• Tidak ada hasil yang ditemukan

stratifikasi sosial kekuasaan dan wewena (9)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "stratifikasi sosial kekuasaan dan wewena (9)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cara yang paling mudah untuk memahami pengertian konsep stratifikasi sosial adalah dengan berfikir memabanding-bandingkan kemampuan dan apa yang dimiliki anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat lainnya.

Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali disamakan, padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas terdapat perbedaan. Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial akan melihat pemahaman yang rancu.

Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang ke dalam tingkatan atau strata dalam hierarki secara vertikal. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan antara orang atau kelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat. Dengan demikian, stratifikasi sering kali dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi sosial. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah sratifikasi sosial.

Secara sederhana, perbedaan kelas sosial bisa terjadi dan dilihat dari perbedaan besaran penghasilan rata-rata seseorang atau sekelompok orang dalam kesehariannya atau setiap bulannya. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas sosial di dalamnya sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Para anggota strata sosial tertentu sering kali memiliki jumlah penghasilan yang relatif sama.

B. Rumusan Masalah

(2)

1. Apa pengertian Definisi Stratifikasi Sosial? 2. Apa saja Karakteristik Stratifikasi Sosial? 3. Apa saja Unsur-unsur Stratifikasi Sosial? 4. Apa Perspektif tentang Stratifikasi Sosial?

5. Bagaimana Cara Mempelajari Stratifikasi Sosial? 6. Bagaimana Determinan Stratifikasi Sosial?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Definisi Stratifikasi Sosial. 2. Mengetahui Karakteristik Stratifikasi Sosial. 3. Mengetahui Unsur-unsur Stratifikasi Sosial. 4. Mengetahui Perspektif tentang Stratifikasi Sosial. 5. Mengetahui Cara Mempelajari Stratifikasi Sosial. 6. Mengetahui Determinan Stratifikasi Sosial.

(3)

A. Definisi Stratifikasi Sosial

Menurut Soejono Soekanto (!982), di dalam setiap masyarakat dimana pun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai. Sesuatu yang dihargai di masyarakat bisa berupa kekayaan, ilmu, pengetahuan, status haji, status “darah biru” atau keturunan kelurga tertentu yang terhormat, atau apapun yang bernilai ekonomis. Di berbagai masyarakat sesuatu yang dihargai tidaklah sama.1

Sebagaian pakar meyakini bahwa pelapisan masyarakat sesungguhnya mulai ada sejak masyarakat mengenal kehidupan bersama. Dalam masyarakat yang masih sederhana, lapisan-lapisan masyarakat pada awalnya didasarkan pada perbedaan seks,perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, perbedaan umur, bahkan perbedaan yang berdasar pada kekayaan. Semakin kompleks suatu masyarakat semakin kompleks pula lapisan-lapisan dalam masyarakat.2

Pitirim A. Sorokon mengemukakan bahwa sistem pelapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup dengan teratur. Mereka yang memiliki barang atau sesuatu yang berharga yang berharga dalam jumlah yang banyak akan menduduki lapisan atas dan sebaliknya mereka yang memiliki dalam jumlah relatif sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali akan dipandang mempunyai kedudukan yang rendah.3

Lebih lanjut Sorokin mengemukakan, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah. Selanjutnya disebutkan bahwa dasar dan inti dari lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.

Bentuk konkret lapisan-lapisan dalam masyarakat tersebut bermacam-macam. Namun pada prinsipnya bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam kelas, Yaitu:4

1. Kelas yang didasarkan pada faktor ekonomis

1J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Kencana, 2004), hlm 152 2 Ibid, hlm 152

(4)

2. Kelas yang didasarkan pada faktor politis

3. Kelas yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.

B. Karakteristik Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial lebih berkenaan mengenai adanya dua atau lebih kelompok-kelompok bertingkat dalam suatu masyarakat tertentu, yang anggota-anggotanya mempunyai kekuasaan, hak-hak istimewa dan prestise yang tidak sama pula. Inti dari stratifikasi sosial adalah perbedaan akses golongan satu dengan akses golongan masyarakat lain dalam memanfaatkan sumber daya. Jadi, dalam stratifikasi sosial, tingkat kekuasaan, hak istimewa dan prestise individu tergantung pada keanggotaannya dalam kelompok sosial, bukan pada karakteristik personalnya.5

Secara rinci, ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial, yaitu:

1. Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan. 2. Perbedaan dalam gaya hidup

3. Perbedaan dalam hal akses dalam memanfaatkan sumber daya.

C. Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial dalam masyarakat adalah:6

1. Kedudukan (Status)

Kedudukan (status) sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (Social Status). Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lain didalam kelompok yang lebih besar lagi.

Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,

(5)

prestisenya, hak-hak, dan kewajiban-kewajibannya. Untuk mengukur status seseorang menurut Pitirim Sorokin secara rinci dapat dilihat dari:

a) Jabatan atau pekerjaan

b) Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan c) Kekayaan

d) Politis

e) Keturunan, dan f) Agama

Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni yang bersifat objektif dan bersifat subjektif. Kedudukan, apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, hanyalah merupakan kumpulan hak dan kewajiban. Namun, karena hak dan kewajiban itu hanya dapat terlaksana melalui perantara individu, maka sulit untuk memisahkannya secara tegas dan kaku.7

Sifat pelapisan masyarakat terdiri dari dua macam, yaitu (closed social stratification) pelapisan sosial tertutup dan (open social stratification) pelapisan sosial terbuka. Sistem pelapisan sosial tertutup artinya tertutup kemungkinan seseorang atau kelompok untuk pindah dari lapisan sosial lainnnya secara vertikal, adapun beberapa gejala dari pelapisan sosial ini diantaranya:

1) Sosial didalam struktur masyarakat feodal dan sistem kekastaan dapat dikatakan sebagai bentuk pelapisan sosial secara tertutup, sebab dalam pelapisan sosial masyarakat feodal akan sulit bagi seseorang atau kelompok orang untuk memasuki lapisan sosial tertentu. Seseorang yang posisinya di tingkat lapisan sosial bawah misalnya rakyat jelata, akan sulit baginya untuk menduduki lapisan sosial bersama dengan golongan ningrat yang dianggap sebagai kelompok darah biru.

2) Dalam sistem kekastaan akan tidak mungkin seseorang yang berkasta Sudra menempati posisi kasta Ksatria dan sebagainya.

3) Dalam pelapisan berdasarkan ras manusia juga dapat dijumpai sistem pelapisan sosial tertutup, sebagaimana dalam politik apartheid di Afrika

(6)

selatan yang menempatkan golongan masyarakat kulit hitam sebagai strata sosial terendah.

Stratifikasi sosial berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Stratifikasi sosial terbuka (kemungkinan dapat berpindah kedudukan bisa terjadi)

b) Stratifikasi sosial tertutup (perpindahan kedudukan sosial yang sangat terbatas atau bahkan tidak ada).

Macam-macam Stratifikasi Sosial Berdasarkan Cara Memperolehnya:8

1) Ascribed Status

Ascribed Status merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha. Beberapa status sosial yang melekat pada seseorang yang diperoleh secara otomatis di antaranya:

a) Status perbedaan usia (age stratification)

Umumnya di dalam masyarakat Indonesia terdapat pembagian antara hak dan kewajiban antara orang-orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Contohnya dapat dilihat dalam ritual keagaamaan Islam dimana pembaca doa selalu mengutamakan yang lebih tua, bentuk lain penghormatan terhadap orang yang berusia lebih tua adalah mempersilahkan mereka untuk duduk dibarisan depan.

b) Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin (gender sex stratification) Contohnya saja kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan yang dimana tugas kaum perempuan yaitu di dapur, sumur, kasur. Namun pergeseran sosial budaya juga berpengaruh yang dimana kaum wanita terkadang memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum laki-laki.

c) Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan

Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai peran yang harus diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam suatu rumah tangga.

8 Elly. M Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, (Kencana,

(7)

Munculnya kedudukan kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak-anak.

d) Stratifikasi berdasarkan kelahiran (born stratification)

Seorang anak yang dilahirkan akan memiliki status sosial yang mengekor pada status sosial orang tuanya.

e) Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu (grouping stratification) Perbedaan ras yang sering kali menimbulkan pemahaman sekelompok manusia tertentu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan manusia lain masih sering ditemukan sebagai bagian dari gejala sosial. Pemahaman sebagian orang bahwa ras kulit putih lebih superior dibandingkan dengan ras kulit hitam.

2) Achieved Status

Achieved Status merupakan status seseorang yang disandang melalui perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi di struktur sosial yang telah mengalami perubahan dari pola-pola tradisional ke arah modern. Biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuia dengan tujuan masing-masing. Beberapa contoh modelnya yaitu:

a) Stratifikasi berdasarkan jenjang pedidikan (education stratification) b) Startifikasi berdasarkan senioritas ( seniority stratification)

c) Stratifikasi di bidang pekerjaan (job stratification) d) Stratifikasi di bidang ekonomi (economic stratification)

3) Assigned Status

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang dari pemberian. Akan tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha tersebut ia memperoleh penghargaan.

2. Peran (Role)

Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orsng tersebut telah melaksanakan suatu peran.9

(8)

Peran yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur yang statis yang menunjuk tempat individu dalam organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga 3 hal, yaitu:

a) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam msyarakat

b) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat, dan

c) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:10

a) Memberi arah pada proses sosialisasi

b) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pengetahuan.

c) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat

d) Menghidupkan sistem pnegendalian kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut.

Berdasarkan pelaksanaannyaperanan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:11

a) Peranan yang diharapkan (expected roles)

Cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat.

(9)

b) Peranan yang disesuaikan (actual roles)

Cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan.

Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:12

a) Peranan bawaan (ascribed status) Peranan yang diperoleh secara otomatis. b) Peranan pilihan (achieves role)

Peranan yang diperoleh atas keputusan sendiri

D. Perspektif tentang Stratifikasi Sosial 1. Perbedaan Asumsi Dasar

Para penganut pendekatan fungsional biasanya akan menjawab bahwa pelapisan sosial adlah sesuatu yang inheren dan diperlukan demi kelangsungan sistem. Sedangkan penganut pendekatan konflik akan menjawab sebaliknya dan menyatakan bahwa timbulnya pelapisan sosial sesungguhnya hanyalah ulah kelompok-kelompok elite masyarakat yang berkuasa untuk mempertahankan dominasinya. Jawaban kedua pendekatan ini wajar bertolak belakang karena keduanya memiliki asumsi dan pandangan yang memang berbeda.13

2. Pendekatan Fungsional

Pelopor pendekatan fungsionalis adalah Kingsley Davis dan Wibert Moore. Menurut kedua pakar ini stratifikasi dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat yang membutuhkan pelbagai macam jenis pekerjaan. Tanpa adanya stratifikasi sosial, masyarakat tidak akan terangsang untuk menekuni pekerjaan sulit atau pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan proses belajar yang lama dan mahal.

Stratifikasi sosial bagi penganut pendekatan fungsional merupakan suatu keperluan. Keperluan tersebut muncul dari kebutuhan masyarakat untuk menempatkan orang-orang ke dalam posisi-posisi yang membentuk struktur

(10)

sosial, dan kemudian mendorong mereka agar menjalankan tugas-tugas yang berhubungan dengan posisi tersebut.

3. Pendekatan Konflik

Pendekatan konflik memilki asumsi yang berhadapan secara dimentrian dengan pendekatan Davis dan Moore. Dengan dipelopori oleh Karl Marx, pandangan bahwa bukan kegunaan fungsional yang menciptakan stratifikasi sosial, melainkan dominan kekuasaan. Artinya, menurut pendekatan konflik, adanya pelapisan sosial bukan dipandang sebagai hasil konsensus karena semua anggota masyarakat menyetujui dan membutuhkan hal itu tetapi lebih dikarenakan anggota masyarakat menyetujui dan membutuhkan hal itu tetapi lebih dikarenakan anggota masyarakat terpaksa harus menerima adanya perbedaan itu sebab mereka tidak memiliki kemampuan untuk menentukannya.14

E. Cara Mempelajari Stratifikasi Sosial

Menurut Zanden, di dalam sosiologi dikenal tiga pendekatan untuk mempelajari stratifikasi sosial, yaitu:15

1. Pendekatan Objektif

Pendekatan objektif artinya, usaha untuk memilah-milah masyarakat kedalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-ukuran yang objektif berupa variabel yang mudah diukur secara kuantitatif.

2. Pendekatan Subjektif

Pendekatan subjektif artinya munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat tidak diukur dengan kriteria yang objektif, melainkan dipilih menurut kesadaran subjektif warga masyarakat itu sendiri. Berbeda dengan pendekatan objektif, di mana peneliti bisa menyusun kategori statistik, untuk pendekatan subjektif yang tersusun adalah kategori sosial yang ditandai oleh kesadaran jenis. Seperti orang yang sebenarnya miskin bisa saja dianggap tidak miskin.

3. Pendekatan Reputasional

(11)

Pendekatan reputasional artinya, pelapisan sosial disusun dengan cara subjek penelitian diminta menilai status orang lain dengan jalan menempatkan orang lain tersebut ke dalam skala tertentu. Untuk mencari siapakah di desa tertentu yang termasuk kelas atas, peneliti yang menggunakan pendekatan reputasional bisa melakukan dengan cara menanyakan kepada warga desa tersebut siapakah warga desa tersebut yang paling kaya atau menanyakan siapakah warga desa yang paling mungkin diminta pertolongan meminjamka uang dan sebagainya.

F. Determinan Stratifikasi Sosial

Jika melihat jenjang kepangkatan dalam birokrasi atau di dalam dunia kemiliteran, maka posisi jabatan seseorang dalam struktur kepegawaian dapat dengan mudah diidentifikasikan. Berbeda dengan persoalan bagaimana mengidentifikasi posisi di dalam struktur masyarakat yang luas sangat heterogen, misalnya mana yang lebih timggi kedudukannya direktur perusahaan besar atau rektor perguruan tinggi ternama?. Memang masih diakui bahwa hingga saat ini determinasi untuk mengukur posisi seseorang di dalam struktur sosial belum memiliki patokan yang pasti. Hanya saja secara umum determinasi dari stratifikasi sosial dapat dilihat dari dimensi usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis dan lain-lain.16

Di dalam struktur masyarakat yang semakin modern, perbedaan sosial yang terbentuk dan berkembang di dalam struktur masyarakat umumnya tidak lagi didasarkan pada hal-hal yang bersifat adikodrati seperti perbedaan jenis kelamin dan usia. Kemudian Jeffris dan Ransford membedakan dimensi stratifikasi sosial menjadi 3 macam yaitu:

1. Hierarki Kelas (Class Hierarchies) 2. Hierarki Kekuasaan (Power Hierarchies) 3. Hierarki Status (Status Hierarchies)

(12)

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas-kelas-kelas yang lebih rendah.

Stratifikasi sosial lebih berkenaan mengenai adanya dua atau lebih kelompok-kelompok bertingkat dalam suatu masyarakat tertentu, yang anggota-anggotanya mempunyai kekuasaan, hak-hak istimewa dan prestise yang tidak sama pula. Inti dari stratifikasi sosial adalah perbedaan akses golongan satu dengan akses golongan masyarakat lain dalam memanfaatkan sumber daya.

(13)

cara perjuangan), Assigned status (diperoleh dengan cara pemberian atau penghargaan).

B. SARAN

Stratifikasi dalam masyarakat tidak menjadikan konflik antar masing-masing kelas dalam masyarakat, tetapi menjadikan sesuatu hal yang saling menguntungkan antar kelas yang berbeda. Jadi stratifiksai sosial ini tidak membedakan perkelasan atau tingkatan

DAFTAR PUSTAKA

Elly, M. Setiadi. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial. Kencana: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel Struktur Modal tidak berpengaruh secara signifikan, terhadap keputusan investasi pada perusahaan Consumer Good sub sektor perusahaan Makanan dan Minuman

K-masyarakat.. Nyatakan usaha yang dilaksanakan oleh kerajaan dalam bidang pendidikan kearah mewujudkan k-masyarakat. F1 Penubuhan sekolah wawasan untuk memupuk perpaduan

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek

Keunggulan tersebut sesuai yang dipaparkan dalam kemendikbud (2013b) sebagai berikut: (1) proses pembelajaran bermakna bagi peserta didik dimana siswa belajar

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir deng n tanda Tanya atau tanda seru, dan mendahului

Siswa dalam kelas yang terpilih akan diberikan kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui prakonsepsi tentang konten zat aditif makanan dan konteks SSI yang berkaitan

[r]

Salah satu subsistem agribisnis adalah agroindustri kecap. Kecap merupakan hasil olahan dari gula merah dan kedelai yang banyak digunakan sebagai penyedap makanan