PROPOSAL PERBAIKAN BANGUNAN
DIV – TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GEDUNG
OLEH
KELOMPOK 5
DHINDA AYU AMELIA (141144007)
IRENE CAHYA ANGGRAENY (141144014)
MUHAMMAD FAUZI NOVRIZALDY (141144022)
SALSABILA ANDINI PUTRI (141144029)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) i JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
A. LATAR BELAKANG ... 2
B. TUJUAN... 4
C. LOKASI OBJEK ... 5
D. GAMBAR AS BUILT ... 6
E. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA ... 7
E.1 Struktur Organisasi ... 7
F. PROGRAM RENCANA ... 8
F.1 Schedule Pelaksanaan Program ... 8
F.2 Metoda Pengujian ... 9
G. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ... 21
H. PROGRAM YANG TEREALISASI ... 23
H.1 Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian... 23
I. RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI ... 40
J. METODA & RAB PERBAIKAN ... 41
J.1 Analisis Metoda Perbaikan ... 41
J.2 RAB Perbaikan ... 44
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
A. LATAR BELAKANG
Selasar merupakan beranda atau serambi yang umumnya memiliki atap namun
ada juga yang tidak beratap. Fungsi dari selasar sendiri adalah sebagai ruang sirkulasi
bagi manusia untuk berpindah tempat/melakukan aktivitasnya. Pada Politeknik
Negeri Bandung, selasar merupakan bangunan prasarana yang difungsikan sebagai
ruang sirkulasi mahasiswa/-i atau warga kampus lainnya untuk berpindah dari satu
gedung ke gedung yang lainnya.
Selasar di Politeknik Negeri Bandung merupakan sebuah struktur beton
bertulang yang komponennya terdiri dari pelat (dak), balok dan kolom (Gambar 1).
Pelat (dak) pada selasar difungsikan sebagai atap untuk melindungi penggunannya
dari panas terik matahari dan air hujan sehingga pada lapisan/layer atas nya terdapat
lapisan waterproofing membran agar kedap air. Selasar tersebut merupakan bangunan
yang dibuat/dikonstruksi + 30 tahun yang lalu.
Gambar 1. Selasar Gedung Kuliah A dan Gedung Merah Polban.
Secara visual, kondisi selasar-selasar tersebut sekarang sudah kurang baik dan
banyak ditemukan kerusakan. Salah satu selasar yang secara visual mengalami
kerusakan adalah selasar yang menghubungkan Gedung Kuliah A dan Gedung Merah.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
1. Lapisan waterproofing pada pelat (dak) sudah rusak dan ada yang
terkelupas.
2. Rembesan dan kebocoran pada pelat (dak) selasar.
3. Beton pelat keropos dan tulangan bawah pelat (dak) terekspose sehingga
berkarat.
4. Retakan pada struktur beton kolom, balok dan pelat selasar.
Gambar 2. Kerusakan pada Lapisan Waterproofing Pelat (Dak).
Gambar 3. Tulangan Bawah yang Terekspose pada Salah Satu Panel Pelat (Dak).
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah tindakan pada
kerusakan-kerusakan tersebut. Beberapa pilihan tindakan yang bisa dilakukan adalah
perbaikan dan pembangunan ulang selasar tersebut. Pemilihan tindakan tersebut
didasarkan nilai ekonomis dari masing-masing tindakan. Sehingga, sebelum
menentukan tindakan tersebut maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai
kerusakan-kerusakan yang ada. Salah satu bentuk investigasi yang bisa dilakukan
adalah pengujian di lapangan dan menganalisis kategori terkait kerusakan yang
terjadi sehingga nantinya bisa direncanakan metoda perbaikan atau pembangunan
ulang.
B. TUJUAN
1. Membuat DED (Detail Engineering Design) perbaikan selasar Gedung
Kuliah A – Gedung Merah.
2. Merencanakan spesifikasi bahan dan pelaksanaan perbaikan selasar
Gedung Kuliah A – Gedung Merah.
3. Merencanakan BOQ (Bill of Quantity) perbaikan selasar Gedung Kuliah A
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
C. LOKASI OBJEK
Lokasi selasar berada di area Kampus Politeknik Negeri Bandung yang
beralamat di Jalan Kampus Polban, Desa Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat.
Gambar 5. Lokasi Selasar Gedung Kuliah A – Gedung Merah Polban.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 6 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
D. GAMBAR AS BUILT
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 7 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Gambar 8. Potongan A-A pada Gambar 6.
E. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
E.1 Struktur Organisasi
Dhinda Ayu Amelia
Project Manager
Irene Cahya Anggraeny
Site Manager
Salsabila Andini Putri
Quality Control
Muhammad Fauzi
Engineering Manager
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 8 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
F. PROGRAM RENCANA
F.1 Schedule Pelaksanaan Program
Berikut ini merupakan schedule pengujian rencana pelaksanaan investigasi
struktur selasar:
Schedule pengujian rencana dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November
2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian rencana pelaksanaan
investigasi struktur selasar:
1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton
• 24 November 2017 :
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom
• 27 November 2017 :
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok
• 29 November 2017 :
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 4 panel pelat
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 4 panel pelat
2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras
• 1 Desember 2017 :
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 9 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
• 6 Desember 2017 :
Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 4 panel pelat
• 8 Desember 2017 :
Perkiraan kualitas dan kuat tekan beton aktual pada struktur tersebut
dengan pundit pada 4 panel pelat
• 11 Desember 2017 :
Pengujian beton keras dengan cara mengambil sampel atau contoh silinder
beton dari daerah yang sangat kuat tekanannya dengan core drill hanya
dilakukan pada 1 panel pelat
• 12 Desember 2017 :
Mengetahui korosi pada struktur dengan korosifitas hanya dilakukan pada
titik keropos pada pelat yang tulangannya terkeropos
3. Pengujian cover meter
• 12 Desember 2017 :
Pengukuran selimut beton dengan profometer pada 1 titik kolom, balok dan
panel pelat
Pengukuran diameter tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel pelat
Pengukuran jarak tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel pelat.
F.2 Metoda Pengujian
1. Crack Width dan Crack Depth
Uji retak adalah suatu kegiatan pengujian dimana kegiatan pengujian
dilakukan pada material atau objek untuk mengetahui tingkat retakan yang
terdapat pada objek atau material yang dilakukan pengujian, metode
pengujian ini sudah banyak digunakan. Pengujian keretakan umumnya
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 10 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
keretakan mulai dari kedalaman, ketinggian, sampai kelebaran retakan pada
suatu objek pengujiannya.
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur serta
mengetahui tingkat retak yang terjadi pada suatu objek , lalu akan
menghasilkan sebuah nilai keluaran yang nantinya akan dijadikan bahan
analisa sebagai materi yang akan dipelajari untuk menemukan solusi dari
pada permasalahan retakan yang terjadi pada suatu objek.
A. Penyebab crack depth dan crack width Yang Terjadi Saat
Pembuatan Beton.
• Sifat dari beton itu sendiri
Pada sawal pembuatan beton dengan pencampuran bahan
penyusunnya seperti kerikil, pasir, air dan semen, dan dalam
proses pengerasannya beton akan mengalami pengurangan
volume dari volume awal. Ini disebabkan karena air yang
terkandung pada campuran beton akan mengalami penguapan
sehingga mengurangi volume beton. Apabila pada kondisi saat
beton mengalami penyusutan ada suatu tahanan maka retakan
pun tidak dapat dihindari.
• Suhu
Suhu dapat menyebabkan crack depth dan crack width pada
beton, suhu yang dimaksud adalah suhu saat pembuatan beton.
Karena pada saat campuran beton mengalami perkerasaan suhu
yang timbul akibat reaksi dari air dengan semen akan terus
meningkat. Sehingga pada saat suhu campuran beton ini terlalu
tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak – retak
pada permukaan beton.
• Korosi pada tulangan
Beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 11 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
retakan akibat dari sifat beton disebar pada keseluruhan beton
menjadi bagian – bagian yang sangat kecil sehingga retakan
tersebut dapat diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai
pada saat pembuatan beton sudah meengalami korosi, tulangan
tersebut itu pun akan menyebabkan retakan pada saat beton
mengeras, dan untuk mengukur korosi pada tulangan beton ini
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 12 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
B. Klasifikasi Retak
Berikut ini merupakan klasifikasi retak yang bersumber dari sebuah
buku berjudul “Types and Causes of Cracks and Cracking” yang dibuat
David Beal., BE., M.Eng., M.Sc(Lon)., DIC.,RPEQ., MIE(Aust).,
CP.Eng. sebagai dosen di Concrete Technology and Design, Queensland
University of Technology. Pada bukunya,David Beal
mengklasifikasikan retak pada beton menjadi sebagai berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Retak Berdasarkan Lebarnya (Referensi I).
sumber: (Beal, David)
Referensi I
Klasifikasi Retak (Berdasarkan Lebar Retak)
Type Width (mm)
Fine < 1 mm
Medium 1 – 2 mm
Wide > 1 mm
• Retak dengan lebar < 0,3 mm dikategorikan dalam kondisi baik
dan masih diterima/dapat ditoleransi. Namun hal tersebut
bergantung pada beban/tekanan yang diterima oleh beton itu
sendiri.
• Toleransi tersebut berbeda untuk, misalnya bangunan air atau
bangunan dengan tekanan air tinggi < 0,1 mm; tekanan luar dan
internal yang normal dalam kondisi lembab < 0,2 mm; bagian
dalam dan terlindung < 0,3 mm.
Sementara itu, menurut modul mata kuliah Perawatan Bangunan-1.
Lebar retak bisa juga digunakan untuk menilai/memberi peringkat
kerusakan struktur beton. Peringkat tersebut dikategorikan sebagai
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 13 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 2. Peringkat Kerusakan Struktur Beton Berdasarkan Lebar Retak (Referensi II).
sumber: (Modul Perawatan Bangunan-1)
Referensi II
Peringkat Kerusakan Struktur Beton
Peringkat Komponen yang Rusak
I Lebar retak < 0,2 mm
II ●Terlihat retak pada permukaan beton ●Lebar retak 0,2 - 1,0 mm
III Lebar retak > 1,0 mm
IV ●Terlihat beton pecah, sehingga tulangan tampak ●Selimut beton terkelupas
●Tulangan membengkok ●Beton inti hancur
●Memungkinkan terjadinya deformasi vertikal dari kolom/dinding ●Settlement dari lantai
2. Hammer Test
Hammer test bertujuan untuk memeriksa mutu beton pada permukaan
struktur dan mengetahui mutu kekerasan suatu beton di lapangan, juga
untuk mengetahui perkiraan kekuatan dari suatu elemen yang berumur
lebih dari 14 hari dan terbuat dari beton, dengan cara tidak merusak
struktur tersebut (Non Destructive Test). Pengujian hammer test
memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu:
Keuntungan:
• Sangat mudah dan praktis dilakukan dilapangan.
• Dapat dilakukan dengan cepat.
• Alatnya ringan dan dapat dipakai berulang-ulang.
Kerugian:
• Benda uji harus dalam keadaan kering.
• Cara pemakaian harus sesuai aturan yang berlaku.
• Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton.
• Titik yang akan dipukul harus rata dan tidak terkena butir agregat.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 14 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Kalibrasi alat Hammer:
Sebelum digunakan, alat hammer test harus dikalibrasikan terlebih
dahulu,
yang berfungsi untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu alat, agar
alat tersebut dalam kondisi standard.
Prosedur pengujian Hammer Test:
1. Siapkan alat serta bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat Hammer Test
dengan cara:
a. Masukan alat, lalu pukulkan torak (plunger) kedalam alat
kalibrasi.
b. Catat besar pukulan atau rebound (r).
c. Lakukan minimal 10 kali.
3. Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari
masing-masing pukulan, hitung nilai kalibrasinya.
4. Setelah alat dikalibrasi, tentukan atau pilih beberapa titik (N) pada
permukaan beton yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu
dengan yang lainnya ± 2,5-4cm, tergantung dari dimensi struktur
atau konstruksi.
5. Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada
pembacaan skala dari setiap pukulan Hammer Test.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 15 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
7. Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi
alat (AK), lalu dikonfirmasi dengan kekuatan tekan (b), sesuai
dengan grafik kalibrasi alat dan sudut pukulan.
8. Hitung kuat tekan beton rata-rata. 𝜎𝑏𝑚= ∑ (𝜎𝑁1 𝑏)
12. Dalam setiap pengujian hendaknya diusahakan:
• Mendapatkan titik sebanyak mungkin.
• Benda uji harus berumur tidak kurang dari 14 hari dan
sebaiknya diuji pada umur > 28 hari.
3. Canin
Uji resistivity canin digunakan untuk uji korosi tulangan dalam beton.
Salah satu metode NDT adalah uji korosi tulangan dalam beton dengan
menggunakan prinsip half cell potential dengan alat keluaran proceq
yaitu CANIN+ (corrosion analysis).
Metode pengukuran canin untuk uji korosi tulangan dalam beton, yaitu:
Untuk mengukur voltase ini, perlu menghubungkan kabel ground ke
bagian yang terbuka dari tulangan baja di dalam beton. Pembacaan
dilakukan dengan menempelkan batang half-cell pada permukaan beton
yang sudah diberi tanda misalkan titik-titik dengan grid berjarak tertentu.
Hasil pembacaan akan ditampilkan pada unit display sebagai grafik beda
potensial.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 16 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
UPV merupakan pengujian yang bersifat tidak merusak (Non
Destructive Test). Penggunaan UPV pada beton adalah untuk
memperkirakan kekuatan beton, mengetahui homogenitas beton dan
mendeteksi kerusakan beton, misal adanya rongga ataupun retak.
Tujuan Ultrasonic Pulse Velocity Test terhadap struktur beton adalah
untuk mengetahui beberapa data-data seperti:
• Mendeteksi keretakan dan kedalamannya
• Homoginitas pada beton
• Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh
kimiawi
• Kualitas/mutu beton
• Honeycombing/void atau kerusakan lain pada beton
• Modulus Elastisitas Beton
Alat yang dipergunakan adalah PUNDIT (Portable Ultrasonic
Non-Destructive Digital Indicating Tester). Pundit menghasilkan frekuensi
pulsa ultrasonic rendah yang diperlukan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan antara dua transducer yang masuk dari suatu media.
Dalam pelaksanaan penelitian Ultrasonic Pulse Velocity ini terdiri dari 3
metode pengujian, yaitu:
1. Direct Transmission dimana pengukuran dilakukan dengan cara
receiver transducer dan transmitter transducer diletakkan saling
berhadapan.
2. Indirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 17 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
3. Semidirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter
transducer diletakkan pada posisi axial, satu bidang tegak lurus dan
satu bidang mendatar.
Berikut merupakan prosedur pengujian Ultrasonic Pulse Velocity:
1. Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan cara menempelkan transducer
pada reference bar sambil memutar tombol set ref hingga
didapatkan angka 028,5 µS.
2. Mengukur lintasan-lintasan yang akan diuji lalu putar switch ke
arah 1 µS.
3. Mengolesi permukaan transducer dan permukaan yang kasar pada
benda uji dengan stempet.
4. Menempelkan dengan keras transducer (transistor dan receptor)
pada permukaan benda uji.
5. Membaca transit time (t) yang tertera pada alat pundit.
5. Profometer
a. Definisi dan Fungsi
Alat ukur profometer merupakan perangkat yang canggih untuk
mencari lokasi tulangan dengan tanpa merusak serta untuk mengukur
selimut beton dan diameter batang tulangan. Di samping untuk
mendeteksi diameter tulangan secara akurat sampai tingkat milimeter
dengan hanya satu prosedur pengukuran, alat ukur profometer bisa
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 18 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Gambar 9. Proceq Profometer.
Prinsip kerja alat electromagnetic didasarkan pada pengukuran
perubahan medan magnet yang dise-babkan oleh tulangan yang tertanam
di dalam beton. Medan magnet ditimbulkan oleh sistem muatan listrik
dalam coil. Apabila terdapat tulangan dalam medan magnetik tersebut,
garis gaya medan magnet akan menyimpang. Penyimpangan ini
mengakibatkan perubahan tegangan yang dapat dibaca oleh alat pengukur.
b. Metoda Kerja
Cara kerja Rebar Locator sangat tergantung alat yang digunakan,
namun secara umum dapat di digam-barkan bahwa prosedur
penggunaannya adalah sebagai berikut (Profometer 5+).
Untuk pembacaan selimut beton alat pengelompokan antara
pembesian yang dihubungkan dengan bind-draad dan dengan las. Prober
digerakkan searah dengan tulangan dan angka pada layar dibaca. Ke-cuali
pembacaan secara digital alat ini juga memberi respons audio, semakin
teliti pembacaan semakin keras bunyi yang dikeluarkan. Selimut beton
ditentukan pada pembacaan yang terkecil (Gambar 10) dengan sinyal
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 19 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Gambar 10. Layar Pembacaan Profometer 5+.
Untuk penentuan diameter pengenal, maka Prober harus
digerakkan searah dengan tulangan yang akan dibaca. Gambar 11.a dan
Gambar 11.b menunjukkan arah gerakan prober untuk tulangan pelat
dengan dua lapis pembesian.
Gambar 11.a. Pembacaan Tulangan lapis 1.
Gambar 11.b. Pembacaan
Tulangan lapis 2.
Untuk mendeteksi tulangan, unit sensor ditempelkan pada
permukaan beton lalu digeser perlahan sambil diamati bacaan di display.
Arah gerakan adalah tegak lurus pada sumbu tulangan yang akan
dideteksi. Khusus pada alat tipe Profometer ini, akan terdengar nada
sinyal bila sensor mendeteksi keberadaan tulangan, yang selanjutnya
posisi/titik ini ditandai. Posisi scanning bisa vertikal maupun horizontal.
Berikutya dilakukan scan serupa dari arah berlawanan, sehingga
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 20 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
merupakan perkiraan dari diameter tulangannya. Jika scanning dilakukan
dari tepi elemen, maka jarak dari tepi ke titik pertama terdengar sinyal
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 21 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
G. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Berikut ini merupakan rencana anggaran biaya (RAB) untuk melaksanakan
investigasi pada selasar Gedung A-Gedung Merah Polban:
Tabel 3. Bill of Quantity Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
NO. URAIAN SAT Volume Keterangan
A B C D E
I
1
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) unit/hari 3
Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit alat
2
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) unit/hari 3
Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit alat
II
1 Hammer test sample 19 Jumlah sample pada segmen selasar adalah 10 buah
kolom, 5 balok dan 4 panel pelat
2 Pundit sample 4 Pundit direncanakan dilakukan untuk semua panel
pelat
3 Core Drill titik 1 Pundit direncanakan dilakukan hanya pada 1 panel
pelat
4 Korosifitas sample 7 Uji korosifitas direncanakan untuk titik keropos pada
pelat yang tulangannya terekspos
II
1 Pengukuran selimut beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur 2 Pengukuran diameter tulangan beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur 3 Pengukuran jarak tulangan beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur
PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON
PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 22 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 4. AHS Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
Tabel 5. Rekap RAB Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
NO. URAIAN SAT HSP (Rp)
A B C D sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON
PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
PENGUJIAN COVER METER
NO. URAIAN SAT Volume HSP (Rp) Jumlah (Rp)
A B C D E F
PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 23 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
H. PROGRAM YANG TEREALISASI
Pada pelaksanaannya, dari rencana 6 metoda pengujian hanya 3 metoda
pengujian yang berhasil direalisasikan. Pada bab ini akan diuraikan terkait
pengolahan data hasil pengujian dan RAB realisasi dari pengujian yang telah
dilaksanakan.
H.1 Schedule Pelaksanaan Program
Berikut ini merupakan schedule pengujian aktual pelaksanaan investigasi
struktur selasar:
Schedule pengujian aktual dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November
2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian aktual pelaksanaan
investigasi struktur selasar:
1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton
• 23 November 2017 :
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom
• 29 November 2017 :
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok dan 4
panel pelat
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok dan 4
panel pelat
2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 24 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 10 kolom, 5 balok dan 4 panel pelat.
H.2 Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian
1. Crack Width dan Crack Depth
Sebelum dilakukan pengujian dengan alat crack width dan depth maka
dilakukan pengamatan secara visual dahulu untuk menentukan titik yang
mengalami retak dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan alat.
Dari pengamatan visual tersebut didapatkan struktur yang retak pada segmen
ke – 5 adalah kolom dan balok, sementara pada pelat berupa keropos selimut
beton dengan lebar yang cukup besar.
Pengujian dengan menggunakan crack width dan crack depth dilaksanakan
terhadap struktur kolom dan balok saja. Berikut ini merupakan metoda
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 25 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
a. Crack Width
Metoda Pengujian Crack Width
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Keterangan Gambar:
1. Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.
2. Tempatkan head transducer pada bagian yang retak, atur posisi head
transducer sampai tampilan pada layar main unit sesuai dengan
retakkan yang ada.
3. Jika retak yang ditampilkan layar main unit sudah sesuai, maka
tahan posisi head transducer lalu baca lebar retaknya.
Hasil Pengujian Crack Width
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 26 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 7. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Kolom.
Kolom
Tabel 8. Volume Crack pada Kolom.
Jenis
Struktur
Dimensi Retak (mm) Volume
(mm3) Lebar Kedalaman Panjang
Kolom 1 0,36 - 5,25
Tabel 9. Hasil Pengujian Crack Width pada Balok.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 27 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 10. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Balok.
Balok
Klasifikasi Jenis Width
(mm) Ref I Ref II
Balok 1 0,57 Fine II
Balok 2
Balok 3 0,55 Fine II
Balok 4
Balok 5
b. Crack Depth
Metoda Pengujian Crack Depth
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Keterangan Gambar:
1. Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.
Tempatkan bagian tengah transducer pada retakkan yang akan diuji.
2. Setting jarak lintasan antar kepala transducer: 100, 150 sampai 200
mm.
3. Catat nilai cepat rambat pulsa ultrasonik (m/s) dan kedalaman retak
pada masing-masing lintasan.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 28 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Hasil Pengujian Crack Depth
Tabel 11. Hasil Pengujian Crack Depth dan Kualitas Homgenitas Kolom.
Distance Depth Vel Vel
(mm) (mm) (m/s) (km/s)
100 74,2 107
150 85,7 114
110
Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)
100 40,9 95
150 43,4 85
90
Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)
100 54,9 124
150 67,6 147
135
Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 29 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
2. Hammer Test
Pengujian ke-3 adalah uji NDT (non-destructive test) dengan alat hammer.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan perkiraan kuat tekan pada
permukaan beton berdasarkan nilai rebound alat hammer test. Berikut ini
adalah tahapan dalam pengolahan datanya:
a. Kalibrasi Hammer Test
Kalibrasi digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi alat
hammer test sehingga hasil/nilai rebound dari hammer test tetap
dalam keadaan standar. Alat kalibrasi yang digunakan adalah anvil
test dengan standar nilai rebound (R) adalah 80
Nilai angka koreksi dari hammer test dengan merk Proceq serie
IP0077 adalah sebagi berikut:
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 30 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
b. Hasil Pengujian Nilai Rebound
Pengujian dilakukan terhadap struktur kolom, balok dan pelat lantai
(dak) selasar. Pada segmen selasar yang dikerjakan, terdapat 10
kolom, 5 balok dan 4 panel pelat lantai. Berikut merupakan nilai
rebound (R) dari masing-masing struktur tersebut:
• Balok (210/300), sudut inklinasi (α) = +900
Tabel 12. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Balok.
Titik Nilai Rebound Balok (R)
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 31 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
• Kolom (210/210), sudut inklinasi (α) = 00
Tabel 13. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Kolom.
Titik Nilai Rebound Kolom (R)
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10
Tabel 14. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Pelat.
Titik Nilai Rebound Pelat Dak (R)
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 32 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Pada Tabel 12 s/d Tabel 14 terdapat nilai-nilai berikut yang
diperoleh dengan cara sebagai berikut:
• R rata-rata = diperoleh dengan merata-ratakan nilai rebound
• R rata-rata terkoreksi alat = diperoleh dengan mengalikan nilai rata-rata rebound dengan faktor koreksi alat hasil kalibrasi.
Diketahui angka koreksi alat yang dipakai = 1,070
• Koreksi non-horizontal = nilai tersebut diperoleh berdasarkan
sudut inklinasi hammer ketika pengujian berlangsung. Koreksi
tersebut terutama digunakan pada struktur horizontal seperti
balok dan pelat. Contohnya seperti pada balok berikut:
Diketahui:
Nilai R rata-rata terkoreksi alat = 45,26
Sudut inklinasi (α) = + 900 (ke atas)
Nilai koreksi =
Dari tabel di atas, nilai R berada di antara 40 dan 50,
sehingga digunakan interpolasi sebagai berikut:
Nilai koreksi = 3,9 + ((3,1 − 3,9
50 − 40 ) 𝑥(45,26 − 40)) = 3,40 Karena arahnya ke atas, maka nilai koreksi tersebut bernilai
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 33
beton. Tabel konversi tersebut seperti pada Lampiran. Berikut ini
merupakan hasil konversi nilai rebound ke kuat tekan dari tabel
tersebut:
Tabel 15. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Kolom.
Kuat Tekan Kolom (kg/cm2)
Tabel 16. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Balok.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 34 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 17. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Pelat.
Kuat Tekan Pelat Dak (kg/cm2)
Dari data pada tabel-tabel tersebut, maka selanjutnya dilakukan
penganalisisan data untuk menentukan kuat tekan karateristiknya:
• Nilai kuat tekan rata-rata (σbr) , diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Dari, rumus diatas didapat nilai fcr untuk masing-masing struktur
adalah sebagai berikut:
Balok = 468,10 kg/cm2
Kolom = 494,30 kg/cm2
Pelat = 477,30 kg/cm2
• Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 35
Dari, rumus diatas didapat nilai sd untuk masing-masing struktur
adalah sebagai berikut:
Balok = 46,70 kg/cm2
Kolom = 85,10 kg/cm2
Pelat = 95,20 kg/cm2
• Langkah terakhir adalah menentukan kuat tekan karateristik
dengan rumus berikut:
struktur adalah sebagai berikut:
Balok = 392 kg/cm2
Kolom = 355 kg/cm2
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 36 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
3. Visual
a. Keropos pada Pelat Dak
Kondisi keropos pada pelat bagian bawah dak dengan panjang dan lebar
yang beragam. Semua keropos tersebut memperlihatkan tulangan bawah
pelat dak yang terekspose dalam kondisi karat.
Panel 4
Panel 3
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 37 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 18. Dimensi dan Volume Keropos Pelat Dak.
Jenis
Total Volume Keropos: 474,10 cm3= 0,000474 m3
b. Kondisi Permukaan Atas Dak Selasar
Pada permukaan bagian atas pelat dak selasar terdapat lapisan
waterproofing jenis membran bakar. Waterproof membrane bakar adalah
material waterproof dalam bentuk lembaran yang terbuat dari modified
bitumen/aspal, lalu diperkuat dengan serat tulang non woven polyester dan
dipalikasikan dengan cara dibakar. Kondisi lapisan waterproofing tersebut
banyak yang sudah terbuka sehingga menyebabkan rembesan ke dalam
pelat dak. Berikut merupakan kondisi lapisan membran waterproofing pada
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 38 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Gambar 12. Kondisi Lapisan Waterproofing pada Permukaan Atas Dak.
Pada Gambar 12. terlihat kondisi waterproofing membran yang rusak
dan permukaan atas dak yang tergenang. Genangan air diduga karena
kemiringan permukaan dak yang kurang, sehingg air tidak dapat mengalir
ke saluran pipa pembuangan yang ada di samping dak. Genangan air
ditambah lapisan waterproofing yang rusak menyebabkan rembesan ke
permukaan bawah dak dan pada akhirnya menyebabkan kebocoran pada
selasar Gedung A-Gedung Merah. Volume kerusakan lapisan
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 39 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Gambar 13. Kondisi Lapisan Cat Pelat dan Balok Selasar Segme Ke-5.
Sementara itu, dari segi arsitektur kondisi cat dari balok dan pelat
sudah kurang baik. Sehingga perlu dilakukan pengecatan ulang dari cat
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 40 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
I. RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI
Tabel 19. Bill of Quantity Realisasi Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah
Segmen-5.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 41 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
J. METODA & RAB PERBAIKAN
J.1 Analisis Metoda Perbaikan
Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan maka macam-macam
kerusakan elemen struktur yang ada di selasar Gedung A – Gedung Merah dapat
dirumuskan metoda perbaikannya. Metoda perbaikan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Perbaikan Keropos/Spalling Pelat
Berdasarkan hasil investigasi sebelumnya, kerusakan yang terjadi pada pelat
dak bagian bawah adalah spalling dengan tulangan terekspos dan
mempunyai ketebalan kurang dari selimut beton. Sehingga metoda perbaikan
yang dipilih adalah metoda patching dengan adukan. Untuk metoda nya
adalah sebagai berikut:
• Sebelumnya dilakukan dahulu pengukuran dimensi keropos sehingga
dapat ditentuka volume adukan/mortar yang harus disiapkan
• Bersihkan area yang keropos dan apabila perlu dilakukan chipping
terlebih dahulu agar bentuk lubang keropos lebih teratur.
• Beri juga cairan anti karat pada tulangan yang terekspos
• Lalu berikan bonding agent pada lapisan beton lama/keropos agar
ikatannya dengan beton/adukan tambalan lebih kuat.
• Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan
melakukan penempelan mortar secara manual.
• Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil
yang padat.
• Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan,
tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum
ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 42 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
• Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan
epoxy mortar.
2. Pressure Grouting pada Pelat
Metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan penyuntikan
memakai bahan non-shrink mortar. Injeksi grouting adalah untuk mengisi
rongga struktur beton yang kropos dan retak baik bocor mengeluarkan air
maupun hanya retak dan kropos tidak mengelurkan air. Type 1,Grade 1,class
B+C.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang
retakan dengan jarak specing 200mm.
b. Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Sikaset
Accelerator.
c. Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang
terpasang.
d. Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering,
untuk daerah basah grouting menggunakan
e. Sika Intraplast Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil.
Tekanan maksimum akan diberikan sekitar 1- 3
f. bar dan ditahan selama 1 menit.
g. Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan
permukaan.
3. Pada Balok dan Kolom
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan
penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus
diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 43 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
retak < 0.3 mm ) pada lantai beton diajukan perbaikan dengan penambalan
menggunakan Sikagrout 215.
Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram
permukaan lantai dengan air.
b. Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215.
c. Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air
sebanyak 4.25 lt untuk 1 sak @25 kg) atau cukup agar bias.
d. digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25
kg)
e. Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpound.
4. Perbaikan Lapisan Waterproofing
Waterproofing membrane torch-on adalah waterproofing yang fleksibel,
berbahan dasar APP ( Atactic Poly – Propylene ) modifikasi bitumen, yang
di perkuat dengan bahan polyster non woven. Memiliki permukaan yang
dilapisi semacam pasir ( Sand broadcast ) dan bagian bawahnya di lapisi
polyethylene untuk mempermudah pemasangan.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan lokasi harus bersih dan rata /halus
b. Lokasi dibersihkan terlebih dahulu dari debu, pasir, bekas adukan
semen, tanah, oli dan kerikil
c. Pemasangan plamir lokasi yang sudah dibersihkan
d. Pengeringan plamir untuk lokasi terbuka 2-3 jam dan lokasi tertutup
3-5 jam
e. Pemasangan waterproofing membrane dengan cara di bakar ( torch
on ) dan penyusunan overlapping denagan jarak 5 cm ( lajur perlajut )
f. Waterproofing membrane torch - on harus di pasang sesuai instruksi
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 44 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
berpengalaman dalam bidangnya dan disetujui oleh perusahaan yang
sudah di tunjuk sebagai applicator
J.2 RAB Perbaikan
Berdasarkan analisis metoda perbaikan yang sudah dibuat sebelumnya,maka
dapat direncanakan RAB perbaikan berdasarkan volume yang diperoleh selama
investigasi. Berikut ini merupakan RAB perbaikan selasar segmen ke-5:
Tabel 21. RAB Perbaikan Lapisan Waterproofing Membran Bakar.
No
Tukang batu OH 0,5 65000 32500 Kepala tukang batu OH 0,05 97000 4850
Pekerja OH 0,25 60000 15000 Rp15.000 Mandor OH 0,0125 95000 1187,5 Rp1.188
Rp122.238
Total Harga Pekerjaan waterpproofing membrane /m2 VOL. TOTAL (m2)
Total Harga Pekerjaan waterproofing membrane 1
PEKERJAAN PERBAIKAN ATAP 1 m2 waterproofing membrance
Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 45 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 22. RAB Pekerjaan Injeksi Grouting.
Bahan Upah
1 Sika Grout 215 25 kg kg 76,28 130350 9943098 Rp 9.943.098
2 Peralatan ls 1 15000 15000 Rp 15.000
1 Pekerja OH 3 110000 330000
3 Tukang Grouting OH 0,5 138000 69000 Rp69.000
4 Mandor OH 0,01 194000 1940 Rp1.940
Rp10.029.038
Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting /M3
VOL. TOTAL (M3)
Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting
No
Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 46 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Tabel 23. RAB Pekerjaan Pengecetan Ulang.
No
Pembantu Tukang OH 0.15 60000 9000 Rp9,000
Mandor OH 0.008 97000 776 Rp776
Rp9,861
Plamir Kg 0.1 73966 7396.6 Rp7,397
Amplas Lembar 0.5 1700 850 Rp850
Tenaga
Tukang OH 0.03 65000 1950 Rp1,950
Mandor OH 0.001 97000 97 Rp97
Pembantu Tukang OH 0.02 60000 1200 Rp1,200
Kepala Tukang OH 0.003 95000 285 Rp285
Rp11,779
Cat Catylac Kg 0.47 21000 9870 Rp9,870
Roll Bh 0.015 12000 180 Rp180
Tenaga
Pekerja OH 0.05 65000 3250 Rp3,250
Mandor OH 0.003 97000 291 Rp291
Pembantu Tukang OH 0.06 60000 3600 Rp3,600
Kepala Tukang OH 0.005 95000 475 Rp475
Rp17,666 1 m2 pengikisan cat tembok
Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah
Jumlah
Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
1 m2 pelapisan plamir
Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah
Jumlah
Sub Total Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
1 m2 pengecatan dengan roll
Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 47 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
K. SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari hasil perencanaan dan pelaksanaan investigasi
kerusakan selasar Gedung A-Gedung Merah adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan awal investigasi selasar adalah dilakukan dengan 6 metoda
pengujian, yaitu: crack depth,crack width, hammer test, UPV, profometer dan
canin.
2. Metoda pengujian yang terealisasi hanya 3 metoda, yaitu: crack width,crack
dept dan hammer test.
3. Hasil pengujian hammer test adalah sebagai berikut:
Balok = 392 kg/cm2
Kolom = 355 kg/cm2
Pelat = 321 kg/cm2
4. Hasil pengujian hammer test tersebut merupakan perkiraan kuat tekan pada
bagian permukaan beton saja. Hasil yang lebih valid perlu dilakukan
perbandingan dengan hasil pengujian UPV/Pundit.
5. Pada pelat dak ditemukan keropos yang menyebabkan tulangan positif/bagian
bawah terkekspos dan terlihat berkarat. Lapisan karat tersebut diduga dapat
menurunkan kapasitas dari tulangan karena mengakibatkan berkuranganya
diameter yang berakibat menurunkan nilai luas tulangan (As).
6. Sehingga, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait kapasitas penampang
pelat dalam menahan beban (beban mati,hidup dan hujan). Perhitungan
kapasitas penampang pelat dak tersebut membutuhkan data berupa jumlah,
jarak, dan mutu tulangan serta tebal selimut. Data-data tersebut dapat diperoleh
dengan melakukan pengujian profometer sementara mutu tulangan dapat
diperoleh dengan melakukan pengujian tarik di Laboratotium.
7. Berdasarkan hasil investigasi, metoda perbaikan yang diusulkan adalah:
Patching pada kolom/balok
Pressure grouting pada pelat
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 48 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017
Pengecatan ulang
8. RAB dari semua metoda perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
Pressure grouting sebesar 470 cm3 = Rp. 5230 (hasil AHS) ~ diambil
nilai lump sum dari jasa grouting berkisar Rp 80.000 – Rp 120.000
Perbaikan waterproofing seluas 36 m2 = Rp 4.845.000
Pengecatan ulang seluas 47,47 m2 = Rp 2.052.520