• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN DESA. Oleh : Dangi Bappeda Kab Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN DESA. Oleh : Dangi Bappeda Kab Cirebon"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

SINERGI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH DAN DESA

Oleh : Dangi

Bappeda Kab Cirebon

(2)

OUTLINE PRESENTASI

• PENDAHULUAN

• TUJUAN PEMBANGUNAN

• PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

• PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

• GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

• PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

• TANTANGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

• SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DAN DESA

(3)

PENDAHULUAN

Nang apa kudu gawe rencana?

Sapa bae sing dadi

lakon?

Arep Mendi parane?

Pirang lawas Jamane sampe ning

tujuan?

Periben carane sampe ning tujuan?

Ning Endi posisie kita sekien kih?

Pengen apa?

Duwe Apa?

Bisa Apa?

....???

(4)

TUJUAN PEMBANGUNAN

• MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN UMUM

(Amanat Pembukaan UUD 1945)

• MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT, PELAYANAN UMUM, DAN DAYA SAING DAERAH

(Amanat UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah)

• MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DESA DAN KUALITAS HIDUP MANUSIA SERTA PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

(Amanat UU 6/2014 tentang Desa)

(5)

Sumber daya manusia

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA PEMBANGUNAN

Sumber daya Alam Sumber daya Seni

dan Budaya

(6)

ENAM KOMPONEN KEBERHASILAN

VISI MISI PROGAM DAN

KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMPIL AN

MOTIVASI DAN INSENTIF

PENGEMBANGAN PERUBAHAN DAN KEBERHASILAN

VISI MISI

PROGAM DAN KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMPI LAN

MOTIVASI DAN INSENTIF

PENGEMBA NGAN TANPA

ARAH

VISI MISI

PROGAM DAN KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMPI L AN

MOTIVASI DAN INSENTIF

PENGEMBAN GAN TERSENDAT-

SENDAT

VISI MISI PROGAM DAN

KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMPIL AN

MOTIVASI DAN INSENTIF

TIDAK EFEKTIF DAN

PEMBORO SAN

VISI MISI

PROGAM DAN KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMPI L AN

MOTIVASI DAN

INSENTIF FRUSTASI

VISI MISI

PROGAM DAN KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETRAMPIL AN

MOTIVASI DAN INSENTIF

PENGEMBA NGAN LAMBAT DAN

TIDAK KOMPETITIF

VISI MISI

PROGAM DAN KEGIATAN

SUMBER DAYA (SDA

DAN SDM)

KETERAMP ILAN

MOTIVASI DAN INSENTIF

KERAGU- RAGUAN

(7)

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH

(8)
(9)

ARSITEKTUR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Mega Thinking

Makro Thinking

Mikro Thinking

(10)

HUBUNGAN KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(11)
(12)
(13)
(14)

VISI

MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN CIREBON YANG AGAMIS, MAJU, ADIL, SINERGI, DAN SEJAHTERA

Misi 1

Meningkatkan kualitas SDM yang berakhlak mulia yang berlandaskan pada pelaksanaan pendidikan agama yang baik

Misi 2

Meningkatkan Pembangunan SDM yang sehat, berbudaya, berilmu dan berketerampilan melalui pembangunan pendidikan,kesehatan dan

kewirausahaan

Misi 3

Mendorong pemerataan pembangunan sektoral dan kewilayahan

Misi 4

Menciptakan sinergi pembangunan antar berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha, akademik dan komuniti)

Misi 5

Mewujudkan standar hidup layak masyarakat melalui pemenuhan hak-hak dasar terutama kebutuhan pokok masyarakat dan penciptaan rasa aman, damai dan

tentram

Misi 6

Mewujudkan tatanan masyarakat dan reformasi sistem birokrasi menuju sistem berbangsa dan bernegara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN CIREBON 2014-2019 (PERDA NO. 4 TAHUN 2015)

(15)

INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Kesejahteraan Masyarakat

Pelayanan Umum

Daya Saing Daerah

Kesejahteraan &

Pemerataan Ekonomi Kesejahteraan

Sosial

Seni Budaya &

Olahraga

Pelayanan Dasar Pelayanan Penunjang

Kemampuan Ekonomi Daerah Fasilitas Wilayah/

Infrastruktur Iklim

Berinvestasi Sumber Daya

Manusia

Aspek

Fokus

Evaluasi Kemampuan

Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKPOD)

ISI DOKUMEN RPJMD

(16)

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

TAHUN 2014-2019

(17)

Program Pembangunan Daerah Penjabaran Misi Ke-1

Misi 1

(4 program)

Program pembinaan lembaga sosial

keagamaan

Program peningkatan

kualitas pendidikan

agama

Program peningkatan

pelayanan kehidupan beragama Program

peningkatan pemahaman

dan pengamalan

agama dan kerukunan umat

beragama

(18)

Program pembangunan penjabaran misi ke-2

Misi 2

(59 program)

Program bidangperpust

akaan

(1 program) Program

bidang pendidikan

(6 program)

Program bidang kebudayaan (4

program)

Program bidnag ketenagaker

jaan (3 program)

Program pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak (4 program ) Program

bidang kepemudaan dan olahraga (8 program) Program

bidang ketransmigra

sian ( 2 program)

Progam bidang pariwisata

(3 program)

Program bidang kesehatan

(19 program)

Program bidang keluarga berencana dan

keluarga sejahtera (9 program)

(19)

Program Pembangunan Penjabaran Misi Ke-3

Misi 3

( 39 program) Program

bidnag pekerjaan

umum (14 program)

Program bidang perbhubungan

(5 program)

Program bidang perumahan

dan pemukiman (6 program) Program

bidang lingkungan

hidup (11 program) Program

bidang penataan

ruang (3 program)

(20)

Program Pembangunan Daerah Penjabaran Misi Ke-4

Misi ke-4

(11 program) Program

bidang pemberdaya

an masyarakat

dan desa (9 program)

Program bidang kerjasama

antar stakeholder (2 program)

(21)

Program Pembangunan Daerah Penjabaran Misi Ke-5

Misi ke-5

(84 program) Program bidang sosial

(11 program)

Progrma bidang pertanian (11

program)

Program bidang kehutanan (4

program)

Program bidang kelautan dan

perikanan (23 program)

Program bidang ketahanan

pangan (1 program) Program

bidang koperasu dan UMKM (5 program) Program

bidang industri (8 program) Program idang

energi dan sumber daya

mineral (3 program) Program bidang penanaman

modal (6 program)

Program bindang perdagangan

(12 program)

(22)

Program Pembangunan Daerah Penjabaran Misi Ke-6

Misi ke-6

(63

program)

Program bidang perencanaan pembangun an

(11 program) Program

bidang komunikasi

dan informatika (4 program)

Program bidang pertanahan

(2 program)

Program bidang pemerintahan umum, administrasi

keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan

persandian (26 program)

Program bidang statistik

(1 program)

Program bidang kearsipan

( 5 program) Program

bidang kesatuan bangsa dan politik dalam

negeri (9 program)

Program bidang kependuduka n dan catatan

sipil (5 program)

(23)

18 PROGRAM UNGGULAN

KEPALA DAERAH Bebas Buta

huruf Al Quran

Bebas Dropout

jenjang pendidikan

dasar dan menengah

Kampung KB

Berkesetaraa n gender dan

anak ceria

Berpres tasi Olah

raga

Bebas Rawan Pangan

Cirebon terang

Fasilitasi Beasiswa 250 master

Klinik agri bisnis

Cirebon sehat (gratis

dan bebas gizi buruk)

Berbuda ya membaca Rumah

sehat dan murah Bebas

Rutilahu Bersih, asri, dan

lestari

Infrastruktur jalan mulus/hotmix/

mantap dan bebas banjir

Bebas pengang

guran

Kampung wirausaha

Kreasi seni, berbudaya,

dan berdimensi

destinasi wisata

(24)

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Cirebon 2014-2019

TARGET INDIKATOR

KINERJA DAERAH

(25)

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN

KERANGKA PENDANAAN

(26)

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013

(Sumber : Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Cirebon)

0 500.000.000.000 1.000.000.000.000 1.500.000.000.000 2.000.000.000.000 2.500.000.000.000

2009 2010 2011 2012 2013

116.095.437.888 139.426.725.461

193.843.221.050

229.992.688.130

250.862.051.310 991.493.640.438

1.045.997.902.137

1.099.402.437.492

1.327.558.618.721

1.488.073.473.884 178.143.443.396

297.950.828.932

487.997.430.170

436.714.005.857

577.089.298.064

PAD DANA PERIMBANGAN LAIN2 PENDAPATAN

(27)

PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH (MILIAR RUPIAH)

No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019 laju (%)

I. PENDAPATAN 2.754,37 3.167,02 3.647,18 4.207,56 4.860,63 5.624,09 15,35

1 Pendapatan Asli Daerah 403,46 459,47 526,38 607,56 704,52 822,19 15,30

a Pajak Daerah 139,83 166,06 199,64 243,4 298,53 369,39 21,44

b Retribusi Daerah 107,52 119,41 132,69 147,52 164,1 182,65 11,18

c Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah

Yang dipisahkan 8,65 9,3 10,1 11,18 12,41 13,84 9,86

d Lain-lain pendapatan daerah yang

sah 147,46 164,7 183,95 205,46 229,48 256,31 11,69

2 Dana Perimbangan 1.590,29 1.802,24 2.043,01 2.316,54 2.627,34 2.980,51 13,39 a Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 81,9 92,32 104,08 117,33 132,27 149,12 12,73

b Dana Alokasi Umum 1.406,86 1.602,10 1.824,42 2.077,60 2.365,92 2.694,24 13,88

c Dana Alokasi Khusus 101,53 107,82 114,51 121,61 129,15 137,15 6,2

3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 760,62 905,31 1077,79 1283,46 1528,77 1821,39 19,08

a Hibah 0 0 0 0 0 0 0

b Dana Darurat 0 0 0 0 0 0 0

c Dana Bagi Hasil Pajak dari propinsi

dan Pemerintah daerah lainnya 183,73 220,5 264,63 317,59 381,15 457,42 20,01

d Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 419,18 503,02 603,62 724,34 869,21 1.043,06 20

e Bantuan Keuangan Dari Propinsi

atau dari Pemerintah daerah lainnya 157,71 181,79 209,54 241,53 278,41 320,91 15,27

(28)

Proyeksi Kontribusi Jenis Pendapatan Terhadap Pendapatan Daerah (%)

Uraian Konstribusi (%)

2014 2015 2016 2017 2018 2019

PAD

14,65 13,10 13,54 14,04 14,49 14,62 Dana

perimbangan

57,74 51,38 52,55 53,53 54,05 53,00 Penerimaan

lainnya yang sah

27,62 35,53 33,91 32,43 31,45 32,39

Total 100 100 100 100 100 100

(29)

KEBIJAKAN ALOKASI ANGGARAN

• Prioritas I  belanja dan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama.

• Prioritas II 

– Program unggulan dalam rangka pencapaian visi dan misi kepala daerah periode 2014-2019. Program tersebut harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki

kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.

– Program prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak luas pada masing-masing segmentasi

masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar dan tugas dan fungsi SKPD.

• Prioritas III 

– Alokasi belanja tidak langsung (belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga)

– Harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

(30)

Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Berdasarkan Jenis Prioritas Tahun Anggaran 2014-2019 (dalam milyar rupiah)

No Jenis Dana

Alokasi

2014 2015 2016 2017 2018 2019

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1 Prioritas I 54,25 1.544,58 47,856 1.745,15 47,626 1.971,92 48,675 2.228,32 47,908 2.518,22 45,962 2.846,00

Belanja Tidak

Langsung 49,66 1.413,68 43,136 1.573,04 40,651 1683,15 39,34 1800,97 36,661 1927,04 33,299 2061,93 Belanja Langsung 4,6 130,9 3,592 131 3,856 159,67 3,854 176,45 3,711 195,04 3,482 215,63

Pengeluaran

Pembiayaan 0 0 0,206 7,5 0,181 7,5 0,164 7,5 0,143 7,5 0,121 7,5

2 Prioritas II 41,03 1.168,01 35,96 1.295,34 37,86 1.573,19 37,72 1.740,31 39,33 2.077,59 42,41 2.638,81

3 Prioritas III 4,72 134,41 15,391 561,259 14,728 609,79 14,086 644,86 13,067 686,85 11,907 737,31

Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Belanja Hibah 1,2 34,16 1,754 63,96 1,185 49,08 1,284 58,8 1,341 70,48 1,366 84,58

Belanja Bagi

Hasil 0,001 0,03 0,005 0,18 0,456 18,88 0,476 21,78 0,479 25,17 0,471 29,17

Belanja Bantuan

Sosial 0,6 17,08 0,29 10,569 0,001 0,04 0,001 0,04 0,001 0,05 0,001 0,06

Belanja Bantuan

Keuangan 2,9 82,56 12,993 473,8 13,067 541,03 12,306 563,37 11,227 590,14 10,05 622,33

Belanja Tidak

Terduga 0,02 0,57 0,35 12,75 0,018 0,76 0,019 0,87 0,019 1,01 0,019 1,17

Total 100 2.847,00 100 3.601,75 100 4.154,90 100 4.613,49 100 5.282,66 100 6.222,12

(31)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

31

(32)

INFORMASIKAN DENGAN BENAR !

MENGAPA UANG DESA

BANYAK ?

DARI MANA SUMBER

NYA?

UNTUK APA?

BAGAIMANA CARA MELAKSANA

KAN ?

APA HAK DAN KEWAJIBAN

RAKYAT?

JANGAN SELALU BICARA UANG DESA BANYAK !!!

(33)

RPJM DESA

DPA APB DESA RKA APB DESA

APB DESA RKP DESA

REALISASI

BUKTI PENERIMAAN/

PENGELUARAN

(34)

JENIS PERENCANAAN DESA

• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa.

• Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes),

merupakan PENJABARAN dari RPJMDes untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKP Desa mulai disusun oleh

pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan.

(35)

KEDUDUKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

• RPJMDes dan RKPDes merupakan SATU-SATUNYA DOKUMEN PERENCANAAN di Desa.

• RPJMDes dan RKPDes merupakan PEDOMAN

PENYUSUNAN APBDes yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

• Perencanaan Pembangunan Desa merupakan SALAH SATU SUMBER MASUKAN dalam perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

(36)

PERUBAHAN

RPJMDes DAN RKPDes

• RPJM Desa dan/atau RKP Desa dapat diubah dalam hal:

a. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang

berkepanjangan; atau

b. Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

• Perubahan RPJM Desa dan/atau RKP dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan

pembangunan Desa dan selanjutnya ditetapkan dengan

peraturan Desa.

(37)

MUSYAWARAH DESA

• Forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk

memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa meliputi :

– Penataan Desa;

– PERENCANAAN DESA;

– Kerja sama Desa;

– Rencana investasi yang masuk ke Desa;

– Pembentukan BUM Desa;

– Penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan – Kejadian luar biasa.

• Musyawarah Desa dibiayai dari APBDes.

(38)

• Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa, pemerintah desa WAJIB menyelenggarakan

musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes).

• Musyawarah desa paling lambat dilaksanakan pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.

• Musrenbangdes menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa

• Sumber dana :

– APBDes

– Swadaya masyarakat Desa,

– APBD Kabupaten/Kota/Prov

– APBN

(39)

RUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

• Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa yang meliputi:

– Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;

– Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis sumber daya lokal yang

tersedia;

– Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;

– Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan

– Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat

desa berdasarkan kebutuhan masyarakat desa.

(40)

PEMBANGUNAN DESA BERHUBUNGAN DENGAN KEWENANGAN

• Kewenangan Desa meliputi:

a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;

b. Kewenangan lokal berskala desa;

c. Kewenangan yang ditugaskan oleh

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

• Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

• Penugasan disertai biaya dan diurus oleh desa.

• Penyelenggaraan pemerintahan Desa,

• Pelaksanaan

pembangunan Desa,

• Pembinaan

kemasyarakatan Desa dan

• Pemberdayaan

masyarakat Desa.

(41)

• Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan Desa pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah

kabupaten/kota.

• Dalam rangka mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa,

dan/atau pihak ketiga.

• Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi

pendampingan di wilayahnya.

(42)

PENYUSUNAN RKP DESA

• Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa.

• Hasil musyawarah Desa menjadi pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa.

• Pemerintah desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa.

• RKP Desa disusun oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi dari pemerintah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

• RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah desa pada bulan Juli dan

ditetapkan dengan peraturan desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.

• RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.

• Data dan informasi diterima kepala Desa dari kabupaten/kota paling

lambat bulan Juli setiap tahun berjalan.

(43)

Tim Penyusun RKP Des melakukan pencermatan pagu indikatif desa meliputi:

– Rencana dana desa yang bersumber dari APBN;

– Rencana alokasi dana desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota;

– Rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; dan – Rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi

dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota.

• Tim penyusun RKP Desa melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke Desa meliputi:

– Rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;

– Rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

– Hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD kabupaten/kota.

• Hasil pencermatan dituangkan ke dalam format pagu indikatif Desa.

• Hasil penyelarasan dituangkan ke dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa.

• Berdasarkan hasil pencermatan tim penyusun RKP Desa menyusun rencana

pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan dalam rancangan RKP

Desa.

(44)

• Penyusunan rancangan RKP Desa berpedoman kepada:

a. Hasil kesepakatan musyawarah desa;

b. Pagu indikatif desa;

c. Pendapatan asli desa;

d. Rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota;

e. Jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;

f. Hasil pencermatan ulang dokumen RPJM desa;

g. Hasil kesepakatan kerjasama antar desa; dan

h. Hasil kesepakatan kerjasama desa dengan pihak ketiga.

(45)

PERUBAHAN RKP Des

• RKP Desa dapat diubah dalam hal:

a. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau b. Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

• Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus, kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan terkait dengan kejadian khusus;

b. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP desa yang terkena dampak terjadinya peristiwa khusus;

c. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB;

d. Menyusun rancangan RKP desa perubahan.

(46)

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA

• Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa meliputi:

a. Pembangunan desa berskala lokal desa; dan

b. Pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke desa.

• Pelaksanaan pembangunan desa yang berskala lokal dikelola melalui swakelola desa, kerjasama antar desa dan/atau kerjasama desa dengan pihak ketiga.

• Kepala Desa mengoordinasikan persiapan dan

pelaksanaan pembangunan desa terhitung sejak

ditetapkan APBDesa.

(47)

• Pembangunan Desa yang bersumber dari program sektoral dan/atau program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

• Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa, program sektor dan/atau program daerah di Desa dicatat dalam APB Desa.

• Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah didelegasikan kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk mengurus.

• Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD.

• Apabila musyawarah Desa tidak menyepakati teknis pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah, kepala Desa dapat

mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai dasar pertimbangan keberatan dimaksud.

• Kepala Desa menyampaikan keberatan kepada bupati/walikota melalui

camat.

(48)

APBDes

• Struktur APBDes terdiri dari :

– Pendapatan Desa – Belanja Desa

– Pembiayaan Desa.

• Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

• Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan oleh kepala Desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

• Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang APB Desa kepada camat atau sebutan lain.

• Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat

tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan.

(49)

PENDAPATAN DESA

• Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa;

• Alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara;

• Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah

kabupaten/kota; (paling sedikit 10% dari pajak dan retribusi daerah)

• Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota; (paling sedikit 10% dari dana

perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus)

• Bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota;

• Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

• Lain-lain pendapatan desa yang sah.

(50)

BELANJA DESA

• Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah.

• Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa didanai oleh APB Desa.

• Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh APBN dan APBD

(kab/kota/prov).

• Penyelenggaraan kewenangan desa yang ditugaskan oleh

Pemerintah didanai oleh APBN. Dana APBN dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

• Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh

pemerintah daerah didanai oleh APBD.

(51)

• Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kabupaten/kota dapat memberikan bantuan keuangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota kepada Desa.

• Bantuan keuangan dapat bersifat umum dan khusus.

• Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Desa penerima bantuan dalam rangka membantu

pelaksanaan tugas pemerintah daerah di Desa.

• Bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatan

pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat.

(52)

TANTANGAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(53)

• Dinamika sosial ekonomi global (MEA, MSDGs)

• Dinamika regulasi pemerintahan yang

berpengaruh pada pembagian kewenangan dan jangkauan layanan

• Dinamika tuntutan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan

(54)

SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH DAN DESA

(55)

SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa SESUAI DENGAN

KEWENANGANNYA dengan MENGACU pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.

(56)

PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

KABUPATEN/KOTA

• Penyelarasan arah kebijakan dilakukan untuk

mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa.

• Penyelarasan arah kebijakan dilakukan dengan

mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.

• Informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi:

a) Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;

b) Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;

c) Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;

d) Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan

e) Rencana pembangunan kawasan perdesaan.

(57)

• Kegiatan penyelarasan dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan

pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke Desa.

• Rencana program dan kegiatan dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa,

pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

• Hasil pendataan dan pemilahan dituangkan dalam format data rencana program dan kegiatan

pembangunan yang akan masuk ke Desa.

• Data rencana program dan kegiatan menjadi lampiran

hasil pengkajian keadaan Desa.

(58)

SINERGI PROSES/ALUR

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

musdus musdus

Penjaringan Masalah dan

Potensi

Lokarya

desa Musdes Musyawarah

BPD

PERDES RPJMD

Lokakarya

desa Musdes RKP Desa PerDes

Musdes

Musyawarah BPD

APB Desa Perubahan

APB Desa Perhitungan

APB Desa

PELAKSANAAN APB Desa

LKPJ KADES

MUSREN

CAM RPTK

FORUM SKPD

RENJA SKPD

MUSREN

KAB RKPD

KU APBD

PPA S

PERDA

APBD KAB. CIREBON SKALA DESA

Penyusunan draf APB Desa

SKALA KABUPATEN

RAPBD SIDANG

DPRD KAB CIREBON PENGELOMPOKAN

SEJARAH DESA VISI MISI ANALISIS SKORING

58

(59)

SINERGI PROSES TEKNOKRATIK DAN POLITIK DALAM PENGANGGARAN TAHUNAN

Jan

59

Juli

Musrenbang Desa/kel

Feb Apr Mei Jun Agt Sept Okt Nov Des

Musrenbang Kecamatan

Forum SKPD Rancangan Renja

SKPD

Musrenbang RKPD Kab/Kota

Musrenbang PROV Rancangan RKPD

Prov/Kab/Kota

Musrenbang NAS

RKPD P/K/K/Desa RKP (PP 20/2004)

RKA-SKPD

RAPBD

Rancangan Interim RKP (PP 40/2006)

Sumber : Permendagri No 54 Tahun 2010 Mrt

PROSES TEKNOKRATIK DOMINAN

Renja SKPD KUA/PPAS

APBD

Reses DPRD 1 Reses DPRD 2

Reses DPRD 3

(60)

EVOLUSI PROSES SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH dan DESA

E-book

(61)

• Dangi

• Cirebon, 01 November 1973

• Magister Perencanaan Kota dan Daerah-UGM Yogyakarta

• Master Program in Urban Management and Development (UMD) IHS-Erasmus University Rotterdam-The Netherlands

• Bidang Statistik dan Litbang Bappeda Kab Cirebon

• Email : dangi_nab@yahoo.com

• Fb : dangi dangi

• Hp : 081312483409

• PIN BB : 529ef464

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh temuan bahwa variabel kompetensi dan disiplin kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh pergantian manajemen, ukuran

Berkaitan dengan studi evaluasi implementasi kurikulum 2013 dengan menggunakan evaluasi model CIPP, dengan adanya beberapa masalah yang telah ditentukan di atas,

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap peningkatan nilai pH, N total dan Mg dd dengan menggunakan mulsa plastik sementara,

Diamati dari prosesnya, kebiasaan belajar memang lebih dominan pada tindakan siswa atau tingkah laku setiap kali melakukan proses pembelajaran secara konsisten, maksudnya

Pada pengujian variasi jumlah term yang digunakan untuk proses klasifikasi berbanding lurus dengan hasil akurasi, dimana semakin sedikit jumlah term yang digunakan

Hal yang sebaliknya terjadi para era reformasi, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberikan ruang gerak pada dunia pers, dan SIUPP dihapuskan.Tapi pada

Padahal perusahaan yang melakukan investasi utamanya dalam bentuk asset tidak berwujud, seperti aktivitas penelitian dan pengembangan, akan mampu menciptakan daya saing