• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FILSAFAT SAINS perkembangan pemi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH FILSAFAT SAINS perkembangan pemi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FILSAFAT SAINS

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN NON ILMIAH DALAM MASYARAKAT MODERN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah : Filsafat Sains

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wahidin, M.Pd

Disusun oleh :

CLARA SYNTIA

1413163059

BIOLOGI/C

JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Filsafat adalah mather of science (ibu dari ilmu pengetahuan), demikianlah para ahli ilmu pengetahuan menggambarkannya. Hal ini bisa dipahami, karena melalui positivisme yang dikembangkan pada abad ke-19 oleh Aguste Comte, ilmu pengetahuan dilahirkan dan dibesarkan.

Manusia tidak lepas dari aktifitas berfikir dalam kehidupannya, karena hal kegiatan berpikir merupakan kemampuan yang dianugrahkan oleh sang Pencipta kepada manusia yang membedakannya dengan mahluk lain. Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Karenanya tidak salah jika Tuhan menyatakan manusialah yang memiliki peran sebagai wakil Tuhan di bumi, melalui penciptaan kebudayaan.

Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. A.J. Bahm dalam Axiology: The Science of Values mengatakan, ilmu pengetahuan terkait dengan masalah. Masalah adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Jika tidak ada masalah, maka tidak akan muncul ilmu pengetahuan. Dalam memperoleh sebuah ilmu, manusia berfikir melalui dua cara yaitu dengan cara berfikir ilmiah dan berfikir non-ilmiah. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berfikir secara non-ilmiah.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari berpikir non-ilmiah ? 2. Apa sarana berpikir non-ilmiah ?

3. Bagaimana perkembangan pemikiran non-ilmiah dalam masyarakat modern ?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian dari berpikir non-ilmiah. 2. Untuk menjelaskan alat berpikir non-ilmiah.

3. Untuk menjelaskan sarana pemikiran non-ilmiah dalam masyarakat modern.

(3)

Beberapa ahli mendefinisikan pengertian tentang berpikir baik secara umum atau secara khusus. Masyithoh (2014: 31) mendefinisikan bahwa berpikir mempunyai arti yaitu meletakkan hubungan antarbagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Adapun yang dimaksud pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu, pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan pembentukan keputusan.

Menurut Komara (2011: 62) kesadaran atau landasan untuk nalar atau berpikir. Menurutnya, berpikir pada manusia dibagi menjadi dua yakni berpikir empirikal yaitu berpikir tentang eksperimen dan berpikir transendental yakni berpikir tentang dunia metafisika. Sebenarnya, manusia hanya bisa berpikir secara empirikal saja, yaitu berpikir tentang dunia pengalaman atau eksperimental. Sedangkan berpikir transendental yaitu berpikir tentang dunia metafisika atau tentang keghaiban, biasanya manusia hanya mengada-ngada, yang berakhir pada kesesatan. Dunia metafisika atau dunia keghaiban hanya dapat diketahui (dan dipikirkan) berdasarkan petunjuk-petunjuk yang Maha Kuasa yang memberikannya. Ini disebut divene revelatina atau pemberitauan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa para filsuf berpikir empirikal dan transendental.

Berpikir non ilmiah adalah kegiatan berpikir yang dilakukan oleh sesorang yang hanya menggunakan, akal sehat, perasaan, prasangka, dan intuisi dan sebagainya yang kebenarannya diperoleh secara kebetulan tanpa melalui prosese pengumpulan data. Berbeda dengan berfikir ilmiah, yaitu berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan.

Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.

B. Sarana Berpikir Non-Ilmiah

(4)

akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat apriori atau aposteriori. Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau tanpa melalui pengalaman, baik pengalaman indra ataupun pengalaman bathin. Adapun pengetahuan aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman. Dengan demiakian pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif (Abbas Hammami, 1982: 11 dalam Surajio, 2012: 55). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa pemikiran non-ilmiah masuk kedalam pengetahuan apriori, karena pemikiran non-ilmiah adalah pemikiran yang tidak berdasarkan data yang bisa dipertanggung jawabkan.

Menurut Jonh Hopers dalam bukunya An Introduction to Philosophicall Analisys mengungkapkan ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

1. Pengalaman indra (sense experience) pengalaman dan lainnya. Berikut adalah uraiannya :

1. Akal sehat

Logika manusia dan penalaran matematika merupakan contoh fungsi. Oleh para filosof muslim, akal (al-aql) biasanya dibagi menjadi dua macam, akal praktis dan akal teoritis. Akal merupakan potensi setiap manusia, sara untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hidupnya, manusia selalu memerersepsikan segala sesuatu yang ada diluar dirinya dan bahkan dirinya sendiri menjadi objeknya dan kemudian memikirnya.

Menurut Al-Ghazali sebagaimana dikutip dalam Suparman Syukur (2007: 665) dalam Rusliana (2015: 82) akal merupakan fitrah instingtif sebagai cahaya orisinal yang menjadi sarana manusia dalam memahami realitas sebagai sesuatu. Sedangkan menurut Ibn Khaldun timbangan itu adalah timbangan cermat, yang hasilnya pasti dan dapat dipercaya.

(5)

manusia dan akal yang membedakan manusia dari mahluk lainnya, akal merupakan tongkat kehidupan manusia dan dasar kelanjutan hidupnya (Rusliana, 2015: 83).

2. Intuisi

Dalam kamus online bahasa Inggris Miriam Webster, intuisi adalah “A natural ability or power that makes it possible to know something without any proof or evidence.” Intuisi adalah kemampuan alami atau kekuatan yang dengannya seseorang mengetahui sesuatu tanpa pembuktian. Dalam kamus online Oxford, intuisi didefinisikan sebagai “The ability to understand something instinctively, without the need for conscious reasoning.” Intuisi adalah kemampuan untuk memahami sesuatu secara naluriah, tanpa membutuhkan rasionalisasi sadar. Dari dua definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui sesuatu tanpa perlu berpikir; Pengetahuan yang datang tiba-tiba tanpa perlu dipikirkan terlebih dulu.

Intuisi adalah alat untuk memperoleh pengetahuan yang khas dalam epistimologi islam. Memang dalam epistimologi barat dikenal dan dikembangkan oleh Henry Bergson filosof asal Perancis, namun tidak menjadi paradigma besar, kalah dengan dominasi positivisme.

Henry Bergson menyatakan bahwa akal sangat kompeten untuk menganalisis ruang, tetapi tidak dengan waktu. Untuk memahami waktu kita harus menggunakan intuisi sebagai alat atau “metode filosofis” yang paling tepat untuknya. Akal memang sangat kompeten untuk memahami apa yang disebut sebagai pengalaman fenomenal, tetap tidak untuk pengalaman eksistensial.

Intuisi adalah penguat dari akal. Imam Al-Ghazali mengatakan ketika kita dalam keadaan tertidur (mimpi), tampak semuanya seperti masuk akal tetapi ketika kita sadar tampak betapa mereka tidak masuk akal karena akal tidak mampu memahaminya. Bahkan seorang Ibn Sina sebagai filosof tentunya sangat mengagungkan akal, tetap masih mengakui adanya daya yang lebih kuat dari pada akal, yaitu intuisi suci (al-hads al-qudsi) yang pada umumnya dimiiki oleh seorang Nabi. Secara umum kita kita bisa mengatakan bahwa intuisi mampu memahami banyak hal yang tidak bisa dipahami oleh akal.

(6)

banyak tentang pengalaman-pengalaman eksistensial, yaitu pengalaman yang secara langsung dirasakan dan bukan seperti yang dikonsepkan.

(b) Bahwa dari setiap kehidupan itu unik, sulit dimengerti oleh akal karena bagi akal, satu menit disini akan sama saja akan satu menit dimana pun. Akal tidak akan mengerti seseorang ada hari yang baik dan ada hari yang buruk. Dengan demikian, akal juga tidak akan mengerti mengapa bagi orang-orang tertentu, ada tempat-tempat yang sakral dan ada yang profan.

(c) Hati (intusisi) telah terlatih akan dapat memahami perasaan hanya, misalnya dengan mendengar suara atau memandang matanya. Ketika akal hanya berkutat pada tataran kesadaran, hati bisa menerobos kealam tidak sadaran (atau alam ghaib dalam bahasa religius) sehingga mampu memahami pengalaman-pengalaman non-indrawi termasuk pengalaman-pengalaman mistik atau religius.

(d) Intuisi mampu untuk mengenal objeknya secara lebih akrab dan langsung. Pengetahuan intuitif adalah pengetahuan “eksperensial” atau pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman. Ia mengerti manis bukan dari bacaan atau kata orang tetapi justru dengan mencicipnya. Ia, misalnya, mengerti cinta melalui mulut orang atau bacaan dan teori-teori cinta yang sering jauh berbeda dengan yang dialami, melainkan memahaminya dengan betul-betul jatuh cinta (Kartanegara, 2003: 26-28 dalam Rusliana, 2015: 84)

Intuisi dalam bahasa sederhana bisa diartikan getaran hati (jiwa) akan sesuatu hal yang dihadapi atau yang akan terjadi. Getaran hati atau mungkin bisa juga diartikan "perasaan" akan sesuatu (itu) muncul atau terasa.

3. Wahyu

(7)

Al-Quran sebagai ayat qauliyah memiliki peran besar dalam memberikan inspirasi keilmuan kepada sarjana muslim. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sarjana muslim yang mempelajari dan menguasai disiplin ilmu. Wahyu adalah kalam illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk teks. Menurut Nurcholish Madjid dalam Rusliana (2015: 85) tidak seorangpun muslim di berbagai belahan dunia yang meragukan keaslian dan keautentikan kitab sucinya sebagai hal yang diwahyukan Alloh kepada manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW, Al-Quran merupakan wahyu yang bersumber dari Alloh.

Wahyu adalah sebuah jalan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus ia adalah sumber pengetahuan. Jalan wahyu disebut dengan jalan khusus, disebut jalan khusus karena tidak semua orang mampu mendapatkannya, wahyu diperoleh oleh para Nabi, manusia pilihan.

Tentu saja wahyu berbeda dengan sarana untuk mendapatkan pengetahuan lainnya. Namun wahyu tidak bertolak belakang dengan sumber yang lainya. Justru disini wahyu memperkuat sarana yang lain sekaligus menjelaskan keterbatasannya. Wahyu juga berperan juga mengarahkan pada objek dan menuntun akal agar berpikir dengan benar. Wahyu melampuai akal dalam berbagai aspeknya, ada bayak hal dalam alam ini yang tidak mampu dijelaskan oleh akal, maka dalam hali ini hanya pasrah menerima keputusan wahyu.

Mesti diingat kebenaran wahyu adalah bersifat mutlak. Sementara ilmu pengetahuan hanya menjelaskan saja isyarat wahyu. Pada akhirnya hasil temuan ilmu pengetahuan itu akan menjustifikasi apa yang disampaikan oleh wahyu, meski wahyu tidak dapat diuji oleh ilmu pengetahuan. Salah besar bila menilai wahyu bertentangan dengan ilmu pengetahuan, sesungguhnya ilmu pengetahuan yang belum menemukan kebenaran sejati dalam mengungkapkan isyarat wahyu.

4. Pengalaman

(8)

patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya.

Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak berharga.

5. Pendapat Otoritas

Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang atau ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar.

Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang.

6. Penemuan Coba-coba ( Trial and Error )

Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali.

(9)

ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.

7. Metode A Priori

Metode a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung (didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang). Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung (didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang). Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman.

C. Perkembangan Pemikiran Non-Ilmiah dalam Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang mempunyai pola pikir modern, sesuai dengan perkembangan jaman. Pola pikir tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi tindakat tingkah laku masyarakat tersebut, antara lain: gaya hidup dan pola pikir orang tersebut.

Masyarakat modern adalah masyarakat yang mempunyai cara berfikir yang logis, rasional, dan selalu berfikir kedepan. Sehingga, masyarakat modern adalah masyarakat yang bisa mandiri, dan selalu melengkapi diri dengan personal security system, misalnya asuransi, penanaman modal, maupun investasi yang lainnya. Perjalanan hidup mereka adalah perjalanan hidup yang dipenuhi trik dan strategi guna mendapatkan yang lebih baik. Masyarakat ini juga masyarakat yang tidak mudah puas, dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang terjadi pada mereka. Pendidikan menjadi hal yang mutlak harus dicari oleh golongan masyarakat ini (Anonim, 2014).

(10)

ekonomi dan budaya. Pola pikir modern menurut Anonim (2012) mengandung unsur-unsur sebagai berikut.

a. Bersifat dinamis dalam arti berubah mengikuti perkembangan zaman.

b. Berdasarkan akal pikir manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas.

c. Bersifat modern, yaitu sistem otomatisasi dan serba mekanis. d. Tidak berkaitan erat dengan kebiasaan atau tradisi masyarakat.

Masyarakat modern merupakan suatu masyarakat yang lebih mengutamakan rasionalitas dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai perwujudannya dari pada segala sesuatu yang bersifat tradisi, adat istiadat, dan lain sebagainya (Anonim, 2012).

BAB III PENUTUP

(11)

1. Berpikir non ilmiah adalah kegiatan berpikir yang dilakukan oleh sesorang yang hanya menggunakan, akal sehat, perasaan, prasangka, dan intuisi dan sebagainya yang kebenarannya diperoleh secara kebetulan tanpa melalui prosese pengumpulan data.

2. Sarana berpikir non-ilmiah mencakup : akal sehat, intuisi, wahyu, pengalaman, pendapat otoritas, trial and error, dan metode a priori.

3. Masyarakat modern adalah masyarakat yang mempunyai cara berfikir yang logis, rasional, dan selalu berfikir kedepan. Sehingga pemikiran non-ilmiah mulai terganti dengan pemikiran ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Komara, Endang. 2011. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. PT. Refika Aditama : Bandung

Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat Sebuah Pengantar. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Anonim. 2012. Ciri-Ciri Masyarakat Modern. Tersedia Online http://gpengertian.blogspot.com/2012/06/ciri-ciri-masyarakat-modern-pengertian.html#ixzz50KPTKphH diakses 3 Desember 2017

Anonim. 2014. Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern. Tersedia Online http://artikelcore.blogspot.co.id/2014/08/Masyarakat-Tradisional-Dan-Masyarakat-Modern.html diakses 3 Desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hasil secara keseluruhan perhitungan response bias pada kedua teknik pengukuran menunjukkan bahwa responden cenderung memberikan respon konservatif dibandingkan respon

Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian yang berwujud dalam bentuk penulisan skripsi

Perkembangan saat ini menemukan bahwa elektrolit yang terbuat dari film tipis YSZ nanokristalin telah menunjukkan konduktivitas ion yang lebih tinggi daripada material

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai variabel independen yaitu gaji, kepemimpinan,

Dari berbagai teknik pengembangan dan kalibrasi sensor kelembaban tanah (soil moisture sensor) hal yang terpenting adalah perhitungan bagaimana pengaruh faktor kompleks

Untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang kutub dengan satu buah kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan

Terjadinya penyeburan logam cair disebabkan oleh beberapa hal, antara lai polaritas listrik dan arus listrik. Dalam las MIG biasanya digunakan listrik arus searah dengan

Selama ini para pembudidaya ikan sering mengganti pakan alami hidup untuk larva ikan seperti Daphnia atau Artemia dengan memberikan kuning telur matang dan susu bubuk pada