• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 1

Kabupaten Semarang Tahun 2014

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH,

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

A. Gambaran Umum Daerah

1. Aspek Geografis Batas Administrasi

Kabupaten Semarang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada posisi 110o 14’ 54,75” - 110 o 39’ 3” Bujur Timur dan 7 o 3’ 57” - 7 o 30’ 0” Lintang Selatan, dengan batas administratif : Sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung. Di tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga.

a. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah 95.020,67 Hektar atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri dari 19 wilayah Kecamatan, 208 Desa, dan 27 Kelurahan.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Semarang Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN LUAS (Ha) %

1 Getasan 6.579,55 6,92 2 Tengaran 4.729,55 4,98 3 Susukan 4.886,60 5,14 4 Kaliwungu 2.995,00 3,15 5 Suruh 6.401,52 6,74 6 Pabelan 4.797,60 5,05 7 Tuntang 5.624,20 5,92 8 Banyubiru 5.441,45 5,73 9 Jambu 5.163,00 5,43 10 Sumowono 5.563,20 5,85 11 Ambarawa 2.822,10 2,97 12 Bandungan 4.823,30 5,08 13 Bawen 4.657,00 4,90 14 Bringin 6.189,10 6,51 15 Bancak 4.384,55 4,61 16 Pringapus 7.834,70 8,25 17 Bergas 4.733,10 4,98 18 Ungaran Barat 3.596,05 3,78 19 Ungaran Timur 3.779,10 4,00 Jumlah 95.020,67 100,00

(2)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 2

Kabupaten Semarang Tahun 2014

b. Topografis

Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang berada pada kisaran antara 318 – 1.450 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya, wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar 6.169 Hektar; wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) sebesar 57.659 Hektar; wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar 21.725 Hektar; dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 9.467,67 Hektar.

c. Daerah Rawan Bencana Alam

Di Kabupaten Semarang terdapat daerah rawan bencana yaitu daerah yang sering atau berpotensi mengalami bencana alam. Daerah rawan bencana alam berupa kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan longsor dan kawasan rawan banjir.

1) Rawan Letusan Gunung Api

Daerah rawan bencana gunung berapi merupakan daerah yang diperkirakan akan dilalui luncuran awan panas dan lahar maupun jatuhan material. Berdasarkan peta bencana gunung api yang dibuat oleh Direktorat Vulkanologi Bandung, meskipun Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran sudah lama tidak aktif namun bahaya gunung api masih berpotensi terjadi pada wilayah ini sehingga daerah yang berada di sekitar puncak Gunung Ungaran sampai Sumowono, Bandungan, Munding dan Gunung Tungku (sebelah atas Nyatnyono) merupakan daerah yang diperkirakan terkena luncuran awan panas, lahar dan jatuhan material. Sedang untuk Gunung Merbabu adalah mulai puncaknya gunung sampai Desa Batur.

2) Rawan Tanah Longsor

Daerah rawan bencana gerakan tanah atau longsor merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/bergerak karena pada daerah tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Di wilayah Kabupaten Semarang penyebaran kawasan ini tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Bawen, Kecamatan Jambu, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Getasan, Kecamatan Bringin, Kecamatan Suruh dan Kecamatan Susukan.

(3)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 3

Kabupaten Semarang Tahun 2014

3) Rawan Banjir

Daerah rawan bencana banjir merupakan kawasan yang sering/berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan tergenang lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Pada wilayah Kabupaten Semarang, kawasan perlindungan bahaya banjir terdapat pada dataran sekitar Rawa Pening dan dataran bagian timur wilayah kabupaten, tepatnya sekitar Desa Boto Kecamatan Bancak pada daerah aliran Sungai Tuntang. Disamping itu di beberapa wilayah kota juga berpotensi rawan banjir sebagai akibat dari berkembangnya permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan.

d. Penggunaan Lahan dan Iklim

Dari luas wilayah Kabupaten Semarang sebesar 95.020,67 Ha sampai dengan tahun 2011 tercatat areal lahan pertanian sawah sebesar 25,24% atau 23.982,83 Ha, lahan pertanian bukan sawah sebesar 38,37% atau 36.457,13 Ha sedangkan luas lahan bukan pertanian sebesar 36,39% atau 34.580,70 Ha. Luas lahan sawah sangat tidak merata keterbandingan antar kecamatan. Kecamatan Suruh, Pabelan, Bringin dan Susukan merupakan kecamatan dengan sawah terluas rata-rata diatas 2.000 Ha. Kondisi kontradiksi dengan luas lahan sawah di Kecamatan Getasan yang hanya 26 Ha. Hal ini tentunya berdampak pada produksi padi yang tidak merata antar kecamatan.

Rata-rata curah hujan di Wilayah Kabupaten Semarang selama tahun 2011 cenderung tinggi. Tercatat rata-rata curah hujannya hanya 2.334 mm dengan Kecamatan Pringapus dan Bergas sebagai kecamatan bercurah hujan tinggi (3.236 mm) dan Kecamatan Bancak dan Bringin bercurah hujan terendah (1.584 mm).

2. Aspek Demografi

Penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2012 berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang berjumlah 944.277 jiwa dengan 287.306 KK. Dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2011 yang tercatat sebesar 938.802 jiwa terdapat penambahan neto sebanyak 5.475 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,58%.

Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten Semarang, dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang tahun 2012 diperkirakan 994 jiwa/km2, naik dari tahun 2011 yang sebesar 988 jiwa/km2. Perkembangan penduduk Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun 2011 dan 2012 terakhir terlihat pada Tabel berikut:

(4)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 4

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.2

Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011 dan 2012

NO URAIAN TAHUN

2011 2012

1 Jumlah penduduk 938.802 944.277

2 Kepala Keluarga 284.018 287.306

3 Penduduk berdasarkan jenis kelamin:

- Laki-laki 462.592 465.467 - Perempuan 476.210 478.810 4 Mutasi Penduduk - Kelahiran 10.586 10.812 - Kematian 5.694 5.708 - Pindah 10.200 11.125 - Datang 10.346 11.496

5 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 988 994

6 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,54 0,58

Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2012

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Semarang yang belum/tidak bekerja sebesar 46,55%, sedangkan yang bekerja sekitar 53,45% sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (35,89%), berikutnya pada sektor industri pengolahan (22,26%) serta pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (16,04%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini:

Tabel 2.3

Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Semarang Tahun 2011

NO LAPANGAN USAHA JENIS KELAMIN (%)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH A Penduduk Belum/Tidak

Bekerja 185.639 251.292 436.931 46,55%

B Penduduk Bekerja 276.953 224.918 501.871 53,45% 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan 105.705 74.435 180.140 35,89%

2 Pertambangan dan Penggalian 1.233 174 1.407 0,28%

3 Industri Pengolahan 37.906 73.797 111.703 22,26%

4 Listrik, Gas dan Air Minum 1.285 169 1.454 0,29%

5 Konstruksi/Bangunan 31.656 507 32.163 6,40%

6 Perdagangan, Rumah Makan dan

Jasa Akomodasi 34.915 45.569 80.484 16,04%

7 Angkutan, Pergudangan dan

Komunikasi 17.715 516 18.231 3,63%

8 Lembaga Keuangan, Real Estate,

Persewaan dan Jasa Perusahaan 3.049 1.275 4.324 0,86%

9 Jasa Kemasyarakatn, Sosial dan

Peorangan 40.587 27.240 67.827 13,51%

10 Lainnya 2.902 1.236 4.138 0,82%

Jumlah 462.592 476.210 938.802 100%

(5)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 5

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Untuk tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2011 masih tergolong rendah, karena 15,16% penduduk tidak/belum pernah sekolah, tidak memiliki ijazah Sekolah Dasar sebesar 17,18% dan yang memiliki ijazah setingkat Sekolah Dasar sebesar 29,63%, setingkat Sekolah Menengah Pertama 17,18%, setingkat Sekolah Menengah Atas 16,25%, setingkat Akademi/Diploma sebesar 3,81% dan hanya 0,15% yang mempunyai ijazah Sarjana ke atas. Persentase penduduk Kabupaten Semarang menurut Ijasah atau STTB yang dimiliki seperti dalam gambar berikut:

Gambar 2.1

Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2011

Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka, 2012

B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang ada di wilayah kabupaten, Pemerintah Kabupaten Semarang tetap berpegang pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melakukan pembangunan daerah. Untuk itu pembangunan daerah yang dilaksanakan saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan upaya terus menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan daerah yang dimiliki.

Potensi unggulan daerah dapat dilihat dari kontribusi sektoral terhadap PDRB. Perkembangan kontribusi masing-masing sektor PDRB Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012 ditunjukkan oleh Tabel berikut:

(6)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 6

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.4

Distribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2012

NO SEKTOR DISTRIBUSI ADHB (%)

2011 2012*)

1 Pertanian 14,81 14,70

2 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0,13

3 Industri Pengolahan 42,76 42,48

4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,40 1,48

5 Konstruksi/Bangunan 4,03 4,13

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,57 20,21

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,77 2,95

8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,21 4,28

9 Jasa – jasa 9,32 9,29

TOTAL PDRB 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara

Tabel 2.5

Distribusi PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2012

NO SEKTOR

DISTRIBUSI ADHK 2000 (%)

2011 2012*)

1 Pertanian 12,57 12,46

2 Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,11

3 Industri Pengolahan 46,44 46,33

4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,93 0,96

5 Konstruksi/Bangunan 3,84 3,84

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,68 21,82

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,18 2,21

8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,53 3,50

9 Jasa – jasa 8,71 8,75

TOTAL PDRB 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara

Tabel di atas menunjukkan bahwa sumbangan terbesar masih didominasi oleh sektor industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian.

Kondisi perekonomian Kabupaten Semarang berdasarkan data PDRB Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi, Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Semarang Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan, namun selalu mengalami pertumbuhan yang positif.

PDRB Kabupaten Semarang pada tahun 2012 menurut data sementara dari BPS Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 13.805.528.690.000,00 mengalami

(7)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 7

Kabupaten Semarang Tahun 2014

kenaikan sebesar 11,92% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 12.335.447.000.000,00. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, terjadi

kenaikan sebesar 5,94% dari Rp. 5.877.191.000.000,00 menjadi Rp. 6.226.260.310.000,00. Secara rinci Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang

Tahun 2011–2012 dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.6

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu 2011-2012

TAHUN

ADHB ADHK

NILAI

(Jutaan) PERTUMBUHAN (%) (Jutaan) NILAI PERTUMBUHAN (%)

2011 12.335.447,00 11,42 5.877.191,00 5,69

2012*) 13.805.528,69 11,92 6.226.260,31 5,94

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012; *) Angka sementara

Tabel 2.7

Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2012

NO SEKTOR 2011 PDRB ADHB 2012*)

1 Pertanian 1.826.999,00 2.029.057,85

2 Pertambangan dan Penggalian 15.615,00 17.617,91

3 Industri Pengolahan 5.275.114,00 5.914.249,62

4 Listrik, Gas dan Air Minum 172.226,00 204.432,06

5 Konstruksi/Bangunan 497.404,00 569.626,89

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.537.697,00 2.790.311,37

7 Pengangkutan dan Komunikasi 341.116,00 407.497,45

8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 519.388,00 590.400,05

9 Jasa – jasa 1.149.888,00 1.282.335,50

TOTAL PDRB 12.335.447,00 13.805.528,69 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2012; *) Angka sementara

Tabel 2.8

Perkembangan PDRB Kabupaten Semarang Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2012

NO SEKTOR PDRB ADHK 2000

2011 2012*)

1 Pertanian 738.896,00 775.693,47

2 Pertambangan dan Penggalian 6.852,00 6.932,01

3 Industri Pengolahan 2.729.084,00 2.884.914,22

4 Listrik, Gas dan Air Minum 54.862,00 60.007,44

5 Konstruksi/Bangunan 225.432,00 239.345,31

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.274.426,00 1.358.852,25

7 Pengangkutan dan Komunikasi 128.240,00 137.883,53

8 Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 207.481,00 218.104,31

9 Jasa – jasa 511.919,00 544.527,76

TOTAL PDRB 5.877.191,00 6.226.260,31 Sumber : BPS Kabupaten Semarang, Tahun 2012; *) Angka sementara

(8)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 8

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kabupaten Semarang dalam kurun waktu 2011-2012 ditunjukkan dalam Tabel berikut:

Tabel 2.9

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI (%) INFLASI (%)

2011 5,69 3,29

2012 5,94*) 4,56

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012 *) Angka sementara

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian Kabupaten Semarang, maka pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Semarang juga mengalami kenaikan. Pendapatan perkapita Kabupaten Semarang berdasarkan harga berlaku diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 11,26% yaitu dari Rp. 13.178.079,00 pada tahun 2011 menjadi Rp. 14.662.586,00 pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000 pendapatan perkapita mengalami kenaikan sebesar 5,32% yaitu sebesar Rp. 6.278.861,00 pada tahun 2011 menjadi Rp. 6.612.791,00 pada tahun 2012.

PDRB perkapita/pendapatan perkapita Kabupaten Semarang Tahun 2010– 2011 disajikan dalam Tabel berikut:

Tabel 2.10

Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhannya Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

TAHUN PENDAPATAN PERKAPITA (RP) PERTUMBUHAN (%)

ADHB ADHK ADHB ADHK

2011 13.178.079,00 6.278.861,00 10,83 11,26

2012*) 14.662.586,00 6.612.791,00 5,14 5,32

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012*) Angka sementara

b. Fokus Kesejahteraan Sosial

1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang secara internasional digunakan untuk mengukur tingkat kualitas manusia. IPM dihitung berdasarkan 4 (empat) komponen yaitu: angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita disesuaikan. Capaian IPM Kabupaten Semarang selama kurun waktu tahun 2010-2011 seperti terlihat dalam Tabel berikut:

(9)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 9

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.11

Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Semarang Tahun 2010-2011

NO KOMPONEN 2010 TAHUN 2011

1 Angka harapan hidup (tahun) 72,47 72,54

2 Angka melek huruf (persen) 93,62 93,67

3 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,75 7,87

4 Pengeluaran perkapita disesuaikan 634,97 637,76

IPM Kab. Semarang 74,10 74,45

IPM Prov. Jawa Tengah 72,49 72,94

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2011

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa capaian IPM Kabupaten Semarang dari tahun 2010-2011 selalu naik dan di atas rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah.

Apabila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota disekitar yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang sebagaimana terlihat dalam Tabel berikut:

Tabel 2.12

IPM Kabupaten Semarang dan Daerah Sekitarnya Tahun 2010 dan 2011 NO KABUPATEN/KOTA 2010 2011 PERTUM BUHAN 2010-2011 IPM PERINGKAT PROV. IPM PERINGKAT PROV.

1 Kota Semarang 77,11 2 77,42 2 0,31 2 Kota Salatiga 76,53 4 76,83 4 0,30 3 Kabupaten Temanggung 74,11 6 74,47 6 0,36 4 Kabupaten Semarang 74,10 7 74,45 7 0,35 5 Kabupaten Demak 72,58 16 73,09 15 0,51 6 Kabupaten Grobogan 70,83 26 71,27 26 0,44 7 Kabupaten Boyolali 70,72 27 71,25 28 0,53 8 Kabupaten Kendal 70,41 32 70,85 31 0,44

IPM Prov. Jawa

Tengah 72,49 14 72,94 14 0,45

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012

Bila dibandingkan dengan IPM daerah sekitarnya, maka Kabupaten Semarang masih di bawah Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Temanggung, namun jauh diatas Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kendal. Dalam kurun waktu 2010-2011, kenaikan IPM Kabupaten Semarang sebesar 0,35 poin, sementara tingkat Provinsi Jawa Tengah meningkat sebesar 0,45 poin. Kota Salatiga dan Kota

(10)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 10

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Semarang mengalami kenaikan dibawah Kabupaten Semarang, sementara Kabupaten/Kota sekitar yang lain masih di atas Kabupaten Semarang.

2) Penduduk Miskin dan Pengangguran

Konsep kemiskinan yang sering digunakan adalah kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan (Specker, 2005). Kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat. Mereka yang berada di lapis terbawah dalam derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk.

Kabupaten Semarang menggunakan 2 (dua) pendekatan pendataan untuk mengetahui kondisi kemiskinan, yaitu:

a) Data Persentase Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin dihitung berdasarkan pada hasil Susenas tahun 2011, dimana angka yang diperoleh adalah angka makro. Penentuan penduduk miskin dihitung berdasarkan pemenuhan kebutuhan pangan yang setara dengan pemenuhan 2100 kkal perkapita per hari. Berdasarkan kriteria tersebut, selama kurun waktu tahun 2010-2011 terjadi penurunan angka dari 10,50% menjadi 10,30%. Dibanding angka Nasional dan angka Provinsi Jawa Tengah, persentase penduduk miskin Kabupaten Semarang relatif lebih rendah, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.2

Tabel 2.13

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun 2010-2011

NO TINGKAT 2010 2011

1 Nasional 13,33 12,89

2 Provinsi Jawa Tengah 16,56 16,21

3 Kabupaten Semarang 10,50 10,30

(11)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 11

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Gambar 2.2

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Semarang Tahun 2010 - 2011 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 2010 2011 13,33 12,89 16,56 16,21 10,50 10,30

Nasional Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang

Sumber : BPS Kabupaten Semarang

b) Jumlah Rumah Tangga Miskin.

Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Semarang didasarkan pada data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Tahun 2011, dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati masih sewa atau bukan milik sendiri;

(2) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang; (3) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/

kayu murahan;

(4) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester;

(5) Jenis atap tempat tinggal terbuat dari ijuk/rumbia/seng dan kondisi atap berkualitas jelek/rendah;

(6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/air hujan;

(7) Cara memperoleh air minum yang masih mengambil dari sumur/ mata air tidak terlindung/sungai/air hujan;

(8) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik; (9) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/

minyak tanah;

(10) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain;

(11) Tempat pembuangan akhir tinja yang masih menggunakan sungai/ danau/laut/lubang tanah/kebun;

(12)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 12

Kabupaten Semarang Tahun 2014

(12) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya;

(13) Menjadi peserta program beras untuk orang miskin (Raskin). Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Semarang sebagaimana Tabel dibawah ini:

Tabel 2.14

Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun 2008 dan Tahun 2011 KECAMATAN

JUMLAH RUMAH TANGGA ANGGOTA RTS/

INDIVIDU KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 TOTAL

2008 2011 2008 2011 2008 2011 2008 2011 2008 2011 GETASAN 1.298 1.205 2.050 1.196 1.185 1.288 4.533 3.689 15.141 13.947 TENGARAN 845 1.498 1.764 1.248 1.832 1.354 4.441 4.100 14.117 16.249 SUSUKAN 748 1.695 1.312 1.135 1.536 963 3.596 3.793 11.309 12.785 KALIWUNGU 290 1.054 930 619 1.390 638 2.610 2.311 7.590 8.012 SURUH 1.068 2.587 2.372 1.877 2.477 1.697 5.917 6.161 17.925 22.758 PABELAN 983 1.475 1.877 1.234 1.379 1.265 4.239 3.974 12.618 14.195 TUNTANG 901 1.217 1.863 1.147 1.837 1.333 4.601 3.697 14.793 15.228 BANYUBIRU 770 1.151 1.570 986 1.451 862 3.791 2.999 12.087 11.114 JAMBU 313 628 980 775 1.251 876 2.544 2.279 7.951 8.401 SUMOWONO 688 957 933 740 545 642 2.166 2.339 7.495 9.161 AMBARAWA 335 601 849 510 1.267 626 2.451 1.737 7.973 7.242 BANDUNGAN 774 691 1.083 724 757 737 2.614 2.152 9.151 8.991 BAWEN 574 895 1.461 819 1.257 879 3.292 2.593 9.854 10.524 BRINGIN 874 1.545 1.961 1.473 2.126 1.306 4.961 4.324 15.160 15.013 BANCAK 767 1.063 1.292 745 715 713 2.774 2.521 8.539 8.574 PRINGAPUS 450 1.494 1.390 1.253 1.977 1.151 3.817 3.898 11.320 15.724 BERGAS 405 752 1.187 732 1.989 794 3.581 2.278 11.237 9.393 UNGARAN BARAT 263 425 767 408 1.114 516 2.144 1.349 6.699 5.834 UNGARAN TIMUR 328 948 993 905 1.407 885 2.728 2.738 7.740 10.038 JUMLAH 12.674 21.881 26.634 18.526 27.492 18.525 66.800 58.932 208.699 223.183

Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2012

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Semarang pada tahun 2011 sebesar 6,21% sedangkan tahun 2012 sebesar 4,88%. Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,93% dan tahun 2012 sebesar 5,63%. Sedangkan ditingkat Nasional, TPT tahun 2011 sebesar 6,56% dan pada tahun 2012 sebesar 6,14%. Hal ini menunjukkan bahwa secara persentase TPT di Kabupaten Semarang mengalami penurunan sebesar 1,24%.

(13)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 13

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.15

Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

NO TINGKAT 2011 2012

1 Nasional 6,56 6,14

2 Provinsi Jawa Tengah 5,93 5,63

3 Kabupaten Semarang 6,12 4,88

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2012

c. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga

Perkembangan seni, budaya dan olahraga pada tahun 2011-2012 dalam rangka mengukur aspek kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Semarang dapat ditunjukkan Tabel berikut:

Tabel 2.16

Capaian Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

NO URAIAN SATUAN CAPAIAN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI %

1 Jumlah Grup Kesenian Group 1.152 1.127 1.583 140,46

2 Jumlah penyelenggaraan

festival seni dan budaya Kali 4 10 5 50,00

3 Jumlah sarana penyelenggaraan

seni dan budaya Buah 5 5 5 100,00

4 Benda, situs dan kawasan cagar

budaya yang dilestarikan Lokasi 35 34 79 232,35

Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, 2012

1) Jumlah grup kesenian tahun 2012 sebanyak 1.583 grup, meningkat 431 grup jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 1.152 grup. Jumlah grup kesenian selain mengalami peningkatan, juga telah melampaui target dalam RPJMD yakni sebanyak 1.127 grup atau 140,46%.

2) Pada tahun 2012 telah dilaksanakan festival seni budaya berupa kirab budaya dan pengiriman kelompok seni untuk mengikuti festival seni budaya yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Tengah, yakni:

 Parade seni Jateng di Simpang Lima berupa Prajuritan Desa Takelan Getasan “Manggala Tamtama Mudha”,

 Pentas seni Maerokoco/PRPP Jateng berupa Kuda Lumping Setyo Budi Utomo Desa Karanganyar Tuntang,

 Parade seni di Taman Budaya Jateng berupa Tari Topeng Ireng Kopeng Getasan,

 Pentas seni di Taman Budaya Jateng Surakarta berupa Puspita Rinonce Ambarawa tarian sekar ayu,

 Pentas seni dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Klaten berupa Prajuritan ujung-ujung Baok Pabelan “Langen Krido Turonggo”,

(14)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 14

Kabupaten Semarang Tahun 2014

 Parade seni di Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Tari Topeng Gecul Kopeng ke Getasan.

3) Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Semarang, berupa bantuan hibah peralatan dan pentas kepada kelompok seni dan organisasi kemasyarakatan yang mempunyai kegiatan dibidang seni dan budaya.

4) Pemerintah Kabupaten Semarang telah memfasilitasi perkembangan keragaman budaya antara lain dengan menyelenggarakan pameran seni lukis dan seni kriya.

5) Meningkatnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2012 sebanyak 79 lokasi melebihi target yang ditentukan sebanyak 34 lokasi atau 232,35%.

6) Dalam rangka memperkenalkan dan sekaligus memasyarakatkan Benda Cagar Budaya (BCB) Pemerintah Daerah tahun 2012 telah menyelenggarakan pameran BCB di Candi Gedongsongo.

Capaian indikator kinerja urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2012 rata-rata sebesar 200,83%, tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa

outcome

yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya seperti yang terlihat dalam Tabel berikut:

Tabel 2.17

Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

NO URAIAN SAT CAPAIAN 2011 TARGET REALISASI TAHUN 2012 %

1 Organisasi Pemuda Buah 25 16 27 168,75

2 Organisasi Olahraga Buah 168 100 174 174,00

3 Kegiatan Kepemudaan Keg 15 11 36 327,27

Lokasi 20 12 52 433,33

Orang 390 280 806 287,86

4 Jumlah Kegiatan Olahraga Cabang 40 30 28 93,33

5 Jumlah Klub Olahraga Buah 250 800 225 28,13

6 Jumlah Gedung Olahraga Buah 1 1 1 100,00

Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Semarang, 2012

1) Meningkatnya Organisasi Kepemudaan

Organisasi kepemudaan yang terdaftar di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 27 organisasi, bertambah 12 organisasi dibandingkan tahun 2011 yang hanya berjumlah 15 organisasi.

Selain itu, terdapat juga Kelompok Usaha Pemuda Produktif sebanyak 27 kelompok, mengalami peningkatan sebesar 180% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 15 kelompok.

(15)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 15

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Dengan semakin meningkatnya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda untuk dapat bersaing dalam perekonomian secara global, selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

2) Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan

Kegiatan Kepemudaan tahun 2012 mengalami peningkatan baik dari sisi jenis, jumlah dan peserta kegiatan yaitu 5 jenis kegiatan dilakukan sebanyak 36 kali di 52 lokasi dengan 806 peserta. Jika dibandingkan tahun 2011, yakni 4 jenis kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 15 kali di 20 lokasi dengan 390 peserta.

Meningkatnya kegiatan kepemudaan, juga didukung adanya bantuan hibah dari pemerintah daerah kepada organisasi kepemudaan, yaitu: KNPI dan Kwarcab Pramuka.

3) Meningkatnya Organisasi Olahraga

Jumlah organisasi olahraga di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 174 buah, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 168 buah. Meningkatnya organisasi olahraga ini didukung oleh Sarana Penyelenggaraan Olahraga yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah berupa bantuan hibah kepada organisasi dan kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan keolahragaan antara lain: KONI.

4) Meningkatnya Prestasi Olahraga

Peningkatan prestasi olahraga dapat dilihat dari meningkatnya perolehan medali pada kegiatan-kegiatan olahraga, antara lain: Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda), Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan Kejuaraan Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh untuk tahun 2012 sebanyak 163 medali terdiri dari 61 medali emas, 55 medali perak dan 47 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2011 sebanyak 87 medali.

2. Aspek Pelayanan Umum

a. Fokus Layanan Urusan Wajib 1) Pendidikan

Capaian target indikator sasaran Urusan Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa

outcome

yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2012. Keberhasilan pembangunan di Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2012 adalah seperti dalam Tabel berikut:

(16)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 16

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.18 Capaian Urusan Pendidikan

Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012

NO URAIAN SATUAN CAPAIAN 2011 2012 %

TARGET REALIASI

1. Angka Partisipasi PAUD % 35,41 36,42 37,13 101,95

2. Angka Partisipasi Murni (APM)

- SD/MI % 95,03 95,05 95,05 100,00

- SMP/MTs % 81,63 81,67 81,70 100,04

- SMA/SMK/MA % 39,35 39,50 40,03 101,34

3. Angka Partisipasi Kasar (APK)

- SD/MI % 105,01 104,91 105,01 100,10 - SMP/MTs % 95,87 95,91 95,88 99,97 - SMA/SMK/MA % 49,23 49,00 51,02 104,12 4. Angka Kelulusan - SD/MI % 100,00 99,97 100,00 100,03 - SMP/MTs % 99,02 99,50 99,09 99,59 - SMA/SMK/MA % 99,80 99,02 99,83 100,82

5. Angka Putus Sekolah

- SD/MI % 0,11 0,11 0,10 110,00

- SMP/MTs % 0,61 0,58 0,51 113,73

- SMA/SMK/MA % 0,91 0,85 0,91 93,41

6. Rasio ketersediaan

sekolah/penduduk usia sekolah

- SD/MI % 0,73 0,76 0,74 97,37

- SMP/MTs % 0,30 0,30 0,30 100,00

- SMA/SMK/MA % 0,13 0,14 0,13 92,86

7. Angka Melanjutkan dari SD/MI

ke SMP/MTs % 93,33 91,00 93,30 102,53

8. Angka Melanjutkan dari SMP/

MTs ke SMA/MA/SMK % 70,42 68,30 76,26 111,65

9. Angka Melek Huruf usia > 15 th % 99,78 99,87 99,86 99,99

10. Guru yang berpendidikan S1/D-IV

- TK/RA, SD/MI % 48,78 43,00 52,67 122,49

- SMP/MTs % 84,95 86,00 87,04 101,21

- SMA/MA/SMK % 92,95 94,00 93,51 99,48

11. Guru bersertifikat pendidik

- SD % 38,33 55,00 43,06 78,29

- SMP % 56,89 60,00 58,84 98,07

- SMA/SMK % 38,33 54,00 38,35 71,02

12. Ruang kelas SD/MI sesuai

standar % 62,80 64,59 95,24 147,45

13. Ruang kelas SMP/MTs sesuai

standar % 79,20 88,90 83,53 93,96

14. Ruang kelas SMA/SMK sesuai

standar % 40,02 38,00 42,75 112,50

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

a) Pemerataan dan akses layanan pendidikan

(1) Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA/SMK sebagaimana Tabel berikut:

(17)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 17

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.19 Capaian APK dan APM

Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012 JENJANG APK (%) APM (%) CAPAIAN 2011 2012 + ( - ) CAPAIAN 2011 2012 + ( - )

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

PAUD 35,41 36,42 37,13 101,95 1,72

SD/MI 105,01 104,91 105,01 100,10 0,00 95,03 95,05 95,05 100,00 0,02 SMP/MTS 95,87 95,91 95,88 99,97 0,01 81,63 81,67 81,70 100,04 0,07 SMA/MA/ SMK 49,23 49,00 51,02 104,12 1,79 39,35 39,50 40,03 101,34 0,68 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

Dari Tabel di atas tampak bahwa terdapat kenaikan APK tahun 2012 pada jenjang PAUD sebesar 37,13 atau 101,95% dari target sebesar 36,42, jenjang SD/MI sebesar 105,01 atau 100,10% dari target sebesar 104,91 dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 51,02 atau 104,12% dari target 49,00. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi, sedangkan untuk jenjang SMP/MTs mengalami penurunan sebesar 95,88 atau 99,97% dari target 95,91 sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi masih harus terus ditingkatkan.

Demikian juga untuk APM tahun 2012 mengalami kenaikan untuk jenjang SMP/MTs sebesar 81,70 atau 100,04% dari target sebesar 81,67 dan jenjang SMA/MA/SMK sebesar 40,03 atau 101,34% dari target sebesar 39,35. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi. Sedangkan untuk jenjang SD/MI tidak mengalami kenaikan/ penurunan, sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi masih harus terus ditingkatkan.

(2) Menurunnya angka putus sekolah sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.20

Angka Putus Sekolah

Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012

JENJANG CAPAIAN 2011 2012 + ( - ) TARGET REALISASI %

SD/MI 0,11 0,11 0,10 110,10 (0,01)

SMP/MTS 0,61 0,58 0,51 113,70 (0,10)

SMA/MA/SMK 0,91 0,85 0,91 93,41 0,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

Berdasarkan Tabel di atas tampak bahwa angka putus sekolah tahun 2012 mengalami kenaikan pada jenjang SD/MI sebesar 0,10

(18)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 18

Kabupaten Semarang Tahun 2014

atau 110,10% dibandingkan dengan target sebesar 0,11 dan jenjang SMP/MTs sebesar 0,51 atau 113,70% dari target 0,58 karena dengan meningkatnya pemberian beasiswa untuk siswa miskin/tidak mampu serta meningkatnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam hitungan

unit cost

per siswa. Namun pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah tidak menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,91 atau 93,41% dari target 0,85 dikarenakan banyaknya tawaran pekerjaan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) pada tamatan SMP serta masih relatif tingginya biaya pendidikan pada jenjang SMA/SMK (belum adanya BOS untuk jenjang pendidikan SMA/SMK). Untuk tahun-tahun mendatang diharapkan ada BOS untuk jenjang SMA/SMK, sehingga bisa membantu secara tidak langsung untuk menekan angka putus sekolah.

Secara umum tidak adanya kenaikan angka putus sekolah di jenjang pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin meningkat, disamping didukung oleh adanya kebijakan Pemerintah Pusat melalui dana BOS untuk jenjang pendidikan SD dan SMP serta program beasiswa bagi keluarga tidak mampu disemua jenjang pendidikan.

(3) Kenaikan angka melanjutkan pada tahun 2012 dibandingkan dengan target yang menandai tercapainya target RPJMD pada angka melanjutkan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kabupaten Semarang akan pentingnya pendidikan. Kenaikan angka melanjutkan ini dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.21

Angka Melanjutkan Sekolah

Kabupaten Semarang Tahun 2011 – 2012

JENJANG CAPAIAN 2011 2012 + ( - ) TARGET REALISASI % Dari SD/MI ke SMP/MTs 93,33 91,00 93,30 102,53 (0,03) Dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 70,42 68,30 76,26 111,65 5,84

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

(4) Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah yang menunjukkan semakin meningkatnya pemerataan akses pendidikan di Kabupaten Semarang.

(19)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 19

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.22

Rasio Ketersediaan Sekolah

Kabupaten Semarang Tahun 2011 – 2012

JENJANG 2010/2011 2011/2012 % + ( - ) TARGET REALISASI

SD/MI 0,73 0,76 0,74 97,37 (0,01) SMP/MTS 0,30 0,30 0,30 100,00 (0,10) SMA/MA/SMK 0,13 0,14 0,13 92,86 0,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

Dari Tabel di atas tampak bahwa secara umum rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Semarang untuk jenjang SD/MI tidak memenuhi target RPJMD namun naik dibandingkan tahun sebelumnya, dikarenakan ada 2 sekolah baru yaitu SD Solafide Ungaran dan SD Ar Rahmah Ambarawa, akan tetapi ada 2 sekolah yang tutup yaitu SDN Pakis 1 Bringin, SDN Tempuran 1 Bringin. Untuk jenjang SMP/MTs angka ketersediaan sekolah memenuhi target RPJMD namun tidak mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya 1 sekolah baru yaitu MTs Nurul Huda Banyubiru, dan ada 1 sekolah tutup yaitu SMP Issud Pabelan, sedangkan untuk jenjang SMA/SMK angka ketersediaan sekolah tidak mengalami peningkatan dan dibawah target RPJMD dikarenakan bertambahnya 2 SMK yaitu SMKN Nurul Forqon Susukan dan SMK Wikrama Susukan belum seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk usai 16-18 tahun. Disamping itu rencana pendirian Unit Sekolah Baru (USB) SMK baru tidak dapat terlaksana pada tahun 2012 dikarenakan salah satu syarat yaitu kepemilikan yang bersertifikat Pemda tidak terealisasi sehingga dana pendirian USB SMK dari pusat tidak terealisasi.

(5) Meningkatnya angka melek huruf sebesar 0,08% dari 99,78% pada tahun 2011 menjadi 99,86% pada tahun 2012. Sedangkan dari target RPJMD angka melek huruf ini masih dibawah target sebesar 0,01% dari target tahun 2012 sebesar 99,87%. Tidak tercapainya target ini dikarenakan minimnya dana penyelenggaraan kelompok belajar Keaksaraan Fungsional Dasar pada tahun 2012 sehingga proses pemberantasan buta aksara kurang optimal.

Dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian indikator pemerataan dan akses layanan pendidikan, upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 adalah :

(20)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 20

Kabupaten Semarang Tahun 2014

(1) Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah melalui pembangunan dan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas/bangunan sekolah, dengan presentase ruang kelas sesuai standar dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini :

Gambar 2.3

Persentase Ruang Kelas Sesuai Standar Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Semarang,2012

(2) Tersalurkannya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada siswa SD dan SMP dari Pemerintah Provinsi untuk SD/MI 74.816 siswa masing-masing Rp. 30.000,00 dan SMP/MTs 26.731 siswa masing-masing-masing-masing Rp. 50.000,00.

(3) Tersalurkannya bantuan beasiswa miskin untuk SD sebanyak 8.580 siswa, untuk siswa SMP sebanyak 3.465 siswa dan untuk siswa SMA/SMK sebanyak 4.014 siswa dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Semarang.

b) Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan

(1) Meningkatnya angka kelulusan dari tahun 2011 dan nilai ujian nasional yang secara umum menunjukkan hasil cukup memuaskan, seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.23

Tingkat Kelulusan Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011 dan 2011/2012

NO. JENJANG /INDIKATOR KINERJA 2010/2011 2011/2012 +/(-)

I. SD/MI/SDLB

1 Tingkat Kelulusan 100% 100% 0,00%

(21)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 21

Kabupaten Semarang Tahun 2014

NO. JENJANG /INDIKATOR KINERJA 2010/2011 2011/2012 +/(-) II. SMP/MTs/SMPLB 1 Tingkat Kelulusan 99,02% 99,09% 0,07% 2 Nilai UN 6,89 7,35 0,46 III. SMA/MA/SMK/SMALB 1 Tingkat Kelulusan 99,80% 99,83% 0,03 2 Nilai UN 7,45 7,60 0,15

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

Dari data tersebut di atas, tingkat kelulusan menunjukkan adanya peningkatan pada semua jenjang pendidikan. Sedangkan untuk nilai UN pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK mengalami peningkatan, namun pada jenjang SD/MI mengalami penurunan dikarenakan:

- Kurang optimalnya guru SD/MI/SDLB dalam mengajar di sekolah dikarenakan selain harus mengajar juga harus melaksanakan administrasi sekolah.

- Banyak kepala sekolah yang kosong, sehingga sebagian kepala sekolah harus mengampu lebih dari satu sekolah yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah.

- Tingkat kemampuan siswa berbeda-beda setiap tahunnya.

(2) Secara umum peringkat hasil ujian nasional tingkat Provinsi untuk tiap jenjang pendidikan mengalami kenaikan kecuali untuk SD/MI dan SMK, sehingga masih perlu ditingkatkan, sebagaimana Tabel berikut:

Tabel 2.24

Peringkat Hasil Ujian Nasional Tingkat Provinsi Tahun 2010/2011 dan 2011/2012

JENJANG 2010/2011 2011/2012 NAIK/ (TURUN)

SD/MI 3 7 (4) SMP/MTS 25 24 1 SMA/MA - Jurusan IPA - Jurusan IPS - Jurusan Bahasa SMK 25 27 25 29 22 18 21 35 3 9 4 (6) Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012

(3) Sampai dengan tahun 2012 jumlah guru yang telah memenuhi kualifikasi D4/S1 sebanyak 8.477 guru (73,01%) dan yang telah sertifikasi sebanyak 4.042 guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK (43,18%). Hal ini menunjukkan terpenuhinya kualifikasi S1/DIV

(22)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 22

Kabupaten Semarang Tahun 2014

sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Sertifikasi Guru.

Tabel 2.25

Persentase Guru Berpendidikan D4/S1 Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

JENJANG CAPAIAN 2011 2012 % + ( - ) TARGET REALISASI

SD/MI 48,78 43,00 52,67 122,49 3,89

SMP/MTS 84,95 86,00 87,04 101,21 2,09

SMA/MA/SMK 92,95 94,00 93,51 99,48 0,56

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012

Tabel 2.26

Persentase Guru Bersertifikat Pendidik Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

JENJANG CAPAIAN 2011 2012 % + ( - ) TARGET REALISASI

SD/MI 38,33 55,00 43,06 78,29 4,73

SMP/MTS 56,89 60,00 58,84 98,07 1,95

SMA/MA/SMK 38,33 54,00 38,35 71,02 0,02

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Semarang, Tahun 2012

Dari dua Tabel di atas secara umum baik guru berkualifikasi S1/D4 maupun guru bersertifikat pendidik mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah guru bersertifikat pendidik juga menunjukkan adanya peningkatan, namun belum sesuai dengan target RPJMD. Hal ini dikarenakan proses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan tes potensi awal secara

online

, sehingga jumlah guru yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target.

2) Kesehatan

Capaian target indikator sasaran Urusan Kesehatan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa

outcome

yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2012. Keberhasilan pembangunan di Urusan Kesehatan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun 2012 seperti terlihat dalam Tabel berikut:

(23)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 23

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.27

Capaian Urusan Kesehatan

Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012

NO URAIAN SATUAN CAPAIAN TAHUN 2011

TAHUN 2012 TARGET REALISASI %

1 Angka Harapan Hidup*) Tahun 72,54 72,40 72,61 100,92

2 Angka Kematian Bayi Per 1000 KH 13,37 8,11 13,19 61,49

3 Angka Kematian Ibu

Per 100.000

KH 146,24 118,00 78,01 151,26

4 Angka Kematian Balita Per 1000

KH 14,48 5,4 14,47 37,32

5 Persentase balita gizi buruk % 0,12 0,12 0,06 200,00

6 Rasio posyandu per satuan

balita Per 1000 balita 22,28 22,00 22,17 100,77

7 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

Per 1000

penduduk 0,37 0,38 0,37 97,37

8 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

Per 1000

penduduk 0,004 0,004 0,004 100,00

9 Rasio dokter per satuan

penduduk penduduk Per 1000 0,24 0,21 0,24 114,29

10 Rasio tenaga medis per

satuan penduduk penduduk Per 1000 0,36 0,28 0,37 132,14

11 Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani % 100,00 100,00 100,00 100,00

12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

% 92,10 93,75 94,33 100,62

13 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) % 73,61 100,00 99,15 99,15

14 Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan % 100,00 100,00 100,00 100,00

15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA % 43,87 48,00 26,32 54,83

16 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit DBD % 100,00 100,00 100,00 100,00

17 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

- Jamkesmas % 5.616 6.241 111,13

- Jamkesda % 1.323 888 67,12

18 Cakupan kunjungan bayi % 97,04 91,00 91,86 100,95

19 Cakupan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100,00

20 Cakupan Puskesmas

Pembantu % 28,94 28,94 28,94 100,00

(24)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 24

Kabupaten Semarang Tahun 2014

a) Kondisi mortalitas

Secara umum angka mortalitas tahun 2012 mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2011, ini dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.28

Capaian Indikator Angka Mortalitas Kabupaten Semarang Tahun 2011 dan 2012

NO INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET REALISASI 2012 1 Angka Kematian Bayi (AKB)

per 1.000 kh 13,37 8,11 13,19

2 Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kh

146,24 118 78,01

3 Angka Kematian Balita

(AKABA) per 1.000 kh 14,48 5,40 14,47

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2012

(1) Angka kematian bayi (0-1 tahun) pada tahun 2012 sebesar 13,19 per 1.000 kelahiran hidup lebih rendah apabila dibandingkan tahun 2011, sebagaimana terlihat pada Tabel bahwa pada tahun 2011 angka kematian bayi mencapai 13,37 per 1.000 kelahiran hidup, namun demikian realisasi 2012 ini belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2012 sebanyak 186 bayi, menurun dibanding tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kematian bayi sebanyak 192 bayi. Dari total 186 kematian bayi, penyebab terbesar karena Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yaitu sebesar 33,82%, disusul kasus asfiksia (sesak nafas) sebanyak 25,26% sedangkan sisanya 40,87% kasus lainnya yaitu infeksi, aspirasi (tersedak), kongenital (kelainan bawaan), pneumoni (penyakit paru) dan lain-lain.

Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 68,82%, usia 8-28 hari sebesar 6,45% dan usia 29 hari-1 tahun hanya sebesar 24,73%.

Tabel 2.29 Data Kematian Bayi

Kabupaten Semarang Tahun 2012

NO

PENYEBAB KEMATIAN

BAYI

JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA

KEMATIAN JUMLAH PENYEBAB % 0-7

HARI 8-28 HARI 29 HARI-1 TAHUN

1 BBLR 60 3 0 63 33,87

2 Asfiksia 38 0 9 47 25,26

3 Tetanus 0 0 0 0 0

(25)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 25

Kabupaten Semarang Tahun 2014

NO KEMATIAN PENYEBAB BAYI

JUMLAH BAYI MENINGGAL BERDASARKAN USIA

KEMATIAN JUMLAH PENYEBAB % 0-7 HARI 8-28 HARI 29 HARI-1 TAHUN 5 Aspirasi 9 2 0 11 5,91 6 Kongenital 8 4 0 12 6,45 7 DBD 0 0 2 2 1,08 8 Pneumonia 0 0 9 9 4,84 9 Diare 0 0 2 2 1,08 10 Lain 4 1 24 29 15,59 Jumlah 128 12 46 186 % Jumlah kematian bayi berdasar usia 68,82 6,45 24,73 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2012

Dari data tersebut terlihat bahwa kasus kematian tertinggi adalah BBLR pada usia 0-7 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi usia 0-7 hari dengan kondisi BBLR rawan terhadap kematian. Kondisi yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi secara umum antara lain:

 Frekuensi kunjungan ibu hamil K1-K4 masih rendah.

 Asupan gizi ibu hamil masih rendah.

 Masih kecilnya Persentase bidan desa yang sudah dilatih APN. (2) Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 sebesar 78,01 per

100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu sebesar 146,24 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/ nifas pada tahun 2012 sebanyak 11 orang, menurun dibanding tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kematian ibu hamil/bersalin/ nifas sebanyak 21 orang. Secara umum penyebab kematian ibu karena faktor usia resiko tinggi. Dari 11 kematian ibu, 6 diantaranya disebabkan karena perdarahan, 2 orang preeklampsie/eklampsie, 1 orang CRF dan 2 orang penyakit jantung.

(3) Angka kematian balita (umur 0-5 tahun) di tahun 2012 sebesar 14,47 per 1.000 kelahiran hidup, sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2011 dimana pada tahun 2011 angka kematian balita sebesar 14,48 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2012 sebanyak 18 balita, meningkat dibandiingkan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah balita meninggal sebanyak 16 balita. Kematian balita antara lain disebabkan karena diare (1 balita), sedangkan yang lainnya disebabkan oleh penyakit resiko tinggi dan kecelakaan yaitu : sakit jantung (2 balita),

(26)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 26

Kabupaten Semarang Tahun 2014

gizi buruk (1 balita), tenggelam (1 balita), kejang (1 balita), kecelakaan (1 balita), tumor otak (1 balita), Haemathomega enchepalitis (1 balita), kecelakaan lalu-lintas (2 balita), kelainan aesophagus (1 balita), Leukimia (3 balita), Febris (1 balita), Atresia bilier (1 balita) dan aspirasi (1 balita).

b) Kondisi morbiditas

Angka morbiditas tahun 2012 dibanding tahun 2011, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 2.30

Capaian Indikator Angka Morbiditas Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012

NO INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET 2012 REALISASI 2012 1 Incident Rate DBD per

10.000 penduduk 1,16 < 3 0,96

2 CFR DBD 1,85 0 2,02

3 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 100% (108 kasus) 100% (101 kasus) 100% (101 kasus) 4 Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) 43,87% 48,00% 26,32% 5 Cakupan penanganan HIV/AIDS (20 HIV / 100% 13 AIDS) 100% (15 HIV / 16 AIDS) 100% (15 HIV / 16 AIDS) 6 AFP Rate per 100.000

penduduk < 15 thn 1,79 > 2 4,00 7 Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam 100% 100% 100% 8 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% 100% 99,15%

9 Balita Gizi Kurang 3,18% 6% 3,06%

10 Balita Gizi Buruk 0,12% 0,12% 0,06%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

(1) Jumlah kasus DBD pada tahun 2012 sejumlah 101 kasus menurun dibanding tahun 2011 yang berjumlah 108 kasus. Penurunan kasus DBD dipengaruhi faktor iklim dan periodesasi serangan DBD. Penurunan kasus ini menyebabkan

Incidence Rate

(IR) menurun dibanding tahun 2011 dan mencapai target <2 per 10.000 penduduk. IR DBD tahun 2012 sebesar 0,96 per 10.000 penduduk menurun dibandingkan tahun 2011 dimana IR DBD-nya sebesar 1,16 per 10.000 penduduk. Berjalannya penegakan diagnosa secara dini juga mendukung terjadinya penurunan IR DBD.

(27)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 27

Kabupaten Semarang Tahun 2014

(2) Jumlah kematian akibat penyakit DBD di tahun 2012 sebanyak 2 orang, sama dengan tahun 2011 sebanyak 2 orang. Angka

Case

Fatality Rate

(CFR)/angka kematian DBD tahun 2012 sebesar 1,82%, angka ini menurun dari tahun 2011 sebesar 1,85%, hal ini disebabkan karena dengan kasus kematian yang sama sementara jumlah kasus penyakit meningkat.

(3) Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati sebanyak 152 kasus, dengan cakupan

Case Detection Rate

(CDR) sebesar 26,32% (data tidak termasuk dari Rumah sakit Paru Avio Wirawan Salatiga dan BKPM Salatiga). Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 25,48%. Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tahun 2012 sebesar 83,33%, menurun dibanding tahun 2011, dimana persentase kesembuhan di tahun 2011 sebesar 89%. Penurunan persentase kesembuhan disebabkan oleh adanya sistem pengobatan lengkap tanpa diikuti pemeriksaan dahak (terjadi di rumah sakit). Prosedur pengobatan TB yang benar adalah pasien dikatakan sudah sembuh apabila selama proses pengobatan diperiksa dahaknya sebanyak 2 kali dengan hasil negatif.

(4) Jumlah kasus HIV di tahun 2012 sebanyak 15 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 jumlah kasus HIV sebanyak 20 kasus. Jumlah kasus AIDS di tahun 2012 sebanyak 16 kasus yang berarti mengalami peningkatan dari 13 kasus AIDS di tahun 2011 menjadi 16 kasus di tahun 2012. Seluruh kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mendapatkan pelayanan kesehatan. (5) Jumlah kasus

Acute Flacid Paralysis

(AFP) yang ditemukan pada

tahun 2012 sebanyak 4 kasus, sama dengan tahun 2011, dimana pada tahun 2011 ditemukan 4 kasus AFP. Berdasarkan hasil laboratorium, seluruh kasus AFP yang ditemukan pada tahun 2012 negatif (bukan polio). AFP rate tahun 2012 sebesar 1,79 sama dengan tahun 2011 sebesar 1,79, dimana target AFP rate adalah ≥ 2. (6) Pada tahun 2012 desa/kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) sebanyak 12 desa/kelurahan. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 16 desa/kelurahan mengalami KLB. Seluruh KLB yang terjadi dapat tertangani < 24 jam.

(28)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 28

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 2.31

Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Semarang Tahun 2012

NO JENIS KLB DESA/KELURAHAN MENGALAMI KLB JUMLAH KASUS PENDERITA JUMLAH MENINGGAL

1 AFP Purworejo Kec. Suruh 1 0

Tambakboyo Kec.Ambarawa 1 0

Gentan Kec. Susukan 1 0

Wirogomo Kec. Banyubiru 1 0

2 Keracunan

makanan Sraten Kec.Tuntang Regunung Kec. Tuntang 116 6 0 0

Wirogomo Kec. Banyubiru 7 0

3 KIPI Tlogo Kec. Tuntang 1 0

Kedungringin Kec. Suruh 1 0

4 Rubella Lanjan Kec. Sumowono 25 0

5 Hepatitis A Boto Kec.Bancak 13 0

Harjosari Kec. Bawen 30 0

Randugunting Kec. Bergas 56 0

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

(7) Pada tahun 2012 belum semua desa/kelurahan di Kabupaten Semarang yang berjumlah 235 desa/kelurahan mencapai

Universal

Child Immunization

(UCI), yaitu tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil , Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Desa/Kelurahan UCI Tahun 2012 adalah 99,15%. Kondisi ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 73,61%, meskipun belum mencapai target yang diinginkan yaitu 100%. Hal ini disebabkan dari 235 desa masih ada 2 desa yang imunisasi dasarnya tidak mencapai 80%, karena faktor umur sejumlah bayi belum diperbolehkan mendapatkan imunisasi dasar.

(8) Dari hasil kegiatan penimbangan serentak yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 sejumlah 66.827 balita diperoleh hasil persentase balita gizi buruk sebesar 0,06% (41 balita). Angka ini lebih kecil dari target yang ditetapkan yaitu 0,12%. Seluruh balita dengan kasus gizi buruk mendapatkan perawatan. Balita dengan gizi kurang sebesar 3,06% (2.047 balita), gizi lebih sebesar 3,83% (2.560 balita) dan gizi baik sebesar 93,04% (62.174 balita).

(9) Jumlah Posyandu di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebanyak 1.626 Posyandu. Bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah balita dalam 1 tahun sebanyak 74.732 balita diperoleh angka rasio Posyandu sebesar 22,17 per 1000 balita.

(29)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 29

Kabupaten Semarang Tahun 2014

c) Kondisi Sanitasi Lingkungan

Kondisi sanitasi lingkungan tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 digambarkan secara jelas pada Tabel berikut:

Tabel 2.32

Kondisi Sanitasi Lingkungan

Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012

NO INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET 2012 REALISASI 2012

1 Cakupan jamban 84,30% 85,00% 85,72%

2 Cakupan rumah sehat 79,01% 76,00% 77,36%

3 Cakupan sarana air bersih 87,06% 90,00% 88,60%

4 Cakupan pengawasan sanitasi TTU, industri, TPM,

TP3 81,81% 84,00% 84,41%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

(1) Cakupan jamban di Kabupaten Semarang tahun 2012 sebesar 85,72%, meningkat dibanding tahun 2011, dimana tahun 2011 cakupan jamban sebesar 84,30%. Dengan meningkatnya cakupan jamban menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

(2) Cakupan rumah sehat tahun 2012 sebesar 77,36%. Secara target cakupan rumah sehat 2012 bisa terpenuhi, namun apabila dibandingkan dengan tahun 2011 maka cakupan rumah sehat ini menurun, dimana cakupan tahun 2011 sebesar 79,01%. Menurunnya cakupan rumah sehat disebabkan karena:

- Akselerasi pertumbuhan penduduk dengan proporsi pertumbuhan rumah tidak sejalan.

- Wilayah kerja yang luas tidak sebanding dengan jumlah tenaga pelaksana pemeriksa yang ada sehingga cakupan pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan.

(3) Cakupan sarana air bersih tahun 2012 sebesar 88,60%. Angka ini belum memenuhi target 90% walaupun meningkat apabila dibandingkan cakupan tahun 2011 yaitu sebesar 87,06%. Hal ini disebabkan karena:

- Sebaran sarana air bersih di Kabupaten Semarang belum merata. - Masih banyak daerah-daerah karena letak geografis yang sulit

meningkatkan cakupan air bersihnya (Kecamatan Suruh, Bancak, Bringin dan Susukan).

(4) Cakupan pengawasan sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU), industri, Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Penyimpanan dan Pengelolaan Pestisida (TP3) tahun 2012 sebesar 84,41% meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 81,81%.

(30)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 30

Kabupaten Semarang Tahun 2014

d) Kondisi pelayanan kesehatan

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Semarang pemerintah daerah selalu berupaya untuk mengembangkan sarana pelayanan kesehatan, baik dari segi kuantitas maupun pengembangan kualitas pelayanan agar tercipta pelayanan prima di setiap institusi pelayanan kesehatan.

Tabel 2.33

Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2012

NO INDIKATOR REALISASI 2011 TARGET 2012 REALISASI

1 Rasio Posyandu per 1000 balita 22,28 22,00 22,17

2 Rasio puskesmas, poliklinik,

pustu per 1000 penduduk 0,37 0,38 0,18

3 Rasio Rumah Sakit per 1000

penduduk 0,004 0,004 0,004

4 Rasio dokter per 1000 penduduk 0,19 0,20 0,24

5 Rasio tenaga medis per 1000 penduduk (dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi)

0,36 0,28 0,37

6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

100,00 100,00 100,00

7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

92,10 93,75 94,33

8 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

73,61 100,00 99,15

9 Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan 100,00 100,00 100,00

10 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

25,48 40,00 43,87

11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

100,00 100,00 100,00

12 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (RS)

- Jamkesmas 5.616 6.241

- Jamkesda 1.323 888

- Rawat Jalan (pasien) 61.369 64.891 120.699

- Rawat Inap (pasien) 55.394 59.579 87.041

13 Cakupan kunjungan bayi 97,04 91,00 91,86

14 Cakupan Puskesmas (Rasio

Puskesmas per Kecamatan) 136,84 136,84 136,84

15 Cakupan Puskesmas pembantu (Rasio Puskesmas Pembantu per Desa)

28,94 28,94 28,94

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Tahun 2012

(1) Pada tahun 2012 di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit rumah sakit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar

(31)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

II - 31

Kabupaten Semarang Tahun 2014

0,004 per 1.000 penduduk. Jumlah puskesmas tahun 2012 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 68 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 152 unit, polindes sebanyak 25 unit, Rumah Bersalin (RB) sebanyak 11 unit dan Balai Pengobatan (BP) sebanyak 67 unit.

(2) Total jumlah puskesmas, poliklinik, pustu, PKD, polindes, BP dan RB sebanyak 349 unit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak 944.277 jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,37 per 1.000 penduduk atau 3,7 per 10.000 penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%.

(3) Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang menunjukkan trend penurunan dari tahun 2011 sebesar 29,59% menjadi 26,58% di tahun 2012 dan persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang di tahun 2012 sudah di atas target nasional sebesar 15%. Trend penurunan ini menunjukkan status kesehatan masyarakat yang semakin baik yang mana hal ini disebabkan keberhasilan dalam upaya peneguhan fungsi puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat yang bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat dapat berjalan dengan baik. Fungsi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan promosi dan pencegahan, misalnya penyuluhan, sosialisasi program dan lain-lain.

(4) Cakupan rawat inap di Puskesmas rawat inap Kabupaten Semarang menunjukkan tren penurunan dari tahun 2011 sebesar 0,65% menjadi 0,62% di tahun 2012. Namun demikian cakupan yang dicapai belum bisa memenuhi target sebesar 1,5%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang sakit dan harus dirawat inap lebih memilih dirawat inap di rumah sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah dengan alasan antara lain pelayanan yang diberikan lebih lengkap, disamping itu adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dimana masyarakat Kabupaten Semarang yang dirawat di kelas tiga tidak dikenakan biaya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semua media perlakuan yang dicobakan pada media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh mampu mendorong organogenesis eksplan

Dengan menggunakan antena mikrostrip multilayer parasitic dapat menjadikan dimensi antena berkurang namun tetap menghasilkan gain yang besar jika

pembelajaran berbasis prezi dilakukan oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, guru mata pelajaran geografi serta siswa SMA Negeri 1 Kubung kelas X IPS

Berangkat dari pemikiran umum tentang kenyataan dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam dan realitas empirik yang terjadi pada lembaga-lembaga MTs di

Secara sintaktis, penggunaan kata tanya apakah dalam konstruksi interogatif retorik memiliki struktur yang hampir sama dengan konstruksi interogatif tertutup, yaitu

Aplikasi produk murabahah pada BRI Syari’ah KCP Metro yaitu untuk barang-barang yang jumlahnya tidak banyak maka pihak bank dapat membelikan terlebih dahulu dari pihak ke-tiga

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu

t test and F test result with α = 10%, the effect is variable level of education, bussines duration, labor force, and capital, while the F-test indicates that the