• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

MODUL

Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis

Universitas Indonesia

(5)

MODUL PELATIHAN INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN

DITERBITKAN OLEH

Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis

Universitas Indonesia

Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari

Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia

Penanggung jawab

Dr. agr. Taufiq Wisnu Priambodo, M.Sc.

Penulis

Susalit Setya Wibowo, S.Si., M.T

Arry Rahmawan, S.T., M.T

Dodie Prawisudo, B.Eng

Penyunting

Halida Aisyah, S.Hum

Raisha Fatmayusa, S.I.Kom

Desainer Grafis

Hendro Setiawan, S.Si.

(6)

DAFTAR ISI

BAB I

– Pendahuluan ... 2

BAB II

– Materi PIK Dasar ... 14

BAB III

– Materi PIK Lanjutan ... 30

BAB IV

– Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan ... 42

BAB V

– Penutup ... 48

(7)
(8)
(9)

3

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak tahun 2015, Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis telah berperan aktif dalam pengembangan inovasi dan kewirausahaan di lingkungan Universitas Indonesia. Hingga pada saat ini, telah banyak program yang diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas karya-karya yang inovatif hingga bernilai komersil. Seiring dengan upaya tersebut, DIIB juga menyelenggarakan sebuah kompetisi untuk mencari ide inovasi terbaik karya mahasiswa UI.

Kompetisi Inovasi Mahasiswa atau dikenal dengan sebutan Innovaction UI menjadi salah satu program tahunan DIIB sejak tahun 2015. Melalui program ini pula, DIIB menunjukkan wujud nyata kontribusinya sebagai unit yang berperan penting dalam pengembangan inovasi atas terciptanya iklim inovasi di lingkungan UI. Dengan terus berlangsungnya program kompetisi tersebut, diharapkan dapat terus melahirkan karya inovasi yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di lingkungan UI hingga nasional.

Untuk peningkatan kualitas karya inovasi pada kompetisi tersebut, maka diadakanlah sebuah program yang diberi nama Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK). Pelatihan ini terdiri dari dua kelas berseri, yaitu PIK Dasar dan PIK Lanjutan, yang ditujukan bagi peserta kompetisi yang telah lolos seleksi pra-proposal.

Dalam penyelenggaraannya, pelatihan ini memerlukan sebuah modul sebagai alat bantu bagi instruktur. Sehingga, instruktur dapat memiliki panduan dan kerangka acuan dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi pelatihan. Adapun modul ini mencakup materi pelatihan, evaluasi, dan gambaran proses pelatihan secara keseluruhan yang dapat digunakan instruktur dalam penyampaian materi. Namun, instruktur juga diharapkan dapat mengembangkan dan berinovasi dalam proses penyampaian materi sesuai dengan situasi dan keadaan. Pada akhirnya, DIIB berharap agar melalui pelatihan ini para peserta dapat lebih mempertajam ide inovasi yang mereka miliki untuk kemudian mereka sajikan dalam bentuk proposal.

(10)

4

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari dilaksanakannya Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK) adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang inovasi dan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam upaya mematangkan konsep dan ide inovasi yang diajukan dalam Kompetisi Inovasi Mahasiswa atau Innovaction Universitas Indonesia.

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari dilaksanakannya PIK ini adalah:

1) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman dari mahasiswa tentang inovasi dan kewirausahaan.

2) Dengan pengetahuan dan pemahaman tentang inovasi dan kewirausahaan ini maka diharapkan mahasiswa mampu mempertajam konsep dan ide inovasi yang diajukan menjadi produk inovasi yang dapat dikomersialkan.

1.3. Persyaratan Dasar

Untuk menjamin mutu dan tercapainya tujuan PIK, maka ditetapkan kriteria terkait dengan peserta, instruktur, dan fasilitas pendukung yang menjadi suatu persyaratan dasar dalam pelatihan ini. Penjelasan terkait dengan kriteria dimaksud sebagai berikut:

A. Kriteria Peserta

Kriteria peserta PIK adalah:

a) Tercatat sebagai mahasiswa S1 dan vokasi Universitas Indonesia.

b) Telah dinyatakan lolos pada tahap pra-proposal dalam Kompetisi Inovasi Mahasiswa atau Innovaction Kategori Pengembangan Ide.

B. Kriteria Instruktur

Untuk menjamin mutu PIK ini, maka dibutuhkan instruktur yang memiliki kriteria tertentu yang terkait dengan kualifikasi dan pengalamannya, yaitu:

(11)

5

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

a) Memiliki latar belakang pendidikan dan/ atau pengalaman yang terkait dengan substansi materi pelatihan yang diberikan.

b) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

c) Mempunyai pengalaman menjadi instruktur atau minimal telah mengikuti pelatihan instruktur.

C. Kriteria Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung pelatihan meliputi ruang kelas, alat bantu pelatihan, serta fasilitas pendukung pelatihan teori. Berikut ini penjelasan dari masing-masing fasilitas pendukung:

C.1. Ruang Kelas

Proses pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di dalam ruang kelas. Ruang kelas harus memenuhi syarat dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bagi peserta pendidikan dan pelatihan. Aspek kesehatan meliputi ventilasi udara dan pencahayaan ruangan. Aspek keamanan meliputi konstruksi bangunan kelas, pengaturan instalasi listrik, dll. Aspek kenyamanan meliputi suhu dan kelembaban ruangan kelas, tingkat kerapatan peserta pelatihan, dll.

C.2. Alat Bantu Pelatihan

Untuk memperlancar proses pendidikan dan pelatihan dibutuhkan alat bantu berupa: proyektor atau infocus dan layar, komputer/laptop, papan tulis dan alat tulisnya, pointer laser, serta alat bantu lain yang dibutuhkan untuk memperlancar proses pendidikan dan pelatihan. Untuk mempermudah pemahaman peserta pelatihan terhadap materi pelatihan sangat dianjurkan digunakan alat peraga atau simulator.

C.3. Fasilitas Pendukung Pelatihan Teori

Lembaga Penyelenggara pelatihan wajib melengkapi fasilitas pendukung pelatihan teori berupa perpustakaan. Komposisi koleksi perpustakaan sebagai berikut:

(12)

6

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

a) 50% koleksi adalah buku yang mendukung kompetensi inti di bidang inovasi dan kewirausahaan;

b) 30% koleksi adalah buku yang mendukung kompetensi manajerial; c) 20% koleksi adalah buku yang mendukung kompetensi pendukung

lainnya.

1.4. Waktu dan Tempat

A. Waktu

PIK dilaksanakan sebagai bagian dari Kompetisi Inovasi Mahasiswa atau

Innovaction Kategori Pengembangan Ide yang dilaksanakan oleh Universitas

Indonesia. Pelatihan ini merupakan upaya pembekalan kepada mahasiswa tentang inovasi dan kewirausahaan.

Ketentuan penyelenggaraan PIK sebagai berikut:

a) Satu Jam Mata Pelatihan (JMP) setara dengan 45 (empat puluh lima) menit.

b) Satu Sesi Pelatihan (SP) setara dengan 90 (Sembilan puluh) menit. c) Waktu penyelenggaraan PIK:

 PIK Dasar terdiri dari 4 (empat) SP dan 8 (delapan) JMP.  PIK Lanjutan terdiri 3 (tiga) SP dan 8 (delapan) JMP.

B. Tempat

Tempat pelaksanaan PIK ditetapkan oleh Panitia Kompetisi Inovasi Mahasiswa atau Innovaction.

(13)

7

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

1.5. Materi Pelatihan

Materi PIK mencakup pengetahuan tentang pengembangan ide inovasi, pola pikir inovator dan wirausahawan, serta mengenal tahapan komersialisasi. Materi PIK terbagi ke dalam dua modul pelatihan, yaitu PIK Dasar dan PIK Lanjutan, dengan rincian sebagai berikut:

A. PIK Dasar

Sesi Pelatihan

(SP)

Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode 1 Membangun Mindset Seorang Inovator  Why innovation? Mengapa harus berinovasi dan menjadi innovator?  Mengenal dan memahami konsep manajemen inovasi.  Mengenal apa itu

novelty atau

kebaruan dalam inovasi serta konsep Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT).  Mengenal tahap-tahap komersialisasi dalam berinovasi. 2  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL) 2 Membangun jiwa dan kemampuan kewirausahaan  Kepribadian Wirausahawan.  Membangun Motivasi Sukses. 2  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL)

(14)

8

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Sesi Pelatihan

(SP)

Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode  Revolusi Sikap Menjadi Wirausahawan.  Keuntungan berwirausaha dibanding bekerja pada orang lain.  Peserta dibekali cara

untuk membuat proposal yang baik untuk diajukan ke tahap selanjunya.  Etika bisnis. 3 Pengenalan Proses Inovasi Yang Terstruktur Dalam Satu Siklus (Pengantar Design Thinking)  Konsep dasar 101 Design Methods sebagai kerangka kerja dalam menghasilkan inovasi.  Pengetahuan secara

umum setiap poin

framework – tahap Intention, Immersion, Ideation, dan Realization. Pentingnya sense intent (perumusan

tujuan yang jelas) dalam berinovasi. 2  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL) 4 Pengantar Tentang  Mengenal perbedaan konsep antara Paten

2  Interactive

(15)

9

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Sesi Pelatihan

(SP)

Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode Regulasi dan Legalitas Produk Inovasi

/ Hak Cipta / Merk, dan jenis proteksi lainnya jika diperlukan.

 Mengenal berbagai macam aspek regulasi dan legalitas dalam berinovasi.  Problem Based Learning (PBL) B. PIK Lanjutan Sesi Pelatihan (SP) Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode 1 Design Thinking Tingkat Lanjut Aplikasi Tahap Immersion (Research & Analysis) Dalam Proses Inovasi  Pentingnya tahap

immersion (research & analysis) dalam

pengembangan inovasi  Studi kasus

keberhasilan dan kegagalan inovasi yang relevan dengan tahap

immersion

 Tools yang digunakan pada tahap immersion beserta praktik mengaplikasikannya 2  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL)  Role Play & Simulation (RPS)* *tergantung tools yang digunakan

(16)

10

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Sesi Pelatihan

(SP)

Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode

Insight yang

didapatkan sebelum

dan setelah melewati

tahap immersion yang

lebih dalam

Aplikasi Tahap Ideation (Menghasilkan Ide) Dalam Proses Inovasi dan Pembekalan Realization (Prototyping)  Keuntungan melakukan ideation secara terstruktur

 Studi Kasus inovasi yang menggunakan

ideation secara

terstruktur dan tidak  Macam-macam tools

yang efektif digunakan unuk menghasilkan ide kreatif

 Pembekalan untuk merealisasikan ide yang sudah dihasilkan

(realization), termasuk salah satunya

pembentukan

prototyping

 Peserta dibekali cara untuk membuat proposal yang baik untuk diajukan ke tahap selanjunya. 2  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL)  Role Play & Simulation (RPS)* *tergantung tools yang digunakan 2 Pengenalan dan  Pemahaman tentang

Business Model Canvas.

3  Interactive

(17)

11

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Sesi Pelatihan

(SP)

Judul Materi

Pelatihan Pokok Bahasan

Jam Mata Pelatihan (JMP) Metode menyusun Business Model Canvas  Pemahaman tentang aspek-aspek dalam

Business Model Canvas: Key partner, Key

activities, Value proposition, Cost

structure, Key resources, Channels, Revenue streams, Customer relationship, dan Customer segments

 Metode menyusun

Business Model Canvas.

 Studi kasus penyusunan Business Model Canvas.  Problem Based Learning (PBL)  Role Play & Simulation (RPS)* *tergantung tools yang digunakan 3 Teknik Penyusunan Proposal Yang Prospektif  Mengenal sistematika proposal.

 Tip menyusun proposal yang baik. 1  Interactive Lecture (IL)  Problem Based Learning (PBL)

(18)

12

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

(19)
(20)
(21)

15

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

BAB II

MATERI PIK DASAR

2.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pemberian materi PIK Dasar adalah:

1) Peserta memahami dan mampu menanamkan mindset seorang inovator dan wirausahawan ke dalam dirinya.

2) Peserta mampu menanamkan jiwa dan kemampuan sebagai seorang wirausahawan yang sukses.

3) Peserta memahami regulasi dan legalitas produk inovasi yang berlaku secara nasional maupun internasional.

4) Peserta mengetahui dan memahami kerangka kerja untuk menghasilkan inovasi secara terstruktur.

2.2. Pendekatan Pelaksanaan Pelatihan

Pendekatan pelaksanaan PIK Dasar adalah:

1) Interactive Lecture (IL) atau Pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan instruktur pada saat menyajikan bahan pelatihan di mana instruktur sebagai pemeran utama menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara instruktur dengan peserta pelatihan, antara peserta pelatihan dengan peserta pelatihan, dan antara peserta pelatihan dengan sumber pembelajaran, dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pelatihan. 2) Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan.

(22)

16

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

2.3. Pokok Bahasan

PIK Dasar mencakup dua pokok bahasan besar, yaitu: 1). Membangun

Mindset Inovator dan Wirausahawan, yang selanjutnya sebagai PIK Dasar 1; 2).

Pengantar Design Thinking, Pengenalan Regulasi dan Legalitas Produk Inovasi, yang selanjutnya sebagai PIK Dasar 2. Berikut ini penjelasan rinci pokok bahasan PIK Dasar:

A. PIK Dasar 1: Membangun Mindset Inovator dan Wirausahawan

A.1. Membangun Mindset Seorang Inovator

Mindset adalah paradigma berpikir, atau cara pikir, atau perspektif, atau persepsi,

atau sudut pandang, atau anggapan yang kita YAKINI BENAR. Apa sebenarnya

mindset yang dimiliki oleh para inovator kelas dunia? Supaya kita pun nanti punya

sumberdaya mindset yang sama untuk menjadi seorang problem solver atau inovator hebat.

Mereka yang memiliki pola pikir atau mindset yang tetap seringkali merasa bahwa dialah yang paling pandai. Mereka biasanya menolak tantangan baru, mudah menyerah, menganggap bahwa kerja keras hanyalah sia-sia, tidak senang menerima kritik, dan bila melihat orang lain yang lebih hebat darinya maka ia akan sangat sinis dan menganggap hal ini sebagai sebuah ancaman. Orang dengan mindset yang tetap biasanya arogan dan sering kali membanggakan apa yang sudah pernah dicapai di masa lalu, seperti IPK atau prestasi akademis yang didapatnya di bangku kuliah dulu. Hasilnya, orang-orang dengan settingan mindset tetap ini akan sangat sulit memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Alih-alih mengembangkan, menerima masukan untuk dirinya sendiri saja enggan.

Sedangkan mereka yang settingan mindset-nya tumbuh atau growth mindset menganggap belajar adalah proses seumur hidup. Mereka siap menarima tantangan-tantangan baru, menganggap kerja keras penting, dan legawa menerima masukan untuk melakukan koreksi diri. Dan yang tak kalah penting, mereka yang mindset-nya disetting untuk tumbuh akan menganggap orang yang lebih pintar darinya sebagai sumber ilmu baru untuk tempat belajar.

Menurut Carol Dweck, adalah suatu keyakinan bahwa kemampuan, kecerdasan, dan bakat yang dikembangkan dengan baik akan mengarah pada penciptaan gagasan baru yang lebih baik.

Itulah mengapa ada orang-orang semacam Steve Jobs yang mampu bangkit kembali setelah dipecat dari perusahaan yang didirikannya –Apple Inc. Itulah mengapa ada sekelompok musisi yang bernama The Beatles yang rela manggung selama lebih dari 10.000 jam di Hamburg. Itulah mengapa kita bisa mengenal Ang Lee yang akhirnya mampu meraih Oscar setelah sebelumnya hanya seorang pengangguran. Dan itulah mengapa akhirnya kita bisa merasakan dunia yang terang benerang karena orang yang bernama Thomas Alva Edison berhasil menciptakan sebuah bola lampu setelah melewati lebih dari 1.000 kali percobaan.

(23)

17

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Pokok bahasan dalam materi Membangun Mindset Seorang Inovator ini mencakup:

1) Teori:

 Why innovation? Mengapa harus berinovasi dan menjadi inovator? (innovator’s value & innovator’s behaviors & skills)

 Mengenal 8 kriteria dalam menilai karya inovasi (originalitas, reka ulang, daya tarik, nilai tambah, pengembangan, ekspansi, potensi bisnis, dan resiko bisnis).

 Readiness Level Model, yaitu Technology Readiness Level (TRL),

Demand Readiness Level (DRL), Innovation Readiness Level (IRL), dll.

 Mengenal tahap-tahap komersialisasi dalam berinovasi (langkah dan kendala, tips dan kiat dalam memproses inovasi menjadi bisnis berbasis teknologi).

2) Studi Kasus:

Pada pokok bahasan ini instruktur dituntut memberikan contoh dalam bentuk studi kasus yang terkait dengan Membangun Mindset Seorang Inovator, serta tahap-tahap komersialisasi dalam berinovasi.

Sumber: Couros, George. 8 Charasteristics of The Innovator’s Mindset. 2014

(24)

18

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

A.2. Membangun Jiwa dan Kemampuan Kewirausahaan

Pokok bahasan dalam materi Membangun Jiwa dan Kemampuan Kewirausahaan ini mencakup:

1) Teori:

 Kepribadian wirausahawan.  Membangun motivasi sukses.

 Revolusi sikap menjadi wirausahawan.

 Keuntungan berwirausaha dibanding bekerja pada orang lain.  Etika bisnis.

Materi ini membahas tentang bagaimana mengubah pola pikir mahasiswa dari “kesuksesan diperoleh apabila sudah menjadi orang gajian” menjadi “kesuksesan diperoleh apabila sudah mampu menggaji orang lain melalui bisnis yang dibangunnya”.

Pola pikir menjadi pengarah dalam kehidupan termasuk dalam memilih pekerjaan. Menurut Kiyosaki (2011) dalam teori Cashflow Quadrant, terdapat empat kuadran sumber pendapatan yaitu: Employee (E); Self-Employed (S); Business Owner (B); dan Investor (I). Ketika seseorang memiliki pola pikir seperti seorang pemilik bisnis, maka mental kewirausahaan dalam dirinya akan terus bertransformasi menuju kuadran Business Owner (B), dan jika bisa ke kuadran Investor (I). Kalaupun tidak dapat bertransformasi, maka diharapkan tetap menjadi seorang karyawan yang memiliki jiwa kewirausahaan dengan etos kerja, disiplin, dan inovatif.

(25)

19

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

2) Studi kasus:

Pada pokok bahasan ini instruktur dituntut memberikan contoh dalam bentuk kasus yang terkait dengan jiwa dan kemampuan kewirausahaan, dan selanjutnya peserta pelatihan secara berkelompok diberikan tugas untuk memberikan tanggapan dalam bentuk opini, rekomendasi, ataupun rencana tindak.

Contoh Kasus:

Amazon berhasil mengukuhkan diri sebagai retailer online nomor satu di dunia. Dalam satu hari saja, Amazon berhasil menjual buku Harry Potter & the Order of the Phoenix sebanyak 1,4 juta eksemplar. Selain itu, penggemar Harry Potter telah meningkatkan penjualan Amazon menjadi 37 persen pada kuartal kedua, dengan nilai penjualan 1,1 miliar dolar AS.

Amazon berhasil meraih pangsa pasar besar berkat program affiliate

marketing yang ivovatif. Pada dasarnya affiliate marketing adalah menjual

barang orang lain dengan membuka afiliasi dengan para pemasar di internet. Selain didukung hampir sejuta affiliate marketer, Amazon juga bekerja sama dengan retailer lain seperti Target dan Toy R’Us untuk melayani lebih dari 38 juta pengunjung situsnya sebulan.

Sosok di balik Amazon.com Inc adalah Jeffrey P. Bezos. Semula tak ada yang menyangka perusahaan yang didirikannya di ruang garasi pada Juli 1995 bakal meraksasa. Soalnya, yang dilakukan hanyalah menjual buku melalui internet. Bezos menawarkan buku dengan harga murah dan membebaskan dari biaya pengiriman bila pesanan melebihi nilai 25 dolar AS.

Namun, apa yang diraih Amazon dalam 8 tahun terakhir –dengan penjualan mencapai 5 miliar dolar AS setahun– setara dengan apa yang dicapai raksasa toko gudang WalMart selama 20 tahun. Ia tertarik pada penjualan ritel melalui internet pada 1994 ketika masih menjadi penganalisis bisnis di New York. Setelah melalukan riset terhadap kesuksesan beberapa perusahaan mail order, Bezos berkesimpulan, buku merupakan produk sempurna untuk dijual via Internet.

Jeff Bezos semakin ekspansif dengan membeli usaha-usaha prospektif seperti drugstore.com yang menjual obat-obatan secara online, Pets.com pemasok hewan peliharaan online, toko buah di Internet HomrGrocer.com, penyedia peralatan rekreasi Gear.com serta sejumlah retailer berbasis jaringan internet.

(26)

20

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

… Lanjutan

Kesimpulan:

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa watak, sifat, jiwa, dan nilai kewirausahaan yang muncul dalam bentuk perilaku kewirausahaan dapat terlihat dengan ciri-ciri sebagai berikut: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berjiwa pemimpin, serta berorientasi ke masa depan. Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam bidang bisnis, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif baik secara individual maupun kelompok. Keberhasilan berwirausaha sangat bergantung dari beberapa faktor seperti kemauan, kemampuan, peluang, serta kesempatan.

Seorang wirausahawan selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya dan tidak setengah-setengah, karena dalam melakukan tugasnya, wirausahawan selalu tekun, ulet, dan pantang menyerah. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang meski ia juga berani mengambil resiko terhadap pekerjaanya tersebut. Hal tersebut akan mendorong wirausahawan untuk terus berjuang mencari peluang yang baru agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

(27)

21

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

B. PIK Dasar 2: Pengantar Design Thinking, Pengenalan Regulasi dan

Legalitas Produk Inovasi

B.1. Pengantar Tentang Regulasi dan Legalitas Produk Inovasi

Materi pelatihan Regulasi dan Legalitas Produk Inovasi membahas tentang perlindungan Hak Cipta maupun Hak Kekayaan Industri sebagai bagian dari perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Disamping itu juga membahas tentang regulasi yang terkait dengan perlindungan masyarakat pengguna produk inovasi, baik dari aspek mutu dan keamanannya.

Untuk melindungi hak-hak ekonomi dari para inovator maka sangat penting dilakukan pendaftaran HKI (Hak Kekayaan Intelektual), baik Hak Cipta seperti hasil karya asli di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta hak-hak terkait maupun Hak Kekayaan Industri yang terbagi menjadi paten, paten sederhana, rahasia dagang, merek, disain industri, perlindungan varietas tanaman, disain tata letak sirkuit terpadu, indikasi geografis dan indikasi asal, serta kompetisi terselubung.

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap produk yang bermutu dan aman, maka legalitas produk yang dikomersialkan menjadi aspek penting yang harus dipenuhi agar tidak melanggar regulasi yang ada, baik nasional maupun internasional. Pada umumnya aspek regulasi menjadi penghambat utama bagi produk inovasi untuk memperluas pemasarannya.

(28)

22

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Pokok bahasan dalam materi Regulasi dan Legalitas Produk Inovasi ini mencakup:

1) Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yang mencakup:

 Hak Cipta, yang mencakup hasil karya asli di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta hak-hak terkait.

 Hak Kekayaan Industri, yang mencakup paten, paten sederhana, rahasia dagang, merek, disain industri, perlindungan varietas tanaman, disain tata letak sirkuit terpadu, indikasi geografis dan indikasi asal, serta kompetisi terselubung.

2) Regulasi terkait produk obat dan makanan. 3) Regulasi terkait varietas dan benih tanaman. 4) Regulasi terkait produk pupuk dan pestisida.

5) Regulasi terkait produk TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Hak Kekayaan Intelektual (HKI):

(29)

23

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

B.2. Pengenalan Proses Inovasi Yang Terstruktur Dalam Satu Siklus

(Pengantar Design thinking)

Membicarakan tentang proses inovasi, perlu disimak sebuah fakta menarik yang berasal dari Doblin Inc. Meskipun fakta di lapangan menunjukkan bahwa inovasi dianggap penting dan menjadi perhatian khusus dalam berbagai macam organisasi, namun penelitian menunjukkan kurang dari 4 persen proyek-proyek inovasi terbukti sukses. Dengan kata lain, sebanyak 96 persen dari inovasi yang ada mengalami kegagalan.

IDEO, sebuah perusahaan desain dan inovasi ternama di dunia merumuskan prinsip

“Design Thinking” untuk mengurangi risiko kegagalan dalam inovasi, serta

meningkatkan peluang sukses dari inovasi itu sendiri. Berikut adalah rahasia sukses inovasi dari IDEO:

1. Pusatkan perhatian pada setiap fase proses inovasi yang dilakukan dan tidak perlu tergesa-gesa agar hasil yang didapat lebih optimal

2. Menerapkan prinsip design thinking terhadap masalah yang ingin

dipecahkan dengan merancang produk/ jasa/ solusi baru yang lebih baik dari sebelumnya

3. Mempertimbangkan 3 bagian dari design thinking, yaitu desirability

(kebutuhan dan selera pengguna), viability (aspek keuntungan dan bisnis), serta feasibility (kesiapan teknis). Ketiga aspek ini perlu diperhatikan secara seimbang agar inovasi yang dibuat berkelanjutan

(30)

24

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Secara umum, proses desain inovasi dibentuk melalui dua sumbu, membentuk matriks 2x2 yang menghasilkan kuadran. Sumbu X atau horizontal terdiri dari kutub understanding (memahami) di sebelah kiri dan juga kutub creating (membuat) di sebelah kanan. Kemudian ada sumbu Y yang memotong sumbu X tersebut dan memiliki dua kutub. Kutub bawah adalah kutub nyata (real), dan di bagian atas ada kutub abstrak (abstract). Proses inovasi, pada umumnya bergerak pada dua sumbu ini.

… Lanjutan

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Vijay Kumar (2013) dalam bukunya 101 Design

Methods, tentang empat prinsip utama inovasi yang sukses:

1. Membangun inovasi berdasarkan pengalaman 2. Memandang inovasi sebagai sistem

3. Menumbuhkan budaya inovasi dalam tim 4. Mengadopsi proses inovasi yang berdisiplin

Poin ke-4, akan menjadi fokus utama yang akan disampaikan dalam pelatihan. Untuk menghasilkan inovasi yang bertahan dan berkelanjutan, dibutuhkan proses terstruktur dan disiplin dalam mengembangkan inovasi.

(31)

25

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Adanya dua sumbu ini kemudian membagi empat wilayah sama besar, seperti yang dapat dilihat oleh gambar. Empat bagian ini mewakilkan fase inovasi, di mana di masing-masing fase memiliki tujuan berbeda dan juga proses berbeda di dalamnya.

Proses Bersifat Tidak (Selalu) Linear

Model proses desain inovasi ini walaupun terstruktur dari angka 1 sampai 7 dan memiliki empat fase yang seolah harus dilakukan secara berurutan, pada kenyataannya tidak selalu demikian. Menghasilkan inovasi adalah sebuah proses yang dinamis. Di realita lapangan, seringkali yang dilakukan terlebih dulu adalah brainstorm ide secara mendadak (langsung masuk ke fase ideation).

Jika itu yang terjadi, model ini bisa dijadikan acuan untuk melakukan validasi dengan ‘berjalan mundur’ pada model. Misalnya, dari ide-ide yang sudah dihasilkan tadi, dimundurkan ke arah fase riset untuk melakukan validasi terhadap user, dan masuk ke fase analisis untuk mengetahui apakah secara teknis ide tersebut siap diwujudkan.

Proses Bersifat Berulang-ulang

Beberapa proses inovasi kompleks umumnya dilakukan di lebih dari 1 siklus. Hal ini biasa terjadi pada pengembangan inovasi di bidang-bidang yang mempertaruhkan biaya sangat besar, sehingga kegagalan jika bisa ditekan seminimal mungkin. Pengembangan inovasi yang biasanya menggunakan lebih dari 1 siklus atau iterasi berulang adalah pengembangan perangkat lunak kompleks. Model ini juga dapat digunakan untuk proses pengembangan inovasi yang memiliki sifat berulang ulang.

Subpokok bahasan dalam materi pengenalan proses inovasi yang terstruktur dalam 1 siklus adalah sebagai berikut:

1) Mengenal proses terstruktur dan disiplin dalam mengembangkan inovasi untuk meminimalisasi risiko kegagalan inovasi

2) Mengenal fase untuk merumuskan tujuan inovasi

3) Mengenal fase riset dan analisis (fase immersion) dalam inovasi 4) Mengenal fase menghasilkan ide (fase ideation) dalam inovasi 5) Mengenal fase untuk merealisasikan ide (realization) dalam inovasi

(32)

26

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

PRAKTIK PROSES #1 - MERUMUSKAN TUJUAN INOVASI

Proses 1, yaitu merumuskan tujuan inovasi merupakan tahap paling awal yang perlu didefinisikan secara jelas oleh tim sebelum berlanjut ke proses-proses berikutnya. Tanpa tujuan yang jelas, inovasi yang dihasilkan bisa jadi tidak tepat sasaran. Pada proses ini, peserta diminta untuk menjawab tiga pertanyaan penting sebelum memulai proses inovasi:

1. Siapa pihak atau orang yang ingin mereka bantu?

2. Apa masalah utama yang ingin dipecahkan melalui inovasi yang akan dibuat nanti?

3. Apa tantangan-tantangan yang akan dihadapi selama melakukan proses inovasi nanti?

Praktek 1:

Siapakah user/ pengguna yang ingin Anda bantu? Kegiatan yang dilakukan:

Diskusi kelompok

Tools yang digunakan:

Persona Card - kartu yang berisikan karakteristik lengkap tentang user yang akan

menggunakan hasil inovasi. Persona card berisi informasi tentang pengguna inovasi yang dituju, mencakup karakteristik demografis, kebiasaan, hobi, gaya hidup, dan informasi lain yang ditambahkan sekiranya perlu.

Praktik 2:

Apa masalah utama yang ingin mereka pecahkan dan apa tantangan yang sekiranya muncul dalam proses inovasi?

Kegiatan yang dilakukan:

1. Mengumpulkan berita-berita 2. Memetakan tren

3. Menyusun ulang masalah 4. Memetakan tantangan

Tools yang digunakan:

1. Buzz Report - Menggunakan feedly untuk menghimpun berita terkait 2. Pengamatan media-media populer

3. Matriks Tren

4. IDEO Design Challenge Worksheet

(33)

27

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

2.4. Bahan Rujukan

1) Kumar, Vijay. 101 Design Methods: A Structured Approach for Driving

Innovation in Your Organization. Wiley. 2012.

2) Rackham, Neil. Spin Selling. McGraw-Hill. 1988.

3) Alma, B. 2000. Kewirausahaan. Edisi Revisi. Bandung: Penerbit Alfabeta

4) Drucker, P. 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles. New York: William Heinemann Ltd.

5) Kiyosaki, R. T. 2011. Cashflow quadrant Guide to Financial Freedom. USA: Plata Publishing, LLC.

…Lanjutan

Output yang diharapkan:

Peserta sudah mampu menjelaskan siapa target user serta menyusun ulang masalah yang mereka dapatkan, di mana masalah tersebut membuka peluang solusi yang inovatif.

Output ini nantinya akan digunakan sebagai basis data awal untuk mereka praktik di

(34)

28

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

(35)
(36)
(37)

31

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

BAB III

MATERI PIK LANJUTAN

3.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pemberian materi PIK Lanjutan adalah:

1) Peserta mampu mengaplikasikan berbagai macam teknik atau tools di setiap tahapan kerangka kerja untuk merancang atau menghasilkan inovasi dengan lebih baik.

2) Peserta memahami Bisnis Model Canvas dan mampu menyusun Bisnis Model Canvas dengan benar.

3) Peserta mampu menyusun proposal pengembangan ide inovasi yang baik dan prospektif.

3.2. Pendekatan Pelaksanaan Pelatihan

Pendekatan pelaksanaan PIK Lanjutan adalah:

1) Interactive Lecture (IL) atau Pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan instruktur pada saat menyajikan bahan pelatihan dimana instruktur sebagai pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara instruktur dengan peserta pelatihan, antara peserta pelatihan dengan peserta pelatihan, dan antara peserta pelatihan dengan sumber pembelajaran, dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pelatihan. 2) Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan. 3) Role Play & Simulation (RPS). Metode role playing atau bermain peran

dilakukan dengan cara mengarahkan peserta pelatihan untuk menirukan aktivitas di luar atau mendramatisasikan situasi, ide, karakter khusus.

(38)

32

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Sedangkan simulasi merupakan latihan menempatkan peserta pelatihan pada model situasi yang mencerminkan kehidupan nyata.

3.3. Pokok Bahasan

PIK Lanjutan mencakup dua pokok bahasan besar, yaitu: 1). Design thinking Lanjutan, yang selanjutnya sebagai PIK Lanjutan 1; 2). Bisnis Model Canvas dan Teknik Penyusunan Proposal, yang selanjutnya sebagai PIK Lanjutan 2. Berikut ini penjelasan rinci pokok bahasan PIK Lanjutan:

A. PIK Lanjutan 1: Design Thinking Lanjutan

A.1. Aplikasi Tahap Immersion (Research & Analysis) dalam Proses

Inovasi

Sebelum masuk ke tahap immersion, inovator perlu terlebih dulu menjalankan sebuah proses awal yaitu,

(1) Merumuskan tujuan inovasi

Proses merumuskan tujuan dilakukan agar memberikan kejelasan untuk apa melakukan inovasi, yang diwakili oleh angka 1 di bagian pusat model.

Setelah tujuan dapat dirumuskan dengan jelas, baru masuk ke fase pertama inovasi, yaitu fase penelitian (research phase). Fase penelitian bertujuan untuk memetakan solusi-solusi yang sudah ada saat ini untuk menyelesaikan masalah yang sama. Fase penelitian juga bertujuan untuk memahami pengguna (user) lebih dalam agar inovasi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan pengguna. Pada fase penelitian, terdapat 2 proses utama yaitu:

(2) Mengenal konteks dengan mencari data dan fakta (3) Mengenal Masyarakat / Pengguna

Beranjak ke fase berikutnya, adalah fase analisis. Fase analisis bertujuan untuk memetakan sumber daya yang dimiliki dalam berinovasi, dan juga untuk mengidentifikasi peluang inovasi apa yang mungkin dapat diisi untuk menyelesaikan masalah banyak orang. Pada fase analisis ini, terdapat satu proses yaitu:

(39)

33

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Subpokok bahasan dalam Aplikasi Tahap Immersion: 1) Mengapa perlu tahap immersion?

2) Mengenal tiga proses dalam tahap immersion: a. Proses memahami konteks

b. Proses memahami masyarakat / pengguna c. Proses mengambil insight atau melihat pola

3) Metode-metode untuk memahami konteks a. Metode riset publikasi

b. Metode diagnostik industri c. Metode peta era

d. Metode Expert Interview e. Metode Analisis SWOT

4) Metode-metode untuk memahami masyarakat / pengguna a. User Interveiw

b. Diskusi grup peminatan c. 5 Human Factors

d. POEMS

e. Card & Image Sorting

5) Metode-metode untuk menemukan insight a. Learning summary sharing

b. Inspiring Story sharing c. Insight statement

(40)

34

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

STUDI KASUS TAHAP IMMERSION

A.2. Aplikasi Tahap Ideation (Menghasilkan Ide) dalam Proses Inovasi

dan Pembekalan Realization (Prototyping)

Contoh Kasus:

Amazon GO adalah sebuah inovasi dari Amazon yang membuat mini

market/swalayan tanpa adanya antri kasir. Jadi, pengguna hanya tinggal tap in untuk masuk ke Amazon GO, mengambil barang yang ingin mereka beli,

kemudian langsung keluar tanpa harus antri di kasir karena semua itu sudah otomatis tertagih di virtual account penggunanya.

Amazon GO dikembangkan dengan menggunakan tahap immersion yang mendalam dan memahami bahwa setiap user yang berbelanja pastilah tidak ingin lama mengantri, atau bahkan tidak mengantri sama sekali. Maka dari itu, mereka mengembangkan Just Walk Out Technology, gabungan dari inovasi algoritma deep learning dan sensor fusion. Informasi lebih lengkap tentang Amazon GO: http://amazon.com/go

Fase berikutnya adalah fase ideation atau pemunculan ide-ide inovatif. Fase ini bertujuan untuk merumuskan ide kreatif dengan berbasis pada informasi-informasi yang telah didapatkan sebelumnya. Selain itu, fase ini juga bertujuan untuk menyaring ide yang memungkinkan untuk dijadikan solusi (feasible) dan menangguhkan ide-ide yang mungkin belum dapat direalisasikan. Pada fase ini, terdapat dua proses yang dilakukan, yaitu:

(5) Merumuskan ide kreatif

(6) Menyeleksi ide dan menyusun solusi

Fase terakhir, yaitu fase realization, berfungsi untuk mewujudkan solusi yang sudah disaring dari berbagai ide kreatif dari fase sebelumnya. Pada fase realization ini terdapat satu proses, yaitu:

(41)

35

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

Subpokok bahasan Aplikasi Tahap Ideation dalam Proses Inovasi dan Pembekalan

Realization

1) Mengapa perlu tahap ideation?

2) Dua proses dalam ideation: a. Menghasilkan ide kreatif

b. Menyeleksi dan menyusun solusi

3) Metode-metode untuk merumuskan ide kreatif a. Brainstorming

b. Nominal Group Technique c. Top 5 Ideas

4) Metode-metode untuk menyeleksi dan menyusun solusi a. MashUP

b. Insight Means Analysis c. Concept Visualization

5) Pengantar tahap realization/ prototyping ide

(42)

36

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

STUDI KASUS SATU CYCLE Contoh Kasus:

Amazon Prime, merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh Amazon dan dapat

dijelaskan dalam satu siklus. Secara umum, Amazon Prime merupakan program untuk mendapatkan loyalitas konsumen. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan Amazon:

Menetapkan Tujuan (Tahap Awal):

Sebelum Amazon Prime muncul, Amazon menetapkan tujuan yang jelas: mencari program loyalitas konsumen yang efektif. Tujuan ini kemudian disebarkan ke internal karyawan Amazon yang membuat stimulasi terkait inovasi di seluruh bagian Amazon

TAHAP IMMERSION:

Pencarian data dan keinginan user mulai dicari. Beberapa program loyalti sudah ditawarkan kompetitor dengan berbagai penawaran dan diskon khusus. Amazon mencoba mencari celah yang belum ada kompetitor lain yang mengikutinya.

TAHAP IDEATION:

Sebuah inovasi dihasilkan oleh Charlie Ward, software engineer Amazon untuk menggratiskan biaya pengiriman (free shipping service). Ide tersebut tidak langsung dia sampaikan ke manajemen, namun melalui fitur suggestion box di website internal Amazon.

Proses menghasilkan ide: Ide yang dihasilkan menggunakan metode

crowdsource, di mana seluruh anggota tim dilibatkan, bahkan yang bukan di bidang bersangkutan.

Proses menyeleksi ide: Ide-ide yang terkumpul, bersama para expert di Amazon

disaring untuk mendapatkan ide terbaik. Ide dari Charlie Ward, setelah melalui proses penyaringan, berakhir dengan variasi antara “flat shipping service” – biaya pengiriman yang flat dan two day free shipping, pengiriman gratis namun dalam 2 hari kerja.

TAHAP REALIZATION

Ide tersebut kemudian diimplementasikan dengan diberi nama Amazon Prime pada akhir 2004, untuk member premium di Amazon. Pengguna harus

mengeluarkan biaya berlangganan tambahan per tahun, untuk mendapatkan berbagai macam benefit tersebut.

Inovasi itu berhasil. Salah satunya “free 2-day shipping” Amazon Prime sering melebihi ekspektasi (kurang dari 2 hari).

Hasil dari inovasi Amazon Prime ini meningkatkan banyak transaksi di Amazon, dan tercatat oleh para analis, Amazon Prime menyumbang 20% dari total penjualan di Amerika Serikat.

(43)

37

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

B. PIK Lanjutan 2: Bisnis Model Canvas dan Teknik Penyusunan

Proposal

B.1. Pengenalan dan Penyusunan Bisnis Model Canvas

Pokok bahasan dalam materi Bisnis Model Canvas ini mencakup: 1) Teori:

Pengantar tentang konsep Bisnis Model Canvas.

Pemahaman tentang aspek-aspek dalam Bisnis Model Canvas: Key

partner, Key activities, Value proposition, Cost structure, Key

Model bisnis adalah menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana menciptakan nilai bagi perusahaan, pelanggan, dan masyarakat. Dalam bahasan terkait dengan model bisnis ini akan difokuskan pada Bisnis Model Canvas (Business Canvas Model).

Bisnis Model Canvas adalah sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.

Canvas ini membagi model bisnis menjadi sembilan buah komponen utama,

kemudian dipisahkan lagi menjadi komponen kanan (sisi kreatif) dan kiri (sisi logika). Kesembilan komponen yang ada tersebut adalah Customer Segments, Value

Propositions, Channel, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, Cost Structure.

Gambar 2. Bisnis Model Canvas.

Dengan menggunakan Bisnis Model Canvas, selanjutnya dapat dilakukan proyeksi analisis finansial, yaitu: 1). Revenue Stream yaitu pendapatan utama dan pendapatan lainnya; 2). Cost Structure, yaitu biaya produksi, biaya marketing, biaya pengembangan dan riset, biaya administrasi dan pajak.

(44)

38

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

resources, Channels, Revenue streams, Customer relationship, dan Customer segments.

Metode menyusun Bisnis Model Canvas.

2) Studi Kasus:

Instruktur dituntut menyiapkan studi kasus tentang Bisnis Model Canvas, dan secara berkelompok peserta diberi tugas untuk menyelesaikan penyusunan Bisnis Model Canvas.

(45)

39

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

B.2. Teknik Penyusunan Proposal yang Prospektif

Pokok bahasan dalam materi Teknik Penyusunan Proposal yang Prospektif ini mencakup:

1) Teori:

 Pengertian dan Manfaat Proposal  Jenis-Jenis Proposal.

 Unsur-unsur Proposal, yaitu: Kepala Proposal, Nama Kegiatan, Tema Kegiatan, Latar Belakang/Pendahuluan, Landasan Kegiatan, Tujuan, Target/Sasaran, Bentuk Kegiatan/Program, Materi/Acara, Narasumber, Waktu, Tempat, Organisasi/Panitia Pelaksana, Anggaran, Konfirmasi/Kontak person, Penutup, dan Lampiran Proposal.

Proposal dapat didefinisikan sebagai sebuah tulisan dari lembaga atau perorangan yang bertujuan menjelaskan sebuah rencana kerja. Sedangkan proposal penelitian adalah rencana kerja yang terdiri dari semua unsur-unsur pokok dalam proses penelitian dan juga informasi secukupnya bagi pembaca untuk mengevaluasi penelitian yang diajukan.

Proposal disusun sebelum suatu kegiatan dilaksanakan dan dibuat sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh orang-orang yang membacanya. Pada dasarnya tidak ada keseragaman formal atau format baku mengenai penulisan proposal, tetapi proposal sangat perlu disusun secara sistematis guna mempermudah pembaca.

Proposal yang disusun harus specific, measurable, achievable, reasonable/

relevant, dan time (limit). Pada hakikatnya, tidak ada suatu “proposal yang benar”

dan “proposal yang salah”, yang ada adalah “proposal yang baik” dan “proposal yang tidak baik”.

(46)

40

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

 Tip-tip dalam Penyusunan Proposal.

 Instruktur memberikan penjelasan rinci tentang contoh “proposal yang baik” dan “proposal yang tidak baik”.

 Peserta dibekali cara untuk membuat proposal yang baik untuk diajukan ke tahap selanjunya.

2) Praktek:

3.4. Bahan Rujukan

1) Kumar, Vijay. 101 Design Methods: A Structured Approach for Driving

Innovation in Your Organization. Wiley. 2012.

2) Rackham, Neil. Spin Selling. McGraw-Hill. 1988.

3) Osterwalder A., Pigneur Y. Business Model Generation. Self Published. 2009.

4) Burkett, I. Using Business Model Canvas for Social Enterprise Design. Knote. 2012.

on ho

.

w to grow

my idea into

something bigg

Instruktur memberikan tugas secara berkelompok kepada peserta pelatihan untuk penyusunan sebuah proposal inovasi berdasarkan sebuah ide inovasi. Selanjutnya secara random instruktur memilih dua proposal untuk dibahas bersama dengan seluruh peserta pelatihan.

(47)
(48)
(49)

43

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

BAB IV

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN

Evaluasi terhadap pelaksanaan PIK dimaksudkan untuk perbaikan mutu pelaksanaan pelatihan secara berkelanjutan, sehingga tujuan dan sasaran pelatihan dapat tercapai. Evaluasi pelaksanaan PIK dilakukan terhadap tiga unsur pelatihan, yaitu peserta pelatihan, instruktur pelatihan, dan penyelenggaraan pelatihan. Berikut ini panduan teknis dalam pelaksanaan evaluasi terhadap masing-masing unsur pelatihan:

4.1. Evaluasi Peserta Pelatihan

Beberapa panduan tentang evaluasi terhadap peserta pelatihan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Penyelenggara pelatihan harus melakukan evaluasi terhadap peserta pelatihan.

b) Evaluasi terhadap materi pelatihan dilakukan oleh masing-masing instruktur pelatihan dengan Formulir Evaluasi F-01 (lihat Lampiran). c) Penilaian dilakukan terhadap hal-hal berikut:

 Keaktifan peserta selama pelatihan;  Kecakapan peserta menyelesaikan tugas;  Kecakapan analisis peserta;

 Kemampuan berorganisasi;  Kemampuan penilaian;

 Kepekaan yang berhubungan dengan kegiatan inovasi dan komersialisasi produk inovasi;

 Tingkat kehadiran peserta.

d) Dilakukan tabulasi dan olah data hasil evaluasi, serta dilakukan penyusunan rencana aksi untuk meningkatkan keaktifan, kemampuan, dan kecakapan peserta pelatihan.

(50)

44

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

4.2. Evaluasi Instruktur Pelatihan

Beberapa panduan tentang evaluasi terhadap instruktur pelatihan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Penyelenggara pelatihan harus melakukan evaluasi terhadap instruktur pelatihan.

b) Evaluasi terhadap instruktur pelatihan dilakukan oleh seluruh peserta dengan Formulir Evaluasi F-02 (lihat Lampiran).

c) Penilaian dilakukan terhadap hal-hal berikut:  Teknik penyampaian materi yang dilatihkan;  Penguasaan materi yang dilatihkan;

 Kemampuan membangun interaksi dua arah dengan peserta pelatihan;

 Isi materi yang dilatihkan;

 Ketepatan waktu penyampaian materi yang dilatihkan.

d) Dilakukan tabulasi dan olah data hasil evaluasi, serta dilakukan penyusunan rencana aksi untuk perbaikan mutu instruktur pelatihan.

4.3. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Beberapa panduan tentang evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Penyelenggara pelatihan harus melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan.

b) Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan dilakukan oleh seluruh peserta dengan Formulir Evaluasi F-03 (lihat Lampiran).

c) Penilaian dilakukan terhadap hal-hal berikut:  Program pelatihan;

 Fasilitas pelatihan (ruang kelas, materi pelatihan, alat bantu pelatihan, dll);

(51)

45

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

 Layanan akses informasi kepada peserta pelatihan;

 Kesesuaian materi pelatihan terhadap kebutuhan peserta;  Mutu penyelenggaraan secara umum.

d) Dilakukan tabulasi dan olah data hasil evaluasi, serta dilakukan penyusunan rencana aksi untuk perbaikan mutu penyelenggaraan pelatihan.

(52)

46

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

(53)
(54)
(55)

49

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

BAB V

PENUTUP

Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan merupakan salah satu program DIIB untuk mendorong jiwa kreatif dan inovatif mahasiswa UI dalam berkarya. Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat seperti saat ini, mahasiswa dituntut agar tidak hanya aktif dalam dunia perkuliahan, tetapi juga mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di sekitarnya. Kontribusi nyata itu dapat lahir dari keinginan dan kemampuan, serta kerja sama yang terjalin antar mahasiswa.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan inovasi dan kewirausahaan yang lebih luas bagi para peserta. Sehingga pada akhir pelatihan, peserta mampu menghasilkan karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Demikian modul ini disusun, DIIB berharap agar modul ini dapat memberikan manfaat bagi instruktur selama proses penyelenggaraan pelatihan.

(56)

50

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

LAMPIRAN

Daftar Isi

LAMPIRAN 1 – Formulir Evaluasi Materi Pelatihan ... 51

LAMPIRAN 2 – Formulir Evaluasi Instruktur Pelatihan ... 52

LAMPIRAN 3 – Formulir Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan 53

(57)

51

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

LAMPIRAN 1

Formulir Evaluasi Peserta Pelatihan (Formulir F-01)

FORM EVALUASI PESERTA Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

Nama :

No. Peserta :

Fakultas :

Topik yang dilatihkan :

No Kriteria

Penilaian Buruk

sekali Buruk Cukup Baik

Baik Sekali 1 Keaktifan peserta selama pelatihan 1 2 3 4 5 2 Kecakapan Peserta menyelesaikan

tugas

1 2 3 4 5

3 Kecakapan analisis peserta 1 2 3 4 5

4 kemampuan berorganisasi 1 2 3 4 5

5 kemampuan penilaian 1 2 3 4 5

6 kepekaan yang berhubungan dengan kegiatan audit teknologi

1 2 3 4 5

(58)

52

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

AMPIRAN 2

Formulir Evaluasi Instruktur Pelatihan (Formulir F-02)

FORM EVALUASI INSTRUKTUR Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

Hari/Tanggal : Nama Instruktur : Mata Pelatihan : No Kriteria Penilaian Buruk

sekali Buruk Cukup Baik

Baik Sekali 1 Teknik penyampaian materi yang

dilatihkan

1 2 3 4 5

2 Penguasaan materi yang dilatihkan 1 2 3 4 5

3 Kemampuan membangun interaksi dua arah dengan peserta pelatihan

1 2 3 4 5

4 Isi materi yang dilatihkan 1 2 3 4 5

5 Ketepatan waktu penyampaian materi yang dilatihkan

(59)

53

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

LAMPIRAN 3

Formulir Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan (Formulir F-03)

FORM EVALUASI PENYELENGGARAAN Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

Hari/Tanggal : Nama Instruktur : Mata Pelatihan : No Kriteria Penilaian Buruk

sekali Buruk Cukup Baik

Baik Sekali

1 Program pelatihan 1 2 3 4 5

2 Fasilitas pelatihan (ruang kelas, materi pelatihan, alat bantu pelatihan, dll)

1 2 3 4 5

3 Layanan akses informasi kepada peserta pelatihan

1 2 3 4 5

4 Kesesuaian materi pelatihan terhadap kebutuhan peserta

1 2 3 4 5

(60)

54

Modul Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan (PIK)

LAMPIRAN 4

Formulir Refleksi Diri (Formulir F-04)

FORM REFLEKSI DIRI

Pelatihan Inovasi dan Kewirausahaan

Tuliskan insight yang diperoleh selama proses pelatihan.

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

(61)
(62)

Gambar

Gambar 1. Adaptasi dari Diagram Cashflow Quadrant (Kiyosaki, 2011).
Gambar 2. Bisnis Model Canvas.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep dasar just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu

Temuan penelitian yang dideskripsikan yaitu: 1) profil kecakapan sosial siswa Sekolah Dasar; 2) proses penerapan Metode Pembelajaran Investigasi Kelompok (PIK)

Tingkat persaingan yang semakin ketat yang ditandai dengan semakin banyaknya berdiri rumah makan yang mempunyai karakteristik sejenis dari rasa, tempat yang berdekatan,

Namun demikian tcrjadi juga beberapa perbedaan nilai pada waktu tertentu yang dapat disebabkan tidak konstannya laju respirasi produk pada saat percobaan1. Dari

Sebagai rekomendasi dalam penelitian ini adalah penerapan pengembangan manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang efektif di SD daerah terpencil cocok dan sesuai dengan

BAB I.. Profil Kesehatan 2015 sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Harapan masyarakat Indonesia, juga di Kalimantan Timur dimasa depan yang ingin

Kurangnya gerakan tubuh dalam sehari-hari akan semakin mudah terjadinya hipertensi (Hasan dan Syafei, 2013). Di dalam kesehatan frekuensi olahraga dikatakan baik

Seperti juga kedua bagian lainnya (narasi dan cakapan), bagian ini pun memperlihatkan adanya pengulangan atau repetisi sebagai salah satu ciri cerita lisan. Bait t'enebut