• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADAP KOMUNIKASI MASSA

THE EFFECT OF EFFECTIVE COMMUNICATION ON THE MASS COMMUNICATION

Oleh

Dhea Nuraini Syalma (165211005)

Program Studi Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung

Email : dheanuraini07@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi yang efektif terhadap komunikasi massa. Jika kita mengetahui bagaimana membuat komunikasi massa menjadi efektif,

maka akan memudahkan komunikan untuk memahami informasi yang disampaikan oleh komunikator. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan literatur review. Komunikasi yang efektif memiliki peranan penting terhadap komunikasi massa

sehingga kemampuan berkomunikasi dengan efektif harus dikembangkan dari waktu ke waktu karena memberikan manfaat baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Penelitian

ini sebaiknya dilengkapi dengan pengalaman - pengalaman dari berbagai tokoh yang berhasil mengimplementasikan komunikasi massa yang efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Abstract

The purpose of this research is to know the effect from effective communication to mass communication. If we know how to make mass communication to be effective, it will facilitate the

communicant to understand the information conveyed by the communicator. The approach that being taken in this research is literature review or literature study approach. Effective communication plays an important role in mass communication so the ability to communicate effectively should be developed from time to time because it provides both short-term and long-term benefits. This research should be complemented by studying from various figures who have

successfully implemented effective mass communication in daily lives.

Pendahuluan

Komunikasi saat ini telah menjadi suatu hal yang vital dan memiliki tingkat urgensi tinggi bagi berbagai pihak, baik bagi pengusaha, karyawan perkantoran bahkan pegawai negeri sipil. Urgensi komunikasi

(2)

penelitian yang mengangkat tema komunikasi, dan makin banyaknya seminar-seminar tentang komunikasi. (Priyatna & Ardianto, 2009)

Apalagi saat ini masyarakat Indonesia telah memasuki pasar MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau yang juga dikenal dengan AEC (Asean Economic Community). Sehingga orang-orang dari Negara anggota ASEAN bebas memasarkan barang, jasa atau tenaga kerja, bahkan bebas melakukan investasi di Indonesia. Tanpa didukung dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, tenaga kerja dari Indonesia dapat dianggap tidak memiliki kompetensi yang mumpuni sehingga akan sulit bersaing dengan Negara ASEAN lainnya dalam dunia kerja. Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari bagaimana komunikasi yang efektif.

Komunikasi juga sangat berperan penting dalam dunia bisnis, dapat dilihat dari semakin berkembangnya bisnis media massa dan elektronik yang dapat menunjang komunikasi, seperti media cetak misalnya koran, majalah, dan tabloid; dan media elektronik misalnya handphone, televisi, radio, laptop dan media elektronik lainnya. Saat ini kebutuhan akan informasi semakin tinggi sehingga komunikasi yang efektif akan semakin dibutuhkan karena komunikasi yang efektif akan lebih memudahkan dalam mengelolaan informasi. Semakin efektif suatu media digunakan untuk menunjang komunikasi, maka media tersebut akan semakin cemerlang prospek kedepannya. Oleh karena itu, saat ini banyak perusahaan elektronik bersaing dengan ketat untuk mengembangkan kualitas produk mereka mulai dengan menciptakan model baru hingga menyesuaikan diri dengan teknologi baru agar tidak ketinggalan trend terbaru saat ini. (Nida, 2013)

Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan yang tak pernah memuaskan bagi masyarakat bahkan akan terus-menerus

berkembang dari waktu ke waktu. Tanpa adanya komunikasi seseorang akan merasa sendiri dan kesepian, karena pada hakikatnya manusia adalah mahkluk social yang perlu melakukan sosialisasi. Seseorang yang memiliki kesulitan atau merasa kurang dalam berkomunikasi akan merasa dirinya jauh dari orang-orang disekitarnya.

Dalam bisnis elektronik, komunikasi dapat membuat perusahaan meraup banyak keuntungan karena adanya kemajuan peradaban teknologi, bahkan manusia tampaknya sulit untuk lepas dari media elektronik misalnya handphone, telephone, televisi ataupun laptop.

Mengapa komunikasi yang efektif penting dan menjadi sebuah kebutuhan? Komunikasi yang efektif akan sangat memberikan dampak pada saat memperoleh dan mengelola informasi yang didapatkan. Sebaliknya, jika komunikasi yang dilakukan tidak efektif maka hal itu akan mengganggu jalannya pengolahan informasi. Sehingga pesan yang disampaikan melalui komunikasi yang tidak efektif, informasinya tidak akan tersampaikan dengan baik dan berpotensi menyebabkan miskomunikasi. Thomas dan Schmidt melakukan penelitian pada tahun 1976 dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang buruk dan tidak efektif akan berpotensi menimbulkan konflik antarpribadi.

(3)

kritikan untuk produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut dengan tujuan agar saran tersebut dapat lebih memberikan kepuasan kepada konsumen kedepannya dan membangun perusahaan. Citra juga sering dikenal dengan reputasi, reputasi berasal dari pengembangan brand image. Reputasi dipercaya merupakan suatu senjata sakti untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Menurut Anthony Biaco (2000), perusahaan yang lestari dan besar adalah perusahaan yang memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi dan mampu menjadi reputasi perusahaan yang baik. (Hardjana, 2008) Pembahasan

Pengertian Komunikasi

Menurut Mulyana (2008), komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih yang mengharapkan adanya feedback dari interaksi tersebut. Interaksi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu hal yang saling melakukan aksi atau sebuah aksi-reaksi atau sebab-akibat. Menurut Chester I. Barnard dalam Nawawi (2009), komunikasi adalah suatu inti dari suatu organisasi karena seluruh kegiatan organisasi seperti struktur organisasi, perluasan organisasi dan lingkup organisasi ditentukan dengan teknik komunikasi dalam organisasi tersebut. Menurut Houland & Kelley (1953), komunikasi adalah suatu proses dimana pemberi informasi atau komunikator menyalurkan stimulus (informasi) yang biasanya disampaikan dalam bentuk kata-kata baik langsung maupun tidak langsung kepada komunikan (penerima informasi) dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah perilaku orang lain. Sedangkan menurut Lasswell (1960), komunikasi adalah suatu proses yang mampu menjelaskan tentang siapa sedang menyatakan apa dan menggunakan saluran apa kepada siapa pernyataan itu dan apa akibat atau hasil yang

diperoleh sebagai efek langsung dala proses tersebut. Menurut Gie (2000), pada dasarnya komunikasi kantor memiliki kesamaan dengan komunikasi administrasi karena kedua jenis komunikasi ini sama-sama komunikasi sosial atau komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi, membujuk, atau mempengaruhi tindakan orang lain. Menurut Argiris (1994) komunikasi adalah suatu proses dimana individu atau kelompok mengirimkan informasi kepada individu atau kelompok lainnya dengan tujuan mendapatkan umpan balik dari si penerima informasi. (Nurrohim & Anatan, 2009)

Dapat disimpulkan dari pengertian komunikasi dari berbagai tokoh, komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih yang saling menyampaikan informasi atau seseorang yang memberikan informasi kepada orang yang menjadi penerima informasi dengan tujuan mampu menyampaikan informasi secara utuh baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan lancar. Komunikasi adalah suatu substansi yang digunakan baik oleh atasan maupun bawahan. Saat ini komunikasi sangat dibutuhkan terutama untuk meningkat kinerja pegawai suatu organisasi. (Arifin, 2005)

Pengertian Efektif

(4)

seminimal mungkin tanpa mengurangi hasil yang harus diperoleh dengan cara yang jujur dan tidak merugikan orang lain. Cara bekerja yang efisien ini dapat diterapkan oleh semua pihak dalam perusahaan, baik oleh pimpinan perusahaan hingga bagian tata usaha.

Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif adalah interaksi antara dua orang atau lebih yang saling memberikan timbal balik dengan tujuan memperoleh informasi praktis sesuai yang dibutuhkan. Ciri-ciri suatu komunikasi sudah efektif diantaranya informasi yang disediakan praktis, maksudnya informasi yang diberikan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan seperti informasi yang diberikan dapat memberikan solusi dari suatu permasalahan atau mendiskusikan tentang perencanaan; ciri-ciri lain suatu komunikasi telah efektif yaitu komunikasi yang dilakukan dapat memberikan fakta sesuai data yang ada dibandingkan hanya memberikan kesan baik, maksudnya informasi yang disampaikan melalui komunikasi haruslah konkret, akurat, jelas, meyakinkan, etis, dan dapat dipertanggung jawabkan; ciri selanjutnya dari komunikasi yang efektif yaitu komunikasi tersebut dapat mempersingkat informasi, maksudnya tanpa komunikasi yang panjang lebar, informasi yang hendak disampaikan dapat tersampai-kan dengan baik secara utuh. (Sukoco, 2007)

Komunikasi efektif akan memudahkan orang lain untuk menerima informasi yang disampaikan. Dalam komunikasi lisan, penyampaikan informasi dilakukan secara langsung sehingga apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya menjadi poin penting dalam penyampaian informasi. Komunikasi lisan dapat dikatakan efektif apabila apa yang dikatakan mudah, cepat dan tepat diterima dan dipahami oleh pendengar (penerima informasi) serta infor-masi yang disampaikan dapat tersampaikan tanpa adanya salah paham. Dengan

memperbaiki komunikasi menjadi efektif maka akan meningkatkan kinerja kerja pegawai perkantoran kearah yang lebih positif dan signifikan. Dalam dunia perkantoran, komunikasi menjadi suatu kebutuhan. Karena apabila dalam kantor menggunakan komunikasi yang tidak efektif akan memberikan dampak yang serius kepada perusahaan.(Suranto, 2005)

Komunikasi yang efektif memerlukan perencanaan dan strategi. Perencanaan pada hakikatnya ialah usaha yang dilakukan dalam keadaan sadar dan dikerjakan dengan matang untuk memilih alternatif terbaik dari berbagai aspek guna mencari tujuan organisasi. Perencanaan ini berfungsi untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada, perencanaan dapat membantu memberi pedoman pada tujuan yang hendak dicapai, perencanaan berfungsi untuk mencari alternatif terbaik meskipun dalam keadaan stabil sekalipun, perencanaan juga berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kegagalan, pemborosan sumber daya, dan memperkira-kan kendala yang mungkin dihadapi selama mencapai tujuan organisasi. Selain memiliki fungsi yang bermanfaat perencanaan juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya perencanaan masih berupa hipotesa yang belum dapat dibuktikan kebenarannya sehingga akan membuat pimpinan sukar dalam mengambil keputusan, suatu perencanaan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga untuk mempersiapkannya, dan sering kali sesuatu yang telah direncanakan tidak sesuai dengan implementasi di lapangan.

Syarat untuk membuat perencanaan yang baik ada lima syarat, yaitu:

1. Faktual dan Realistis, artinya perencana-an yperencana-ang dibuat disesuaikperencana-an dengperencana-an fakta dan data yang ada.

2. Logis dan Rasional, artinya perencanaan yang dibuat harus rasional.

3. Fleksibel.

(5)

dari Pimpinan yang membuat perencana-an tersebut.

5. Komprehensif atau menyeluruh.

Perencanaan komunikasi adalah suatu proses untuk mengalokasikan sumber daya komunikasi untuk menunjang dalam pencapaian tujuan organisasi. Maksud dari sumber daya komunikasi diantaranya mencakup media massa, komunikasi antarpribadi, dan setiap aktivitas yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku tertentu. (John Middleton, 1978)

Perencanaan komunikasi adalah usaha yang sistematis, secara terus-menerus dan secara berulang-ulang dalam mengorganisir aktivitas dalam pengelolaan sumber daya komuniksi yang efisien. (AMIC, 1982)

Perencanaan komunikasi adalah suatu dokumen tertulis yang menjabarkan tentang apa dan bagaimana komunikasi harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai. (Cangara, 2013)

Komunikasi dapat terjadi apabila suatu sumber informasi dapat membangkitkan respons komunikan (penerima informasi) melalui penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau lambang komunikasi tertentu. Simbol atau lambang komunikasi adalah sesuatu yang dapat mewakili pesan yang hendak disampaikan berdasarkan kesepakat-an bersama. Misalnya kata “mbek” dapat melambangkan hewan berkaki empat dan berbulu putih yang biasa dikenal dengan nama “kambing”.

Berbagai bentuk komunikasi lisan diantaranya dengan berbicara langsung dalam pertemuan, berbicara dalam telepon, dan teleconference. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk berkomunikasi dengan efektif diantaranya berusaha membuat apa yang dibicarakan menarik minat pendengar hal itu bisa dilakukan dengan mengungkap-kan pendapat yang tak lazim atau sesuatu yang menarik minat orang lain karena sedang menjadi trend saat ini.

Sikap berkomunikasi juga penting dalam melakukan komunikasi efektif. Sikap komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan banyak cara. Sikap seseorang dalam melakukan komunikasi dapat mencerminkan bagaimana profesionalitas orang tersebut. Salah satu sikap yang perlu diterapkan dalam berkomunikasi adalah sikap saling simpati yaitu bagaimana cara menghargai lawan bicara, dan membuka diri serta tidak berprasangka buruk terhadap orang lain. Sikap lainnya juga dilakukan dengan menjadi pendengar aktif dan tidak memotong pembicaraan orang lain.

Informasi yang diperoleh dari komunikasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan. Jadi apabila informasi yang diterima tidak akurat karena komunikasi yang kurang efektif, hal itu dapat sangat merugikan perusahaan. Informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi perusahaan memiliki beberapa ciri diantaranya bermakna (bermanfaat serta relevan dalam mendukung pengambilan keputusan), dapat dipercaya (informasi harus berasal dari sumber yang terpercaya), tepat waktu (informasi yang telambat, meskipun berkualitas bisa menjadi tidak berguna), dan mudah dipahami (informasi itu harus komunikatif agar mudah dipahami). (Wibowo, 2013)

Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat diraba namun setiap perubahannya dapat dirasakan oleh semua orang. Dalam komunikasi juga dikenal dengan adanya proses model komunikasi yang terdiri dari sumber, pengirim pesan, pesan yang hendak disampaikan, media komunikasi, penerima pesan, dan hasil atau output. Model komunikasi sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu budaya organisasi.

(6)

informasi; komunikasi juga berfungsi sebagai wadah untuk bersosialisasi sehingga memudahkan orang untuk saling berinter-aksi; komunikasi memiliki fungsi lain yaitu memberikan motivasi dan memberikan sugesti baik sugesti yang positif maupun negatif kepada orang lain; komunikasi merupakan salah satu media yang dapat menunjang pendidikan, karena pendidikan yang baik adalah pendidikan yang diimbangi dengan komunikasi yang baik antara pihak pengajar dan pihak yang diajar; komunikasi juga berfungsi untuk memajukan kebudaya-an karena media komunikasi dalam bentuk media massa dapat menjadi media untuk lebih memperkenalkan kebudayaan kepada khalayak luas; komunikasi dapat menjadi hiburan apabila komunikasi dilakukan dengan menyenangkan; komunikasi menciptakan integrasi artinya komunikasi mampu menjembatani perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu sehingga perbedaan tersebut tidak mengakibatkan perpecahan; serta komunikasi juga mendorong terciptanya inovasi dimana pembaharuan menjadi sebuah kebutuhan karena tuntutan yang semakin tinggi karena kemajuan teknologi. (Priansa & Damayanti, 2015)

Budaya organisasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pegawainya dalam bekerja. Mengapa? Karena nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi akan diterjemahkan secara kreatif kedalam sikap ataupun tindakan pegawainya saat bekerja dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sehingga seluruh sikap dan tindakan pegawai dapat dijadikan sebagai cerminan perusahaan. (Nawawi, 2015)

Manajemen Komunikasi bersifat terapan, karena komunikasi benar - benar diterapkan sebagai aktivitas nyata guna mendukung operasional perusahaan. Manajemen komunikasi yang baik adalah komunikasi yang diterapkan dalam

kehidup-an sehari-hari sesuai kaidah atau ketentukehidup-an komunikasi yang baik.

Komunikasi haruslah dapat menjaga dialog, maksudnya komunikasi harus dapat mengontrol dan memelihara dialog agar dialog yang dilakukan tidak menyebabkan komunikasi terputus dan menimbulkan masalah baru. Kemampuan pengendalian diri, meredam emosi, dan mengungkapkan pikiran-pikiran merupakan aspek yang dapat membantu membuat komunikasi menjadi lebih lancar dan nyaman dalam berdialog.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memberikan pesan yang baik. Pesan yang dikomunikasikan haruslah berkualitas, berbobot, dan layak disebut sebagai informasi penting, bukan informasi tidak penting atau bahkan buruk seperti membicarakan orang lain, menggosip, menghasut orang lain, dan memfitnah serta memprovokasi orang lain. Bila komunikasi dilakukan untuk menyampaikan informasi yang buruk, maka komunikasi tersebut telah kehilangan maknanya sebagai alat interaksi antar manusia yang konstruktif, dan malah menjadi interaksi yang memunculkan sesuatu hal yang destruktif.

Komunikasi harus memiliki dinamika, maksudnya komunikasi antara dua pihak atau lebih harus dapat berlangsung dengan cepat sehingga waktu untuk mengambil keputusan menjadi lebih cepat pula. Dinamika akan mendorong pengirim pesan untuk menyampaikan pesan yang jelas, detail dan cepat dikomunikasikan. Kebiasaan yang dinamis dan praktis haruslah menjadi tradisi yang dibiasakan di dalam bisnis agar komunikasi yang dilakukan menjadi efektif.

(7)

ber-sifat regulatif. Penyediaan informasi meng-gunakan sarana tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal namun memiliki manfaat luas untuk menyebar luaskan informasi.

Komunikasi memiliki beberapa aspek model diantaranya:

1. Komunikasi Linier, yaitu komunikasi yang hanya berlangsung satu arah dari manajemen ke bawahan dan bersifat regulatif. Model komunikasi ini tidak memerlukan umpan balik dari pihak penerima pesan.

2. Komunikasi interaksional, yaitu komukasi yang interaktif (saling mem-berikan timbal balik) antara kedua belah pihak.

3. Komunikasi transaksional, yaitu komunikasi yang hanya dapat dipahami apabila konteks dan pelaku komunikasi bersifat komunikatif, saling memberi dan menerima. Pada model komunikasi ini reward dan cost perlu menjadi pertimbangan. (Bartono & Ruffino, 2007)

Komunikasi yang Tidak Efektif

Komuniaksi yang lemah dapat mem-berikan berbagai dampak negatif terhadap pelaksanaan kegiatan atau aktivitas peru-sahaan secara luas. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari komunikasi yang tidak efektif adalah hilangnya peluang bisnis yang harusnya didapat dan dimanfaatkan. Misalnya seorang manajer memberikan gagasannya kepada klien namun manajer tersebut tidak memiliki bakat menjual gagasan dan tidak melakukan follow up terhadap gagasan yang disampaikan pada klien, sehingga gagasan tersebut hanya sebatas gagasan tanpa adanya pengaplikasi-an. Karena hal itulah perusahaan tersebut kehilangan peluang unutk mendapatkan proyek bisnis tersebut.

Mis-informasi merupakan salah satu akar dari timbulkan berbagai permasalahan. Biasanya mis-informasi ini terjadi akibat adanya mis dalam komunikasi.

Mis-informasi dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan persepsi dan pemahaman orang yang mendapat informasi. Mis-informasi ini dapat berakibat fatal hingga bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan dari konsumen yang sudah menjadi modal utama suatu bisnis.

Komunikasi yang tidak efektif juga dapat mengakibatkan gagalnya rapat. Saking banyaknya komunikasi yang buruk dapat menyebabkan banyak peserta rapat yang tidak bisa menghadiri rapat tersebut atau peserta rapat tidak dapat mempersiapkan agenda rapat karena penyampaian informasi yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan rapat ditunda bahkan dibatalkan. Hal tersebut akan menghambat jalannya perusahaan, karena permasalahan yang seharusnya segera dicari jalan keluarnya menjadi lambat ditangani karena rapat yang ditunda tersebut. Jika rapat sering gagal itu akan membuktikan bahwa perusahaan tidak professional sehingga menyebabkan investor tidak percaya lagi kepada perusahaan tersebut. Hal ini tentu merusak citra yang telah dibangun perusahaan.

Konflik komunikasi merupakan sesuatu yang negatif karena menghabiskan energi dengan sia-sia. Energi yang diguna-kan untuk menyelesaidiguna-kan konflik komuni-kasi bisa digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk menyelesaikan konflik komunikasi yang tidak produktif dan merupakan tindakan yang konstruktif. Konflik komunikasi menyebabkan rendah-nya arus informasi sehingga informasi yang disampaikan menjadi tidak efektif. (Mursito, 2007)

(8)

dipeng-aruhi oleh berbagai hal selain dipengdipeng-aruhi oleh para ahli atau kritikus bahasa juga dipengaruhi oleh penggunanya dalam berbagai sektor. Kesalahpahaman ini dapat terjadi apabila kita tidak mencari kata-kata yang sesuai dengan konteks obrolan dan nada bicara yang kita gunakan tidak memperhatikan situasi sekitar. Komunikasi yang salah dapat menyebabkan kita di cap bebal oleh orang lain sehingga berpotensi menimbulkan rasa malu. (Mulyana, 2008) Unsur - Unsur dalam Komunikasi

Unsur komunikasi dipengaruhi oleh media yang digunakan. Namun ada beberapa unsur pokok atau unsur utama komunikasi, yaitu: 1. Pengirim pesan atau Komunikator

Pengirim pesan dapat dikatakan sebagai orang yang memulai komunikasi atau orang yang memberikan informasi. Seorang komunikator ketika memulai komunikasi tentunya memiliki motif tertentu yang biasa dikenal sebagai motif komunikasi. Komunikator menurut pengamat dan ilmuan komunikasi biasa disebut sebagai encoder, yang biasa dikenal sebai alat penyandi pesan. Komunikator dapat terdiri dari 1 orang atau lebih bahkan banyak orang.

2. Penerima pesan atau komunikan

Seorang komunikan juga dikenal sebagai decoder. Komunikan adalah orang yang menjadi tujuan pesan. Komunikan dapat terdiri dari satu otang, banyak orang bahkan massa sekalipun. Dalam dunia bisnis komunikan juga bisa disebut sebagai “target pasar” atau “targer konsumen”.

3. Pesan

Pesan adalah sesuatu yang disampai-kan oleh komunikator kepada komuni-kan, pesan inilah yang menjadi motif dari komunikator untuk memulai komunikasi. Pesan dapat berupa tulisan, audio, video, gambar dan lambang komunikasi lainnya.

4. Saluran Komunikasi dan Media Komunikasi

Saluran komunikasi dibutuhkan agar pesan yang hendak disampaikan oleh komunikator dapat diterima oleh komunikan. Komunikasi dapat terjadi baik dengan adanya media maupun tidak adanya media. Komunikasi tanpa media berlangsung tatap muka atau face to face. Komunikasi juga dapat dilakukan dengan bantuan media komunikasi. Media komunikasi ini berfungsi sebagai perantara sehingga pesan yang hendak disampaikan lebih jelas. Bahasa tubuh atau bahasa isyarat merupakan salah satu saluran bahasa, namun di beberapa Negara di dunia memiliki bahasa isyarat yang berbeda-beda, sehingga jika kita hanya menggunakan bahasa isyarat yang salah dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. (Soyomukti, 2012) 5. Efek Komunikasi

Efek komunikasi adalah pengaruh yang diakibatkan dari pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Efek komunikasi dapat memberikan pengaruh kognitif (pesan yang disampaikan memberikan infor-masi kepada orang lain), pengaruh afektif (pesan yang disampaikan mem-pengaruhi sikap dan perasaan orang lain), dan pengaruh kognitif (pesan yang disampaikan mempengaruhi perilaku dan tindakan orang lain). Disadari atau tidak salah satu tujuan dari komunikasi adalah memberikan pengaruh kepada komunikan agar melalukan suatu tindakan tertentu. (Hermawan, 2012)

Dalam komunikasi massa efek komunikasi dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:

- Efek Primer

(9)

proses komunikasi dengan objek yang dilihatnya. Misalnya seseorang menelpon temannya, ketika yang ditelepon menjawab salam dari si penelepon maka itu merupakan efek primer.

- Efek sekunder

Efek sekunder berupa perubahan tingkat kognitif (perubahan penge-tahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Misalnya ketika seseorang meng-undang temannya untuk datang ke pesta dan temannya menolak karena sedang sibuk. Hal tersebut dapat dimasukkan ke dalam komunikasi sekunder karena ada perubahan perilaku (memilih untuk menolak undangan Anda). (Nurudin, 2014) Gangguan Komunikasi

Komunikasi sering kali mendapat hambatan atau gangguan. Gangguan dan rintangan dalam komunikasi dibagi dalam beberapa jenis, diantaranya:

1. Gangguan teknis merupakan gangguan yang menyerang salah satu unsur komunikasi yaitu saluran dan media komunikasi, gangguan ini menyebabkan pesan tak dapat tersampaikan kepada komunikan. Misalnya seseorang ingin memberitahukan kepada orang tuanya bahwa akan ada wisuda pada tanggal 14 Oktober, namun karena orang tua nya tidak memilin ponsel, pesan tersebut tak mampu disampaikan.

2. Gangguan semantik adalah gangguan yang menyebabkan perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan, misalnya karena adanya perbedaan bahasa sehingga komunikasi yang dilakukan komunikator terhambat. 3. Gangguan Psikologi ialah gangguan

yang timbul akibat munculnya perasaan dari individu, misalnya perasaan curiga seseorang sehingga mengakibatkan

pengiriman dan penerimaan informasi menjadi terhambat.

4. Rintangan fisik ialah rintangan yang diakibatkan oleh hambatan karena kondisi geografis, misalnya orang yang berada di daerah pelosok dan terpencil akan sulit untuk mendapatkan informasi. 5. Rintangan status ialah rintangan yang

diakibatkan dari perbedaan status antara pemberi informasi dengan penerima informasi, misalnya perbedaan status antara atasan dan bawahan karena perbedaan status inilah seseorang selalu memikirkan tentang etika yang sudah membudaya sehingga bawahan akan sulit untuk berkomunikasi dengan nyaman pada atasan.

6. Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang menjadi akibat dari adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan. Biasanya disebabkan karena latar belakang pendidikan dan pengalaman antara komunikator dan komunikan yang berbeda.

7. Rintangan budaya ialah rintangan yang menjadi akibat dari adanya perbedaan norma, nilai, adat dan kebiasaan yang dianut oleh komunikator dengan yang dianut oleh komunikan. Di negar-negara berkembang orang cenderung mendapat informasi dari orang yang memiliki latar belakang sama misalnya kesamaan bahasa, agama, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.

(10)

Komunikasi Sebagai Informasi

Kata informasi berasal dari bahasa Inggris (information) dan bahasa Latin (informationem) yang berarti menerangkan suatu disiplin, memberikan suatu konsep, gagasan dan pengetahuan, dan juga memberikan instruksi tertentu. Menurut Krippner (1988) informasi adalah suatu pengorganisasian dan interpretasi terhadap suatu data yang dimasukkan ke dalam format tertentu sehingga dapat digunakan orang lain. Menurutnya data dan informasi sukar untuk dibedakan sehingga data menjadi suatu unsur penting yang mengandung seklumit informasi di dalamnya. Saking pentingnya komunikasi memiliki banyak peranan, maka Wilbur Schramm menyebutkan 3 peranan utama dari informasi yaitu peran informasi sebagai penjaga keamanan masyarakat maksudnya pengelolaan informasi yang tepat dan benar dapat menjada keamanan masyarakat dalam media massa peranan ini memiliki nilai penting; peranan lain dari komunikasi adalah salah satu indikator dalam penetapan suatu kebijakan peranan ini biasanya berlaku dalam suatu instansi atau organisasi baik negeri, swasta, maupun pemerintah; peranan informasi menurut Wilbur yang terakhir adalah informasi dapat menjadi institusi sosial dan kultural masyarakat maksudnya informasi dapat menjadi guru untuk mengajarkan kebijakan kepada masyarakat.

Seperti yang dikatakan Kathleen Guinee bahwa informasi yang didukung dengan perkembangan TI merupakan salah satu media yang membantu perkembangan komunikasi guna mendukung kebutuhan informasi yang semakin meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu.

Sekarang perkembangan TI telah menjadi kebutuhan karena peranannya yang semakin bermanfaat apalagi dengan dukung-an dari perkembdukung-angdukung-an teknologi multimedia. Perkembangan TI memberikan berbagai keuntungan diantaranya meningkatkan

efisiensi, mengurangi pengeluaran opera-sional, meningkatkan fleksibilitas, me-ningkatkan kualitas dan konsistensi produk yang dipasarkan, dan mengontrol produksi yang dilakukan.

Komunikasi Sebagai Teknologi

Kata teknologi berasal dari bahasa Inggris (techne) yang berarti studi yang mempelajari tentang ilmu praktis atau seni. Teknologi terdiri dari 3 jenis yaitu teknologi operasional yaitu teknologi yang berkaitan dengan mengoperasikan suatu peralatan fisik seperti mesin atau alat-alat tertentu untuk memproduksi suatu barang atau jasa; Teknologi material adalah teknologi seperti mesin-mesin yang diciptakan untuk memproduksi suatu produk; Teknologi pengetahuan adalah teknologi yang berkaitan tentang metode pengajaran dan teknik melakukan suatu aktivitas demi mendapatkan hasil secara efektif dan efisien. Dengan adanya teknologi maka komunikasi dapat dilakukan dengan lebih efektif, karena teknologi merupakan salah satu media yang digunakan untuk membuat komunikasi menjadi lebih efisien. Dampak dari teknologi yang dikembangkan biasanya mempengaruhi efek komunikasi, oleh karena itu para perancang komunikasi lebih mengutamakan perhitungan terhadap efek komunikasi yang tidak diduga sebelumnya. (Liliweri, 2011)

(11)

yang diberikan, namun disisi lain teknologi digital juga menyebabkan ketergantungan sehingga menyebabkan orang yang sudah kecanduan dengan teknologi digital sulit untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. (Hastjarjo, 2007)

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan perantara media massa seperti televisi, surat kabar, majalah, dan radio dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada komunikan (masyarakat) guna mencapai tujuan organisasi.

Didalam komunikasi massa terdapat beberapa unsur penting, diantaranya:

a. Komunikator (Pengirim informasi) b. Media Massa (Perantara)

c. Pesan Massa (Informasi)

d. Gatekeeper (Penyeleksi Informasi) e. Khalayak (Publik / Masyarakat) f. Umpan Balik (feedback)

(Tamburaka, 2013)

Dari pengertian diatas dapat disimpul-kan bahwa komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok meskipun memiliki beberapa kesamaaan. Perbedaan yang mencolok terdapat pada unsur dan komponen dalam komunikasi massa dan bagaimana proses berlangsungnya komuni-kasi massa tersebut. Berikut karakteristik yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok, diantaranya:

1. Komunitor Terlembagakan

Komunikasi massa memerlukan media untuk berkomunikasi baik media massa maupun media elektronik. Sedangkan menurut pendapat Wright, komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikator komunikasi massa berasal dari suatu organisasi yang kompleks. Misalnya, pesan yang disampaikan melalui surat kabar komunikatornya berasal dari organisasi

yang mem-produksi surat kabar yang diterbitkan tersebut.

2. Pesan Bersifat Umum

Pesan komunikasi massa tidak mendetail hanya kepada salah satu individu atau kelompok tertentu, tetapi kepada seluruh orang yang terjangkau oleh media massa atau elektronik yang digunakan oleh komunikator. Karena hal itulah pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta atau peristiwa yang diolah dan dikemas dalam bentuk yang lebih menarik biasanya ditambah dengan opini-opini dari komunikator sehingga informasi yang diterima menjadi lebih menarik.

3. Komunikasinya Anonim dan Heterogen Pada komunikasi massa, komunikator tidak harus mengenal komunikannya (anonim) karena komunikasi massa menggunakan media massa atau elek-tronik untuk berkomunikasi tanpa harus bertatap muka dengan komunikan, selain bersifat anonim komunikasi yang dilakukan juga heterogen karena komunikan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda mulai dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, agama, kebudayaan, dan tingkat ekonomi yang berbeda pula. 4. Media Massa Serempak

(12)

prakiraan hujan, untuk mencapai jumlah komunikan dalam jumlah besar membutuhkan waktu yang lama dan komunikan tidak dapat menerima informasi dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, jika informasi yang disampaikan terlambat maka informasi itu tidak akan dapat dimaksimalkan oleh individu atau organisasi yang menerima informasi. 5. Komunikasi Massa Lebih

Mengutama-kan Isi Ketimbang Hubungan

Prinsip komunikasi salah satunya adalah mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2009). Maksud dari dimensi isi adalah apa yang dikatakan sedangkan dimensi hubungan maksudnya bagaimana cara menyampai-kannya. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang lebih mengutamakan dimensi hubungan, menurut komunikasi antarpersonal semakin dekat hubungan komunikator dengan komunikan maka komunikasi yang dilakukan semakin efektif berbeda dengan komunikasi massa, menurut komunikasi massa komunikator tidak harus selalu komunikannya yang ter-penting adalah bagaimana menyusun agar informasi yang disampaikan sistematis dan mudah ditangkap pesan-nya oleh komunikan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karakteristik komunikasi massa berikut ini juga merupakan kelemahan dari komunikasi massa. Kenapa? Karena antara komunikator dengan komunikan tidak ada kontak langsung, jadi meski-pun komunikator aktif menyampaikan pesan dan komunikan aktif menerima pesan namun mereka tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya komunikasi antarpersonal. Karena komunikasi massa bersifat satu arah,

menyebabkan komunikasi massa tidak dapat mengendalikan arus informasi. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Ini merupakan karakteristik komuni-kasi massa yang juga merupakan kelemahan-nya, karena pada komunikasi massa stimulasi alat indra tergantung apa media yang digunakan berbeda dengan stimulus alat indra pada komunikasi antarpersonal yang dapat menggunakan seluruh alat indranya dengan maksimal karena bersifat tatap muka.

8. Delayed Feedback and Indirect

Umpan balik yang diterima komunikator dari komunikan dalam komunikasi massa dapat berupa e-mail atau telepon, namun umpan balik ini bisa dibilang bersifat tertunda (delayed) karena untuk menerima feedback komunikator mem-butuhkan waktu yang lebih lama daripada komunikasi yang dilakukan dengan tatap muda. Dan proses penyampaian umpan balik melalui e-mail dan telepon merupakan penyampai-an feedback yang bersifat tidak langsung (indirect) karena memer-lukan media untuk menyampaikan umpan baliknya.

Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat

Menurut Dominick (2001) komunikasi massa memiliki beberapa fungsi yang memberikan dampak masyarakat, yaitu: a. Pengawasan (Surveillance)

(13)

baru, ide-ide tentang bisnis, dan harga saham di bursa efek.

b. Penafsiran (Interpretation)

Media massa tidak hanya menyampaikan fakta dan data tetapi juga menyampaikan penafsiran pada kejadian - kejadian pen-ting. Penafsiran itu dapat berupa komen-tar dan opini yang ditujukan pada komu-nikan.

c. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values)

Fungsi ini tidak terlihat dari luar. Penyebaran nilai-nilai mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi peri-laku dan nilai suatu informasi. misalnya dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja yang mengikuti pergaulan bebas dan perilaku yang me-langgar norma karena menonton film atau acara televisi yang juga melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat.

d. Hiburan (Entertainment)

Media komunikasi massa banyak yang lebih mengutamakan hiburan terutama media televisi. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi memuat acara hiburan. Melalui berbagai macam acara program inilah, khalayak menerima hiburan sesuai keinginannya. (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2009)

Penutup Kesimpulan

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan perantara media massa seperti televisi, surat kabar, majalah, dan radio untuk berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan informasi kepada penerima informasi atau komunikan (masyarakat) guna mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi massa sangat berbeda jika dibandingkan dengan komunikasi antar-pesonal dan komunikasi kelompok, bisa dibilang komunikasi massa memiliki kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan komunikasi lainnya karena antara

komuni-kator dan komunikan tidak terjadi tatap muka sehingga komunikator sulit untuk mengetahui apakah komunikan paham akan pesan yang disampaikan atau tidak. Oleh karena itu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan baik akan sangat membantu dan mempengaruhi komunikasi massa. Semakin efektif suatu komunikasi massa dilakukan maka informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator akan lebih mudah ditangkap oleh komunikan.

Jika komunikasi massa dilakukan dengan tidak efektif, maka dapat memberi-kan berbagai dampak negatif untuk organi-sasi dan berpotensi menimbulkan konflik dan perselisihan kedepannya baik konflik internal antara sesama komunikator di organisasi tersebut, konflik antara komunikator dengan komunikan, maupun konflik antarsesama komunikan. Konflik dalam komunikasi merupakan sesuatu yang tidak efisien karena menghamburkan energi untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

(14)

Referensi

Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2009). Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin. (2005). Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 23-56. Bartono, & Ruffino. (2007). Hotel

Communication Management. Yogyakarta: CV Andi Offset. Cangara, H. (2013). Perencanaan dan

Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hardjana, A. A. (2008). Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12-24. Hastjarjo, S. (2007). Teknologi Digital dan

Dunia Penyiaran. Jurnal Komunikasi Massa, 35-41.

Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta Timur: PT Gelora Aksara Pratama.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, D. (2008). Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mursito. (2007). Konstruksi Realitas dalam

(Bahasa) Media. Jurnal Komunikasi Massa, 25-34.

Nawawi, I. (2015). Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta: Prenadamedia Group.

Nida, F. L. (2013). Komunikasi bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal

Komunikasi Penyiaran Islam, 15-27. Nurrohim, H., & Anatan, L. (2009).

Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Manajemen, 7-9. Nurudin. (2014). Pengantar Komunikasi

Massa. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Priansa, D. J., & Damayanti, F. (2015). Administrasi dan Operasional Perusahaan. Bandung: CV Alfabeta. Priyatna, S., & Ardianto, E. (2009).

Komunikasi Bisnis : Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis. Bandung: Widya Padjadjaran. Soyomukti, N. (2012). Pengantar Ilmu

Komunikasi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Sukoco, B. M. (2007). Manajemen

Perkantoran Administrasi Modern. Jakarta: Erlangga.

Suranto. (2005). Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran. Jurnal Ilmu Komunikasi, 26-35. Tamburaka, A. (2013). Agenda Setting

Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wibowo, W. (2013). Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif. Jurnal

(15)

Referensi

Dokumen terkait

yang menjelaskan bahwa kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiebel terhadap tindakan sewenang-wenang yang, berarti seseorang.. akan dapat memperoleh sesuatu yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pengembangan kurikulum pendidikan agama islam berbasis masyarakat di Madrasah Aliyah Nahdlatul Arifin Sumberejo

Perkawinan pada masyarakat Sakai yang berbeda suku, misalnya Sakai dengn Jawa, Batak, atau lain sebagainya, tradisi yang digunakan adalah tergantung berasal dari suku mana

hubungan yang positif yang kuat antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan sebesar 64,6% dan sisanya 35,4% disebabkan oleh faktor lain seperti kepemimpinan, komunikasi,

Salah satu langkah yang Rusia lakukan yaitu dengan melanjutkan kembali kerjasama dengan Tiongkok dan mengumumkan strategi energi terbarunya untuk memperluas pasar gas alam

Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

Abstrak : pengembangan bahan ajar modul interaktif konsep dasar kerja motor 4 langkah kelas x di madrasah aliyah negeri 2 tanjungkarang.Penelitian ini bertujuan untuk