• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pancasila Di Era Setelah Reformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Pancasila Di Era Setelah Reformasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Pancasila Sejarah Pancasila

Pancasila sebagai Dasar Negara di Indonesia terdiri dari lima sila, Pancasila sebagai Dasar Negara di Indonesia terdiri dari lima sila, kelima sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan kelima sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil Dan Beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin yang Adil Dan Beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penjajahan Belanda telah berakhir pada tahun 1942, yaitu tanggal 8 Penjajahan Belanda telah berakhir pada tahun 1942, yaitu tanggal 8 Maret.

Maret. Saat Saat itu itu Indonesia Indonesia berada dibawah berada dibawah pimpinan Jepang, pimpinan Jepang, namunnamun Bangsa Jepang tidak berlangsung lama berada diIndonesia. Mulai tahun Bangsa Jepang tidak berlangsung lama berada diIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara sekutu. Untuk menarilk 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara sekutu. Untuk menarilk simpati bangsa Indonesia, supaya bisa membantu tentara

simpati bangsa Indonesia, supaya bisa membantu tentara Jepang. JepangJepang. Jepang memberikan

memberikan janji janji kemerdekaan kelak kemerdekaan kelak kemudian hari. kemudian hari. Hal Hal ini ini terjaditerjadi sebelum tanggal 17 Agustus,

sebelum tanggal 17 Agustus, tepatnya bangsa Indonesia belum merdeka.tepatnya bangsa Indonesia belum merdeka. Banyak bangsa-bangsa yang menjajah Negara Indonesia.Misalnya Banyak bangsa-bangsa yang menjajah Negara Indonesia.Misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, Jepang, paling lama yang menjajah bangsa Belanda, Portugis, Inggris, Jepang, paling lama yang menjajah adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan para penjajah, adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan para penjajah, banyak kerajaan-kerajaan besar yang merdeka. Perjuangan bangsa banyak kerajaan-kerajaan besar yang merdeka. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mengatur siasat untuk mengusir penjajah, dalam hal ini Indonesia dalam mengatur siasat untuk mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai tahun 1908 selalu mengalami kegagalan.Perdana Mentri Belanda, sampai tahun 1908 selalu mengalami kegagalan.Perdana Mentri Kaiso pada tanggal 7 September 1944, karena terus terdesak, kemudian Kaiso pada tanggal 7 September 1944, karena terus terdesak, kemudian padatanggal 29 April 1945 Jepang member janji kemerdekaan tanpa padatanggal 29 April 1945 Jepang member janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam maklumat Gunseikan. Dalam maklumat syarat yang dituangkan dalam maklumat Gunseikan. Dalam maklumat tersebut kemudian dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik tersebut kemudian dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugasnya yaitu usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugasnya yaitu untuk

untuk menyelidiki menyelidiki dan dan mengumpulkan mengumpulkan usul-usul usul-usul selanjutnya selanjutnya untukuntuk dikemukakan kepada pemerintahJepang untuk dapat dipertimbangkan dikemukakan kepada pemerintahJepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 ± 1 Juni 1945. mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 ± 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar  Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar  negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak

banyak anggota yang anggota yang berbicara, dua berbicara, dua di antaranya di antaranya adalah adalah MuhammadMuhammad Yamin dan Bung Karno,yang masing-masing mengusulkan calon dasar  Yamin dan Bung Karno,yang masing-masing mengusulkan calon dasar  negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas

mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:lima hal, yaitu: 1. Peri Kebangsaan 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 4. Peri Kerakyatan 5.

5. Kesejahteraan RakyaKesejahteraan Rakyatt

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang  juga terdiri atas lima hal, yaitu:

 juga terdiri atas lima hal, yaitu: 1.

1. Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan Yang Maha Esa 2.

2. Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia 3.

(2)

4.

4. Kerakyatan Kerakyatan yang yang Dipimpin Dipimpin oleh oleh Hikmat Hikmat Kebijaksanaan dalamKebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Permusyawaratan / Perwakilan 5.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaKeadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:

yang terdiri atas lima hal, yaitu: 1.

1. Nasionalisme (KebangsaNasionalisme (Kebangsaan Indonesia)an Indonesia) 2.

2. Internasionalisme (PerikemanusiaInternasionalisme (Perikemanusiaan)an) 3.

3. Mufakat atau DemokrasiMufakat atau Demokrasi 4.

4. 4.Kesejahteraan Sosia4.Kesejahteraan Sosiall 5.

5. Ketuhanan yang BerkebudayaaKetuhanan yang Berkebudayaann

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno

Bung Karno mengemukakan mengemukakan bahwa kelima sila bahwa kelima sila tersebut dapat tersebut dapat diperasdiperas menjadi Trisila, yaitu:

menjadi Trisila, yaitu: 1. Sosio nasionalisme 1. Sosio nasionalisme 2. Sosiodemokrasi 2. Sosiodemokrasi 3. Ketuhanan 3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 yaitu Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para

para anggota BPUPKI anggota BPUPKI sepakat untuk sepakat untuk membentuk sebuah membentuk sebuah panitia kecilpanitia kecil yang

yang tugasnya tugasnya adalah adalah menampung menampung usul-usul usul-usul yang yang masuk masuk dandan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, K.H. terdiri atas delapan orang, yaitu Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Muh. Yamin, M. Sutardjo Kartohadikusumo, Mr. A.A. Wachid Hasjim, Mr. Muh. Yamin, M. Sutardjo Kartohadikusumo, Mr. A.A. Maramis, R. Otto Iskandar Dinata, Drs. Muh. Hatta.

Maramis, R. Otto Iskandar Dinata, Drs. Muh. Hatta.

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas Sembilan Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas Sembilan orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil yang beranggotakan Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan siding dan berhasil sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan siding dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan ³Piagam Jakarta´.

dikenal dengan sebutan ³Piagam Jakarta´.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10 sampai 16 juli 1945, hasil Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10 sampai 16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

baiknya oleh oleh para para pemimpin pemimpin bangsa bangsa Indonesia, Indonesia, yaitu yaitu dengandengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.

(3)

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan dengan acara utama mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. preambulnya (Pembukaannya) dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur  Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur  mengusulkan agar

mengusulkan agar pada alinea pada alinea keempat preambul, keempat preambul, di di belakang katabelakang kata ketuhanan yang berbunyi deng

ketuhanan yang berbunyi dengan “kewajiban menjalankanan “kewajiban menjalankan syariat Islamsyariat Islam bagi

bagi pemeluk-pemeluknypemeluk-pemeluknyaa”” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesiadihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh.Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi Hasan. Muh.Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.

persatuan dan kesatuan bangsa.

Implementasi Pancasila Implementasi Pancasila

Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa wajib diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. wajib diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan ternyata tidaklah mulus, Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan ternyata tidaklah mulus, karena sangat dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara, karena sangat dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara, sehingga pengisian kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila sehingga pengisian kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk dan diri tertentu.

menampilkan bentuk dan diri tertentu.  A. Masa Orde

 A. Masa Orde Lama.Lama.

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu: lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu:

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI melalui sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan

(4)

mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya berfungsi sebagai adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah

Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila danPancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.

presidensiil tak dapat diwujudkan.

Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem pemerintahannya yang liberal melainkan suara terbanyak (voting). Sistem pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin munculnya pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dian

baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.ggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada UUD 1945.

kembali kepada UUD 1945.

Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

menjamin stabilitas pemerintahan.

Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dalam berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan pemahaman mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh perjalanan bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi UUD 45, sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKI dan terpimpin dan kepribadian nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap dihormati di dunia internasional dan integritas wilayah serta semangat dihormati di dunia internasional dan integritas wilayah serta semangat kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik adalah Pancasila kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik adalah Pancasila telah diarahkan sebagai ideology otoriter, konfrotatif dan tidak member  telah diarahkan sebagai ideology otoriter, konfrotatif dan tidak member  ruang pada demokrasi bagi rakyat.

(5)

B. Masa Orde Baru B. Masa Orde Baru

Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila. Situasi internasional kala itu masih diliputi menyimpang dari Pancasila. Situasi internasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam negeri kacau konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit, memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau sulit, memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi dan politik di arena internasional mengedepankan kepentingan strategi dan politik di arena internasional seperti yang dilakukan oleh

seperti yang dilakukan oleh Soekarno.Soekarno.

Dilihat dari konteks zaman, upaya Soeharto tentang Pancasila, diliputi Dilihat dari konteks zaman, upaya Soeharto tentang Pancasila, diliputi oleh paradigma yang esensinya adalah bagaimana menegakkan stabilitas oleh paradigma yang esensinya adalah bagaimana menegakkan stabilitas guna mendukung rehabilitasi dan pembangunan ekonomi. Istilah terkenal guna mendukung rehabilitasi dan pembangunan ekonomi. Istilah terkenal pada saat itu adalah stabilitas politik yang dinamis diikuti dengan trilogi pada saat itu adalah stabilitas politik yang dinamis diikuti dengan trilogi pembangunan. Perincian pemahaman Pancasila itu sebagaimana yang pembangunan. Perincian pemahaman Pancasila itu sebagaimana yang kita lihat dalam konsep P4 dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. kita lihat dalam konsep P4 dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. Soeharto melakukan ijtihad politik dengan melakukan pemahaman Soeharto melakukan ijtihad politik dengan melakukan pemahaman Pancasila melalui apa yang disebut dengan P4 (Pedoman Penghayatan Pancasila melalui apa yang disebut dengan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Eka prasetia Pancakarsa. Itu tentu saja dan Pengamalan Pancasila) atau Eka prasetia Pancakarsa. Itu tentu saja didasarkan pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang didasarkan pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang dihadapi bangsa. Pada awalnya memang memberi angin segar dalam dihadapi bangsa. Pada awalnya memang memberi angin segar dalam pengamalan Pancasila, namun beberapa tahun kemudian pengamalan Pancasila, namun beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Walaupun terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan Walaupun terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan dari dunia internasional, Tapi kondisi politik dan keamanan dalam negeri dari dunia internasional, Tapi kondisi politik dan keamanan dalam negeri tetap rentan, karena pemerintahan sentralistik dan otoritarian. Pancasila tetap rentan, karena pemerintahan sentralistik dan otoritarian. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM tafsiran lain. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara. terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara. Pancasila seringkali digunakan sebagai legimitator tindakan yang Pancasila seringkali digunakan sebagai legimitator tindakan yang menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk berkreasi.

berkreasi.

Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideology Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideology yang hanya menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal pada yang hanya menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal pada pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan hak-hak demokrasi pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan hak-hak demokrasi dikekang.

dikekang.

C. Masa Orde Reformasi C. Masa Orde Reformasi

Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini Orde Reformasi, jika boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang kini Orde Reformasi, jika boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang  juga

 juga berupaya berupaya mengoreksi mengoreksi penyelewengapenyelewengan n yang yang dilakukan dilakukan oleh oleh OrdeOrde Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai politik, LSM, dan lain-lain. berkumpul dengan mendirikan partai politik, LSM, dan lain-lain. Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun, Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan

(6)

dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lain justru amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat beragama, antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. beragama, antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa menjadi cara untuk Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan. menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan. Kondisi nyata saat ini yang dihadapi adalah munculnya ego kedaerahan Kondisi nyata saat ini yang dihadapi adalah munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, munculnya indikasi tersebut sebagai salah dan primordialisme sempit, munculnya indikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman tentang Pancasila sebagai satu gambaran menurunnya pemahaman tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas, paham negara. Padahal suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas, paham negara. Padahal seperti diketahui Pancasila sebagai sistem yang terdiri dari lima sila seperti diketahui Pancasila sebagai sistem yang terdiri dari lima sila (sikap/ prinsip/pandangan hidup) dan merupakan suatu keutuhan yang (sikap/ prinsip/pandangan hidup) dan merupakan suatu keutuhan yang saling menjiwai dan dijiwai itu digali dari kepribadian bangsa Indonesia saling menjiwai dan dijiwai itu digali dari kepribadian bangsa Indonesia yang majemuk bermacam etnis/suku bangsa, agama dan budaya yang yang majemuk bermacam etnis/suku bangsa, agama dan budaya yang bersumpah menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa bersumpah menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa persatuan, sesuai dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.

persatuan, sesuai dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.

Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa bangsa saat ini adalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang daerah, baik konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang masih terjadi di Papua,Maluku. Berbagai konflik yang terjadi dan telah masih terjadi di Papua,Maluku. Berbagai konflik yang terjadi dan telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat, seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi kehidupan masyarakat, seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih

oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih mengutamakan kerukunan telah hilangmengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat

dari kehidupan masyarakat Indonesia.Indonesia.

Orde Reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki Orde Reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki empat Presiden. Pergantian presiden sebelum waktunya karena berbagai empat Presiden. Pergantian presiden sebelum waktunya karena berbagai masalah.

masalah.

Pada era Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri, Pada era Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri, Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi negara, tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik. Ditambah lagi negara, tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik. Ditambah lagi arus globalisasi dan arus demokratisasi sedemikian kerasnya, sehingga arus globalisasi dan arus demokratisasi sedemikian kerasnya, sehingga aktivis-aktivis prodemokrasi tidak tertarik merespons ajakan dari siapapun aktivis-aktivis prodemokrasi tidak tertarik merespons ajakan dari siapapun yang berusaha mengutamakan pentingnya Pancasila sebagai ideologi yang berusaha mengutamakan pentingnya Pancasila sebagai ideologi dandan dasar negara.

dasar negara.

Ideologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh Ideologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh elemen bangsa Indonesia khususnya para negarawan dan para politisi elemen bangsa Indonesia khususnya para negarawan dan para politisi serta pelaku ekonomi dalam berpartisipasi membangun negara, justru serta pelaku ekonomi dalam berpartisipasi membangun negara, justru menjadi kabur dan terpinggirkan. Hasilnya NKRI mendapat tantangan menjadi kabur dan terpinggirkan. Hasilnya NKRI mendapat tantangan yang berat. Timor-Timur yang telah lama bergabung dalam NKRI melalui yang berat. Timor-Timur yang telah lama bergabung dalam NKRI melalui perjuangan dan pengorbanan lepas dengan sekejap pada masa reformasi perjuangan dan pengorbanan lepas dengan sekejap pada masa reformasi tersebut. Daerah-daerah lain juga mengancam akan berdiri sendiri bila tersebut. Daerah-daerah lain juga mengancam akan berdiri sendiri bila tuntutannya tidak dipenuhi oleh pemerintah pusat. Tidak segan-segan, tuntutannya tidak dipenuhi oleh pemerintah pusat. Tidak segan-segan, sebagian masyarakat menerima aliran dana asing dan rela

sebagian masyarakat menerima aliran dana asing dan rela mengorbankanmengorbankan kepentingan bangsanya sebagai imbalan dolar.

(7)

Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa yang dikenal dengan Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa yang dikenal dengan ”subversi asing”, yakni kita saling menghancurkan negara sendiri karena ”subversi asing”, yakni kita saling menghancurkan negara sendiri karena campur tangan secara halus pihak asing. Di dalam pendidikan formal, campur tangan secara halus pihak asing. Di dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagai pelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila tidak lagi diajarkan sebagai pelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.

Pancasila pada masyarakat melemah.

Implementasi Pancasila Setelah Reformasi Implementasi Pancasila Setelah Reformasi

Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai perjalanan Bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara ini. Artinya segala tindak tanduk dari orang-orang yang dasar negara ini. Artinya segala tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik yang bernama Indonesia, termaktub sebagai warga negara dari republik yang bernama Indonesia, haruslah didasarkan pada nilai-nilai

haruslah didasarkan pada nilai-nilai dan semangat Pancasila.dan semangat Pancasila.  Apakah

 Apakah dia dia sebagai sebagai seorang seorang politisi, politisi, birokrat, birokrat, aktivis, aktivis, buruh,buruh, mahasiswa dan lain sebagainya. Pancasila dan UUD 1945 sudah final mahasiswa dan lain sebagainya. Pancasila dan UUD 1945 sudah final dandan tidak boleh lagi diganggu gugat sebagai landasan dan falsafah yang tidak boleh lagi diganggu gugat sebagai landasan dan falsafah yang mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pun terbukti sangat ampuh sebagai pedoman kehidupan bersama, pun terbukti sangat ampuh sebagai pedoman kehidupan bersama, termasuk kehidupan dalam berpolitik. Tidak ada yang lain. Ideologi termasuk kehidupan dalam berpolitik. Tidak ada yang lain. Ideologi Pancasila dan UUD 1945 tidak perlu lagi diperdebatkan lagi. Itu sudah Pancasila dan UUD 1945 tidak perlu lagi diperdebatkan lagi. Itu sudah menjadi kesepakatan masyarakat Indonesia ketika negara ini didirikan. menjadi kesepakatan masyarakat Indonesia ketika negara ini didirikan. Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah hasil Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah hasil dari penggalian karakter dan

dari penggalian karakter dan budaya masyarakat Indonesia.budaya masyarakat Indonesia.

Pancasila adalah asal tunggal dan menjadi sumber dari segala Pancasila adalah asal tunggal dan menjadi sumber dari segala sumber hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, termasuk sumber hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan berpolitik. Karena itu, partai politik sebagai salah satu kehidupan berpolitik. Karena itu, partai politik sebagai salah satu infrastruktur politik dan segala sesuatu yang hadir dan lahir di negara ini, infrastruktur politik dan segala sesuatu yang hadir dan lahir di negara ini, harus tunduk dan taat pada Pancasila.Indoktrinasi Pancasila yang harus tunduk dan taat pada Pancasila.Indoktrinasi Pancasila yang dilakukan pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun ter

dilakukan pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun ter nyata tidak banyaknyata tidak banyak menyentuh pemahaman publik atas dasar negara Indonesia itu. Pancasila menyentuh pemahaman publik atas dasar negara Indonesia itu. Pancasila lebih banyak dimaknai sebagai konsepsi dan alat politik penguasa. lebih banyak dimaknai sebagai konsepsi dan alat politik penguasa. Memang rezim Orde Baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai Memang rezim Orde Baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi, implementasi dan aplikasinya sangat di Indonesia. Akan tetapi, implementasi dan aplikasinya sangat mengecewakan kita semua. Sadar atau tidak sadar, rezim Orde Baru kian mengecewakan kita semua. Sadar atau tidak sadar, rezim Orde Baru kian lama kian menggeser hakekat perjuangan mempertahankan Pancasila lama kian menggeser hakekat perjuangan mempertahankan Pancasila menjadi perjuangan untuk mempertahankan kekuasaan. Acapkali kiat menjadi perjuangan untuk mempertahankan kekuasaan. Acapkali kiat yang digunakan rezim Orde Baru dalam menghadapi sikap yang yang digunakan rezim Orde Baru dalam menghadapi sikap yang berseberangan dengan pemerintah ialah dengan membenturkannya berseberangan dengan pemerintah ialah dengan membenturkannya dengan persoalan ideologi. Ideologi yang sebenarnya bersifat sistemik dengan persoalan ideologi. Ideologi yang sebenarnya bersifat sistemik tidak boleh bertentangan dengan ideology yang resmi yaitu Pancasila tidak boleh bertentangan dengan ideology yang resmi yaitu Pancasila yang sudah direduksi oleh ideologi negara/Orde Baru. Disinilah terjadi yang sudah direduksi oleh ideologi negara/Orde Baru. Disinilah terjadi penafsiran sepihak terhadap Pancasila oleh rezim Orde Baru. Ideologi penafsiran sepihak terhadap Pancasila oleh rezim Orde Baru. Ideologi yang bertentangan akan berada dalam kategori yang harus dimusnahkan yang bertentangan akan berada dalam kategori yang harus dimusnahkan atau ditindak. Pengasastunggalan Pancasila merupakan cara rezim Orde atau ditindak. Pengasastunggalan Pancasila merupakan cara rezim Orde Baru untuk menyatukan pandangan-pandangan, tetapi akhirnya menjadi Baru untuk menyatukan pandangan-pandangan, tetapi akhirnya menjadi

(8)

penindasan ideologis, sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan penindasan ideologis, sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan kreatif dan kritis menjadi takut. Belum lagi penindasan secara fisik seperti kreatif dan kritis menjadi takut. Belum lagi penindasan secara fisik seperti pembunuhan terhadap orang di Timor-Timur, Aceh, Irian Jaya, kasus pembunuhan terhadap orang di Timor-Timur, Aceh, Irian Jaya, kasus Tanjung Priok, pengrusakan/penghancuran pada kasus 27 Juli dan Tanjung Priok, pengrusakan/penghancuran pada kasus 27 Juli dan seterusnya. Perlakuan diskriminasi oleh negara juga dirasakan oleh seterusnya. Perlakuan diskriminasi oleh negara juga dirasakan oleh masyarakat non pribumi (keturunan) dan masyarakat golongan minoritas. masyarakat non pribumi (keturunan) dan masyarakat golongan minoritas. Mereka merasa diasingkan, bahkan acapkali mereka hanya dijadikan Mereka merasa diasingkan, bahkan acapkali mereka hanya dijadikan sebagai kambing hitam jika ada masalah, atau diperas secara ekonomi. sebagai kambing hitam jika ada masalah, atau diperas secara ekonomi.

Sedangkan orang-orang yang dijadikan tapol dan napol dijadikan Sedangkan orang-orang yang dijadikan tapol dan napol dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat bagaimana kalau mereka tidak tunduk sebagai contoh bagi masyarakat bagaimana kalau mereka tidak tunduk kepada penguasa. Inilah salah satu

kepada penguasa. Inilah salah satu contoh bentuk kekerasan politik.contoh bentuk kekerasan politik.

Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No. 11/PNPS/ 1963 tentang Anti Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No. 11/PNPS/ 1963 tentang Anti Subversi merupakan salah satu alat yang dipakai penguasa Orde Baru Subversi merupakan salah satu alat yang dipakai penguasa Orde Baru untuk menjerat pi hak-pihak yang dianggap berseberangan dengan untuk menjerat pi hak-pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah dengan dalih GPK, PKI, OTB, dan sebagainya. Penguasa pemerintah dengan dalih GPK, PKI, OTB, dan sebagainya. Penguasa Orde Baru bukan lagi memberantas kejahatan terhadap negara tetapi Orde Baru bukan lagi memberantas kejahatan terhadap negara tetapi  justru

 justru mereka mereka telah telah melakukan melakukan berbagai berbagai bentuk bentuk kejahatan kejahatan politik politik dandan melanggar HAM. Dengan subjektivitasnya, penguasa ORBA bertindak melanggar HAM. Dengan subjektivitasnya, penguasa ORBA bertindak sebagai "wasit" yang menilai warganya, apakah perbuatan seseorang itu sebagai "wasit" yang menilai warganya, apakah perbuatan seseorang itu tergolong subversif atau bukan. Dalam hal ini hanya masyarakat tergolong subversif atau bukan. Dalam hal ini hanya masyarakat pembangkang saja yang diposisikan sebagai obyek UU Subversi itu. pembangkang saja yang diposisikan sebagai obyek UU Subversi itu. Sedangkan pihak-pihak yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme Sedangkan pihak-pihak yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi bahagian dari sistem pemerintahan Orde Baru. Ditinjau (KKN) menjadi bahagian dari sistem pemerintahan Orde Baru. Ditinjau dari segi demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim Orde Baru dari segi demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim Orde Baru  justru

 justru menghambat menghambat proses proses demokratisasi demokratisasi itu itu sendiri. sendiri. Antara Antara lain; lain; dengandengan proses departaisasi atau pembatasan jumlah partai, pengekangan proses departaisasi atau pembatasan jumlah partai, pengekangan kebebasan pers, penahanan dan penculikan para aktivis demokrasi, kebebasan pers, penahanan dan penculikan para aktivis demokrasi, rekayasa politik, kecurangan dalam pemilu, dan sebagainya. Di bidang rekayasa politik, kecurangan dalam pemilu, dan sebagainya. Di bidang hukum, penyelesaian kasus yang berkaitan dengan penguasa tidak hukum, penyelesaian kasus yang berkaitan dengan penguasa tidak mencerminkan rasa keadilan, misalnya; kasus Marsinah, kasus Kedung mencerminkan rasa keadilan, misalnya; kasus Marsinah, kasus Kedung Ombo, kasus Ohee (Irian Jaya), kasus Udin, kasus Jamsostek yang Ombo, kasus Ohee (Irian Jaya), kasus Udin, kasus Jamsostek yang melibatkan pejabat negara, dan lain-lain.

melibatkan pejabat negara, dan lain-lain.  Akumulasi

 Akumulasi ketidakadilan ketidakadilan dan dan kebobrokan kebobrokan rezim rezim Orde Orde Baru Baru seakan- seakan-akan memuncak ketika gong reformasi mulai dibunyikan. Akibatnya, akan memuncak ketika gong reformasi mulai dibunyikan. Akibatnya, menjelang dan sesudah Soeharto "lengser" dari jabatan Presiden RI, 21 menjelang dan sesudah Soeharto "lengser" dari jabatan Presiden RI, 21 Mei 1998 lalu, berbagai peristiwa dan kondisi buruk kembali mewarnai Mei 1998 lalu, berbagai peristiwa dan kondisi buruk kembali mewarnai kehidupan bangsa kita sekaligus menjadi cobaan berat bagi Pancasila kehidupan bangsa kita sekaligus menjadi cobaan berat bagi Pancasila sebagai dasar dan ideology negara. Pemaknaan baru selama Orde sebagai dasar dan ideology negara. Pemaknaan baru selama Orde Reformasi, di satu sisi, juga memperlemah memori publik soal dasar  Reformasi, di satu sisi, juga memperlemah memori publik soal dasar  negara ini. Orde Baru sepanjang kekuasaannya bisa menanamkan negara ini. Orde Baru sepanjang kekuasaannya bisa menanamkan Pancasila sebagai doktrin absolut. Upaya doktrinasi dilakukan secara Pancasila sebagai doktrin absolut. Upaya doktrinasi dilakukan secara komprehensif lewat pendidikan. Ideologisasi Pancasila tak hanya komprehensif lewat pendidikan. Ideologisasi Pancasila tak hanya ditekankan dalam sistem kepartaian dan praktik politik, tetapi juga dalam ditekankan dalam sistem kepartaian dan praktik politik, tetapi juga dalam ranah pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan ranah pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Ideologisasi yang dilakukan secara represif di tatar pendidikan tinggi. Ideologisasi yang dilakukan secara represif di tatar pendidikan mengarah pada pengultusan Pancasila sebagai simbol keramat. Ini mengarah pada pengultusan Pancasila sebagai simbol keramat. Ini

(9)

dilakukan melalui langkah seperti pembacaan teks Pancasila di setiap dilakukan melalui langkah seperti pembacaan teks Pancasila di setiap upacara di setiap sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, upacara di setiap sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, indoktrinasi melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila indoktrinasi melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), hingga pendidikan kewiraan di tingkat perguruan tinggi. Pasca (P4), hingga pendidikan kewiraan di tingkat perguruan tinggi. Pasca runtuhnya Orde Baru, gelombang keterbukaan membuka kemungkinan runtuhnya Orde Baru, gelombang keterbukaan membuka kemungkinan masyarakat untuk memaknai ulang Pancasila sebagai dasar negara. masyarakat untuk memaknai ulang Pancasila sebagai dasar negara. Wacana soal apakah Pancasila merupakan ideologi atau bukan Wacana soal apakah Pancasila merupakan ideologi atau bukan berkembang selama rezim reformasi.

berkembang selama rezim reformasi. Sejumlah kelompok menerjemahkanSejumlah kelompok menerjemahkan Pancasila bukan sebagai ideologi, melainkan kontrak sosial yang Pancasila bukan sebagai ideologi, melainkan kontrak sosial yang dirumuskan para founding fathers saat mendirikan negara ini. dirumuskan para founding fathers saat mendirikan negara ini. Onghokham adalah salah satu tokoh yang menyatakan Pancasila Onghokham adalah salah satu tokoh yang menyatakan Pancasila bukanlah falsafah atau ideologi. Pancasila adalah dokumen politik dalam bukanlah falsafah atau ideologi. Pancasila adalah dokumen politik dalam proses pembentukan negara baru, yakni kontrak sosial yang merupakan proses pembentukan negara baru, yakni kontrak sosial yang merupakan persetujuan atau kompromi di antara sesama warga negara tentang asas persetujuan atau kompromi di antara sesama warga negara tentang asas negara baru. Ia menyamakan Pancasila dengan dokumen penting negara baru. Ia menyamakan Pancasila dengan dokumen penting beberapa negara lain, seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Right di beberapa negara lain, seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Right di  Amerika

 Amerika Serikat, Serikat, atau atau Droit Droit de de l’homme l’homme di di Perancis. Perancis. Pancasila Pancasila sebagaisebagai sebuah kontrak sosial dari pendiri bangsa ini faktanya memang mampu sebuah kontrak sosial dari pendiri bangsa ini faktanya memang mampu bertahan hingga kini. Sejarah mencatat sejumlah upaya penggeseran bertahan hingga kini. Sejarah mencatat sejumlah upaya penggeseran landasan negara kepada bentuk asas lain pada masa awal berdirinya landasan negara kepada bentuk asas lain pada masa awal berdirinya bangsa ini menemui kegagalan. Namun, setelah melampaui sekian bangsa ini menemui kegagalan. Namun, setelah melampaui sekian banyak tantangan, eksistensi Pancasila sejauh ini masih banyak dimaknai banyak tantangan, eksistensi Pancasila sejauh ini masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara riil.

secara riil.

Semenjak Orba ditumbangkan oleh gerakan reformasi, Pancasila Semenjak Orba ditumbangkan oleh gerakan reformasi, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia telah kehilangan tempatnya yang sebagai ideologi bangsa Indonesia telah kehilangan tempatnya yang mapan. Semacam ada phobia dan ke-alergi-an masyarakat mapan. Semacam ada phobia dan ke-alergi-an masyarakat negara-bangsa ini untuk mengakui Pancasila apalagi mencoba untuk bangsa ini untuk mengakui Pancasila apalagi mencoba untuk menelaahnya. Meskipun negara ini masih menjaga suatu konsensus menelaahnya. Meskipun negara ini masih menjaga suatu konsensus dengan menyatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Namun secara dengan menyatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Namun secara faktual, agaknya kita harus mempertanyakannya kembali. Karena saat ini faktual, agaknya kita harus mempertanyakannya kembali. Karena saat ini debat tentang masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi debat tentang masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Apalagi ditengah kegalauan dan kegagalan masih kerap terjadi. Apalagi ditengah kegalauan dan kegagalan negara-bangsa menapak dengan tegak jalur sejarahnya sehingga selalu jatuh bangsa menapak dengan tegak jalur sejarahnya sehingga selalu jatuh bangun dan labil.Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang diakui di bangun dan labil.Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang diakui di negeri ini, sempat menjadi sema.

negeri ini, sempat menjadi sema.

Sudah hitungan tahun Indonesia memasuki era reformasi. Berbagai Sudah hitungan tahun Indonesia memasuki era reformasi. Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, berbangsa dan bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-ekonomi yang belum terjawab. faktanya masih banyak masalah sosial-ekonomi yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun dipertanyakan. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun dipertanyakan. Mampukah Pancasila memberikan pengharapan lebih baik untuk negeri Mampukah Pancasila memberikan pengharapan lebih baik untuk negeri ini? Dilihat dari faktanya sungguh memprihatinkan. Reformasi belum ini? Dilihat dari faktanya sungguh memprihatinkan. Reformasi belum berlansung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara berlansung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila, tetapi belum

(10)

Bangsa Indonesia merasakan delapan tahun berselang ini, terutama Bangsa Indonesia merasakan delapan tahun berselang ini, terutama pada awal-awal reformasi, di sana-sini dalam penggal-penggal waktu pada awal-awal reformasi, di sana-sini dalam penggal-penggal waktu tertentu muncul semacam disorientasi, penolakan, konflik, kegamangan, tertentu muncul semacam disorientasi, penolakan, konflik, kegamangan, pesimisme, apatisme, demoralisasi, kekosongan, kemarahan dan bahkan pesimisme, apatisme, demoralisasi, kekosongan, kemarahan dan bahkan kebencian.

kebencian. “Kita alami bersama“Kita alami bersama-sama dan sebagian sudah dapat kita-sama dan sebagian sudah dapat kita lewati, sebagian masih kita rasakan sisanya, sebagian masih terasa lewati, sebagian masih kita rasakan sisanya, sebagian masih terasa mencekam dalam kehidupan kita bersama dewasa ini. Orang lantas sering mencekam dalam kehidupan kita bersama dewasa ini. Orang lantas sering berbicara lantang, kita mesti membangun Indonesia baru karena itu dalam berbicara lantang, kita mesti membangun Indonesia baru karena itu dalam konteks itu muncul sejumlah kecenderungan. Secara sosiologis kita konteks itu muncul sejumlah kecenderungan. Secara sosiologis kita mengetahui kerawanan dalam masa transisi, nilai dan tatanan lama telah mengetahui kerawanan dalam masa transisi, nilai dan tatanan lama telah ditinggalkan, sementara nilai dan tatanan baru belum terwujud perjuangan ditinggalkan, sementara nilai dan tatanan baru belum terwujud perjuangan dan pemikiran setiap warga negara Indonesia.

dan pemikiran setiap warga negara Indonesia.

Eksistensi Pancasila di era reformasi ini mestinya menjadi dasar, Eksistensi Pancasila di era reformasi ini mestinya menjadi dasar, acuan atau paradigma baru. Pancasila adalah dasar negara yang sesuai acuan atau paradigma baru. Pancasila adalah dasar negara yang sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945. Tetapi dengan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945. Tetapi sekarang bangsa ini sering mengenyampingkan Pancasila. Padahal sekarang bangsa ini sering mengenyampingkan Pancasila. Padahal reformasi yang benar justru melaksanakan atau mengamalkan Pancasila reformasi yang benar justru melaksanakan atau mengamalkan Pancasila untuk kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Dengan jiwa untuk kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Dengan jiwa Pancasila seharusnya gerakan reformasi harus mampu menggalang Pancasila seharusnya gerakan reformasi harus mampu menggalang persatuan demi pembenahan krisis multidimensional dewasa ini. Tidak persatuan demi pembenahan krisis multidimensional dewasa ini. Tidak satu golonganpun bisa memenangkan reformasi tanpa persatuan dengan satu golonganpun bisa memenangkan reformasi tanpa persatuan dengan golongan-golongan lainnya. Pengalaman kegagalan dan kemacetan golongan-golongan lainnya. Pengalaman kegagalan dan kemacetan gerakan reformasi selama ini telah membuktikan hal itu. Dengan gerakan reformasi selama ini telah membuktikan hal itu. Dengan persatuan setapak demi setapak gerakan reformasi akan diharapkan persatuan setapak demi setapak gerakan reformasi akan diharapkan membawa Indonesia menjadi negara yang demokratik, kuat sentosa, membawa Indonesia menjadi negara yang demokratik, kuat sentosa, aman tenteram dan adil makmur.

aman tenteram dan adil makmur. Harap dicamkan: ”

Harap dicamkan: ”Persatuanlah yang membawa kita ke arahPersatuanlah yang membawa kita ke arah kebesaran dan kemerdekaan..” Dan agar persatuan bisa tercapai: “Kita kebesaran dan kemerdekaan..” Dan agar persatuan bisa tercapai: “Kita harus bisa menerima; tetapi kita juga harus bisa memberi. Inilah harus bisa menerima; tetapi kita juga harus bisa memberi. Inilah rahasianya Persatuan” Demikianlah “2 kalimat kunci persatuan” Bung rahasianya Persatuan” Demikianlah “2 kalimat kunci persatuan” Bung Karno yang diamanatkan kepada kita bangsa Indonesia 76 tahun yang Karno yang diamanatkan kepada kita bangsa Indonesia 76 tahun yang lalu.

lalu.

 Agar

 Agar Pancasila Pancasila yang yang telah telah dikaitkan dikaitkan langsung langsung dengan dengan doktrindoktrin Bhinneka Tunggal Ika itu dapat berjalan dengan stabil, seluruh kaidahnya Bhinneka Tunggal Ika itu dapat berjalan dengan stabil, seluruh kaidahnya harus dituangkan dalam format hukum, yang selalu harus dijaga agar  harus dituangkan dalam format hukum, yang selalu harus dijaga agar  sesuai dengan perkembangan rasa keadilan masyarakat. Kita patut sesuai dengan perkembangan rasa keadilan masyarakat. Kita patut bersyukur, bahwa empat kali amandemen UUD 1945 dalam era reformasi bersyukur, bahwa empat kali amandemen UUD 1945 dalam era reformasi nasional telah mampu menampung dinamika bangsa ini, khususnya nasional telah mampu menampung dinamika bangsa ini, khususnya dengan mengakui kesetaraan antara berbagai unsur dalam batang tubuh dengan mengakui kesetaraan antara berbagai unsur dalam batang tubuh bangsa Indonesia serta mewadahinya dalam sistem dan struktur  bangsa Indonesia serta mewadahinya dalam sistem dan struktur  pemerintahan yang baru.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran emosi positif sebagai pemediasi pengaruh stimulus toko terhadap impulse buying pakaian di Matahari Department

Pada zaman sekarang ini, perlu adanya pengembangan kemampuan pada perempuan. Sehingga nantinya perempuan tidak lagi diposisikan sebagai pengurus rumah tangga

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan lama waktu pemberian analgetik rescue dan jumlah kebutuhan analgetik rescue pada kombinasi bupivakain 0,25% secara intramuskular

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wardhani (2008) yang tidak dapat membuktikan pengaruh dari kepemilikan manajerial terhadap penerapan konservatisme

Oleh karena itu perhitungan konsumsi bahan bakar kendaraan menggunakan data kapasitas mesin bus yang berasal dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya dengan pertimbangan lebih valid

Keterkaitan antara Komponen Life Skills dalam Pembelajaran Masyarakat pada Satuan dan Program PLS Life Skills Program PLS Personal Skills Sosial Skills Academic Skills

 Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan untuk mengatasi hambatan- hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru

Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa selama proses pembelajaran matematika di Luar Kelas (Outdoor mathematics) pada materi pokok keliling dan luas persegi panjang