• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Laoratorium Dan Hematopoiesis Penga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Laoratorium Dan Hematopoiesis Penga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Laoratorium Hematopoiesis Pengambilan langsung sempel sumsum tulang

Elemen elemen aktivitas hematopoitik dapat dievaluasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah sumsum tulang yang fungsional paling mudah ditentukan dengan evaluasi mikroskofik langsung fungsi sum sum tulang juga dapat ditentukan oleh pelabelan sel dengan unsur penjejak (tracer) radioisotop spesifik, yang akan terserap kedalam prekursor eritroit. Dengan cara ini, pemakaian besi radio aktif dapat digunakan untuk meefaluasi produksi hemoglobin dan tempat eritropoisis. Unsur unsure penjejak lain dapat digunakan untuk menentukan jumlah dan distribusi aktifitas sumsum tulang (indium atau teknetium) atau kelangsungan hidup sel darah merah (kromium dan indium).

Aspirasi Dan Biopsi Sumsum Tulang

Pemeriksaan mikroskopik aspirat jaringan sumsum tulang biasanya adalah metode yang paling sederhana untuk menilai jumlah sumsum tulang dan sifat pertumbuhan dan pematangan sel. Aspirat sumsum tulang dilakukan dengan memasukan sebuah jarum melalui lapisan tulang luar ke dalam rongga sumsum dam menyedot sampel getah sumsum untuk pemeriksaan. Tempat untuk aspirasi sumsum tulang adalah Krista iliaka posterior pada panggul, sternum dan Krista iliaka anterior. Pada anak, bagian proksimal tibia dapat digunakan.

(2)

Biopsi Sumsuum Tulang

Pada pemeriksaan ini, sebuah jarum dimasukan melalui bagian luar (korteks) dan trokar bagian dalam dikeluarkan sehingga terbentuk lubang berongga. Sepotong kecil tulang dibevel dengan melakukan pemotongan dan pemutaran kedalam jaringan tulang. Spesimen kemudian dihancurkan dan dikeluarkan. Spesimen diletakan dalam larutan fiksasi histologi dan dikirim ke laboratorium histologi. Biopsi sumsum tulang biasanya dilakukan dari krista ilika karena bagian ini memiliki luas luas permukaan yang besar pada mana dapat dilakukan core biopsy.

Secara umum, aspirat sumsum tulang memberikan informasi penting mengenai detil sitologik dan morfologik, sedangkan biopsi sumsum tulang memberikan informasi penting mengenai struktur tulang dan hubungan berbagai sel satu dengan yang lain dan dengan unsure jaringan ikat. Secra khusus, selularitas sumsum tulang, elemen sel yang abnormal, kanker metastasis, dan jaringan parut fibrosa paling baik dinilai dengan biopsi sumsum tulang.

Untuk aspirasi maupun biopsy, teknik aseptic yang teliti merupakan keharusan karena agen infeksiosa dapat masuk ke dalamsumsum tulang dan dengan cepat mencapai sirkulasi keseluruhan. Kulit dan jaringan sibkutis dianestesi dengan anestetik lokal, yang juga diinfiltrasikan ke dalam tulang periosteum. Walaupun sudah dilakukan infiltrasi anastetik local yang adekuat, aspirasi biasanya menimbulkan nyeri karna kisi kisi sumsum tulang tidak dapat dianestesi. Bagian ini sangat peka terhadap tekanan, dan penyedotan akan menimbulkan nyeri. Nyeri pada penyedotan dan aspirasi adalah fenomena normal, dan ketiadaan nyeri kadang-kadang mengisyaratkan adanya penyakit sumsum tulang infiltratif.

(3)

Selularitas Sumsum tulang dan Rasio Mieloid:Eritroit

Selularitas sumsum tulang, hubungan atar sel-selhematopoietik yang sedang berkembang dan ruang lemak didalam sumsum tulang, berada dalam proporsi yang relatif tetap. Dalam keadaan normal, rasio sel-sel sumsum tulang terhadap sumsum tulang adalah antara 1:1 dan 2:1. Rasio sel terhadap lemak yang lebih besar daripada 2:1 disebut hiperselularitas. Hal ini dapat terjadi apabila salah satu atau semua elemen sumsum tulang terdapat dalam jumlah berlebihan. Jenis sel yang terdapat dalam jumlah banyak dapat memberikan petunjuk penting mengenai mekanisme anemia atau kelainan leukosit.

Walaupun darah yang beredar mengandung 500 sampai 1000 kali lebih banyak sel darah merah dari pada sel darah putih (5 juta sel darah merah/mikroliter dibandingkan 5000 sampai 10.000 sel darah putih/mikroliter) namun jumlah sel darah putih berinti di sumsum tulang melebihi sel darah merah berinti dengan perbandingan sebesar 3:1. Hal ini disebut rasio mieloid:eritroid atau M:E. banyak factor berpperan menyembabkan ketidak seimbangan ini:

 Sel darah merah memerlukan waktu 5 sampai 6 hari di sumsum tulang, tetapi inti sel menghilangsetelah 2 sampai 3 hari. Sel darah merah matang masuk ke sirkulasi secara cepat, bahkan sebelum proses pematangan terkhir selesai. Sel darah merah tetap berada dalam sirkulasi selama sekitar 120 hari sebelum mengalami penuaan dan dihancurkan.

 Sel granulositik berinti banyak terdapat di sumsum tulang karena granulosit memiliki inti sel yang jelas tampak 5 sampai 7 hari perkembangannya di sumsum tulang, dan banyak sel matang tetap berada di dalam sumsum tulang sebagai kompartemen simpanan.

 Secara rata-rata, granulosit menghabiskan waktu 7 sampai 24 jam di dalam sirkulasi sementara rentang masa hidup totalnya hanya 9 sampai 15 hari.

Table hitung jenis sel berinti di sumsum tulang

Rentang nilai rerata

Meiloblas 0,3-2,0

Promielosit 1,4-5,0

Mielosit 4,2-8,9

(4)

Batang 13,0-24,0

Kombinasi pertukaran granulosit yang tinggi, persistensi inti sel, dan menetapkan sel-sel matang di dalam sumsum tulang menyebabkan turunnya myeloid ini adalah bentuk berinti yang predominan di sumsum tulang. Rasio M: E normal adalah 2:1 sampai 3,5:1

Factor lain yang esensial untuk sintesis hemoglobin Vitamin B12 dan asam folat

Vitamin B12 terdiri dari sebuah cincin porfirin yang melekat pada sebuah basa nukleotida. Cincin porfirin sangat mirip dengan hem, kecuali bahwa besi diganti oleh kobalt. Metabolism vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat (asam pteiroilglutamat) berperan penting dalam sintesis dan pertukaran antar molekul pragmen 1-dan 2-karbon. Reaksi-reaksi ini mempengaruhi sintesis purin dan pirimidin, sehingga mempengaruhi sintesis DNA. Keadaan defisiensi menyebabkan gangguan produksi DNA, kelainan perkembangan inti sel dan sitoplasma, dan pembentukan sel megaloblastik yang besar dan dismatur.

Metabolism vitamin B12 dan Asam folat

(5)

terminal. Factor intrinsic adalah suatu glikoprotein bivalen yang cenderung mengikat vitamin B12 dan reseptor di sel-sel ileum terminal.karena vitamin B12 banyak terdapat di alam, defisiensi sebagian besar disebabkan oleh malabsorpsi atau defisiensi factor intrinsic. Setelah penyerapan, B12 diangkut oleh protein plasma yang disebut transkobalamin.terdapat 3 jenis transkobalamin, yang disebut transkobalamin I,II,III. Transkobalamin I dan III adalah protein penyimpan untuk vitamin B12, dan Transkobalamin II adalah protein pengangkut. Transkobalamin penyimpan disintesis digranulosit dan cenderung meningkat pada keadaan-keadaan yang masa granulositnya meningkat, seperti penyakit mieloproliferatif atau leukositosis.

Terdapat 2 bentuk alami vitamin B12 utama sianokobalamin dan hidroksikobalamin. Di dalam tubuh, keduanya diubah menjadi kobalamin fungsional metilkobalamin dan 5-deoksiadenosilkobalamin. Simpanan normal di tubuh cukup untuk mengompensasi asupan nol selam setahun atau lebih ; namun, keadaan-kaedaan pertumbuhan atau pertukaran sel yang cepat meningkatkan kebutuhan vitamin B12. Walaupun merupakan zat-zat obligat untuk metabolism normal dalam tubuh manusia, vitamin B12 merupakan kebutuhan mutlak hanya pada beberapa reaksi. Salah satu reaksi penting adalah metilasi asam amino homosistein menjadi asam amino metionin, suatu perubahan yang tidak sengaja mengkasilkan metionin tetapi juga kofaktor folat fungsional tetrahidrifolat. Defisiensi vitamin B12 menyebabkan kegagalan pembentukan tetrahidrofolat dari asam N5-metiltetrahidrofolat dan dapat menyebabkan anemia megaloblastik.

Reaksi kunci dapat diwakili oleh persamaan : metiltersferase

Homosistein + N5-metil- FH4 tetrahidrofolat + metionin metilkobalamin

(6)

Folat yang aktif secara metabolis berasal dari reduksi gugus pteroil menjadi dihidrofolat, dan kemudian menjadi tetrahidrofolat, dengan keberadaan enzim dihidrofolat reduktase.asam tetrahidrofolat adalah bentuk reduktasi asam folat dan merupakan senyawa katalitik yang membentuk dirinya sendiri yang memerantarai pemindahan 1 karbon. Fragmen-fragmen 1-karbon dapat berikatan dengan gugus pterroil dan dipindahkan ke metabolisme intermedier yang melibatkan sisntesis DNA.seperti vitamin B12 asam folat tidak dapat disintesis oleh mamalia. Efek utama defisiensi asam folat adalah ganggguan sisntesis timidin. Timidin adalah bagian dari DNA, tetapi tidak terdapat dalam RNA; dengan demikian ganggua metabolism timidin secara spesifik mempengaruhi DNA sedangkan produksi RNA tidak terganggu.dengan adanya asam folat fragmen-fregmen 1-karbon dipindahkan dari deoksiuridin ke deoksitimidin pada gugus pteroil.asam folat juga terlibat dalam jalur-jalur lain yang melibatkan pemindahan 1-karbon, dan defisiensinya juga mengganggu katabolisme histidin. Kelainanan ini tidak dapat menyebabkan gangguan klinis,tetepi menyebabkan penimbunana sejumlah besar metabolit asam formiminoglutamat (FIGLU) pada uji pemberian histidin kepada pasien dengan defisiensi folat. Angka-angka normal untuk metabolism vitamin B12 dan Asam folat dalam table berikut:

Nilai Normal untuk Metabolisme Vitamon B12 dan Asam Folat Asam Folat :

Serum 3-20 ng/ml

Sel Darah Merah 165-600 ng/ml

FIGLU Ekskresi urin sampai 17ng/hari

Metilmalonat Ekskresi urin sampai 10 ng/hari

Uji Schiling < 5µg/mg kreatinin

15-45 % dari dosis 0, 5µg/mg 5-40 % dari dosis 1,0 µg/mg

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan profesionalisme guru berbasis pengalaman nyata. Oleh karena itu PLPG bisa menjadi a scientific body of knowledge yang dibangun atas applied research berkenaan

Klasifikasi skema yang berbeda dapat digunakan untuk mengkategorikan metode dan sistem data mining dengan didasarkan pada jenis basis data yang akan dipelajari,

Akan tetapi dengan kelas Maya yang diperkaya dengan TIK, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat kapan Anda belajar dan tempat Anda belajar, selama

Dalam proses perubahannya industri rokok kretek Kudus menggunakan prinsip manajemen modern sehingga mengalami perkembangan industri ke arah yang maju dan mampu

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan jumlah subjek yang lebih besar, dengan ruang lingkup yang lebih luas, agar terlihat seberapa besar pengaruh. brand image dalam

Melihat permasalahan yang ada agar meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya imunisasi, sesuai dengan jadwal maka perlu dibangun sebuah sistem yang digunakan untuk

Keterangan yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan ( size) , leverage , dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

“ Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapatkan persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat