• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN UNDANG UNDANG DESA DAN KEISTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN UNDANG UNDANG DESA DAN KEISTI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN UNDANG-UNDANG DESA DAN KEISTIMEWAANYA

Standar dan Peraturan

Oleh Endra M Yusuf 6 March 2017

Undang-Undang yang baru saja dikeluarkan tentang Desa pada tahun 2014 yaitu, Undang-Undang No. 6

Tahun 2014. Undang-Undang yang baru ditandatangani 15 Januari 2014 itu menjelaskan bahwa desa nantinya

pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari APBN. Dimana kucuran dana tersebut

tidak akan melewati perantara. Dana tersebut akan langsung sampai kepada desa. Tetapi jumlah nominal yang

diberikan dari geografis desa, jumlah penduduk, dan angka kematian.

Undang-Undang desa tersebut merupakan salah satu komitmen besar untuk mendorong perluasan

kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk menyejahterkan rakyat indonesia diperlukan

pembangunan sampai ke desa-desa, jadi memang diharapkan tidak ada lagi desa yang akan tertinggal.

Harapan lain dapat menjadi salah satu lompatan sejarah sebagai proses pembangunan yang sedang

berlangsung. Undnag-Undang desa dapat menjadi salah satu komitmen program yang berpihak pada rakyat

sebagai dasar pembangunan 10 tahun terakhir yang merupakan wujud keberpihakan kepada kelompok

masyarakat akar rumput yang dalam piramida kependudukan berada yang paling bawah. Undang-Undang

Desa yang disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut memang merupakan sesuatu yang

istimewa. Keistimewaan Undang-Undang Desa tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Desa akan mendapat dana milyaran rupiah secara langsung Berdasarkan Undang-Undang Desa No 6

Tahun 2014 Pasal 72 Ayat 3 menyebutkan Alokasi dana Desa minimal akan diglontorkan secara

langusung ke desa sekelomok 10 % dari dana perimbangan yang akan diterima oleh kabupaten/kota.

Jadi setiap tahun desa akan menerima dana miliyaran rupiah untuk kemajuan desa. Wakil Ketua

Pansus RUU Desa, Budiman Sujatmiko, menyatakan jumlah 10 % dari dana perimbangan yang

diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana

Alokasi Khusus” Sepuluh persen bukan di ambil dari dana transfer daerah.” Kata Budiman. Artinya,

kata Budiman dana sekitar Rp 104,6 miliar per tahun per desa. “ Tetapi akan disesuaikan geografis,

jumlah penduduk, jumlah kemiskinan “ ujarnya. Dana itu, kata Budiman diajukan desa melalui Badan

Pemusyawaratan Desa (BPD) yang angggotanya merupakan wakil dari pendidik desa berdasarkan

keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. BPD merupakan badan permusyawaratan

ditingkat desa yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan

Pemerintah Desa. “ Mereka bersidang minimal setahun sekali,” ujar Budiman.

2. Penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa diatur dengan jelas. Menurut Undang-Undang Desa No

6 Tahun 2014 Passal 66 penghasilan kepala desa dan perangkat desa akan mendapatkan kejelasan

pengajian berupa gaji tetap setiap bulan. Penggajian kepala desa dan perangkat desa tersebut

berdasarkan dari dana perimbangan APBN. Selain itu kepala desa dan perangkat desa akan

mendapatkan fasilitas berupa jaminan kesehatan dan penerimaan lainya yang sah.

3. Wewenang

Kepala

Desa

Berdasarkan Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 72, dimana kepala desa berwenang untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu adanya peluang desa untuk mengatur penerimaan yang

merupakan pendapatan desa masing-masing. Namun demikian, diharapakan para kepala desa

menjalankan semua semua tugasnya tanggung jawab yang lebih besar atas kewenangan yang

diberikan.

4. Masa

Jabatan

Kepala

Desa

Bertambah

Berdasarkan Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 pasal 39 masa jabatan kepala desa saat ini

adalah 6 tahun dan dapat menjabat paling banyak 3 kali masa jabatan secara bertutut-turut atau tidak

secara berturut-turut. Untuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga sama yaitu dapat menjabat

sebanyak-banyaknya 3 kali masa jabatan, baik secara berturut-turut maupun tidak berturut-turut. Pada

undang-undang sebeblumnya hanya dapat menjabat sebanyak-banyak 2 kali masa jabatan.

5. Badan Permusyawaratan Desa Mempunyai Fungsi yang Lebih Mendalam.

Berdasarkan Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 pasal 55, Badan Permusyawaratan Desa

mempunyai fungsi:

6. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama kepala desa;

7. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan

8. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

(2)

UNDANG-UNDANG DESA

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Potret wajah anak-anak di sepanjang perairan Sumatera Utara

Undang-Undang Desa adalah seperangkat aturan mengenai penyelenggaran pemerintah desa dengan

pertimbangan telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar

menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam

melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

[1]

Undang-Undang ini juga mengatur materi mengenai Asas Pengaturan, Kedudukan dan Jenis Desa, Penataan

Desa, Kewenangan Desa, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Hak dan Kewajiban Desa dan Masyarakat

Desa, Peraturan Desa, Keuangan Desa dan Aset Desa, Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan

Perdesaan, Badan Usaha Milik Desa, Kerja Sama Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat

Desa, serta Pembinaan dan Pengawasan.

[2]

Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur dengan ketentuan

khusus yang hanya berlaku untuk Desa Adat sebagaimana diatur dalam Bab XIII.

[2]

Salah satu poin yang paling krusial dalam pembahasan RUU Desa, adalah terkait alokasi anggaran untuk desa,

di dalam penjelasan Pasal 72 Ayat 2 tentang Keuangan Desa.

[2]

Jumlah alokasi anggaran yang langsung ke

desa, ditetapkan sebesar 10 persen dari dan di luar dana transfer daerah.

[2]

Kemudian dipertimbangkan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, kesulitan geografi.

[2]

Hal ini dalam rangka meningkatkan

masyarakat desa karena diperkirakan setiap desa akan mendapatkan dana sekitar 1.4 miliar berdasarkan

perhitungan dalam penjelasan UU desa yaitu, 10 persen dari dan transfer daerah menurut APBN untuk

perangkat desa sebesar Rp. 59, 2 triliun, ditambah dengan dana dari APBD sebesar 10 persen sekitar Rp. 45,4

triliun.

[3]

Total dana untuk desa adalah Rp. 104, 6 triliun yang akan dibagi ke 72 ribu desa se Indonesia.

[3]

KETENTUAN UMUM

Dalam ketentuan umum UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah menyatakan, desa atau yang

disebut nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik

Indonesia.

[4]

Dalam UU tersebut juga ditegaskan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak-asal usul dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.

[4]

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005, pembentukan desa hanya berdasarkan indikator jumlah penduduk dibedakan menurut

pulau dan langsung menjadi desa definitif.

[4]

Dalam UU Desa yang baru, indikator jumlah penduduk tidak lagi

hanya menurut pulau, namun lebih terperinci seperti syarat jumlah penduduk lebih besar dibandingkan

sebelumnya.

[4]

Jika sebelumnya cukup dengan jumlah penduduk 2.500 orang, dengan UU Desa wajib 4.500

orang dan dalam undang- undang tersebut adanya desa persiapan selama 1-3 tahun.

[4]

Selain itu juga terdapat ketentuan umum terkait desa adat, yaitu sebagai kesatuan masyarakat hukum adat

beserta hak tradisionalnya secara nyata masih hidup, baik yang bersifat teritorial, genealogis, maupun yang

bersifat fungsional.

[5]

Dimaksudkan sebagai kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya

dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan suatu kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak

tradisionalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

[5]

Tentunya terdapat ketentuan

khusus yang mendefinisikan keberadaan desa.

[5]

TUJUAN DESA

(3)

lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan Pasal 18B ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:

 memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan

keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;

 memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;

 melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;

 mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan

potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;

 membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efsien dan efektif, terbuka, serta

bertanggung jawab;

 meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat

perwujudan kesejahteraan umum;

 meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat

Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;

 memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan

pembangunan nasional; dan

 memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

KEWENANGAN DESA

Dalam undang-undang tersebut juga diatur mandat dan kewenangan desa antara lain kewenangan berdasarkan

hak asal usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

[5]

Serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

[5]

Selain itu, jika dalam UU No 32 Tahun 2004, masa jabatan kepala desa 6

tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan.

[4]

Namun, pada UU Desa masa jabatan 6 tahun,

dapat menjabat paling banyak 3 kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak berturut-turut.

[4]

Dalam UU

No 32 Tahun 2004, desa adat hanya menyebutkan masyarakat hukum adat, tidak secara tegas menyebut desa

adat.

[4]

Sedangkan, dalam UU Desa, adanya ketentuan khusus mengenai desa adat, penataan desa adat,

kewenangan desa adat , pemerintah desa adat dan peraturan desa adat.

[4]

Artinya dalam UU Desa ini,

di-hormati kekhasan masing –masing daerah dimana dalam aturan sebelumnya itu tidak diatur secara tegas.

[4] anak-anak pedesaan yang terkena musibah Tsunami

Lebih lanjut, dalam aturan sebelumnya kewenangan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup

urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal–usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, tugas pembantuan dari pemerintah,

pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten/desa, urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan

perundang-undangan diserahkan kepala desa.

[4]

Dalam UU Desa, kewenangan desa meliputi kewenangan

berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal berkala desa, kewenangan yang ditugaskan pemerintahan daerah

provinsi, pemerintah kota/kabupaten dan kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah kabupaten/kota

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

[4]

Serta Pemerintah Desa juga diberikan kewenangan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang dikelola

dengan semangat kekeluargaan dan gotong-royong.

[3]

BUMD itu bisa bergerak dibidang ekonomi,

pedagangan, pelayanan jasa maupun pelayanan umum lainnya sesuai ketentuan umum peraturan

perundang-undangan.

[3]

Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa BUM Desa ini secara spesifik tidak bisa disamakan

dengan badan hukum seperti perseroan terbatas, CV atau koperasi karena tujuan dibentuknya adalah untuk

mendayagunakan segala potensi ekonomi, sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kesejahteraan

masyarakat desa.

[3]

Dengan kata lain, orientasi BUM Desa tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan.

[3]

Melainkan juga

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

[3]

Sumber pendanaan BUM Desa juga dibantu oleh

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.

[3]

Pemerintah mendorong BUM Desa dengan memberikan hibah dan atau akses permodalan, melakukan

pendampingan teknis dan akses ke pasar, dan memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya

alam di desa.

[3]

(4)

Indonesia terdapat perkembangan definisi mengenai daerah istimewa mulai dari BPUPKI (1945) sampai

dengan pengaturan dan pengakuan keistimewaan Aceh (2006) dan Yogyakarta (2012). Perkembangan definisi

inilah yang menyebabkan perbedaan penafsiran mengenai pengertian dan isi keistimewaan suatu daerah, yang

pada akhirnya menyebabkan pembentukan, penghapusan, dan pengakuan kembali suatu daerah istimewa.

DESA DAN PEMERINTAHAN DESA

Oleh Endra M Yusuf / Senin 27 Februari 2017 / Tidak ada komentar

1. Menurut Permen no 113 tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan.

2. Desa dan Pemerintahan Desa

3. Menurut Permen no 113 tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Desa dalam pengertian umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat dimana pun

di dunia ini, sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat

tinggal (secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada

sektor pertanian (Edi Indrizal, 2006).

5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah

keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepada Desa) atau

desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.

6. Menurut Permen no 113 tahun 2014 Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu Perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

TUJUAN UU DESA DISAHKAN

Oleh Webadmin / Senin 10 April 2017 / Tidak ada komentar

Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan

umum.

Tujuan UU Desa Disahkan

Tujuan Undang-Undang Desa disyahkan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan

kesejahteraan umum.

2. Memberikan penghormatan pada desa, bahwa di Indonesia ini terdiri dari banyak desa yang beragam.

3. Memberikan kejelasan dan kepastian hukum desa berkaitan dengan sistem ketatanegaraan Indonesia

agar tercipta keadilan bagi seluruh masyarakat desa.

4. Menciptakan desa yang profesional, efektif, efesien, bertanggung jawab.

5. Memperkuat ekonomi desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.

6. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.

HAL-HAL YANG DAPAT DIWUJUDKAN DALAM

PELAKSANAAN UU DESA NO 6 TAHUN 2014

Oleh Endra M Yusuf / Senin 13 Maret 2017 / 1 Komentar

Menurut Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 Pasal 82 dijelaskan peran serta masyarakat dalam

melakukan pemantauan dan pengawasan pembangunan dalam rangka terwujudnya tata kelola pemerintahan

desa yang baik.

(5)

Dengan dana yang dikucurkan langsung ke desa, maka dapat digunakan oleh desa untuk mendirikan

BUMDesa. Pengelolaan BUMDes sudah ditetapkan dalam peraturan desa. Hasih dari BUMDes dapat

digunakan untuk pengelolaan dan pengembangan usaha, untuk membangun desa, memberdayakan

masyarakat, kesejahteraan warga desa, pengentasan kemiskinan desa, dll.

2. Swasembada pangan.

Pemerintah menargetkan bahwa ke depan desa dapat mewujudkan swasembada pangan nasional. Dengan

dana desa tersebut dapat digunakan untuk pembuatan irigasi yang baik untuk memaksimalkan hasil pertanian.

Dana tersebut dapat digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian agar diperoleh hasil pertanian yang

paling bagus.

3. Masyarakat dilibatkan dalam pemantauan dan pengawasan pembangunan desa.

Menurut Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 Pasal 82 dijelaskan peran serta masyarakat dalam

melakukan pemantauan dan pengawasan pembangunan dalam rangka terwujudnya tata kelola pemerintahan

desa yang baik. Masyarakat desa sebagai pemilik desa mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang

rencana dan pelaksanaan pembangunan.

Selain itu, masyarakat juga dapat memantau langsung jalannya pemerintahan desa. Dari pantauan tersebut,

jika ada yang kurang tepat, maka dapat langsung dilaporkan kepada Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa.

STRUKTUR ORGANISASI DAN ADMINISTRASI DESA

Oleh Webadmin / Senin 24 April 2017 / Tidak ada komentar

Pemerintah Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran strategi untuk

mengatur masyarakat yang ada di perdesaan demi mewujudkan pembangunan pemerintah.

A. Struktur Organisasi Desa

Pemerintah Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran strategi untuk

mengatur masyarakat yang ada di perdesaan demi mewujudkan pembangunan pemerintah. Berdasarkan

perannya tersebut, maka diterbitkanlah peraturan-peraturan atau undang-undang yang berkaitan dengan

pemerintahan desa yang mengatur pemerintahan Desa, sehingga roda pemerintahan berjalan dengan optimal.

Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa, yang meliputi Sekretaris Desa dan lainnya.

Struktur organisasinya adalah sebagai berikut.

1. Kepala Desa

Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut

dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa (UU RI No 6 Tahun 2014

Pasal 1 Ayat 3). Kepala desa bertugas menyelenggarakan

pemerintahan desa, dan pemberdayaan desa (UU RI No 6

Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 1).

Kewajiban kepala desa menurut UU RI No 6 Tahun 2014

Pasal 26 Ayat 4 adalah:

Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Desa Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Republik Indonesia,

dan Bhineka Tunggal Ika;

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa;

(6)

Melaksanakan prinsip tata pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, professional, efektif dan

efisien, bersih serta bebas dari kolusi,korupsi dan nepotisme;

Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di desa;

Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;

Mengelola keuangan dan aset desa;

Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa;

Menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa;

Mengembangkan perekonomian masyarakat desa;

Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa;

Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa;

Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup; dan

Memberikan informasi kepada masyarakat desa.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang

anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

demokrasi (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 4 tentang UU Desa).

Fungsi BPD yang berkaitan dengan kepala desa yaitu (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 55) adalah:

1. Membahas dan menyepakati Rencana Peraturan Desa bersama kepala desa;

2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan

3. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

3. Sekretaris

Merupakan perangkat desa yang bertugas membantu kepala desa untuk mempersiapkan dan melaksanakan

pengelolaan administrasi desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintah desa.

Fungsi sekretaris desa adalah:

Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk kelancaran tugas kepala

desa;

Membantu dalam persiapan penyusunan Peraturan Desa;

Mempersiapkan bahan untuk Laporan Penyelenggara Pemerintah Desa;

Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan rapat rutin;

Pelaksana tugas lain yang diberikan kepada kepala desa.

4. Pelaksana Teknis Desa:

A. Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) Tugas Kepala Urusan Pemerintahan (KAUR PEM) adalah

membantu kepala desa melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan, administrasi pertanahan,

pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan

penataan, kebijakan dalam penyusunan produk hukum Desa. Sedangkan fungsi adalah:

Melaksanakan administrasi kependudukan.

Mempersiapkan bahan-bahan penyusunan perencanaan peraturan desa dan keputusan kepala desa.

Melaksanakan kegiatan administrasi pertanahan.

Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi desa.

Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan penataan kelembagaan masyarakat untuk kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan desa.

Mempersiapkan bantuan dan dan melaksanakan kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan upaya

menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pertahanan sipil.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepada desa.

B. Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN) Tugas Kepala Urusan Pembangunan (KAUR

PEMBANGUNAN) adalah membantu kepala desa mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis

pengembangan ekonomi masyarakat desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan

masyarakat serta menyiapkan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan. Sedangkan

fungsinya adalah:

Menyiapkan bantuan-bantuan analisa dan kajian perkembangan ekonomi masyarakat.

Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan

Mengelola tugas pembantuan

(7)

C. Kepala Urusan kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) Tugas Kepala Urusan kesejahteraan Rakyat (KUR

KESRA) adalah membantu kepala desa untuk mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan

program keagamaan, serta melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

Sedangkan fungsinya adalah:

Menyiapkan bahan dan melaksanakan program kegiatan keagamaan.

Menyiapkan dan melaksanakan program perkembangan kehidupan beragama.

Menyiapkan bahan dan melaksanakan program, pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa.

D. kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) Tugas Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) adalah membantu

sekretaris desa melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan desa, pengelolaan administrasi keuangan desa

dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa, serta laporan keuangan yang dibutuhkan desa. Sedangkan

fungsinya adalah:

Mengelola administrasi keuangan desa.

Mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.

Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris desa.

E. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Tugas Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) adalah membantu

sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan kearsipan pengelolaan inventaris

kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan laporan. Sedangkan fungsinya adalah:

Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta pengendalian tata

kearsipan desa.

Melaksanakan pencatatan inventarisasi kekayaan desa.

Melaksanakan pengelolaan administrasi umum.

Sebagai penyedia, penyimpan dan pendistribusi alat tulis kantor serta pemeliharaan dan perbaikan

peralatan kantor.

Mengelola administrasi perangkat desa.

Mempersiapkan bahan-bahan laporan.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.

5. Pelaksanaan Kewilayahan

Kepala Dusun (KADUS) tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa melaksanakan tugas dan

kewajiban pada wilayah kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Fungsi

kepala dusun:

Membantu pelaksana tugas kepala desa di wilayah kerja yang sudah ditentukan.

Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Melaksanakan keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kepala desa.

Membantu kepala desa melakukan kegiatan pembinaan dan kerukunan warga.

Membina swadaya dan gotong royong masyarakat.

Melakukan penyuluhan program pemerintah desa.

Sebagai pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

B. Administrasi Desa

Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2006 adalah keseluruhan proses

kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan Desa pada Buku

Administrasi Desa. Jenis dan bentuk Administrasi Desa menurut peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2006:

1. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan pemerintahan Desa

pada Buku Administrasi Umum, terdiri dari:

1. Buku Data Peraturan Desa.

2. Buku Data Keputusan Desa.

3. Buku Data Inventaris Desa.

4. Buku Data Aparat Pemerintah Desa.

5. Buku Data Tanah milik Desa/Tanah Kas Desa.

6. Buku Tanah di Desa.

(8)

8. Buku Ekspedisi.

2. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan mutasi

penduduk pada Buku Administrasi Penduduk, terdiri dari:

1. Buku Data Induk Penduduk Desa.

2. Buku Data Mutasi Penduduk Desa.

3. Buku Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir Bulan.

4. Buku Data Penduduk Sementara.

3. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan keuangan

desa pada Buku Administrasi Keuangan, terdiri dari:

1. Buku Anggaran.

2. Buku Kas Umum.

3. Buku Kas Harian Pembantu.

4. Buku Kas Pembantu Pajak.

5. Buku Kas Pembantu Bank.

4. Administrasi pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi pembangunan yang akan, sedang

dan telah dilaksanakan pada Buku Administrasi Pembangunan, terdiri dari:

1. Buku Rencana Pembangunan.

2. Buku Kegiatan Pembangunan.

3. Buku Inventaris Proyek.

4. Buku Kader-kader Pembangunan/Pemberdayaan masyarakat.

5. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan BPD adalah kegiatan

pencatatan data dan informasi mengenai BPD, terdiri dari:

1. Buku Data Anggota BPD.

2. Buku Data Keputusan BPD.

3. Buku Data Kegiatan BPD.

4. Buku Data Agenda BPD.

5. Buku Ekspedisi BPD.

KEPEMILIKAN MASYARAKAT ATAS BUMDESA

Oleh Webadmin / Jumat 1 April 2016 / Tidak ada komentar

Seperti yang diuraikan sebelumnya, BUMDesa akan mewakili peran Pemerintah Desa dalam

pengembangan potensi ekonomi lokal dan dalam penyediaan layanan umum bagi warga Desa.

6. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Desa

7. Tinjauan Keterlibatan

8. Seperti yang diuraikan sebelumnya, BUMDesa akan mewakili peran Pemerintah Desa dalam

pengembangan potensi ekonomi lokal dan dalam penyediaan layanan umum bagi warga Desa. Sekilas

posisi dan peran BUM Desa akan mirip dengan BUMN dan BUMD di tingkat nasional dan pemerintah

daerah provinsi atau kabupaten/kota.

9. Namun Buku Bahan Bacaan bagi para pendamping desa No. 7 tentang BUM Desa yang diterbitkan

oleh Kementerian Desa dan PDDT mengingatkan bahwa frasa ‘kesatuan masyarakat hukum’ pada

definisi Desa telah menempatkan Desa sebagai organisasi campuran antara masyarakat

berpemerintahan

(self governing community)

dengan pemerintahan lokal

(local self government)

:

10. Pemerintahan Desa berbeda dengan pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah tidak mengandung

unsur masyarakat, melainkan perangkat birokrasi. Pada sisi yang lain, Desa tidak identik dengan

Pemerintah Desa dan kepala Desa. Desa meliputi pemerintahan lokal dan sekaligus mengandung

masyarakat, yang keseluruhannya membentuk kesatuan hukum.

11. Pada BUMN misalnya, badan usaha benar-benar merupakan alat intervensi pemerintah pada tataran

perekonomian nasional. Kepemilikan pemerintah akan direpresentasikan oleh Menteri yang ditunjuk

dan diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku pemegang saham negara dan RUPS merupakan

organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan.

(9)

13.

14.

15. Berdasarkan pemetaan tahapan di atas, tampak bahwa masyarakat Desa melalui organ Musyawarah

Desa terlibat aktif dalam proses: inisiasi, pendirian (mencakup penetapan organisasi pengelola, modal

usaha dan AD/ART), menerima laporan perkembangan sekurangnya 2 kali setahun dan memberikan

pernyataan pailit.

(10)

PERBEDAAN ANTARA SISTEM DAN PROSEDUR

Oleh Admin KeuLSM / Jumat 27 September 2013 / Tidak ada komentar

Kata sistem berasal dari dari kata systema, dari bahasa Yunani, yang artinya himpunan bagian atau

komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan atau sekelompok

elemen yang independen namun saling terkait menjadi satu kesatuan.

17. Perbedaan antara Sistem dan Prosedur

18. Sistem sangat terkait dengan STRUKTUR.

19. Sistem harus bisa dibaca secara VISUAL.

20. Sistem alat pendorong PERUBAHAN.

21. Sistem selalu TUMBUH.

22. Kata sistem berasal dari dari kata systema, dari bahasa Yunani, yang artinya himpunan bagian atau

komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Atau juga bisa

diartikan: sekelompok elemen yang independen namun saling terkait sebagai satu kesatuan.

23. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang

lebih kecil, yang disebut subsistem.

24. Kata sistem berasal dari dari kata systema, dari bahasa Yunani, yang artinya himpunan bagian

atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan atau

sekelompok elemen yang independen namun saling terkait menjadi satu kesatuan.

25. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok organisasi.

26. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu

departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi organisasi

yang terjadi berulang-ulang.

27. Jadi, suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan

klerikal.

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA

Oleh Webadmin / Senin 10 Juli 2017 / Tidak ada komentar

Kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus menetapkan bendahara desa.

Penetapan bendahara desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan

berdasarkan keputusan kepala desa.

28.

29. Penatausahaan Keuangan Desa

30. Kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus menetapkan bendahara desa.

Penetapan bendahara desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan

berdasarkan keputusan kepala desa.

31. Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk kepala desa untuk menerima, menyimpan,

menyetorkan, menatausahakan, membayar dan mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam

rangka pelaksanaan APBDes, Ardi Hamzah (2015). Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan

uang melalui laporan pertanggungjawaban.

32. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada kepala desa dan paling lambat tanggal

10 bulan berikutnya. Menurut Permendagri No 113 tahun 2014 laporan pertanggungjawaban yang

wajib dibuat oleh bendahara desa adalah:

33. 1. Buku Kas Umum

34. Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas yang menyangkut penerimaan dan

pengeluaran kas, baik secara tunai maupun kredit, digunakan juga untuk mencatat mutasi perbankan

atau kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum dapat dikatakan sebagai sumber dokumen

transaksi.

35. 2. Buku Kas Pembantu Pajak

(11)

37. 3. Buku bank

38. Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam rangka penerimaan dan pengeluaran

yang berhubungan dengan uang bank.

DANA DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN

2014

Oleh Webadmin / Senin 8 Mei 2017 / Tidak ada komentar

Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa desa nantinya pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana

sebesar 10% dari APEN. Dimana kucuran dana tersebut tidak akan melewati perantara.

39.

40. Dana Desa Menurut Undang-Undang No 6 Tahun 2014

41. Undang-Undang yang baru saja dikeluarkan tentang Desa pada tahun 2014 yaitu, Undang-Undang

No.6 tahun 2014. Dimana dalam UU tersebut dijelaskan bahwa desa nantinya pada tahun 2015 akan

mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari APEN.

42. Dimana kucuran dana tersebut tidak akan melewati perantara. Dana tersebut akan langsung sampai

kepada desa. Tetapi jumlah nominal yang diberikan kepada masing-masing desa berbeda tergantung

dari geografis desa, jumlah penduduk, dan angka kematian.

43. Alokasi APBN yang sebesar 10% tadi, saat diterima oleh desa akan menyebabkan penerimaan desa

yang meningkat. Penerimaan desa yang meningkat ini tentunya diperlukan adanya laporan

pertanggungjawaban dari desa. Laporan pertanggungjawaban itu berpedoman pada Permen No 113

tahun 2014.

AKUNTANSI DESA, KEUANGAN DESA DAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DESA

Oleh Webadmin / Senin 22 Mei 2017 / Tidak ada komentar

Menurut Permendagri No 113 tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

Akuntansi Desa, Keuangan Desa dan Pengelolaan Keuangan Desa

(12)

Pihak-pihak yang menggunakan informasi keuangan desa diantaranya adalah:

1. Masyarakat desa

2. Perangkat desa

3. Pemerintahan daerah

4. Pemerintahan pusat

Laporan keuangan desa menurut Permendagri No 113 tahun 2014 yang wajib dilaporkan oleh pemerintahan

desa berupa:

1. Anggaran

2. Buku kas

3. Buku pajak

4. Buku bank

5. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak

dan kewajiban desa.

Menurut Permendagri No 113 tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pembinaan dan Pengawasan Desa

Oleh Webadmin / Selasa 25 Juli 2017 / Tidak ada komentar

Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

bupati/walikota melalui camat setiap akhir tahun anggaran.

Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pembinaan dan Pengawasan Desa

Pelaporan

Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 dan Ardi Hamzah (2015) dalam melaksanakan tugas, kewenangan,

hak, dan kewajiban, kepala desa wajib:

1. Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota berupa:

Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Juli tahun berjalan.

Laporan semester akhir tahun, disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

2. Menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada

bupati/walikota.

3. Menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada

bupati/walikota.

4. Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah desa secara tertulis kepada BPD setiap

akhir tahun anggaran.

(13)

Permendagri No 113 Tahun 2014 pertanggungjawaban terdiri dari:

1. Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

bupati/walikota melalui camat setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Laporan ini ditetapkan peraturan

desa dan dilampiri:

Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;

Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran Berkenaan; dan

Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

2. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,

disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

Pembinaan dan Pengawasan

1. Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana

Desa, dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada Desa.

2. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

Desa dan Pemerintahan Desa

Oleh Endra M Yusuf / Senin 27 Februari 2017 / Tidak ada komentar

Menurut Permen no 113 tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan.

DESA DAN PEMERINTAHAN DESA

Menurut Permen no 113 tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa dalam pengertian umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat dimana pun di

dunia ini, sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal

(secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada sektor pertanian

(Edi Indrizal, 2006).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga

yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepada Desa) atau desa merupakan

kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.

Menurut Permen no 113 tahun 2014 Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan desa.

TUJUAN UU DESA DISAHKAN

Oleh Webadmin / Senin 10 April 2017 / Tidak ada komentar

Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan

umum.

Tujuan UU Desa Disahkan

(14)

1. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan

kesejahteraan umum.

2. Memberikan penghormatan pada desa, bahwa di Indonesia ini terdiri dari banyak desa yang beragam.

3. Memberikan kejelasan dan kepastian hukum desa berkaitan dengan sistem ketatanegaraan Indonesia

agar tercipta keadilan bagi seluruh masyarakat desa.

4. Menciptakan desa yang profesional, efektif, efesien, bertanggung jawab.

5. Memperkuat ekonomi desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.

6. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.

Uu desa pembangunan desa

1. 1. 1 PENGATURAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Tasikmalaya, 14 Juni 2014

2. 2. 2 Dana Desa Akan Masuk dalam RAPBN 2015 Jumat, 30 Mei 2014 | 18:15 WIBCIANJUR, KOMPAS.com — Pemerintah telah merampungkan rancangan peraturan pemerintah (PP) yang merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Setelah PP disahkan, maka alokasi dana desa yang ada di dalamnya akan masuk ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015.

"Rencananya, dengan PP yang dibuat ini, kemungkinan akan dimasukkan ke dalam APBN 2015. Soal detailnya, nanti setelah ditandatangani Presiden, baru nanti kita bicara lagi," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri seusai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Cipanas, Jumat (30/5/2014).

3. 3.  Pengaturan Desa berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa  UU Desa menjamin adanya Kepastian Hukum bagi Desa.  Pihak-pihak yang

berkepentingan atas Desa wajib menjalankan UU Desa dimaksud. KEDAULATAN HUKUM SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN NEGARA

4. 4. KEDAULATAN HUKUM NKRI TUJUANASAS KEDUDUKA N POKOK-POKOK PENGATURAN DESA UNDANG-UNDANG NO.6/2014 TENTANG DESA ATURAN PELAKSANAAN :

PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN MENTERI, PERATURAN DAERAH, PERATURAN DESA UUD 1945

5. 5. 5 DEFINISI DESA Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. 6. 1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS DESAYANG ADA DENGAN KEBERAGAMANYA 2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM ATAS DESA 3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT 4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASY 5. MEMBENTUK

PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL, EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA,

BERTANGGUNGJAWAB 6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN KESEJAHTERAAN UMUM 7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT 8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA 9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN 6 TUJUAN PENGATURANTUJUAN PENGATURAN

7. 7. 7 ASAS PENGATURAN DESA 1. rekognisi; 2. subsidiaritas; 3. keberagaman; 4.

kebersamaan; 5. kegotongroyongan; 6. kekeluargaan; 7. musyawarah; 8. demokrasi; 9. partisipasi; 10.kesetaraan; dan 11.pemberdayaan. UU Desa : Pasal 3

8. 8. Asas Rekognisi Asas pengakuan dan penghormatan yang diamanatkan oleh konstitusi dalam ilmu sosial disebut sebagai rekognisi. Rekognisi mencakup pengakuan keragaman budaya untuk membangun keadilan budaya (cultural justice) serta pengakuan terhadap kemandirian desa. Yang strategis adalah rekognisi terhadap: Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk hukum desa, tradisi dan institusi lokal.

9. 9. Asas Subsidiaritas ”masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi kedudukannya harus memberi bantuan kepada anggota-anggotanya atau lembaga yang lebih terbatas sejauh mereka sendiri tidak dapat menyelesaikan tugas mereka secara memuaskan. Sedangkan apa yang dapat dikerjakan secara memuaskan oleh satuan-satuan masyarakat yang lebih terbatas jangan diambil alih oleh satuan masyarakat yang lebih tinggi”. Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 307

10.10.  Asas subsidiaritas ini menjamin kewenangan lokal berskala Desa  Pihak-pihak yang berkepentingan atas Desa berkewajiban memfasilitasi dan membantu desa untuk berdaya mengelola secara mandiri urusan-urusan lokal berskala Desa  Konsekuensinya, segala urusan lokal yang Desa dan yang mampu dikelola sendiri oleh Desa,

pelaksananya harus diserahkan kepada desa. Segala urusan lokal berskala Desa yang mampu dikelola sendiri oleh Desa tidak boleh diambil alih dari Desa. 10 ASAS

(15)

11.11. 11 KEDUDUKAN DESA Desa berkedudukan di wilayah kabupaten/kota. UU Desa : Pasal 5

12.12. KEDUDUKAN DESA

13.13. 13 KEWENANGAN DESA ∗ tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan •. PP 72/2005 Pasal 7 Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : UU Desa/2014 Pasal 18 d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Kewenangan Desa meliputi: ∗ urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; a. kewenangan berdasarkan hak asal usul; ∗ urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; b. kewenangan lokal berskala Desa; c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan ∗ urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- undangan diserahkan kepada desa.

14.14. 14 KEWENANGAN DESA •. d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. a. kewenangan berdasarkan hak asal usul; b. kewenangan lokal berskala Desa; c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan Self

Governing Community Local Self Government

15.15. Musyawarah Desa (psl. 54) Kepala Desa (psl. 25 – 53) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (psl. 55 -65) Warga/Masyarakat Perangkat Desa (Pelayanan) Panitia (ad-hok) BUMDes Klp. Special Interest Perwakilan Bagian Wilayah Desa • RPJM-Desa dan RKP-Desa • APB-RKP-Desa • Peraturan RKP-Desa • Kinerja Pemerintah • Kerja Sama • RPJM-RKP-Desa • Asset Desa • Hal-hal Strategis Prinsip Tata Kelola Desa •Check and balances antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan desa. •Demokrasi perwakilan +

permusyawaran. •Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes Dipilih langsung Dipilih secara Demokratis Lembaga Kemasyarakata n/Adat 15

16.16. MUSYAWARAH DESAMUSYAWARAH DESAMUSYAWARAH DESAMUSYAWARAH DESA  penataan Desa;  perencanaan Desa;  kerja sama Desa;  rencana investasi yang masuk ke Desa;  pembentukan BUM Desa;  penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan  kejadian luar biasa.  Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.  Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD DAN dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun.  Hal yang bersifat strategis meliputi: 17.17. 17 MUSYAWARAH DESAMUSYAWARAH DESA PASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA MUSYAWARAH DESAMUSYAWARAH DESA PASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 1) Musyawarah Desa diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa. 2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat. 3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: 1. tokoh adat; 2. tokoh agama; 3. tokoh masyarakat; 4. tokoh pendidikan; 5. perwakilan kelompok tani; 6. perwakilan kelompok nelayan; 7. perwakilan kelompok perajin; 8. perwakilan kelompok perempuan 9. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan 10.

perwakilan kelompok masyarakat miskin. 1. Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata tertib dan mekanisme pengambilan keputusan musyawarah Desa diatur dengan Peraturan Menteri.

18.18. 19 DEFINISI PERATURAN DESA Peraturan Desa adalah peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

19.19. PERATURAN DESAPERATURAN DESAPERATURAN DESAPERATURAN DESA  Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama kepala Desa, dan peraturan kepala Desa.  Peraturan Desa dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 

Peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.  Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa. UU Desa : Pasal 69

20.20. PERATURAN DESAPERATURAN DESAPERATURAN DESAPERATURAN DESA  Rancangan Peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa. 

Masyarakat Desa berhak memberikan masukan terhadap rancangan Peraturan Desa.  Peraturan Desa dan peraturan kepala Desa diundangkan dalam berita Desa dan

(16)

peraturan yang ditetapkan oleh kepala Desa dari dua Desa atau lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa.  Peraturan bersama kepala Desa merupakan perpaduan kepentingan Desa masing-masing dalam kerja sama antar-Desa.

21.21. BASIS LEGALITAS BASIS LEGITIMASI PERUMUSAN PRODUK HUKUM DESA BERBASISKAN ATURAN-ATURAN HUKUM POSITIF YANG LEBIH TINGGI PERUMUSAN PRODUK HUKUM DESA BERBASISKAN ASPIRASI MASYARAKAT

22.22. 23 PERATURAN DI DESAPERATURAN DI DESA PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN DI DESAPERATURAN DI DESA PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 1) Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa. 2) Badan

Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan rancangan peraturan Desa kepada

pemerintah desa. 3) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa untuk mendapatkan masukan. 4)

Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

23.23. 24 PERATURAN DESAPERATURAN DESA PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN DESAPERATURAN DESA PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 1) Rancangan

peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal kesepakatan. 2) Rancangan

peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa. 3) Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa dan berita Desa oleh sekretaris Desa. 4) Peraturan Desa yang telah diundangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

disampaikan kepada bupati/walikota sebagai bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah diundangkan. 5) Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa

24.24. 25 PERATURAN KEPALA DESAPERATURAN KEPALA DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014

TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN KEPALA DESAPERATURAN KEPALA DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN

PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 85 Peraturan kepala Desa merupakan peraturan pelaksanaan Peraturan Desa. Pasal 86 1)Peraturan kepala Desa ditandatangani oleh kepala Desa. 2)Peraturan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diundangkan oleh sekretaris Desa dalam lembaran Desa dan berita Desa. 3)Peraturan kepala Desa waib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa 25.25. 26 PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADES PP

NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADES PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 87 Peraturan Desa dan peraturan kepala Desa yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dibatalkan oleh bupati/walikota

26.26. 27 PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADES PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADES PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 88 1)Peraturan bersama kepala Desa merupakan peraturan kepala Desa dalam rangka kerjasama antar-Desa. 2)Peraturan bersama kepala Desa ditandatangani oleh kepala Desa dari 2 (dua) Desa atau lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa. 3)Peraturan bersama kepala Desa disebarluaskan kepada masyarakat Desa masing-masing.

27.27. 28 PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP TENTANG PERATURAN

(17)

Desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

28.28. 29 PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 93 1)Pengelolaan Keuangan Desa meliputi: a. perencanaan; b. pelaksanaan; c. penatausahaan; d. pelaporan; dan e. pertanggungjawaban. 2)Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 3)Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.

29.29. Baik dana yang bersumber dari DAU + DBH maupun alokasi dari APBN yang diperuntukan untuk desa dialokasikan ke desa melalui kabupaten. 30

30.30. ProvinsiProvinsi DanaDana PerimbanganPerimbangan Program/HibahProgram/Hibah RPJMDes & APBDes Kabupaten/ Kota Indeks Indikat or Alokasi & Pemanf a-atan SKEMA SUMBER-SKEMA SUMBER- SUMBERSUMBER PENDAPATAN DESAPENDAPATAN DESA DARI PUSATDARI PUSAT 1.1. DAD: 10% dari DAU + DBHDAD: 10% dari DAU + DBH 2.2. 10% dari b10% dari bagian dari Pajak &agian dari Pajak & RetribusiRetribusi 3.3. HIbahHIbah Program K/LProgram K/L APBNAPBN Dana Transfe ke DaerahDana Transfe ke Daerah KLKL KEUANGAN DESA PA Des Sumber Lain 31

31.31. APBDESAAPBDESA PASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA APBDESAAPBDESA PASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA  Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri atas bagian pendapatan, belanja, dan pembiayaan Desa.  Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.  Sesuai dengan hasil musyawarah, Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

32.32. APBDESAAPBDESA PASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA APBDESAAPBDESA PASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA  Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri atas bagian pendapatan, belanja, dan pembiayaan Desa.  Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.  Sesuai dengan hasil musyawarah, Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

33.33. PRIORITAS BELANJA DESAPRIORITAS BELANJA DESA PASAL 74 UU DESAPASAL 74 UU DESA PRIORITAS BELANJA DESAPRIORITAS BELANJA DESA PASAL 74 UU DESAPASAL 74 UU DESA  Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah.  Kebutuhan

pembangunan desa meliputi tetapi tidak terbatas pada: kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa.

34.34. 35 BELANJA DESABELANJA DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA BELANJA

DESABELANJA DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 100 Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan: a.paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan b.paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk: 1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa; 2. operasional Pemerintah Desa; 3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan 4. insentif rukun tetangga dan rukun warga.

35.35. 36 APB DESAAPB DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA APB DESAAPB DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 101 1)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

2)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh kepala Desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari sejak disepakati untuk dievaluasi. 3)Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang APB Desa kepada camat atau sebutan lain. 4)Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan.

(18)

TENTANG DESA INFORMASI RENCANA ANGGARAN DESAINFORMASI RENCANA ANGGARAN DESA PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014

TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Pasal 102 1) Gubernur menginformasikan rencana bantuan keuangan yang bersumber dari APBD Provinsi. 2) Bupati/walikota menginformasikan rencana ADD, bagian bagi hasil pajak dan retribusi kabupaten/kota untuk Desa, serta bantuan keuangan yang bersumber dari APBD kabupaten/kota. 3) Gubernur dan bupati/ walikota menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada kepala Desa dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari setelah kebijakan umum anggaran dan Prioritas serta plafon anggaran sementara disepakati kepala daerah bersama dewan perwakilan rakyat daerah. 4) Informasi dari gubernur dan

bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi bahan penyusunan rancangan APB Desa.

37.37. 39 UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DEFINISI PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

38.38. TUJUAN PENGATURAN DESA PASAL 4 UU DESA (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA) (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA) TUJUAN PENGATURAN DESA PASAL 4 UU DESA (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA)(TERKAIT PEMBANGUNAN DESA)  mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;  memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan  memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

39.39. 41 WEWENANG KEPALA DESA (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA)(TERKAIT

PEMBANGUNAN DESA) WEWENANG KEPALA DESA (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA) (TERKAIT PEMBANGUNAN DESA) Pasal 26 1)Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berwenang:  memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;  menetapkan Peraturan Desa;  menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;  membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk

sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;  mengembangkan sumber pendapatan Desa;  mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;  memanfaatkan teknologi tepat guna;  mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

40.40. 42 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa DESA MERUPAKAN SUBYEK HUKUM (PEMEGANG HAK DAN KEWAJIBAN) DALAM URUSAN : 41.41. 43 IMPLIKASI UU DESA: TRANSFORMASI PARADIGMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DARI COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT MENJADI VILLAGE DRIVEN DEVELOPMENT CDD VDD BERSIFAT APOLITIS BERSIFAT POLITIS

42.42. 44 DINAMIKADINAMIKA VILLAGE DRIVEN DEVELOPMENTDINAMIKADINAMIKA VILLAGE DRIVEN DEVELOPMENT MUSDES DANA DESA/ALOKASI DANA DESA PEMDES BPD RAKYAT DESA

43.43. DINAMIKA VDD BERKONTEKS OTONOMI DAERAH BIROKRASI : KEPUTUSAN

TEKNOKRATIS BIROKRASI : KEPUTUSAN TEKNOKRATIS DPR: KEPUTUSAN POLITIK DPR: KEPUTUSAN POLITIK DESA KEPUTUSAN PARTISIPATIF KEPENTINGAN KOLEKTIF DESA KEPUTUSAN PARTISIPATIF KEPENTINGAN KOLEKTIF JARING ASMARA REGULASI / PROYEK MUSRENBAN G HEARING LEGISLASI RUANG PUBLIK BKADBKAD

44.44. UU Desa Pasal 78UU Desa Pasal 78 PEMBANGUNAN DESAPEMBANGUNAN DESA UU Desa Pasal 78UU Desa Pasal 78 PEMBANGUNAN DESAPEMBANGUNAN DESA 

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan.  Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.  Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

45.45. UU Desa Pasal 79UU Desa Pasal 79 PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA UU Desa Pasal 79UU Desa Pasal 79 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA  Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota.  Perencanaan Pembangunan Desa meliputi:  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;  Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKPDes) jangka waktu 1 (satu) tahun.  RPJMDes dan RKPDes ditetapkan dengan Peraturan Desa, dan menjadi satu-satunya dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh pergantian manajemen, ukuran

Berkaitan dengan studi evaluasi implementasi kurikulum 2013 dengan menggunakan evaluasi model CIPP, dengan adanya beberapa masalah yang telah ditentukan di atas,

Adapun tujuan penelitian ini adalah membuat model hubungan indikator ENSO dengan curah hujan bulanan dengan metode RSAB di tiga tipe wilayah hujan (tipe monsoon,

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap peningkatan nilai pH, N total dan Mg dd dengan menggunakan mulsa plastik sementara,

Diamati dari prosesnya, kebiasaan belajar memang lebih dominan pada tindakan siswa atau tingkah laku setiap kali melakukan proses pembelajaran secara konsisten, maksudnya

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to,

Jika dihubungkan dengan kebutuhan pakan domba yang dinyatakan Kearl (1982) bahwa untuk kenaikan PBBH sebesar 25 gr/ekor/hari diperlukan konsumsi BK sebesar 360 g, maka pada

Adapun tujuannya adalah untuk menginventarisasi komoditas basis HHBK yang digunakan masyarakat di kawasan PT UDIT, menggali potensi yang berasal dari HHBK tersebut