• Tidak ada hasil yang ditemukan

242574038 bahan bakar minyak lumas bahan listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "242574038 bahan bakar minyak lumas bahan listrik"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

KOROSI PADA LOGAM KOROSI

Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugaian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.

A. Pengertian korosi

Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar lain, yaitu :

1. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material 2. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif

3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air, tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.

B. Jenis – jenis korosi yang terjadi pada pipa 1. Uniform attack ( korosi seragam )

Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.

Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.

a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik b. Pemeliharaan material yang tepat

c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%

2. Pitting corrosion ( korosi sumur )

Adalah korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang dimana pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Pilih bahan yang homogen b. Diberikan inhibitor

(2)

3. Errosion Corrosion ( korosi erosi ) Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Pilih bahan yang homogen b. Diberi coating dari zat agresif c. Diberikan inhibotor

d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras 4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )

Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi. Korosi ini dapat dicegah dengan cara : a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit

b. Pasang proteksi katodik

c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

5. Stress corrosion (korosi tegangan )

Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Diberi inhibitor

b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi.

6. Crevice corrosion ( korosi celah )

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :

a. Isolator

(3)

7. Korosi mikrobiologi

Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan.

Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya

b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya

c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif

d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.

e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.

8. Fatigue corrosion ( korosi lelah )

Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Menggunakan inhibitor

b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

C.Bakteri Penyebab Korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat

(4)

tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.

Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. 2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam.

3. Bakteri besi mangan oksida

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.

D. Faktor Penyebab korosi

Marsudi dalam “Hand Out Teknik Pelapisan” meninjau dari segi material faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan korosi, adalah:

1. Homogenitas fisik dan kimia

2. Nilai elektro potensial di dalam larutan 3. Kemampuan membentuk lapisan pelindung 4. Hidrogen- over voltage

5. Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam (CO2, SO2, NaCl) yang pada musim penghujan atau pada kelembaban tinggi

E. Sistem Proteksi Korosi

(5)

1. Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif

2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya lagi

3. Prinsip penggunaan bahan yang sama dengan yang tahan terhadap jenis korosi tertentu

4. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor) 5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik 6. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :  Pelapisan dengan cat (organic coating)

 Pelapisan metal coating, lining, overlay, dan clodding  Pelapisan anorganik

 pembalutan (wrapping)

Proses pelapisan secara umum bertujuan untuk perlindungan (protektif), hiasan(dekoratif) atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan panas, tahan cuaca, tahan korosi, tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan sebagainya. Pelapisan terdiri dari bermacam-macam, seperti pelapisan dengan cat (coating), pelapisan dengan logam, pelapisan anorganik dan lain-lain. Jenis-jenis proses pelapisan logam sering digunakan antara lain :

1. Elektroplating

Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah suatu pelapisan logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam lain yang akan di lapisi melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating adalah proses mengendapkan bahan logam pelapis terhadap bahan yang akan dilapisi melalui pertukaran elektron secara konduktif melalui proses oksidasi-reduksi.

Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada penghematan pemakaian logam, serta dapat memberikan alternatif pemakaian bahan yang lebih murah. 2. Galvanisasi

(6)

suhu tinggi sehingga mengakibatkan difusi yang akan menyebabkan transisi karena banyak fasa, sehingga adhesinya lebih kuat dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif singkat. Cara ini disebut galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi sebagai logam yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses pencelupan panas (hot dipping).

3. Semprotan Logam (Metal spray)

Menurut Ir. Wahyudin dalam “Metal Spray “ (metallizing proces, Puslitbang Metalurgi-LIPI:1) dikatakan bahwa semprotan logam adalah proses metalisasi (metallizing proces),di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada suatu permukaan dan membentuk lapisan. Logam yang disemprotkan baik murni ataupun paduan dicairkan oleh sumber arus dan diatomisasikan oleh udara membentuk butir-butir yang sangat halus dan disemprotkan pada permukaan benda kerja membentuk lapisan logam padat.

Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat membuat logam menjadi butiran-butiran halus, kecepatan gas tersebut kira-kira 200-270 m/s. Butiran-butiran leleh tersebut kemudian melekat pada permukaan logam yang akan dilindungi melalui proses pendingin cepat seperti pada casting. Bahannya berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang kemudian meleleh karena semprotan gas panas yang terbakar (misalnyaOxy- acetylene) atau dengan busur listrik (electric arc).

4. Sementasi (cementation)

Caranya adalah dengan mengguling-gulingkan peralatan yang akan dilindungi ke dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada suhu tinggi, sehingga menyebabkan logam pelindung tadi terdifusi pada permukaan logam yang dilindungi. Selain dengan serbuk logam dapat juga dilakukan dengan mencelupkan bahan yang akan dilindungi ke dalam kalsium yang mencair dan mengandung salah satu bahan yang dipergunakan sebagai pelindung dengan regangan yang inert.

5. Penggunaan Zat Pelambat Pengkorosian (Inhibitor)

Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif memperlambat atau mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis inhibitor, yaitu:

(7)

3. Inhibitor organis (organic inhibitor)

4. Inhibitor penyebab pengendapan (preccipitate inducing inhibitor) 5. Inhibitor berbentuk uap (Vapor phase inhibitor).

Cara pemakaian inhibitor ada beberapa teknik, diantaranya adalah : 1. Injeksi terus menerus

2. Pemasokan secara setakar-setakar (batch) 3. Cara pengecatan (squeeze treatment)

4. Valetilasi (dengan ketel uap dan kontainer tertutup) 5. Pelapisan (coating).

Penggunaan inhibitor selain untuk mencegah terjadinya pengkaratan juga dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti di bawah ini :

a) Pembuihan (foaming) akibat pengaruh organic inhibitor

b) Terjadinya emulsi karena fase-fase gas dan cair bercampur disertai gerakan agitasi

c) Penyumbatan (plugging) karena adanya lapisan oksidasi dan kerak terkelupas, sehingga ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan lain-lain.

d) Terciptanya karat baru, karena ada beberapa inhibitor dapat bereaksi dan menghasilkan produk yang dapat merusak

e) Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat yang berlebihan f) Pengaruh beracun

g) Kehilangan inhibitor karena pengendapan (presipitation), proses adsorpsi atau terlalu mudah atau lambat larut.

Penggunaan inhibitor bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari serangan korosi, diantaranya yaitu:

1. Memperpanjang usia pakai peralatan 2. Mencegah penghentian pabrik (shut down) 3. Mencegah kecelakaan karena rusaknya peralatan 4. Mencegah kehilangan pertukaran panas (heat transfer)

5. Mempertahankan rupa permukaan yang menarik (attractive appearance)

ZINC ANODE

(8)

tujuan mengefektifkan perlindungan terhadap korosi. Sacrificial anode yang biasa digunakan di lingkungan pantai diantaranya adalah seng dan alumunium.

Perlindungan yang diberikan oleh seng akan luar biasa seandainya logam tersebut dapat dilarutkan dengan laju yang kurang-lebih konstan. Seng murni yang terkorosi di air laut sambil membentuk selapis kulit kedap air yang sangat membatasi keluaran arusnya. Kelarutan seng sedemikian rendah sehingga apabila berlebih maka kelebiham-kelebihan itu akan berupa partikel-partikel terpisah. Hal ini akan membentuk sel galvanik lokal yang menghasilkan suatu lapisan seng hidoksida/seng karbonat yang tidak larut dan tidak menghantarkan listrik yang akhirnya menjadikan anoda tidak efektif.

Dalam keadaan normal alumunium mengalami korosi sumuran dalam air laut di akibatkan oleh lapisan oksida yang bersifat katodik yang selalu membungkus logam tersebut ketika berada di udara bebas. Unsur paduan yang di tambahkan dapat mencegah terbentuknya selaput oksida yang merata, merekat dan protektif sehingga kegiatan galvanik terus berlangsung. Paduan alumunium mempunyai daya listrik/berat yang lebih besar dibandingkan dengan paduan seng dan penggunaan paduan alumunium mulai menggantikan penggunaan seng dalam beberapa penerapan khususnya industri lepas pantai.

Dalam keadaan normal alumunium mengalami korosi sumuran dalam air laut di akibatkan oleh lapisan oksida yang bersifat katodik yang selalu membungkus logam tersebut ketika berada di udara bebas. Unsur paduan yang di tambahkan dapat mencegah terbentuknya selaput oksida yang merata, merekat dan protektif sehingga kegiatan galvanik terus berlangsung. Paduan alumunium mempunyai daya listrik/berat yang lebih besar dibandingkan dengan paduan seng dan penggunaan paduan alumunium mulai menggantikan penggunaan seng dalam beberapa penerapan khususnya industri lepas pantai.

PELAPISAN KROM

(9)

tahan korosi, tidak berubah warna terhadap pengaruh cuaca. Tetapi larut dalam asam klorida, sedikit larut dalam asam sulfat dan tidak larut dalam asam nitrat.

Karena sifat-sifat tersebut, maka dalam pemakaiannya banyak digunakan sebagai bahan paduan untuk meningkatkan ketahanan korosi sebagai bahan pelapis. Proses pelapisan krom dikenal secara luas pada industri-industri logam sebagai pengerjaan akhir (final finishing) sejak tahun 1930, karena ketahanan korosi dan tampak rupa lapisannya yang baik.

klasifikasi Pelapisan Krom

Pelapisan krom dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu : 1. Pelapisan Krom Dekoratif

Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapis dengan tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom dekoratif berkisar antara 0,25 – 0,5 mikron.

2. Pelapisan krom keras

Pelapisan ini sering disebut industrial krom yaitu pelapisan krom yang memanfaatkan sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti ; tahan panas, aus, erosi, korosi dan koefisien rendah.

(10)

BAHAN BAKAR

1. Minyak Bumi dan Fraksi-fraksinya

Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik (mikro

organisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dua ratus juta tahun yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang dan laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya. Jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama semakin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau batu-batuan yang berasal dari pergeseran atau pergerakan bumi. Disini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob dan akibat tekanan tinggi karena adanya sedimen atau batu-batuan yang berada diatasnya, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.

(1). Pembentukan Minyak Bumi.

Minyak bumi yang terbentuk kemungkinan terkumpul dalam pori-pori batuan sedimen laut, kemudian minyak bumi itu naik keatas melalui batuan sedimen. Akhirnya sampai pada bagian dasar sedimen yang tidak dapat ditembus dan membentuk akumulasi minyak dalam suatu perangkap yang biasa disebut dengan oil trap.gas alam di dalam bumi terdapat di atas lapisan minyak dan air di bawah lapisan minyak karena berat jenisnya lebih tinggi. Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Oleh karena itu perlu penghematan dalam pemakaian minyak bumi.

(3). Pemisahan Fraksi-fraksi Minyak Bumi.

Minyak bumi adalah zat cair yang licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian besar karena hidrokarbon, zat yang terdiri atas hydrogen dan karbon. Jumlah hidrokarbon dalam minyak berkisar antara 50 sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang berisi oksigen, nitrogen atau belerang, air kapur, dan Lumpur tanah. Dengan memisahkan

hidrokarbon dari kotoran-kotoran (pada kilang-kilang) minyak diperoleh berbagai jenis bahan bakar, yakni bensin, minyak bakar, kerosin, dan sebagainya. Pada proses pembersihan ini terbentuk bahan sampingan gas. Gas ini disimpan dibawah tekanan pada botol-botol baja atau disalurkan langsung sebagai bahan bakar dalam keadaan cair. Endapanya terutama aspal digunakan untuk pengeras jalan dan paraffin digunakan untuk bahan perapat.

(11)

Pengolahan minyak mentah (crude oil) ditujukan untuk :

1. membuang kotoran-kotoran yang terkandung dalam minyak mentah. 2. memisahkan minyak dalam beberapa komponen atau fraksi-fraksi. 3. merengkah fraksi-fraksi menjadi berbagai golongan minyak.

Cara pengolahan minyak mentah yang digunakan tergantung pada jenis minyak yang diinginkan. Adapun cara pengolahan minyak bumi yaitu melalui dengan cara distilasi dan merengkah. Tujuan utama proses merengkah ini ialah untuk memperbaiki kualitas bahan bakar sehingga efisiensi mesin dapat diperbaiki. Untuk itu perbandingan komponen

hidrokarbon diubah dan ukuran serta susunan molekul-molekulnya diatur. Molekul-molekul yang tidak diinginkan dikeluarkan.

Pelaksanaan ini dilakukan dengan bantuan bahan kimia (merengkah katalis) atau dengan penaikan suhu (merengkah termis). Pengilangan minyak dikerjakan dengan menggunakan kolom bertingkat dalam suatu proses destilasi, pada jarak tertentu, kolom-kolom dilengkapi dengan pelat-pelat yang berbentuk sungkup gelembung (bubble cup).

Pelat-pelat berguna untuk memisahkan fraksi-fraksi yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Mula-mula minyak mentah (crude oil) dipanaskan pada suhu sekitar 3500 C, kemudian dipompakan ke dalam kolom detilasi, sebagian dari minyak akan menguap dan naik ke atas melalui bubble cup. Pada bubble cup ini uap minyak yang mempunyai titik didih tinggi diembunkan dan mencair. Uap yang tidak mencair akan naik terus ke atas dan akan mencair pada bubble cup di atasnya. Uap yang tidak mencair pada saat melalui bubble cup akan keluar langsung dari kolom bagian atas dan berbentuk gas.

Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses destilasi minyak bumi tersebut adalah :

1. Gas bumi terdiri dari campuran metana (CH4), etana (C2H6), propane (C3H8), dan butana atau isobutana (C4H10). Campuran gas ini kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan dipertagangkan dengan nama LPG (liquefied petroleum gas). Gas yang terdapat dalam LPG umumnya merupakan campuran propane, butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas dalam botol-botol baja yang beratnya berkisar 15 kg dan banyak dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga. Serta ada juga yang digunakan di industri dan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

2. Bensin diperoleh dari hasil destilasi pada temperatur antara 70 s/d 1400 C, bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar mobil dan motor.

(12)

4. Kerosin merupakan hasil destilasi yang mempunyai titik didih antara 180 s/d 2500 C. Kerosin banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga sehari-hari dan

diperdagangkan dengan nama minyak tanah.

5. Minyak diesel merupakan fraksi dari minyak bumi yang mempunyai titik didih 250 s/d 3500 C, minyak diesel ini dipergunakan sebagai bahan bakar pada motor-motor diesel industri dan pesawat tenaga (power plant).

6. Paraffin dari fraksi yang menghasilkan minyak pelumas, paraffin cair dan padat, terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Parafin padat sering dipergunakan sebagai bahan bakar.

7. Residu adalah hasil dari proses pengilangan/destilasi yang masih tertinggal dan

menghasilkan petroleum asfalt yang banyak digunakan pada konstruksi jalan dan jembatan. 2. Bahan Bakar Minyak Bensin

Bahan bakar yang digunakan pada motor pembakaran dalam (internal combustion engines) atau pada ketel uap dapat berbentuk padat, cair ataupun gas. Bahan bakar padat dapat digunakan tetapi ada masalah dalam hal sistem pengabutannya, dan juga tentang sisa bahan bakar padat atau abu. Sehingga bahan bakar padat untuk saat ini tidak praktis, meskipun banyak percobaan-percobaan telah dan sedang dilakukan dalam pemanfaatan jenis bahan bakar ini.

Bahan bakar gas juga ada masalah tentang penanganan dan tempat penyimpanannya terutama bila menyangkut volume yang besar, harus menyediakan tangki-tangki besar dan bertekanan (pressure vessels), yang sangat memerlukan tempat yang luas dan pengawasan yang

memadai. Masalah serius bisa timbul untuk penyediaan bahan bakar untuk peralatan yang bergerak, tetapi jenis bahan bakar gas banyak membantu mengurangi atau menghilangkan problem start dari motor dan distribusinya dibanding dengan penggunaan bahan bakar cair atau bahan bakar minyak. Sehingga akibatnya bahan bakar gas kebanyakan digunakan pada stationary power plant yang lokasinya dekat dengan sumber bahan bakar jenis ini.

Bahan bakar gas ada juga yang dapat disimpan dalam bentuk cair dibawah tekanan tertentu, yang hal ini tentunya dapat mengurangi masalahpenyimpanan, tetapi cara demikian terutama untuk pemakaian yang besar memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Akibat dari hal-hal tersebut diatas kebanyakan motor pembakaran dalam menggunakan bahan bakar minyak yang merupakan hasil turunan dari petroleum atau minyak bumi. Pada daerah-daerah yang langka minyak bumi, maka bahan bakar cair diproses dari batu bara. Proses demikian pada saat ini cukup mahal. Tetapi karena minyak bumi merupakan bahan yang dapat habis, maka maka proses pengolahan bahan bakar cair dari batu bara tentunya makin lama menjadi penting.

(1). Bahan Bakar Bensin.

(13)

yang mengandung parafin, naphthene dan aromatic dengan perbandingan yang bervariasi. Bensin untuk kendaraan bermotor dan pembangkit tenaga stasioner dibedakan atas bensin reguler dan bensin premium.

(a). Bensin Reguler

Bensin reguler mengandung sedikit tetraethylead karena itu mempunyai kualitas anti ketukan yang lebih baik dari bensin putih. Bensin ini dapat dipakai untuk semua mesin kompresi tinggi untuk kendaraan berat pada kondisi biasa.

(b). Bensin Premium

Bensin premium mempunyai sifat anti ketukan yang lebih baik dan dapat dipakai pada mesin kompresi tinggi pada semua kondisi. Sifat-sifat penting yang perlu diperhatikan pada bahan bakar bensin ialah kecepatan menguap,kualitas ketukan (kecenderungan berdetonasi), kadar belerang, keamanan penyimpanan, kadar damar, titik beku, titik embun, titik nyala dan berat jenis. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bensin adalah ;

(a). Volatility atau kecendrungan untuk menguap

Karena bensin adalah merupakan campuran dari banyak hydrocarbon dengan suhu penguapan yang berlainan, sehingga hasilnya juga akan mempunyai rentang suhu penguapan yang lebar. Dalam praktek salah satu cara untuk menentukan atau mengukur karakteristik volatility suatu bahan bakar ialah dengan suatu cara destilasi standard yang ditentukan oleh American

Society for Testing Materials (ASTM). Bensin tertentu dapat ditentukan apakah bensin tersebut memenuhi nilai volatility yang diperlukan. Volatility merupakan suatu sifat yang paling penting pada bensin, karena sangat berpengaruh pada pengoperasian dan pemeliharaan suatu motor, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut.

Pada waktu start dan pemanasan motor.

Agar memudahkan motor untuk di start, maka diperlukan agar bensin menguap pada suhu start, sehingga sebagian dari kurva destilasi antara 0 sampai 10 % bensin menguap, jadi harus menguap pada suhu relatif rendah. Pada waktu pemanasan motor suhu secara berangsur-angsur akan bertambah sampai suhu operasional.

Kinerja operasional, akselerasi dan distribusi.

Penguapan yang baik cenderung menghasilkan distribusi uap bensin yang merata ke dalam silinder dan menghasilkan karakteristik akselerasi yang lebih baik.

Pencemaran karter.

(14)

(b). Kadar belerang

Kebanyakan bensin mengandung belerang yang cenderung membentuk suatu senyawa yang bersifat korosif, yang dapat merusak komponen-komponen motor. Sehingga kadar belerang harus dibatasi sekecil mungkin.

(c). Gum deposit

Jenis hidrocarbon tertentu yang tidak jenuh selama penyimpanan dapat menimbulkan

oksidasi dan membentuk suatu zat yang lengket (gum). Zat lengket ini dapat menempel pada katup, piston ring bahkan dapat menyumbat saluran pada motor.

(d). Anti knock quality

Dalam proses kerja motor bensin dapat terjadi apa yang disebut detonasi yaitu karena kondisi tekanan dan suhu tertentu, campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar dengan sendirinya (auto ignition), sehingga terjadi pelepasan energi yang besar dan cepat didalam ruang

pembakaran, yang menimbulkan suara ketukan dan getaran. Terjadinya detonasi ini dapat dikurangi dengan menggunakan jenis bensin yang mempunyai anti knock rating yang lebih tinggi.

Bensin berasal dari kata Benzana (C6H6), bensin yang berisi alkana berantai lurus, kurang baik dipakai sebagai bahan bakar motor-motor bensin karena bensin tersebut berkompresi tinggi sehingga menyebabkan ketukan/knocking pada mesin. Ketukan tersebut menyebabkan mesin sangat bergetar dan menjadi sangat panas sehingga besar kemungkinannya dapat merusak motor. Tetapi jika menggunakan bahan bakar bensin yang mengandung alkana bercabang (isooktana) maka peristiwa knocking akan berkurang.

Mutu bensin dipergunakan dengan istilah bilangan oktana (Octane Number). Sebagai contoh adalah bensin standar yang terdiri dari campuran normal heptana dan isooktana mempunyai angka oktana 100. bila untuk kerja suatu bensin sama dengan unjuk kerja campuran 80 % isooktana dan 20 % normal heptana, maka angka oktana bensin itu adalah 80. Bensin yang diperdagangkan di Indonesia adalah premium. Premium memiliki bilangan oktana 82 dan bensin super mempunyai bilangan oktana 98. untuk meningkatkan mutu suatu bensin

dilakukan dengan mencampurkan senyawa-senyawa tertentu pada bensin itu, misalnya Tetra Etil Lead (TEL). Ketika terbakar senyawa TEL cenderung bersenyawa dengan radikal karbon bercabang, hal ini sedikit memperlambat proses letupan, sehingga letupan menjadi lebih efisien.

(15)

antiknocking dan sebagai gantinya digunakan berbagai senyawa hidrikarbon, baik aromatik atau alifatis.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian senyawa hidrokarbon jenuh dengan katalis AICI3 dan H3SO4 dapat menghasilkan hidrokarbon bercabang yang tidak terlalu berbahaya terhadap pencemaran lingkungan. Pembakaran bahan bakar motor tidak selamanya

berlangsung dengan sempurna, apabila pembakaran bahan bakar tersebut tidak sempurna akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang menghasilkan partikel-partikel yang menimbulkan asap cukup

tebal/hitam yang keluar dari saluran buang (exhaust manifold).

Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai

hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude Oil). Kwalitet dari bensin dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number).Octane Number adalah persentase volume isooktane di dalam campuran isooktane dengan normal heptane yang menghasilkan intensitas knocking yang sama dengan bensin tersebut. Missal bensin dengan ON = 70, berarti bensin tersebut menghasilkan intensitas knocking yang sama dengan campuran dari 70 % isooktana dengan 30 % normal heptane (perbandingan volume). Nilai oktan (ON) suatu bahan bakar bensin menunjukkan bertambah tingginya daya

pembakarannya (sifat anti knocking). Semakin tinggi nilai oktannya semakin baik

(16)

Kesalahan dalam pemilihan pemakaian bahan bakar dapat mempercepat rusaknya komponen mesin. Jadi perlu memperhatikan pemakaian bensin yang tepat untuk sebuah mesin, supaya mesin dapat memberikan performance yang maksimal dan dapat memperpanjang umur mesin (life time).

(2). Bahan Tambahan

Bahan tambahan berfungsi untuk menghambat terjadinya ketukan atau detonasi pada motor bensin. kegunaan bahan tambahan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Pencegah oksidasi (oxidation inhibitor) untuk mencegah atau mengurangi pembentukan deposit (gum) selama penyimpanan di gudang.

2. Pencegah kerusakan logam, untuk melindungi bensin dari bahaya yang diakibatkan oleh logam-logam tertentu yang mungkin terbawa selama proses pembersihan atau di dalam system bahan bakar.

3. Pencegah pembentukan dingin, untuk mencegah permukaan menjadi dingin di dalam karburator dan pipa-pipanya dari system bahan bakar.

4. Pembersih (detergent), untuk menjamin agar karburator tetap bersih. 5. Senyawa fosfor untuk melindungi permukaan pengapian.

Bahan Bakar Minyak Solar

Bahan bakar solar didapat dari minyak mentah (crude oil) yang terdiri dari campuran

hidrokarbon, misalnya : benzine, pentane, hexane, toluene, propane dan butan. Senyawa yang membentuk minyak mentah diuapkan pada suhu tertentu, untuk memisahkan hidrokarbon, minyak mentah dipanaskan dan hidrokarbon yang berbeda dijadikan uap. Senyawa

(17)

Sebagai minyak mentah yang didestilasi dan diproses, maka yang terbentuk kira-kira 44% gasolin, 36% bahan bakar solar dan selebihnya adalah kerosin, minyak pelumas dan lainnya. (1). Bahan Bakar Solar.

Solar atau minyak diesel adalah bahan bakar yang digunakan untuk motor diesel dimana proses pembakaran terjadi bukan oleh penyalaan busi tetapi terjadi karena tekanan kompresi yang tinggi di dalam silinder motor. Kwalitet solar dinyatakan dengan angka cetane (Cetane Number). Cetane Number (CN) adalah persentase volume normal cetane dalam

campurannya dengan methylnapthalen yang menghasilkan karakteristik pembakaran yang sama dengan solar yang bersangkutan.

Detonasi Diesel adalah ledakan diesel yang terjadi akibat kelambatan penyalaan dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan terlalu banyak. Kelambatan penyalaan pada motor diesel juga tergantung dari jenis bahan bakarnya (CN) dan perbandingan kompresinya. Bahan bakar diesel pada umumnya dibedakan berdasarkan aplikasinya yaitu:

1. Bahan bakar diesel otomotif sering disebut juga HSD (high speed diesel) atau minyak solar yaitu bahan bakar motor untuk putaran cepat.

2. Bahan bakar industri dan kapal atau minyak diesel yaitu bahan bakar motor untuk putaran menengah atau disebut LDF (light diesel fuel).

3. Bahan bakar diesel yang digunakan pada motor dengan putaran lambat atau disebut juga MDF (medium diesel fuel).

(18)

(2). Sifat Bahan Bakar Solar

Beberapa sifat utama yang harus dipenuhi oleh minyak solar agar motor diesel dapat berfungsi dengan baik antara lain adalah :

(1). Sifat pembakaran

Sifat pembakaran bahan bakar diesel dinyatakan dengan angka cetana, yaitu menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala dengan sendirinya (auto ignition) dalam ruang bakar sebagai pengaruh tekanan dan suhu di ruang bakar.Sebagai alternatif lain untuk penentuan angka setane dipakai indeks setane atau indeks diesel yang didapat dengan cara perhitungan empiris. Indonesia menetapkan indeks cetane minimum 48 sebagai alternatif terhadap angka cetana 45 minimum.

(2). Sifat viskositas (kekentalan)

Sifat-sifat aliran dan viskositas bahan bakar berkaitan dengan mekanisme pemompaan dan atomisasi bahan bakar di dalam ruang bakar. Bahan bakar harus mudah dipompakan

walaupun pada suhu udara dingin. Untuk itu dalam spesifikasi bahan bakar HSD di negara-negara ASEAN ditetapkan batasan minimum dan maksimum dari viskositas.

Viscosity atau viskositas minyak adalah suatu ukuran dari tahanan didalam minyak itu sendiri untuk mengalir. Pada umumnya viskositas dinyatakan dengan satuan waktu (detik), yang diperlukan oleh sejumlah minyak untuk mengalir melalui lubang laluan tertentu dan pada suhu tertentu pula. Bila viskositas diukur dengan cara tertentu, mak alat pengukur viskositas (viskosimeter) yang dipakai harus disebutkan. Jenis viskosimeter yang banyak digunakan adalah Engler (Jerman), Redwood (Inggris), Saybolt universal (Amerika ) dan lain-lain. (3). Sifat volatilitas (penguapan)

Volatility dari minyak diesel harus cukup selama dalam rentang suhu operasioanal untuk menghasilkan suatu campuran dan pembakaran yang baik, sehingga dapat mengurangi asap atau bau pada gas buang. Sifat penguapan bahan bakar merupakan sifat penting dalam pembentukan campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar. Proporsi bahan bakar dan udara harus berada dalam batas-batas yang dapat menimbulkan penyalaan dan suhunya harus berada diatas suhu penyalaan yang rendah. Bila bahan bakar terlalu mudah menguap maka campuran bahan bakar dan udara tidak sempurna, ruang bakar dipenuhi fasa uap sehingga cairan bahan bakar akan berkurang, selain itu suhu campuran udara bahan bakar akan rendah. Sebaliknya bila bahan bakar banyak mengandung bagian yang tidak menguap, karena

campuran akan memerlukan waktu penyalaan yang terlalu lama sehingga pembakaran menjadi tidak sempurna menyebabkan timbulnya endapan kerak didinding ruang bakar dan di kepala silinder. Sifat penguapan berhubungan dengan keamanan dalam penyimpanan bahan bakar yaitu titik nyala (flash point), yang dalam spesifikasi Indonesia ditetapkan minimum 1500 F (660 C).

(19)

Sifat-sifat kebersihan bahan bakar berhubungan dengan residu karbon, kandungan air, sedimmen dan kandungan air yang dapat mengakibatkan pengotoran di ruang bakar. Sifat-sifat korosifitas disebabkan oleh adanya uap air yang akan membentuk sulfat atau asam sulfat. Kedua asam ini bersifat korosif terhadap bagian ruang bakar, kepala silinder, katup-katup dan saluran gas buang. Batasan kandungan belerang dalam bahan bakar solar di Indonesia adalah 0,3% (cukup aman).

Sifat-sifat bahan bakar solar yang diproduksi harus sesuai dengan batas minimum dan maksimum dari spesifikasi yang telah ditentukan, karena sifat bahan bakar minyak solar sangat berpengaruh dalam penggunaannya pada motor, antara lain dapat menyebabkan kerusakan komponen mesin dan dapat menurunkan engine performance dan disamping itu dapat mempengaruhi pencemaran terhadap lingkungan.

Indonesia melalui Pertamina memproduksi tiga macam grade minyak diesel yang

diperdagangkan berdasarkan untuk motor putaran tinggi (HSD), motor putaran menengah (LDF) dan motor putaran lambat (MDF). Masing-masing dari grade tersebut memiliki sifat-sifat tertentu dan ditetapkan dalam spesifikasi bahan bakar minyak Indonesia seperti dalam Tabel 5.

(5). Kadar belerang

Bahan bakar solar yang mengandung belerang berlebihan tidak baik digunakan sebagai bahan bakar diesel karena dapat menambah keausan ring piston dan cylinder liner, selain itu jika bahan bakar yang mengandung belerang terbakar dalam ruang bakar mesin dapat membentuk asam korosi.

Asam ini akan mengikis permukaan logam dan menambah kerusakan mesin serta terbentuknya kotoran yang menempel pada bagian dalam ruang bakar, kelep dan kepala silinder mesin.

(20)

Pada umumnya minyak ringan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar motor diesel, akan tetapi sebaiknya pergunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut untuk menghindari kerusakan.

Bahan bakar yang digunakan pada motor diesel dapat berpengaruh besar terhadap kelambatan penyalaan dalam proses pembakarannya, untuk menghasilkan tingkat penyalan yang konstan pada motor diesel yaitu cetane (C14H34) dan yang sulit penyalaannya adalah

methylnapthaline (C10H17CH13).

Nilai cetana dari bahan bakar diesel dapat ditingkatkan dengan bahan aditive untuk mempermudah dalam penyalaan. Bahan additive yang sering digunakan dari unsur

(21)

(4). Pembakaran Bahan Bakar

Bahan bakar pada umumnya terdiri dari unsur-unsur zat arang ( C), zat air (H), zat asam (O), dan belerang (S). bahan bakar yang dipergunakan untuk pembakaran terdiri dari bagian kecil, yang disebut molekul. Molekul-molekul ini selanjutnya juga terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang disebut atom.

Atom-atom ini dapat bersenyawa dengan atom-atom lain dan membentuk molekul-molekul. Dalam hal ini dapat terjadi dua kemungkinan :

(22)

b. Beberapa atom yang tidak sama bersenyawa menjadi molekul.

Yang disebut dengan berat atom ialah angka yang menunjukkan berapa atom dari unsur tersebut lebih berat dari berat atom zat air (H). berat atom oksigen (O) = 16 kali berat atom zat air (H). berat molekul suatu bahan adalah angka yang menunjukkan beberapa kali berat satu molekul bahan tersebut lebih berat dari atom H.

H2 artinya 2 atom H, 2H2 berarti 2 kali 1 mol H, yang terdiri dari 2 atom H yang sama dengan berat 4 atom H.

O2 terdiri dari 2 atom O dan beratnya 2 x 16 kali berat atom H = 32 satu gramolekul sesuatu unsur adalah banyaknya gram yang sesuai dengan berat molekul unsur tersebut.

Menurut hukum Avogadro, bahwa untuk berbagai gas pada tekanan, suhu dan volume yang sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama banyaknya, atau dengan kata lain, pada suhu dan tekanan yang sama maka grammolekul dari gas-gas mempunyai volume yang sama pula.

Pada suhu 0 0C dan tekanan 1 atmosfer (76 cm Hg) maka volume dari 1 grammolekul bahan berbentuk gas adalah 22,4 dm3 atau 1 kg molekul volumenya 22,4 m3. Volume gas pada suhu 0 0C dan tekanan 1 atm disebut volume Normal dengan satuan Nm3.

BAHAN PELUMAS

(23)

Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin (CnH2n-2), naftena (CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik.

Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat larut.Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat.

Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan (bearing). Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas (oli) harus diganti.

(1). Fungsi pelumas

Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas, disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam.

Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain

(24)

Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi.

Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic.

Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis

dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih mengalir.

Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah. (2). Gesekan dan Pelumasan

Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan.

a. Gesekan Kering

Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang bergerak terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari puncak bagian-bagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik.

b. Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh

(25)

melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan pelumas.Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpenting dari pelumasan penuh ialah pengausan yang sangat kecil. Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaitu viskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putar poros, beban, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan, jenis dan sebagainya. c. Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas

Gesekan setengah kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata masih dapat bersinggungan. Jadi dalam hal ini terjadi gesekan kering sebagian dan gesekan zat cair sebagian. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeser terhadap satu sama lain, tebalnya lapisan bahan pelumas dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas. Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. pelumasan yang terjadi pada gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas.

(3). Jenis Pelumas

Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Minyak tumbuh-tumbuhan

Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun dan biji risinus.

b. Minyak hewan

Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyak tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan minyak berlemak.

Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengit yang berarti bahwa minyak menjadi cepat rusak. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka ditambahkan pada minyak mineral.

c. Minyak mineral

(26)

d. Minyak kompon

Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada minyak mineral.

(4). Bahan Aditif

Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam bahan tambahan itu diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak. Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut ;

a. bahan tambahan untuk menurunkan titik beku.

b. Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas. c. Bahan tambahan pemurni dan penyebar.

Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang-layang dan

mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap dalam kondisi bersih. Aditif antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberi aditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada bagian mesindengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak. Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam yang saling bersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas minyak. Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan terhadap tekanan tinggi.

(5). Gemuk

Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun disamping metode lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya. Gemuk bantalan mempunyai struktur halus atau butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang kuat pada logam sehingga tidak terlempar keluar dari antara gigi-gigi. Gemuk roda gigi pada kotak roda gigi yang tidak tertutup adalah agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi semula. Sesuai dengan jenis logam yang digunakan untuk pelumasan, kita membedakan gemuk sebagai berikut ini.

Gemuk sabun kalsium (gemuk kapur)

Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90 – 1500 C. gemuk sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum terutama untuk bantalan luncur. Gemuk sabun natrium (gemuk soda)

(27)

Gemuk sabun aluminium

Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan khusus yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.

Gemuk sabun litium

Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 180 0 C. gemuk sabun litium digunakan sebagai gemuk serba guna yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk banyak macam keperluan.

Gemuk basa campuran

Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada diantara sifat sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk serba guna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerja maksimum kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik tetes.

(6). Penggunaan Pelumas

Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagai berikut. a. Minyak lumas mesin

Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat dilumas dari tempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukan untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban ringan) dimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan tergantung beberapa factor yaitu; beban, suhu, kecepatan, diameter poros dan system pelumasan.

b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing

Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas pada beban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan minyak lumas. Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda gigi.Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet sering digunakan pada suhu yang tinggi.

c. Minyak lumas motor

Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap dalam kondisi bersih.

d. Minyak lumas silinder uap

Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap panas. Minyak mengandung gemuk tertentu

(28)

e. Minyak lumas hidrolik

Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan yang rendah, apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api.

SIFAT BAHAN PELUMAS

Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang bergerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tersebut, yang mempunyai :

a. Jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan tetap dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan temperatur.

b. Tetap membasahi permukaan kedua benda. c. Sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.

d. Komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

Jadi fungsi utama dari pelumas adalah untuk mengurangi daya yang diperlukan untuk mengatasi gesekan dan mengurangi keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, seperti antara bearing dengan poros, piston dengan cylinder liner dan lainnya, sehingga akan menambah daya keluaran (out put) dan memperpanjang jam kerja motor.

Fungsi kedua dari minyak lumas adalah bekerja sebagai pendingin, yaitu membawa panas akibat adanya gesekan keluar dari bearing, cylinder liner, piston dll.

Fungsi lain dari film (lapisan tipis) minyak lumas adalah bekerja sebagai seal (perapat) seperti halnya antara piston ring dan dinding silinder tentu ada film minyak yang mencegah gas pembakaran melewati piston ring dan masuk kedalam karter (crank case). Sehingga pelumasan mesin yang efektip mempunyai peranan yang sangat penting untuk

memperpanjang umur dan kinerja mesin. g. Viskositas

(29)

Distribusi kecepatan ini mengakibatkan terjadinya deformasi yang terus menerus dari minyak. Bagian dari minyak yang pada awalnya berbentuk kubus C sesaat kemudian akan menjadi bentuk rhomboida R. Kalau sekarang tebal minyak s diperbesar, maka dapat dimengerti bahwa dengan gaya F yang sama akan menghasilkan kecepatan v yang lebih besar, yang berarti bahwa v = s (v sebanding dengan s).

Dalam praktek viskositas minyak lumas diukur dengan alat yang namanya viscometer atau viscosimeter. Ada macam-macam viskosimeter seperti dari Saybolt Universal dari Amerika, Redwood 1 dan Redwood 2 dari Inggris, Engler dari Jerman, dan barbey dari Perancis. Pada dasarnya cara kerja dari viscosimeter tersebut adalah sama, yaitu dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah minyak dengan volume tertentu dan mengalirkannya karena beratnya sendiri melalui saluran dengan ukuran lubang tertentu dan juga pada suhu yang telah ditentukan. Sedangkan yang berbeda adalah ukuran saluran dan lubangnya serta suhu saat pengukuran. Waktu yang didapat dari hasil pengukuran pada viscosimeter kalau dibagi dengan berat jenis minyak disebut viskositas kinematik. Satuan viskositas kinematik adalah stokes.

Contoh minyak yang diukur viscositasnya diambil sebanyak 60 ml, dimasukkan kedalam tabung viscosimeter A, yang pada bagian bawahnya disambung dengan pipa sepanjang l, garis tengah d, dan diujung pipa dipasang gabus penutup.

Minyak didalam tabung A kemudian dipanaskan hingga mempunyai suhu 130 0F atau 54,4 0C. setelah suhu tersebut tercapai, maka gabus penutup dibuka dan dengan sebuah stop watch waktu dari saat minyak mengalir keluar dari ujung pipa sampai minyak didalam tabung A habis dan ditampung pada tabung yang lain B.

(30)
(31)

(1). Viskositas Index

Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada suhu 210 0F. hal ini adalah suatu sistem empiris, dimana suatu jenis minyak (basis parafin) dari pennsylvania diberikan angka index 100 dan minyak dari Timur tengah (basis naphthene) diberikan angka index 0.

Secara umum angka index viskositas menunjukkan hambatan relatif dari suatu minyak tertentu untuk berubah viskositasnya, karena adanya perubahan suhu. Minyak dengan angka index yang rendah menunjukkan bahwa minyak tersebut mempunyai hambatan yang rendah, sehingga minyak tadi mempunyai viskositas yang tinggi pada suhu dingin dan cepat berubah menjadi viskositas yang rendah pada suhu yang lebih tinggi. Minyak yang mempunyai angka viskositas tinggi lebih disukai karena akan memeberikan pelumasan yang baik pada motor. (2). Pour point

Pour point atau suhu tuang atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat

mengalir. Pada suhu tersebut minyak sudah kehilangan fluiditasnya dan tidak dapat mengalir atau bersirkulasi pada sistem. Titik tuang dari kebanyakan minyak lumas adalah antara –15 sampai 0 0C.

(32)

Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat pengujian, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi. Titik nyala minyak lumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175 0C sampai 260 0C tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak lumasnya.

(4). Carbon Residu

Carbon residu adalah berat sisa dari minyak lumas yang telah terbakar. Carbon residu ditentukan dengan cara memanaskan, menyalakan, dan membakar suatu contoh minyak lumas berat 10 gram dalam suatu peralatan percobaan Conradson, sampai hanya tinggal sisa pembakaran (residu). Selanjutnya sisa pembakaran tadi ditimbang beratnya dengan teliti. Perbandingan antara berat sisa dan berat asal dari minyak merupakan carbon hasil percobaan tersebut merupakan indikasi dari jumlah carbon yang mungkin akan melekat (deposited) didalam motor. Pada umumnya carbon residu pada minyak lumas antara 0,20 sampai 0,60 %. (5). Acidity atau Neutralization Number

Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam miligram dari potassium hydroxide yang diperlukan untuk menetralkan satu gramminyak. Percobaan ini untuk mengukur jumlah kandungan asam mineral yang bersifat korosif, dan asam organik yang relatif bersifat non korosif. Angka keasaman yang tinggi pada minyak baru menunjukkan adanya asam mineral, dan angka keasaman yang tinggi pada minyak bekas menunjukkan adanya asam organik. Asam organik meskipun non korosif meningkatkan kecenderungan minyak untuk membentuk emulsi dengan air dan sludge dengan partikel carbon.

(6). Warna

(33)

BAHAN LISTRIK DAN BUKAN LOGAM BAHAN PENGHANTAR LISTRIK

Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu ke titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga. Namun demikian, pada bab ini disampaikan pula beberapa bahan yang masih ada relevansinya. Sifat dan karakteristik bahan penghantar yang dibahas lebih bersifat umum tidak mengarah lebih spesifik pada ilmu bahan. Hal ini disesuaikan dengan aplikasi dilapangan yang lebih

mengarah pada pada kenaikan temperatur dan sifat jenis bahan tersebut. A. ALUMINIUM

Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/ cm3. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/ mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi penghantar-penghantar dari aluminium seperti terlihat pada Gb. 3.1.

(34)

B. TEMBAGA

Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 ? mm2/m pada suhu 20 0 C. Koeffisien suhu (? ) tembaga 0,004 per0

C. Kurva resistivitas tembaga

terhadap suhu adalah tidak linier seperti ditunjukkan pada Gb.2.2.Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGBY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada 20 0 C adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083 0

C. Kekuatan tarik lembaga

tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/ mm3, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil penampang batang tembaga menjad i kawat dengan menggunakan penarik tembaga seperti ditunjukkan pada Gb. 2.3. Untuk memperkecil penampang tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung adalah makin kecil penampang rautannya. Makin kecil penampang kawat diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan kawat yang cukup besar diameternya kecil adalah intan. Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk itu roda tarik yang dipasang dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih besar.

(35)

pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pegal, sedangkan untuk penghantar yang penampangnya ? 16 mm2 digunakan penghantar serabut yang dipilin.

BAJA

Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :

tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian

aluminium.Berdasarkan pertimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal seperti ditunjukkan pada Gb. 2.5 (jangan dikacaukan dengan termal bimetal yang biasanya untuk pengaman).

Dua hal yang menguntungkan dari penghantar bimetal, yaitu :

a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit). b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk : busbar, pisau hubung.

WOLFRAM

Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik leleh 34100 C, titik didih 59000C, ? 4,4 . 10-6 per0 C, tahanan jenis 0,055 ? .mm2 /m. Wolfram

(36)

MOLIBDENUM

Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara mendapatkannya. Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620 0 C, titik didih 3700 0 C, ? 53.10-7 per0 C, resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m koeffisien suhu 0,0047 per0 C .Diantara penggunaan Molibdenum adalah pada :

tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan korosi, bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.

PLATINA

Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g.cm3, ? 9.10-6 per0 C, titik leleh 1775 0 C, titik didih 4530 0 C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2 /m, koeffisien suhu 0,00307 per0 C.

Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis -tipis. Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada laboratorium tentang oven atau tengku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas 13000 C, untuk

termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 16000 C), platina dengan diameter ? 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya, bahan untuk potensiometer.

AIR RAKSA

(37)

beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik,

penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.

Logam-logam lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik diantaranya adalah : tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak d igunakan sebagai kapasitor elektrolitik.

H. BAHAN-BAHAN RESISTIVITAS TINGGI

Bahan-bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus akan terjadi tegangan anjlok yang besar. Contoh pe nggunaan bahan -bahan resistivitas tinggi antara lain pada pemanas listrik, rheostat dan resistor. Bahan-bahan ini harus mempunyai koeffisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada suhu yang tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi d an meleleh. Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstanta, manganin, nikrom dan fehral yang komposisinya ditunjukkan pada Tabel 3.

KONSTANTAN

Konstantan merupakan logam paduan dari tembaga dan nikel seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Hubungan antara resistivitas, koeffisien suhu (? ) dan komposisi antara tembaga dan nikel ditunjukkan Gb. 2.6. Dari Gb.2.6 terlihat bahwa resistivitas tertinggi adalah pada

(38)

dengan suhu kerja 400 0 hingga 500 0 C di buat komposisi 60 % Ni dengan 40 % Cu, yaitu Konstantan. Bersama-sama dengan tembaga atau besi, konstantan dapat merupakan

termokopel yang dapat membangkitkan emf ? 40 mikro volt setiap perbedaan suhu 1 0 C diantara sambungan -sambungannya. Hal ini memungkinkan termokopel konstantan tembaga atau konstantan besi digunakan alat ukur. Jika dipanasi dengan suhu yang cukup tinggi, pada konstantan akan terbentuk lapisan oksida tipis dan ini memungkinkan terjadinya isolasi jika dililitkan. Tegangan tembus untuk isolasi tersebut tidak lebih dari 1 volt.

KROMEL

Logam ini merupakan perpaduan 0,7 % Mn, 0,6 % Ni, 23 sampai 27 % Cr dengan 4,5 hingga 6,7 % A1, sisanya Fe. Kromel baik untuk elemen pemanas air, setrika, pemanggang dan peralatan yang memerlukan ketahanan korosi dan panas.

MANGANIN

Warna logam ini kuning kemerah-merahan, komposisi manganin dapat dilihat pada tabel 3. Suhu kerjanya ? 70 0 C

TIMAH HITAM

(39)

struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat, labih tahan getaran. Tetapi lebih mudah korosi. Timah dan komponennya mengandung racun.

BIMETAL

Setiap logam mempunyai muai panjang ? yang berbeda. Hal ini berarti bila 2 buah logam dengan ? berbeda dipanasi dengan suhu yang sama panjangnya akan menjadi berbeda. Apabila keduanya disatukan menjadi bimetal seperti ditunjukkan pada Gb. 2.7, apabila dipanasi bimetal akan melengkung ke arah logam yang mempunyai ? lebih kecil.

Besarnya lengkungan (penyimpangan) a ditentukan oleh perbedaan muai panjang (? 2 - ? 1), panjang 1, beda suhu (t2 – t1) dan ketebalan h dari kedua logam. Penyimpangan maksimum bimetal adalah :

BAHAN ISOLASI

Sifat dan karakteristik bahan pada saat digunakan dalam sistem tenaga listrik mempunyai besaran yang sangat bervariasi mulia dari sifat fisik, mekanik maupun elektrik. Yang

semuanya sangat berperan guna menganalisis karakteristik sistem secara keseluruhan. Salah satu sifat yang sangat penting adalah sifat kelistrikan. Namun demikian sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhad ap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya perlu juga diperhatikan. Salah satau bahan listrik yang sangat luas penggunaanya dalam sitem tenaga listrik adalah isolasi. Karena seperti kita tahu bahan isolasi akan menyekat antara bagian -bagian yang bertegangan dengan yang tidsak atau dengan manusia

A. SIFAT KELISTRIKAN

Terdapat 3 hal pokok yang dibahas di dalam sub-bab ini yaitu resistivitas, permitivitas dan sudut kerugian dielektrik. Dari 3 hal tersebut akan memberikan gambaran sifat kelistrikan suatu bahan isolasi di samping sifat-sifat yang lain.

1. Resisitivitas

Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi yang resistivitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya bahan yang demilcian itu belum bisa

diperoleh. Sampai saat ini semua bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (walaupun kecil) yang lazim disebut arus bocor. Hal ini menunjukkan bahwa resistansi bahan isolasi bukan ddak Lerbatas besarnya. Besarnya resistansi bahan isollasi sesuai dengan Hukum Ohm adalah v = i. r

Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan resistivitas adalah :

(40)

b. Untuk bahan isolasi yang higroskopis, di daerah-daerah yang lembab resistivitasnya akan turun secara mencolok.

c. Resistivitas akan turun jika tegangan yang diberikan naik

Dari 3 hal tersebut diatas, maka pada pemakaian sehari-hari dalam pemakaian bahan isolasi misaInya untuk daerah kerja yang suhunya tinggi aLau lembab, harus dipilib bahan yang sesuai baik bahan maupun tegangan kerjanya.

2. Permitivitas

Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini bagi bahan -bahan yang digunakan sebagai elektrik kapasitor. Kapasitansi suatu kapasitor tergantung beberapa faktor yaitu : luas permukaan, jarak antara keping-keping kapasitor serta dielektriknya.

Sifat terhadap Panas

Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya. Kerugian daya ini selanjutnya didesipasikan dalam bentuk energi panas. Untuk itu perlu dipelajari pengaruh panas terhadap bahan-bahan isolasi karena panas dapat mempengaruhi bahan isolasi dalam hal : sifat kelistrikan, kekuatanmekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun waktu tertentu. Waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan isolasi.

Sedangkan kemampuan bahan menahan suatu panas tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan panas (heat resistance). Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC (International Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan.

5. Sifat Fisis dan Kimia

Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan dibahas di sini adalah; sifat kemampuan larut, resistansi kimia, higroskopisitas, permeabilitas uap, pengaruh tropis dan resistansi radio aktif. a. Sifat kemampuan Larut

Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan, misalnya : vernis, plastik, dan sebagainya. Juga ketika menguji bahan isolasi atas

(41)

Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya terhadap korosi yang disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam. Hal ini perlu diperhatikan untuk

pemakaian bahan isolasi yang digunakan di daerah yang kosentrasi kimianya aktif, suhu di atas normal. Karena kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan suhu. Bahan isolasi yang digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus mampu menahan terjadinya ozon. Artinya, bahan tersebut harus mempunyai resistansi ozon yang tinggi. Karena ozondapat menyebabkan isolasi berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan isolasi anorganik mempunyai ketahanan terhadap ozon yang baik.

c. Higroskopisitas

Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu sifat menyerap air sekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan perubahan mekanis fisik (physico mechanical) dan memperkecil daya isolasi.

Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian bahan isolasi agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, maka hendaknya bahan penyerap uap air yaitu senyawa P 2O5 atau Ca Cl 2. Bahan dielektrik yang melekulnya berisi kelompok hidroksil (OH),

higroskopisitasnya relatif besar. Sedangkan bahan dielektrik seperti : parafin, polietilin dan politetra fluoro etilen a dalah bahan -bahan nonhigroskopis.

C. JENIS BAHAN ISOLASI

Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas yang dibahas dalam bab ini adalah : udara, sulphur hexa fluorida (SF6) sebagai titik berat di damping gas-gas lain yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.

1. Udara

Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak linier seperti ditunjukkan pada Gb.3.4

(42)

2. Sulphur Hexa Fluorida

Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :

Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6,139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu 0 0 celsius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut pada air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau.

SF6 juga merupakan bahan isolasi y ang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara. Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantumSeperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6 timbulpanas, ini berarti bahwa pada pemisahan SF6 menjadi Sulphur dan Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya sebesar 262 k . kalori/ molekul. Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang menimbulkan panas atau bunga api pada waktu bekerja, misalnya : sakelar pemutus beban.

Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban adalah :

a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada prinsipnya SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk

mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi. b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi.

c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya)

d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.

e. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.

f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

. BAHAN ISOLASI CAIR

Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik, misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair

Gambar

Tabel 5.  (5).  Kadar belerang

Referensi

Dokumen terkait

awal untuk pukulan smash hampir sama dengan pukulan lob. Perbedaan utama adalah pada saat akan impact yaitu pada pukulan lob shuttlecock diarahkan ke atas,

Phillip Hitti mengomentari penemuan-penemuan fundamental Al Battani dalam bidang astronomi dengan pernyataannya, “Dia (Al Battani) melakukan perubahan dalam karya Ptolomeus

Dari beberapa mengenai apesiasi karya seni rupa diatas, dapat disimpulkan bahwa apresiasi karya seni rupa adalah kecenderungan untuk memiliki sikap dan

Berdasarkan hasil penelitian angka kejadian infeksi nosokomial menurut manifestasi penyakit diperoleh data infeksi nosokomial dalam bentuk infeksi saluran napas,

Meskipun perencanaan organisasi dan pengawasan sudah sempurna, suatu organisasi tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika hubungan antar karyawan tidak berjalan dengan

Analisis regresi berganda kaedah stepwise bagi kesemua peramal (Kecerdasan, Stail Berfikir, Pendekatan Belajar dan Demografi) menunjukkan peramal pendekatan belajar

Hasil penelitian ini adalah: implementasi karakter keatif meliputi(1) HMP PGSD melakukan inovasi baru berupa pelaksanaan program kerja pelatihan debat, (2) berani

lisan maupun tertulis. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan itu digunakan. Jadi keragaman tuturan diakui