• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya Selva Afrianti, Mahasiswi Program Studi S1Keperawatan Universitas

Su atera Utara aka elakuka pe elitia de ga judul Perilaku Hidup Bersih da Sehat Masyarakat Kota Meda di Te pat u u . Pe ilitia erupakan merupakan kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak, Ibu, serta saudara sekalian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden. Saya juga mengharapkan kesedian Bapak, Ibu, serta saudara sekalian untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya.

Partisipasi Bapak, Ibu, serta saudara sekalian dalam penelitian ini sukarela, sehingga Bapak, Ibu, saudara sekalian bebas untuk mengundurkan diri setiapsaat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak, ibu, saudara sekalian berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.

Atas perhatian dan kesediaan menjadi responden, saya ucapkan terimakasih

Medan, Penelitian

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya telah diminta untuk berperan dalam penelitian yang berjudul

Perilaku Hidup Bersih da Sehat Masyarakat Kota eda di Te pat U u .

Oleh peneliti, saya diminta untuk mengisi kuesioner dan menjawab kuesioner penelitian.

Peneliti telah menjelaskan tentang hal-hal yang menyangkut penelitian, yaitu: judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik secara fisik maupun psikis. Saya telah mengerti semua penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku hidup Bersih dan Sehat Masyarakat di Kota Medan.

Saya mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau paksaan, adapun catatan mengenaidata responden akan dirahasiakan.

Dengan demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta sebagai responden dalam penelitian ini.

Responden

(4)

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu :

Bagian 1. Kuesioner data Demografi

(5)

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Profil responden

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Pekerjaan :

Bagian 2. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyrakat Kota Medan

Kuessioner pengetahuan petunjuk:

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menigisi salah satu jawaban yang menurut anda benar.

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat umum?

a. Perilaku yang dapat terjadinya penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan setiap individu

b. Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap individu kelompok atau masyarakat dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka memelihara menjaga dan meningkatkan kese hatan

c. Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap individu agar tumbuh menjadi sehat

d. Tudak tahu

2. Apa saja manfaat PHBS pada tatanan masyarakat?

a. Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.

b. Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan. c. Lingkungan disekitar tempat umum menjadi lebih sehat

d. Tidak tahu

3. Siapa sasaran PHBS dilingkungan masyarakat? a. Masyarakat lingkungan sekolah

b. Pekerja pabrik. c. Seluruh masyarakat d. Tidak tahu

4. Mengapa perlu berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan masyarakat?

(6)

b. Agar masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit serta masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

c. Untuk membuat lingkungan menjadi bersih, serta masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

d. Tidak tahu

5. syarat toilet yang sehat?

a. Tidak bau dan berbentuk leher angsa

b. Tidak berbau, bersih dan berbentuk leher angsa c. Bersih

d. Tidak tahu

6. Bagaimana perlakuan yang tepat dalam membarantas jentik nyamuk di lingkungan masyarakat?

a. Memberika obat abate pada bak kamar mandi b. Menguras bak mandi setiap hari

c. Menguras bak kamar mandi minimal seminggu sekali d. Tidak tah

7. Apakah dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan? a. Dapat mencemari nama baik lingkungan

b. Menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan c. Akan menimbulkan penyakit dan nama baik lingkungan d. Tidak tahu

Kuesioner sikap petunjuk isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom dibawah ini. Keterangan :

TS :Tidak Setuju

S :Setuju

SS :Sangat Setuju

No Pernyataan TP S SS

1 Membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup 2 Dalam pelaksanaan PHBS tidak harus tersedia fasilitas yang

memenuhi syarat kesehatan

3 Sebaiknya menggunakan toilet untuk mebuang air besar/kecil 4 Kurang peduli melihat sampah berserakan

5 Membersihkan lingkungan setiap hari adalah salah satu cara agar terhindar dari berbagai penyakit

(7)

Kuesioner tindakan petunjuk isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom jawaban yang disediakan.

No Pernyataan YA TIDAK

1 Saya membuang sampah pada tempatnya

2 Saya membuang sampah berdasarkan asal sampah (organic dan nonorganik)

3 saya merokok disembarang tempat 4 Saya menghindari perokok pasif

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

Lampiran 8 HASIL RELIABILITAS PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT

(16)

HASIL RELIABILITAS SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT KOTA MEDAN DI TEMPAT UMUM

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(17)

HASIL RELIABILITAS TINDAKAN PERILAKU HIDUP BESRIH DAN SEHAT MASYARAKAT KOTA MEDAN DI TEMPAT UMUM

kode

P 0.866667 0.766667 0.833333 0.766667 0.866667 Q 0.133333 0.233333 0.166667 0.233333 0.133333

pq 0.115556 0.178889 0.138889 0.178889 0.115556 0.727778

Vt 1.756667

r

11

=( )( )

r11=(5/5-1) (1.756-0.727/1.756) r11=(5/4) (0.585)

(18)
(19)
(20)

74 1 1 1 1 1 1 1 7

75 1 1 1 1 1 1 1 7

76 1 1 0 1 0 1 1 5

77 1 1 1 0 1 1 1 6

78 1 1 1 1 1 0 1 6

79 1 1 1 1 0 0 1 5

80 1 1 1 1 1 0 1 6

81 0 1 0 1 1 0 1 4

82 0 0 1 0 1 1 1 4

83 1 1 1 1 1 1 1 7

84 1 1 1 1 1 1 1 7

85 1 0 1 1 1 1 1 6

86 0 1 1 1 1 1 1 6

87 1 1 1 1 1 1 1 7

88 1 1 1 1 1 1 1 7

89 1 1 0 1 1 1 1 6

90 1 1 1 1 1 1 1 7

91 0 1 1 1 1 1 1 6

92 1 1 1 1 1 1 1 7

93 1 1 1 1 1 1 1 7

94 1 1 1 1 1 1 0 6

95 0 1 1 1 1 1 1 6

(21)
(22)
(23)

75 3 2 3 3 3 3 3 20

76 3 3 3 2 3 3 3 20

77 3 2 3 2 3 3 3 19

78 3 3 3 2 3 3 3 20

79 3 3 3 3 3 3 3 21

80 2 3 3 3 3 3 2 19

81 2 3 3 3 3 3 2 19

82 2 3 3 3 3 3 2 19

83 2 3 3 3 3 3 3 20

84 2 3 3 1 3 3 3 18

85 2 3 3 3 3 3 3 20

86 2 3 2 3 3 3 3 19

87 3 3 2 3 3 3 3 20

88 3 3 2 3 3 3 3 20

89 3 3 2 3 3 3 3 20

90 2 3 3 3 3 3 3 20

91 3 3 3 3 3 3 3 21

92 3 3 3 3 3 3 3 21

93 3 3 3 2 3 3 3 20

94 2 3 3 2 3 3 3 19

95 3 3 3 2 3 3 3 20

(24)
(25)
(26)

75 1 1 1 1 1 5

76 1 1 1 1 1 5

77 1 1 1 1 1 5

78 1 1 1 1 1 5

79 1 1 1 1 0 4

80 1 1 1 1 1 5

81 1 1 1 1 1 5

82 1 1 1 1 1 5

83 1 1 1 1 1 5

84 1 1 1 1 1 5

85 1 1 1 1 1 5

86 1 1 1 1 1 5

87 1 1 1 1 0 4

88 1 1 1 1 1 5

89 1 1 1 1 1 5

90 1 1 1 1 1 5

91 1 1 1 1 1 5

92 1 1 1 1 1 5

93 1 1 1 1 1 5

94 1 1 1 1 1 5

95 1 1 1 1 1 5

(27)

Lampiran 9 MASTER DATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

75 3 2 3 3 3 3 3 20

76 3 3 3 2 3 3 3 20

77 3 2 3 2 3 3 3 19

78 3 3 3 2 3 3 3 20

79 3 3 3 3 3 3 3 21

80 2 3 3 3 3 3 2 19

81 2 3 3 3 3 3 2 19

82 2 3 3 3 3 3 2 19

83 2 3 3 3 3 3 3 20

84 2 3 3 1 3 3 3 18

85 2 3 3 3 3 3 3 20

86 2 3 2 3 3 3 3 19

87 3 3 2 3 3 3 3 20

88 3 3 2 3 3 3 3 20

89 3 3 2 3 3 3 3 20

90 2 3 3 3 3 3 3 20

91 3 3 3 3 3 3 3 21

92 3 3 3 3 3 3 3 21

93 3 3 3 2 3 3 3 20

94 2 3 3 2 3 3 3 19

95 3 3 3 2 3 3 3 20

(33)
(34)
(35)

75 1 1 1 1 1 5

76 1 1 1 1 1 5

77 1 1 1 1 1 5

78 1 1 1 1 1 5

79 1 1 1 1 0 4

80 1 1 1 1 1 5

81 1 1 1 1 1 5

82 1 1 1 1 1 5

83 1 1 1 1 1 5

84 1 1 1 1 1 5

85 1 1 1 1 1 5

86 1 1 1 1 1 5

87 1 1 1 1 0 4

88 1 1 1 1 1 5

89 1 1 1 1 1 5

90 1 1 1 1 1 5

91 1 1 1 1 1 5

92 1 1 1 1 1 5

93 1 1 1 1 1 5

94 1 1 1 1 1 5

95 1 1 1 1 1 5

(36)
(37)

Lampiran 11 ANGGARAN DANA

NO KEGIATAN BIAYA

1 Menyiapkan proposal sampaidengan siding

proposal

 Biaya internet dan pulsa modem

 Ketas A4 80 gr 1 rim

 Foto kopi sumber-sumber daftar pustaka

 Memperbanyak proposal

2 Pengumpulan data dan analisa data

 Biayatransportasi

 Foto kopi kuisioner dan lembar

persetujuan

Rp. 600.000,00

Rp. 50.000,00

3 Pengumpulan laporan skripsi

 Kertas A4 80 gr 1 rim

 Penjilidan

 Foto kopi laporan penelitian

(38)

Lampiran 12

RIWAYAT HIDUP

Nama : Selva Afrianti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal lahir : Bandar Khalipah, 18 April 1994

Agama : Islam

Suku : Jawa

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Orangtua : Sutiono dan Nur Sriana

Riwayat Pendidikan :

1. 2000-2006 : SD Negeri 102403 B.Khalipah Medan

2. 2006-2009 : SMP Negeri 29 Medan

3. 2009-2012 : SMA Swasta Prayatna Medan

4. 2012-sekarang : Fakultas Keperawatan USU

No. Telp/Hp : 081263616536

(39)

Daftar Pustaka

Chandra, Budiman. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Depkes RI. (2003). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Promosi Kesehatan Depkes RI. (2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta:

Promosi Kesehatan

Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hidayat, A.aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Diambil pada tanggal 10 November 2015 dari

http/www.kemenkes.or.id

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Profil Kesehatan Sumatera Utara 2013. Diambil pada tanggal 10 November 2015 dari

http/www.kemenkes.or.id

Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : TIM

Nasution, Herlina AN. (2011). Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan III Kelurahan Kayu Jati Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Proverawati, Atika dan Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika

Sudjana. (2005). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang

perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum dengan

mengkategorikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tiga kategori yaitu baik,

cukup, dan kurang.

Skema 3.1.Kerangka Penelitian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat

Kota Medan di Tempat Umum Perilaku hidup bersih dan

sehat masyarakat kota medan di tempat umum

Pengetahuan

 Baik

 Cukup

 kurang

Sikap

 Positif

 negatif

Tindakan

 Baik

 Cukup

(41)

24

Kuesioner Baik apabila responden

(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota

Medan di tempat umum.

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah masyarakat di kota Medan yaitu masyarakat

yang berusia 17-45 tahun. Jumlah penduduk dari penelitian ini tidak diketahui

(infinitif).

4.2.2 Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow untuk

jumlah populasi yang tidak diketahui yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

n : Jumlah sampel minimal

p : Proporsi kategori (0.5)

d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki 10% atau 0,1

zα2 : Tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti (peneliti menetapkan zα penelitian ini sebesar 1,96)

(43)

26

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat pengunjung.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel atau tehnik sampling dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu cara pengambilan sampel yang

dilakukan dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007).

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Merdeka Kota Medan. Adapun alasan

pemilihan lokasi yaitu lokasi ini juga mudah untuk dijangkau peneliti, salah satu

tempat umum di Kota Medan yang banyak dikunjungi masyarakat sehingga

jumlah sampel penelitian dapat terpenuhi.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016.

4.4Pertimbangan Etik

Masalah etika dalam keperawatan meliputi:

1. Mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan

USU.

2. Tanpa nama (Anonimity )

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak

menuliskan nama responden pada lembar kuesioner tetapi hanya

(44)

27

3. Kerahasiaan (confidentialy)

Merupakan masalah etika yaitu dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner data

demografi dan kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat.

Kuesioner data demografi terdiri dari inisial nama, usia, jenis kelamin, alamat,

dan pekerjaan yang diisi dengan memberikan tanda checklist pada kolom ysesuai

keadaan responden.

Kuesioner pengetahuan instrumen penelitian dalam pengetahuan masyarakat

tentang berperilaku hidup bersih dan sehat dilapangan merdeka kota medan terdiri

dari 7 pertanyaan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kuesioner ini

menggunakan skala indeks dengan pilihan jawaban ganda. Setiap jawaban yang

benar diberi nilai 1. Total skor diperoleh rendah 0 skor tertinggi 7. Semakin tinggi

skor maka semakin baik pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih

dan sehat.

Berdasarkan rumus statistika menurut (Sudjana, 2005)

(45)

28

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang terbesar 7 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan kurang, cukup, baik)

maka didapat panjang kelas 3-4. Menggunakan p= 3-4 dan nilai terendan 0

sebagai batas bawah kelas interval pertama, data pengetahuan masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dan sehat di kategorikan atas interval sebagai berikut:

6-7 = pengetahuan baik

3-5 = pengetahuan cukup

0-2 = pengetahuan kurang

Kuesioner sikap terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak setuju,

setuju, sangat setuju dengan menggunakan skala likert. Pernyataan positif

berjumlah 5 pernyataan dan pernyataan negatif berjumlah 2 pernyataan. Untuk

pertanyaan positif jika reponden memberi jawaban sangat setuju maka diberi nilai

3, jika responden memberi jawaban setuju diberi nilai 2, jika responden memberi

jawaban tidak setuju diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi

nilai 1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk

jawaban tidak setuju.

Untuk menghitung total skor tiap responden adalah dengan cara menjumlahkan

skor-skor item yang diperoleh responden

Skor maksimal = skor jawaban terbesar x banyak item = 3 x 7 =21

Skor minimal = skor jawaban terendah x banyak item = 1 x 7 = 7

Nilai median = skor maksimal+skor minimal = 21+7 = 14

(46)

29

2 2

Nilai kuartil III = skor maksimal+median = 21+14 = 17

2 2

107 14 21

Minimal median maksimal

Maka batasan skor dapat dikategorikan sebagai berikut :

7-14 = sikap negatif

15-21 = sikap positif

Kuesioner tindakan instrumen penelitian dalam pengetahuan masyarakat

tentang berperilaku hidup bersih dan sehat dilapangan merdeka kota medan terdiri

dari 5 pertanyaan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kuesioner ini

menggunakan skala gutman dengan pilihan jawaban ganda. Setiap jawaban ya

diberi skor 1 sedangkan pilihan jawaban tidak diberi 0 Semakin tinggi skor maka

semakin baik pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

(yusuf, 2005). Pada penilitian ini didapatkan nilai tertinggi 5 dan terendah 0.

Berdasarkan rumus statistika menurut sudjana (2005)

p merupakan panjang kelas dengan rentang 7 (selisih nilai tertinggi dan terendah)

dan banyak kelas 3 untuk pengkajian tindakan dalam berprilaku hidup dan sehat

(kurang cukup baik) maka didapat panjang kelas sebesar 3-4. Data tentang

tindakan dalam berprilaku hidup bersih dan sehat di kategorikan atas rentang skor

(47)

30

5 = baik

3-4 = cukup

0-2= kurang

4.5 Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Validitas

Nursalam (2003) prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat akan dilakukan uji

validitas yang disusun sesuaidengan tinjauan pustaka.uji validitas akan dilakukan

oleh Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns., M.Kes dan Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns., M.Kes,

selaku dosen Fakultas Keperawatan USU.

4.6.2 Reliabilitas

Reliabilias adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta

tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam,

2003). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat

ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila

digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama. Uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui kendala atau hambatan dalam mengisi kuesioner

yang akan dilaksanakan nantinya pada pengumpulan data serta melihat kevalidan

(48)

31

Uji Reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden yang tidak termasuk

dalam jumlah sampel penelitian. untuk kuesioner sikap, peneliti menggunakan uji Cronbach’s Alpha dan untuk kuesioner pengetahuan dan tindakan peneliti

menggunakan metode uji KR-20 kemudian jawaban dari responden diolah

menggunakan komputerisasi.

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus KR- 20

r11 =

(vt-Ʃpq/vt)

(Arikunto, 2010)

Keterangan

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir soal dan pertanyaan

m = skor rata-rata

vt = Variasi total

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan peneliti didapatkan hasil relib untuk kuisoner

pengetahuan adalah 0,709, kuisioner sikap adalah 0,959, dan kuisioner tindakan

adalah 0,7324.

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal

peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

(49)

32

sampel dalam uji validitas dan uji reabilitas tidak dijadikan sampel dalam

penelitian.

Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka peneliti melakukan

penelitian. Adapun penilian dilakukan selama 3 hari. Penelitimenganmbil

responden secara acak yaitu masyarakat yang berkunjung kelapangan merdeka

pada hari dimana peneliti melakukan penelitian. Peneliti menjumpai responden

satu persatu kemudian peneliti bertanya tentang kesediaannya menjadi responden.

Kemudian responden mengisi kuesioner sesuai dengan pernyataan. Selesai

pengisian kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang

kurang lengkap, data dapat langsung dilengkapi.

4.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan

melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan

data, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti

dalam melakukan tabulasi dan analisa data.Kemudian memasukkan (entry) data

ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

komputerisasi. Pengolahan data dilakukan secara univariat yaitu menampilkan

(50)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan di tempat umum, dengan jumlah

responden sebanyak 96 orang. Selanjutnya penyajian hasil data penelitian meliputi

karakteristik responden dan deskripsi pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat

masyarakat kota medan di tempat umum.

5.1.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap masyarakat kota medan dengan jumlah responden 96

orang, menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden

yang mencangkup umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.

Pada tabel 1 menunjukkan gambaran bahwa mayoritas responden masyarakat

kota medan beruasia 21-30 tahun sebanyak 37 orang (38,5%). Selanjutnya

mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang (64,6%) dan

(51)

34

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden (n=96)

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Umur :

5.1.2 Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum

Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki

pengetahuan cukup dalam perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 49 orang

(51,0%).

Tabel 5.3. Distribusi dan presentasi tingkat pengetahuan masyarakat dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat

pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

(52)

35

5.1.3 Sikap Masyarakat dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap

positif dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 95 orang (99,0%).

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase sikap masyarakat dalam berperilaku

hidup bersih dan sehat

Sikap Frekuensi Presentase(%)

Sikap positif 95 99,0

Sikap negatif 1 1,0

5.1.4 Tindakan Masyarakat dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas responden sudah baik dalam

bertindak saat berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 70 orang yaitu

(72,9%)

Tabel 5.5. Distribusi dan frekunsi tindakan maysarakat dalam berperilaku hidup

bersih dan sehat

Tindakan Frekuensi Persentase (%)

Baik

Hasil penelitian menujukkan tingkat pengetahuan masyarakat dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat di kota medan secara umum adalah cukup

(53)

36

mengerti dan memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Notoatmodjo

(2010) mengatakan bahwa memahami suatu objek bukan sekedar tau terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi dapat mengintrepretasikan

secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Hal ini didukung penelitian

oleh Herlina (2012) bahwa pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih

dan sehat di lingkungan III kelurahan kayu jati kabupaten mandailing natal adalah

berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (63,3%). Walaupun pengetahuan

masyarakat kota medan tentang PHBS baik akan tetapi peneliti melihat dari

jawaban responden yang masih kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih

dan sehat di tempat umum sebanyak 28 orang yaitu (29,2%), dan ada juga

beberapa masyarakat kota medan kurangnya mengetahui tentang nyamuk aedes

aegypti sebanyak 23 orang yaitu (23,9%).

Penularan penyakit dapat terjadi ditempat umum karena kurang tersedianya air

bersih dan toilet, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan

fektor berupa lalat dan nyamuk, kurang nya fentilasi dan pencahayaan, kebisingan

dan lain-lain (Proverawati,2012).

kembangkan karena sikap positif ini akan berpengaruh terhadap perubahan sikap

(54)

37

dan Sehat, sehingga sikap positif yang diterapkan akan memberikan manfaat bagi

semuanya. Dilihat secara rinci hasil dari hasil penelitian ini masih ada sikap

masyarakat yang tidak setuju melalui pernyataan beberapa indikator yaitu

pernyataan yang berkaitan dengan indikator PHBS menggunakan air bersih,

menggunakan jamban, membuang sampah pada tempat nya, tidak merokok di

tempat umum, tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.

Dimana pernyataan responden tersebut merupakan pernyataan yang nilai nya

negatif.peniliti berasumsi bahwa pernyataan mengenai beberapa indikator diatas

sangat berpengaruh bagi derajat kesehatan terutama kesehatan anggota keluarga,

terutama pada indikator PHBS mengenai “tidak merokok”. Keadaan dengan

kebiasaan merokok merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat

kesehatan berdasarkan WHO.

Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa sikap masyarakat kota medan

tentang PHBS telah positif, dan sikap ini mengacu kepada pendapat Azwar (2005)

sikap tidak terlepas dari sosialisasi keluarga, pendidikan sekolah atau diluar

sekolah serta pengetahuan di dalam masyarakat. Peranan pendidikan tidak dapat

di abaikan, sebab pendidikan dilakukan hampir seumur hidup, baik melalui

pendidikan formal maupun informal, sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan

tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini di sebabkan antara lain:

sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan yang mengacu kepada pengalaman

orang lain atau berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang,

dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat yang menjadi pegangan setiap orang

(55)

38

Berdasarkan penelitian dilapangan terdapat bahwa tempat umum yang

dijadikan tempat penelitian belum menggunakan air bersih adanya lumut ditempat

penampungan air. Hal ini terjadi karena kurang nya sikap ber-PHBS petugas

maupun pengunjung unutuk menjaga kebersihan air.

5.2.3 Tindakan Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan masyarakat kota medan

dalam perilaku hidup bersih dan sehat di tempatn umum adalah mayoritas pada

kategori baik yaitu sebanyak 72,9% . hasil ini di dukung karena masyarakat

memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Hal ini di dukung oleh penelitian Jariston (2009) yang memiliki tindakan perilaku

hidup bersih dan sehat di Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar dengan kategori

baik sebanyak 15 orang (78,9%), serta tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang sedang sebanyak 4 orang (21,1%). Walaupun tindakan masyarakat kota

medan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat baik akan tetapi peneliti melihat

dari jawaban responden yang masih kurang dalam tindakan mengenai air minum

yang telah di masak sebanyak 19 orang (19,7%), dan ada juga masyarakat yang

masih kurang dalam tindakan menguras bak mandi minimal 1x dalam seminggu

sebanyak 20 orang (20,8%). Hal ini terjadi karena suatu sikap belum otomatis

terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi

suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain

(56)

39

kembali dampak program PHBS di Indonesia khususnya kabupaten dan kota di

Sumatera Utara yang telah menetapkan persentase rumah tangga yang berperilaku

hidup bersih dan sehat 65%. Hal ini diperlukan karena PHBS yang kurang baik

akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit pada anak-anak antara lain

yaitu diare, sakit gigi, sakit kulit, dan cacingan (Depkes RI, 2006).

Banyak penyakit yang dapat terhadi di tempat-tempat umum terjadinya

penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak

sehat seperti tidak menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan,

membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok ditempat umum (Proverawati,

2012).

Indikator keberhasilan bahwa tempat umum telah ber- PHBS yaitu tersedianya

sarana untuk menyuci tangan menggunakan sabun, tersedianya toilet yang sehat,

tersedianya tempat sampah, terdapat larang untuk tidak merokok, terdapat

larangan untuk tidak mengkonsumsi NAPZA, terdapat larangan untuk tidak

meludah di sembarang tempat, dan terdapat kegiatan memberantas jentik nyamuk

secara rutin (Mariyunani, 2013).

Salah satu indikator PHBS ditempat umum yaitu menggunakan air bersih.

Untuk dapat melakukan itu responden harus mengetahui syarat air bersih yaitu air

tidak berwarna, harus bebas dari pasir debu lumpur sampah, air tidak berasa dan

air tidak berbau (Maryunani, 2013).

(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian tentrang perilaku hidup bersih dan sehat

masyarakat kota medan di tempat umum yaitu pengetahuan masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dan sehat pada kategori baik sebanyak 86,6%, sikap

masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada kategori positif sebanyak

100,0%, dan tindakan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada

kategori baik sebanyak 87,5%.

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan keperawatan

Melalui institusi pendidikan perlu di imformasikan untuk menambahkan materi

tentang perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pada keperwatan komunitas.

6.2.2 Praktik keperawatan

Dalam praktik keperawatan komunitas perlu mengadakan penyuluhan

kesehatan pada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

6.2.3 Masyarakat

Dari hasil penelitian yang diperoleh perlunya para kader-kader agar lebih aktif

meningkatkan status kesehatan masyarakat.

6.2.4 Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini agar

lebih mengkhususkan penelitian pada keluarga yaitu perilaku hidup bersih dan

(58)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku

2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang

dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri

manusia (Purwanto, 1998).

Notoatmodjo (2010) perilaku adalah merupakan keseluruhan pemahaman dan

aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan

eksternal tersebut.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Purwanto (1998) faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu:

1. Keturunan

Teori Mendel menyatakan bahwa:

a. Tiap sikap makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.

b. Tiap pasangan merupakan penentu alternative bagi keturunannya

c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan

memisah dan menerima pasangan faktor keturunan.

2. Lingkungan

Lingkungan adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu

dalam berprilaku. Lingkungan dapat digolongkan:

a. Lingkungan manusia. Yang termasuk dalam lingkungan ini adalah

keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk kebudayaan, agama, taraf

(59)

7

b. Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat dilingkungan manusia

yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada

disekitarnya.

c. Lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi corak

kehidupan manusia.

Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu lingkungan

membuat individu sebagai makhluk sosial dan lingkungan membuat wajah budaya

bagi individu.

2.1.3 Domain Perilaku

Notoadmodjo (2010) domain perilaku yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yakni:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau

mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

(60)

8

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah

(61)

9

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan

sebagainya).

Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan

bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,

dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi

sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.

Allport (1954 dalam Notoadmodjo, 2010) menjelaskan bahwa sikap itu

terdiri dari 3 komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang

(62)

10

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka .

Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau

berperilaku (tindakan).

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (Responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap

tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko

(63)

11

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya,

yakni:

a. Praktik Terpimpin (Guided Response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi

masi tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b. Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau

mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik

atau tindakan mekanis.

c. Adopsi (Adaption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

berkembang artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas

atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau

tindakan atau perilaku yang berkualitas.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Umum 2.2.1 Definisi PHBS di Tempat-Tempat Umum

Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum.penyakit yang banyak

terjadi di tempat-tempat umum antara lain diare, demam berdarah, keputihan,

infeksi saluran pernapasan akut serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap

rokok. Terjadinya penyaki-penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk

(64)

12

sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok

ditempat umum (Proverawati dan Rahmawati, 2012 ).

PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat

pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tau, mau, dan mampu untuk

mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat

umum sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012).

2.2.2 Sasaran PHBS di Tempat-Tempat Umum

a. Masyarakat pengunjung/pembeli

b. Pedagang

c. Petugas kebersihan, keamanan pasar

d. Konsumen

e. Pengelola (pramusaji)

f. Jamaah

g. Pemelihara/pengelola tempat ibadah

h. Remaja tempat ibadah

i. Penumpang

j. Awak angkutan umum

k. Pengelola angkutan umum

2.2.3 Manfaat PHBS di Tempat-Tempat Umum

1. Bagi masyarakat. Manfaat PHBS ditempat-tempat umum yaitu masyarakat

menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit serta masyarakat mampu

mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi

(65)

13

2. Bagi tempat umum yaitu lingkungan disekitar tempat-tempat umum

menjadi lebih sehat, indah dan bersih, sehingga meningkatkan citra tempat

umum dan dapat meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum

sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat

umum.

2.2.4 Indikator PHBS di Tempat-Tempat Umum

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di

Tempat-tempat Umum yaitu:

1. Menggunakan Air Bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk

minum, memasak, mandi, berkumur dan sebagainya, agar kita tidak

terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Menurut perhitungan WHO,

dinegara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter

perhari. Sedangkan dinegara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang

memerlukan air 30-60 liter perhari.

Pada prinsip nya semua air dapat diproses menjadi air minum.

Sumebr-sumber air yaitu air hujan, air sungai dan danau, mata air, air sumur atau

air sumur pompa, air ledeng dan air dalam kemasan. Adapun persyaratan

air yang sehat yaitu:

a. Syarat fisik. Syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening

(tidak berwarna), tidak berasa, dan suhu dibawah suhu udara.

b. Syarat bakteriologis. Air untuk keperluan minum yang sehat harus

(66)

14

c. Syarat kimia. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu

dan jumlah yang tertentu pula.

2. Menggunakan Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk

dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran

dan air yang membersihkannya.

Syarat jamban yang sehat adalah

a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum

dengan lubang penampungan minimal 10 meter).

b. Tidak berbau

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

d. Tidak mencemari tanah sekitarnya

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

g. Penerangan dan pentilasi yang cukup

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

3. Membuang sampah pada tempat nya

Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbang nya

lingkungan hidup, yang umum nya terdiri dari komposisi sisa makanan,

(67)

15

sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik dan an

organik.

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan yaitu:

a. Dampak terhadap kesehatan. Pembuangan sampah yang tidak

terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organism yang

dapat menimbulkan penyakit.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar

c. Dampak terhadap lingkungan. Cairan terhadap rembesan sampah yang

masuk kedalam sungai akan mencemari air hal ini mengakibatkan

berubah nya ekosisitem perairan biologis.

d. Dampak terhadap sosial ekonomi. Pengelolaan sampah yang tidak baik

dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi

masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk

karena sampah bertebaran dimana-mana.

4. Tidak merokok ditempat umum

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin

dengan sekecil apapun walaupun itu cuma satu batang dalam sehari.

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap

rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan yang tertutup

dengan orang yang sedang merokok.

Bahaya perokok aktif dan perokok pasif yaitu menyebabkan

kerontokan rambut, gangguan pada mata, kehilangan pendengaran,

(68)

16

struk dan serangan jantung, kemandulan dan impotensi, kanker rahim dan

keguguran.

Komponen racun dalam rokok.

a. Zat kimia

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam

hidro sianat, nitrogen oksida, dan formal dehid.

b. Nikotin

Kadar nikotin didalam rokok terdapat 4-6 miligram. Nikotin dapat

mengganggu saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan

oksigen miokard. Nikotin juga menyebabkan ketagihan merokok dan

mengaktifkan trombosit

c. Timah hitam

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5ug.

Ambang batas bahaya timah hitam yang masuk kedalam tubuh adalah

20ug perhari.

d. Gas karbon monoksida

Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1%, sementara

dalam darah perokok mencapai 4-15%. Karbon monoksida

menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan kapsitas latihan

fisik sehingga mempermudah gumpalan darah.

(69)

17

e. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen

padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Kadar tar dalam rokok

berkisar 24-25mg.

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

Pemberantasan jentik nyamuk dimaksudkan untuk membebaskan

tempat-tempat dari jentik yang dapat mengganggu kesehatan. Jentik dapat

menimbulkan penyakit seperti demam berdarah. Cara membasmijentik

nyamuk demam berdarah yaitu minimal satu minggu sekali menguras bak

mandi, tempat air hendaknya ditutup rapat, kaleng bekas dan benda lain

yang dapat menampung air hujan hendaknya dikubur, memeriksa secara

teratur tempat air dan untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk

abate.

2.3 Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan 2.3.1 Definisi

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu

rasa identitas bersama kontjaraningrat (1990 dalam Effendy, 1998).

Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang

bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas

(70)

18

anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya

Soerdjono (1982, dalam Effendy, 1998).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu

dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerjadan

kebudayaan bersama Mac laver (1957, dalam Effendy, 1998).

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan

bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya

sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu Linton (1936,dalam

Effendy, 1998).

2.3.2 Ciri-Ciri Masyarakat

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.

b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.

c. Saling tergantung satu dengan lainnya.

d. Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan.

e. Memiliki identitas bersama

1. Interaksi

Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan

hubungan sosial yang dinamais dan menyangkut hubungan antara

perseorangan, antara kelompok-kelompok maupun antara perseorangan

dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua

(71)

19

2. Wilayah Tertentu

Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu

menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya,

baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa kelurahan, kecamatan,

kabupaten, profinsi, dan bahkan Negara.

3. Saling Ketergantungan

Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling

tergantung satu dengan lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan

kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi,

saling memenuhi agar berhasil dalam kehidupannya.

4. Adat Istiadat dan Kebudayaan

Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan

kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas

diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di

masyarakat, apakah itu dalam perkawina, kesenian, mata pencaharian,

sistem kekerabatan dan sebagainya.

5. Identitas

Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali

oleh anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang

kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat

(72)

20

perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata

tajam, kepercayaan sebagainya (Effendy, 1998).

2.3.3 Tipe-Tipe Masyarakat

Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Dilihat dari Sudut perkembangannya

1. Cresive Institution

Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan

lembaga-lembaga yang secara tidak di sengaja tumbuh dari adat istiadat

masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik, perkawinan,

agama dan sebagainya.

2. Enacted Institution

Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk unyuk

memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut lembaga

utang-piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang

kesemuanya berakar kepada kebiasaan-kebiasaan dalam

masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan

kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian

dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disyahkan oleh

(73)

21

b. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat

1. Basic institution

Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat oenting untuk

memelihara dan mempertahankan tat tertib dalam masyarakat,

diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai

institusi dasar yang pokok.

2. Subsidiary institution

Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi

dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi

kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,

pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya (Effendy, 1998).

2.3.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia di bagi

dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Masyarakat Desa

a. Hubungsan keluarga dan masyarakat sangat kuat

b. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai

organisasi sosial

c. Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib

d. Tingkat buta hurup relative tinggi

e. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh

(74)

22

f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan

keterampilan diwariskan oleh orangtua langsung kepada keturunannya

g. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi

kebutuhan lainnya. Dan uang berperan sangat terbatas

h. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat

2. Masyarakat Madya

a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan

kemasyarakatan mulai mengendor

b. Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka

dari pengaruh luar

c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan

terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul

kembali apabila telah kehabisan akal

d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama

pendidikan dasar dan menengah

e. Tingkat buta hurup sudah mulai menurun

f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mangarah kepada produksi

pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi

(75)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi :

”Indonesia Sehat 2014”. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen Kesehatan

sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan Visi

Departemen Kesehatan yaitu :”Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.

Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana

masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah,

dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari

gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan

kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak

mendukung untuk hidup sehat. Sebagai penjabaran dari visi kementerian

kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan

kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya (Kemenkes RI, 2012).

Kabupaten/Kota Sehat (KKS) merupakan salah satu indikator pelaksanaan

kegiatan penyehatan lingkungan dalam RPJMN dan Renstra 2010-2014. KKS

adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk

dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa

tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan

pemerintah kabupaten/kota.

(76)

2

sebanyak 309 kabupaten/ kota (62,17%) tersebar di 33 provinsi dari keseluruhan

kabupaten/kota yang ada (497kab/kota) di Indonesia telah melaksanakan

pendekatan KKS. Terdapat 3 provinsi yang sudah melaksanakan program KKS

sebesar 100%, yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.

Penilaian KKS dilaksanakan 2 tahun sekali, jadi penilaian KKS berikutnya

dilaksanakan tahun 2013 (Kemenkes RI, 2012).

Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1

menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses

terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada

pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan

yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui

sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor. Sedangkan pada pasal 169

disebutkan bahwa pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk

memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat (kemenkes RI, 2013).

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di Negara-negara

berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang

disebabkan oleh kurang nya air minum yang aman,sanita dan hygiene yang buruk.

Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air

yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan

angka kematian akibat diare sampai 65% serta penyakit-penyakit lain nya

(77)

3

Penularan panyakit dapat tejadi ditempat- tempat umum karena kurang

tersedianya air bersih dan jamban, kurang baik nya pengelolaan sampah dan air

limbah, kepadatan 3urvey berupa lalat dan nyamuk. Kurangnya ventilasi dan

pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempa-tempat umum yang tidak sehat

dapt menimbulkan berbagai penyakit yang selanjutnya dapt menurunkan kualitas

sumber daya manusia. Penyakit yang banyak terjadi di tempat-tempat umum

antara lain diare, demam berdarah, keputihan, infeksi saluran pernafasan akut

serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap rokok, seperi: penyakit

paru-paru, jantung dan kanker. Oleh karena itu tempat-tempat umum perlu mendapat

perhatian utama dalam pemberantasan penyakit. Penyakit-penyakit menular

karena lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak

menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan, membiarkan air

tergenang, dan kebiasaan merokok di tempat umum.

Ada beberapa tempat-tempat umum atau yang terbuka di Kota Medan,

diantaranya lapangan Merdeka, Stadion Teladan, Taman Ahmad Yani, Taman

Gajah Mada dan lain-lain. Ruang terbuka ini ditata sebaik mungkin untuk

kenyamanan masyarakat kota medan.

Banyak fasilitas yang disediakan di tempat yang terbuka membuat masyarakat

kota medan beramai-ramai mengunjungi tempat ini. Mereka mengunjungi tempat

ini dengan orang tua ada juga yang hanya menikmati jajanan yang di sediakan,

untuk menikmati jajanan yang disediakan, rekreasi bersama keluarga atau hanya

untuk sekedar bertemu dan berbagi cerita dengan rekan mereka masing-masing

(78)

4

Peneliti memilih tempat umum terbuka lapangan merdaka sebagai tempat

penelitian. Hal ini di karenakan, berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan

peneliti dibeberapa tempat umum di kota medan lapangan merdeka adalah tempat

umum yang paling ramai dikunjungi masyarakat kota medan, banyak pedagang

dan kondisi kebersihan lapangan merdeka paling buruk. Masih banyak masyarakat

yang membuang sampah sembarangan, mereka mengkonsumsi makanan tanpa

melihat kebersihannya, banyak yang merokok ditempat umum, terlihat banyak

sampah diselokan sehingga jalannya air tidak lancar dan menyebabkan bau yang

tidak sedap.

Fenomena dan hasil 4urvey awal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik

untuk meneliti “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di

Tempat Umum”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang ditarik oleh peneliti

yaitu bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di

Tempat Umum

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kota

medan ditempat umum

1.3.2 Tujuan Khusus

(79)

5

1. Pengetahuan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat

umum

2. Sikap hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditenpat umum

3. Tindakan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat

umum

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan dalam

pengembangan keperawatan khususnya keperawatan komunitas terhadap perilaku

hidup bersih dan sehat.

1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti yang hendak melakuukan

penelitian lebih lanjut tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

1.4.3 Bagi Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran

(80)
(81)

Judul :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum

Nama Mahasiswa : Selva Afrianti

NIM : 121101104

Fakultas : S1 Keperawatan

Tahun : 2016

Abstrak

Kondisi lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat di tempat-tempat umum dapat menimbulkan berbagai penyakit. Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit dapat dilakukan perilaku hidup bersih dan sehat agar masyarakat yang berada di tempat-tempat umum terhindar dari penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 96 orang. Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik sampling aksidental. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016. Hasil penelitian perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota Medan di tempat umum yaitu pengetahuan masyarakat tentang hidup bersih dan sehat adalah mayoritas kategori baik 86,6%, sikap positif 100%, dan tindakan kategori baik 87,5%. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti tentang perilaku hidup bersih dan sehat di tempat umum lainnya sehingga dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan.

(82)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di

Tempat Umum

SKRIPSI

Oleh Selva Afrianti

121101104

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(83)
(84)
(85)

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kedua orang tua, Ayahanda Ruslan Effendy dan Ibunda Fatimah Siregar yang

telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Penulis

menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala,

namun berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak sehingga

kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Dengan kerendahan hati, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.kep., M.Pd selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Penulis merasa beruntung memiliki

pembimbing seperti beliau yang tetap menyempatkan waktu untuk

berdiskusi dengan penulis di tengah segala kesibukannya,

3. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns.,M.nurs selaku dosen penguji 1

Gambar

Tabel 3.1.Definisi Operasional
Tabel 5.3. Distribusi dan presentasi tingkat pengetahuan masyarakat dalam
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase sikap masyarakat dalam berperilaku

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jumat tanggal Tujuh bulan Juni tahun Dua Ribu Tiga Belas , kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Demikian surat pernyataan ini saya buat, saya bersedia dituntut di pengadilan apabila jika saya melanggar yang tertulis dari surat ini, saya bersedia menerima

Pendekatan terakhir yang dibahas di sini yaitu kontekstual (contextual). Yaitu pembelajaran harus dikaitkan dengan konteks sosial di mana siswa hidup, yaitu lingkungan

Sehubungan dengan hal tersebut agar Saudara/Saudari membawa dokumen atau data asli serta salinannya sesuai dengan persyaratan kuaiifikasi yang kami tetapkan pada aplikasi

Dengan ini diberitahukan bahwa berdasarkan surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Pekerjaan Renovasi Ruang T102 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM tahun 2013 Nomor

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Dokumen pengadaan, dengan terlebih dahulu melakukan

(Seratus sepuluh juta rupiah) yang dibiayai Anggaran PNBP Tahun Anggaran 2013, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Jasa untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:. Nama

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pengadaan ATK dan Perlengkapan Peserta diklat, beralamat