• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah tentang pemakaian eyd dan tanda baca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah tentang pemakaian eyd dan tanda baca"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa tanda baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari penulis melalui bacaan itu. Bayangkan saja apabila tidak ada tanda baca, misalnya saja tanda titik (.), tentu para pembaca kebingungan menentukan antarhubungan kalimat dan maksud dari kalimat itu karena semuanya tersambung tanpa jeda. Dengan demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Namun sayangnya, masih banyak orang yang sudah mengerti tanda baca, tetapi belum memahami dan menggunakan tanda baca dengan baik dan benar, terutama masalah kurang atau salah meletakkan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Kesalahan yang sering terjadi, misalnya kurangnya tanda titik (.) pada suatu singkatan. Contoh, singkatan “St” pada “SMP St. Thomas Medan”, yang seharusnya disingkat "St.” dengan tanda titik (.) setelahnya.

Tak hanya itu, masih banyak kesalahan lain, seperti salah memberi atau meletakkan tanda dan kelebihan memberi tanda. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa, salah satunya kesalahan yang banyak dibuat oleh para penulis artikel, terutama di artikel-artikel internet dan makalah, yang secara tak langsung ditiru oleh para pembaca. Kesalahan bisa juga disebabkan oleh pengaruh dari bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, karena memang peraturan penggunaan tanda baca antrabahasa bisa berbeda. Namun, masyarakat Indonesia wajib menggunakan apa yang sesuai dengan peraturan penggunaan tanda baca di Indonesia

(2)

dalam memahami tanda baca sehingga dapat menggunakannya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

B.

Rumusan Masalah

Terarahnya penulisan makalah ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca? 2. Apa saja jenis-jenis dari tanda baca?

3. Bagaimana fungsi-fungsi dari jenis-jenis tanda baca tersebut ? 4. Bagaimana contoh-contoh penggunaan dari tanda baca ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda Baca

Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti apa yang kita maksudkan.

B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya

1. Tanda Koma (,)

Kaidah-kaidah pemakaian tanda koma yang harus kita terapkan adalah sebagai berikut.

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.

Contoh:

- Saya baru menerima sebuah paket berisi gaun, sepatu dan tas yang cantik. - Ibu membeli berbagai macam buah seperti anggur, jeruk, pepaya dan apel. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh:

- Paman baru saja pulang, tetapi kami harus segera berangkat. - Yunita bukan adik saya, melainkan adik Yeni.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh:

- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. - Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

(4)

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya: oleh karena itu, jadi,

dengan demikian, lagi pula, meskipun, atau tetapi.

Contoh:

- Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar.

- Oleh karena itu, kita harus hati hati.

- Akan tetapi, dia tetap harus bertanggung jawab.

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan

kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas

dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh:

- O, begitu.

- Wah, indah sekali bunga mawar di rumahmu. - Hati-hati, ya, jalannya licin.

- Mas, kapan pulang?

- Mengapa kamu diam, Dik ? - Kue ini enak, Bu.

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

- Kata ayah, “ibu akan segera pulang.”

- “Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus ujian.”

g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

- Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan.

(5)

h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh:

- Junus, Umar. Sejarah dan Perkembangan ke Arah Bahasa Indonesia. - Lembaga Penerbit IKIP Malang Pusat, 1965.

i. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbit, nama penerbit dan tahun penerbitan.

Contoh :

- Jesica, Agnes. Firdaus Mimpi. Jakarta, Grafindo Indonesia, 2013. - Ramlan, M. Ilmu Bahasa Morfologi. Yogja. U.P. Indonesia, 1967.

j. Tanda koma dipakai di antara nama (orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga). Contoh:

- Ali, S.H.

- Dian Ekawati, S.Pd. - Siti Khadija, M.A

k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh:

- 12,20 m - 38, 45 kg

- Rp 27,50 (dua puluh tujuh rupiah lima puluh sen)

Catatan : Lambang Rp tidak diberi titik.

l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.

Contoh:

(6)

m. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir deng n tanda Tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.

Contoh :

- “Kapan Intan tiba?” Tanya Rido. - “Pergi kau !” kataku berseru.

2. Tanda Titik Koma (;)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda titik koma adalah sebagai berikut.

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Contoh :

- Malam semakin larut; pekerjaan kami belum selesai juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghunung.

Contoh :

- Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk di dapur; adik mengerjakan pekerjaan rumahnya; saya berdiri mengamati mereka semua.

c. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.

Contoh:

- Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini: 1) Berkewarganegaraan Indonesia;

2) Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya; 3) Berbadan sehat;

4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(7)

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda titik dua.

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemakaian tanda titik dua.

Contoh:

- Indonesia mengeskpor berbagai macam hasil bumi: karet, kopi, rotan, dan kopra.

- Hanya ada dua pilihan bagi pejuang saat itu: hidup atau mati.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh :

- Ketua : Prof. Dr. Ahmad Sanusi - Sekretaris : Dr. Sulaiman

- Bendahara : Drs. A. S. Amin, M.A.

c. Titik dua dipakai dalam tesk drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh :

- Bapak : “Mau pergi kemana Lezli?”

- Lezli : “Pergi kerja kelompok ke rumah Hans, Pak”.

d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerima itu merupakan pelengkapan yang mengakhiri pernyataan.

Contoh :

- Indonesia mengekspor kopra, karet, kopi dan rotan.

e. Tanda titik dua dipakai: (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit buku dan acuan dalam karangan.

Contoh:

- Tempo, I (1971), 34:7 - Surah Yasin: 9

- Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. - Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa. f. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan perbandingan.

(8)

- Perbandingan siswa laki-laki terhadap perempuan adalah 2:1.

- Perbandingan antara anak yang senang dan tidak senang belajar matematika adalah 1:3.

4. Tanda Hubung (-)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan pemakaian tanda hubung akan dibahas di bawah ini.

a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh:

- Di samping cara lama diterapkan juga ca-ra baru.

- Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-ding yang tak retak.

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.

Contoh:

- Kini ada cara yang bar -u untuk mengukur panas.

c. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh:

- anak-anak - bermain-main - kemerah-merahan

d. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

Contoh:

(9)

e. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.

Perhatikan perbedaannya:

- ber-evolusi dengan be-revolusi

- duapuluhlima-ribuan(20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000). - Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

- Anak-ibu yang pintar dengan anak ibu-yang pintar f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan.

1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital Contoh : se-Indonesia

2) ke- dengan angka Contoh : anak ke-3 3) angka dengan –an

contoh : tahun 200-an

4) Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata Contoh : KTP-nya, SIM-nya

5) Nama jabatan rangkap.

Contoh : Menteri-Sekretaris Negara

g. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contoh:

- di-smash - di-mark-up - pen-tackle-an

5. Tanda Pisah (–-)

Mengenai pemakaian tanda pisah ini ada tiga hal yang kita perlu perhatikan.

a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata untuk kalimat yang member penjelasan khusus di luar bangun kalimat.

Contoh :

(10)

b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain, sehingga menjadi lebih jelas.

Contoh :

- Pak Samsir –- kepala lingkungan kami –- memiliki jiwa pembangunan. c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berate sampai

dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai. Contoh :

- 1980 – 2017

- Tanggal 1-26 Januari 1998 - Medan – Tebing Tinggi

6. Tanda Elipsis (...)

Ada dua hal yang harus kita perhatikan mengenai pemakaian tanda ellipsis ini. a. Tanda ellipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

Contoh :

- Maksud Yuni memeluk gunung … Ya, apa daya tangan tak sampai.

b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Contoh :

- Sebab kecelakaan … Akan diteliti lebih lanjut.

7. Tanda Tanya (?)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda tanya adalah sebegai berikut.

a. Tanda tanya dipergunakan pada akhir kalimat Tanya. Contoh :

- Kapan Sonia pergi dari rumah? - Siapakah nama anda?

(11)

Contoh :

- Ia dilahirkan pada tahun 2017 (?)

- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang

8. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh: - Pergi!

- Jangan diulangi lagi! - Merdeka!

- Alangkah ngerinya permbunuhan itu! - Sapu halaman itu segera!

- Sampai hati ia membuang anaknya!

9. Tanda Kurung (( ))

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda kurung adalah sebagai berikut.

a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh:

- EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ialah ejaan yang resmi digunakan sekarang.

- Anak itu tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk). - Dia tidak membawa SIM (Surat Izin Mengemudi).

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Contoh:

(12)

- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.

c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Angka atau huruf ini dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.

Contoh:

- Pemasaran itu menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (d) promosi.

- Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

10. Tanda Kurung Siku ([...])

a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah awal.

Contoh:

- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. - Ia memberikan uang [kepada] anaknya.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Contoh:

- Persamaan kedua proses ini (lihat pada materi sebelumnya [halaman 34-35]) perlu dijelaskan lagi.

11. Tanda Petik ("...")

Ada lima hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda petik.

a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

- "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"

(13)

b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair/puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contoh:

- Sajak "Aku” dikarang oleh Chairil Anwar.

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

- Cara "coba dan ralat" biasa digunakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang baru dihadapi.

- “Approach” biasa diterjemahkan dengan kata “pendekatan.”

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh:

- Kata Tono, "Saya juga minta satu." - Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut? "

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh:

- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".

- Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.

12. Tanda Petik Tunggal ('...')

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda petik tunggal

adalah sebagai berikut.

a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

Contoh:

- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

(14)

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.

Contoh:

- feed-back 'balikan' - try out ‘uji coba’

13. Tanda Garis Miring (/)

Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda garis miring

adalah sebagai berikut.

a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran.

Contoh:

- No. 7/PK/1973 - Jalan Kramat III/10

- tahun anggaran 1985/1986

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun. Contoh:

- Dikirimkan lewat darat/laut - Harganya Rp1.500,00/lembar

(15)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Tanda baca adalah tanda yang dipakai didalam sistem ejaan. Tanda baca terbagi atas berbagai jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan gangguan kelancaran komunikasi. Berikut ini ada beberapa jenis tanda baca antara lain : tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda Pisah (––), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik ("..."), tanda petik tunggal ('...'), dan tanda garis miring (/).

B.

Saran

(16)

berbahasa yang benar dapat diperoleh melalui pembiasaan, pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan kemampuan berbahasa indonesia yang benar dalam kehidupan sehari –hari.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.

Referensi

Dokumen terkait

14 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda

2.3.b.14 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya

Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang

14.Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda