MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK
WRITE
(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
EFA SUFRIANTI 1105308
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK
WRITE
(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)
Oleh
Efa Sufrianti
sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Efa Sufrianti 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
ABSTRAK
EFA SUFRIANTI (1105308). Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Dengan Strategi Think Talk
Write, (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Selain itu juga kurangnya guru menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga keaktifan siswa sangat kurang. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu 1) Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. 2) Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. Strategi Think Talk Write adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuangkan hasil pemikiran dan berdiskusi dalam bentuk tulisan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write mengalami peningkatan. Hal ini terlihat aktivitas guru; pada Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai 88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus II mencapai nilai 77,77. Demikian pula, pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66. Sementara itu tes evaluasi: Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33, Siklus I 63,33, dan Siklus II 78,66. Dari hasil penelitian diatas bahwa penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar kelompok. Direkomendasikan kepada semua pihak terutama kepala sekolah, guru, dan peneliti selanjutnya dapat menguasai pembelajaran dengan menerapkan strategi Think Talk Write guna meningkatkan kemampuan siswa.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...
PERNYATAAN ...
ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teori ... 6
B. Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen di Kelas V .... 13
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
D. Kerangka berpikir... 16
E. Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
C. Partisipan dan Lokasi Penelitian ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Analisis Data ... 31
G. Indikator Keberhasilan ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Pelaksanaan Penelitian ... 34
B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 50
C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 55
D. Pembahasan ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Rekomendasi ... 59
DAFTAR PUSTAKA ...
RIWAYAT HIDUP ...
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Strategi TTW ... 28
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Strategi TTW ... 29
Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerita Pendek ... 32
Tabel 4.1 Tes Hasil Belajar Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita
Pendek Pada Pra Siklus ... 34
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 39
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 40
Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Kelompok dalam Keterampilan Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus I ... 41
Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Cerpen Pada Siklus I... 42
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 46
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 47
Tabel 4.8 Hasil Pembelajaran Kelompok Dalam Keterampilan Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus II ... 48
Tabel 4.9 Hasil Tes Keterampilan Siswa dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Cerpen Pada Siklus II ... 48
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus
II... 51
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Dalam
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus Sampai
Siklus II... 53
Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa
Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 17
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (E, Yusnandar dan Nur’aeni,2014, hlm. 23) ... 20
Gambar 3.2 Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus
II ... 51
Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus
II ... 52
Grafik 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa dalam
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Pada Pra Siklus Sampai
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Evaluasi Pra Siklus
Lampiran 2. RPP Siklus I
Lampiran 3. Tes Kelompok Siklus I
Lampiran 4. Evaluasi Siklus I
Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus I
Lampiran 5. RPP Siklus II
Lampiran 6. Tes Kelompok Siklus II
Lampiran 7. Evaluasi Siklus II
Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus II
Lampiran 8. Foto Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 9. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing
Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Melaksanakan Penelitian
Lampiran 11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia harus mengacu pada
prinsip-prinsip praktik pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
siswa secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan di masa depan. Kompetensi dalam
pembelajaran sastra di sekolah dasar harus mencakup beberapa kemampuan
yaitu, kemampuan mengapresiasi sastra, kemampuan berekspresi sastra, dan
kemampuan menelaah hasil sastra. Dengan demikian, guru mampu
mengembangkan gagasan tentang strategi mengajar yang sesuai dengan
standar yang diharapkan dengan materi ajar yang lebih menyenangkan
untuk siswa. Pada dasarnya siswa selalu menginginkan kegiatan belajar
yang bisa membuatnya nyaman dan semangat untuk mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Maret 2015 di SDN Umbul
Kapuk diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa kelas V pada
pembelajaran Bahasa Indonesia masih rendah. Selain itu, pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra siswa kurang
memahami pembelajaran tersebut. Salah satunya siswa mempunyai
kesulitan untuk mengidentifikasi unsur intrinsik cerita yang didalamnya
terdapat tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat. Serta
kurangnya penerapan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Hal tersebut terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap
karya sastra dan kemalasan siswa dalam membaca atau memahami cerita.
Kebanyakan siswa hanya melihat karya sastra tersebut tanpa membacanya
terlebih dahulu. Disamping itu juga dalam proses pembelajaran siswa
merasa bosan karena kurangnya strategi atau metode yang diterapkan dalam
2
Kondisi siswa tersebut jika dibiarkan saja akan mengakibatkan siswa
semakin kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi tentang karya
sastra khususnya memahami cerita beserta unsur yang terkait didalamnya.
Kemampuan siswa harus ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran, untuk
itu peran guru dalam hal ini harus lebih kreatif dalam memilih strategi
pembelajaran yang tepat dan harus mampu menciptakan pembelajaran yang
diminati siswa, siswa menjadi senang saat belajar, adanya komunikasi yang
baik antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, sehingga diakhir
kegiatan dengan diadakannya evaluasi untuk siswa mendapat hasil yang
memuaskan dan KKM dapat tercapai.
Menurut Isah C dan Hodijah (2008, hlm.169), pengajaran sastra
bertujuan mendorong tumbuhnya sikap apresiatif terhadap karya sastra,
yaitu sikap menghargai dan mencintai karya sastra. Sikap penghargaan
terhadap prosa misalnya, dapat ditunjukkan dengan perilaku, (1) gemar
membicarakan dan mendengarkan cerita bermutu, (2) gemar membicarakan
cerita yang dibaca dan didengarnya, (3) gemar mengumpulkan buku-buku
cerita, (4) gemar mengikuti pembicaraan dan diskusi tentang prosa, (5)
gemar mengumpulkan ulasan-ulasan tentang prosa, (6) suka membantu
orang lain dalam menelaah dan memahami suatu cerita, (7) dapat menikmati
nilai-nilai yang terkandung dalam suatu cerita, (8) gemar mengikuti
perlombaan yang berkaitan dengan cipta sastra.
Dengan demikian, pada pembelajaran karya sastra ini seorang guru
harus bisa membangun minat dan kegemaran siswa. Dengan adanya minat
dan kegemaran siswa maka pembelajaran karya sastra akan lebih meningkat
dan siswa bisa lebih mudah mengapresiasi sebuah karya sastra. Jika semua
siswa bisa diberi kesempatan menemukan kesenangan terhadap bacaan,
mereka akan bisa membangun dasar yang kokoh bagi apresiasi sastra.
Diawali dari menyenangi karya sastra yang dibacanyalah, siswa akan
meningkat ke tahap berikutnya. Setelah merasa senang dengan bacaan, baru
kemudian siswa didorong untuk menginterpretasikan makna cerita atau
3
berikutnya lagi yaitu, tahap kesadaran pada apresiasi. Dari situlah, siswa
dapat diajak untuk memberi tanggapan terhadap buku, membahas
bagaimana perasaan mereka tentang cerita itu dan apa makna cerita itu bagi
mereka. Kesulitan belajar yang sangat terlihat itu adalah dalam
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Dalam mengidentifikasi
unsur intrinsik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti tema,
tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat yang terkait dalam cerita
tersebut. Kebanyakan siswa sulit dalam menentukan tema dan latar/setting
Dengan pembelajaran yang seperti itu maka peneliti harus memberikan
inovasi dalam pembelajaran dan penerapan strategi.
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran
ialah tujuan pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, dan keadaan
siswa. Suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa adalah strategi think talk write. Strategi think talk write diperkenalkan
oleh Huinker dan Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui proses
berpikir, berbicara, dan menulis. Strategi tersebut mempunyai kelebihan
yaitu dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir misalnya bagaimana
siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah atau berdialog dengan
dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, kemudian berbicara ialah
bagaimana siswa mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam proses
diskusi dan bertukar pikiran dengan teman kelompoknya.
Tahap pertama dari strategi Think Talk Write dalam proses
pembelajaran dimulai dari proses berpikir dalam membaca dan memahami
suatu cerita pendek yang selanjutnya siswa menuangkan ide-ide dalam
menyelesaikannya, menjawab soal, dan permasalahan pada lembar kerja
siswa. Tahap yang kedua yaitu siswa melakukan diskusi dengan teman
sekelompoknya dan melaporkan hasil kerja kelompoknya pada kelompok
lain di depan kelas atau bisa disebut dipresentasikan. Tahap akhir yaitu
tahap yang ketiga siswa menuliskan kesimpulan hasil pembelajaran yang
4
Seperti yang dijelaskan di atas, maka judul penelitian ini “Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek dengan Strategi Think Talk Write”. (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah
yang menjadi fokus untuk mengatasi masalah dalam keterampilan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek tersebut, adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek dengan strategi Think Talk Write ?
2. Seberapa besarkah peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur
intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti bertujuan untuk
memperbaiki masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek, adapun tujuan penelitian
tersebut sebagai berikut:
1. Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur
intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?
2. Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think
Talk Write ?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Manfaat dari segi teori
Dari segi teori dapat membantu siswa untuk meningkatkan
5
adanya strategi Think Talk Write dapat memberikan pembaharuan
dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat dari segi praktik
Dari segi praktik dengan diterapkannya strategi Think Talk Write
hasil belajar siswa dapat meningkat. Strategi Think Talk Write salah
satu strategi yang dapat menyelesaikan masalah dalam mengidentifikasi
unsur intrinsik cerpen. Karena tahap yang ada pada strategi tersebut
ialah berpikir dalam proses berpikir siswa dapat menuangkan ide-ide
dalam menyelesaikan masalah, tahap kedua siswa berdiskusi atau
bertukar pikiran dengan teman kelompoknya pada tahap ini siswa dapat
berinteraksi dengan teman-temannya, kemudian tahap terakhir yaitu
menulis hasil dari proses berpikir dan proses berdiskusi. Tahap dalam
strategi Think Talk Write merupakan solusi yang tepat dalam
meningkatkan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.
3. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kemudahan bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan pemahaman
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya karya sastra yaitu
cerita pendek dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik, serta
dengan diterapkannya strategi Think Talk Write dapat mendukung
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini penelitian yang
dilakukan dilingkungan sekolah. Dengan penelitian tindakan kelas, peneliti
dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran di kelas, mengetahui
karakteristik siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam
belajar di dalam kelas.
PTK bukanlah melakukan tindakan satu kali lantas selasai, peneliti
bersama guru kelas berupaya terus untuk memperoleh hasil yang optimal
dengan cara dan prosedur yang dinilai paling efektif. (E, Yusnandar, dan Nur’aeni:2014 hlm. 16).
Berdasarkan pernyataan diatas, artinya penelitian dilakukan bukan
hanya satu kali tetapi dilakukan beberapa kali sampai siswa memperoleh
hasil yang optimal atau mencapai hasil yang diharapkan sementara itu
dilakukan dengan cara dan prosedur yang dibilang efektif untuk siswa hal
ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses serta hasil belajar
siswa.
Alasan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas karena
mengarahkan para guru untuk berlaku professional dalam proses apapun
yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan dan sekolah. Dengan
penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek
pembelajaran menjadi lebih efektif. Fokus penelitian tindakan kelas ini
adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru,
kemudian dicobakan, dan dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu
dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.
Karena itu, dengan adanya penelitian tindakan kelas yang digunakan
20
yang digunakan dalam menangani persoalan proses pembelajaran yang
dihadapi siswa.
Berikut ini adalah gambar prosedur penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Mc Taggart dan modifikasinya berupa alur PTK kegiatan
pembelajaran keterampilan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).
Gambar 3.1
Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart ( E, Yusnandar dan Nur’aeni, 2014, hlm. 23)
OBSERVASI REFLEKSI
SIKLUS I
RENCANA TINDAKAN
REFLEKSI OBSERVASI
SIKLUS II (Dst)
21
Gambar 3.2
Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
PRA SIKLUS
Observasi
Mengamati pembelajaran
mengidentifikasi unsur intrinsik
cerita pendek
Refleksi
Peneliti dan guru berdiskusi mengenai
permasalahan siswa dalam pembelajaran
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek dan memahami rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut SIKLUS I
Rencana
Membuat RPP dengan materi
mengidentifikasi unsur intrinsik
cerita menggunakan strategi think
talk write
Tindakan
Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana. Penerapan strategi think talk write
dalam pembelajaran mengidentifikasi
unsur intrinsik cerita. Mengadakan evaluasi
Refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi hasil
tindakan pembelajaran, apakah ada
peningkatan atau tidak. Jika tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Observasi
Guru sebagai mitra mengamati
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dalam mengidentifikasi unsur intrinsik
dengan menerapkan strategi think talk
write
22
1. Pra siklus a. Observasi
Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran bekerjasama
dengan guru kelas yang berkaitan dengan pembelajaran
menidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa dalam keterampilan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan
masalah yang dihasilkan melalui proses pengamatan yang berkaitan
dengan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, peneliti bersama
guru mitra perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran
dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mencatat hasil
pengamatan dan temuan yang diperoleh pada tahap sebelumnya
yaitu pra siklus. Peneliti dalam kegiatan ini, diawali dengan
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu ini dilakukan sesuai
dengan beberapa tahap pada strategi TTW, strategi tersebut
mempunyai tahapan-tahapan dengan urutan sebagai berikut:
1) Think
Siswa membaca teks berupa cerita pendek. Pada tahap
ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban
23
yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, alur, dan
amanat. Siswa membuat catatan kecil tentang ide-ide yang
terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahami dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
2) Talk
Siswa diberikan kesempatan untuk membicarakan hasil
penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun, serta bertukar pikiran ide-ide dalam
kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan
terlihat pada dialognya dalam berdiskusi, baik dalam bertukar
ide dengan teman kelompok ataupun refleksi mereka sendiri
yang diungkapkannya kepada teman sekelompoknya.
3) Write
Pada tahap ini, kemudian siswa menuliskan ide-ide yang
diperolehnya pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Pada
tahap ini terdapat pembelajaran keterampilan menulis siswa,
karena dari proses berpikir siswa kemudian siswa
menuangkannya dalam bentuk tulisan. Hal itu dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam
mengidentifikasi unsur yang terkait pada cerita pendek
sehingga lebih terarah. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep
yang digunakan, berkaitan dengan materi sebelumnya, strategi
penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.
4) Presentasi
Beberapa siswa dari perwakilan kelompoknya ditunjuk
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut didepan kelas.
Rencana kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan keadaan yang
24
c. Observasi
Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Hal-hal yang diteliti dalam proses pembelajaran dengan strategi
Think Talk Write (TTW).
1) Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung
2) Merencanakan kegiatan belajar siswa
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan
mendiskusikan tentang temuan-temuan yang muncul pada kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah ada peningkatan hasil
tindakan, jika hasil belum maksimal maka dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
B. Definisi Operasional
1. Pengertian Cerita Pendek
Menurut Darisman (2005, hal.17) cerita pendek adalah cerita
singkat yang dibuat pengarang tentang sesuatu hal yang pernah
dialaminya atau hanya khayalan si pengarang saja. Panjang cerita
pendek atau cerpen biasanya kurang dari 10.000 kata atau 3-4 halaman
folio.
2. Unsur Intrinsik Cerita
Di dalam suatu cerita terdapat unsur-unsur cerita. Unsur-unsur
cerita inilah yang membangun sebuah cerita. Unsur-unsur tersebut ialah
tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat.
25
adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana. Alur adalah
jalan cerita yang merangkai peristiwa-peristiwa dalam cerita menjadi
sebuah cerita yang utuh. Serta amanat adalah pesan yang disampaikan
oleh pengarang melalui cerita.
3. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita
Mengidentifikasi unsur cerita artinya menentukan atau
menetapkan unsur-unsur dari cerita yang didengar atau dibaca. Untuk
mengidentifikasi unsur cerita dari cerita yang dibaca, pahami isi cerita
tersebut dengan cermat. Kemudian, temukan kata-kata yang
menerangkan tempat, suasana, serta tokoh didalamnya. (Nur Arfah,
dkk, 2013, hlm. 21).
4. Strategi Think Talk Write
Menurut Huinker dan Laughlin (Aris S, 2014, hlm.212) Think talk
write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan
peserta didik dalam menulis. Think talk write menekankan perlunya
peserta didik mengomunikasikan hasil pemikirannya. menyebutkan
bahwa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah
dengan penerapan pembelajaran think talk write.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aris S, 2014, hlm.
212-213), Think artinya berpikir. Berpikir artinya menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Talk artinya
berbicara. Bicara artinya pertimbangan, pikiran, dan pendapat. Write
artinya menulis. Menulis merupakan membuat huruf (angka dan
sebagainya) dengan pena.
Oleh sebab itu, model think talk write merupakan perencanaan
dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu
26
pendapat (talk), dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang
diharapkan tercapai.
C. Partisipan dan Lokasi Penelitian 1. Partisipan
Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai bulan Mei
2015.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah
aktivitas belajar siswa melalui pembelajaran mengidentifikasikan unsur
intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write
SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan yang secara keseluruhan berjumlah
30 siswa.
2. Lokasi Penelitian
Nama sekolah : SDN Umbul Kapuk
Kecamatan : Taktakan
Kabupaten : Serang
Provinsi : Banten
Alasan dilakukannya penelitian di SDN Umbul Kapuk karena di
SD tersebut mempunyai masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
melalui keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.
Untuk itu, peneliti menerapkan strategi Think Talk Write sebagai salah
satu upaya untuk mengatasi, memperbaiki, dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 308) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
27
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan
berbagai cara, data yang dikumpulkan meliputi:
1. Observasi
Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti
dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar
mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan
pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi
unsur intrinsik cerita pendek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan dokumen berupa
foto dan gambar agar menjadi bukti nyata dan akurat sehingga dapat
dipercaya.
E. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa observasi, tes, dan
dokumentasi.
a. Observasi
Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti
dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar
mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
mengatasi masalah yang dihadapi.
Menurut Sutrisno Hadi, (Sugiyono, 2013, hlm. 203)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
28
Untuk penelitian ini, peneliti melakukan observasi ke sekolah
dasar untuk mencari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Bertujuan untuk memperoleh data prilaku siswa
sehingga didapatkan hasil dan perubahan siswa dalam memperbaiki
proses pembelajaran. Untuk itu peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran berlangsung dengan membuat pedoman observasi
sebagai berikut:
1) Observasi aktivitas guru
2) Observasi aktivitas siswa
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Think
1 Guru menjelaskan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
2 Guru membacakan cerpen
3 Menginstruksikan siswa untuk memperhatikan unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen
4 Meminta masing-masing siswa untuk menuangkan gagasan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
Talk
5 Menginstruksikan siswa untuk mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam teman kelompok
6 Meminta siswa untuk menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
7 Membimbing siswa dalam menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok
Write
8 Guru membimbing siswa dalam menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan 9 Menuliskan hasil jawaban pada lembar evaluasi yang
disediakan
29
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Think
1 Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru 2 Membaca dan memahami cerpen dari guru
3 Memperhatikan unsur intrinsik yang terkait pada cerpen
4 Secara individu menuangkan gagasan mengenai mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang sudah dibaca dan dipahami
Talk
5 Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam kelompok
6 Siswa menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
7 Menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok
Write
8 Siswa menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan
9 Semua siswa menuliskan hasil jawaban mereka di kertas yang sudah disediakan dengan tulisan yang rapi
Jumlah Rata-rata
Keterangan :
Rata-rata = jumlah nilai Ya X 100
Jumlah aspek yang diamati
Kategori Penilaian
80 – 100 = A (SANGAT BAIK)
70 – 80 = B (BAIK)
50 – 60 = C (CUKUP)
30
b. Tes
Tes adalah tindakan yang dilakukan berupa tes lisan dan tertulis
atau yang lainnya. Tes yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tes
tertulis karena tes tersebut berkaitan dengan pembelajaran keterampilan
menulis siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen.
Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan
pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi
unsur intrinsik cerita pendek.
Selanjutnya nilai dapat dimasukkan kedalam lembar penilaian
proses pembelajaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik
cerpen dengan strategi Think Talk Write (Terlampir). Dengan kriteria
sebagai berikut:
Keterangan:
Nilai 20 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,
dan amanat) semua benar
Nilai 15 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,
dan amanat) sebagian besar benar
Nilai 10 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,
dan amanat) sebagian kecil benar
Nilai 5 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur,
dan amanat) semua salah
Penilaian:
Nilai Akhir = jumlah dari semua aspek
Kriteria penilaian:
90 - 100 = A (SANGAT BAIK)
70 – 80 = B (BAIK)
50 – 60 = C (CUKUP)
31
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat atau media untuk memotret serta
merekam kegiatan yang sedang dilakukan. Peneliti menggunakan
dokumentasi untuk memperlihatkan atau membuktikan bahwa data
yang didapat benar adanya.
F. Analisis Data
Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Setelah data diperoleh melalui pengumpulan data, selanjutnya data
tersebut diolah melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Deskripsi data
Data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk uraian
deskripsi. Data yang disajikan meliputi hasil observasi, tes pada pra
siklus sampai siklus selanjutnya.
2. Interpretasi
Temuan-temuan yang ada di interpretasi dengan merujuk kepada
acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi
unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi think talk
write. Peneliti dalam proses ini, berusaha untuk memunculkan arti dari
setiap data yang diperoleh.
32
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan, dianalisis dan
diinterpretasi kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian
dan hipotesis tindakan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
G. Indikator Keberhasilan
Ketuntasan belajar siswa dapat dijadikan acuan melalui indikator yang
sudah dicapai oleh siswa tersebut. Ketuntasan tersebut dapat dilihat dari
berhasil atau tidaknya indikator yang sudah ditetapkan. Pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam materi mengidentifikasi unsur intrinsik cerita
pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write terdapat beberapa
indikator dalam setiap aspek. Berikut indikator keberhasilan siswa pada
[image:31.595.116.519.170.731.2]pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek:
Tabel 3.3
Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
No Aspek yang diamati Indikator
1 Menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat memahami unsur intrinsik cerpen yaitu tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat
2 Mengidentifikasi unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen
- Siswa dapat menentukan tema, tokoh/penokohan, latar, alur, dan amanat dalam cerita
3 Menyimpulkan isi cerita yang didengar
- Siswa dapat mendengar dan memperhatikan cerita yang didengarnya pada saat guru membacakan cerpen tersebut
33
Berdasarkan tabel diatas, siswa diharapkan dapat mencapai nilai yang
sesuai dengan KKM yaitu 70% jika nilai siswa kurang dari 70% maka siswa
belum mencapai keberhasilan. Jika semua siswa mencapai nilai lebih dari
70% berarti siswa sudah mencapai indikator yang sudah ditentukan.
Sehingga 100% pemahaman mengenai keterampilan siswa dalam
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk
Write mencapai keberhasilan.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang sudah
dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang
cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang
keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Hal tersebut
terlihat bahwa dimulai dari pra siklus sampai siklus II keterampilan
siswa di kelas V SDN Umbul Kapuk mengalami peningkatan di setiap
siklusnya. Strategi ini dapat mendorong siswa untuk berpikir,
berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu.
Selain itu, untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum
menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sehingga strategi ini sangat
berperan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang
membutuhkan ide-ide untuk kemudian dituangkan dalam bentuk
tulisan. Selain itu, strategi ini pun mengubah siswa menjadi aktif
2. Keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen di
kelas V SDN Umbul Kapuk setelah menerapkan strategi Think Talk
Write menjadi meningkat. Hal ini terlihat pada aktivitas guru; pada
Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai
88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus
II mencapai nilai 77,77. Demikian pula dengan tes kelompok; pada
Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66.
Sementara itu tes evaluasi; Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33,
59
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti bermaksud
merekomendasikannya kepada:
1. Guru
Penelitian ini menghasilkan RPP yang bisa digunakan oleh guru untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat
dijadikan acuan untuk meningkatkan proses berpikir siswa, berdiskusi,
dan mengembangkan tulisan siswa khususnya di kelas V, karena sudah
terbukti dapat meningkatkan pamahaman siswa berdasarkan proses
perkembangannya. Ditambah lagi dengan adanya intrumen yang
dilakukan dapat mempermudah guru dalam mengamati proses belajar
siswa. Selain itu, siswa kelas V SD berada pada tahapan belajar berpikir
kreatif, berinteraksi dengan temannya dan berdiskusi dalam
menuangkan ide-ide baik lisan maupun tulisan, sehingga strategi ini
dianggap sebagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa.
2. Kepala Sekolah
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, Kepala Sekolah dapat
menginformasikan kepada guru-guru lain untuk menerapkan strategi
Think Talk Write dalam proses pembelajaran di kelas, karena strategi
Think Talk Write dipandang ampuh dan efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini data yang diperoleh dapat dijadikan acuan
untuk para peneliti selanjutnya dalam menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) karena tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Agunsari, Devi. (2012). Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN
Kedaleman 1 Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. (Skripsi). Cilegon.
Cahyani, I, dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS.
Darisman, (2005). Ayo Belajar Berbahasa Indonesia Untuk Kelas 5 SD. Jakarta:
Yudhistira.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mega, N, Arfah, dkk. (2013). Kreatif Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5.
Jakarta: Duta.
Nirmala, D, Cahya. (2012). Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Sebagai
Upaya Meningkatkan Kemampuan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di
SMP Al-Azhar 3 Bintaro. (Skripsi). UIN Syarif Hidayattullah, Jakarta.
Perdana, I, Gema. (2014). Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Konsep Sumber Daya Alam
pada Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,
Serang.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tukan, P. (2006). Mahir Berbahasa Indonesia SMA X. Jakarta: Yudistira.