• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING TIPE MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI SMA SWASTA GALIH AGUNG KEC. KUTALIMBARU, KAB. DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING TIPE MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI SMA SWASTA GALIH AGUNG KEC. KUTALIMBARU, KAB. DELI SERDANG."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI POKOK CAHAYA DI SMA SWASTA GALIH AGUNG KECAMATAN KUTALIMBARU

KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh:

HALIMATUSYA’DIYAH GINTING NIM 4101121012

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Halimatusya’diyah Ginting dilahirkan di Medan, pada tanggal 14 Desember 1992. Ayah bernama H. Syarifuddin Ginting dan Ibu bernama Hj.

Hafni Zahara Siregar S.Pd dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Pada

tahun 1998 penulis masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Kecamatan Bangun Purba

Kabupaten Deli Serdang dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis

melanjutkan sekolah di MTs Swasta Al-wasliyah bangun purba. Kecamatan

Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun

2007 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Galih Agung Kabupaten Deli

Serdang dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di

UNIMED sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe MASTER Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Di SMA Swasta Galih Agung Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang.” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak

Purwanto, S. Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan

proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan pada Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku dosen

pembanding I, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku dosen pembanding II, dan

Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si selaku dosen pembanding III, yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, Bapak

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Ibu Dr. Derlina,

M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen

beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu

penulis.

Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Bapak Drs. Zulfan Arifin

Marpaung selaku Kepala sekolah SMA Swasta Galih Agung, bapak dan ibu guru

serta seluruh staf pegawai dan siswa kelas X SMA Swasta Galih Agung.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda H.

Syarifuddin Ginting dan Ibunda tercinta Hj. Hafni zahara Siregar S.Pd, serta

kakak dan adik-adik tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi serta

(5)

henti, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan studi di UNIMED

hingga selesainya skripsi ini. Dan termakasih penulis sampaikan kepada

teman-teman dan sahabat seperjuangan Nia, Dwi, Sundari, Sarah, Rati, Nining, Tuti,

Indah, Yani, Taufik yang telah banyak membantu, memotivasi dan saling

menyemangati dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi

ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2014

Penulis,

(6)

iii

PENGARUH MODEL ACCELERATED LEARNING TIPE MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK CAHAYA DI SMA SWASTA GALIH AGUNG KEC. KUTALIMBARU

KAB. DELI SERDANG

Halimatusya’diyah Ginting (4101121012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Accelerated Learning Tipe MASTER lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Swasta Galih Agung yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas X-A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang dan kelas X-B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 option yang telah dinyatakan valid.

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa sampel yang berasal dari populasi yang homogen dan berdistribusi normal. Dari analisa data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 40,5 dengan nilai rata-rata postes 75,16 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 40,16 dengan nilai rata-rata postes 62,16. Dan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan I diperoleh rata-rata 48,23 (cukup aktif), pada pertemuan II dengan rata-rata 58,89 (cukup aktif) dan pada pertemuan III dengan rata-rata 66,23 (aktif). Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung>ttabel yaitu

4,931>1,671 pada taraf signifikan 0,05 dan dk =58. Hal ini berarti Ha diterima

yakni ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Accelerated Learning Tipe MASTER terhadap hasil belajar konvensional.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran Fisika 8

2.1.2 Hasil belajar 9

2.1.3 Model Accelerated Learning 10

2.1.3.1 Langkah Dasar Penerapan Accelerated Learning 12

2.1.4 Pembelajaran Konvensional 13

2.1.5 Materi 15

2.1.5.1 Sifat-Sifat Cahaya 15

2.1.5.2 Cahaya Merambat Lurus 15

2.1.5.3 Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur 15

2.1.6 Kerangka Konseptual 23

2.1.7 Hipotesis 24

BAB III. METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25

3.3. Variabel Penelitian 25

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25

3.4.1. Jenis Penelitian 25

3.4.2. Desain Penelitian 26

3.5. Prosedur Penelitian 26

3.6. Instrumen Penelitian 27

(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35

4.1. Hasil Penelitian 35

4.1.2. Aktifitas Siswa 38

4.1.3. Penguji Analisis data 39

4.1.3.1. Nilai Rata-rata dn Simbangan baku 39

4.1.3.2. Uji Normalitas data 39

4.1.3.3. Uji Homogenitas data 40

4.1.3.4. Uji Hipotesis 40

4.1.4. Observasi 41

4.2. Pembahasan 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45

5.1. Kesimpulan 45

5.2. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hukum pemantulan cahaya 17

Gambar 2.2. Gambar bayangan pada cermin datar 18

Gambar 2.3. Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin 18

cekung

Gambar 2.4. Pemantulan sinar melalui titik fokus utama pada cermin 19

cekung.

Gambar 2.5. Pemantulan sinar melalui pusat kelengkunagn utama pada 19

cermin cekung

Gambar 2.6. Pembentukan bayangan pada cermin cekung ketika benda 19

berada di luar pusat kelengkungan cermin menghasilkan

bayangan nyata, terbalik, diperkecil

Gambar 2.7. Pemantulan sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin 21

cembung

Gambar 2.8. Pemantulan sinar datang melalui titik fokus cermin cekung 21

Gambar 2.9. Pemantulan sinar datang melalui pusat kelengkungan 21

cermin pada cermin cembung

Gambar 2.10. Penomoran ruang pada cermin cekung 22

Gambar 2.11. Penomoran ruang pada cermin cembung 22

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 48

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 55

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 62

Lampiran 4. Lembar Kerja Sisiwa I 70

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 76

Lampiran 6. Lembar Kerja Sisiwa III 82

Lampiran 7. Bahan ajar 90

Lampiran 8. Kisi-kisi 97

Lampiran 9. Soal 108

Lampiran 10.Kunci jawaban 112

Lampiran 11.Pretes kontrol 113

Lampiran 12.Pretes eksperimen 114

Lampiran 13.Postes kontrol 115

Lampiran 14.Postes eksperimen 116

Lampiran 15.Perhitungan statistik dasar 117

Lampiran 16.Uji Normalitas 122

Lampiran 17.Uji Homogenitas 125

Lampiran 18.Uji Hipotesis 127

Lampiran 19.Lembar Observasi aktivitas siswa 131

Lampiran 20.Lembar Observasi aktivitas siswa 133

Lampiran 21.Lembar Observasi aktivitas siswa 135

Lampiran 22.Rekapitulasi hasil Observasi aktivitas siswa 137

Lampiran 23.Lembar Jawaban LKS siswa 138

Lampiran 24.Dokumentasi 139

(11)

Lampiran 26.Daftar nilai kritisi untuk uji lilliefors 144

Lampiran 27.Tabel wilayah luas dibawah kurva normal 0 ke z 145

Lampiran 28.Daftar nilai persentil untuk distribusi F 146

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.

Perubahan yang sangat cepat ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa

sehingga siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi

peserta aktif dalam masyarakat. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pengembangan

kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan

peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan

memasuki dunia tehnologi termasuk tehnologi informasi untuk kepentingan

pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan (Depdiknas, 2003).

Menanggapi hal tersebut pemerintah sudah banyak berupaya untuk

membenahi proses pembelajaran seperti penataran guru-guru Sains, membentuk

musyawarah guru bidang studi, bantuan alat-alat laboratorium, dan juga

melakukan penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan sistem

pendidikan. Sesuai dengan amanat Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

1999-2004, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menetapkan kebijakan untuk

menyempurnakan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004, yang telah dilakukan

mulai tahun pelajaran 2004/2005, yang kemudian disempurnakan lagi menjadi

KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ), dan menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pelajaran) dan akhirnya pada tahun 2013 telah dicanangkan kurikulum

baru yaitu kurikulum 2013 yang masih diuji cobakan saat ini pada beberapa

sekolah. Perubahan kurikulum ini tentunya harus diikuti dengan penggunaan

pendekatan atau strategi pembelajaran yang sesuai oleh guru dalam proses

pembelajaran di kelas.

Perubahan kurikulum ini tentunya harus diikuti dengan penggunaan

pendekatan atau strategi pembelajaran yang sesuai oleh guru dalam proses

pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran Fisika. Fisika sebagai salah

(13)

dipelajari melalui pendekatan secara matematis sehingga seringkali ditakuti dan

cenderung tidak disukai anak-anak karena pada umumnya anak-anak yang

memiliki kecerdasan Logical Mathematical sajalah yang menikmati fisika. Belajar

fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi anak didik diharapkan mampu

memahami konsep yang terkandung didalamnya, menuliskan ke dalam

parameter-parameter atau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta

menyelesaikannya secara matematis. Tidak jarang hal inilah yang menyebabkan

ketidak senangan anak didik terhadap mata pelajaran ini menjadi semakin besar.

Kemampuan pemahaman konsep adalah hal penting dalam kemampuan

intelektual yang selalu ditekankan di sekolah dan Perguruan Tinggi. Kemampuan

pemahaman konsep suatu materi subjek merupakan hal terpenting dalam

pengembangan intelektual. Bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan

mental pada diri siswa. Dimyati dan Mudjiono (2002) mengatakan bahwa dalam

pembelajaran fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak

dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan penguasaan konsep

fisika seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika

yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk

soal-soal fisika di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah

pelajaran hafalan tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi

konsep tersebut.

Adapun hal-hal yang dilakukan oleh guru untuk dapat membantu

meningkatkan kualitas peserta didik adalah dengan meningkatkan hasil dari proses

pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan model-model pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, guru

dituntut untuk dapat merancang, menyusun dan menggunakan pendekatan yang

tepat untuk tiap-tiap materi pelajaran, sehingga guru dapat menjalankan tugasnya

dengan efektif, efesien, dan anak didik dapat memiliki pemahaman yang tuntas

dan bermakna terhadap materi pelajaran yang disajikan, sehingga dapat

meningkatkan hasil pembelajaran dan dalam dirinya senantiasa ada dorongan

(14)

3

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA Swasta Galih

Agung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada tanggal 7 bulan Januari tahun 2014,

dengan menggunakan instrumen angket dan wawancara diperoleh hasil bahwa

siswa kurang menyukai pelajaran fisika. Siswa juga cenderung menganggap

pelajaran fisika selalu identik dengan rumus matematika dan susah untuk dihapal.

Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran guru sering menggunakan pola

mengajar dengan menyajikan materi yang lebih menekankan pada penggunaan

rumus.

Selain informasi dari siswa, penulis juga memperoleh informasi dari guru

bidang studi fisika, dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa pada umumnya

hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 75 pada

T.P 2013/2014. HaL ini terlihat dari hasil ulangan siswa. Dilihat dari nilai

rata-rata ujian pertengahan semester untuk bidang studi fisika yaitu 58,87 pada kelas

x2. Selain dari hal itu, guru juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan

pembelajaran beliau menggunakan model pembelajaran konvensional yang

dominan dengan metode ceramah. Akibatnya, seringkali ditemui siswa yang

mengobrol di dalam kelas. Pada pembelajaran konvensional suasana kelas

cenderung bersifat teacher–centered sehingga siswa menjadi kurang bisa berfikir

kritis. Dalam proses pembelajaran konvensional guru hanya menjelaskan materi,

menjelaskan rumus, memberi contoh soal dan memberikan tugas rumah, sehingga

siswa dalam pembelajaran menjadi penerima informasi pasif dengan kata lain

keterlibatan dan keaktifan siswa masih rendah. Siswa lebih banyak belajar dengan

menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah yang membuat siswa

kurang berminat belajar fisika, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang

maksimal.

Menyikapi masalah diatas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru

untuk menggunakan model mengajar yang membuat suasana belajar menjadi lebih

menyenangkan sehingga mampu memotivasi siswa untuk belajar. Salah satunya

adalah menerapkan model Accelerated learning dengan tipe 6 langkah MASTER.

(15)

mengubah kelas secara total. Dengan cara para pengajar menggunakan aneka

permainan dan aktifitas, emosi dan musik, relaksasi, visualisasi, permainan peran,

warna, peta konsep, proses belajar menjadi kejadian yang menyenangkan dan

bebas tekanan. Rose dan Nicholl, (2002).

Dalam model Accelerated Learning, siswa diajarkan untuk memahami

bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berfikir dengn menerapkan 6 langkah

dasar yang dikenal dengan istilah MASTER yang merupakan singkatan dari kata

Mind (pikiran), Acquire the information (memperoleh informasi), Searching out

the meaning (menyelidiki makna), Trigger the memory (memicu ingatan), Exhibit

what you know (memamerkan apa yang kamu ketahui), Reflect (merefleksikan).

Peneliti sebelumnya dilakukan oleh khairul husna dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Accelerated Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas x SMA Negeri 1 Dewantara pada konsep Hukum Newton”.

Diperoleh nilai rata-rata 38,8 dan standar deviasi (SD) 7,3 untuk tes akhir nilai

rata-rata 71,2 dan standar deviasi (SD) 9,3 (khairul 2013). Peneliti lain yaitu Yuyum

dengan judul “ Pengaruh Pendekatan Accelerated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika siswa pada konsep Termodinamika SMA Negeri 1 Sepatan Tangerang”. Diperoleh hasil

postest kelas eksperimen 73,29 sedangkan untuk kelas kontrol 61,19 (Yuyum 2011).

Peneliti lain yaitu budiman dengan judul “ Perbedaan Penerapan Accelerated Learning Dengan Metode Konvensional Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan Di SMA Negeri 1

Batang Kuis T.P. 2007/2008”. Diperoleh hasil rat-rata pretes kelas eksperimen sebesar 3,26 dan pretes kelas kontrol 3,36. Rata-rata postes kelas eksperimen adalah 7,56 dan

postes kelas kontrol 6,75 (budiman 2008).

Adapun kelemahan dari peneliti sebelumnya, kurang memaksimalkan

dalam penerapan tahap-tahap rancangan pembelajaran yang telah disusun

terutama pada tahap memicu ingatan, karena pada tahap ini guru harus

benar-benar bisa menarik perhatian siswa dengan cara yang lebih menarik, misalnya

membuat alat peraga yang menarik dan dapat dipraktekkan langsung oleh siswa,

agar benar-benar dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat membangkitkan

(16)

5

untuk melakukan penelitian di SMA Swasta Galih Agung dengan menerapkan

model Accelerated Learning agar dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh model Accelerated Learning Tipe MASTER Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Di SMA Swasta Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa disekolah masih dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM)

2. Model pembelajaran fisika yang masih berpusat pada guru

3. Rendahnya pemahaman siswa dalam mempelajari fisika.

4. Siswa kesulitan apabila dihadapkan dengan rumusan matematis.

5. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka

pengkajian dan pembatasan masalah ditiik beratkan pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

model pembelajaran Accelerated Learning Tipe MASTER.

2. Objek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Swasta Galih Agung

Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

3. Materi Pokok yang disampaikan adalah Cahaya

1.4. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model

Accelerated Learning Tipe MASTER pada materi Pokok Cahaya di SMA

(17)

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Cahaya di SMA Swasta

Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

3. Bagaimana aktifitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model

Accelerated Learning Tipe MASTER pada materi Pokok Cahaya di SMA

Swasta Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

4. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Accelerated Learning terhadap

hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya di SMA Swasta Galih

Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

1.5. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

Model Accelerated Learning Tipe MASTER pada materi pokok Cahaya di

SMA Swasta Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli

serdang.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Cahaya di SMA Swasta

Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

3. Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

Model Accelerated Learning Tipe MASTER pada materi Pokok Cahaya di

SMA Swasta Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli

serdang.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Accelerated

Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya di SMA

Swasta Galih Agung Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli serdang.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun pemanfaatan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, merupakan pedoman sebagai calon guru untuk diterapkan

(18)

7

2. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Accelerated Learning Tipe MASTER pada sub materi Cahaya kelas X

SMA.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi alternatif penggunaan strategi

pembelajaran.

4. Sebagai bahan alternatif bagi guru fisika dalam memilih strategi

pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.7. Defenisi Operasional

Beberapa defenisi/istilah yang diambil dari judul penelitian ini yaitu:

1. Accelerated learning merupakan pembelajaran yang dipercepat yang

melibatkan penuh pembelajar, kerja sama murni, variasi dan keragaman

dalam metode belajar, motivasi internal, adanya kegembiraan dan

kesenangan dalam belajar (Meier, 2002).

2. Hasil belajar Fisika merupakan suatu hasil yang dilihat dari produk dan

proses. Sebagai produk hasil belajar fisika berupa pemahaman terhadap

fakta, konsep, prinsip dan prosedur atau hukum IPA. Sedangkan sebagai

proses, hasil belajar fisika berupa sikap, nilai dan keterampilan ilmiah

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data

hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan

penelitian yang telah dirumuskan, Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Accelerated

Learning Tipe MASTER pada materi cahaya di kelas X SMA Swasta Galih

Agung T.P. 2013/2014 (kelas eksperimen) mengalami peningkatan, nilai

sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes dibawah KKM sebesar 40,5 dan

setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa diatas KKM sebesar 75,16.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa setelah menerapkan model Accelerated

Learning Tipe MASTER pada pertemuan I rata-rata skor sebesar 48,23 yang

termasuk kategori cukup aktif, pada pertemuan II meningkat menjadi 58,89

yang masih termasuk kategori cukup aktif, dan pada pertemuan III meningkat

menjadi 66,23 yang termasuk kategori aktif. Dapat disimpulkan aktivitas

siswa meningkat selama mengikuti pembelajaran dengan model tersebut.

3. Ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran Accelerated Learning

Tipe MASTER terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas X

SMA Swasta Galih Agung T.P 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 4,93>1,67

(20)

46

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Accelerated

Learning Tipe MASTER ketika melakukan pengamatan aktivitas belajar

siswa dilakukan dengan lebih dari satu orang observer sehingga lebih mudah

terlaksana dan terkontrol dalam melakukan pengamatan.

2. Dalam pembagian kelompok, berikan kebebasan kepada siswa untuk memilih

teman kelompoknya agar siswa tidak kaku dan malu dalam diskusi maupun

dalam menyampaikan pendapat. Karena dalam model pembelajaran ini siswa

dituntut untuk memahami setiap materi yang dibebankan kepada

masing-masing siswa.

3. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Accelerated

Learning diharapkan lebih memperhatikan dan membimbing siswa selama

bekerja dalam kelompok, selanjutnya terus memotivasi siswa agar percaya

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Budiman, (2008), Perbedaan Penerapan Accelerated Learning Dengan Metode Konvensional Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan Di SMA Negeri 1 Batang

Kuis T.P. 2007/2008, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan.

Depdiknas, (2003), Panduan Pengembangan Pembelajaran Terpadu, Depdiknas Jakarta.

Dimiyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajarn, Rineka Cipta, Jakarta.

Fendi dan Purwoko., (2010), Fisika SMA Kelas X, Yudistira. Jakarta.

Kamajaya, (2007), Fisika SMA Kelas X, Grafindo. Jakarta.

Majid, A. (2009), Perencanaan Pembelajaran, Penerbit Rosda,. Bandung.

Meier, D., (2002), Accelerated Learning Hand Book, Mizan Media Utama, Bandung.

Mulyono, A., (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Purwanto, (2010), Pengaruh Pembelajaran Kreatif dan Kemampuan Penalaran Terhadap Hasil Belajar Fisika., Tesis, Program Pasacasarjana, Unimed, Medan.

Rose, C. dan nicholl, J, M., (2002), Accelerated Learning For The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI, Nuansa, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Gramedia, Jakarta.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Mengajar, PT. Rosdakorya, Bandung.

Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Supiyanto, (2002), Fisika SMA Kelas X, Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Sifat Pengerjaan Kayu Meranti Merah ( Shorea Leprosula Miq.) Dan Kayu Jelutung ( Dyera Polyphylla Miq.) UntukBahan Baku Meubel.Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Pustaka yang menjelaskan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan topik-topik permasalahan penelitian ini, kajian Teori yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Salah satu kegiatan yang penting, di samping mengelola persediaan barang, untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui proses penjualan kepada pihak konsumen yang

Diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja (Pokja) II menurut ketentuan- ketentuan yang berlaku, Kelompok Kerja (Pokja) II Bidang Pekerjaan Konstruksi

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(3) Untuk mengetahui indikator yang paling dominan pada kesulitan belajar siswa pada bab geometri dimensi tiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan disiplin kerja secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food