• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK

WRITE

(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

EFA SUFRIANTI 1105308

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK

WRITE

(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)

Oleh

Efa Sufrianti

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Efa Sufrianti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

EFA SUFRIANTI (1105308). Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Dengan Strategi Think Talk

Write, (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Selain itu juga kurangnya guru menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga keaktifan siswa sangat kurang. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu 1) Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. 2) Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. Strategi Think Talk Write adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuangkan hasil pemikiran dan berdiskusi dalam bentuk tulisan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write mengalami peningkatan. Hal ini terlihat aktivitas guru; pada Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai 88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus II mencapai nilai 77,77. Demikian pula, pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66. Sementara itu tes evaluasi: Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33, Siklus I 63,33, dan Siklus II 78,66. Dari hasil penelitian diatas bahwa penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar kelompok. Direkomendasikan kepada semua pihak terutama kepala sekolah, guru, dan peneliti selanjutnya dapat menguasai pembelajaran dengan menerapkan strategi Think Talk Write guna meningkatkan kemampuan siswa.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

PERNYATAAN ...

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

B. Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen di Kelas V .... 13

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

D. Kerangka berpikir... 16

E. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

(7)

C. Partisipan dan Lokasi Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Analisis Data ... 31

G. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 50

C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 55

D. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA ...

RIWAYAT HIDUP ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Strategi TTW ... 28

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Strategi TTW ... 29

Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi

Unsur Intrinsik Cerita Pendek ... 32

Tabel 4.1 Tes Hasil Belajar Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita

Pendek Pada Pra Siklus ... 34

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 39

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 40

Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Kelompok dalam Keterampilan Mengidentifikasi

Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus I ... 41

Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik

Cerpen Pada Siklus I... 42

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 46

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 47

Tabel 4.8 Hasil Pembelajaran Kelompok Dalam Keterampilan Mengidentifikasi

Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus II ... 48

Tabel 4.9 Hasil Tes Keterampilan Siswa dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik

Cerpen Pada Siklus II ... 48

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus

II... 51

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus

(9)

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Dalam

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus Sampai

Siklus II... 53

Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa

Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 17

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (E, Yusnandar dan Nur’aeni,2014, hlm. 23) ... 20

Gambar 3.2 Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus

II ... 51

Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus

II ... 52

Grafik 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa dalam

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Pada Pra Siklus Sampai

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Evaluasi Pra Siklus

Lampiran 2. RPP Siklus I

Lampiran 3. Tes Kelompok Siklus I

Lampiran 4. Evaluasi Siklus I

Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus I

Lampiran 5. RPP Siklus II

Lampiran 6. Tes Kelompok Siklus II

Lampiran 7. Evaluasi Siklus II

Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus II

Lampiran 8. Foto Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 9. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Melaksanakan Penelitian

Lampiran 11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia harus mengacu pada

prinsip-prinsip praktik pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi

siswa secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, kebutuhan siswa,

keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan di masa depan. Kompetensi dalam

pembelajaran sastra di sekolah dasar harus mencakup beberapa kemampuan

yaitu, kemampuan mengapresiasi sastra, kemampuan berekspresi sastra, dan

kemampuan menelaah hasil sastra. Dengan demikian, guru mampu

mengembangkan gagasan tentang strategi mengajar yang sesuai dengan

standar yang diharapkan dengan materi ajar yang lebih menyenangkan

untuk siswa. Pada dasarnya siswa selalu menginginkan kegiatan belajar

yang bisa membuatnya nyaman dan semangat untuk mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Maret 2015 di SDN Umbul

Kapuk diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa kelas V pada

pembelajaran Bahasa Indonesia masih rendah. Selain itu, pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra siswa kurang

memahami pembelajaran tersebut. Salah satunya siswa mempunyai

kesulitan untuk mengidentifikasi unsur intrinsik cerita yang didalamnya

terdapat tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat. Serta

kurangnya penerapan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Hal tersebut terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap

karya sastra dan kemalasan siswa dalam membaca atau memahami cerita.

Kebanyakan siswa hanya melihat karya sastra tersebut tanpa membacanya

terlebih dahulu. Disamping itu juga dalam proses pembelajaran siswa

merasa bosan karena kurangnya strategi atau metode yang diterapkan dalam

(14)

2

Kondisi siswa tersebut jika dibiarkan saja akan mengakibatkan siswa

semakin kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi tentang karya

sastra khususnya memahami cerita beserta unsur yang terkait didalamnya.

Kemampuan siswa harus ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran, untuk

itu peran guru dalam hal ini harus lebih kreatif dalam memilih strategi

pembelajaran yang tepat dan harus mampu menciptakan pembelajaran yang

diminati siswa, siswa menjadi senang saat belajar, adanya komunikasi yang

baik antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, sehingga diakhir

kegiatan dengan diadakannya evaluasi untuk siswa mendapat hasil yang

memuaskan dan KKM dapat tercapai.

Menurut Isah C dan Hodijah (2008, hlm.169), pengajaran sastra

bertujuan mendorong tumbuhnya sikap apresiatif terhadap karya sastra,

yaitu sikap menghargai dan mencintai karya sastra. Sikap penghargaan

terhadap prosa misalnya, dapat ditunjukkan dengan perilaku, (1) gemar

membicarakan dan mendengarkan cerita bermutu, (2) gemar membicarakan

cerita yang dibaca dan didengarnya, (3) gemar mengumpulkan buku-buku

cerita, (4) gemar mengikuti pembicaraan dan diskusi tentang prosa, (5)

gemar mengumpulkan ulasan-ulasan tentang prosa, (6) suka membantu

orang lain dalam menelaah dan memahami suatu cerita, (7) dapat menikmati

nilai-nilai yang terkandung dalam suatu cerita, (8) gemar mengikuti

perlombaan yang berkaitan dengan cipta sastra.

Dengan demikian, pada pembelajaran karya sastra ini seorang guru

harus bisa membangun minat dan kegemaran siswa. Dengan adanya minat

dan kegemaran siswa maka pembelajaran karya sastra akan lebih meningkat

dan siswa bisa lebih mudah mengapresiasi sebuah karya sastra. Jika semua

siswa bisa diberi kesempatan menemukan kesenangan terhadap bacaan,

mereka akan bisa membangun dasar yang kokoh bagi apresiasi sastra.

Diawali dari menyenangi karya sastra yang dibacanyalah, siswa akan

meningkat ke tahap berikutnya. Setelah merasa senang dengan bacaan, baru

kemudian siswa didorong untuk menginterpretasikan makna cerita atau

(15)

3

berikutnya lagi yaitu, tahap kesadaran pada apresiasi. Dari situlah, siswa

dapat diajak untuk memberi tanggapan terhadap buku, membahas

bagaimana perasaan mereka tentang cerita itu dan apa makna cerita itu bagi

mereka. Kesulitan belajar yang sangat terlihat itu adalah dalam

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Dalam mengidentifikasi

unsur intrinsik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti tema,

tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat yang terkait dalam cerita

tersebut. Kebanyakan siswa sulit dalam menentukan tema dan latar/setting

Dengan pembelajaran yang seperti itu maka peneliti harus memberikan

inovasi dalam pembelajaran dan penerapan strategi.

Hal yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran

ialah tujuan pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, dan keadaan

siswa. Suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa adalah strategi think talk write. Strategi think talk write diperkenalkan

oleh Huinker dan Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui proses

berpikir, berbicara, dan menulis. Strategi tersebut mempunyai kelebihan

yaitu dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir misalnya bagaimana

siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah atau berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, kemudian berbicara ialah

bagaimana siswa mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam proses

diskusi dan bertukar pikiran dengan teman kelompoknya.

Tahap pertama dari strategi Think Talk Write dalam proses

pembelajaran dimulai dari proses berpikir dalam membaca dan memahami

suatu cerita pendek yang selanjutnya siswa menuangkan ide-ide dalam

menyelesaikannya, menjawab soal, dan permasalahan pada lembar kerja

siswa. Tahap yang kedua yaitu siswa melakukan diskusi dengan teman

sekelompoknya dan melaporkan hasil kerja kelompoknya pada kelompok

lain di depan kelas atau bisa disebut dipresentasikan. Tahap akhir yaitu

tahap yang ketiga siswa menuliskan kesimpulan hasil pembelajaran yang

(16)

4

Seperti yang dijelaskan di atas, maka judul penelitian ini “Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek dengan Strategi Think Talk Write”. (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah

yang menjadi fokus untuk mengatasi masalah dalam keterampilan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek tersebut, adapun rumusan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita

pendek dengan strategi Think Talk Write ?

2. Seberapa besarkah peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti bertujuan untuk

memperbaiki masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek, adapun tujuan penelitian

tersebut sebagai berikut:

1. Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?

2. Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think

Talk Write ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1. Manfaat dari segi teori

Dari segi teori dapat membantu siswa untuk meningkatkan

(17)

5

adanya strategi Think Talk Write dapat memberikan pembaharuan

dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat dari segi praktik

Dari segi praktik dengan diterapkannya strategi Think Talk Write

hasil belajar siswa dapat meningkat. Strategi Think Talk Write salah

satu strategi yang dapat menyelesaikan masalah dalam mengidentifikasi

unsur intrinsik cerpen. Karena tahap yang ada pada strategi tersebut

ialah berpikir dalam proses berpikir siswa dapat menuangkan ide-ide

dalam menyelesaikan masalah, tahap kedua siswa berdiskusi atau

bertukar pikiran dengan teman kelompoknya pada tahap ini siswa dapat

berinteraksi dengan teman-temannya, kemudian tahap terakhir yaitu

menulis hasil dari proses berpikir dan proses berdiskusi. Tahap dalam

strategi Think Talk Write merupakan solusi yang tepat dalam

meningkatkan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.

3. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kemudahan bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan pemahaman

terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya karya sastra yaitu

cerita pendek dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik, serta

dengan diterapkannya strategi Think Talk Write dapat mendukung

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini penelitian yang

dilakukan dilingkungan sekolah. Dengan penelitian tindakan kelas, peneliti

dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran di kelas, mengetahui

karakteristik siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam

belajar di dalam kelas.

PTK bukanlah melakukan tindakan satu kali lantas selasai, peneliti

bersama guru kelas berupaya terus untuk memperoleh hasil yang optimal

dengan cara dan prosedur yang dinilai paling efektif. (E, Yusnandar, dan Nur’aeni:2014 hlm. 16).

Berdasarkan pernyataan diatas, artinya penelitian dilakukan bukan

hanya satu kali tetapi dilakukan beberapa kali sampai siswa memperoleh

hasil yang optimal atau mencapai hasil yang diharapkan sementara itu

dilakukan dengan cara dan prosedur yang dibilang efektif untuk siswa hal

ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses serta hasil belajar

siswa.

Alasan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas karena

mengarahkan para guru untuk berlaku professional dalam proses apapun

yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan dan sekolah. Dengan

penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek

pembelajaran menjadi lebih efektif. Fokus penelitian tindakan kelas ini

adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru,

kemudian dicobakan, dan dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu

dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.

Karena itu, dengan adanya penelitian tindakan kelas yang digunakan

(19)

20

yang digunakan dalam menangani persoalan proses pembelajaran yang

dihadapi siswa.

Berikut ini adalah gambar prosedur penelitian tindakan kelas menurut

Kemmis dan Mc Taggart dan modifikasinya berupa alur PTK kegiatan

pembelajaran keterampilan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita

pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).

Gambar 3.1

Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart ( E, Yusnandar dan Nur’aeni, 2014, hlm. 23)

OBSERVASI REFLEKSI

SIKLUS I

RENCANA TINDAKAN

REFLEKSI OBSERVASI

SIKLUS II (Dst)

(20)

21

Gambar 3.2

Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek

PRA SIKLUS

Observasi

Mengamati pembelajaran

mengidentifikasi unsur intrinsik

cerita pendek

Refleksi

Peneliti dan guru berdiskusi mengenai

permasalahan siswa dalam pembelajaran

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita

pendek dan memahami rencana kegiatan

untuk mengatasi masalah tersebut SIKLUS I

Rencana

Membuat RPP dengan materi

mengidentifikasi unsur intrinsik

cerita menggunakan strategi think

talk write

Tindakan

 Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana.  Penerapan strategi think talk write

dalam pembelajaran mengidentifikasi

unsur intrinsik cerita.  Mengadakan evaluasi

Refleksi

Menganalisis dan mengevaluasi hasil

tindakan pembelajaran, apakah ada

peningkatan atau tidak. Jika tidak

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Observasi

Guru sebagai mitra mengamati

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

dalam mengidentifikasi unsur intrinsik

dengan menerapkan strategi think talk

write

(21)

22

1. Pra siklus a. Observasi

Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran bekerjasama

dengan guru kelas yang berkaitan dengan pembelajaran

menidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa dalam keterampilan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.

b. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan

masalah yang dihasilkan melalui proses pengamatan yang berkaitan

dengan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita

pendek. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, peneliti bersama

guru mitra perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran

dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti mencatat hasil

pengamatan dan temuan yang diperoleh pada tahap sebelumnya

yaitu pra siklus. Peneliti dalam kegiatan ini, diawali dengan

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus satu ini dilakukan sesuai

dengan beberapa tahap pada strategi TTW, strategi tersebut

mempunyai tahapan-tahapan dengan urutan sebagai berikut:

1) Think

Siswa membaca teks berupa cerita pendek. Pada tahap

ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban

(22)

23

yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, alur, dan

amanat. Siswa membuat catatan kecil tentang ide-ide yang

terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahami dengan

menggunakan bahasanya sendiri.

2) Talk

Siswa diberikan kesempatan untuk membicarakan hasil

penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa

merefleksikan, menyusun, serta bertukar pikiran ide-ide dalam

kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan

terlihat pada dialognya dalam berdiskusi, baik dalam bertukar

ide dengan teman kelompok ataupun refleksi mereka sendiri

yang diungkapkannya kepada teman sekelompoknya.

3) Write

Pada tahap ini, kemudian siswa menuliskan ide-ide yang

diperolehnya pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Pada

tahap ini terdapat pembelajaran keterampilan menulis siswa,

karena dari proses berpikir siswa kemudian siswa

menuangkannya dalam bentuk tulisan. Hal itu dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam

mengidentifikasi unsur yang terkait pada cerita pendek

sehingga lebih terarah. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep

yang digunakan, berkaitan dengan materi sebelumnya, strategi

penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.

4) Presentasi

Beberapa siswa dari perwakilan kelompoknya ditunjuk

untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut didepan kelas.

Rencana kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel dan terbuka

terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan keadaan yang

(23)

24

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pengamatan

terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan.

Hal-hal yang diteliti dalam proses pembelajaran dengan strategi

Think Talk Write (TTW).

1) Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung

2) Merencanakan kegiatan belajar siswa

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan

mendiskusikan tentang temuan-temuan yang muncul pada kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah ada peningkatan hasil

tindakan, jika hasil belum maksimal maka dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

B. Definisi Operasional

1. Pengertian Cerita Pendek

Menurut Darisman (2005, hal.17) cerita pendek adalah cerita

singkat yang dibuat pengarang tentang sesuatu hal yang pernah

dialaminya atau hanya khayalan si pengarang saja. Panjang cerita

pendek atau cerpen biasanya kurang dari 10.000 kata atau 3-4 halaman

folio.

2. Unsur Intrinsik Cerita

Di dalam suatu cerita terdapat unsur-unsur cerita. Unsur-unsur

cerita inilah yang membangun sebuah cerita. Unsur-unsur tersebut ialah

tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat.

(24)

25

adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana. Alur adalah

jalan cerita yang merangkai peristiwa-peristiwa dalam cerita menjadi

sebuah cerita yang utuh. Serta amanat adalah pesan yang disampaikan

oleh pengarang melalui cerita.

3. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita

Mengidentifikasi unsur cerita artinya menentukan atau

menetapkan unsur-unsur dari cerita yang didengar atau dibaca. Untuk

mengidentifikasi unsur cerita dari cerita yang dibaca, pahami isi cerita

tersebut dengan cermat. Kemudian, temukan kata-kata yang

menerangkan tempat, suasana, serta tokoh didalamnya. (Nur Arfah,

dkk, 2013, hlm. 21).

4. Strategi Think Talk Write

Menurut Huinker dan Laughlin (Aris S, 2014, hlm.212) Think talk

write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan

peserta didik dalam menulis. Think talk write menekankan perlunya

peserta didik mengomunikasikan hasil pemikirannya. menyebutkan

bahwa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan

kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah

dengan penerapan pembelajaran think talk write.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aris S, 2014, hlm.

212-213), Think artinya berpikir. Berpikir artinya menggunakan akal budi

untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Talk artinya

berbicara. Bicara artinya pertimbangan, pikiran, dan pendapat. Write

artinya menulis. Menulis merupakan membuat huruf (angka dan

sebagainya) dengan pena.

Oleh sebab itu, model think talk write merupakan perencanaan

dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu

(25)

26

pendapat (talk), dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang

diharapkan tercapai.

C. Partisipan dan Lokasi Penelitian 1. Partisipan

Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai bulan Mei

2015.

Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah

aktivitas belajar siswa melalui pembelajaran mengidentifikasikan unsur

intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write

SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan yang secara keseluruhan berjumlah

30 siswa.

2. Lokasi Penelitian

Nama sekolah : SDN Umbul Kapuk

Kecamatan : Taktakan

Kabupaten : Serang

Provinsi : Banten

Alasan dilakukannya penelitian di SDN Umbul Kapuk karena di

SD tersebut mempunyai masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

melalui keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.

Untuk itu, peneliti menerapkan strategi Think Talk Write sebagai salah

satu upaya untuk mengatasi, memperbaiki, dan meningkatkan hasil

belajar siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 308) teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

(26)

27

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan

berbagai cara, data yang dikumpulkan meliputi:

1. Observasi

Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan

guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti

dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar

mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat

mengatasi masalah yang dihadapi.

2. Tes

Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan

pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi

unsur intrinsik cerita pendek.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan dokumen berupa

foto dan gambar agar menjadi bukti nyata dan akurat sehingga dapat

dipercaya.

E. Instrumen Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa observasi, tes, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan

guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti

dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar

mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat

mengatasi masalah yang dihadapi.

Menurut Sutrisno Hadi, (Sugiyono, 2013, hlm. 203)

mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

(27)

28

Untuk penelitian ini, peneliti melakukan observasi ke sekolah

dasar untuk mencari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia. Bertujuan untuk memperoleh data prilaku siswa

sehingga didapatkan hasil dan perubahan siswa dalam memperbaiki

proses pembelajaran. Untuk itu peneliti melakukan observasi terhadap

proses pembelajaran berlangsung dengan membuat pedoman observasi

sebagai berikut:

1) Observasi aktivitas guru

2) Observasi aktivitas siswa

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write

No Aspek yang dinilai Ya Tidak

Think

1 Guru menjelaskan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

2 Guru membacakan cerpen

3 Menginstruksikan siswa untuk memperhatikan unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen

4 Meminta masing-masing siswa untuk menuangkan gagasan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

Talk

5 Menginstruksikan siswa untuk mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam teman kelompok

6 Meminta siswa untuk menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok

7 Membimbing siswa dalam menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok

Write

8 Guru membimbing siswa dalam menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan 9 Menuliskan hasil jawaban pada lembar evaluasi yang

disediakan

(28)

29

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write

No Aspek yang dinilai Ya Tidak

Think

1 Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru 2 Membaca dan memahami cerpen dari guru

3 Memperhatikan unsur intrinsik yang terkait pada cerpen

4 Secara individu menuangkan gagasan mengenai mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang sudah dibaca dan dipahami

Talk

5 Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam kelompok

6 Siswa menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok

7 Menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok

Write

8 Siswa menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan

9 Semua siswa menuliskan hasil jawaban mereka di kertas yang sudah disediakan dengan tulisan yang rapi

Jumlah Rata-rata

Keterangan :

Rata-rata = jumlah nilai Ya X 100

Jumlah aspek yang diamati

Kategori Penilaian

80 – 100 = A (SANGAT BAIK)

70 – 80 = B (BAIK)

50 – 60 = C (CUKUP)

(29)

30

b. Tes

Tes adalah tindakan yang dilakukan berupa tes lisan dan tertulis

atau yang lainnya. Tes yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tes

tertulis karena tes tersebut berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

menulis siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen.

Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan

pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi

unsur intrinsik cerita pendek.

Selanjutnya nilai dapat dimasukkan kedalam lembar penilaian

proses pembelajaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik

cerpen dengan strategi Think Talk Write (Terlampir). Dengan kriteria

sebagai berikut:

Keterangan:

Nilai 20 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,

dan amanat) semua benar

Nilai 15 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,

dan amanat) sebagian besar benar

Nilai 10 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,

dan amanat) sebagian kecil benar

Nilai 5 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,

dan amanat) semua salah

Penilaian:

Nilai Akhir = jumlah dari semua aspek

Kriteria penilaian:

90 - 100 = A (SANGAT BAIK)

70 – 80 = B (BAIK)

50 – 60 = C (CUKUP)

(30)

31

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat atau media untuk memotret serta

merekam kegiatan yang sedang dilakukan. Peneliti menggunakan

dokumentasi untuk memperlihatkan atau membuktikan bahwa data

yang didapat benar adanya.

F. Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Setelah data diperoleh melalui pengumpulan data, selanjutnya data

tersebut diolah melalui tahap-tahap berikut ini:

1. Deskripsi data

Data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk uraian

deskripsi. Data yang disajikan meliputi hasil observasi, tes pada pra

siklus sampai siklus selanjutnya.

2. Interpretasi

Temuan-temuan yang ada di interpretasi dengan merujuk kepada

acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi

unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi think talk

write. Peneliti dalam proses ini, berusaha untuk memunculkan arti dari

setiap data yang diperoleh.

(31)

32

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

4. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan, dianalisis dan

diinterpretasi kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian

dan hipotesis tindakan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

G. Indikator Keberhasilan

Ketuntasan belajar siswa dapat dijadikan acuan melalui indikator yang

sudah dicapai oleh siswa tersebut. Ketuntasan tersebut dapat dilihat dari

berhasil atau tidaknya indikator yang sudah ditetapkan. Pembelajaran

Bahasa Indonesia dalam materi mengidentifikasi unsur intrinsik cerita

pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write terdapat beberapa

indikator dalam setiap aspek. Berikut indikator keberhasilan siswa pada

[image:31.595.116.519.170.731.2]

pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek:

Tabel 3.3

Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek

No Aspek yang diamati Indikator

1 Menyebutkan unsur intrinsik cerpen

- Siswa dapat menyebutkan unsur intrinsik cerpen

- Siswa dapat memahami unsur intrinsik cerpen yaitu tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat

2 Mengidentifikasi unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen

- Siswa dapat menentukan tema, tokoh/penokohan, latar, alur, dan amanat dalam cerita

3 Menyimpulkan isi cerita yang didengar

- Siswa dapat mendengar dan memperhatikan cerita yang didengarnya pada saat guru membacakan cerpen tersebut

(32)

33

Berdasarkan tabel diatas, siswa diharapkan dapat mencapai nilai yang

sesuai dengan KKM yaitu 70% jika nilai siswa kurang dari 70% maka siswa

belum mencapai keberhasilan. Jika semua siswa mencapai nilai lebih dari

70% berarti siswa sudah mencapai indikator yang sudah ditentukan.

Sehingga 100% pemahaman mengenai keterampilan siswa dalam

mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk

Write mencapai keberhasilan.

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang sudah

dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang

cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang

keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Hal tersebut

terlihat bahwa dimulai dari pra siklus sampai siklus II keterampilan

siswa di kelas V SDN Umbul Kapuk mengalami peningkatan di setiap

siklusnya. Strategi ini dapat mendorong siswa untuk berpikir,

berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu.

Selain itu, untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum

menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sehingga strategi ini sangat

berperan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang

membutuhkan ide-ide untuk kemudian dituangkan dalam bentuk

tulisan. Selain itu, strategi ini pun mengubah siswa menjadi aktif

2. Keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen di

kelas V SDN Umbul Kapuk setelah menerapkan strategi Think Talk

Write menjadi meningkat. Hal ini terlihat pada aktivitas guru; pada

Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai

88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus

II mencapai nilai 77,77. Demikian pula dengan tes kelompok; pada

Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66.

Sementara itu tes evaluasi; Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33,

(34)

59

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti bermaksud

merekomendasikannya kepada:

1. Guru

Penelitian ini menghasilkan RPP yang bisa digunakan oleh guru untuk

pembelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan strategi Think Talk

Write (TTW) dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat

dijadikan acuan untuk meningkatkan proses berpikir siswa, berdiskusi,

dan mengembangkan tulisan siswa khususnya di kelas V, karena sudah

terbukti dapat meningkatkan pamahaman siswa berdasarkan proses

perkembangannya. Ditambah lagi dengan adanya intrumen yang

dilakukan dapat mempermudah guru dalam mengamati proses belajar

siswa. Selain itu, siswa kelas V SD berada pada tahapan belajar berpikir

kreatif, berinteraksi dengan temannya dan berdiskusi dalam

menuangkan ide-ide baik lisan maupun tulisan, sehingga strategi ini

dianggap sebagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat

pemahaman siswa.

2. Kepala Sekolah

Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, Kepala Sekolah dapat

menginformasikan kepada guru-guru lain untuk menerapkan strategi

Think Talk Write dalam proses pembelajaran di kelas, karena strategi

Think Talk Write dipandang ampuh dan efektif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

3. Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini data yang diperoleh dapat dijadikan acuan

untuk para peneliti selanjutnya dalam menerapkan strategi Think Talk

Write (TTW) karena tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Agunsari, Devi. (2012). Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN

Kedaleman 1 Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. (Skripsi). Cilegon.

Cahyani, I, dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Darisman, (2005). Ayo Belajar Berbahasa Indonesia Untuk Kelas 5 SD. Jakarta:

Yudhistira.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Mega, N, Arfah, dkk. (2013). Kreatif Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5.

Jakarta: Duta.

Nirmala, D, Cahya. (2012). Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Sebagai

Upaya Meningkatkan Kemampuan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di

SMP Al-Azhar 3 Bintaro. (Skripsi). UIN Syarif Hidayattullah, Jakarta.

Perdana, I, Gema. (2014). Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Konsep Sumber Daya Alam

pada Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,

Serang.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tukan, P. (2006). Mahir Berbahasa Indonesia SMA X. Jakarta: Yudistira.

Gambar

Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa
Gambar 3.2 Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran
Grafik 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa dalam
Gambar 3.1 Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tipe data berorientasi objek didefinisikan oleh class, sedangkan yang sederhana merupakan tipe data dasar yang dimiliki oleh Java sebanyak delapan buah tipe data sederhana

juga memberikan pemahaman pada siswa tentang dunia kerja; (4) fasilitas lain selain sebagai tempat praktek dengan adanya kemampuan sekolah untuk memanfaatkan peralatan yang

Implikasi konservasi yang direkomendasikan untuk dikembangkan dalam melindungi satwaliar langka, seperti gajah di sekitar TNGL diantaranya adalah meningkatkan penelitian

Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalamkelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada.Lembaga tersebut juga institusi atau pranata, sedangkan

[r]

Dengan demikian, penjelasan tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penegasan kembali tentang visi dan misi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 secara

(D) peningkatan harga bahan pokok dan produk industri di seluruh wilayah Indonesia selama satu hari.. (E) peningkatan harga bahan pokok dan produk industri di Jawa Barat selama

Increased protein from normal value range was seen in CSF (median: 50 mg/dL) while the mean for CSF glucose in this study remained in its normal value range (mean: 58.9±26.68