Jakarta Menuju Kota Berketahanan
Konsep – Proses - Pembelajaran
Oswar Muadzin Mungkasa,
Ragam Pengertian Ketahanan Kota
Ragam Pengertian Ketahanan Kota
Pentingnya Ketahanan Kota
Sumber: Investing in Urban Resilience, World Bank.
Kerugian akibat bencana di perkotaan
semakin meningkat seiring dengan
tingkat urbanisasi dan pertumbuhan
penduduk perkotaan yang tinggi.
Tingkat pertumbuhan penduduk
perkotaan dan urbanisasi yang tinggi,
berdampak pada semakin tingginya
Karakteristik Ketahanan
Ketahanan Kota/
Urban Resilience
kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan
sistem dari sebuah kota untuk bisa
bertahan
,
beradaptasi
, dan
bertumbuh
dari
tekanan (stress)
kronis
(terus menerus) dan
guncangan (shock)
akut
Ragam Bencana/Gangguan
Ketahanan kepada apa?
HAZARDS
13
Kerangka Kerja
Ketahanan Kota
4
Kerangka Kerja
dan
12
penggerak
yang menentukan kemampuan
kota untuk bertahan terhadap
Kesehatan dan
Kesejahteraan
Kesehatan dan kesejahteraan setiap
orang yang tinggal dan bekerja di
Jakarta.
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
Penghidupan dan
Pekerjaan yang Layak
Ekonomi dan
Masyarakat
Pengorganisasian sosial dan keuangan
yang memungkinkan masyarakat
perkotaan untuk hidup damai, dan
bertindak secara kolektif
.
Mendorong partisipasi
masyarakat yang
terpadu
Menjamin stabilitas
sosial, ekonomi, dan
keadilan
Infrastruktur dan
Lingkungan
d
Suatu keadaan dimana infrastruktur
buatan dan alami dapat memberikan
layanan yang penting, melindungi, dan
menghubungkan para penduduk kota
.
Menyediakan dan
meningkatkan aset alam
dan buatan
Menjamin kelangsungan
layanan yang penting
Kepemimpinan dan
Strategi
e
Kepemimpinan yang efektif,
pemberdayaan pemangku kepentingan,
dan perencanaan terpadu
.
Meningkatkan kepemimpinan
dan pengelolaan efektif
Memberdayakan berbagai
pemangku kepentingan
2
Perjalanan menuju Jakarta berketahanan
2
Metode
Jakarta
Menuju Jakarta berketahanan
Mengubah
paradigma &
pandangan
Meningkatkan
pemahaman terhadap
Konsep Ketahanan
Kota
Internalisasi
Konsep
Ketahanan
Dengan Cara
•Membentuk forum
ketahanan
•
Mensosialisasikan
Konsep Ketahanan
Melalui
Intregasi ke dalam
•
Masukan RPJMD
•
Revisi dokumen perencanaan kota (RDTR,
RTRW)
•
Penyelarasan agenda global (SDGs, LCMT,
Ambitious City)
1
Penyusunan strategi
ketahanan kota.
Sebagai metode dan
pendekatan kolaboratif
dalam menyelesaikan
masalah.
Jakarta Kota Berketahanan
•
Lokakarya/Workshops
•
Menyelenggarakan Seminar
•
Rencana Pelibatan Pemangku
Kepentingan
•
Media Sosial
dan Laman
Tantanga
n
&
Kendala
Mewujudkan JAKARTA
BERKETAHANAN
Tidak ada yang mau
bertanggung jawab
menyelesaikan masalah
Tidak
terintegrasinya
Proses Kerja Unit
Kerja Perangkat
Daerah (UKPD)
Tidak bisa
menyelesaikan
masalah secara
menyeluruh
Belum ada
Panduan dan
Strategi, terkait
ketahanan di DKI
Jakarta
DKI Jakarta perlu contoh
dan tolak ukur.
Penyusunan strategi
ketahanan kota akan
didukung oleh 100RC
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentinga
n
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Konteks Kota
Aset,
Guncangan dan Tekanan Persepsi Ketahanan Inventarisasi Aksi Kota
Metode pelibatan pemangku kepentingan dari bulan Mei sampai
Oktober 2017
Wawancara
dengan Bappeda
Wawancara
dengan Bappeda dan komunitas
Penilaian Awal Kota
Berketahanan & Area Temuan
Pengumpulan Data
FGD RPJMD
Sesi Kerja
dengan Bappeda
Survei
500 sampel
Seminar
Lokakarya
Wawancara
dengan Bappeda
Lokakarya
Sesi Kerja
dengan penentu kebijakan
Sesi Kerja
dengan Bappeda dan pemilik aset
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Rencana Pelibatan Pemangku
Kepentingan
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks
Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Konteks Kota
Konteks Kota
Data diperoleh dari rancangan RPJMD
dan diskusi dengan Bappeda dan
SKPD terkait
Materi Konteks Kota dimulai dengan
pengenalan terhadap kondisi
ketahanan Jakarta yang
dikategorikan kedalam City
Resilience Framework
(CRF)/Kerangka Ketahanan Kota
- Kesehatan dan Kesejahteraan
- Ekonomi dan Kemasyarakatan
- Infrastruktur dan LIngkungan
- Kepemimpinan dan Strategi
Kota administatif
Kabupaten
1
5
+
Peran Jakarta sebagai
ibu kota negara
dan sebagai
daerah otonom
berkontribusi terhadap munculnya
isu-isu kompleks yang berbeda dengan provinsi
lain di Indonesia
Jakarta merupakan
salah satu
konsentrasi urban
terbesar di dunia
10,177
juta penduduk
3,67
juta komuter /
hari
KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Penyediaan saluran air
bersih hanya mencakup
57%
dari total
penduduk
Setidaknya
70%
polusi
udara di Jakarta berasal dari
kendaraan pribadi
58%
penyakit yang
diderita penduduk
Jakarta berkaitan
dengan polusi udara
Hanya
40%
dari total rumah tangga mengunakan
septic
tank
Area perumahan
kumuh
1,205.42 ha
7-8%
kebutuhan
energi meningkat
setiap tahunnya dan
bergantung pada
pemasok air dan energi
dari luar kota
Fenomena epidemik
lebih cenderung terjadi
di Jakarta yang
disebabkan
infrastruktur air
bersih dan sanitasi
yang buruk
Frekuensi terjadinya
banjir yang parah
juga menyebabkan
penyakit pasca
banjir
Kekurangan
perumahan sebanyak
700,000
unit
selama 10 tahun
terakhir
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Konteks Kota
EKONOMI DAN MASYARAKAT
79.58
%
35.98%
Sektor ekonomi Jakarta
didominasi oleh
sektor jasa
dan
perdagangan
yang
berkontribusi sebesar
dari total perekonomian
Dari total penduduk tidak
mengenyam
pendidikan atau
sekolah dasar
Betawi
Minangkabau
3.2%
Komposisi Penduduk Jakarta berdasarkan Suku
lainnya
7.9%
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Konteks Kota
INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN
9.98%
dari seluruh kawasan
Jakarta yang baru
dimanfaatkan sebagai
ruang terbuka hijau
Daerah aliran sungai sangat
terkontaminasi oleh
limbah
domestik
Infrastruktur yang menua terutama
pada
sistem drainase
memberikan
tekanan terhadap lingkungan
Tidak ada
program
manajemen risiko bencana
yang komprehensif atau
rencana tanggap bencana
Sejak tahun 2007, terjadi
peningkatan jumlah kendaraan
pribadi sebesar
10%
per tahun
Lebih dari
60%
perjalanan di Jakarta
menggunakan kendaraan
pribadi
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Konteks Kota
KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI
Berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia,
wali kota dan
bupati
ditunjuk
secara langsung oleh Gubernur, bukan
melalui pemilihan
Mengurangi korupsi
merupakan fokus bagi
masyarakat dan
seringkali menjadi
isu politik pada masa
pemilihan umum
Kurangnya ketersediaan data sebagai
landasan pengambilan keputusan –
dari studi yang ada dan data yang baru,
hal ini merupakan salah satu tantangan
terbesar
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Konteks Kota
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisa
si Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Hasil Aksi Kota
Daftar Aksi Kota memiliki kecenderungan
pada kategori ‘memberdayakan pemangku
kepentingan secara menyeluruh,’ yang
juga menjadi aksi prioritas.
Peningkatan mutu pendidikan
Bina gizi, kesehatan ibu dan
anak
Rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan
jembatan
Pengembangan sistem drainase
Perencanaan pembangunan tatapraja dan
aparatur
Pencegahan dan penanggulangan
konfik
Proyek bersama perbaiki sanitasi dan hygiene kota
Kampanye pelindung anak
SIMPUL (Solidaritas Masyarakat Peduli
Keadilan)
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aksi Kota
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Survei dari 460 sampel – Agustus sampai September 2017
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi
kota
sektor bisnis
organisasi masyarakat
mendeskripsikan
faktor pilihan
Menilai
faktorKeluaran dan Temuan Tahap 1
– Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi
kota
Lokakarya persepsi kota – 15 September 2017
Memilih daftar 5 teratas faktor
penggerak
Identifkasi faktor-faktor
Menilai faktor-faktor
Mencari koneksi antara
penggerak dan faktor-faktor
Lokakarya ini bertujuan untuk Melakukan validasi
hasil
online survey
&menyetujui
daftar 5 teratas penggerak
“Aspek
perencanaan
jangka panjang,
kepemimpinan
serta partisipasi
masyarakat
sebagai prioritas
utama”-Khairul, Dewan Riset Daerah
“Faktor yang paling penting untuk
pemenuhan
kebutuhan dasar
adalah air bersih, rumah layak, sanitasi, dan
drainase”-Acep, Dinas Pemadam Kebakaran
“Konsep resilience harus dapat mengatasi masalah tanpa menimbulkan
masalah baru di kemudian hari”
Bambang, Universias Trisakti
Respon terhadap persepsi kota
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Persepsi Kota
60
Peserta
dari berbagai pemangku kepentingan hadir dalam lokakarya;Pemerintah, sektor bisnis, akademisi, komunitas, organisasi nasional maupun internasional,
“
Partisipasi masyarakat
dalam pengambilan keputusan publikmerupakan faktor yang penting ”- Hasil survey dari sektor akademisi
“Meningkatkan
mobilitas
perkotaan
dengan cara fokus pada lalu lintas orang danbarang bukan kendaraan.
Kebijakan
dan pembangunan infrastruktur ditunjukkan bukan untuk mengurangi kemacetan tetapi untuk mengubah perilaku masyarakat dalamKeluaran dan Temuan Tahap 1
– Persepsi Kota
Hasil Persepsi Kota
Berdasarkan hasil
online survey
dan
lokakarya,
“penghidupan dan
pekerjaan yang layak”
merupakan
penggerak terpenting di Jakarta.
Penggerak penting lainnya meliputi
‘menjamin stabilitas ekonomi, dan
keadilan’, ‘
komunikasi dan mobilitas
yang dapat diandalkan
’, dan
‘
meningkatkan kepemimpinan dan
pengelolaan yang efektif
.’
Isu-isu
yang paling banyak
diperbincangkan pada saat lokakarya
adalah
:
1.Perencanaan yang terintegrasi
2.Kepemimpinan yang efektif
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan
Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Lokakarya aset dan guncangan kota – 20 September 2017
Menilai aset
Menilai guncangan (hasil
online
survey
)
Matrix asset dan guncangan teratas
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset, Guncangan, dan
Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan
tekanan kota
Lokakarya ini bertujuan untuk
memvalidasi data aset yang sudah
ada, terutama dari ahli-ahli di
“
Kebakaran
merupakan guncangan yang penting untuk diperhatikan di Jakarta ”- Khairul, Dewan RisetDaerah
“Kegagalan infrastruktur dapat dikorelasikan dengan
penurunan permukaan
tanah
(land subsidence). Land subsidence sendiri terjadi karena warga lebih banyak yang memilih menggunakan air tanah sebagai infrastruktur utama dalampenyediaan air bersih. Chasan, KARINA
“
Serangan cyber
juga dapat memberikan dampak fsik;guncangan tersebut dapat mempengaruhi program-program di berbagai dinas”- Yani, Sekretariat Jakarta Berketahanan
“
Jaringan listrik dan air
adalah aset yang paling penting di Jakarta. Air dan listrik dibutuhkan pada semua aktivitas untuk menunjang kehidupan” Hasil diskusi kelompok 2 : Energi dan Sumber Daya
Respon terhadap aset dan resiko
kota
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset dan Guncangan
44
perwakilanpemilik aset,
akademisi, komunitas, dan
organisasi nasional/
internasional
4
Kelompok berdasarkanaset
:kategori
•Fasilitas sosial & fasilitas umum
•Energi dan sumber
•Bangunan gedung dan lingkungan
Jaringan air minum
Sungai, situ, dan pesisir
Fasilitas pengelolaan sampah
Saluran air limbah
Bangunan perumahan / rumah tinggal
Penyimpanan air baku Jalur irigasi Stasiun pemantauan kualitas udara Ruang terbuka hijau Aset drainase Taman public & jalur rekreasi Pemakaman Depot BBM Lahan asset pemerintah Bandar udara Pelabuhan Terminal Kebun pusat pengolahan benih Jaringan IT / komputer
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset, Guncangan, dan
Tekanan
Kondisi Aset
M
Penyimpanan air baku
Pelabuhan
Bandar udara
Jalur kereta api
Aset drainase
Pembangkit listrik Terowongan Saluran air limbah Jjembatan
Taman public & jalur rekreasi Fasilitas pengelolaan sampah Jalan utama
Jaringan air minum Transmisi listrik Klinik kesehatan Rumah sakit
Fasilitas pendidikan menengah Fasilitas pendidikan tinggi Fasilitas pendidikan dasar
Sesi kerja tekanan kota – 25 September 2017
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset, Guncangan, dan
Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan
tekanan kota
Sesi kerja ini bertujuan untuk
mengidentifkasi tekanan
terpenting dan juga hubungannya
dengan aset penting di Jakarta
Memilih daftar 5 teratas faktor
penggerak
Identifkasi faktor-faktor
“Jakarta menghasilkan
7,000 ton sampah
perhari
dan masih bergantung pada TPS Bantar Gebang. Isupengelolaan sampah perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan degradasi lingkungan”- Hana, Greeneration
“
Kapasitas dan kredibilitas
pemimpin kota atau pembuat keputusan adalah hal yang krusial dalammenghadapi guncangan dan tekanan” Komara Djaya, Universitas Indonesia
“
Keamanan,
kualitas, dan
kehigenisan
pangan
merupakan hal yang lebih menjaditekanan bagi Jakarta dibandingkan dengan ketidakstabilan pasokan pangan”- Martin, Dinas Perindustrian dan Energi
“
Kesehatan mental
yang disebabkan oleh kesenjangan sosial dapat menjadi tekanan di masa depan. Saat ini, Dinas Sosial menemukan 5-10 orang dengan gangguan kejiwaan setiap harinya.” Miftah, Dinas SosialKeluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset, Guncangan, dan
Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan
tekanan kota
3
0
Partisipan
19
Perwakilan
dari SKPD
3
Kelompok Badan Usaha (PD
Hasil penilaian tekanan kota
5 Tekanan tertinggi sekarang
1.Keamanan, mutu, dan kebersihan
pangan
2.Pergantian populasi / migrasi
3.Degradasi lingkungan
4.Management capacity
yang
berhubungan dengan kredibilitas
pemimpin dan perlunya
integrated
planning
5.Critical thinking
terhadap informasi
cyber
5 Tekanan tertinggi di masa
depan
1.Tingginya tingkat kompetisi hidup
2.Kemiskinan / ketimpangan
3.Penyediaan air bersih yang belum
berkelanjutan
4.Increased mobility
5.Kualitas pendidikan dan karakter
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Aset, Guncangan, dan
Tekanan
Penilaian Peluang
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Konteks Kota
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Persepsi
Ketahanan
v
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area Temuan
Analisis Area
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
K
Proses Strategi Ketahanan Kota
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahana
n
Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Penilaian Awal Ketahanan dan Area
Temuan
Sesi kerja Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan – 26 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk mengidentifkasi fokus area
yang paling berharga untuk ketahanan kota Jakarta di
masa yang akan datang
Presentasi seluruh hasil keluaran tahap 1
Mengidentifkasi daftar pertanyaan diagnostik
Identifkasi daftar panjang area temuan
Memiilih 5 area temuan teratas
Keluaran dan Temuan Tahap 1
– Penilaian Awal Ketahanan dan Area
Temuan
Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
“Walaupun Jakarta tidak berada pada patahan bumi, gempa bumi dapat
memberikan dampak yang cukup besar bagi Jakarta;
700+ gedung
pencakar langit di Jakarta
dapat memperburuk dampak
gempa bumi
. Untuk itu perlu adanya kesiapsiagaan dalam upaya pengurangan risiko bencana” Endang, DinasPerindustrian dan Energi
“Isu
keterjangkauan
perumahan
memiliki kaitan yang erat dengan mobilitas di Jakarta. Kurangnya perumahan yang terjangkau memaksa penduduk untuk tinggal di luar Jakarta, sehingga memberikan beban pada arus lalu lintas komuter” Basuki BPBD“Isu
keresahan sosial
perlu menjadi salah satu area temuan kita. Hal ini dikarenakan isu keresahan sosial mengandung berbagai macam isu sosial-politik. Keresahan sosial juga menyebabkan risiko – risiko yang cukup krusial khususnya di Jakarta sebagai Ibu Kota, dimana demonstrasi dilakukan walaupun isunyamerupakan isu nusantara dan lainnya.” Wicaksono Sarosa
Partisipan dari berbagai macam pemangku
kepentingan yang terkait
Perwakilan dari Badan Usaha
(PD Pasar Jaya, PDAM DKI, PD PAM Jaya)
Perwakilan dari Pemerintah DKI Jakarta (Dinas Damkar,
Dinas Kesehatan, BPBD, DKPKP, Distarcip, Dinas kesehatan, DPPAPP, Dinas Pendidikan, Dinas
Perhubungan, Dinas
Perindustrian dan Energi, Dinas LH, Biro
Perekonomian, Biro PKLH, Biro Kesos)
3
4
Source: Rappler
https://www.rappler.com/indonesia/ 103243-foto-kerusuhan-kampung-pulo
Source: City Metric
http://www.citymetric.com/politics/ crowded-city-sign-good-thing-indonesians-461
Source: Antara Bengkulu
http://www.antarabengkulu.com/berita/ 6763/kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-pada-masyarakat
Source: Tirto
https://tirto.id/sosialisasi-tanggap-bencana-chub
Source: Antara Bengkulu
http://www.antarabengkulu.com/berita/6763/ kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-pada-masyarakat