• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi dan Penjelasan pikiran Paragraf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi dan Penjelasan pikiran Paragraf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BAHASA INDONESIA

“PARAGRAF”

DISUSUN OLEH:

RIAN WIDIYANTO (1410401003) JERRY TOVA RAMADHAN (1410401059)

TITIN ARISTIANI (1410401075)

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

-Hakikat

Paragraf-Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dimana keterkaitannya membentuk satu gagasan yang utuh. Selain itu paragraf juga disebut sebagai miniatur sebuah karangan/karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Pertalian antarkalimat dalam satu paragraf mengacu pada satu gagasan yang disebut gagasan utama, pikiran utama atau juga disebut pokok pikiran.

Paragraf merupakan bagian dari sebuah karangan atau wacana tulis. Paragraf hanya akan dijumpai dalam pemakaian bahasa secara tertulis. Dalam satu paragraf biasanya terdapat unsur pembangun paragraf seperti kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat itu terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan utama atau bagian dari wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, paragraf terbentuk karena ada unsur pembentuk/unsur pembangunnya.

-Unsur Pembangun

Paragraf-Unsur pembangun paragraf ialah kalimat. Kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf membentuk satu kesatuan yang utuh dan padu. Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling terkait, saling mendukung dan saling melengkapi. Kalimat dalam paragraf tidak boleh berdiri sendiri. Oleh karena itu, setiap kalimat memiliki fungsi yang berbeda, namun kalimat itu mengacu pada gagasan utama paragraf. Adapun fungsi kalimat dalam paragraf, yaitu fungsi sebagai kalimat utama, fungsi sebagai kalimat penjelas, fungsi sebagai kalimat pengembang, fungsi sebagai kalimat penegas dan fungsi sebagai kalimat penutup.

-Kalimat Utama/Kalimat

Topik-Salah satu unsur pembangun yang harus ada dalam paragraf yang baik, ialah kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mendasari terbentuknya paragraf. Dalam kalimat utama, berisi gagasan utama. Gagasan utama yang terdapat dalam kalimat utama, mengandung kata kunci. Kata kunci merupakan sentral komunikasi yang fokus atau sumber pengembangan kalimat dalam paragraf.

(3)

pengembang paragraf adalah kalimat penjelas, kalimat pengembang. Contoh kalimat utama/topik sebagai berikut:

Sial benar saya hari ini,

Harga barang-barang bergerak naik.

Contoh kalimat pertama menyatakan “kesialan” seseorang. Kesialan tersebut baru berupa pernyataan abstrak yang harus diuraikan ke dalam contoh-contoh yang lebih kongkret atau membutuhkan kalimat penjelas. Demikian pula contoh kalimat kedua, kalimat tersebut masih bersifat umum, sehingga perlu diperjelas “berapa naiknya” untuk tiap barang agar pengertian yang terdapat pada kalimat topik menjadi lebih jelas.

-Kalimat

Penjelas-Kalimat penjelas berupaya memerjelas kalimat utama. Dengan demikian, kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menerang-jelaskan gagasan utama. Jumlah kalimat penjelas setiap paragraf tidak ada ketentuan beberapa banyaknya. Banyaknya kalimat penjelas bergantung pada kebutuhan gagasan utama. Berdasarkan hal tersebut, jumlah kalimat penjelas bisa lebih dari satu. Untuk itu, penulis harus bisa membuat kalimat penjelas berapapun, akan tetapi harus padu dalam membuat paragraf tersebut. Agar kalimat satu dengan yang lain padu dengan gagasan utama, setiap kalimat penjelas yang dibangun, mengandung kata kunci. Kata kunci dalam kalimat dapat dirubah bentuknya, sehingga acuan sama tapi wujudnya berbeda. Hal ini bertujuan agar kalimat penjelas satu dengan yang lain tidak terkesan monoton.

-Kalimat

Pengembang-Setiap paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat. Kalimat pembangun paragraf minimal terdiri dari:

- Kalimat utama,

- Kalimat penjelas dan - Kalimat pengembang

(4)

demikian ada ikatan antarparagraf yang saling berkaitan. Kalimat pengembang juga sering disebut kalimat penghubung antarparagraf.

-Kalimat

Penegas-Kalimat penegas adalah kalimat yang berupaya untuk menegaskan mengenai gagasan utama. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan kepada pembaca mengenai informasi utama yang disampaikan kepada pembaca melalui paragraf tersebut. Kalimat penegas dapat juga merupakan kalimat yang berisi simpulan dari kalimat-kalimat yang mendahuluinya. Pada komposisi tertentu, kadang-kadang yang ditunggu oleh pembaca justru kalimat penegas. Berikut ini contoh kalimat penegas.

Sekolah akan memulangkan para siswa pada beberapa jam lebih awal karena guru-guru harus mengadakan rapat. Lembar pengumuman yang berisi berbagai pertimbangan bahwa pagi itu beberapa jam pelajaran harus dikurangi dan siswa diminta untuk belajar sendiri, dirasa tidak penting bagi siswa. Pada hari ini sekolah diakhiri pukul 09.70 dan siswa diperbolehkan pulang lebih awal.

Kalimat yang ditunggu adalah kalimat penegas, yaitu kalimat yang ditulis tebal.

-Membangun Dan Mengembangkan

Paragraf-Kesulitan menulis, mengarang atau membuat paragraf dirasakan banyak orang. Tidak sedikit siswa, pelajar dan mahasiswa sering merasakan bahwa mengarang atau menulis itu sulit. Hal seperti ini pun dirasakan guru maupun dosen.

Kesulitan menulis dapat disebabkan oleh berbagai hal. Secara umum, kesulitan menulis disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, penguasaan materi yang akan ditulis kurangnya berlatih menulis, kemalasan menulis ataupun kurangnya pemahaman penulis mengenai paragraf. Berkaitan dengan problema diatas muncul pendapat bahwa menulis untuk sulit. Sebenarnya pendapat itu tidak perlu terjadi apabila kita mau berlatih menulis secara terus menerus, memiliki keberanian menulis atau memiliki rasa tidak takut salah.

(5)

PARAGRAF 1

Menulis merupakan sebuah proses. Hal ini dapat diartikan bahwa tulisan yang baik tidak mungkin dilakukan dengan sekali menulis langsung jadi. Seorang penulis perlu melakukan berbagai tahapan. Tahapan-tahapan menulis perlu dilakukan apabila menginginkan hasil tulisan yang berkualitas, yaitu pesan yang disampaikan kepada pembaca mudah dipahami. Tahapan yang perlu dilakukan seorang penulis agar dapat menghasilkan tulisan yang baik adalah sebagai berikut:

(6)

3. Membuat kerangka karangan.

4. Penuangan ide, gagasan berdasarkan kerangka karangan dalam paragraf-paragraf yang sederhana.

5. Membaca kembali paragraf yang sudah dibuat, menandai ejaan, tanda baca, diksi, kalimat atau yang lainnya jika dirasa perlu untuk diperbaiki.

6. Memperbaiki tulisan berdasarkan hal-hal yang telah ditandai. 7. Penulis melakukan kegiatan kelima dan keenam secara berulang,

tidak hanya dilakukan oleh dirinya sendiri (penulis). Tetapi meminta orang lain membaca hingga menghasilkan tulisan yang dinilai layak untuk dibaca orang lain, layak dipublikasikan atau layak dicetak maupun digandakan.

Tahapan-tahapan diatas merupakan gambaran yang dapat dilakukan dalam rangka belajar membangun paragraf. Paragraf yang dibangunpun merupakan paragraf sederhana. Berikut merupakan contoh paragraf sederhana yang terdiri dari kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat pengembang.

(1) Berbagai pihak mulai sibuk menyongsong Ujian Nasional 2013. (2) Salah satunya adalah kesibukan Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan kegiatan Pendalaman Materi UN bagi Tim Pengembang Kurikulum. (3) Dinas Pendidikan di daerah-daerah juga sibuk melakukan sosialisasi ke satuan pendidikan tentang pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan akhir Maret. (4) begitu juga sekolah-sekolah mulai giat mengadakan kegiatan belajar tambahan (les) untuk siswa kelas IX.

-Ciri-Ciri dan Fungsi

Paragraf-Berkaitan dengan paragraf, agar keterampilan membangun paragraf dapat terwujud, perlu dipahami adanya ciri dan fungsi paragraf. Pemahaman tentang ciri dan fungsi paragraf bertujuan dalam proses membangun paragraf tidak mengalami kesulitan dalam merangkai kalimat yang memiliki satu kesatuan yang utuh dan padu.

1. Ciri-ciri paragraf/karakteristik paragraf

a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

b. Dalam satu paragraf hanya terdapat satu gagasan utama atau satu pokok pikiran.

c. Secara umum, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat. d. Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran. e. Paragraf merupakan kesatuan yang koheren dan padu. f. Kalimat-kalimat yang tersusun dalam paragraf tersusun

(7)

2. Fungsi paragraf

a. Paragraf berfungsi sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.

b. Paragraf memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang. Paragraf yang tersusun dengan baik (bersifat logis dan sistematis) merupakan alat bantu bagi pengarang ataupun pembaca.

c. Paragraf merupakan alat penyampai (potongan-potongan pikiran).

d. Paragraf merupakan penanda pikiran baru mulai berlangsung.

e. Paragraf mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.

f. Paragraf memungkinkan pengarangnya melahirkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca, kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu, memudahkan mereka menelusuri dan memahami jalan pikiran pengarang.

-Jenis-Jenis

Paragraf-1. Paragraf Narasi, ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama. Contoh paragraf narasi:

Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.

2. Paragraf Deskripsi, ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut. Contoh paragraf deskriptif:

(8)

luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.

3. Paragraf Eksposisi, adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan. Paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.

- Gaya penulisannya bersifat informatif.

- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.

- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

Contoh paragraf eksposisi:

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.

(9)

ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.

- Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.

- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.

- Penutup berisi kesimpulan. Contoh paragraf argumentasi:

Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandai mengarang.

5. Paragraf Persuasi, ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Paragraf persuasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.

- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya. - Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau

penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.

- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

- Persuasi memerlukan fakta dan data. Contoh paragraf persuasi:

(10)

-Syarat-Syarat

Paragraf-Syarat paragraf yang baik memiliki 2 ketentuan, yakni kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.

1. Kesatuan Paragraf

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf ditata secara cermat agar tidak satupun kalimat menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Apabila terdapat kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran itu, paragraf akan menjadi tidak berpautan ataupun tidak utuh. Sebaiknya kalimat yang menyimpang tersebut dikeluarkan dari paragraf. Misalnya pada contoh di bawah ini.

(1) Jateng sukses. (2) Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. (3) Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu Kota Propinsi Jateng. (4) Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. (5) Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. (6) hasil yang diperoleh itu adalah prestasi yang paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.

Kalimat ketiga dalam paragraf di atas tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.

2. Kepaduan Paragraf

(11)

3. Hubungan perbandingan:

Untuk itu, untuk maksud itu, bertujuan untuk 6. Hubungan singkatan:

Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,sebagai kesimpulan 7. Hubungan waktu:

Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian

8. Hubungan tempat: Berdekatan dengan itu

Paragraf dibawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.

Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu

bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) alam tempo cepat melampaui angka 100 %. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 %.

Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepadatan paragraf terasa sekali. Selain itu urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.

b. Kata ganti

Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.

1. Kata ganti orang

(12)

serta menghilangkan keutuhan paragraf. Perhatikan contoh berikut.

Haji Lulung adalah ketua majelis taklim di desa Ngijon. Rumah Haji Lulung terletak dekat masjid As-Salaam. Haji Lulung sering mengisi pengajian di masjid tersebut.

Pengulangan nama Haji Lulung akan menimbulkan kesan kekurang paduan tiga kalimat tersebut. Kata ganti –nya dan ia cocok jika dimasukkan untuk menggantikan pengulangan nama yang sama. Dengan demikian, kepaduan kalimat-kalimat itu dapat dirasakan.

Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama-nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Perhatikan contoh berikut.

Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan ulur tangan negara lain termasuk Indonesia.

Dalam kaitannya dengan bentuk –nya merupakan pengecualian. Bentuk –nya tidak hanya menggantikan nama-nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan, akan tetapi juga menggantikan benda-benda tidak bernyawa. Perhatikan contoh berikut.

Sandal Siti sudah rusak. Siti harus segera menggantinya.

Kain bahan seragam ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.

2. Kata ganti lain

Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, demikian, begitu, di situ, di sini, di sana, ke situ, ke sini, ke sana, di atas, dan lain sebagainya. Perhatikan contoh berikut.

Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ

sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.

c. Kata kunci

(13)

paragraf. Pengulangan kata ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering). Pengulangan kata kunci bisa dengan bentuk yang berbeda. Hal ini berfungsi untuk mengurangi cara pengulangan yang monoton, sehingga kalimat lebih enak dibaca. Perhatikan contoh paragraf berikut.

Balai Serba Guna Asri (BSGA) milik warga RT 2, lembah Tidar, diresmikan oleh Ahmad Mursid. Peresmian yang dilakukan oleh orang nomor satu di lembah tidar tersebut, menandai kalau BGSA sudah bisa dipakai oleh warga. Dalam sambutan peresmian itu, suami dari Palupi Sekartaji yang juga

penggemar tanaman bonsai mengatakan bahwa segala kegiatan warga RT 2 Lembah Tidar bisa dilaksanakan di BGSA.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur Paragraf Deduktif Kombinasi Dua Terdiri atas: kalimat topik, lebih dari satu kalimat pengembang yang berkaitan langsung dengan kalimat topik dan masing-masing

Paragraf yang biasanya terdiri dari satu atau dua kalimat adalah paragraf yang isinya berupa definisi, paragraf yang sifatnya mengantar suatu uraian, paragraf penutup,

Struktur Paragraf Deduktif Kombinasi Dua Terdiri atas: kalimat topik, lebih dari satu kalimat pengembang yang berkaitan langsung dengan kalimat topik dan masing-masing

Pragraf merupakan kalimat atau seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik (Semi, 1990). Paragraf sebagai seperangkat kalimat berkaitan satu sama lainnya dan

Dalam suatu paragraf, terdiri dari beberapa kalimat, kita harus mengetahui terlebih dahulu kalimat yang akan disusun menjadi sebuah paragraf, kalimat-kalimat tersebut harus

Ciri khas software pengolah kata secara umum adalah mengolah mulai dari karakter, kata, kalimat, yang akhirnya membentuk suatu paragraf, sekumpulan paragraf membentuk satu

Ciri khas Perangkat Lunak pengolah kata secara umum adalah mengolah mulai dari karakter, kata, kalimat, yang akhirnya membentuk suatu paragraf, sekumpulan paragraf membentuk

Paragraf adalah bagian dari wacana yang memiliki satu gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas yang saling