BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi : ”Indonesia Sehat 2014”. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen Kesehatan
sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan Visi Departemen Kesehatan yaitu :”Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Sebagai penjabaran dari visi kementerian kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya (Kemenkes RI, 2012).
Kabupaten/Kota Sehat (KKS) merupakan salah satu indikator pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan dalam RPJMN dan Renstra 2010-2014. KKS adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota.
2
sebanyak 309 kabupaten/ kota (62,17%) tersebar di 33 provinsi dari keseluruhan kabupaten/kota yang ada (497kab/kota) di Indonesia telah melaksanakan pendekatan KKS. Terdapat 3 provinsi yang sudah melaksanakan program KKS sebesar 100%, yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat. Penilaian KKS dilaksanakan 2 tahun sekali, jadi penilaian KKS berikutnya dilaksanakan tahun 2013 (Kemenkes RI, 2012).
Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan bahwa pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (kemenkes RI, 2013).
3
Penularan panyakit dapat tejadi ditempat- tempat umum karena kurang tersedianya air bersih dan jamban, kurang baik nya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan 3urvey berupa lalat dan nyamuk. Kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempa-tempat umum yang tidak sehat dapt menimbulkan berbagai penyakit yang selanjutnya dapt menurunkan kualitas sumber daya manusia. Penyakit yang banyak terjadi di tempat-tempat umum antara lain diare, demam berdarah, keputihan, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap rokok, seperi: penyakit paru-paru, jantung dan kanker. Oleh karena itu tempat-tempat umum perlu mendapat perhatian utama dalam pemberantasan penyakit. Penyakit-penyakit menular karena lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok di tempat umum.
Ada beberapa tempat-tempat umum atau yang terbuka di Kota Medan, diantaranya lapangan Merdeka, Stadion Teladan, Taman Ahmad Yani, Taman Gajah Mada dan lain-lain. Ruang terbuka ini ditata sebaik mungkin untuk kenyamanan masyarakat kota medan.
4
Peneliti memilih tempat umum terbuka lapangan merdaka sebagai tempat penelitian. Hal ini di karenakan, berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti dibeberapa tempat umum di kota medan lapangan merdeka adalah tempat umum yang paling ramai dikunjungi masyarakat kota medan, banyak pedagang dan kondisi kebersihan lapangan merdeka paling buruk. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, mereka mengkonsumsi makanan tanpa melihat kebersihannya, banyak yang merokok ditempat umum, terlihat banyak sampah diselokan sehingga jalannya air tidak lancar dan menyebabkan bau yang tidak sedap.
Fenomena dan hasil 4urvey awal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di
Tempat Umum”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang ditarik oleh peneliti yaitu bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kota medan ditempat umum
1.3.2 Tujuan Khusus
5
1. Pengetahuan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat umum
2. Sikap hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditenpat umum 3. Tindakan hidup bersih dan sehat masyarakat kota medan ditempat
umum
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan dalam pengembangan keperawatan khususnya keperawatan komunitas terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti yang hendak melakuukan penelitian lebih lanjut tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
1.4.3 Bagi Praktik Keperawatan