• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM KEMITRAAN BUMN SEBAGAI WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM KEMITRAAN BUMN SEBAGAI WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM KEMITRAAN BUMN SEBAGAI WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(STUDI PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS)

Oleh:

Yashinta Novindasari 115020301111045

Dosen Pembimbing:

Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CSRA., CA.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program kemitraan BUMN selama periode 2012-2014. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi program kemitraan adalah metode non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan software Warwick for DEA. Penelitian ini menggunakan sampel data sekunder yang diperoleh melalui akses data Laporan tahunan PKBL yang diserahkan oleh masing-masing BUMN kepada Kementrian Negara BUMN. Hasil penelitian menunjukkan tingkat efektivitas program kemitraan menunjukkan hasil rata-rata selama periode penelitian belum adanya tingkat efektivitas pada penyaluran dana Program Kemitraan.. Tingkat efisiensi program kemitraan BUMN 2012-2014 mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 secara rata-rata. Peningkatan nilai efisiensi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan atau menurunkan variable input, yaitu dana pembinaan dan biaya operasional, serta variable output yang terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan lain-lain, biaya lain, pinjaman kemitran, dan beban pembinaan sesuai nilai target yang direkomendasikan oleh DEA.

Kata kunci : efektivitas, efisiensi, program kemitraan BUMN, tanggung jawab sosial perusahaan Data Envelopment Analysis.

(2)

PENDAHULUAN

Perusahaan-perusahaan besar baik swasta maupun BUMN pada umumnya akan mengeluarkan laporan keuangan untuk menunjukkan informasi keuangannya, baik bagi pihak internal maupun bagi pihak eksternal. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan merupakan penting yang menjadi sumber informasi dalam menilai kinerja perusahaan dan sebagai referensi utama dalam mengambil suatu keputusan untuk berinvestasi. Namun, saat ini laporan keuangan tidak lagi menjadi satu-satunya pedoman bagi para investor dan calon investor dalam pengambilan keputusannya, karena adanya berbagai macam sumber lain yang dapat digunakan, salah satunya adalah Corporate Social Resposibility (CSR). Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) menurut Kusumadilaga (2010) sering dianggap inti dari etika bisnis, yakni bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal, yang berarti kepada pemegang saham atau shareholder, namun juga mempunyai kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban ekonomi dan legal.

Menurut Aritonang (2013), ada lima peraturan di Indonesia yang mewajibkan perusahaan tertentu untuk menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan, dan salah satunya, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia, yaitu No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, memberikan dampak kepada para pelaku usaha baik swasta maupun BUMN untuk melaksakanan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu bentuk kegiatan tanggung jawab sosial BUMN adalah Program PKBL. Program PKBL terdiri dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05/MBU/2007, Program Kemitraan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah, agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana sebesar 1%-5% dari laba perusahaan yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah, serta koperasi di sekitas lokasi perusahaan yang telah melakuan kegiatan usaha dan mempunyai prospek untuk dikembangkan. Program Bina Lingkungan ditujukan untuk pemberdayaan kondisi sosial masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Dalam mengukur kinerja keseluruhan aktivitas suatu perusahaan, efisiensi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi. Menurut Abidin dan Endri (2009), efisiensi sering diartikan bahwa suatu perusahaan dapat berproduksi dengan biaya serendah mungkin, namun menyangkut pengelolaan hubungan input dan output yaitu

(3)

mengalokasikan faktor-faktor yang tersedia secara optimal untuk dapat menghasilkan output yang maksimal. Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dalam penelitian ini, input yang digunakan untuk mengukur efisiensi adalah jumlah pemberian laba dan biaya operasional yang dikeluarkan masing-masing BUMN untuk masing-masing tahun, sedangkan outputnya adalah jumlah pinjaman, hibah pembinaan, serta penerimaan lainnya.

Dalam mengukur tingkat efisiensi Program Kemitraan BUMN, dalam penelitian ini menggunakan metode Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu aktivitas di sebuah unit entitas. Sederhananya, menurut Thohir (2008), pengukuran dalam DEA ini dinyatakan dengan rasio output dibagi input yang merupakan satuan pengukuran produktivitas yang dapat dinyatakan secara parsial ataupun total yang dapat membantu menunjukkan faktor yang paling berpengaruh dalam menghasilkan suatu output. Dalam penelitian ini, variable input yang digunakan adalah dana pembinaan dan biaya operasional. Sedangkan variable output yang digunakan adalah beban peminjaman, pinjaman kemitraan, pendapatan lainnya, pendapatan bunga, dan biaya lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian Thohir (2008) mengenai analisis program kemitraan. Oleh karena itu, program kemitraan memberikan manfaat ekonomi dalam jangka panjang dan program berkelanjutan, maka pelaksanaannya harus diawasi supaya tidak ada penyalahgunaan dana yang seharusnya dimanfaatkan secara bergantian oleh para UKM mitra binaan BUMN.

LANDASAN TEORI

Corporate Social Responsibility

Menurut Kotler dan Lee (2005) CSR merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertimbangan praktik bisnis yang baik dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. Menurut McWilliams and Siegel (2001) dalam Sabir, et al (2012), CSR didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melanjutkan kebaikan sosial, diluar kepentingan perusahaan sosial yang diwajibkan oleh hukum. CSR pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan (Rudito dan Famiola, 2013). Dari definisi-definisi CSR tersebut dapat

(4)

diambil kesimpulan, bahwa CSR secara umum adalah suatu cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif bagi masyarakat.

Corporate Social Responsibility BUMN

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan salah satu perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan yang harus dilaksanakan oleh seluruh perusahaan BUMN. Program PKBL ini terbagi menjadi dua subprogram, yaitu program kemitraan dan program bina lingkungan. Sesuai dengan pasal 11 ayat 1 Peraturan Menteri BUMN, Program kemitraan yang dilakukan diberikan dalam bentuk pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan. Selain itu, pinjaman khusus juga diberikan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek untuk memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. Program bina lingkungan sesuai dengan pasal 11 ayat 2 huruf e Peraturan Menteri BUMN, ditujukan kepada masyarakat sekitar wilayah usaha untuk memberikan bantuan khusus seperti korban bencana alam, pendidikan, pelatihan masyarakat kesehatan masyarakat, sarana prasarana umum, sarana ibadah atau pelestarian alam.

Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Stakeholder mencakup semua pihak yang ada di perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi, baik internal maupun eksternal secara langsung maupun tidak langsung. Teori ini menekankan pentingnya mempertimbangkan kepentingan, kebutuhan, dan pengaruh dari pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan dan kegiatan operasi perusahaan, terutama dalam hal pengambilan keputusan perusahaan (McWilliams dan Siegel, 2001). Dengan demikian, diharapkan perusahaan mampu memuaskan stakeholdernya dalam suatu tingkatan tertentu, dan titik pusat dari CSR sendiri adalah manajemen stakeholder.

Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Menurut Haniffa et.al (2005), teori legitimasi perusahaan mempunyai kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan (going concern) berkaitan erat dengan masyarakat serta lingkungan serkitar perusahaan. Apabila nilai perusahaan mengalami ketidakselarasan dan terdapat

(5)

perbedaan porensial dengan nilai sosial yang ada masyarakat, kelangsungan hidup perusahaan dapat terganggu bahkan sampai mengancam penutupan usaha karena perusahaan akan kehilangan legitimasinya. Dalam kaitannya dengan teori legitimasi, CSR merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti kebijakan dan membuat keputusan yang menguntungkan bagi tujuan dan nilai masyarakat luas.

Konsep Efektivitas

Menurut Siagian (2012) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Dapat disimpulkan, bahwa pengertian efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan target, yang dapat berupa kualitas, kuantitas, atau waktu, yang telah dicapai oleh manajemen, yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh manajemen.

Konsep Efisiensi

Suatu kegiatan ekonomi dapat dikatakan efisien secara teknik apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang minimal. Kumbhaker dan Lovell (2000) dalam Abidin dan Endri (2009) mengatakan bahwa efisiensi teknis merupakan salah satu dari komponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya, suatu perusahaan harus efisien secara teknis. Untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, perusahaan harus dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu (efisiensi teknis) dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat pada tingkat harga tertentu.

Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) menurut Effendi dan Siswadi (2006) adalah sebuah teknik pemrograman matematis non-parametrik yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unit-unit pembuat keputusan (decision making unit/DMU). Dalam pengelolaan sumber daya (input) dengan jenis yang sama, akan menghasilkan hasil (output) dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari input ke output tidak diketahui. Alat analisis DEA dapat digunakan

(6)

untuk mengukur efisiensi, antara lain untuk penelitian pendidikan (education), kesehatan (health care), transportasi, perbankan, pabrik (manufacturing), maupun perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekaatan kuantitatif. Populasi sasarannya adalah seluruh perusahaan BUMN yang telah melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara aktif selama kurun waktu 2009-2013. Sampel yang digunakan adalah sampel data sekunder yang diperoleh melalui akses data terhadap Laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang diserahkan oleh masing-masing BUMN kepada Kementrian Negara BUMN. Selain itu akses terhadap laporan PKBL BUMN yang telah diaudit BPKP dan telah dipublikasikan di internet. Yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria, antara lain : (1) merupakan perusahaan BUMN yang telah melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), (2) memiliki Program Kemitraan dan Bina LIngkungan yang aktif selama periode waktu yang diteliti (2012-2014), dan (3) memiliki kelengkapan data Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan data keuangan yang diperlukan untuk pengukuran keseluruhan variable.

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka-angka, sedangkan sumber datanya adalah sumber data sekunder yang diambil dari (1) teks lengkap yg terdapat dalam buku, artikel, jurnal, buku, majalah, artikel publikasi, dan data online dari internet, (2) laporan tahunan yang terkait, dan (3) rangkuman artikel atau tulisan penelitian lain. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi kepustakaan. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah (1) variabel input, dengan indikator dana pembinaan dan biaya operasional; dan (2) variabel output, dengan indikator beban peminjaman, pinjaman kemitraan, pendapatan lainnya, pendapatan bunga, dan biaya lain.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Adapun 17 sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah, PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT BTN, PT Asabri, PT Hutama Karya, PT Antam Tbk, PT PNM, PT Nindya Karya, PT PPA, PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT Telkom Tbk, PT Kimia Farma, Tbk, PT Indofarma, Tbk, Perum Peruri, PT Inhutani IV, dan PT RNI.

(7)

Tingkat Efektivitas Program Kemitraan

Menurut perhitungan rumus efektivitas penyerapan dana dan tingkat kolektibitas Program Kemitraan dari Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 pada tabel 1.1, BUMN yang mendapatkan tingkat efektivitas – sangat efektif pada tahun 2012 adalah PT BTN, PT Hutama Karya, PT Antam Tbk, PT PNM, PT Nindya Karya, PT PPA, PT Wijaya Karya, dan PT Kimia Farma Tbk. Pada tahun 2013, PT BTN, PT Wijaya Karya, Perum Peruri, dan PT RNI. Sedangkan pada tahun 2014 adalah PT Asabri, PT PNM, PT Nindya Karya, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Inhutani IV, dan PT RNI.

Analisis Hasil Pengukuran Efisiensi Program Kemitraan BUMN

Analisis efisiensi program kemitraan BUMN dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis) dengan menggunakan software Warwick DEA. Setelah menentukan variable input output dan nilai tiap variabel yang digunakan, maka perhitungan efisiensi dari masing-masing BUMN dapat dihitung untuk setiap tahunnya. Dalam penelitian ini, model DEA yang digunakan adalah Variable Return to Scale yang berorientasi pada pendekatan output.

Berdasarkan hasil pengukuran efisiensi DEA untuk tahun 2012-2014 pada tabel 1.2, secara rata-rata tingkat efisiensi program kemitraan BUMN menunjukkan adanya kenaikan serta penurunan. Rata-rata efisiensi pada tahun 2012 sebesar 79.15%, turun pada tahun 2013 sebesar 73.31%, dan mengalami kenaikan menjadi 86.96% pada tahun 2014. Dari 17 sampel, terdapat 5 BUMN yang secara konsisten memiliki efisiensi maksimal / 100%, yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT PNM, PT Wijaya Karya, dan PT Telkom, Tbk. Dengan memliki efisiensi maksimal selama tahun penelitian, kelima BUMN tersebut berhasil memaksimalkan pemanfaatan output dan juga meminimalkan input program kemitraan BUMN.

Analisis Efektivitas dan Efisiensi Program Kemitraan BUMN

Berdasarkan tabel 1.3, hasil analisis efektifitas dan efisiensi program kemitraan BUMN pada tahun 2012-2014 BUMN yang kinerjanya sangat efektif pada tahun 2012 adalah PT BTN, PT. Hutama Karya, PT. Antam Tbk, PT PNM, PT Nindya Karya, PT PPA, PT Wijaya Karya, PT Kimia Farma, dan Perum Peruri. Pada tahun 2013, BUMN yang kinerjanya sangat efektif adalah PT BTN, PT Wijaya Karya, Perum Peruri, dan PT RNI. Sedangkan pada tahun 2014, BUMN yang kinerjanya sangat efektif adalah PT

(8)

Asabri, PT PNM, PT PPA, PT Kimia Farma, PT Indofarma Tbk, Perum Peruri, dan PT RNI.

Dapat dillihat juga pada tabel 1.3, BUMN yang mendapatkan nilai efisiensi belum tentu mendapatkan nilai efektivitas pula. Pada tahun 2012, BUMN yang program kemitraannya berjalan efektif dan efisien adalah PT. Hutama Karya, PT. Antam Tbk, PT PNM, PT PPA, PT Wijaya Karya, dan Perum Peruri. Pada tahun 2013, BUMN yang program kemitraannya berjalan efektif dan efisien adalah PT Wijaya Karya dan PT RNI. Pada tahun 2014, BUMN yang yang program kemitraannya berjalan efektif dan efisien adalah PT PNM, PT Indofarma Tbk, dan Perum Peruri.

Rata-rata tingkat efektivitas yang tinggi dicapai oleh BUMN dengan penyaluran dana kecil, sedangkan BUMN dengan penyaluran dana yang besar memiliki kecenderungan mencapai nilai efektivitas yang rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh besarnya dana tersedia kurang dimanfaatkan secara optimal oleh BUMN yang bersangkutan. Jika dilihat dari tingkat efisiensi, BUMN dengan penyaluran dana besar cenderung memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi relatif terhadap BUMN lainnya. Hal ini menunjukkan walaupun tingkat efektivitas BUMN besar cenderung rendah, namun BUMN tersebut dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengoptimalkan penyerapan dana secara efisien.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis efisieni non parametrik DEA, dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Perkembangan nilai efisiensi program kemitraan BUMN pada periode 2012-2014 berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 secara rata-rata; (2) Terdapat 5 BUMN yang program kemitraannya stabil memiliki nilai efisiensi maksimal / 100%, yaitu yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT PNM, PT Wijaya Karya, dan PT Telkom, Tbk; (3) Tingkat efisiensi program kemitraan BUMN pada 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa ada 11 BUMN menjadi program kemitraannya telah berjalan efisien (efisiensi 100%). Pada 2014 yang program kemitraannya yang berjalan efisien berjumlah 10 BUMN saja; (4) Tingkat efektivitas program kemitraan BUMN pada tahun 2012 hingga tahun 2014 jika dihitung menggunakan rumus efektivitas penyerapan dana dan tingkat kolektibilitas, hasil rata-rata tiap periode penelitian menunjukkan belum

(9)

adanya tingkat efektivitas pada penyaluran dana Program Kemitraan. Penyebab tidak efektivitasnya program kemitraan BUMN ini adalah besarnya jumlah dana yang disalurkan lebih kecil daripada jumlah dana yang tersedia dan menurunnya dana yang disalurkan dalam periode pengukuran; (5) Penyebab tidak efisiensinya program kemitraan BUMN disebabkan dana pembinaan dan biaya operasional yang terlalu besar, sehingga ineffisien; (6) BUMN yang mendapatkan nilai efisien belum tentu juga mendapat nilai efektif. BUMN yang pada tahun 2012 mendapatkan nilai efektivitas sangat efektif dan mendapat nilai efisien adalah PT. Hutama Karya, PT. Antam Tbk, PT PNM, PT PPA, PT Wijaya Karya, dan Perum Peruri; tahun 2013, PT Wijaya Karya dan PT RNI; dan pada tahun 2014 adalah PT PNM, PT Indofarma Tbk, dan Perum Peruri.

Keterbatasan Penelitian

1. Variabel input dan output yang masih relatif sedikit, sehingga peminimalan input dan pemaksimalan output masih terbatas pada variable yang digunakan.

2. Tingkat efisiensi yang dihitung dalam penelitian ini merupakan tingkat efisiensi relatif dan bukan merupakan efisiensi absolut. Contohnya suatu BUMN memliki nilai efisiensi 1.000, artinya, BUMN tersebut telah menjalankan program kemitraan yang efisien apabila dibandingkan dengan BUMN lain dalam sampel.

Saran

Saran-saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi BUMN

Program kemitraan BUMN yang telah mencapai tingkat efisien harus bisa mempertahankan tingkat efisiensinya di tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bagi BUMN yang program kemitraannya masih belum mencapai nilai efisien disarankan untuk mengoptimalkan lagi alokasi input dalam kegiatan operasionalnya agar menghasilkan output yang maksimal sesuai targetnya, Alternatif cara yang dapat diambil supaya nilai yang tidak efisien menjadi efisien adalah dengan memaksimalkan input untuk mencapai ouput yang efisien, meningkatkan produktivitasnya melalui pengoptimalan output, dan memperbaiki pengeluaran dalam mengalokasikan input supaya memperoleh output yang optimal dengan menyesuaikan nilai actual (nilai sebenarnya) dengan nilai targetnya.

2. Bagi penelitian berikutnya

Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggunakan metode analisis Data Envelopment Analysis (DEA). Bagi penelitian selanjutnya, disarankan

(10)

untuk menambah variable atau dapat juga mengganti variable input dan output supaya memberikan hasil penelitian yang berbeda. Beberapa contoh variable lain yang dapat digunakan adalah dana pihak ketiga dan jumlah mitraan yang menerima bantuan selama tahun berjalan. Selain itu, sebagai bahan perbandingan, dalam penelitian berikutnya dapat dilakukan perhitungan efisiensi program kemitraan dengan metode lain

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi Edisi Pertama. Jakarta:Airlangga

Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 11; 21-29.

Anggraini, FR. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Infromasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX Padang 23-26 Agustus 2006.

Ardiyanto, Bagus. 2013. Analisis Bantuan Kredit dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil di Kota Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Aritonang, Pamela Beathrice. 2013. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK Cabang Purwokerto. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro

Cooper, William W., Seiford, Lawrence M., and Tone, Koru. 1999. A Comprehensive Text With Model, Application, Reference, and DEA-Solver software. Kluwer Academic Publisher. Boston. USA

Darwin, Ali. 2006. “Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di Indonesia”. Economic Business Accounting Review. Edisi III. September-Desember. 83-95.

Effendi, R. Nugroho Purwantoro dan Erwinta Siswadi. 2006. Pengolahan Data Skala Terbatas dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Efektivitas

(11)

Proses Peluncuran Produk Baru. Majalah Usahawan LMFEUI edisi Agustus 2006. Jakarta.

Ghafur, Muhammad. 2007. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini. Yogyakarta:Biruni Press.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Haniffa, R.M dan TE. Cooke. 2005. “The Impact of Culture and Government on Corporate Social Reporting”. Journal of Accounting and Public Policy 24

Hidayat. 1996. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Willey & Sonso Inc. Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, UNDIP.

McWilliams, A. dan D. Siegel. 2001. Corporate Social Responsibility: A Theory of The Firm Performance. Academy of Management Journal, 31:854-872.

Prabowo, Raden Adi. 2006. Analisa Pelaporan Tanggung Jawab Sosial pada Total E&P Indonesia. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

Republik Indonesia. 1989. Keputusan Menteri Keuangan No. 316/KMK.013/1989 _______________, 1994. Keputusan Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 _______________. 1999. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN No.

Kep-216/M-PBUMN/ 1999

_______________, 2002. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 _______________. 2003.Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003

_______________, 2005 Peraturan Bersama Menteri Negara BUMN RI No. Kep-18/MBU/2005

_______________, 2005. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No. 02/SKB/M.UKM/IV/2005.

_______________, 2007 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

(12)

_______________, 2001. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001 _______________, 2001. Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) No. 25 tahun

2001

_______________, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Rudito, Bambang dan Famiola Melia, 2013. Metode Pemetaan Sosial. Bandung: Rekayasa Sains.

Sabir, M. et all. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional. Jurnal Analisis. Vol 1 No.1

Sarjono, Joko. 2008. Analisis efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesiea dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega tahun 2005-2007). Skripsi. Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga.

Sembodo, Novan P. 2007. Pengungkapan Kinerja Sosial dan Lingkungan Melalui Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial. Skripsi. Malang: FAkultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Soemarwoto. 2003. www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/11/01

Sondang, P. Siagian. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Edisi 8. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suharto, Edi. 2007. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab

Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: Refika Aditama Thohir, Nurul Aini. 2008. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

(13)

Tabel 1.1

Tingkat Efektivitas Program Kemitraan 2012-2014

BUMN Jumlah Dana yang Disalurkan* Jumlah Dana yang Tersedia* Efektivitas (%)

2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 PT Bank Mandiri Tbk 184,284.20 62,216.84 53,218.93 276,333.66 82,800.68 115,373.94 66.69 75.14 46.13 PT BRI Tbk 97,965.78 41,315.53 29,322.74 177,660.28 96,820.65 96,655.10 55.14 42.67 30.34 PT BTN 51,662.96 14,072.65 0.00 53,184.08 15,022.30 2,177.68 97.14 93.68 - PT Asabri 13,670.70 12,288.32 13,952.30 15,488.58 20,736.17 15,390.66 88.26 59.26 90.65 PT Hutama Karya 3,412.34 400.00 500.00 3,701.17 641.89 704.45 92.20 62.32 70.98 PT Antam Tbk 20,119.66 13,884.76 14,773.67 21,724.36 16,970.99 24,603.68 92.61 81.81 60.05 PT PNM 7,375.03 2,872.50 25,819.75 7,773.29 3,590.40 27,388.10 94.88 80.00 94.27 PT Nindya Karya 7,012.34 0.00 500.00 7,264.29 262.96 766.22 96.53 - 65.26 PT PPA 9,362.34 2,129.62 6,687.34 9,585.11 2,503.32 6,962.68 97.68 85.07 96.05 PT Wijaya Karya 129,870.00 147,487.50 18,980.00 138,369.98 151,245.50 32,178.00 93.86 97.52 58.98 PT Jasa Marga 49,470.00 1,301.78 3,231.53 65,970.27 12,455.68 25,792.56 74.99 10.45 12.53 PT Telkom Tbk 10,340.26 124,448.31 2,606.22 25,167.44 140,209.74 11,421.22 41.09 88.76 22.82 PT Kimia Farma, Tbk 5,338.38 642.04 6,574.93 5,513.24 1,939.74 7,252.41 96.83 33.10 90.66 PT Indofarma, Tbk 882.50 890.06 20,696.27 1,428.16 1,698.99 21,204.29 61.79 52.39 97.60 Perum Peruri 1,596.01 1,955.68 2,940.44 1,695.76 2,052.54 3,220.17 94.12 95.28 91.31 PT Inhutani IV 398.01 395.90 523.57 502.30 460.06 613.62 79.24 86.05 85.33 PT RNI 352.76 4,668.50 4,742.60 480.16 4,770.89 4,830.97 73.47 97.85 98.17 Total 593,113.27 430,970.00 205,070.29 811,842.12 554,182.48 396,535.74 73.06 77.77 51.72 Rata-rata 34889.01576 25351.17635 12062.95824 47755.419 32598.96959 23325.63157 73.06 77.77 51.72 Ket :

Sangat efektif Cukup efektif * dalam jutaan Rupiah

(14)

Tabel 1.2

Hasil Pengukuran Efisiensi DEA untuk tahun 2012-2014

BUMN 2012 2013 2014 Rata - Rata

Efficiency (%) Efficient Efficiency (%) Efficient Efficiency (%) Efficient

PT Bank Mandiri Tbk 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00

PT BRI Tbk 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00

PT BTN 38.13 Tidak Efektif 26.52 Tidak Efektif 100.00 Efektif 54.88

PT Asabri 60.61 Tidak Efektif 100.00 Efektif 93.83 Tidak Efektif 84.81

PT Hutama Karya 100.00 Efektif 1.12 Tidak Efektif 100.00 Efektif 67.04

PT Antam Tbk 100.00 Efektif 13.69 Tidak Efektif 28.46 Tidak Efektif 47.38

PT PNM 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00

PT Nindya Karya 37.80 Tidak Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 79.27

PT PPA 100.00 Efektif 100.00 Efektif 98.11 Tidak Efektif 99.37

PT Wijaya Karya 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00

PT Jasa Marga 78.82 Tidak Efektif 100.00 Efektif 77.42 Tidak Efektif 85.41

PT Telkom Tbk 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00 Efektif 100.00

PT Kimia Farma, Tbk 35.65 Tidak Efektif 100.00 Efektif 22.43 Tidak Efektif 52.69 PT Indofarma, Tbk 100.00 Tidak Efektif 70.66 Tidak Efektif 100.00 Efektif 90,22

Perum Peruri 100.00 Efektif 28.72 Tidak Efektif 100.00 Efektif 76.24

PT Inhutani IV 3.35 Tidak Efektif 5.53 Tidak Efektif 68.21 Tidak Efektif 25.70

PT RNI 100.00 Efektif 100.00 Efektif 89.91 Tidak Efektif 96.64

(15)

15

Tabel 1.3

Analisis Efektivitas dan Efisiensi Program Kemitraan BUMN 2012-2014

Keterangan :

Efektivitas : Efisiensi :

Sangat efektif Efisien

Efektif Tidak Efisien

Cukup Efektif Tidak Efektif

BUMN Efektivitas (%) Efisiensi (%)

2012 2013 2014 2012 2013 2014 PT Bank Mandiri Tbk 66.69 75.14 46.13 100.00 100.00 100.00 PT BRI Tbk 55.14 42.67 30.34 100.00 100.00 100.00 PT BTN 97.14 93.68 - 38.13 26.52 100.00 PT Asabri 88.26 59.26 90.65 60.61 100.00 93.83 PT Hutama Karya 92.20 62.32 70.98 100.00 1.12 100.00 PT Antam Tbk 92.61 81.81 60.05 100.00 13.69 28.46 PT PNM 94.88 80.00 94.27 100.00 100.00 100.00 PT Nindya Karya 96.53 - 65.26 37.80 100.00 100.00 PT PPA 97.68 85.07 96.05 100.00 100.00 98.11 PT Wijaya Karya 93.86 97.52 58.98 100.00 100.00 100.00 PT Jasa Marga 74.99 10.45 12.53 78.82 100.00 77.42 PT Telkom Tbk 41.09 88.76 22.82 100.00 100.00 100.00 PT Kimia Farma, Tbk 96.83 33.10 90.66 35.65 100.00 22.43 PT Indofarma, Tbk 61.79 52.39 97.60 100.00 70.66 100.00 Perum Peruri 94.12 95.28 91.31 100.00 28.72 100.00 PT Inhutani IV 79.24 86.05 85.33 3.35 5.53 68.21 PT RNI 73.47 97.85 98.17 100.00 100.00 89.91 Rata-rata 73.06 77.77 51.72 79.15 73.31 86.96

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari RCP 85 wilayah Selaparang hingga 50 tahun mendatang diproyeksikan secara umum mengalami trend yang menurun, kecuali untuk suhu rata – rata

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran

The travel stipend is open to all nationalities but preference will be given to citizens of Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Myanmar, Nepal, Thailand and Viet

Kata Kunci : Example Non-Example, Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan guru dalam mengelola

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Petama Negeri 3 Sleman - 2001-20041. 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sleman

[r]

Mitral annulus calcium detected by transthoracic echocardiography is a marker for high prevalence and severity of coronary of coronary artery disease in patients undergoing

Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).”. 1.2