• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH SUAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH SUAT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Skripsi

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN MUSRENBANG di KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014

DISUSUN O L E H

SUFRAYANTI AMIR (1201103010009)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI 2014-2015

(2)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Musrenbang di Kota Banda Aceh Tahun 2014.”

Terwujudnya proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga,ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu krtik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepan. Amin yaa Rabbal ‘Alamiin

Banda Aceh, 1 Januari 2015 Penulis

SUFRAYANTI AMIR

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

2.3 Rencana Kerja Pembangunan Daerah ... 8

2.4 Kebijakan Umum Anggaran ... 8

2.5 Prioritas Plafon Anggaran Sementara ... 8

2.6 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ... 9

2.7 Kerangka Pemikiran ... 9

2.8 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 11

2.9 Hipotesis Penelitian ... 11

BAB III 3.1 Populasi Penelitian ... 13

3.2 Definisi Dan Operasional Variabel ... 13

3.3 Metode Analisis Data ... 13

3.4 Pengujian Hipotesis ... 14

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial dimana adanya partisipasi masyarakat secara luas yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial. Selama ini, paradigma dalam pembangunan biasanya identik dengan kewenangan pemerintah yang besar dan rendahnya peran masyakarat. Dalam hal seperti ini, banyak menimbulkan kekecewaan masyarakat ketika pemerintah tidak mampu memberikan yang terbaik dan tidak dapat mewujudkan tujuan pembangunan secara maksimal. Ketika paradigma pembangunan alternatif muncul, pembangunan tidak hanya menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah semata, namun juga harus menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam proses pelaksanaan pembangunan. Artinya, pemerintah tidak lagi sebagai pelaksana, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator dari dinamika pembangunan. Dengan paradigma ini, seluruh proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan diharapkan melibatkan masyarakat.

Proses pembangunan yang melibatkan peran serta warga masyarakat ini sering juga disebut dengan proses pembangunan partisipatif. Disamping proses partisipatif ini, proses perencanaan pembangunan juga melibatkan proses politis dan teknokratis. Pada majalah membangun kota berbasis gampong Tanggal 12 Mei 2012, Nurcholis menyatakan bahwa :

“Suatu model pembangunan yang mengikutsertakan masyarakat, dimana masyarakat secara aktif melibatkan diri; baik dimulai dari perencanaan, perumusan, pemecahan masalah dalam pembangunan, dan evaluasi serta melakukan monitoring dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan”.

(5)

Untuk itu, maka proses perencanaan memerlukan keterlibatan masyarakat, diantaranya melalui konsultasi publik atau musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Musrenbang merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan kesepakatan perencanaan pembangunan didaerah yang bersangkutan sesuai tingkatan wilayahnya.

Proses dan mekanisme Musrenbang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

LGSP-USAID menemukan beberapa faktor yang menyebabkan kegiatan

Musrenbang kurang efektif, antara lain: Pertama, lemahnya pemahaman

kerangka peraturan (regulatory framework) dari perencanaan dan

penganggaran. Kedua, kurangya kerangka peraturan pada tingkat

daerah (provinsi dan kabupaten/kota), apalagi pada tingkat kecamatan,

dan gampong. Ketiga, lemahnya kapasitas staf pemerintah dalam

penyiapan dokumen perencanaan pembangunan. Keempat, lemahnya

kapasitas staf dalam mengelola perencanaan partisipatif. Kelima,

lemahnya keterlibatan masyarakat dan organisasi masyarakat sipil dalam

proses perencanaan

(6)
(7)

“Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Musrenbang di Kota Aceh Tahun 2014”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pelaksanaan musrenbang di Kota Banda Aceh.

2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan kurang efektifnya musrenbang di Kota Banda Aceh.

3. Bagaimana pengaruh murenbang terhadap pembagunan di Kota Banda Aceh.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh signifikan partisipasi

masyarakat terhadap pelaksanaan musrenbang di Kota Banda Aceh

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang efektifnya musrenbang di Kota Banda Aceh

3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh musrenbang terhadap pembangunan di Kota Banda Aceh.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yanga dapat kita peroleh dari penelitian berdasarkan tujuan penelitian ini antara lain :

1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh signifikan analisis partisipasi masyarkat terhadap pelaksanaan musrenbang di Kota Banda Aceh.

(8)

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan ilmu penegtahuan, khususnya pada bidang akuntansi pemerintahan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang analisi partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan musrenbang di Kota Banda Aceh.

4. Bagi pemerintah diharapkan agar mampu mewujudkan pembangunan dengan adanya keterlibatan masyarakat didalamnya.

(9)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Musrenbang

2.1.1 Pengertian Musrenbang

Musrenbang adalah forum multi-pihak secara terbuka dan bersama dalam menentukan kebutuhan dan kebijakan pembangunan masyarakat. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Wrihatnolo & Nugroho bahwa Musrenbang adalah “forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan, baik ditingkat gampong/desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan tingkat nasional mengenai prioritas pembangunan di wilayah tertentu, yang didasarkan pada masukan dari bawah, serta disepakati dalam sebuah dokumen perencanaan pembangunan”.

Konsep Musrenbang juga bermakna sebagai ruang dan kesempatan berinteraksi antar warga untuk mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan secara partisipatif. Proses ini biasanya berakhir dengan pengambilan keputusan bersama tentang program atau kegiatan prioritas untuk wilayah yang bersangkutan.

Pada tingkat masyarakat gampong, Musrenbang bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang prioritas kebutuhan gampong, yang kemudian menjadi kerangka acuan bagi SKPK (Satuan Kerja Perangkat Kota/Kabupaten) dalam pembahasan daftar anggaran kegiatan, yang akan dibiayai dari APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja kota/kabupaten) dan Alokasi Dana Gampong (ADG), serta memilih wakil-wakil dari pemerintah dan masyarakat yang akan mengikuti musrenbang tingkat kecamatan. Pada tingkat kecamatan, peran dan fungsi Musrenbang ialah untuk mencapai kesepakatan mengenai (a) prioritas

(10)

program dan kegiatan SKPK untuk dibahas dalam Forum SKPK; (b) penentuan perwakilan

dari kecamatan yang akan menghadiri Musrenbang kota.Pada tingkat kabupaten/kota, Musrenbang bertujuan untuk mencapai konsensus dan kesepakatan tentang draft final RKPK (Rencana Kerja Pemerintah Kota/Kabupaten). Dokumen ini berisikan (a) arah kebijakan pembangunan daerah; (b) arah program dan kegiatan prioritas SKPK berikut perkiraan anggarannya atau Renja (Rencana Kerja) SKPK; (c) kerangka ekonomi makro dan keuangan; (d) prioritas program dan kegiatan yang akan dibiayai oleh APBK, APBD Provinsi (APBA untuk Aceh), dan sumber-sumber biaya lainnya; (e) rekomendasi dukungan peraturan dari Pemerintah Provinsi dan Pusat; (f) alokasi anggaran untuk ADG.

2.1.2 Landasan Hukum Pelaksanaan Musrenbang

Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengangaran daerah dijamin oleh UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini meletakkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, menciptakan rasa memiliki masyarakat dalam pengelolaan pemerintahan daerah, menjamin adanya tranparansi, akuntabilitas, dan kepentingan umum, perumusan program dan pelayanan umum yang memenuhi aspirasi masyarakat.

UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) melembagakan kegiatan Musrenbang di semua tingkatan pemerintahan dan perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan. Di dalamnya juga terkandung pentingnya sinkronisasi lima pendekatan perencanaan yaitu, pendekatan politik, partisipatif, teknokratis, bottom-up, dan top-down dalam perencanaan pembangunan daerah.

Selain kedua undang-undang tersebut, juga ada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa dan Surat Edaran Bersama (SEB)

(11)

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang, yang mengatur titik masuk partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah. Surat edaran bersama ini juga berisi pedoman tata cara, capaian, prosedur, proses, dan mekanisme penyelenggaraan Musrenbang dan forum pemangku kepentingan SKPD (SKPA, SKPK).Selanjutnya, terdapat juga undang-undang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan Musrenbang, antara lain: (1) UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti dari Undang-undang No. 22 tahun 1999; (2) UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; (3) UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembuatan Peraturan Perundang-undangan; dan, (4) UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

Di tingkat provinsi, terdapat Qanun Aceh No.4 tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim. Selain itu, partisipasi masyarakat di Aceh diatur dalam Qanun Aceh No.8 tahun 2008 tentang Pelayanan Publik. Dalam Qanun ini, Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa asas “partisipatif” merupakan salah satu dari “asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik”. Kemudian pada penjelasan qanun ini dijelaskan “Yang dimaksud dengan asas partisipatif adalah untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat”.

2.2 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Menurut Keiht Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Jadi, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar

(12)

mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Kata “masyarakat” berasal dari kata bahasa Arab yaitu musyarak. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengindentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

2.3 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah. RKPD memuat :

a) Rancangan kerangka ekonomi daerah b) Program prioritas pembangunan daerah c) Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju 2.4 Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) merupakan dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

KUA selaku dokumen perencanaan seharusnya mampu memberi informasi yang jelas bagi semua stakeholder daerah terkait arah kebijakan dan prioritas pembangunan, terkait :

1) Sumber daya (potensi) yang dimiliki dan kendala yang akan dihadapi pemerintah kabupaten untuk melaksanakan kebijakan dan prioritas pembangunan.

(13)

2) Informasi yang jelas semua stakeholder daerah terkait strategi yang ditempuhi di dalam mendayagunakan sumber daya dan memecahkan kendala yang ada

3) Informasi yang jelas bagi semua stakeholder daerah tentang program-program prioritas, serta hasil yang akan diperoleh diwaktu-waktu yang akan datang.

2.5 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimak anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati oleh DPRD.

Rancangan PPAS memuat :

1. Penentuan skala prioritas pembangunan daerah

2. Penentuan skala prioritas program masing-masing urusan

3. Penyusunan plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan

2.6 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah daftar rincian penerimaan negara dan pengeluaran / belanja daerah selama satu tahun yang diteteapkan dengan undang-undang untuk masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari samapai dengan 31 Desember (Mahsun,2006 :82).

APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan. Pendapatan adalah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Dalam menyusun APBD dimaksud diupayakan agar

(14)

belanja operasional tidak melampui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

2.5 Kerangka Pemikiran

2.5.1 Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Musrenbang

Penerapan Musrenbang yang dimaksud oleh pemerintah pusat adalah dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang melibatkan peran masyarakat didalamnya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak lagi kecewa ketika apa yang mereka inginkan tidak diwujudkan, dengan adanya musrenbang ini masyarakat bisa secara langsung menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah yang lebih tinggi. Peran masyarakat sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan musrenbang ini.

2.5.2 Faktor –faktor yang menyebabkan kurang efektifnya musrenbang

Awalnya pemerintah berharap adanya pelaksanaan musrenbang yang efektif ,namun dalam pelaksanaannya musrenbang terdapat beberapa kendala yang menyebabkan musrenbang kurang efektif, baik itu dari masyarakat sendiri maupun dari pemerintah. Berikut ini beberapa persoalan yang menyebabkan musrenbang tidak efektif :

10 Partisipasi masyarakat dalam musrenbang sangat minim

Musrebang kurang di topang oleh pembangunan organisasi masyarakat

Proposal musrenbang dering disabotase oleh birokrasi korup peninggalan kolonialisme

Proposal musrebang tidak dipengaruhi kebijakan pembangunan nasional secara umum

(15)

2.5.3 Pengaruh musrenbang terhadap pembangunan

Musrenbang sebagai bentuk paradigma baru dalam sistem perencanaan pembangunan di Indonesia telah memberikan tempat bagi penghargaan terhadap hak-hak masyarakat dalam menentukan sendiri apa yang menjadi kebutuhan dan permasalahan yang akan diusulkan kepada pemerintah untuk dapat ditanggulangi. Dalam implementasinya, apa yang menjadi tujuan musrenbang sebagai sistem perencanaan partisipatif ternyata tidak seluruhnya memberikan dampak yang maksimal bagi upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.6 Hasil Penelitian Sebelumnya

Saiful Mahdi dan Eva Susanna meneliti Tinjauan terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Kota Banda Aceh. Hasil Penelitiannya adalah bаhwа ѕеbаgiаn tеrbеѕаr (98 %) nаrаѕumbеr mеngаku hаdir ѕеkurаng-kurаngnyа ѕаtu kаli dаlаm pеnyеlеnggаrааn Muѕrеnbаng di gаmpоng mаѕing-mаѕing. Rеѕpоndеn yаng ѕаmа itu pulа mеnyаtаkаn mеmаhаmi mаknа Muѕrеnbаng ѕеbаgаi fоrum muѕyаwаrаh dеѕа untuk mеrеncаnаkаn pеmbаngunаn, untuk mеmbicаrаkаn uѕulаn prоgrаm-prоgrаm yаng bеrkаitаn dеngаn pеmbаngunаn demi kеѕеjаhtеrааn wаrgа gаmpоng (95%). Muѕrеnbаng jugа dipаndаng ѕеbаgаi wаdаh pеnyаmpаiаn infоrmаѕi-infоrmаѕi pеmbаngunаn yаng pеnting, tеmpаt wаrgа mеncurаhkаn idе dаn pikirаn untuk pеmbаngunаn gаmpоng mаѕing-mаѕing.

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut :

H1 : Tingkat Partisipasi Masyarakat Berpengaruh Terhadap Pelaksanaan Musrebang di Kota Banda aceh.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sakaran (2006 : 121), Populasi adalah keseluruhan kelompok orang,kejadian,atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kecamatan yang melakukan musrenbangyang berjumlah 9 kecamatan di kota Banda Aceh. Pemilihan Populasi dilakukan dengan menggunakan metode sensus, yaitu suatu metode pemilihan populasi yang digunakan untuk meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah atau sasaran penelitian (sugiyono, 2005:77). Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Sumber : BPS Kota Banda Aceh

(17)

3.2 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data-data yang dibutuhkan adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

3.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2005:33). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah musrenbang.

3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependent atau yang menjadi sebab (Sugiyono,2005:34). Pada penelitian ini variabel independennya adalah partisipasi masyarakat.

3.3 Metode Analisis Data

Analisa dilakukan dengan menggunakan metode Multiple Regretion. Analisa ini digunakam untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel penyebab (variabel eksogen ) terhadap variabel akibat ( Variabel Endogen). Persamaan Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y= a + b1. X1

Dimana :

Y = Musrenbang ɑ = Konstanta

(18)

b1 = Koefisien Regresi X1 = Partisipasi Masyarakat 3.4.1 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis. Untuk melakukan keputusan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan, maka perlu dilakukan pengujian statistik. Analisis dilakukan dengan menggunakan

Multiple Regretion. Analisa ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel penyebab (variabel eksogen) terhadap variabel akibat (variabel endogen). Selanjutnya diolah dengan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS). Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu disusun rancangan pengujian hipotesis.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Tjokoroamidjojo, Bintoro. 1990. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Gungung Agung

Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah

Ali, Mufizh. 2005. Pengantar Kebijakan Publik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mahsun, Moh dkk.2006. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: BPFE

Dokumen-Dokumen :

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh Qanun Aceh Nomor 4 tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim Qanun Aceh Nomor 8 tahun 2008 tentang Pelayanan Publik

Permendagri Nomor 23 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

(20)

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan eksplorasi, beberapa Ethnomathematics dalam ajaran yang termuat dalam Asta Kosala-kosali diantaranya tentang ukuran saka (pilar) yang berkatian dengan konsep

Direktur Jenderal Pajak, 2000, Nomor KEP – 533/PJ/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan dalam

Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat,

Cara kerja yang digunakan untuk meninjau kembali metode kerja dan mencegah bahaya yang mungkin tidak dilihat/terlupakan dalam tata ruang gedung dan dalam desain mesin, alat

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI lebih efektif dari pada pendekatan mekanistik pada

yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Realisasi Kesantunan Kalimat Imperatif Orang Tua