• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Ortodonti - Perbandingan Indeks Plak Pengguna Pesawat Ortodonti Cekat pada Murid SMA Swasta Harapan 1 dan SMA Negeri 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Ortodonti - Perbandingan Indeks Plak Pengguna Pesawat Ortodonti Cekat pada Murid SMA Swasta Harapan 1 dan SMA Negeri 1 Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan Ortodonti

Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi estetika dan fungsi gigi menjadi optimal. Perawatan ortodonti tidak hanya memperbaiki susunan gigi-geligi, tetapi dalam kasus-kasus tertentu mempunyai dampak yang besar terhadap penampilan wajah seseorang. Susunan gigi-geligi yang baik juga dapat menyebabkan standar kebersihan mulut menjadi lebih baik dan mencegah terjadinya gangguan pada TMJ.3 Terdapat dua perawatan ortodonti yaitu pemakaian pesawat ortodonti lepasan dan pemakaian pesawat ortodonti cekat.

2.1.1 Pengertian Pesawat Ortodonti Cekat

(2)

Gambar 1. Pesawat Ortodonti Cekat.7

2.1.2 Piranti Pesawat Ortodonti Cekat

Piranti pesawat ortodonti cekat terdiri dari braket, band, archwire, elastik, o ring dan power chain.2

2.1.2.1 Braket

Braket merupakan piranti pesawat ortodonti cekat yang melekat dan terpasang mati pada gigi, dimana braket berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-gigi. Braket memberikan titik perlekatan pada mahkota gigi, sehingga archwire dan asesorinya dapat memberi pengaruh terhadap posisi gigi. Braket harus

ditempel dengan kuat pada gigi, baik dengan perlekatan langsung atau dengan bantuan band baja antikarat yang dilas ke braket.25

(3)

Berikut pembahasan mengenai tipe braket pada pesawat ortodonti cekat.25 a. Braket Logam

Braket logam dibuat dari baja antikarat dengan mengecor dan memakai mesin agar didapat hasil yang tepat.

b. Braket Transparan (Braket Keramik)

Braket transparan terbuat dari kristal besar tunggal dengan mesin maupun dari bubuk polikristalin dengan proses “injection moulding”. Braket ini tahan terhadap distorsi maupun perubahan warna, tetapi mempunyai sejumlah kekurangan jika dibandingkan dengan braket logam, seperti rapuh, mudah patah, dan lebih mahal.

c. Braket Lingual

Braket lingual adalah braket yang direkatkan ke permukaan lingual gigi. Bentangan antar braket menjadi berkurang dibandingkan dengan braket logam dan braket keramik. Diperlukan desain khusus untuk penggunaan braket lingual ini, dalam mekanismenya sebisa mungkin harus menghindari terjadinya iritasi pada lidah dan jaringan di sekitarnya. Kesulitan dalam pengaturan posisi braket yang akurat membuat teknik perekatan tidak langsung sangat diperlukan sehingga demikian dukungan laboratorium sangat vital. Braket lingual memiliki beberapa kekurangan yaitu hasilnya kurang baik, diperlukan waktu kontrol yang lama, jumlah waktu perawatan secara kronologis lebih lama, pasien lebih tidak nyaman, dan braket lingual cenderung mudah lepas.

2.1.2.2 Band

Band merupakan piranti pesawat ortodonti cekat yang terbuat dari baja

(4)

2.1.2.3 Archwire

Archwire merupakan piranti pesawat ortodonti cekat dimana sifat archwire

tergantung pada diameter kawat, komposisi kawat, panjang dan bentuk bentangan antar braket, lebar braket, serta gesekan antar kawat dan alur braket. Archwire selalu mengalami perubahan selama masa perawatan. Setiap perubahan archwire akan menuntun gerakan gigi sampai mendapatkan posisi gigi yang ideal.

2.1.2.4 Elastik

Elastik adalah piranti pesawat ortodonti cekat yang dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti. Cincin lateks elastik tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Lateks elastik ini memiliki kelebihan yaitu dapat diganti oleh pasien setiap hari sehingga dapat mempertahankan gaya konstan yang layak. Elastik harus dipakai terus-menerus, kecuali jika dipakai saat pembersihan gigi.25

Benang elastik berfungsi untuk menutup ruang dan selama tahap awal yang berkaitan dengan gigi yang menyimpang parah, sebelum dapat dikaitkan langsung ke dalam archwirenya. Benang dapat putus dan tidak dapat diganti oleh pasien.25

Rantai elastik berguna untuk mengaitkan sejumlah gigi ke archwire dan mempertahankan ke dalam kontak. Sering terjadi resiko dalam mengaplikasikan gaya yang berlebihan dan idealnya dipakai suatu pengukur ketegangan untuk memastikan bahwa besar gaya yang diaplikasikan telah sesuai.25

2.1.2.5 O Ring

O ring adalah pengikat elastik yang digunakan untuk merekatkan archwire ke

(5)

2.1.2.6 Power Chain

Terbuat dari bahan elastik yang sama dengan o ring elastik. Power chain berupa ikatan mata rantai. Power chain ditempatkan pada gigi, bentuknya seperti pita yang tersambung dari satu gigi ke gigi yang lain. Power chain berfungsi untuk menutup celah antar gigi. Power chain memberi kekuatan yang lebih dan menggerakkan gigi lebih cepat. Terkadang power chain tetap aktif meskipun celah telah tertutup, hal ini berfungsi untuk memastikan tidak terjadi relaps.25

2.2 Plak Gigi

Penggunaan pesawat ortodonti cekat memiliki komponen dan desain yang berdampak terhadap kebersihan rongga mulut. Salah satu dampak penggunaan pesawat ortodonti cekat adalah mempermudah pembentukan plak gigi.

2.2.1 Pengertian Plak Gigi

(6)

Gambar 2. Plak gigi dengan pewarnaan disclosing solution.26

2.2.2 Klasifikasi dan Komposisi Plak Gigi

Plak gigi diklasifikasikan menjadi dua katagori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan di atas margin gingiva atau berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak supragingiva umumnya ditemukan di sepertiga gingival mahkota gigi, area inter-proximal, dan area pit fisura. Plak subgingiva ditemukan di bawah margin gingiva, terletak antara jaringan gigi dan jaringan surkular gingiva.19

(7)

2.2.3 Pembentukan Plak Gigi

Pola pengembangan plak mencakup tiga fase:19 1. Perlekatan bakteri pada permukaan padat gigi 2. Pembentukan mikro koloni pada permukaan gigi 3. Pematangan plak subgingiva

Pembentukan plak diawali dengan fase pembentukan pelikel, yaitu selapis tipis bakteri yang terbentuk dalam beberapa menit di permukaan gigi yang bersih. Selanjutnya dalam beberapa jam terjadi perlekatan dimana bakteri melekat pada pelikel dan lapisan lendir terbentuk di sekitar perlekatan bakteri tersebut. Selanjutnya terbentuk plak supragingiva muda yang terdiri dari bakteri berbentuk batang dan kokus gram positif, serta beberapa bakteri berbentuk batang dan kokus gram negatif. Pada plak supragingiva tua terdapat peningkatan presentasi bakteri anaerob gram negatif. Plak supra gingival dapat berkembang menjadi pembentukan plak subgingiva yang kebanyakan terdapat bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram negatif berbentuk batang dan kokus.19

Bakteri melekat pada gigi dibantu oleh mukus. Lapisan mukus ini bening dan sangat tipis, sehingga terkadang tidak disadari bahwa mukus telah dipenuhi oleh bakteri dan telah menjelma menjadi plak gigi. Adanya plak pada gigi mempermudah melekatnya sisa makanan. Sisa makanan yang menempel pada plak gigi adalah energi bagi bakteri di mulut untuk menciptakan lubang gigi.17 Terdapat berbagai tipe bakteri yang hidup di dalam rongga mulut, beberapa diantaranya mempunyai kemampuan membentuk koloni pada permukaan gigi dan membentuk plak secara berkesinambungan. Plak yang tipis dapat berada pada daerah pit dan fisura gigi, permukaan licin mahkota gigi, daerah permukaan interproksimal, pada permukaan restorasi gigi, serta pada mahkota tiruan. 12, 14-15

(8)

golongan Streptokokus, seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, dan Lactobacillus. Organisme-organisme tersebut tidak hanya memproduksi asam organik secara cepat dari refined carbohydrates yang dikenal sebagai asidogenik, mereka juga mempunyai kemampuan menghasilkan suasana asam tinggi yang disebut sebagai “asidurik”. Streptococcus sobrinus merupakan produsen asam paling cepat. Lactobacillus adalah mikroorganisme yang secara khusus dikenal sebagai

penyumbang suasana asam dan merupakan salah satu organisme penyebab karies dentin. Polisakarida yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya merupakan penyumbang perlekatan pada gigi melalui pelikel dan akan menyebabkan metabolisme karbohidrat oleh bakteri pada saat sumber diet telah mencapai kejenuhan.13,20-22

Metabolisme bakteri dari refined carbohydrate dengan tingkat yang tinggi pada plak di permukaan gigi dapat menyebabkan penurunan pH sebanyak 2 - 4 poin. Derajat penurunan pH tergantung pada ketebalan plak, jumlah dan gabungan bakteria yang terdapat pada plak, serta efisiensi kemampuan buffer saliva. Pemulihan pH pada kondisi normal berlangsung dalam waktu 20 menit dan pada beberapa pasien dapat berlangsung hingga beberapa jam. Semakin lama pemulihan pH menuju kodisi normal, semakin besar kemungkinan terjadi karies gigi. Aliran saliva yang sangat tinggi dapat mengembalikan pH sampai sisa makanan benar-benar telah hilang dalam rongga mulut.13

(9)

2.3 Indeks Plak

Banyak indeks yang dapat digunakan untuk mengukur indeks plak, diantaranya adalah indeks plak oleh Loe and Silness, indeks plak oleh O’Leary, indeks Plaque Formation Rate (PFRI), indeks Oral Hygiene dan indeks Oral Higiene Simplified (OHI dan OHIS), indeks Oral Rating (ORI), indeks Patient Hygiene Performance (PHP) oleh Podshadley and Haley, dan Personal Hygiene Performance-Modified (PHP-M) oleh Martin dan Meskin.14

Indeks plak oleh Loe and Silness tahun 1964 diindikasikan untuk mengukur skor plak berdasarkan lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat dengan margin gingival. Indeks plak Loe and Silness dapat dilakukan dengan menggunakan larutan pewarna yang dioleskan ke seluruh permukaan gigi dan kemudian diperiksa pada empat permukaan gigi, yaitu permukaan mesial, distal, lingual, dan fasial. Selanjutnya skor dihitung, bila skor berkisar 0 - 1 dikategorikan baik, 1,1 - 1,2 sedang, dan 2,1 - 3 buruk.14

Tabel 1. Kriteria penilaian indeks plak Loe and Silness.14

KODE KRITERIA

0 Tidak ada plak pada gingiva

1 Dijumpai lapisan tipis plak yang melekat pada margin gingival di daerah yang berbatasan dengan gigi tetangga.

2 Dijumpai tumpukan sedang deposit lunak pada saku gingival dan pada margin gingival dan atau pada permukaan gigi tetangga yang dapat dilihat langsung.

3 Terdapat deposit lunak yang banyak pada saku gusi dan atau pada margin dan permukaan gigi tetangga.

(10)

11, 26, 36, 31, dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang diperiksa permukaan bukalnya, sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan skor debris dan skor kalkulus. Skor 0 - 1,2 dikategorikan baik, 1,3 - 3,0 kategori sedang dan 3,1 - 6 kategori buruk.14

Tabel 2. Cara pemberian skor untuk OHI dan OHIS.14 1. Skor Debris

KODE KRITERIA

0 Tidak ada debris atau stein

1 Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya stein ekstrinsik tanpa debris pada daerah tersebut.

2 Debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan gigi 3 Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

2. Skor Kalkulus

KODE KRITERIA

0 Tidak ada kalkulus

1 Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi yang terkena

2 Kalkulus supra gingival menutupi lebih dari 1/3 tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena. Adanya kalkulus subgingiva berupa flek di sekeliling gigi.

3 Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena. Adanya kalkulus subgingiva berupa pita yang tidak terputus di sekeliling leher gigi.

(11)

Performance-Modified (PHP-M) adalah indeks plak yang diindikasikan untuk

pengguna pesawat ortodonti cekat.1

Indeks Personal Hygiene Performance-Modified (PHP-M) dari Martin dan Meskin tahun 1972, merupakan indeks yang telah dimodifikasi dari Personal Hygiene Index (PHP) dari Podshadley dan Haley tahun 1968. Indeks PHP-M

digunakan untuk mengukur plak pada pengguna pesawat ortodonti cekat. Pemeriksaan plak menggunakan indeks PHP-M dibantu dengan mengoleskan disclosing solution. Gigi yang dilakukan pemeriksaan pada metode PHP-M ini adalah

gigi insisivus sentralis kanan atas, kaninus kiri atas, premolar dua kiri atas, insisivus sentralis kiri bawah, kaninus kanan bawah, premolar dua kanan bawah.1, 13-14 Pada bagian yang terdapat plak diberi skor 1, daerah yang tidak ada plak diberi skor 0. Daerah yang terdapat braket tidak dihitung. Selanjutnya skor indeks plak dihitung dengan cara jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah seluruh permukaan gigi yang diperiksa.1

(12)

Tabel 3. Kategori status kebersihan mulut berdasarkan indeks plak.4

2.4 Hubungan Pesawat Ortodonti Cekat dan Pembentukan Plak

Pesawat ortodonti cekat adalah perawatan yang digunakan untuk mengembalikan posisi gigi agar berfungsi secara optimal dan mencapai fungsi estetika. Perawatan menggunakan pesawat ortodonti cekat membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga tiap pasien yang menjalani perawatan harus memberikan perhatian yang lebih terhadap kebersihan mulut. Pesawat ortodonti cekat mengakibatkan akumulasi plak yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah mikroba menjadi meningkat dan perubahan komposisi dari mikrobial. Hal ini disebabkan karena pesawat ortodonti cekat memiliki desain yang rumit sehingga menyulitkan dalam pembersihan gigi.1

Plak yang menumpuk menyebabkan terjadinya karies gigi dan gingivitis yang selanjutnya dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada jaringan periodontal. Penggunaan pesawat ortodonti cekat juga meningkatkan terjadinya traumatik ulser yang diakibatkan oleh komponen pesawat ortodonti cekat. Iritasi oral dan ulser biasanya terjadi di sekitar braket, clasp, dan band. Traumatik ulser tersebut menyebabkan pengguna pesawat ortodonti cekat menjadi malas untuk membersihkan gigi dan mulut karena sakit yang ditimbulkannya. Apabila dibiarkan dapat menyebabkan peningkatan jumlah plak.1

(13)

kesadaran untuk menjaga kebersihan mulut dan kurang mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan oleh plak yang menumpuk. Metode untuk menjaga kebersihan rongga mulut yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan kepada pasien saat pemasangan pesawat ortodonti cekat. Instruksi dalam menjaga kebersihan rongga mulut juga harus diberikan selama perawatan pada saat kunjungan berkala.5

Selama perawatan pasien juga dianjurkan untuk memeriksakan kondisi periodontal agar penyakit periodontal dapat terdeteksi sedini mungkin. Selama perawatan menggunakan pesawat ortodonti cekat perlu dilakukan tindakan pencegahan penumpukan plak sehingga didapatkan kebersihan rongga mulut yang baik. Beberapa tindakan pencegahan penumpukan plak dapat dilakukan, seperti menyikat gigi secara teratur, berkumur, dan kontrol berkala ke dokter gigi. Kontrol berkala saat perawatan ortodonti mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit periodonsium. Kebersihan rongga mulut ini menjadi tanggung jawab pasien, orang tua, dan dokter gigi. Dokter gigi harus memotivasi dan memberikan instruksi untuk menjaga kebersihan mulut. Data terbaru menyatakan bahwa individu yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga kebersihan rongga mulut mempunyai dampak yang lebih baik terhadap penyakit periodontal.24

2.5 Remaja

(14)

menyelidiki masa remaja dalam relasi antara umur dengan berbagai tingkah laku karakteristik, seperti perkembangan emosi, kepribadian, dan intelektual.6

Secara umum masa remaja atau adolesen adalah salah satu fase perkembangan hidup manusia ketika seorang individu yang belum dewasa dalam umur belasan tahun mencapai kulminasi pertumbuhan jasmani dan mental. Masa remaja juga dikatakan sebagai masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar umur 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada umur 18 hingga 21 tahun.5-6

Secara biologis dan kimiawi, pada masa remaja mulai tumbuh fungsi dari alat kelamin, yaitu mulai mengeluarkan kelenjar-kelenjar kelamin (hormon genitalia) yang mereproduksikan jenisnya. Pada masa remaja mulai tumbuh pubes, yaitu rambut-rambut tanda kedewasaan, misalnya kumis dan rambut genetalia. Oleh karena itu, masa itu disebut pubertas. Perubahan hormonal yang terjadi pada masa remaja bertanggung jawab atas sebagian naik turunnya emosi remaja.5-6

Secara psikologi, oleh karena pertumbuhan dan perkembangan mental serta pengaruh hormon genetalia terhadap jasmani dan rohani, maka tingkah laku remaja bukan lagi sebagai anak-anak, akan tetapi sudah mengarah kepada tingkah laku orang dewasa. Secara sosiokultural, anak remaja mulai mengenal, menemukan dan dikenalkan kepada norma-norma atau nilai hidup orang dewasa serta belajar dan diajar untuk melaksanakannya. Anak remaja mencari dan diberi posisi atau status sosial dalam masyarakat. Perkembangan masa remaja tidaklah sama karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti etnis, budaya, sejarah, gender, sosial-ekonomi, dan gaya hidup yang bervariasi.5-6

Berikut adalah karakteristik remaja antara lain:5-6,8

(15)

2. Anak remaja membutuhkan, menemukan, dan mencari status sosialnya. Anak remaja sudah mempunyai idaman status sosial dalam masyarakatnya. Erikson tahun 1968 menyatakan gagasan tentang pembentukan identitas selama masa remaja. Remaja dinilai sebagai individu yang sedang mencari siapa diri mereka dan mencari tempat di dunia ini.

3. Adanya relasi dan interaksi dalam kelompok sehingga muncul perhatian terhadap lawan jenis. Oleh karena itu ada keinginan untuk menarik lawan jenis yang ia suka, salah satunya dengan memerhatikan penampilan. Pada masa ini juga timbul kesadaran akan penilaian terhadap dirinya.

(16)
(17)

2.8 KERANGKA KONSEP

- Pendidikan Orang tua - Pendapatan Orang tua - Kontrol rutin ke dokter gigi - Jenis sikat gigi

Gambar

Gambar 1. Pesawat Ortodonti Cekat.7
Gambar 2. Plak gigi dengan pewarnaan      disclosing solution.26
Tabel 1. Kriteria penilaian indeks plak Loe and Silness.14
Tabel 2. Cara pemberian skor untuk OHI dan OHIS.14
+3

Referensi

Dokumen terkait

Timidin adalah bagian dari DNA, tetapi tidak terdapat dalam RNA; dengan demikian ganggua metabolism timidin secara spesifik mempengaruhi DNA sedangkan produksi RNA

Pada data primer hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami reaksi sibling rivalry dalam kategori ringan dan kategori berat tersebut pada umumnya

Program Haji Furoda yang dijalalankan EL-SAPRAM Tour & Travel berizin dan para calon jamaah dipastikan terdaftar dengan jaminan cashback 100% jika pengajuan visa ditolak

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus II yang hasilnya

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional

Riau Aceh Papua Barat Riau Maluku Sulut DKI Jakarta Sumut Kalsel Kaltara Sumbar Kalteng Sulsel Jawa Tengah Lampung Sumsel Kalbar Jawa Timur Maluku Utara Jambi NTB Papua Sulbar

Judul buku : Salah Asuhan Nama pengarang : Abdoel Moeis Penerbit : Balai Pustaka Ketebalan : 273

rata-rata hasil belajar matematika peserta didik untuk kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi dari pada hasil