• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL DAN LAPORAN INVESTIGASI BANGUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL DAN LAPORAN INVESTIGASI BANGUNA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PERBAIKAN BANGUNAN

DIV – TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GEDUNG

OLEH

KELOMPOK 5

DHINDA AYU AMELIA (141144007)

IRENE CAHYA ANGGRAENY (141144014)

MUHAMMAD FAUZI NOVRIZALDY (141144022)

SALSABILA ANDINI PUTRI (141144029)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

(2)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) i JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

A. LATAR BELAKANG ... 2

B. TUJUAN... 4

C. LOKASI OBJEK ... 5

D. GAMBAR AS BUILT ... 6

E. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA ... 7

E.1 Struktur Organisasi ... 7

F. PROGRAM RENCANA ... 8

F.1 Schedule Pelaksanaan Program ... 8

F.2 Metoda Pengujian ... 9

G. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ... 21

H. PROGRAM YANG TEREALISASI ... 23

H.1 Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian... 23

I. RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI ... 40

J. METODA & RAB PERBAIKAN ... 41

J.1 Analisis Metoda Perbaikan ... 41

J.2 RAB Perbaikan ... 44

(3)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

A. LATAR BELAKANG

Selasar merupakan beranda atau serambi yang umumnya memiliki atap namun

ada juga yang tidak beratap. Fungsi dari selasar sendiri adalah sebagai ruang sirkulasi

bagi manusia untuk berpindah tempat/melakukan aktivitasnya. Pada Politeknik

Negeri Bandung, selasar merupakan bangunan prasarana yang difungsikan sebagai

ruang sirkulasi mahasiswa/-i atau warga kampus lainnya untuk berpindah dari satu

gedung ke gedung yang lainnya.

Selasar di Politeknik Negeri Bandung merupakan sebuah struktur beton

bertulang yang komponennya terdiri dari pelat (dak), balok dan kolom (Gambar 1).

Pelat (dak) pada selasar difungsikan sebagai atap untuk melindungi penggunannya

dari panas terik matahari dan air hujan sehingga pada lapisan/layer atas nya terdapat

lapisan waterproofing membran agar kedap air. Selasar tersebut merupakan bangunan

yang dibuat/dikonstruksi + 30 tahun yang lalu.

Gambar 1. Selasar Gedung Kuliah A dan Gedung Merah Polban.

Secara visual, kondisi selasar-selasar tersebut sekarang sudah kurang baik dan

banyak ditemukan kerusakan. Salah satu selasar yang secara visual mengalami

kerusakan adalah selasar yang menghubungkan Gedung Kuliah A dan Gedung Merah.

(4)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

1. Lapisan waterproofing pada pelat (dak) sudah rusak dan ada yang

terkelupas.

2. Rembesan dan kebocoran pada pelat (dak) selasar.

3. Beton pelat keropos dan tulangan bawah pelat (dak) terekspose sehingga

berkarat.

4. Retakan pada struktur beton kolom, balok dan pelat selasar.

Gambar 2. Kerusakan pada Lapisan Waterproofing Pelat (Dak).

Gambar 3. Tulangan Bawah yang Terekspose pada Salah Satu Panel Pelat (Dak).

(5)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah tindakan pada

kerusakan-kerusakan tersebut. Beberapa pilihan tindakan yang bisa dilakukan adalah

perbaikan dan pembangunan ulang selasar tersebut. Pemilihan tindakan tersebut

didasarkan nilai ekonomis dari masing-masing tindakan. Sehingga, sebelum

menentukan tindakan tersebut maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai

kerusakan-kerusakan yang ada. Salah satu bentuk investigasi yang bisa dilakukan

adalah pengujian di lapangan dan menganalisis kategori terkait kerusakan yang

terjadi sehingga nantinya bisa direncanakan metoda perbaikan atau pembangunan

ulang.

B. TUJUAN

1. Membuat DED (Detail Engineering Design) perbaikan selasar Gedung

Kuliah A – Gedung Merah.

2. Merencanakan spesifikasi bahan dan pelaksanaan perbaikan selasar

Gedung Kuliah A – Gedung Merah.

3. Merencanakan BOQ (Bill of Quantity) perbaikan selasar Gedung Kuliah A

(6)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

C. LOKASI OBJEK

Lokasi selasar berada di area Kampus Politeknik Negeri Bandung yang

beralamat di Jalan Kampus Polban, Desa Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 5. Lokasi Selasar Gedung Kuliah A – Gedung Merah Polban.

(7)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 6 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

D. GAMBAR AS BUILT

(8)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 7 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Gambar 8. Potongan A-A pada Gambar 6.

E. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

E.1 Struktur Organisasi

Dhinda Ayu Amelia

Project Manager

Irene Cahya Anggraeny

Site Manager

Salsabila Andini Putri

Quality Control

Muhammad Fauzi

Engineering Manager

(9)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 8 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

F. PROGRAM RENCANA

F.1 Schedule Pelaksanaan Program

Berikut ini merupakan schedule pengujian rencana pelaksanaan investigasi

struktur selasar:

Schedule pengujian rencana dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November

2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian rencana pelaksanaan

investigasi struktur selasar:

1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton

• 24 November 2017 :

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom

• 27 November 2017 :

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok

• 29 November 2017 :

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 4 panel pelat

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 4 panel pelat

2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras

• 1 Desember 2017 :

(10)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 9 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

• 6 Desember 2017 :

 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test

pada 4 panel pelat

• 8 Desember 2017 :

 Perkiraan kualitas dan kuat tekan beton aktual pada struktur tersebut

dengan pundit pada 4 panel pelat

• 11 Desember 2017 :

 Pengujian beton keras dengan cara mengambil sampel atau contoh silinder

beton dari daerah yang sangat kuat tekanannya dengan core drill hanya

dilakukan pada 1 panel pelat

• 12 Desember 2017 :

 Mengetahui korosi pada struktur dengan korosifitas hanya dilakukan pada

titik keropos pada pelat yang tulangannya terkeropos

3. Pengujian cover meter

• 12 Desember 2017 :

 Pengukuran selimut beton dengan profometer pada 1 titik kolom, balok dan

panel pelat

 Pengukuran diameter tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel pelat

 Pengukuran jarak tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel pelat.

F.2 Metoda Pengujian

1. Crack Width dan Crack Depth

Uji retak adalah suatu kegiatan pengujian dimana kegiatan pengujian

dilakukan pada material atau objek untuk mengetahui tingkat retakan yang

terdapat pada objek atau material yang dilakukan pengujian, metode

pengujian ini sudah banyak digunakan. Pengujian keretakan umumnya

(11)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 10 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

keretakan mulai dari kedalaman, ketinggian, sampai kelebaran retakan pada

suatu objek pengujiannya.

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur serta

mengetahui tingkat retak yang terjadi pada suatu objek , lalu akan

menghasilkan sebuah nilai keluaran yang nantinya akan dijadikan bahan

analisa sebagai materi yang akan dipelajari untuk menemukan solusi dari

pada permasalahan retakan yang terjadi pada suatu objek.

A. Penyebab crack depth dan crack width Yang Terjadi Saat

Pembuatan Beton.

• Sifat dari beton itu sendiri

Pada sawal pembuatan beton dengan pencampuran bahan

penyusunnya seperti kerikil, pasir, air dan semen, dan dalam

proses pengerasannya beton akan mengalami pengurangan

volume dari volume awal. Ini disebabkan karena air yang

terkandung pada campuran beton akan mengalami penguapan

sehingga mengurangi volume beton. Apabila pada kondisi saat

beton mengalami penyusutan ada suatu tahanan maka retakan

pun tidak dapat dihindari.

• Suhu

Suhu dapat menyebabkan crack depth dan crack width pada

beton, suhu yang dimaksud adalah suhu saat pembuatan beton.

Karena pada saat campuran beton mengalami perkerasaan suhu

yang timbul akibat reaksi dari air dengan semen akan terus

meningkat. Sehingga pada saat suhu campuran beton ini terlalu

tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak – retak

pada permukaan beton.

• Korosi pada tulangan

Beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari

(12)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 11 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

retakan akibat dari sifat beton disebar pada keseluruhan beton

menjadi bagian – bagian yang sangat kecil sehingga retakan

tersebut dapat diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai

pada saat pembuatan beton sudah meengalami korosi, tulangan

tersebut itu pun akan menyebabkan retakan pada saat beton

mengeras, dan untuk mengukur korosi pada tulangan beton ini

(13)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 12 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

B. Klasifikasi Retak

Berikut ini merupakan klasifikasi retak yang bersumber dari sebuah

buku berjudul “Types and Causes of Cracks and Cracking” yang dibuat

David Beal., BE., M.Eng., M.Sc(Lon)., DIC.,RPEQ., MIE(Aust).,

CP.Eng. sebagai dosen di Concrete Technology and Design, Queensland

University of Technology. Pada bukunya,David Beal

mengklasifikasikan retak pada beton menjadi sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi Retak Berdasarkan Lebarnya (Referensi I).

sumber: (Beal, David)

Referensi I

Klasifikasi Retak (Berdasarkan Lebar Retak)

Type Width (mm)

Fine < 1 mm

Medium 1 – 2 mm

Wide > 1 mm

• Retak dengan lebar < 0,3 mm dikategorikan dalam kondisi baik

dan masih diterima/dapat ditoleransi. Namun hal tersebut

bergantung pada beban/tekanan yang diterima oleh beton itu

sendiri.

• Toleransi tersebut berbeda untuk, misalnya bangunan air atau

bangunan dengan tekanan air tinggi < 0,1 mm; tekanan luar dan

internal yang normal dalam kondisi lembab < 0,2 mm; bagian

dalam dan terlindung < 0,3 mm.

Sementara itu, menurut modul mata kuliah Perawatan Bangunan-1.

Lebar retak bisa juga digunakan untuk menilai/memberi peringkat

kerusakan struktur beton. Peringkat tersebut dikategorikan sebagai

(14)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 13 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 2. Peringkat Kerusakan Struktur Beton Berdasarkan Lebar Retak (Referensi II).

sumber: (Modul Perawatan Bangunan-1)

Referensi II

Peringkat Kerusakan Struktur Beton

Peringkat Komponen yang Rusak

I Lebar retak < 0,2 mm

II ●Terlihat retak pada permukaan beton ●Lebar retak 0,2 - 1,0 mm

III Lebar retak > 1,0 mm

IV ●Terlihat beton pecah, sehingga tulangan tampak ●Selimut beton terkelupas

●Tulangan membengkok ●Beton inti hancur

●Memungkinkan terjadinya deformasi vertikal dari kolom/dinding ●Settlement dari lantai

2. Hammer Test

Hammer test bertujuan untuk memeriksa mutu beton pada permukaan

struktur dan mengetahui mutu kekerasan suatu beton di lapangan, juga

untuk mengetahui perkiraan kekuatan dari suatu elemen yang berumur

lebih dari 14 hari dan terbuat dari beton, dengan cara tidak merusak

struktur tersebut (Non Destructive Test). Pengujian hammer test

memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu:

Keuntungan:

• Sangat mudah dan praktis dilakukan dilapangan.

• Dapat dilakukan dengan cepat.

• Alatnya ringan dan dapat dipakai berulang-ulang.

Kerugian:

• Benda uji harus dalam keadaan kering.

• Cara pemakaian harus sesuai aturan yang berlaku.

• Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton.

• Titik yang akan dipukul harus rata dan tidak terkena butir agregat.

(15)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 14 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Kalibrasi alat Hammer:

Sebelum digunakan, alat hammer test harus dikalibrasikan terlebih

dahulu,

yang berfungsi untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu alat, agar

alat tersebut dalam kondisi standard.

Prosedur pengujian Hammer Test:

1. Siapkan alat serta bahan yang akan digunakan.

2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat Hammer Test

dengan cara:

a. Masukan alat, lalu pukulkan torak (plunger) kedalam alat

kalibrasi.

b. Catat besar pukulan atau rebound (r).

c. Lakukan minimal 10 kali.

3. Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari

masing-masing pukulan, hitung nilai kalibrasinya.

4. Setelah alat dikalibrasi, tentukan atau pilih beberapa titik (N) pada

permukaan beton yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu

dengan yang lainnya ± 2,5-4cm, tergantung dari dimensi struktur

atau konstruksi.

5. Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada

pembacaan skala dari setiap pukulan Hammer Test.

(16)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 15 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

7. Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi

alat (AK), lalu dikonfirmasi dengan kekuatan tekan (b), sesuai

dengan grafik kalibrasi alat dan sudut pukulan.

8. Hitung kuat tekan beton rata-rata. 𝜎𝑏𝑚= ∑ (𝜎𝑁1 𝑏)

12. Dalam setiap pengujian hendaknya diusahakan:

• Mendapatkan titik sebanyak mungkin.

• Benda uji harus berumur tidak kurang dari 14 hari dan

sebaiknya diuji pada umur > 28 hari.

3. Canin

Uji resistivity canin digunakan untuk uji korosi tulangan dalam beton.

Salah satu metode NDT adalah uji korosi tulangan dalam beton dengan

menggunakan prinsip half cell potential dengan alat keluaran proceq

yaitu CANIN+ (corrosion analysis).

Metode pengukuran canin untuk uji korosi tulangan dalam beton, yaitu:

Untuk mengukur voltase ini, perlu menghubungkan kabel ground ke

bagian yang terbuka dari tulangan baja di dalam beton. Pembacaan

dilakukan dengan menempelkan batang half-cell pada permukaan beton

yang sudah diberi tanda misalkan titik-titik dengan grid berjarak tertentu.

Hasil pembacaan akan ditampilkan pada unit display sebagai grafik beda

potensial.

(17)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 16 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

UPV merupakan pengujian yang bersifat tidak merusak (Non

Destructive Test). Penggunaan UPV pada beton adalah untuk

memperkirakan kekuatan beton, mengetahui homogenitas beton dan

mendeteksi kerusakan beton, misal adanya rongga ataupun retak.

Tujuan Ultrasonic Pulse Velocity Test terhadap struktur beton adalah

untuk mengetahui beberapa data-data seperti:

• Mendeteksi keretakan dan kedalamannya

• Homoginitas pada beton

• Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh

kimiawi

• Kualitas/mutu beton

• Honeycombing/void atau kerusakan lain pada beton

• Modulus Elastisitas Beton

Alat yang dipergunakan adalah PUNDIT (Portable Ultrasonic

Non-Destructive Digital Indicating Tester). Pundit menghasilkan frekuensi

pulsa ultrasonic rendah yang diperlukan untuk mengukur waktu yang

dibutuhkan antara dua transducer yang masuk dari suatu media.

Dalam pelaksanaan penelitian Ultrasonic Pulse Velocity ini terdiri dari 3

metode pengujian, yaitu:

1. Direct Transmission dimana pengukuran dilakukan dengan cara

receiver transducer dan transmitter transducer diletakkan saling

berhadapan.

2. Indirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter

(18)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 17 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

3. Semidirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter

transducer diletakkan pada posisi axial, satu bidang tegak lurus dan

satu bidang mendatar.

Berikut merupakan prosedur pengujian Ultrasonic Pulse Velocity:

1. Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan cara menempelkan transducer

pada reference bar sambil memutar tombol set ref hingga

didapatkan angka 028,5 µS.

2. Mengukur lintasan-lintasan yang akan diuji lalu putar switch ke

arah 1 µS.

3. Mengolesi permukaan transducer dan permukaan yang kasar pada

benda uji dengan stempet.

4. Menempelkan dengan keras transducer (transistor dan receptor)

pada permukaan benda uji.

5. Membaca transit time (t) yang tertera pada alat pundit.

5. Profometer

a. Definisi dan Fungsi

Alat ukur profometer merupakan perangkat yang canggih untuk

mencari lokasi tulangan dengan tanpa merusak serta untuk mengukur

selimut beton dan diameter batang tulangan. Di samping untuk

mendeteksi diameter tulangan secara akurat sampai tingkat milimeter

dengan hanya satu prosedur pengukuran, alat ukur profometer bisa

(19)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 18 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Gambar 9. Proceq Profometer.

Prinsip kerja alat electromagnetic didasarkan pada pengukuran

perubahan medan magnet yang dise-babkan oleh tulangan yang tertanam

di dalam beton. Medan magnet ditimbulkan oleh sistem muatan listrik

dalam coil. Apabila terdapat tulangan dalam medan magnetik tersebut,

garis gaya medan magnet akan menyimpang. Penyimpangan ini

mengakibatkan perubahan tegangan yang dapat dibaca oleh alat pengukur.

b. Metoda Kerja

Cara kerja Rebar Locator sangat tergantung alat yang digunakan,

namun secara umum dapat di digam-barkan bahwa prosedur

penggunaannya adalah sebagai berikut (Profometer 5+).

Untuk pembacaan selimut beton alat pengelompokan antara

pembesian yang dihubungkan dengan bind-draad dan dengan las. Prober

digerakkan searah dengan tulangan dan angka pada layar dibaca. Ke-cuali

pembacaan secara digital alat ini juga memberi respons audio, semakin

teliti pembacaan semakin keras bunyi yang dikeluarkan. Selimut beton

ditentukan pada pembacaan yang terkecil (Gambar 10) dengan sinyal

(20)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 19 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Gambar 10. Layar Pembacaan Profometer 5+.

Untuk penentuan diameter pengenal, maka Prober harus

digerakkan searah dengan tulangan yang akan dibaca. Gambar 11.a dan

Gambar 11.b menunjukkan arah gerakan prober untuk tulangan pelat

dengan dua lapis pembesian.

Gambar 11.a. Pembacaan Tulangan lapis 1.

Gambar 11.b. Pembacaan

Tulangan lapis 2.

Untuk mendeteksi tulangan, unit sensor ditempelkan pada

permukaan beton lalu digeser perlahan sambil diamati bacaan di display.

Arah gerakan adalah tegak lurus pada sumbu tulangan yang akan

dideteksi. Khusus pada alat tipe Profometer ini, akan terdengar nada

sinyal bila sensor mendeteksi keberadaan tulangan, yang selanjutnya

posisi/titik ini ditandai. Posisi scanning bisa vertikal maupun horizontal.

Berikutya dilakukan scan serupa dari arah berlawanan, sehingga

(21)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 20 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

merupakan perkiraan dari diameter tulangannya. Jika scanning dilakukan

dari tepi elemen, maka jarak dari tepi ke titik pertama terdengar sinyal

(22)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 21 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

G. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Berikut ini merupakan rencana anggaran biaya (RAB) untuk melaksanakan

investigasi pada selasar Gedung A-Gedung Merah Polban:

Tabel 3. Bill of Quantity Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.

NO. URAIAN SAT Volume Keterangan

A B C D E

I

1

Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) unit/hari 3

Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit alat

2

Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) unit/hari 3

Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit alat

II

1 Hammer test sample 19 Jumlah sample pada segmen selasar adalah 10 buah

kolom, 5 balok dan 4 panel pelat

2 Pundit sample 4 Pundit direncanakan dilakukan untuk semua panel

pelat

3 Core Drill titik 1 Pundit direncanakan dilakukan hanya pada 1 panel

pelat

4 Korosifitas sample 7 Uji korosifitas direncanakan untuk titik keropos pada

pelat yang tulangannya terekspos

II

1 Pengukuran selimut beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur 2 Pengukuran diameter tulangan beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur 3 Pengukuran jarak tulangan beton titik 3 Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur

PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON

PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS

(23)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 22 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 4. AHS Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.

Tabel 5. Rekap RAB Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.

NO. URAIAN SAT HSP (Rp)

A B C D sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON

PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS

PENGUJIAN COVER METER

NO. URAIAN SAT Volume HSP (Rp) Jumlah (Rp)

A B C D E F

PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS

(24)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 23 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

H. PROGRAM YANG TEREALISASI

Pada pelaksanaannya, dari rencana 6 metoda pengujian hanya 3 metoda

pengujian yang berhasil direalisasikan. Pada bab ini akan diuraikan terkait

pengolahan data hasil pengujian dan RAB realisasi dari pengujian yang telah

dilaksanakan.

H.1 Schedule Pelaksanaan Program

Berikut ini merupakan schedule pengujian aktual pelaksanaan investigasi

struktur selasar:

Schedule pengujian aktual dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November

2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian aktual pelaksanaan

investigasi struktur selasar:

1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton

• 23 November 2017 :

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom

• 29 November 2017 :

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok dan 4

panel pelat

 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok dan 4

panel pelat

2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras

(25)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 24 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test

pada 10 kolom, 5 balok dan 4 panel pelat.

H.2 Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian

1. Crack Width dan Crack Depth

Sebelum dilakukan pengujian dengan alat crack width dan depth maka

dilakukan pengamatan secara visual dahulu untuk menentukan titik yang

mengalami retak dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan alat.

Dari pengamatan visual tersebut didapatkan struktur yang retak pada segmen

ke – 5 adalah kolom dan balok, sementara pada pelat berupa keropos selimut

beton dengan lebar yang cukup besar.

Pengujian dengan menggunakan crack width dan crack depth dilaksanakan

terhadap struktur kolom dan balok saja. Berikut ini merupakan metoda

(26)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 25 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

a. Crack Width

Metoda Pengujian Crack Width

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Keterangan Gambar:

1. Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.

2. Tempatkan head transducer pada bagian yang retak, atur posisi head

transducer sampai tampilan pada layar main unit sesuai dengan

retakkan yang ada.

3. Jika retak yang ditampilkan layar main unit sudah sesuai, maka

tahan posisi head transducer lalu baca lebar retaknya.

Hasil Pengujian Crack Width

(27)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 26 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 7. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Kolom.

Kolom

Tabel 8. Volume Crack pada Kolom.

Jenis

Struktur

Dimensi Retak (mm) Volume

(mm3) Lebar Kedalaman Panjang

Kolom 1 0,36 - 5,25

Tabel 9. Hasil Pengujian Crack Width pada Balok.

(28)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 27 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 10. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Balok.

Balok

Klasifikasi Jenis Width

(mm) Ref I Ref II

Balok 1 0,57 Fine II

Balok 2

Balok 3 0,55 Fine II

Balok 4

Balok 5

b. Crack Depth

Metoda Pengujian Crack Depth

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Keterangan Gambar:

1. Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.

Tempatkan bagian tengah transducer pada retakkan yang akan diuji.

2. Setting jarak lintasan antar kepala transducer: 100, 150 sampai 200

mm.

3. Catat nilai cepat rambat pulsa ultrasonik (m/s) dan kedalaman retak

pada masing-masing lintasan.

(29)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 28 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Hasil Pengujian Crack Depth

Tabel 11. Hasil Pengujian Crack Depth dan Kualitas Homgenitas Kolom.

Distance Depth Vel Vel

(mm) (mm) (m/s) (km/s)

100 74,2 107

150 85,7 114

110

Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)

100 40,9 95

150 43,4 85

90

Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)

100 54,9 124

150 67,6 147

135

Distance Time Depth (mm) Vel (m/s)

(30)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 29 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

2. Hammer Test

Pengujian ke-3 adalah uji NDT (non-destructive test) dengan alat hammer.

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan perkiraan kuat tekan pada

permukaan beton berdasarkan nilai rebound alat hammer test. Berikut ini

adalah tahapan dalam pengolahan datanya:

a. Kalibrasi Hammer Test

Kalibrasi digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi alat

hammer test sehingga hasil/nilai rebound dari hammer test tetap

dalam keadaan standar. Alat kalibrasi yang digunakan adalah anvil

test dengan standar nilai rebound (R) adalah 80

Nilai angka koreksi dari hammer test dengan merk Proceq serie

IP0077 adalah sebagi berikut:

(31)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 30 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

b. Hasil Pengujian Nilai Rebound

Pengujian dilakukan terhadap struktur kolom, balok dan pelat lantai

(dak) selasar. Pada segmen selasar yang dikerjakan, terdapat 10

kolom, 5 balok dan 4 panel pelat lantai. Berikut merupakan nilai

rebound (R) dari masing-masing struktur tersebut:

• Balok (210/300), sudut inklinasi (α) = +900

Tabel 12. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Balok.

Titik Nilai Rebound Balok (R)

(32)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 31 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

• Kolom (210/210), sudut inklinasi (α) = 00

Tabel 13. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Kolom.

Titik Nilai Rebound Kolom (R)

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10

Tabel 14. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Pelat.

Titik Nilai Rebound Pelat Dak (R)

(33)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 32 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Pada Tabel 12 s/d Tabel 14 terdapat nilai-nilai berikut yang

diperoleh dengan cara sebagai berikut:

• R rata-rata = diperoleh dengan merata-ratakan nilai rebound

• R rata-rata terkoreksi alat = diperoleh dengan mengalikan nilai rata-rata rebound dengan faktor koreksi alat hasil kalibrasi.

Diketahui angka koreksi alat yang dipakai = 1,070

• Koreksi non-horizontal = nilai tersebut diperoleh berdasarkan

sudut inklinasi hammer ketika pengujian berlangsung. Koreksi

tersebut terutama digunakan pada struktur horizontal seperti

balok dan pelat. Contohnya seperti pada balok berikut:

Diketahui:

 Nilai R rata-rata terkoreksi alat = 45,26

 Sudut inklinasi (α) = + 900 (ke atas)

 Nilai koreksi =

Dari tabel di atas, nilai R berada di antara 40 dan 50,

sehingga digunakan interpolasi sebagai berikut:

Nilai koreksi = 3,9 + ((3,1 − 3,9

50 − 40 ) 𝑥(45,26 − 40)) = 3,40 Karena arahnya ke atas, maka nilai koreksi tersebut bernilai

(34)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 33

beton. Tabel konversi tersebut seperti pada Lampiran. Berikut ini

merupakan hasil konversi nilai rebound ke kuat tekan dari tabel

tersebut:

Tabel 15. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Kolom.

Kuat Tekan Kolom (kg/cm2)

Tabel 16. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Balok.

(35)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 34 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 17. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Pelat.

Kuat Tekan Pelat Dak (kg/cm2)

Dari data pada tabel-tabel tersebut, maka selanjutnya dilakukan

penganalisisan data untuk menentukan kuat tekan karateristiknya:

• Nilai kuat tekan rata-rata (σbr) , diperoleh dengan rumus sebagai

berikut:

Dari, rumus diatas didapat nilai fcr untuk masing-masing struktur

adalah sebagai berikut:

 Balok = 468,10 kg/cm2

 Kolom = 494,30 kg/cm2

 Pelat = 477,30 kg/cm2

• Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi

(36)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 35

Dari, rumus diatas didapat nilai sd untuk masing-masing struktur

adalah sebagai berikut:

 Balok = 46,70 kg/cm2

 Kolom = 85,10 kg/cm2

 Pelat = 95,20 kg/cm2

• Langkah terakhir adalah menentukan kuat tekan karateristik

dengan rumus berikut:

struktur adalah sebagai berikut:

 Balok = 392 kg/cm2

 Kolom = 355 kg/cm2

(37)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 36 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

3. Visual

a. Keropos pada Pelat Dak

Kondisi keropos pada pelat bagian bawah dak dengan panjang dan lebar

yang beragam. Semua keropos tersebut memperlihatkan tulangan bawah

pelat dak yang terekspose dalam kondisi karat.

Panel 4

Panel 3

(38)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 37 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 18. Dimensi dan Volume Keropos Pelat Dak.

Jenis

Total Volume Keropos: 474,10 cm3= 0,000474 m3

b. Kondisi Permukaan Atas Dak Selasar

Pada permukaan bagian atas pelat dak selasar terdapat lapisan

waterproofing jenis membran bakar. Waterproof membrane bakar adalah

material waterproof dalam bentuk lembaran yang terbuat dari modified

bitumen/aspal, lalu diperkuat dengan serat tulang non woven polyester dan

dipalikasikan dengan cara dibakar. Kondisi lapisan waterproofing tersebut

banyak yang sudah terbuka sehingga menyebabkan rembesan ke dalam

pelat dak. Berikut merupakan kondisi lapisan membran waterproofing pada

(39)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 38 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Gambar 12. Kondisi Lapisan Waterproofing pada Permukaan Atas Dak.

Pada Gambar 12. terlihat kondisi waterproofing membran yang rusak

dan permukaan atas dak yang tergenang. Genangan air diduga karena

kemiringan permukaan dak yang kurang, sehingg air tidak dapat mengalir

ke saluran pipa pembuangan yang ada di samping dak. Genangan air

ditambah lapisan waterproofing yang rusak menyebabkan rembesan ke

permukaan bawah dak dan pada akhirnya menyebabkan kebocoran pada

selasar Gedung A-Gedung Merah. Volume kerusakan lapisan

(40)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 39 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Gambar 13. Kondisi Lapisan Cat Pelat dan Balok Selasar Segme Ke-5.

Sementara itu, dari segi arsitektur kondisi cat dari balok dan pelat

sudah kurang baik. Sehingga perlu dilakukan pengecatan ulang dari cat

(41)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 40 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

I. RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI

Tabel 19. Bill of Quantity Realisasi Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah

Segmen-5.

(42)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 41 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

J. METODA & RAB PERBAIKAN

J.1 Analisis Metoda Perbaikan

Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan maka macam-macam

kerusakan elemen struktur yang ada di selasar Gedung A – Gedung Merah dapat

dirumuskan metoda perbaikannya. Metoda perbaikan tersebut diuraikan sebagai

berikut:

1. Perbaikan Keropos/Spalling Pelat

Berdasarkan hasil investigasi sebelumnya, kerusakan yang terjadi pada pelat

dak bagian bawah adalah spalling dengan tulangan terekspos dan

mempunyai ketebalan kurang dari selimut beton. Sehingga metoda perbaikan

yang dipilih adalah metoda patching dengan adukan. Untuk metoda nya

adalah sebagai berikut:

• Sebelumnya dilakukan dahulu pengukuran dimensi keropos sehingga

dapat ditentuka volume adukan/mortar yang harus disiapkan

• Bersihkan area yang keropos dan apabila perlu dilakukan chipping

terlebih dahulu agar bentuk lubang keropos lebih teratur.

• Beri juga cairan anti karat pada tulangan yang terekspos

• Lalu berikan bonding agent pada lapisan beton lama/keropos agar

ikatannya dengan beton/adukan tambalan lebih kuat.

• Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan

melakukan penempelan mortar secara manual.

• Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan

pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil

yang padat.

• Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan,

tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum

ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan

(43)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 42 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

• Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan

epoxy mortar.

2. Pressure Grouting pada Pelat

Metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan penyuntikan

memakai bahan non-shrink mortar. Injeksi grouting adalah untuk mengisi

rongga struktur beton yang kropos dan retak baik bocor mengeluarkan air

maupun hanya retak dan kropos tidak mengelurkan air. Type 1,Grade 1,class

B+C.

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang

retakan dengan jarak specing 200mm.

b. Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Sikaset

Accelerator.

c. Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang

terpasang.

d. Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering,

untuk daerah basah grouting menggunakan

e. Sika Intraplast Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil.

Tekanan maksimum akan diberikan sekitar 1- 3

f. bar dan ditahan selama 1 menit.

g. Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan

permukaan.

3. Pada Balok dan Kolom

Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan

penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus

diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga

(44)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 43 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

retak < 0.3 mm ) pada lantai beton diajukan perbaikan dengan penambalan

menggunakan Sikagrout 215.

Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram

permukaan lantai dengan air.

b. Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215.

c. Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air

sebanyak 4.25 lt untuk 1 sak @25 kg) atau cukup agar bias.

d. digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25

kg)

e. Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpound.

4. Perbaikan Lapisan Waterproofing

Waterproofing membrane torch-on adalah waterproofing yang fleksibel,

berbahan dasar APP ( Atactic Poly – Propylene ) modifikasi bitumen, yang

di perkuat dengan bahan polyster non woven. Memiliki permukaan yang

dilapisi semacam pasir ( Sand broadcast ) dan bagian bawahnya di lapisi

polyethylene untuk mempermudah pemasangan.

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Kebersihan lokasi harus bersih dan rata /halus

b. Lokasi dibersihkan terlebih dahulu dari debu, pasir, bekas adukan

semen, tanah, oli dan kerikil

c. Pemasangan plamir lokasi yang sudah dibersihkan

d. Pengeringan plamir untuk lokasi terbuka 2-3 jam dan lokasi tertutup

3-5 jam

e. Pemasangan waterproofing membrane dengan cara di bakar ( torch

on ) dan penyusunan overlapping denagan jarak 5 cm ( lajur perlajut )

f. Waterproofing membrane torch - on harus di pasang sesuai instruksi

(45)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 44 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

berpengalaman dalam bidangnya dan disetujui oleh perusahaan yang

sudah di tunjuk sebagai applicator

J.2 RAB Perbaikan

Berdasarkan analisis metoda perbaikan yang sudah dibuat sebelumnya,maka

dapat direncanakan RAB perbaikan berdasarkan volume yang diperoleh selama

investigasi. Berikut ini merupakan RAB perbaikan selasar segmen ke-5:

Tabel 21. RAB Perbaikan Lapisan Waterproofing Membran Bakar.

No

Tukang batu OH 0,5 65000 32500 Kepala tukang batu OH 0,05 97000 4850

Pekerja OH 0,25 60000 15000 Rp15.000 Mandor OH 0,0125 95000 1187,5 Rp1.188

Rp122.238

Total Harga Pekerjaan waterpproofing membrane /m2 VOL. TOTAL (m2)

Total Harga Pekerjaan waterproofing membrane 1

PEKERJAAN PERBAIKAN ATAP 1 m2 waterproofing membrance

Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah

(46)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 45 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 22. RAB Pekerjaan Injeksi Grouting.

Bahan Upah

1 Sika Grout 215 25 kg kg 76,28 130350 9943098 Rp 9.943.098

2 Peralatan ls 1 15000 15000 Rp 15.000

1 Pekerja OH 3 110000 330000

3 Tukang Grouting OH 0,5 138000 69000 Rp69.000

4 Mandor OH 0,01 194000 1940 Rp1.940

Rp10.029.038

Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting /M3

VOL. TOTAL (M3)

Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting

No

Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah

(47)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 46 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Tabel 23. RAB Pekerjaan Pengecetan Ulang.

No

Pembantu Tukang OH 0.15 60000 9000 Rp9,000

Mandor OH 0.008 97000 776 Rp776

Rp9,861

Plamir Kg 0.1 73966 7396.6 Rp7,397

Amplas Lembar 0.5 1700 850 Rp850

Tenaga

Tukang OH 0.03 65000 1950 Rp1,950

Mandor OH 0.001 97000 97 Rp97

Pembantu Tukang OH 0.02 60000 1200 Rp1,200

Kepala Tukang OH 0.003 95000 285 Rp285

Rp11,779

Cat Catylac Kg 0.47 21000 9870 Rp9,870

Roll Bh 0.015 12000 180 Rp180

Tenaga

Pekerja OH 0.05 65000 3250 Rp3,250

Mandor OH 0.003 97000 291 Rp291

Pembantu Tukang OH 0.06 60000 3600 Rp3,600

Kepala Tukang OH 0.005 95000 475 Rp475

Rp17,666 1 m2 pengikisan cat tembok

Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah

Jumlah

Overhead (10%) & Profit

Total =A+B

1 m2 pelapisan plamir

Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah

Jumlah

Sub Total Overhead (10%) & Profit

Total =A+B

1 m2 pengecatan dengan roll

Tenaga/Bahan Sat Indeks Harsat bahan/upah Jumlah

(48)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 47 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

K. SIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari hasil perencanaan dan pelaksanaan investigasi

kerusakan selasar Gedung A-Gedung Merah adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan awal investigasi selasar adalah dilakukan dengan 6 metoda

pengujian, yaitu: crack depth,crack width, hammer test, UPV, profometer dan

canin.

2. Metoda pengujian yang terealisasi hanya 3 metoda, yaitu: crack width,crack

dept dan hammer test.

3. Hasil pengujian hammer test adalah sebagai berikut:

 Balok = 392 kg/cm2

 Kolom = 355 kg/cm2

 Pelat = 321 kg/cm2

4. Hasil pengujian hammer test tersebut merupakan perkiraan kuat tekan pada

bagian permukaan beton saja. Hasil yang lebih valid perlu dilakukan

perbandingan dengan hasil pengujian UPV/Pundit.

5. Pada pelat dak ditemukan keropos yang menyebabkan tulangan positif/bagian

bawah terkekspos dan terlihat berkarat. Lapisan karat tersebut diduga dapat

menurunkan kapasitas dari tulangan karena mengakibatkan berkuranganya

diameter yang berakibat menurunkan nilai luas tulangan (As).

6. Sehingga, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait kapasitas penampang

pelat dalam menahan beban (beban mati,hidup dan hujan). Perhitungan

kapasitas penampang pelat dak tersebut membutuhkan data berupa jumlah,

jarak, dan mutu tulangan serta tebal selimut. Data-data tersebut dapat diperoleh

dengan melakukan pengujian profometer sementara mutu tulangan dapat

diperoleh dengan melakukan pengujian tarik di Laboratotium.

7. Berdasarkan hasil investigasi, metoda perbaikan yang diusulkan adalah:

 Patching pada kolom/balok

 Pressure grouting pada pelat

(49)

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG) 48 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

 Pengecatan ulang

8. RAB dari semua metoda perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:

 Pressure grouting sebesar 470 cm3 = Rp. 5230 (hasil AHS) ~ diambil

nilai lump sum dari jasa grouting berkisar Rp 80.000 – Rp 120.000

 Perbaikan waterproofing seluas 36 m2 = Rp 4.845.000

 Pengecatan ulang seluas 47,47 m2 = Rp 2.052.520

Gambar

GAMBAR AS BUILT ...................................................................................
Gambar 1.  Selasar Gedung Kuliah A dan Gedung Merah Polban.
Gambar 2.  Kerusakan pada Lapisan Waterproofing Pelat (Dak).
Gambar 7. As Built Drawing Denah Struktur Segmen Pelat Lantai Dak Kelompok 5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan indeks vigor setelah perendaman dalam etanol selama 30 menit memiliki korelasi yang erat dengan daya berkecambah benih setelah disimpan selama enam bulan

sejauh mana pengaruh desentralisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada

Setelah mengamati slideshare dan video yang ditampilkan guru tentang materi fungsi fitur-fitur perangkat lunak pengolah gambar vektor, peserta didik mampu menerapkan dan

Berdasarkan pengolahan data dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: latihan stabilisasi dan fleksibilitas panggul memberikan dampak

Jam’u wa al-Taufiq adalah taufiq (kompromi), dari yang al- ‘Imrānī membicarakan perihal perceraiannya namun dasar al- Maūṣilī menggunakan dasar kewajiban dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histologi dari pengaruh ekstrak daun C.odorata dalam berbagai konsentrasi terhadap proses kesembuhan

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Rolos (2015) tentang hubungan dukungan orang tua dengan kecemasan

PERTUNJUKAN SENI ANGKLUNG SERED BALANDONGAN GRUP TUNGGAL JAYA DI DESA SUKALUYU KECAMATAN MANGUNREJA KABUPATEN TASIKMALAYA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu