Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya Selva Afrianti, Mahasiswi Program Studi S1Keperawatan Universitas
Su atera Utara aka elakuka pe elitia de ga judul Perilaku Hidup Bersih da Sehat Masyarakat Kota Meda di Te pat u u . Pe ilitia erupakan merupakan kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak, Ibu, serta saudara sekalian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden. Saya juga mengharapkan kesedian Bapak, Ibu, serta saudara sekalian untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya.
Partisipasi Bapak, Ibu, serta saudara sekalian dalam penelitian ini sukarela, sehingga Bapak, Ibu, saudara sekalian bebas untuk mengundurkan diri setiapsaat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak, ibu, saudara sekalian berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Atas perhatian dan kesediaan menjadi responden, saya ucapkan terimakasih
Medan, Penelitian
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya telah diminta untuk berperan dalam penelitian yang berjudul
Perilaku Hidup Bersih da Sehat Masyarakat Kota eda di Te pat U u .
Oleh peneliti, saya diminta untuk mengisi kuesioner dan menjawab kuesioner penelitian.
Peneliti telah menjelaskan tentang hal-hal yang menyangkut penelitian, yaitu: judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik secara fisik maupun psikis. Saya telah mengerti semua penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku hidup Bersih dan Sehat Masyarakat di Kota Medan.
Saya mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau paksaan, adapun catatan mengenaidata responden akan dirahasiakan.
Dengan demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta sebagai responden dalam penelitian ini.
Responden
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu :
Bagian 1. Kuesioner data Demografi
Bagian 1. Kuesioner Data Demografi
Profil responden
Usia :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pekerjaan :
Bagian 2. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyrakat Kota Medan
Kuessioner pengetahuan petunjuk:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menigisi salah satu jawaban yang menurut anda benar.
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat umum?
a. Perilaku yang dapat terjadinya penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan setiap individu
b. Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap individu kelompok atau masyarakat dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka memelihara menjaga dan meningkatkan kese hatan
c. Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap individu agar tumbuh menjadi sehat
d. Tudak tahu
2. Apa saja manfaat PHBS pada tatanan masyarakat?
a. Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
b. Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan. c. Lingkungan disekitar tempat umum menjadi lebih sehat
d. Tidak tahu
3. Siapa sasaran PHBS dilingkungan masyarakat? a. Masyarakat lingkungan sekolah
b. Pekerja pabrik. c. Seluruh masyarakat d. Tidak tahu
4. Mengapa perlu berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan masyarakat?
b. Agar masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit serta masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
c. Untuk membuat lingkungan menjadi bersih, serta masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
d. Tidak tahu
5. syarat toilet yang sehat?
a. Tidak bau dan berbentuk leher angsa
b. Tidak berbau, bersih dan berbentuk leher angsa c. Bersih
d. Tidak tahu
6. Bagaimana perlakuan yang tepat dalam membarantas jentik nyamuk di lingkungan masyarakat?
a. Memberika obat abate pada bak kamar mandi b. Menguras bak mandi setiap hari
c. Menguras bak kamar mandi minimal seminggu sekali d. Tidak tah
7. Apakah dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan? a. Dapat mencemari nama baik lingkungan
b. Menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan c. Akan menimbulkan penyakit dan nama baik lingkungan d. Tidak tahu
Kuesioner sikap petunjuk isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom dibawah ini. Keterangan :
TS :Tidak Setuju
S :Setuju
SS :Sangat Setuju
No Pernyataan TP S SS
1 Membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup 2 Dalam pelaksanaan PHBS tidak harus tersedia fasilitas yang
memenuhi syarat kesehatan
3 Sebaiknya menggunakan toilet untuk mebuang air besar/kecil 4 Kurang peduli melihat sampah berserakan
5 Membersihkan lingkungan setiap hari adalah salah satu cara agar terhindar dari berbagai penyakit
Kuesioner tindakan petunjuk isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom jawaban yang disediakan.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Saya membuang sampah pada tempatnya
2 Saya membuang sampah berdasarkan asal sampah (organic dan nonorganik)
3 saya merokok disembarang tempat 4 Saya menghindari perokok pasif
Lampiran 8 HASIL RELIABILITAS PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT
HASIL RELIABILITAS SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT KOTA MEDAN DI TEMPAT UMUM
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
HASIL RELIABILITAS TINDAKAN PERILAKU HIDUP BESRIH DAN SEHAT MASYARAKAT KOTA MEDAN DI TEMPAT UMUM
kode
P 0.866667 0.766667 0.833333 0.766667 0.866667 Q 0.133333 0.233333 0.166667 0.233333 0.133333
pq 0.115556 0.178889 0.138889 0.178889 0.115556 0.727778
Vt 1.756667
r
11=( )( )
r11=(5/5-1) (1.756-0.727/1.756) r11=(5/4) (0.585)74 1 1 1 1 1 1 1 7
75 1 1 1 1 1 1 1 7
76 1 1 0 1 0 1 1 5
77 1 1 1 0 1 1 1 6
78 1 1 1 1 1 0 1 6
79 1 1 1 1 0 0 1 5
80 1 1 1 1 1 0 1 6
81 0 1 0 1 1 0 1 4
82 0 0 1 0 1 1 1 4
83 1 1 1 1 1 1 1 7
84 1 1 1 1 1 1 1 7
85 1 0 1 1 1 1 1 6
86 0 1 1 1 1 1 1 6
87 1 1 1 1 1 1 1 7
88 1 1 1 1 1 1 1 7
89 1 1 0 1 1 1 1 6
90 1 1 1 1 1 1 1 7
91 0 1 1 1 1 1 1 6
92 1 1 1 1 1 1 1 7
93 1 1 1 1 1 1 1 7
94 1 1 1 1 1 1 0 6
95 0 1 1 1 1 1 1 6
75 3 2 3 3 3 3 3 20
76 3 3 3 2 3 3 3 20
77 3 2 3 2 3 3 3 19
78 3 3 3 2 3 3 3 20
79 3 3 3 3 3 3 3 21
80 2 3 3 3 3 3 2 19
81 2 3 3 3 3 3 2 19
82 2 3 3 3 3 3 2 19
83 2 3 3 3 3 3 3 20
84 2 3 3 1 3 3 3 18
85 2 3 3 3 3 3 3 20
86 2 3 2 3 3 3 3 19
87 3 3 2 3 3 3 3 20
88 3 3 2 3 3 3 3 20
89 3 3 2 3 3 3 3 20
90 2 3 3 3 3 3 3 20
91 3 3 3 3 3 3 3 21
92 3 3 3 3 3 3 3 21
93 3 3 3 2 3 3 3 20
94 2 3 3 2 3 3 3 19
95 3 3 3 2 3 3 3 20
75 1 1 1 1 1 5
76 1 1 1 1 1 5
77 1 1 1 1 1 5
78 1 1 1 1 1 5
79 1 1 1 1 0 4
80 1 1 1 1 1 5
81 1 1 1 1 1 5
82 1 1 1 1 1 5
83 1 1 1 1 1 5
84 1 1 1 1 1 5
85 1 1 1 1 1 5
86 1 1 1 1 1 5
87 1 1 1 1 0 4
88 1 1 1 1 1 5
89 1 1 1 1 1 5
90 1 1 1 1 1 5
91 1 1 1 1 1 5
92 1 1 1 1 1 5
93 1 1 1 1 1 5
94 1 1 1 1 1 5
95 1 1 1 1 1 5
Lampiran 9 MASTER DATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
75 3 2 3 3 3 3 3 20
76 3 3 3 2 3 3 3 20
77 3 2 3 2 3 3 3 19
78 3 3 3 2 3 3 3 20
79 3 3 3 3 3 3 3 21
80 2 3 3 3 3 3 2 19
81 2 3 3 3 3 3 2 19
82 2 3 3 3 3 3 2 19
83 2 3 3 3 3 3 3 20
84 2 3 3 1 3 3 3 18
85 2 3 3 3 3 3 3 20
86 2 3 2 3 3 3 3 19
87 3 3 2 3 3 3 3 20
88 3 3 2 3 3 3 3 20
89 3 3 2 3 3 3 3 20
90 2 3 3 3 3 3 3 20
91 3 3 3 3 3 3 3 21
92 3 3 3 3 3 3 3 21
93 3 3 3 2 3 3 3 20
94 2 3 3 2 3 3 3 19
95 3 3 3 2 3 3 3 20
75 1 1 1 1 1 5
76 1 1 1 1 1 5
77 1 1 1 1 1 5
78 1 1 1 1 1 5
79 1 1 1 1 0 4
80 1 1 1 1 1 5
81 1 1 1 1 1 5
82 1 1 1 1 1 5
83 1 1 1 1 1 5
84 1 1 1 1 1 5
85 1 1 1 1 1 5
86 1 1 1 1 1 5
87 1 1 1 1 0 4
88 1 1 1 1 1 5
89 1 1 1 1 1 5
90 1 1 1 1 1 5
91 1 1 1 1 1 5
92 1 1 1 1 1 5
93 1 1 1 1 1 5
94 1 1 1 1 1 5
95 1 1 1 1 1 5
Lampiran 11 ANGGARAN DANA
NO KEGIATAN BIAYA
1 Menyiapkan proposal sampaidengan siding
proposal
Biaya internet dan pulsa modem
Ketas A4 80 gr 1 rim
Foto kopi sumber-sumber daftar pustaka
Memperbanyak proposal
2 Pengumpulan data dan analisa data
Biayatransportasi
Foto kopi kuisioner dan lembar
persetujuan
Rp. 600.000,00
Rp. 50.000,00
3 Pengumpulan laporan skripsi
Kertas A4 80 gr 1 rim
Penjilidan
Foto kopi laporan penelitian
Lampiran 12
RIWAYAT HIDUP
Nama : Selva Afrianti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Bandar Khalipah, 18 April 1994
Agama : Islam
Suku : Jawa
Anak ke : 3 dari 4 bersaudara
Orangtua : Sutiono dan Nur Sriana
Riwayat Pendidikan :
1. 2000-2006 : SD Negeri 102403 B.Khalipah Medan
2. 2006-2009 : SMP Negeri 29 Medan
3. 2009-2012 : SMA Swasta Prayatna Medan
4. 2012-sekarang : Fakultas Keperawatan USU
No. Telp/Hp : 081263616536
Daftar Pustaka
Chandra, Budiman. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Depkes RI. (2003). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Promosi Kesehatan Depkes RI. (2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta:
Promosi Kesehatan
Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Hidayat, A.aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Diambil pada tanggal 10 November 2015 dari
http/www.kemenkes.or.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Profil Kesehatan Sumatera Utara 2013. Diambil pada tanggal 10 November 2015 dari
http/www.kemenkes.or.id
Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : TIM
Nasution, Herlina AN. (2011). Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan III Kelurahan Kayu Jati Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Proverawati, Atika dan Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika
Sudjana. (2005). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum dengan
mengkategorikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tiga kategori yaitu baik,
cukup, dan kurang.
Skema 3.1.Kerangka Penelitian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
Kota Medan di Tempat Umum Perilaku hidup bersih dan
sehat masyarakat kota medan di tempat umum
Pengetahuan
Baik
Cukup
kurang
Sikap
Positif
negatif
Tindakan
Baik
Cukup
24
Kuesioner Baik apabila responden
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota
Medan di tempat umum.
4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah masyarakat di kota Medan yaitu masyarakat
yang berusia 17-45 tahun. Jumlah penduduk dari penelitian ini tidak diketahui
(infinitif).
4.2.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow untuk
jumlah populasi yang tidak diketahui yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
n : Jumlah sampel minimal
p : Proporsi kategori (0.5)
d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki 10% atau 0,1
zα2 : Tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti (peneliti menetapkan zα penelitian ini sebesar 1,96)
26
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat pengunjung.
4.2.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel atau tehnik sampling dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu cara pengambilan sampel yang
dilakukan dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007).
4.3Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lapangan Merdeka Kota Medan. Adapun alasan
pemilihan lokasi yaitu lokasi ini juga mudah untuk dijangkau peneliti, salah satu
tempat umum di Kota Medan yang banyak dikunjungi masyarakat sehingga
jumlah sampel penelitian dapat terpenuhi.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016.
4.4Pertimbangan Etik
Masalah etika dalam keperawatan meliputi:
1. Mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan
USU.
2. Tanpa nama (Anonimity )
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak
menuliskan nama responden pada lembar kuesioner tetapi hanya
27
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Merupakan masalah etika yaitu dengan menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner data
demografi dan kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat.
Kuesioner data demografi terdiri dari inisial nama, usia, jenis kelamin, alamat,
dan pekerjaan yang diisi dengan memberikan tanda checklist pada kolom ysesuai
keadaan responden.
Kuesioner pengetahuan instrumen penelitian dalam pengetahuan masyarakat
tentang berperilaku hidup bersih dan sehat dilapangan merdeka kota medan terdiri
dari 7 pertanyaan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kuesioner ini
menggunakan skala indeks dengan pilihan jawaban ganda. Setiap jawaban yang
benar diberi nilai 1. Total skor diperoleh rendah 0 skor tertinggi 7. Semakin tinggi
skor maka semakin baik pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih
dan sehat.
Berdasarkan rumus statistika menurut (Sudjana, 2005)
28
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang terbesar 7 (selisih nilai
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan kurang, cukup, baik)
maka didapat panjang kelas 3-4. Menggunakan p= 3-4 dan nilai terendan 0
sebagai batas bawah kelas interval pertama, data pengetahuan masyarakat tentang
perilaku hidup bersih dan sehat di kategorikan atas interval sebagai berikut:
6-7 = pengetahuan baik
3-5 = pengetahuan cukup
0-2 = pengetahuan kurang
Kuesioner sikap terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak setuju,
setuju, sangat setuju dengan menggunakan skala likert. Pernyataan positif
berjumlah 5 pernyataan dan pernyataan negatif berjumlah 2 pernyataan. Untuk
pertanyaan positif jika reponden memberi jawaban sangat setuju maka diberi nilai
3, jika responden memberi jawaban setuju diberi nilai 2, jika responden memberi
jawaban tidak setuju diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi
nilai 1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk
jawaban tidak setuju.
Untuk menghitung total skor tiap responden adalah dengan cara menjumlahkan
skor-skor item yang diperoleh responden
Skor maksimal = skor jawaban terbesar x banyak item = 3 x 7 =21
Skor minimal = skor jawaban terendah x banyak item = 1 x 7 = 7
Nilai median = skor maksimal+skor minimal = 21+7 = 14
29
2 2
Nilai kuartil III = skor maksimal+median = 21+14 = 17
2 2
107 14 21
Minimal median maksimal
Maka batasan skor dapat dikategorikan sebagai berikut :
7-14 = sikap negatif
15-21 = sikap positif
Kuesioner tindakan instrumen penelitian dalam pengetahuan masyarakat
tentang berperilaku hidup bersih dan sehat dilapangan merdeka kota medan terdiri
dari 5 pertanyaan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kuesioner ini
menggunakan skala gutman dengan pilihan jawaban ganda. Setiap jawaban ya
diberi skor 1 sedangkan pilihan jawaban tidak diberi 0 Semakin tinggi skor maka
semakin baik pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
(yusuf, 2005). Pada penilitian ini didapatkan nilai tertinggi 5 dan terendah 0.
Berdasarkan rumus statistika menurut sudjana (2005)
p merupakan panjang kelas dengan rentang 7 (selisih nilai tertinggi dan terendah)
dan banyak kelas 3 untuk pengkajian tindakan dalam berprilaku hidup dan sehat
(kurang cukup baik) maka didapat panjang kelas sebesar 3-4. Data tentang
tindakan dalam berprilaku hidup bersih dan sehat di kategorikan atas rentang skor
30
5 = baik
3-4 = cukup
0-2= kurang
4.5 Validitas dan Reliabilitas
4.6.1 Validitas
Nursalam (2003) prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat akan dilakukan uji
validitas yang disusun sesuaidengan tinjauan pustaka.uji validitas akan dilakukan
oleh Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns., M.Kes dan Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns., M.Kes,
selaku dosen Fakultas Keperawatan USU.
4.6.2 Reliabilitas
Reliabilias adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam,
2003). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat
ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila
digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama. Uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kendala atau hambatan dalam mengisi kuesioner
yang akan dilaksanakan nantinya pada pengumpulan data serta melihat kevalidan
31
Uji Reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden yang tidak termasuk
dalam jumlah sampel penelitian. untuk kuesioner sikap, peneliti menggunakan uji Cronbach’s Alpha dan untuk kuesioner pengetahuan dan tindakan peneliti
menggunakan metode uji KR-20 kemudian jawaban dari responden diolah
menggunakan komputerisasi.
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus KR- 20
r11 =
(vt-Ʃpq/vt)
(Arikunto, 2010)
Keterangan
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir soal dan pertanyaan
m = skor rata-rata
vt = Variasi total
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan peneliti didapatkan hasil relib untuk kuisoner
pengetahuan adalah 0,709, kuisioner sikap adalah 0,959, dan kuisioner tindakan
adalah 0,7324.
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal
peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi
32
sampel dalam uji validitas dan uji reabilitas tidak dijadikan sampel dalam
penelitian.
Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka peneliti melakukan
penelitian. Adapun penilian dilakukan selama 3 hari. Penelitimenganmbil
responden secara acak yaitu masyarakat yang berkunjung kelapangan merdeka
pada hari dimana peneliti melakukan penelitian. Peneliti menjumpai responden
satu persatu kemudian peneliti bertanya tentang kesediaannya menjadi responden.
Kemudian responden mengisi kuesioner sesuai dengan pernyataan. Selesai
pengisian kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang
kurang lengkap, data dapat langsung dilengkapi.
4.8 Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan
melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan
data, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan tabulasi dan analisa data.Kemudian memasukkan (entry) data
ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan
komputerisasi. Pengolahan data dilakukan secara univariat yaitu menampilkan
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan di tempat umum, dengan jumlah
responden sebanyak 96 orang. Selanjutnya penyajian hasil data penelitian meliputi
karakteristik responden dan deskripsi pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat kota medan di tempat umum.
5.1.1 Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap masyarakat kota medan dengan jumlah responden 96
orang, menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden
yang mencangkup umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Pada tabel 1 menunjukkan gambaran bahwa mayoritas responden masyarakat
kota medan beruasia 21-30 tahun sebanyak 37 orang (38,5%). Selanjutnya
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang (64,6%) dan
34
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden (n=96)
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Umur :
5.1.2 Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum
Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan cukup dalam perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 49 orang
(51,0%).
Tabel 5.3. Distribusi dan presentasi tingkat pengetahuan masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
35
5.1.3 Sikap Masyarakat dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap
positif dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 95 orang (99,0%).
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase sikap masyarakat dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat
Sikap Frekuensi Presentase(%)
Sikap positif 95 99,0
Sikap negatif 1 1,0
5.1.4 Tindakan Masyarakat dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden sudah baik dalam
bertindak saat berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 70 orang yaitu
(72,9%)
Tabel 5.5. Distribusi dan frekunsi tindakan maysarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat
Tindakan Frekuensi Persentase (%)
Baik
Hasil penelitian menujukkan tingkat pengetahuan masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat di kota medan secara umum adalah cukup
36
mengerti dan memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Notoatmodjo
(2010) mengatakan bahwa memahami suatu objek bukan sekedar tau terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi dapat mengintrepretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Hal ini didukung penelitian
oleh Herlina (2012) bahwa pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih
dan sehat di lingkungan III kelurahan kayu jati kabupaten mandailing natal adalah
berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (63,3%). Walaupun pengetahuan
masyarakat kota medan tentang PHBS baik akan tetapi peneliti melihat dari
jawaban responden yang masih kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih
dan sehat di tempat umum sebanyak 28 orang yaitu (29,2%), dan ada juga
beberapa masyarakat kota medan kurangnya mengetahui tentang nyamuk aedes
aegypti sebanyak 23 orang yaitu (23,9%).
Penularan penyakit dapat terjadi ditempat umum karena kurang tersedianya air
bersih dan toilet, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan
fektor berupa lalat dan nyamuk, kurang nya fentilasi dan pencahayaan, kebisingan
dan lain-lain (Proverawati,2012).
kembangkan karena sikap positif ini akan berpengaruh terhadap perubahan sikap
37
dan Sehat, sehingga sikap positif yang diterapkan akan memberikan manfaat bagi
semuanya. Dilihat secara rinci hasil dari hasil penelitian ini masih ada sikap
masyarakat yang tidak setuju melalui pernyataan beberapa indikator yaitu
pernyataan yang berkaitan dengan indikator PHBS menggunakan air bersih,
menggunakan jamban, membuang sampah pada tempat nya, tidak merokok di
tempat umum, tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.
Dimana pernyataan responden tersebut merupakan pernyataan yang nilai nya
negatif.peniliti berasumsi bahwa pernyataan mengenai beberapa indikator diatas
sangat berpengaruh bagi derajat kesehatan terutama kesehatan anggota keluarga,
terutama pada indikator PHBS mengenai “tidak merokok”. Keadaan dengan
kebiasaan merokok merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat
kesehatan berdasarkan WHO.
Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa sikap masyarakat kota medan
tentang PHBS telah positif, dan sikap ini mengacu kepada pendapat Azwar (2005)
sikap tidak terlepas dari sosialisasi keluarga, pendidikan sekolah atau diluar
sekolah serta pengetahuan di dalam masyarakat. Peranan pendidikan tidak dapat
di abaikan, sebab pendidikan dilakukan hampir seumur hidup, baik melalui
pendidikan formal maupun informal, sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini di sebabkan antara lain:
sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan yang mengacu kepada pengalaman
orang lain atau berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang,
dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat yang menjadi pegangan setiap orang
38
Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat bahwa tempat umum yang
dijadikan tempat penelitian belum menggunakan air bersih adanya lumut ditempat
penampungan air. Hal ini terjadi karena kurang nya sikap ber-PHBS petugas
maupun pengunjung unutuk menjaga kebersihan air.
5.2.3 Tindakan Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan masyarakat kota medan
dalam perilaku hidup bersih dan sehat di tempatn umum adalah mayoritas pada
kategori baik yaitu sebanyak 72,9% . hasil ini di dukung karena masyarakat
memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
Hal ini di dukung oleh penelitian Jariston (2009) yang memiliki tindakan perilaku
hidup bersih dan sehat di Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar dengan kategori
baik sebanyak 15 orang (78,9%), serta tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang sedang sebanyak 4 orang (21,1%). Walaupun tindakan masyarakat kota
medan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat baik akan tetapi peneliti melihat
dari jawaban responden yang masih kurang dalam tindakan mengenai air minum
yang telah di masak sebanyak 19 orang (19,7%), dan ada juga masyarakat yang
masih kurang dalam tindakan menguras bak mandi minimal 1x dalam seminggu
sebanyak 20 orang (20,8%). Hal ini terjadi karena suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi
suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain
39
kembali dampak program PHBS di Indonesia khususnya kabupaten dan kota di
Sumatera Utara yang telah menetapkan persentase rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih dan sehat 65%. Hal ini diperlukan karena PHBS yang kurang baik
akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit pada anak-anak antara lain
yaitu diare, sakit gigi, sakit kulit, dan cacingan (Depkes RI, 2006).
Banyak penyakit yang dapat terhadi di tempat-tempat umum terjadinya
penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak
sehat seperti tidak menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan,
membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok ditempat umum (Proverawati,
2012).
Indikator keberhasilan bahwa tempat umum telah ber- PHBS yaitu tersedianya
sarana untuk menyuci tangan menggunakan sabun, tersedianya toilet yang sehat,
tersedianya tempat sampah, terdapat larang untuk tidak merokok, terdapat
larangan untuk tidak mengkonsumsi NAPZA, terdapat larangan untuk tidak
meludah di sembarang tempat, dan terdapat kegiatan memberantas jentik nyamuk
secara rutin (Mariyunani, 2013).
Salah satu indikator PHBS ditempat umum yaitu menggunakan air bersih.
Untuk dapat melakukan itu responden harus mengetahui syarat air bersih yaitu air
tidak berwarna, harus bebas dari pasir debu lumpur sampah, air tidak berasa dan
air tidak berbau (Maryunani, 2013).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian tentrang perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat kota medan di tempat umum yaitu pengetahuan masyarakat tentang
perilaku hidup bersih dan sehat pada kategori baik sebanyak 86,6%, sikap
masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada kategori positif sebanyak
100,0%, dan tindakan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
kategori baik sebanyak 87,5%.
6.2 Saran
6.2.1 Pendidikan keperawatan
Melalui institusi pendidikan perlu di imformasikan untuk menambahkan materi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pada keperwatan komunitas.
6.2.2 Praktik keperawatan
Dalam praktik keperawatan komunitas perlu mengadakan penyuluhan
kesehatan pada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
6.2.3 Masyarakat
Dari hasil penelitian yang diperoleh perlunya para kader-kader agar lebih aktif
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
6.2.4 Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini agar
lebih mengkhususkan penelitian pada keluarga yaitu perilaku hidup bersih dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang
dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri
manusia (Purwanto, 1998).
Notoatmodjo (2010) perilaku adalah merupakan keseluruhan pemahaman dan
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan
eksternal tersebut.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Purwanto (1998) faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu:
1. Keturunan
Teori Mendel menyatakan bahwa:
a. Tiap sikap makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.
b. Tiap pasangan merupakan penentu alternative bagi keturunannya
c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan
memisah dan menerima pasangan faktor keturunan.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu
dalam berprilaku. Lingkungan dapat digolongkan:
a. Lingkungan manusia. Yang termasuk dalam lingkungan ini adalah
keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk kebudayaan, agama, taraf
7
b. Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat dilingkungan manusia
yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada
disekitarnya.
c. Lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi corak
kehidupan manusia.
Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu lingkungan
membuat individu sebagai makhluk sosial dan lingkungan membuat wajah budaya
bagi individu.
2.1.3 Domain Perilaku
Notoadmodjo (2010) domain perilaku yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yakni:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
8
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lainnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai
pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat
membedakan atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram
(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah
9
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya).
Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan
bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi
sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.
Allport (1954 dalam Notoadmodjo, 2010) menjelaskan bahwa sikap itu
terdiri dari 3 komponen pokok, yakni:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang
10
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka .
Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau
berperilaku (tindakan).
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (Responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan
orang lain merespon.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap
apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap
tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko
11
3. Tindakan atau Praktik (Practice)
Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya,
yakni:
a. Praktik Terpimpin (Guided Response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
masi tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau
mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik
atau tindakan mekanis.
c. Adopsi (Adaption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas
atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau
tindakan atau perilaku yang berkualitas.
2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Umum 2.2.1 Definisi PHBS di Tempat-Tempat Umum
Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum.penyakit yang banyak
terjadi di tempat-tempat umum antara lain diare, demam berdarah, keputihan,
infeksi saluran pernapasan akut serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap
rokok. Terjadinya penyaki-penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk
12
sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok
ditempat umum (Proverawati dan Rahmawati, 2012 ).
PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tau, mau, dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat
umum sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012).
2.2.2 Sasaran PHBS di Tempat-Tempat Umum
a. Masyarakat pengunjung/pembeli
b. Pedagang
c. Petugas kebersihan, keamanan pasar
d. Konsumen
e. Pengelola (pramusaji)
f. Jamaah
g. Pemelihara/pengelola tempat ibadah
h. Remaja tempat ibadah
i. Penumpang
j. Awak angkutan umum
k. Pengelola angkutan umum
2.2.3 Manfaat PHBS di Tempat-Tempat Umum
1. Bagi masyarakat. Manfaat PHBS ditempat-tempat umum yaitu masyarakat
menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit serta masyarakat mampu
mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi
13
2. Bagi tempat umum yaitu lingkungan disekitar tempat-tempat umum
menjadi lebih sehat, indah dan bersih, sehingga meningkatkan citra tempat
umum dan dapat meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum
sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat
umum.
2.2.4 Indikator PHBS di Tempat-Tempat Umum
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
Tempat-tempat Umum yaitu:
1. Menggunakan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur dan sebagainya, agar kita tidak
terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Menurut perhitungan WHO,
dinegara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter
perhari. Sedangkan dinegara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang
memerlukan air 30-60 liter perhari.
Pada prinsip nya semua air dapat diproses menjadi air minum.
Sumebr-sumber air yaitu air hujan, air sungai dan danau, mata air, air sumur atau
air sumur pompa, air ledeng dan air dalam kemasan. Adapun persyaratan
air yang sehat yaitu:
a. Syarat fisik. Syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening
(tidak berwarna), tidak berasa, dan suhu dibawah suhu udara.
b. Syarat bakteriologis. Air untuk keperluan minum yang sehat harus
14
c. Syarat kimia. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
dan jumlah yang tertentu pula.
2. Menggunakan Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
dan air yang membersihkannya.
Syarat jamban yang sehat adalah
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
b. Tidak berbau
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Penerangan dan pentilasi yang cukup
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih
3. Membuang sampah pada tempat nya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbang nya
lingkungan hidup, yang umum nya terdiri dari komposisi sisa makanan,
15
sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik dan an
organik.
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan yaitu:
a. Dampak terhadap kesehatan. Pembuangan sampah yang tidak
terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organism yang
dapat menimbulkan penyakit.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar
c. Dampak terhadap lingkungan. Cairan terhadap rembesan sampah yang
masuk kedalam sungai akan mencemari air hal ini mengakibatkan
berubah nya ekosisitem perairan biologis.
d. Dampak terhadap sosial ekonomi. Pengelolaan sampah yang tidak baik
dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
4. Tidak merokok ditempat umum
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu cuma satu batang dalam sehari.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap
rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan yang tertutup
dengan orang yang sedang merokok.
Bahaya perokok aktif dan perokok pasif yaitu menyebabkan
kerontokan rambut, gangguan pada mata, kehilangan pendengaran,
16
struk dan serangan jantung, kemandulan dan impotensi, kanker rahim dan
keguguran.
Komponen racun dalam rokok.
a. Zat kimia
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam
hidro sianat, nitrogen oksida, dan formal dehid.
b. Nikotin
Kadar nikotin didalam rokok terdapat 4-6 miligram. Nikotin dapat
mengganggu saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan
oksigen miokard. Nikotin juga menyebabkan ketagihan merokok dan
mengaktifkan trombosit
c. Timah hitam
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5ug.
Ambang batas bahaya timah hitam yang masuk kedalam tubuh adalah
20ug perhari.
d. Gas karbon monoksida
Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1%, sementara
dalam darah perokok mencapai 4-15%. Karbon monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan kapsitas latihan
fisik sehingga mempermudah gumpalan darah.
17
e. Tar
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen
padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Kadar tar dalam rokok
berkisar 24-25mg.
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Pemberantasan jentik nyamuk dimaksudkan untuk membebaskan
tempat-tempat dari jentik yang dapat mengganggu kesehatan. Jentik dapat
menimbulkan penyakit seperti demam berdarah. Cara membasmijentik
nyamuk demam berdarah yaitu minimal satu minggu sekali menguras bak
mandi, tempat air hendaknya ditutup rapat, kaleng bekas dan benda lain
yang dapat menampung air hujan hendaknya dikubur, memeriksa secara
teratur tempat air dan untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk
abate.
2.3 Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan 2.3.1 Definisi
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama kontjaraningrat (1990 dalam Effendy, 1998).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
18
anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya
Soerdjono (1982, dalam Effendy, 1998).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu
dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerjadan
kebudayaan bersama Mac laver (1957, dalam Effendy, 1998).
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu Linton (1936,dalam
Effendy, 1998).
2.3.2 Ciri-Ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.
c. Saling tergantung satu dengan lainnya.
d. Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan.
e. Memiliki identitas bersama
1. Interaksi
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan
hubungan sosial yang dinamais dan menyangkut hubungan antara
perseorangan, antara kelompok-kelompok maupun antara perseorangan
dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua
19
2. Wilayah Tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu
menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya,
baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa kelurahan, kecamatan,
kabupaten, profinsi, dan bahkan Negara.
3. Saling Ketergantungan
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling
tergantung satu dengan lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan
kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi,
saling memenuhi agar berhasil dalam kehidupannya.
4. Adat Istiadat dan Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan
kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas
diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat, apakah itu dalam perkawina, kesenian, mata pencaharian,
sistem kekerabatan dan sebagainya.
5. Identitas
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali
oleh anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang
kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat
20
perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata
tajam, kepercayaan sebagainya (Effendy, 1998).
2.3.3 Tipe-Tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Dilihat dari Sudut perkembangannya
1. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak di sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik, perkawinan,
agama dan sebagainya.
2. Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk unyuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut lembaga
utang-piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang
kesemuanya berakar kepada kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian
dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disyahkan oleh
21
b. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat
1. Basic institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat oenting untuk
memelihara dan mempertahankan tat tertib dalam masyarakat,
diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai
institusi dasar yang pokok.
2. Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi
dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi
kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya (Effendy, 1998).
2.3.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia di bagi
dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Masyarakat Desa
a. Hubungsan keluarga dan masyarakat sangat kuat
b. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial
c. Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib
d. Tingkat buta hurup relative tinggi
e. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh
22
f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan
keterampilan diwariskan oleh orangtua langsung kepada keturunannya
g. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi
kebutuhan lainnya. Dan uang berperan sangat terbatas
h. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat
2. Masyarakat Madya
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor
b. Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka
dari pengaruh luar
c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul
kembali apabila telah kehabisan akal
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
e. Tingkat buta hurup sudah mulai menurun
f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mangarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi :
”Indonesia Sehat 2014”. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen Kesehatan
sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan Visi
Departemen Kesehatan yaitu :”Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana
masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah,
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari
gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan
kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat. Sebagai penjabaran dari visi kementerian
kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya (Kemenkes RI, 2012).
Kabupaten/Kota Sehat (KKS) merupakan salah satu indikator pelaksanaan
kegiatan penyehatan lingkungan dalam RPJMN dan Renstra 2010-2014. KKS
adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk
dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa
tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan
pemerintah kabupaten/kota.
2
sebanyak 309 kabupaten/ kota (62,17%) tersebar di 33 provinsi dari keseluruhan
kabupaten/kota yang ada (497kab/kota) di Indonesia telah melaksanakan
pendekatan KKS. Terdapat 3 provinsi yang sudah melaksanakan program KKS
sebesar 100%, yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.
Penilaian KKS dilaksanakan 2 tahun sekali, jadi penilaian KKS berikutnya
dilaksanakan tahun 2013 (Kemenkes RI, 2012).
Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1
menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada
pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui
sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor. Sedangkan pada pasal 169
disebutkan bahwa pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (kemenkes RI, 2013).
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di Negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurang nya air minum yang aman,sanita dan hygiene yang buruk.
Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air
yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan
angka kematian akibat diare sampai 65% serta penyakit-penyakit lain nya
3
Penularan panyakit dapat tejadi ditempat- tempat umum karena kurang
tersedianya air bersih dan jamban, kurang baik nya pengelolaan sampah dan air
limbah, kepadatan 3urvey berupa lalat dan nyamuk. Kurangnya ventilasi dan
pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempa-tempat umum yang tidak sehat
dapt menimbulkan berbagai penyakit yang selanjutnya dapt menurunkan kualitas
sumber daya manusia. Penyakit yang banyak terjadi di tempat-tempat umum
antara lain diare, demam berdarah, keputihan, infeksi saluran pernafasan akut
serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap rokok, seperi: penyakit
paru-paru, jantung dan kanker. Oleh karena itu tempat-tempat umum perlu mendapat
perhatian utama dalam pemberantasan penyakit. Penyakit-penyakit menular
karena lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak
menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan, membiarkan air
tergenang, dan kebiasaan merokok di tempat umum.
Ada beberapa tempat-tempat umum atau yang terbuka di Kota Medan,
diantaranya lapangan Merdeka, Stadion Teladan, Taman Ahmad Yani, Taman
Gajah Mada dan lain-lain. Ruang terbuka ini ditata sebaik mungkin untuk
kenyamanan masyarakat kota medan.
Banyak fasilitas yang disediakan di tempat yang terbuka membuat masyarakat
kota medan beramai-ramai mengunjungi tempat ini. Mereka mengunjungi tempat
ini dengan orang tua ada juga yang hanya menikmati jajanan yang di sediakan,
untuk menikmati jajanan yang disediakan, rekreasi bersama keluarga atau hanya
untuk sekedar bertemu dan berbagi cerita dengan rekan mereka masing-masing
4
Peneliti memilih tempat umum terbuka lapangan merdaka sebagai tempat
penelitian. Hal ini di karenakan, berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan
peneliti dibeberapa tempat umum di kota medan lapangan merdeka adalah tempat
umum yang paling ramai dikunjungi masyarakat kota medan, banyak pedagang
dan kondisi kebersihan lapangan merdeka paling buruk. Masih banyak masyarakat
yang membuang sampah sembarangan, mereka mengkonsumsi makanan tanpa
melihat kebersihannya, banyak yang merokok ditempat umum, terlihat banyak
sampah diselokan sehingga jalannya air tidak lancar dan menyebabkan bau yang
tidak sedap.
Fenomena dan hasil 4urvey awal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik
untuk meneliti “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di
Tempat Umum”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang ditarik oleh peneliti
yaitu bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di
Tempat Umum
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kota
medan ditempat umum
1.3.2 Tujuan Khusus
5
1. Pengetahuan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat
umum
2. Sikap hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditenpat umum
3. Tindakan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat
umum
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan dalam
pengembangan keperawatan khususnya keperawatan komunitas terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat.
1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti yang hendak melakuukan
penelitian lebih lanjut tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
1.4.3 Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran
Judul :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum
Nama Mahasiswa : Selva Afrianti
NIM : 121101104
Fakultas : S1 Keperawatan
Tahun : 2016
Abstrak
Kondisi lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat di tempat-tempat umum dapat menimbulkan berbagai penyakit. Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit dapat dilakukan perilaku hidup bersih dan sehat agar masyarakat yang berada di tempat-tempat umum terhindar dari penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 96 orang. Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik sampling aksidental. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016. Hasil penelitian perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum yaitu pengetahuan masyarakat tentang hidup bersih dan sehat adalah mayoritas kategori baik 86,6%, sikap positif 100%, dan tindakan kategori baik 87,5%. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti tentang perilaku hidup bersih dan sehat di tempat umum lainnya sehingga dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di
Tempat Umum
SKRIPSI
Oleh Selva Afrianti
121101104
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kedua orang tua, Ayahanda Ruslan Effendy dan Ibunda Fatimah Siregar yang
telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak sehingga
kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Dengan kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
2. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.kep., M.Pd selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Penulis merasa beruntung memiliki
pembimbing seperti beliau yang tetap menyempatkan waktu untuk
berdiskusi dengan penulis di tengah segala kesibukannya,
3. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns.,M.nurs selaku dosen penguji 1