• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi dan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi dan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi dan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Selain laporan informasi keuangan yang diwajibkan, perusahaan juga melakukan pengungkapan yang bersifat sukarela. Salah satu pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau disebut juga Corporate Social Responsibility

(CSR) pada laporan tahunan perusahaan.

Belum ada definisi tanggung jawab sosial perusahaan yang secara universal dapat diterima oleh semua lembaga.   Carroll (1991) menyatakan bahwa ada 4 jenis tanggung jawab sosial yang membentuk tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu : economic responsibilities (tanggung jawab ekonomi), legal responsibilities (tanggung jawab hukum), ethical responsibilities (tanggung jawab etis), dan philantropic responsibilities

(2)

lingkungan, dan lain-lain). Perusahaan diharapkan menjadi warga korporasi yang baik.

ISO 26000 (2012) mengenai Guidance on Social Responsibility

mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan adalah :

Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang berlaku yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.

Sebuah organisasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCSD) (1998) mendefenisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai berikut:

"Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by

business to contribute to economic development while improving the quality

of life of the workforce and their families as well as of the community and

society at large."

(3)

dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan”.

”The International Standard ISO 26000 provides guidance on understanding, implementing and continuously improving the social responsibility of organizations, which is understood as the impacts of an organization’s actions on society and the environment. The ISO 26000 standard is expected to set the norm for Social Responsibility in the time to come. It is intended to be useful to all types of organizations. The ISO 26000 is based on 7 principles, 7 Core subjects or requirements, total comprising of total 36 identified significant Issues or potential area to work by organization. The organization needs to identify which issues are relevant and significant for them to address in prioritized manner, through its own consideration and through dialogue with stakeholders.” (ISO 26000:

Guidance on Social Responsibility)

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa subjek inti dari tanggung jawab sosial dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Subjek Inti CSR

Sumber: ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility

(4)

Susanto (2009) menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan diarahkan baik kedalam (internal) maupun keluar (eksternal) perusahaan. Kedalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan. Karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan mengalami peningkatan. Disamping kepada pemegang saham, tanggung jawab sosial kedalam juga diarahkan kepada karyawan. Perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta memberikan peluang pengembangan karir bagi karyawannya. Tentu saja hubungan antara perusahaan dengan karyawan harus didasarkan pada prinsip hubungan yang saling menguntungkan (mutually benefical).

Keluar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang.

Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (Susanto, 2009) :

1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakukan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya.

(5)

melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.

3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mayarakat dan lingkungan sekitarnya.

4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya. Pelaksaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemampuan yang mereka raih.

5. Meningkatnya penjualan seperti konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

2.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(6)

Menurut Daniri (2007), penerapan tanggung jawab sosial di perusahaan akan meningkatkan iklim saling percaya di dalamnya, yang akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak konsumen, investor, pemasok, dan

stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial, sehingga meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya. Dengan segala kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat. Praktek pertanggungjawaban sosial perusahaan akan berdampak positif jika

dipandang sebagai investasi “jangka panjang”. Karena dengan melakukan praktek CSR yang berkelanjutan, perusahaan akan mendapat “tempat di hati dan ijin operasional” dari masyarakat, bahkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan.

(7)

dilakukan perusahaan. Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang

dislclosure adalah keputusan BAPEPAM No. Kep-38/PM/1996. Pengungkapan sukarela muncul karena adanya kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar, keberhasilan perusahaan tidak hanya pada laba semata tetapi ditentukan juga kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

Lingkup tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut (Keraf, 2000) :

a. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas. Sebagai salah satu bentuk dan wujud tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan diharapkan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang terutama dimaksudkan untuk membantu memajukan dan menngkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk mengelola sumber daya alam yang ada di masyarakat tersebut dengan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Karena itu keterlibatan sosial merupakan semacam balas jasa terhadap masyarakat.

c. Dengan tanggung jawab sosial melalui kegiatan sosial, perusahaan memperlihatkan komitmen moralnya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu yang dapat merugikan kepentingan masyarakat luas. Dengan ikut dalam berbagai kegiatan sosial, perusahaan merasa punya kepedulian, punya tanggung jawab, terhadap masyarakat dan dengan demikian akan mencegahnya untuk tidak sampai merugikan masyarakat melalui kegiatan bisnis tertentu.

d. Dengan keterlibatan sosial, perusahaan tersebut menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan masyarakat dan dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih diterima kehadirannya dalam masyarakat tersebut. Ini pada gilirannya akan membuat masyarakat merasa memiliki perusahaan tersebut.

(8)

Pengungkapan laporan keuangan perusahaan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Secara umum karakteristik perusahaan dapat didefenisikan sebagai ciri-ciri khusus yang dimiliki perusahaan dan melekat pada citra perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, karakteristik yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diaplikasikan ke dalam profitabilitas, ukuran perusahaan (size), tingkat leverage, struktur kepemilikan.

2.3.1 Profitabilitas

Heckston dan Milne (1996) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel

untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang

saham. Hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan

pertanggungjawaban sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba

yang tinggi, perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang

dapat mengganggu informasi tentang kesuksesan keuangan tersebut. Namun

sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap

pengguna laporan akan membaca kinerja bagus perusahaan.

(9)

Rumus untuk menghitung profitabilitas adalah sebagai berikut:

Profitabilitas ROA Earning after taxTotal asset

2.3.2 Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Size perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).

(10)

Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada tambahan biaya yang relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan selengkap yang dilakukan perusahaan besar. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Marwata, 2001).

Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial. Ukuran perusahaan dihitung dengan:

Size = Total Aktiva

(11)

Leverage merupakan rasio dari jumlah modal yang digunakan dalam transaksi untuk uang jaminan yang diperlukan, atau leverage dapat diartikan sebagai proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.

Menurut Stice dan Skousen (2005) “rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Tingkat leverage merupakan proporsi hutang total terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Leverage ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.

Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.

Rumus untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai berikut:

Debt to Asset Ratio DAR Total KewajibanTotal ekuitas

2.3.4 Struktur Kepemilikan (Ownership Structure)

(12)

berfungsi untuk mengurangi kemungkinan adanya asimetri informasi antara perusahaan dan para stakeholder perusahaan.

Menurut Reverte (2008), perusahaan-perusahaan yang mempunyai saham tersebar luas atau disebut dengan struktur kepemilikan yang terdispersi, akan lebih mungkin untuk memperbaiki kebijakan pelaporan keuangan dengan menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi. Sebaliknya perusahaan-perusahaan dengan struktur kepemilikan memusat kurang termotivasi untuk mengungkapkan informasi tambahan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mereka. Hal ini dikarenakan para stakeholder perusahaan tersebut dapat memperoleh informasi secara langsung dari perusahaan.

Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image

perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Jensen & Meckling, 1976).

(13)

Penelitian yang berhubungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia dengan karakteristik perusahaan yang beda dan dengan hasil penelitian yang berbeda-beda pula.

Sembiring (2005) menggunakan 5 karakteristik perusahaan yaitu size, profitabilitas, profile perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage. Dari penelitian tersebut Sembiring menyatakan bahwa size perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan tingkat leverage dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Anggraini (2006) menggunakan ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, profile perusahaan, leverage dan profitabilitas sebagai karakteristik perusahaan dalam penelitiannya. Penelitian ini menemukan

profile perusahaan dan kepemilikan manajemen mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di BEI. Sementara rasio ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas tidak mempengaruhi kuantitas pengungkapan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang terdaftar di BEI.

Lucyanda dan Siagian (2012) menyatakan bahwa size, profitability, board of commisioner, company profile, company age, management

ownership, earning per share, environment concern, company growth

(14)

sosial perusahaan. Sedangkan tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Rizkia Anggita Sari (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) dan profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan tipe industri (profile),

leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Haryanto dan Lady Aprilia (2007) menggunakan 7 karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan (size), rasio ungkitan, rasio likuiditas perusahaan, basis perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan, dan

(15)

Secara singkat penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Sembiring

yang tercatat di BEJ

X1: Size

X2: Profitabilitas X3: Profile

perusahaan X4: Ukuran Dewan

Komisaris terdaftar di BEI)

X1: Kepemilikan Manajemen X2: Leverage

X3: Ukuran Perusahaan X4: Tipe Industri X5: Profitabilitas Y: CSR Disclosure

Kepemilikan manajemen dan tipe industri berpengaruh

The Influence of Company

X2: Profitability

X3: Leverage

(16)

concern Y: CSR Disclosure

Size dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial

sedangkan tipe industri, leverage,

dan growth tidak berpengaruh.

Sumber : Diolah Peneliti (2014)

2.5 Kerangka Konseptual

(17)

sosial perusahaan diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

H1

H2 H5

H3

H4

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual

Gambar diatas merupakan kerangka konseptual yang merupakan keterangan tentang bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Keterangan yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan (size), leverage, dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial yang merupakan variabel Y. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel X (variabel

Profitabilitas (ROA)

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Tingkat Leverage (LEV)

Struktur Kepemilikan (SKP)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

(18)

2.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan CSR dalam Heckston dan Milne (1996) adalah kepekaan sosial membutuhkan gaya managerial yang sama sebagaimana yang diperlukan untuk dapat membuat perusahaan menguntungkan (profitable). Pengungkapan CSR merupakan cerminan suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan

multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan reaksi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, ketrampilan manajemen perlu dipertimbangkan untuk survive dalam lingkungan perusahaan masa kini.

Heckston dan Milne (1996) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahan.

2.5.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(19)

juga sering diajukan adalah perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap (Sembiring, 2005).

2.5.3 Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan lebih sedikit mengungkapkan CSR supaya dapat melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi.

2.5.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(20)

umumnya pengungkapannya lebih informatif dibandingkan dengan perusahaan dengan struktur kepemilikan memusat. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai saham terdispersi akan lebih mungkin untuk memperbaiki kebijakan pelaporan keuangan dengan menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi. Sebaliknya perusahaan-perusahaan dengan struktur kepemilikan memusat kurang termotivasi untuk mengungkapkan informasi tambahan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mereka karena para stakeholder

perusahaan tersebut dapat memperoleh informasi secara langsung dari perusahaan.

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H2: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial suatu perusahaan.

(21)

H5: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Struktur Kepemilikan perusahaan berpengaruh secara bersama-sama terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Gambar

Gambar 2.1 Subjek Inti CSR
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Tourism development has to take the harmony among the need of tourists, tourist destination, and local people as the host into account all the time (Nuryanti, 2010). Thus,

Petunjuk umum untuk menentukan probabilitas ini dapat diperoleh dari laporan hasil penelitian tentang insiden bendungan terhadap 81 contoh bendungan urugan di Amerika Serikat,

Berdasarkan analisis regresi linear berganda, penggunaan jilbab, lingkar pinggang dan konsumsi susu berpengaruh signifikan (R 2 =0.623) terhadap status serum

[r]

Alih-alih menjadi bagian yang produktif dari transisi ini, kebanyakan partai politik berubah menjadi alat kekua- saan bagi sekelompok kecil pengurusnya, jatuh sebagai kendaraan

• From a broader perspective, operating exposure is not just the sensitivity of a firm’s future cash flows to unexpected changes in foreign exchange rates, but also to its

fungsi yang dilakukan guru bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Delanggu yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, guru agama dan kepala sekolah dalam

Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di.. Kelas III SDN