun Ngemplak melalui aktualisasi diri dengan bakat dan minat yang dimiliki.

Sebagai media untuk mewujudkan generasi masa depan yang prestatif dan inspiratif, OBKG mempunyai tantangan besar pada era saat ini yaitu adanya generasi gadget. Tentu secara langsung maupun tidak langsung, adanya gadget telah menurunkan minat baca masyarakat terhadap buku cetak. Tidak sedikit yang akhirnya lebih gemar menggunakan gadget untuk social media seperti facebook, line, twitter, dan lain sebagainya daripada datang ke perpustakaan secara

langsung. Untuk itu, diperlukan suatu penguatan untuk memaksimalkan peran Omah Baca Karung Goni dalam mewujudkan generasi prestatif dan inspiratif melalui kolaborasi aktif dengan jaringan Taman Baca Masyarakat Se-Kabupaten Sleman.

B.Peran Perpustakaan dalam Pendidikan

(4)

3

Selain pendidikan praliterar (tanpa menggunakan media cetak) dan posliterar (pendidikan yang menggunakan media elektronik), juga dikenal pendidikan literature (yang menggunkan karya cetak terutama buku sebagai sarana

utamanya). Maka peran perpustakaan dalam merespon atas realitas perubahan yang dialami oleh masyarakat sangat penting terutama kepada peserta didik yang tidak mampu membeli buku. Harga buku yang tidak terjangkau oleh mayoritas warga negara Indonesia akan menjadikan besarnya peluang perpustakaan untuk memberikan pelayanan yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Perpustakaan sebagai unsur penunjang dalam mencapai visi dan misinya memiliki berbagai fungsi, yaitu:

Di samping keenam fungsi perpustakaan di atas, juga perpustakaan dapat berperan sebagai fasilitas untuk melakukan: kontak dengan para jenius di berbagai negara melalui buku, perantauan mental berbagai macam pemikiran dengan perjalanan lewat bacaan, serta menambah berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan1. Salah satu yang dapat menghambat pemikiran di bumi ini adalah “umat manusia hanya berada sedikit saja di atas tingkat hidup minimal; mereka hampir-hampir tidak mampu untuk membeli buku dan membayar gaji guru. Sedangkan pendidikan tergantung pada unsur ini”2. Dengan demikian perpustakaan menempati tempat yang sangat strategis dalam seluruh upaya penguasaan dan pengembangan ilmu.

1

Porf. Dr. Anwar Arifin, Format Baru Pengelolaan Pendidikan Dalam UU Sisdiknas (no. 20 tahun 2003); Cet. II, Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006, h. 134.

2

(5)

4

C. Omah Baca Karung Goni : Mewujudkan Generasi Prestatif dan Inspiratif Menurut penelitian 75% pengetahuan seseorang didapat melalui indra mata (termasuk membaca), 13% lewat telinga, dan hanya 12% melalui indra lainnya.3 Pengetahuan melalui indra mata, dapat diperoleh dengan mencari dan membaca berbagai media cetak. Perpustakaan sebagai tempat pelestarian ilmu pengetahuan berupa media cetak seperti buku. Buku sebagai media komunikasi antar manusia yang berisi gagasan dan pesan yang dapat mempengaruhi kebanyakan pembacanya. Buku dan media cetak lainya, memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya (media elektronik), karena buku dapat dibaca kapan saja.

Perpustakaan desa atau lebih dikenal dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung kualitas hidup masyarakat sekitar TBM. Beberapa tujuan yang dicapai TBM berdasarkan Petunjuk Teknis Program Penguatan Taman Baca Masyarakat tahun 2014 yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca. 2. Menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca.

3. Membangun masyarakat membaca dan belajar.

4. Mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

5. Mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya maju dan beradab.

(6)

5

beberapa kali survey dan mempertimbangkan perlunya upaya peningkatan pendidikan dan kesejahteraan bagi dusun ini. Akhirnya dilaksanakanlah bakti sosial yang terdiri dari : pengobatan gratis, bazar sembako dan pakaian, pentas seni, serta pendirian Omah Baca Karung Goni. Kegiatan yang diketuai Yulika Rinjani, mahasiswa FISIPOL UGM angkatan 2011 tersebut bekerja sama dengan Ikatan Remaja Ngemplak (IRENG) yang memang sudah sejak lama memimpikan pendirian rumah baca. Secara resmi OBKG dibuka oleh Bapak Sidik Pratomo, ketua Forum Taman Baca Masyarakat se-Kabupaten Sleman. Turut hadir berbagai perwakilan instansi setempat sampai Pemerintah Daerah Sleman. Pada saat itu pula telah dilantik pustakawan muda yang diketuai oleh Janu Muhammad, salah satu pemuda RT 05 Dusun Ngemplak.

Gambar 1. Suasana Setelah Peresmian OBKG 19 Januari 2014

Tujuan awal didirikannya OBKG itu sendiri adalah sebagai tempat belajar anak-anak maupun orang dewasa di Dusun Ngemplak karena masih minimnya minat baca masyarakat. Dari 6 RT yang ada, tidak lebih dari 3 orang setiap RT yang dapat melanjutkan studi sampai bangku perkuliahan. Rata-rata berhenti sampai di kelas 3 SMP dan setelah itu langsung bekerja sebagai petani atau karyawan pabrik di utara dusun.

3

(7)

6

Omah Baca Karung Goni berusaha untuk hadir di tengah masyarakat yang haus akan ilmu, terutama masyarakat yang memerlukan bahan bacaan bagi putra-putrinya. Penerima manfaat layanan OBKG pun tidak terbatas baik dalam kelompok umur, jenis kelamin, pekerjaan, golongan; oleh karena itu sasaran pembacanya tidak terbatas. Perpustakaan ini telah tergabung secara resmi dalam jaringan Taman Baca Masyarakat se-Kabupaten Sleman maupun jaringan TBM DIY. Sebagai sebuah taman baca, OBKG telah mempunyai struktur yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi pelayanan, seksi pengembangan, dan seksi jaringan. OBKG berada dalam pengawasan Kantor Perpustakaan Sleman, himpunan mahasiswa asrama UGM, dan Forum TBM Sleman.

Beberapa kegiatan awal setelah peresmian OBKG yaitu adanya pelatihan kader perpustakaan yang dilaksanakan oleh Forum TBM DIY. Kegiatan pertama dilaksanakan training penguatan peran pustakawan di hotel Ckra Kembang Yogyakarta dilanjutkan training intensif di BPKB Bantul masih dalam tahun 2014. Khusus TBM Sleman sendiri juga diadakan training di Dinas Pendidikan dan Olahraga Sleman selama 2 pertemuan. Ketiga kegiatan ini bertujuan untuk memebri bekal bagi kader perpustakaan terkait dengan manajemen administrasi peroustakaan dan penguatan dalam mengembangkan fungsi TBM.

Pasca pembekalan pustakawan, tibalah saatnya para kader pustakawan untuk mengimplementasikan program yang direncanakan. Ada empat fokus utama yang dilaksanakan Omah Baca Karung Goni yaitu :

1. Melakukan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung

2. Melakukan pengelolaan dan pengembangan bahan koleksi pustaka dan nonpustaka untuk TBM.

3. Meningkatkan program minat baca bagi masyarakat.

4. Melakukan sosialisasi dan publikasi program penyelenggaraan TBM di masyarakat.

(8)

7

kerja bakti. Para pengunjung yang datang juga mempunyai kewajiban untuk menjaga segala fasilitas yang ada. Kedua, melakukan pengelolaan dan pengembangan bahan koleksi pustaka dan nonpustaka untuk TBM. Pada bulan pertama Januari 2014 OBKG mendapat pinjaman 100 eksemplar buku dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Sleman atas kerja sama yang terbentuk. Selain itu, berkat jaringan dari TBM se-Sleman, juga mendapatkan beberapa tambahan koleksi pustaka. Dari Disdikpora Sleman pun memebrikan bantuan buku serta rak buku. Kemudian pekerjaan selanjutnya adalah memilah mana yang dapat diletakaan di rak sesuai dengan kebutuhan pengunjung yang rata-rata usia SD dan SMP.

Ketiga, meningkatkan program minat baca bagi masyarakat. Beberapa program untuk meningkatkan minat baca anak-anak yang diinisiasi kader pustakawan, IRENG, dan volunteer dari UGM antara lain : layanan harian perpustakaan, belajar bersama, Taman Pendidikan Al Qur’an, menonton film edukasi, aneka lomba anak-anak, hingga mengikuti lomba menulis tingkat Kabupaten Sleman. Kegiatan-kegiatan tersebut tumbuh dari inspirasi para volunteer yang telah dekat dengan anak-anak sehingga pengelola OBKG menyesuaikan apa yang pengunjung perlukan agar lebih termotivasi untuk datang ke perpustakaan. Tujuan utama sebenarnya adalah untuk menggali potensi yang dimiliki anak-anak sehingga para relawan dapat memberikan stimulus untuk mendorong kemauan dalam mencapai cita-cita. Tujuan jangka panjangnya adalah mencetak generasi yang prestatif dan inspirastif yang cerdas dan berakhlak mulia serta berguna bagi sesama.

(9)

8

Gambar 2. Skema Layanan di OBKG

Kemitraan dalam OBKG

Omah Baca Karung Goni mempunyai sebuah misi untuk memperluas link kerja sama dengan berbagai institusi maupun organisasi. Pada kali pertama saat didirikan, OBKG telah tercatat resmi sebagai anggota jaringan Forum Taman Baca Masyarakat Sleman dan DIY, serta berada di bawah pengawasan UGM dan Kantor Perpustakaan Daerah Sleman. Selanjutnya, OBKG telah bekerja sama sebagai mitra dari Gerakan Mari Berbagi (GMB), sebuah organisasi non profit yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kepemimpinan, dan bidany lainnya dengan fokus untuk menumbuhkan nilai-nilai berbagi di setiap kalangan masyarakat. GMB adalah organisasi yang mendapat dukungan penuh oleh Kementerian Pemudan dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. Berkat keikutsertaan salah satu pustakawan OBKG di GMB, lahirlah sebuah program GMB 1000 Buku, proyek sosial dengan tujuan mengumpulkan 1000 buku dari masyarakat Indonesia untuk didistribusikan ke Omah Baca Karung Goni. GMB 1000 Buku adalah program kolaborasi yang akhirnya bermanfaat dalam menyumbang kebutuhan buku di OBKG. Beberapa instansi yang telah bekerja sama antara lain Perpustakaan Kota Yogyakarta, penerbit Kanisius Yogyakarta,

(10)

9

dan lain sebagainya. Bahkan secara personal dari berbagai penjuru Indonesia telah mendonasikan bantuan untuk pengembangan OBKG.

Kondisi Budaya Baca Masyarakat

Membaca dan menulis adalah dua istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga setiap orang karena sudah sering didengar dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, di dalam Al Qur’an kata ‘bacalah’ atau Iqra adalah kata pertama yang diturunkan. Membaca yang penulis maksud di sini tidak lagi sekadar bisa membaca huruf A sampai Z saja. Menulispun tidak hanya berarti sekadar membubuhkan tanda titik (.) pada huruf i. Membaca secara lebih luas diartikan sebagai kemampuan yang semakin tinggi untuk memahami dan menghargai berbagai macam bahan bacaan atau hasil karangan. Begitu juga dengan menulis secara luas mencakup kemampuan yang semakin lama semakin unggul untuk menuangkan ide, pikiran, dan perasaan secara tertulis. Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca tulis masyarakat Indonesia. Pertama, kurangnya fasilitas pendukung, seperti minimnya perpustakaan yang bisa mendukung minat baca tulis masyarakat. Kedua, kurangnya penghargaan terhadap hasil karya berupa tulisan. Ketiga, status ekonomi masyarakat kita yang sebagian besar di bawah standar menyebabkan sebagian masyarakat lebih memilih untuk menghabiskan waktu mencari uang daripada duduk manis di kursi untuk membaca dan menulis. Tidak hanya itu, faktor mahalnya buku menjadi alasan lain untuk masyarakat.

Keempat, adanya asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa kegiatan membaca dan menulis adalah pekerjaannya orang-orang yang mempunyai kemampuan secara intelektual seperti mahasiswa, dosen, politikus, dan lainnya. Kelima, buku yang beredar di masyarakat selama ini kurang bervariasi. Sevara implicit buku-buku yang ada selama ini memang disediakan untuk mereka yang secara khusus menyediakan waktu untuk membaca, mengapa ? Sebab, performance buku itu sendiri yang mengharuskan dibaca dengan serius dan

(11)

10

menyenangkan melainkan justru membebani. Selain itu, ada faktor penting yakni kemajuan teknologi informasi berupa gadget atau smartphone yang secara tidak langsung berdampak pada turunnya minat baca masyarakat di perpustakaan karena segala informasi sudah tersedia di internet.

Strategi OBKG dalam Membentuk Budaya Baca Masyarakat

Di samping pembinaan TBM, hal yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan minat membaca. Kegiatan-kegiatan-kegiatan yang telah dikembangkan selama ini antara lain :

1. Adanya penerbitan secara berkala untuk buku anak-anak maupun majalah anak-anak.

2. Mengundang pengelola TBM lain untuk berdiskusi yang memberikan motivasi pengelola OBKG sehingga mendapat suntikan baru dalam inovasi program OBKG.

3. Menerapkan perpustakaan kejujuran, artinya setiap pengunjung diberi keleluasaan untuk memilih dan menulis sendiri buku yang akan dipinjam sehingga melatih karakter kejujuran.

4. Berusaha melaksanakan program wajib baca di rumah karena keluarga merupakan faktor penting dalam membentuk kepribadian anak.

5. Menjalin kerja sama dengan TBM lain maupun organisasi di luar OBKG. 6. Update dan penambahan koleksi buku melalui mitra GMB 1000 Buku. 7. Mendengarkan cerita inspirasi dari para volunteer yang akan memotivasi

anak-anak untuk giat belajar terutama memacu untuk bisa kuliah.

8. Membimbing anak-anak melalui TPA ataupun belajar bersama sehingga menghidupkan suasana TBM.

(12)

11

Gambar 3. Skema Mitra Kerjasama Omah Baca Karung Goni

Pustakawan Muda OBKG Terbang ke Negeri Kangguru

Keberadaan OBKG memberi warna tersendiri bagi para pustakawan, volunteers, maupun para pengunjung. Tidak terkecuali bagi penulis sendiri.

Sebagai sebuah gerakan sosial masyarakat, OBKG hadir untuk berusaha mengubah mindset meninggalkan budaya baca buku yang terkesan ‘jadul’ jika dibandingkan membuka informasi melalui gadget. Ada segi-segi inspirasi yang tidak didapatkan anak-anak secara langsung melalui situs virtual internet yaitu sebuah inspirasi dan keteladanan dari para pustakawan. Sebuah capaian prestasi dari salah satu pustakawan OBKG, tidak lain adalah penulis sendiri yang pada bulan November 2014 diberi kesempatan untuk ‘terbamg’ ke negeri kangguru. Setidaknya rekam kisah ini telah memberikan inspirasi baru bagi anak-anak di Dusun Ngemplak untuk berani bermimpi dan kerja keras merealisasikan mimpi. Berikut ulasan perjalanan selama tiga minggu di Brisbane, Australia.

“Mimpi, semua berawal dari sebuah mimpi. Semua bisa saja terjadi jika Allah

telah menghendaki. Namun hanya akan menjadi sebuah mimpi sunyi jika hanya

berdiam diri dan tetap pada zona aman.” - Janu Muhammad - Omah

Baca Karung

Goni UGM

Perpusda Sleman

TBM Sleman GMB

(13)

12

Penulis masih ingat, tanggal 1-9 Februari 2014 mengikuti Youth Adventure & Youth Leaders Forum yang diadakan oleh Gerakan Mari Berbagi (GMB) di

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Penulis bertemu 46 pemuda-pemudi di atas rata-rata yang dengan kepedulian serta kerendahan hati ingin memperbaiki nasib bangsa ini dan menyiapkan negeri kepulauan ini menjadi negeri yang bermartabat. Para peserta mendapat pelatihan kepemudaan dari GMB, sebuah Non Government Organization yang diinisiasi oleh Azwar Hasan dengan misi mengarusutamakan nilai berbagi kebaikan. Setelah pelatihan selesai, 47 peserta kembali ke daerah masing-masing untuk mengabdi, mengimplementasikan program berbagi.

Penulis pun kembali ke Dusun Negmplak, Caturharjo, Sleman, menginisiasi sebuah Gerakan 1000 Buku. Bagi penulis, bukan karena hanya kewajiban setelah mengikuti GMB, tetapi lebih pada sebuah panggilan hati untuk meneruskan perjuangan para pelopor pendidikan di Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara. Penulis akhirnya mengambil langkah, untuk memulai program berbagi 1000 buku serta mengkolaborasikan dengan pendirian perpustakaan warga yang bernama Omah Baca Karung Goni (OBKG). OBKG merupakan perpustakaan dusun Ngemplak yang berdiri pada tanggal 19 Januari 2014 atas bantuan para mahasiswa UGM yang bekerja sama dengan Pemda Sleman, Taman Baca Masyarakat se-Sleman, dan juga Ikatan Remaja Ngemplak. Penulis sadar, bahwa mulai dari pendirian omah baca ini para pemuda bisa membangun dusun Ngemplak melalui pendidikan. Penulis pun menyambut baik pendirian OBKG karena merupakan mimpinya sejak kecil. Penulis ingin adik-adik tetap bisa membaca buku dan menjadikannya sebuah kebutuhan agar kelak bisa meraih cita-cita.

Berbagi Mulai dari Hal Paling Kecil

(14)

13

19 Januari 2014, amanah yang sama sekali tidak terbersit di hati. Meski demikian, ini adalah kesempatan untuk berbagi, sebagai rasa syukur telah dibesarkan di lingkungan dusun ini. Atau barangkali juga bukan kebetulan ? Sempat penulis mengingat memori ketika kelas 2 SMA, penulis pernah meraih Juara 1 Lomba Minat Baca Tingkat Umum se-Kabupaten Sleman. Lomba ini diadakan oleh Perpustakaan Daerah Sleman dan penulis mengangkat judul tentang perpustakaan keliling. Penulis yakin semua tidak terjadi secara kebetulan, semua sudah ada yang menentukan. Pelajaran yang penulis dapatkan sampai hari ini adalah sebuah amanah untuk konsisten menjadi kader pustakawan muda.

Sesibuk-sibuk apapun penulis beraktivitas di kampus maupun organisasi luar, tetap saja harus ada untuk masyarakat di dusun Ngemplak. Sesibuk-sibuk apapun pergi ke luar, saya diminta konsisten berbagi dalam kebaikan. Beberapa sumbangan buku dari para relawan sejak Januari 2014 adalah satu langkah agar tetap memberi semangat orang-orang sekitar untuk berbagi. Ya, menjadi pustakawan muda inilah amanah penulis untuk membangun bangsa ini, dimulai dari lingkungan dusun ini. Kalau bukan dari yang muda, mau dari siapa lagi ?

(15)

14 Pustakawan Muda ke Luar Negeri

Program GMB 1000 Buku berjalan dengan baik dan penuh tantangan. Ada sekitar 1.300 buku yang terkumpul dan didonasikan untuk OBKG. Tibalah saatnya melaporkan program berbagi kepada GMB. Penulis melaporkan bagaimana GMB dan OBKG akhirnya berkolaborasi. Alhamdulillah, penulis mendapat udangan untuk presentasi final di Kemenpora. Penulis bersama 20 finalis terpilih dengan program berbagi masing-masing mempresentasikan kerja keras selama itu dihadapan 10 juri. Tidak disangka, penulis sebagai wakil DIY satu-satunya terpilih menjadi salah satu delegasi homestay di Australia. Penulis bersama 8 delegasi lainnya merasakan kehidupan di Australia pada tanggal 6-25 November 2014. Sungguh, sebuah kesempatan luar biasa untuk melihat dunia luar. Perjalanan kedua ke luar negeri memberikan banyak pembelajaran yang dapat membentuk karakter diri. Penulis merasakan budaya baru ketika tinggal bersama host family Gwenda Spencer & Tom Spencer, mulai dari pola makan, tata krama, kehidupan sosial, sampai dengan pentingnya pendidikan di negara maju seperti Australia Sepulang dari Australia, penulis pun melanjutkan program sosial sebagai pustakawan muda di OBKG dan GMB 1000 Buku. Banyak cerita inspirasi yang akhirnya dapat dijadikan oleh-oleh untuk keluarga, adik-adik OBKG, maupun rekan-rekan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta.

D. Kesimpulan

(16)

15

ini perlu adanya inovasi dan dukungan pemerintah setempat agar dampak positif OBKG bagi masyarakat dapat lebih maksimal.

Gambar 5. Suasana Pembelajaran di OBKG Bersama Mahasiswa UGM

“Anak muda memang minim pengalaman karena itu ia tak tawarkan masa

lalu, anak muda menawarkan masa depan.”

- Anies Baswedan –

Daftar Pustaka :

Anwar Arifin, Format Baru Pengelolaan Pendidikan Dalam UU Sisdiknas (no. 20 tahun 2003); Cet. II, Pustaka Indonesia, Jakarta, 2006

Endang, Titik. 2014. Makalah Strategi Menumbuhkan Minat Baca Pada Masyarakat. Yogyakarta : BPKB DIY.

Jujun S. Suriasumanti, Ilmu dam Perspektif , Cet. XI, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: 1994

NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) Petunjuk Teknis Program Pengembangan Budaya Baca Melalui Penguatan Taman Baca Masyarakat. 2014. Jakarta: Kemdikbud.

UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

(17)

16

LAMPIRAN BIODATA PENULIS

Nama : Janu Muhammad

Alamat : Ngemplak, RT 05 RW 32, Caturharjo, Sleman 55515 Instansi : Omah Baca Karung Goni (Pustakawan)

Pendidikan : Mahasiswa S-1 Pendidikan Geografi, FIS, UNY No. HP : 083840736186

E-mail : janu.muhammad2@gmail.com

No. Rekening : BNI 0222980076 a/n Janu Muhammad Profil Singkat :

Janu Muhammad, pemuda ini lahir di Kabupaten Sleman, 7 Januari 1993. Ia adalah alumni SMP N 1 Sleman tahun 2008 dan SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun 2011. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Minat besarnya adalah dalam bidang penelitian, kepenulisan, relawan sosial-pendidikan, dan travelling. Geograf muda yang mempunyai moto hidup ”Man Jadda Wajada” ini mempunyai cita-cita sebagai dosen geografi dan ilmuwan. Selain kuliah, ia turut aktif dalam beberapa organisasi di antaranya : UKMF Penelitian SCREEN FIS UNY 2014 (ketua), Student Volunteer Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY 2013 (koordinator), Center of Excellent Student Yogyakarta 2013 (staf riset), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi UNY 2012 (staf Litbang), dan beberapa organisasi luar kampus seperti Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional 2015 (student volunteer), Australia-Indonesia Youth Association (blog contributor), Gerakan Mari Berbagi 2014 (volunteer), Asia Pacific Youth Organization 2014 (staf akademik), Omah Baca Karung Goni 2014-2015 (pustakawan), serta Indonesian Scholars Journal 2014 (campus representative).

Peraih Juara 2 Mahasiswa Berprestasi, Fakultas Ilmu Sosial UNY tahun 2014 ini pernah mewakili Indonesia dalam beberapa kegiatan luar negeri seperti Utrecht Summer School Belanda (2013), GMB Homestay Program Australia

(18)

17

Program Australia 2015, Juara 3 LKTI Accounting Day 2013 (nasional), Juara 2 Geography Paper Competition 2013 (Jawa), Juara 1 Lomba Esai Pendidikan

Karakter (DIY) 2012, pembicara international conference, dan beberapa prestasi lainnya di bidang hibah riset maupun kepenulisan. Ia pun menjadi kontributor dua buku yang berhasil terbit : Persembahan Cinta untuk Ayah dan Bunda (2014) serta I Believe I Can Fly (2014). Prinsip hidupnya untuk senantiasa memberi manfaat

Gambar

Gambar 1. Suasana Setelah Peresmian OBKG 19 Januari 2014
Gambar 2. Skema Layanan di OBKG
Gambar 4. Aktivitas TPA di OBKG
Gambar 5. Suasana Pembelajaran di OBKG Bersama Mahasiswa UGM

Referensi

Dokumen terkait

Musha>rakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

Fungsi tanggung jawab etika dalam dunia profesional fungsi etika adalah sebagai pelengkap.Sebagai contoh dibidang hukum, apabila ketrampilan di bidang hukum

9 Sebab itulah kamipun, daripada hari kami telah mendengar jang demikian, tiadalah kami berhenti-henti mendoakan kamu, sambil memohon supaja kamu dipenuhi dengan makrifat

Langsa belum ada yang diselesaikan hingga ke tingkat Mahkamah Syar’iah, hal ini dikarenakan ketidaktahuan masyarakat (tidak mengerti hukum) bahwa penyelesaian kasus

Metode ini menyatakan bahwa, jika hukum diartikan sebagai instrumen kebudayaan yang berfungsi menjaga keteraturan sosial, maka selain hukum negara (state law)

Seri persyaratan penilaian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001 : 1999) ini menyatakan persyaratan sistem manajemen K3, agar organisasi mampu mengendalikan resiko-resiko

Karena itu, makna penyelesaian sengketa melalui institusi tradisional dengan mengacu pada hukum rakyat (folk law) lebih ditujukan untuk mengembalikan hubungan

Sejalan dengan cara pemodelan dan pembahasan waktu periodik layanan jaringan seperti dalam Rudhito, A dan Suparwanto, A (2008), dan dengan memperhatikan hasil-hasil pada aljabar