Pengertian Guru Profesional menurut
UU no 14 tahun 2005
GURU PROFESIONAL HARUS MEMILIKI 4 KOMPETENSI, YUK SIMAK !
Menjadi guru profesional akan jargon belaka sebaiknya mau gengsi-gengsian akan tetapi harus mampu mengimplementasikan diri sesuai dengan yang diinginkan UU no 14 tahun 2005. Apasih pengertian guru profesional dalam undang-undang guru dan dosen tersebut? Yuk simak.Profesionalisme Guru Elektro adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas-tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar mencakup kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan pendidikan. Hal ini merupakan salah satu syarat utama untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter sesuai dengan target pemerintah untuk mengelola Kecakapan Abad 21 yang diperlukan setiap siswa yang mencakup kualitas, literasi dasar dan kompetensi 4C (Kritis, Kreative, Komunikasi dan Kolaborasi).
Oleh karena itu pemerintah terus mengupayakan langkah – yang langkah strategis untuk meningkatkan profesionalisme guru-guru di Indonesia. Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono memahami dan menyadari bagaimana pentingnya peran guru dalam membangun bangsa sehingga pada tanggal 2 Desember 2004 dikukuhkan guru sebagai profesi sebagaimana profesi lainnya seperti Dokter, perawat dan lainnya. Dengan dikukuhkannya dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maka eksistensi guru tidak lagi dipandang sebagai guru Oemar Bakri.
2 tahun sebelumnya telah ada UU guru dan dosen No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional akan tetapi belum terlihat lebih jelas. Pada Pasal 39 Ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kedudukan guru pada uu no 14 tahun 2005 sebagai tenaga profesional berfungsi sebagai agen perubahan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional juga otomatis meningkatkan martabat seorang guru. Olehkarena itu, tugas guru menurut uu no 14 tahun 2005, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
Mungkin untuk contoh tugas guru menurut uu nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 seorang guru yang menjadi pekerjaan profesional harus memiliki dan melengkapi berbagai administrasi guru sebelum mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Awalnya untuk membuktikan seorang Guru profesional adalah biasanya dengan mendapatkan sertifikat dari pemerintah. Jika telah memiliki sertifikat tersebut maka akan mendapat gaji tambahan yang disebut dengan tunjangan profesi. Hal ini menjadi dilema karena menganggap guru yang belum mendapatkan sertifikat berarti belum profesional.
Padahal setiap guru harus tetap bekerja profesional apakah mendapat tunjangan profesi atau tidak. Sehingga muncul masalah baru diantara guru sebagai agen perubahan antara yang telah dan belum mendapat sertifikasi. Otomatis terjadi kesenjangan diantara guru dalam melaksanakan tugasnya dilapangan.
Belum lagi profesionalisme guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi masih perlu dipertanyakan oleh banyak pihak. Walaupun untuk mendapatkan sertifikat profesi tersebut telah melalui jenjang pelatihan dan pendidikan tambahan tetapi seolah-olah hanya bersifat formalitas dan tidak menyentuh substansinya. Oleh sebab itu, kriteria atau ukuran yang digunakan pemerintah sebagai syarat guru mendapatkan sertifikat profesi perlu ditinjau lebih dalam
.
Related Posts
Selamat Hari Guru ke-68 Tahun, Kobarkan Semangat Oemar Bakrie Masa Kini
Sebagai seorang 'Oemar Bakrie' yang dahulunya dipandang sebelah mata, tidak banyak yang mau bercita-cita menjadi Seorang…
Belajar menjadi Guru Profesional
Belajar Jadi Guru Profesional (BJGP) dengan situs www.bjgp-rizal.com adalah website mini seorang guru SMK Negeri…
Selamat Hari Guru Nasional 2017
Pilihan Video
Pesanan Buku saya
Artikel Populer Guru Ngeblog
Perbedaan Speaker Woofer dan Subwoofer dan Harga Satuannya21.077 kali dilihat
Tata Letak PCB Rangkaian Inverter DC ke AC Sederhana9.501 dilihat
Cara Membuat Rangkaian Papan Nama Berjalan5.741 tinjauan
Video tutorial Modifikasi Pembicara Biasa Menjadi BASS !!4.264 kali dilihat
Menghitung desiBel (dB) pada Penguat Audio Amplifier3,923 kali dilihat
Cara Membuat Rangkaian Flip-Flop dengan beban Lampu 5 Watt3,247 views
Cara Merakit Led dengan Tegangan 12Volt2,847 views
Cara membuat Speaker Biasa menjadi Speaker Bluetooth Sederhana2,456 views
Cara Menghitung Besar Frekuensi pada Gelombang Osiloskop2,291 views