SKRIPSI
Diajukan Oleh : J ayanti Wulandar i 1013010112/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
(Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)
Disusun Oleh : J ayanti Wulandar i 1013010112/FE/EA
telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Munari, MM Drs. Ec. Munari, MM
Sekretaris
Drs. Ec. Eko Riyadi, M.Aks Anggota
Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DOSEN,
PROSES PEMBELAJARAN, dan VARIASI MENGAJAR terhadap KEPUASAN
MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan
Tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai saah satu
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Dengan terselesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini,
terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE. Msi. Ak. CA, selaku Ketua Program Studi
5. Seluruh Dosen Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang telah membimbing dan mendidik selama proses
perkuliahan.
6. Seluruh keluarga saya terutama orangtua, Bapak Wiryonoto dan Ibu Anik
Sugianti yang selalu memberikan do’a dan motivasi tanpa henti-hentinya
sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini tepat waktu.
7. Sahabat-sahabat saya (Ghama, Silvi, Ida, Astrina, Dyah, Arini, Henik,
Farida, Ristia, Agil, Fenty, Mbak Putri, Devi, Zarid, Nurma, Ratih, Joko,
Ragil, Winanda) serta teman-teman Program Studi Akuntansi yang telah
memberikan informasi dan dukungan dalam menyusun skripsi.
8. Serta bantuan dan dukungan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
Surabaya, Februari 2014
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 12
2.2 Landasan Teori ... 21
2.2.1 Akuntansi Keprilakuan ... 21
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan ... 21
2.2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan ... 22
2.2.2 Kepuasan Mahasiswa ... 23
2.2.2.1 Pengertian Kepuasan ... 23
2.2.4.2 Dosen ... 25
2.2.4.1 Kompetensi Dosen ... 26
2.2.5 Proses Pembelajaran ... 28
2.2.6 Variasi Mengajar ... 29
2.3 Pengaruh Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 31
2.3.1 Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 31
2.3.2 Pengaruh Proses Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 32
2.3.1 Pengaruh Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 33
2.4 Diagram Kerangka Pikir ... 33
2.5 Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Deskripsi Obyek Peneltian ... 35
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... ... 35
3.4.2 Sampel ... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5.1 Jenis Data ... 43
3.5.2 Sumber Data ... 43
3.5.3 Pengumpulan Data ... 43
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44
3.6.1 Uji Validitas, Uji Realibilitas, dan Uji Normalitas ... 44
3.6.1.1 Uji Validitas Data ... 44
3.6.1.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.6.1.3 Uji Normalitas Data ... 45
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 46
3.6.3 Teknik Analisis ... 49
3.6.4 Uji Hipotesis ... 50
3.6.4.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 50
3.6.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 51
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 53
4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 53
4.2 Hasil Penelitian ... 59
4.2.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... ... 65
4.2.1.4.1 Hasil Uji Multikolineritas ... ... 66
4.2.1.4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66
4.2.1.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... ... 67
4.2.2 Pengujian Hipotesis ... ... 69
4.2.2.1 Hasil Uji F ... ... 69
4.2.2.2 Koefisien Determinan ... ... 70
4.2.2.3 Hasil Uji t ... ... 71
4.3 Pembahasan ... ... 72
BAB V KESIMPULAN dan PEMBAHASAN ... ... 74
5.1 Kesimpulan ... ... 74
5.2 Saran ... ... 74
5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... ... 75
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... ... 75
5.3.2 Implikasi Penelitian ... ... 76
Jayanti Wulandari
ABSTRAK
Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen-komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran. Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, harus menerapkan konsep mengutamakan kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan dengan memberikan pelayan terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 189 mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010. Dari populasi tersebut dilakukan teknik penentuan sampel menggunakan Simple Random Sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 65 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa jawaban responden (kuesioner). Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Dosen berpengaruh terhadap Kepuasan Mahasiswa tidak teruji kebenarannya, Proses Pembelajaran berpengaruh terhadap Kepuasan Mahasiswa tidak teruji kebenarannya, dan Variasi Mengajar berpengaruh Kepuasan Mahasiswa teruji kebenarannya.
1.1 Latar Belakang
Menurut Hamalik (2005), pendidikan dikatakan berkualitas bila
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan
ada interaksi antara komponen-komponen yang terkandung dalam sistem
pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau
siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran,
media pengajaran dan evaluasi pengajaran.
Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi,
harus menerapkan konsep mengutamakan kepuasan mahasiswa sebagai
pelanggan dengan memberikan pelayan terbaik. Beberapa bidang
pelayanan yang harus dikembangkan secara berkelanjutan meliputi
kurikulum program studi, proses pembelajaran, sumber daya manusia
(dosen dan karyawan), sarana dan prasarana. Terciptanya kepuasan
mahasiswa melalui proses belajar mengajar dapat merupakan promosi
tanpa mengeluarkan biaya karena mahasiswa yang merasa puas tersebut
akan menyampaikan kepada rekan-rekannya untuk memilih tempat kuliah
di perguruan tinggi tersebut. Dengan kata lain, mahasiswa tersebut
membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan
Menurut Parasuraman ( dikutip oleh Griselda dan Panjaitan, 2007 )
faktor utama yang mempengaruhi pelayanan atau jasa adalah jasa yang di
harapkan dan jasa yang di terima. Apabila jasa yang diterima konsumen
sama dengan yang di harapkan atau bahkan lebih baik, maka di
persepsikan bahwa kualitas jasa tersebut baik atau positif dan demikian
pula sebaliknya. Oleh karena itu, baik tidaknya kualitas jasa atau
pelayanan sangat di pengaruhi oleh kemampuan dari penyedia jasa dalam
memenuhi harapan konsumen secara konsisten.
Keberhasilan perguruan tinggi meningkatkan kepuasan
mahasiswanya akan dapat mempertahankan jumlah peminat calon
mahasiswa baru sehingga perguruan tinggi tersebut akan tetap tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan (Zeithaml, 1993). Untuk jasa pendidikan
tinggi, kelompok referensi yang mempengaruhi kuat calon mahasiswa
dalam menanamkan kepuasan tentang kualitas dan keunggulan suatu
perguruan tinggi adalah: a) teman seangkatan, b) tenaga pengajar atau
dosen yang profesional dan b) mahasiswa yang sedang aktif kuliah.
(Kotler and Fox, 2000:251).
Mahasiswa adalah konsumen/pelanggan dari suatu lembaga
pendidikan tinggi (universitas) sehingga konsep kepuasan mahasiswa
dapat disamakan dengan kepuasan pelanggan yaitu tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi
terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono,1997).
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah
konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa kepuasan mahasiswa merupakan perbedaan antara yang
diharapkan mahasiswa (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan
perguruan tinggi di dalam usaha memenuhi harapan mahasiswa (Diana,
2013).
Kompetensi adalah kemampuan individu dalam melaksanakan
tugas-tugas profesinya yang merupakan perpaduan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Spencer and Spencer (1993) mengemukakan
kompetensi adalah kapasitas dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dimiliki oleh seorang karyawan yang relevan dengan standar
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga mampu melaksanakan pekerjaan
yang telah dirancang bagi dirinya baik untuk saat ini maupun di masa yang
akan datang. Pada organisasi jasa termasuk pendidikan tinggi, produk jasa
diterima oleh pelanggan pada saat terjadi interaksi antara dosen dengan
penerima jasa (mahasiswa), sehingga kompetensi dosen sangat
menentukan kualitas produk jasa yang dihasilkan (Frizsimmons dan
Frizsimmons, 2001:23).
Proses pembelajaran pada pendidikan tinggi adalah kegiatan
rencana dan kontrak kuliah yang telah disepakati (Dimyati dan
Mujiono,2006). Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan prosedur yang telah ditentukan akan menghasilkan jasa
pelayanan pengajaran yang lebih baik kepada pelanggan mahasiswa
sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa (Kotler dan Fox,
2000).
Menurut Usman (2006:84) variasi gaya mengajar adalah sesuatu
kegiatan dosen dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk membatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi
belajar mengajar mahasiswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi. Bila guru dalam proses belajar
mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,
perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai (Djamarah, 2005:124).
Mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010 menunjukkan masih kurang
puasnya terhadap proses belajar mengajar di kelas. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil survei pendahuluan terhadap 15 mahasiswa akuntansi
Tabel 1.1 Hasil Survey Pendahuluan
NO PERTANYAAN JAWABAN RESPONDEN JUMLAH
Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 15 mahasiswa
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
angkatan tahun 2010 menunjukkan bahwa 13,34% sangat tidak setuju dan
80,00% kurang setuju terhadap kepuasan mahasiswa dalam memberikan
fasilitas memadai yang mendukung proses belajar mengajar.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam sikap
dosen yang adil, jujur, dan bijaksana menunjukkan bahwa 66,67% kurang
setuju dan 20,00% sangat setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
kehadiran dosen pada saat perkuliahan menunjukkan bahwa 47,00%
sangat tidak setuju namun terdapat 6,67% sangat setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
pemberian materi sesuai dengan kontrak perkuliahan menunjukkan bahwa
60,33% kurang setuju namun terdapat 33,67% sangat setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
pemberian materi sesuai dengan jam pertemuan sesuai rencana kontrak
perkuliahan menunjukkan bahwa 20,00% sangat tidak setuju dan 66,67%
kurang setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
pemberian jawaban secara tepat dan cepat menunjukkan bahwa 53,34%
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
pemberian nilai sesuai dengan kemampuan mahasiswa menunjukkan
bahwa 6,67% sangat tidak setuju dan 66,67% kurang setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam
perhatian dosen dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa
80,00% kurang setuju namun terdapat 13,34% sangat setuju.
Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam sikap
peduli dosen terhadap mahasiswa yang belum mengerti atau paham
menunjukkan bahwa 33,67% sangat tidak setuju namun terdapat 13,33%
sangat setuju.
Adanya fenomena tersebut menunjukkan bahwa kepuasan
mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dalam proses belajar mengajar masih kurang. Hal
ini mungkin disebabkan karena kompetensi dosen kurang memadai dalam
menyampaikan materi perkuliahan. Mungkin juga disebabkan oleh kurang
adanya interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran di
kelas. Bukan hanya itu, variasi mengajar dosen diperlukan untuk
menghindari kebosanan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Selain itu nilai indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
nilai yang diperoleh mahasiswa setelah adanya proses belajar mengajar
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun
2010 :
Tabel 1.2 Daftar IPK Mahasiswa Angkatan Tahun 2010
Indeks Prestasi
Sumber : Survei terhadap mahasiswa akuntansi angkatan tahun 2010
Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 65 mahasiswa
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
khususnya angkatan tahun 2010 menunjukkan bahwa IPK < 2, 5 sebanyak
1,54%, IPK 2,5 – 3,00 sebanyak 36, 92%, dan IPK >3,00 sebanyak
61,54%.
Hal ini mengindikasikan adanya ketidakpuasan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar, sehingga output nilai IPKnya pun tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Berangkat dari tantangan tersebut sangat relevan diadakan
penelitian, kajian atau evaluasi untuk menganalis tingkat kepuasan siswa
diharapkan akan diidentifikasi dan dipahami tentang karakteristik dari
faktor-faktor kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka perlu diperhatikan
mengenai Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar
yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kepuasan
Mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini alasan
saya memilih Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010
karena banyak mahasiswa yang belum merasakan kepuasan dalam proses
belajar mengajar, serta alasan saya memilih judul ini karena saya ingin
mengetahui faktor-faktor yang menjadi pengaruh kepuasan mahasiswa
dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penelitian
ini mengambil judul PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, PROSES
PEMBELAJ ARAN, dan VARIASI MENGAJ AR terhadap
KEPUASAN MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Pr ogram Studi
Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Univer sitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena – fenomena dan latar belakang di atas,
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
2. Apakah proses pembelajaran berpengaruh terhadap kepuasan
mahasiswa?
3. Apakah variasi mengajar berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara kompetensi dosen
terhadap kepuasan mahasiswa.
2. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara proses pembelajaran
terhadap kepuasan mahasiswa.
3. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara variasi mengajar terhadap
kepuasan mahasiswa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan mahasiswa akuntansi dalam proses belajar
mengajar serta sebagai upaya untuk melatih berpikir secara ilmiah dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan
praktek yang ada.
1.4.2 Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi
yang berkaitan dengan pengaruh kompetensi dosen, proses pembelajaran,
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
1. Sahyar (2009)
a. Judul : Pengaruh Kompetensi Dosen dan Proses Pembelajaran
terhadap Kepuasan Mahasiswa
b. Rumusan Masalah : Sejauh mana pengaruh kompetensi dosen dan
kualitas proses pembelajaran baik secara simlutan maupun parsial
terhadap kepuasan mahasiswa program studi pada pendidikan
tinggi di PTS Provinsi Sumatera Utara.
c. Kesimpulan :
1. Kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa
pada program studi di pendidikan tinggi, artinya sinergi antara
kompetensi dosen dan kualitas pembelajaran pada perguruan tinggi
akan meningkatkan kepuasan mahasiswa pada program studi.
2. Secara parsial dalam penelitian ini diperoleh bahwa kompetensi
dosen berpengaruh lebih besar dalam meningkatkan kepuasan
mahasiswa dibandingkan kualitas proses pembelajaran. Dengan
demikian kompetensi dosen merupakan faktor utama yang perlu
melanjutkan studi pada program studi Pendidikan Tinggi PTS
Sumatera Utara.
2. Diana Rahmawati (2013)
a. Judul : Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Mahasiswa.
b. Rumusan Masalah :
1. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan
mahasiswa program pendidikan akuntansi internasional?
c. Kesimpulan :
Tingkat Kepuasan mahasiswa terhadap jenis produk
universitas/lembaga berada dalam kategori puas. Hal ini
ditunjukkan dari sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap
jenis produk lembaga sebanyak 72 mahasiswa atau 82,76%.
Adapun tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator jenis
produk lembaga sebesar 69,22%.Tingkat kepuasan mahasiswa pada
indikator kualitas produk lembaga berada dalam kategori puas. Hal
ini ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas
terhadap kualitas produk lembaga sebanyak 68 mahasiswa atau
78,16%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator kualitas
produk lembaga sebesar 69,20%.Tingkat kepuasan mahasiswa
yang ditawarkan berada dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap biaya
pendidikan dengan fasilitas yang ditawarkan sebanyak 58
mahasiswa atau 66,66%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
indikator kesesuaian biaya pendidikan dengan fasilitas yang
ditawarkan lembaga sebesar 67,30%. Tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap indikator pemenuhan kebutuhan/hak mahasiswa berada
dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa merasa puas terhadap pemenuhan kebutuhan/hak
mahasiswa sebanyak 54 mahasiswa atau 62,07%. Adapun tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap indikator pemenuhan kebutuhan/hak
mahasiswa sebesar 69%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
indikator pelayanan akademik dosen dalam kategori puas. Hal ini
ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas
sebanyak 63 mahasiswa atau 72,41%. Tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap indikator pelayanan akademik dosen sebesar 74,29%.
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator pelayanan
akademik pegawai administrasi dalam kategori puas. Hal ini
ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas
sebanyak 55 mahasiswa atau 63,22%. Tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap indikator pelayanan akademik pegawai administrasi
profesionalisme dosen berada dalam kategori puas. Hal ini
ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas
terhadap profesionalisme dosen sebanyak 65 mahasiswa atau
74,71%. Adapun tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator
profesionalisme dosen sebesar 73,89%. Tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap kemudahan akses informasi akademik berada
dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa merasa puas terhadap kemudahan akses informasi
akademik sebanyak 62 mahasiswa atau 71,26%. Adapun tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap indikator kemudahan akses
informasi akademik sebesar 70,63%. Tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap indikator kenyamanan dalam proses pembelajaran dalam
kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa merasa puas sebanyak 56 mahasiswa atau 64,37%.
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kenyamanan dalam proses
pembelajaran sebesar 67,38%. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa indikator yang paling/dominan mempengaruhi kepuasan
mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi FE UNY program kelas
internasional adalah indikator profesionalisme dosen. Hal ini
berarti bahwa pertimbangan utama dalam menunjukkan kepuasan
atau ketidakpuasan mahasiswa dapat dilihat dari professional
3. Endang Astriyani (2008)
a. Judul : Ketrampilan Mengajar yang Bervariasi Pengaruhnya
terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI di SMA Unggulan Nurul
Islami Wonopolo Semarang
b. Rumusan Masalah : Apakah persepsi siswa tentang ketrampilan
variasi mengajar guru PAI berpengaruh terhadap hasil belajar PAI
siswa di SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun
pelajaran 2007/2008?
c. Kesimpulan :
1. Secara teoritis ketrampilan mengajar yang bervariasi
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga semakin sering
guru SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang
mengadakan variasi mengajar maka semakin baik hasil belajar siswa
SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan mengajar yang
bervariasi dalam kategori "cukup" yaitu pada interval 74 - 79 dengan
nilai rata-rata 79.
2. Adapun hasil belajar PAI siswa kelas X dan XI SMA
Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun ajaran 2007/2008
dalam kategori "baik" yaitu pada interval 78-84 dengan nilai
3. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif antara persepsi siswa tentang ketrampilan variasi mengajar
guru PAI terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI di SMA
Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun ajaran
2007/2008.
4. Jamiyla (2012)
a. Judul : Kepuasan Mahasiswa terhadap Proses Belajar Mengajar di
Politeknik Darussalam Palembang
b. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses belajar
mengajar di Politeknik Darussalam ?
2. Variabel-variabel apa yang memberikan kepuasan kepada
mahasiswa dalam proses belajar mengajar di Politeknik
Darussalam ?
3. Bagaimana implikasi stategis hasil penelitian terhadap
peningkatan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di
Politeknik Darussalam ?
c. Kesimpulan :
1. Tingkat kepuasan mahasiswa Politeknik Darussalam secara
keseluruhan termasuk klasifikasi puas. Hal ini tercermin dari hasil
analisis kesesuaian antara kinerja dengan tingkat kepentingan
variabel penentu kepuasan, maka ada 15 variabel yang
menyebabkan puas tetapi ada 8 variabel yang nampaknya belum
memuaskan seperti kepemilikan gedung dan fasilitas ruang kuliah,
jaminan nilai UAS tepat waktu, Kesigapan satpam, kebersihan
kamar mandi, Pemberian Ujian her tepat waktu, jaminan nilai UTS
tepat waktu, Penanganan Urusan Administrasi dengan Cermat dan
Kerapihan Karyawan.
2. Variabel yang memberikan kepuasan kepada mahasiswa ada 15
variabel seperti : kenyamanan ruang kuliah, kebersihan ruang
kuliah, kerapihan ruang kuliah, prosedur pelayanan yang cepat,
karyawan cepat tanggap melayani mahasiswa, karyawan cepat
tanggap menyelesaikan keluhan mahasiswa, kesigapan dosen
dalam menjawab pertanyaan mahasiswa, kesigapan PA dalam
melayani mahasiswa, kemampuan para dosen dalam
menyampaikan materi perkuliahan, keterampilan pegawai
administrasi dalam bekerja, keramahan para karyawan dalam
memberikan pelayanan, sikap para karyawan dalam memberikan
pelayanan ketepatan dosen mengajar di kelas, ketepatan dalam
disiplin perkuliahan, memberikan perhatian secara khusus kepada
setiap mahasiswa, dan masa pendidikan terkontrol.
3. Implikasi strategis hasil penelitian guna meningkatkan kepuasan
yang menurut mahasiswa memiliki tingkat kepentingan tinggi
seperti kepemilikan gedung dan fasilitas ruang kuliah, jaminan nilai
UAS tepat waktu, Kesigapan satpam, kebersihan kamar mandi,
Pemberian Ujian her tepat waktu, jaminan nilai UTS tepat waktu,
Penanganan Urusan Administrasi dengan Cermat dan Kerapian
Karyawan.
Tabel 2.1 : Matriks Ikhtisar Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No. Peneliti J udul Penelitian Hasil Penelitian
1. Sahyar (2009) Pengaruh Kompetensi
Dosen dan Proses
Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa.
Kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan mahasiswa pada program studi di pendidikan tinggi, artinya sinergi antara kompetensi
dosen dan kualitas
pembelajaran pada perguruan
tinggi akan meningkatkan
kepuasan mahasiswa pada
program studi. Secara parsial dalam penelitian ini diperoleh
bahwa kompetensi dosen
berpengaruh lebih besar dalam
meningkatkan kepuasan
mahasiswa dibandingkan
kualitas proses pembelajaran. Dengan demikian kompetensi dosen merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kepuasan
mahasiswa dalam melanjutkan studi pada program studi
Pendidikan Tinggi PTS
Sumatera Utara.
2. Diana
Rahmawati
Analisis Faktor - Faktor
yang Mempengaruhi
Tingkat Kepuasan mahasiswa
(2013) Kepuasan Mahasiswa. universitas/lembaga berada dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan dari sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap jenis produk lembaga sebanyak 72 mahasiswa atau Unggulan Nurul Islami Wonopolo Semarang.
Berdasarkan analisis data
menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif antara
persepsi siswa tentang
ketrampilan variasi mengajar guru PAI terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI di SMA
Unggulan Nurul Islami
Wonolopo Semarang tahun ajaran 2007/2008.
4. Jamiyla (2012) Kepuasan Mahasiswa
terhadap Proses Belajar Mengajar di Politeknik Darussalam Palembang.
Tingkat kepuasan mahasiswa Politeknik Darussalam secara
keseluruhan termasuk
klasifikasi puas. Hal ini tercermin dari hasil analisis kesesuaian antara kinerja dengan tingkat kepentingan mahasiswa yang memberikan hasil sebesar 76,53 %.
Kompetensi Dosen dan Proses
Pembelajaran tidak
berpengaruh terhadap
Kepuasan Mahasiswa.
Sedangkan Variasi Mengajar
berpengaruh terhadap
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Akuntansi Keperilakuan
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan
Menurut Ikhsan dkk (2005:1 dan 27), akuntansi merupakan suatu
sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis, sedangkan ilmu
keprilakuan memounyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keprilakuan manusia. Jadi, akuntansi keprilakuan didefinisikan ilmu yang
menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi.
Menurut Ikhsan dkk (2005:1), akuntansi merupakan suatu sistem
untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling
baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis
juga melibatkan aspek – aspek keprilakuan dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan
Kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan
kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
perilaku di masa depan. Proses akuntansi melibatkan ringkasan dari
sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia
dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan
menetukan keberhasilannya peristiwa ekonomi (Ikhsan, dkk, 2005:26-27).
2.2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi keprilakuan mempertimbangkan hubungan antara
perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Ruang lingkup akuntansi
keprilakuan meliputi :
1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku para pemakai data.
5. Pengembangan strategi utnuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,
cita-cita, serta tujuan dari orang – orang yang menjalankan organisasi
2.2.2 Kepuasan Mahasiswa
2.2.2.1 Pengertian Kepuasan
Tjiptono (2005:349), kata kepuasan (satisfaction) berasal dari
bahasa latin “satis” (artinya cukup baik atau memadai) dan ”facio”
(melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan dapat diartikan
sebagai upaya pemenuhan sesuatu memadai.
Menurut Kotler dan Keller (2007:177) kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil)
yangdiharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak
puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
Melebihi harapan,pelanggan sangat puas atau senang.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:192), kepuasan adalah
tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas
kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkan.
2.2.2.2 Mahasiswa
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990
Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan
tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan
berbagai predikat.
2.2.2.3 Kepuasan Mahasiswa
Menurut Diana (2013) kepuasan mahasiswa merupakan perbedaan
antara yang diharapkan mahasiswa (nilai harapan) dengan situasi yang
diberikan perguruan tinggi di dalam usaha memenuhi harapan mahasiswa.
Kepuasan mahasiswa adalah tingkat perasaan di mana peserta didik
yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu menyatakan hasil
perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkan.
2.2.3 Kompetensi Dosen
2.2.3.1 Pengertian Kompetensi
Dalam pasal 1, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu
(http://www.dikti.go.id/files/atur/KKNI/Kompetensi-LO.pdf).
Menurut Slameto (1990:26), yang dimaksud dengan kompetensi
adalah serangkaian tindakan dengan rasa penuh tanggung jawab yang
harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan
berhasil dalam melakukan tugasnya.
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004: 38) bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu
tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,
ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk
dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan jenis
pekerjaan.
Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan:
pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan”.
2.2.3.2 Dosen
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (Wikipedia, 2012).
Dosen adalah seseorang berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat oleh penyelenggara Perguruan Tinggi dengan tugas utama
mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan (Mansur, 2008).
Dosen merupakan faktor yang utama dan sangat penting, karena
dosen berintegrasi langsung dengan mahasiswa. Selain dituntut memiliki
kompetensi khusus yang meliputi kemampuan menguasai materi, media,
pengelolaan kelas, evaluasi dan lain-lain, dosen juga dituntut untuk
terus-menerus berusaha mengembangkan profesi dan profesionalismenya
(Mansur, 2008).
2.2.3.3 Kompetensi Dosen
Menurut Sriwidadi (2008), kompetensi dosen merupakan
kemampuan dan kewenangan dosen dalam melaksanakan profesi
keguruannya.
Seorang dosen dikatakan dapat mengajar dengan baik apabila ia
mampu menunjukkan hasil kerja yang baik dalam melaksanakan tugas
utamanya, dan hal ini memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar yang
Menurut Mansur (2008), tugas – tugas dosen sebagai tenaga
pengajar di Perguruan Tinggi menuntut dosen untuk memiliki beberapa
kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang tidak boleh tidak harus
dimiliki oleh setiap dosen dari disiplin ilmumanapun, yaitu merencanakan
pembelajaran, menerapkan prosedur mengajar, dan menjalin hubungan
antar pribadi.
Mengacu pada Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen, untuk dapat menjadi dosen yang profesional seseorang
harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Sedangkan menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) menyatakan
“Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation
thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini
mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan,
sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan
hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi
merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan
2.2.4 Pr oses Pembelajar an
Menurut Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha
untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik”.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik
dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan (Sudjana, 2004:28).
Menurut Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses di
mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.
Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan
sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka
dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal
atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan
karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan
berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau
perubahan-perubahan sementara.
Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers
(1991:114): “Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar
mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik,
pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber
belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan
program pendidikan”
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200)
“proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap”.
2.2.5 Variasi Mengajar
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton
dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat
melayanigayabelajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar
keaktifan siswa.
Menurut Hasibuan (1986:64), faktor kebosanan yang disebabkan
oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan
mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran,
guru, dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman
dalam penyajian kegiatan belajar. Pada penjelasan selanjutnya akan
dijelaskan variasi-variasi yang dilakukan guru dalam proses pengajaran
yang bertujuan agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam menerima
pelajaran.
Menurut Endang (2008) variasi mengajar adalah kemampuan
seseorang dalam melakukan pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun
rapi dalam konteks proses interaksi belajar mengajar dengan tujuan
mengatasi kebosanan pada siswa sehingga dalam proses belajar mengajar
siswa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan aktif dalam
2.3 Pengaruh Kompetensi Dosen, Pr oses Pembelajaran, dan Variasi
Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa
2.3.1 Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa
Menurut Sriwidadi (2008), proses belajar mengajar di kelas
melibatkan para mahasiswa dan dosen. Fungsi dosen kini bukan hanya
sebagai tutor, namun juga sebagai fasilitator untuk membuka kesempatan
bagi mahasiswa untuk berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Dalam
proses belajar mengajar diperlukan adanya dosen yang memiliki komitmen
yang tinggi dan kompetensi di bidangnya.
Menurut Sahyar (2009), kompetensi adalah kemampuan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang merupakan perpaduan,
ketrampilan, dan sikap.
Kompetensi yang harus ditampilkan oleh dosen dalam perencanaan
pembelajaran meliputi perencanaan, pengrganisasian bahan ajar, perencaan
pengelolaan kegiatan pembelajaran, perencanaan pengelolaan kelas,
perencanaan penggunaan media dan sumber pembelajaran serta
perencanaan penilaian prestasi mahasiswa untuk kepentingan pengujian
(Mansur, 2008).
Dengan demikian, peran kompetensi dosen sangat menentukan
memiliki kompetensi yang tinggi, maka diharapkan mahasiswa akan
merasa puas dalam memahami materi.
2.3.2 Pengaruh Pr oses Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa
Mahasiswa mempunyai harapan tertentu terhadap proses
pembelajaran yang diberikan dosen. Bila mahasiswa merasa proses
pembelajaran yang diberikan dosen sesuai dengan yang diharapkan,
mereka akan merasa puas dan mengatakan bahwa mutu pembelajaran
dosen sudah sangat baik. Sebaliknya, bila yang diterima sangat jauh dari
yang diharapkan, dikatakan bahwa mutu pembelajaran dosen sangat
kurang baik. Penilaian terhadap mutu pembelajaran dosen berdasarkan
tingkat pemenuhan harapan mahasiswa tersebut dipandang sebagai
persepsi mahasiswa tentang mutu pembelajaran dosen (Gusti dan Desak,
2008:220).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
menentukan kepuasan mahasiwa dalam belajar di kelas. Apabila proses
pembelajaran di kelas menyenangkan maka mahasiswa akan menyukai
mata kuliah yang diajarkan oleh dosen. Dengan demikian proses
pembelajaran mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar
2.3.3 Pengaruh Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa
Variasi mengajar dosen mencakup berbagai jenjang penguasaan
maka disarankan untuk memakai berbagai metode pada setiap
penyajiannya. Adapun variasi mengajar dosen bertujuan untuk
pengoptimalan pengajaran (Slameto, 1991:129).
Ketrampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar
akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam
menggunakan media dan bahan ajar, dan variasi dalam interaksi antara
dosen dan mahasiswa.
Dapat disimpulkan bahwa, variasi mengajar dapat mempengaruhi
kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Apabila dosen
mampu mengkombinasikan variasi mengajar dalam kelas maka akan
meningkatkan perhatian mahasiswa dan membangkitkan keinginan untuk
belajar.
2.4 Diagram Kerangka Pikir
Berikut ini dikemukakan suatu alur berpikir antara kompetensi
dosen, proses pembelajaran, dan variasi mengajar terhadap kepuasan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Analisis Regresi Linier Berganda
2.5 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Diduga Kompetensi Dosen berpengaruh terhadap Kepuasan
Mahasiswa.
H2 : Diduga Proses Pembelajaran berpengaruh terhadap Kepuasan
Mahasiswa.
H3 : Diduga Variasi Mengajar berpengaruh terhadap Kepuasan
Mahasiswa.
Kompetensi Dosen (X1)
Kepuasan Mahasiswa (Y) Proses Pembelajaran (X2)
3.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan unit mahasiswa program studi
Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama
yang berkaitan dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar
(kompetensi dosen, proses pembelajaran, dan variasi mengajar).
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur terletak
di Jalan Raya Rungkut Madya,Gunung Anyar, Surabaya.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel konstrak dengan cara memberikan arti atau memspesifikan
kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur kostrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Dalam definisi operasional ini, hal – hal yang perlu didefinisikan
dan diamati adalah kepuasan mahasiswa akuntansi dalam proses belajar
mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah Kompetensi
Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Kepuasan Mahasiwa
(Y).
A. Variabel Terikat (Y), terdir i dari :
1. Kepuasan Mahasiswa (Y)
Kepuasan Mahasiswa adalah suatu bentuk perasaan seseorang
mendapatkan hasil yang telah memenuhi harapannya. (Anggoro,
2006).
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa
dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan
oleh Christopher Lopelock(1994:100), sebagai berikut :
a. Tangible / bukti fisik (fasilitas fisik, peralatan, dan personalia
pemberi jasa).
b. Reliability (keakuratan dan keterikatan pemberi jasa pada
komitmen atau memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan).
c. Responsiveness (kemauan dan kemampuan pemberi jasa
untuk memberikan layanan secara cepat dan tepat sesuai
keinginan kosumen)
d. Assurance (keyakinan bahwa pemberi jasa mempunyai
e. Empathy (pemberi jasa memberikan perhatian atau sikap
peduli dan mengetahui kebutuhan pelanggan/mahasiswa).
B. Variabel Bebas (X) terdiri dar i :
1. Kompetensi Dosen (X1)
Kompetensi Dosen (X1) adalah dosen yang memiliki kemampuan
komunikasi, kemampuan kepemimpinan, kemampuan bergaul atau
membina relasi, kepribadian yang utuh atau jujur, dan kaya ide dan
kreatif (Rumanti, 2002).
Indikator pengukuran variabel Kompetensi Dosen dengan
menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh
Sahyar (2009), sebagai berikut :
a. Kompetensi bidang studi.
b. Kompetensi pemahaman tentang peserta didik.
c. Kompetensi penguasaan pembelajaran yang mendidik.
d. Kompetensi pengembangan kepribadian dan
keprofesionalan.
2. Pr oses Pembelajar an (X2)
Proses Pembelajaran (X2) adalah proses yang di dalamnya terdapat
kegiatan interaksi antara dosen-mahasiswa dan komunikasi timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
Indikator pengukuran variabel Proses Pembelajaran dengan
menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh
Sahyar (2009), sebagai berikut :
a. Rencana pembelajaran.
b. Kualitas mengajar dosen.
c. Kualitas belajar mahasiswa.
d. Penilaian dan keberhasilan mahasiswa.
3. Variasi Mengajar (X3)
Variasi Mengajar (X3) adalah suatu kegiatan yang berbeda-beda atau
berubah-ubah yang dilakukan oleh guru/dosen di dalam kelas saat
menyampaikan pelajaran kepada anak didik agar mampu mengikuti
pelajaran dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
(Mahmud, 2009).
Indikator pengukuran variabel Variasi Mengajar dengan
menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh
‘Ibadi (2009), sebagai berikut :
a. Variasi dalam mengajar.
b. Variasi dalam menggunakan media belajar.
c. Variasi dalam bahan pengajaran.
3.2.2 Pengukuran Variabel
1. Pengukuran Variabel yang digunakan untuk Kepuasan Mahasiswa
sebagai variabel terikat (Y) adalah ukuran interval, yaitu suatu
pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat
ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada
pengukuran dinamakan data interval. Sedangkan skala pengukuran yang
digunakan dalam mengukur variabel-variabel ini adalah skala Semantic
Deferential, yaitu untuk mengukur objek yang bersifat psikologikal,
sosial, maupun fisik. Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum
dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban
sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya (Sumarsono,
2004:25).
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Puas Kurang Puas Sangat Puas
Jawaban yang bernilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak puas
dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban 4-5 berarti kurang puas,
dan jawaban 6-7 berarti sangat puas.
2. Pengukuran Variabel yang digunakan untuk mengukur variabel bebas
(X) adalah ukuran interval, yaitu suatu pemberian angka kepada set dari
objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu
interval. Sedangkan skala pengukuran yang digunakan dalam mengukur
variabel-variabel ini adalah skala Semantic Deferential, yaitu untuk
mengukur objek yang bersifat psikologikal, sosial, maupun fisik. Skala
ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat
positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di
sebelah kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2004:25).
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Kurang Setuju Sangat Setuju
Jawaban yang bernilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban 4-5 berarti kurang setuju,
dan jawaban 6-7 berarti sangat setuju.
3.3 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang diadopsi
dari ilmu alam yang menekankan pada kombinasi antara logika deduktif
dan penggunaan alat-alat kuantitatif dalam menginterpretasikansuatu
3.4 Teknik Penentuan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki
ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau
obyeklain (Sumarsono, 2004:44). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi UPN”Veteran” Jawa
Timur angkatan tahun 2010 karena mahasiswa semester VII telah
mengetahui kompetensi masing-masing dosen, proses pembelajaran, dan
variasi mengajar dalam kelas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi Akademik
Fakultas Ekonomi (Admik FE), jumlah populasi mahasiswa akuntansi
angkatan tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur adalah 189 mahasiswa.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
karakteristik sama (Sumarsono, 2004:44). Pengambilan sampel
menggunakan metode Simple Random Sampling, yaitu teknik penarikan
sampel di mana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota
(banyaknya) sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip
oleh Rakhmat (1998:82) dalam Riduwan (2004:65) sebagai berikut :
=
. + 1
= 189
189. ( 10%) + 1
= 189
1,89 + 1
= 189
2,89
= 65,398
= 65 mahasiswa
Keterangan :
N = Populasi
n = Sampel
d2 = Presisi yang ditetapkan (10%) (Riduwan 2004:65)
Adapun teknik pemilihan sampel menggunakan teknik convenience
yaitu teknik memilih tanpa mempunyai pertimbangan lain kecuali
kemudahan, karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 J enis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di tempat yang
menjadi objek peneliti dan diolah sendiri dalam melakukan analisis. Data
primer ini berupa hasil jawaban responden atau kuisioner.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data
dalam penelitian ini adalah responden yaitu mahasiswa Strata Satu (S1)
program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010
yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah.
3.5.3 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu meliputi :
1. Study Lapangan, meliputi :
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif
yang mengisi kuisioner adalah para mahasiswa Strata Satu (S1)
Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun
2010 yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah.
b. Observasi
Mengemukakan hal-hal yang diobservasi dengan kata lain langsung
mendatangi obyek penelitian.
2. Study Kepustakaan
Yaitu mempelajari dan memahami buku literatur atau sumber lain yang
ada di perpustakaan.
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas
3.6.1.1 Uji Validitas Data
Menurut Sumarsono (2004:31) Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
pertanyaan signifikan, maka dapat dikatahkan bahwa alat pengukur
tersebut mempunyai validitas. Dan kriteria pegujian sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% berarti pertanyaannya
valid.
b. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% berarti peryantaan tidak
valid.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sumarsono (2004:34),uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek
dan alat pengukur yang sama.
Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006:46), pengukuran
reliabilitas menggunakan nilai Cronbach Alpha yaitu suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliebel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.
3.6.1.3 Uji Nor malitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang
diperoleh sudah mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mmengetahui
berbagai metode, di antaranya metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono,
2006:40).
Menurut Sumarsono (2004:43), pedoman dalam mengambil
keputusan apakah sebuah distribusi dapat mengikuti distribusi normal
adalah :
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distrbusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE
(Best,Linier,Unbiased,Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui
uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka
harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi,
yaitu :
1. Tidak boleh ada multikoloniaritas
2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut dilanggarmaka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga
pengambilan keputusan melalui uji t menjadi bias (Gujarati, 1995:153).
Menurut Sumodiningrat (2002: 115) sifat blue dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan uji signifikan baku
terhadap α dan ß.
2. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran.
3. Unbiased : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter
diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter
sebenarnya.
4. Estimate : e diharapkan sekecil mungkin..
Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas
atau regresi bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator) artinya
koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias
atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti:
A. Multikolinearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas
yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).
VIF dapat dihitung dengan rumus :
= 1
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
tolerance yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF <
10, maka tidak terjadi multikolineritas (Ghozali, 2002:57) dalam
Liandari (2010).
B. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara
menghitung korelasi rank sperman antara residual dengan seluruh
variabel.
Menurut Gujarati (1995: 188) rumus rank spearman adalah :
r s = 1 – 6 Σ di
Keterangan :
di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i
N = Banyaknya data
Menurut Gujarati (1995:177), mendeteksi adanya heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut :
a. Nilai probabilitas > 0.05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0.05 berarti terdapat heteroskedastisitas.
C. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dengan
demikian penelitian ini tidak melakukan uji autokolerasi.
3.6.3 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier
Berganda. Dikarenakan dalam analisis pemilihan regresi linier berganda
dapat menerangkan ketergantungan satu variabel terikat (Y) yaitu
Kepuasan Mahasiswa dengan satu atau lebih variabel bebas (X), yang
meliputi tiga variabel bebas yaitu Kompetensi Dosen, Proses
Pembelajaran, dan Variasi Mengajar. Rumus Analisis Regresi Linier
Y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e
Keterangan :
Y = Kepuasan Mahasiswa
X1 = Kompetensi Dosen
X2 = Proses Pembelajaran
X3 = Variasi Mengajar
ß0 = Intersep (konstanta)
ß1, ß2, ß3 = Koefisien regresi
e = Residual atau kesalahan pengganggu
3.6.4 Uji Hipotesis
3.6.4.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi
yang dihasilkan dan untuk mengetahui variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah tersebut :
1. H0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0 (Model Regresi tidak cocok)
H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 (Model Regresi cocok)
3. Ketentuan pengujian sebagai berikut :
a. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.
b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.
3.6.4.2 Uji Parsial (Uji T)
Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh
masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
(Widarjono,2005:58).
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
1. Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0
Artinya secara parsial varibel bebas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
Hi : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 0
Artinya secara parsial varibel bebas ada pengaruh terhadap variabel
terikat.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 atau 5%.
a. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.
b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan tanggapan responden terhadap masing-masing variabel
penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, diketahui
bahwa variabel bebas (X) yang digunakan adalah Kompetensi Dosen,
Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar. Sedangkan variabel terikat
(Y) yang digunakan adalah Kepuasan Mahasiswa. Adapun hasil analisa
a. Deskr ipsi Variabel Kompetensi Dosen (X1)
Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Kompetensi
Dosen dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 : Deskripsi Variabel Kompetensi Dosen (X1)
Item Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Total
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa :
1. Untuk indikator “Kompetensi bidang studi“ sebagian besar
responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 25 mahasiswa atau
sebesar 38.5%.
2. Untuk indikator “Kompetensi pemahaman tentang peserta didik”
sebagian besar responden menjawab Kurang Setuju dengan jumlah 21
3. Untuk indikator “Kompetensi penguasaan pembelajaran yang
mendidik” sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju dengan
jumlah 33 mahasiswa atau sebesar 50.8%.
4. Untuk indikator “Kompetensi pengembangan kepribadian dan
keprofesionalan” sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju
dengan jumlah 24 mahasiswa atau 36.9%.
b. Deskr psi Variabel Pr oses Pembelajar an (X2)
Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Proses
Pembelajaran dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Proses Pembelajaran (X2)
Item Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Total
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa :
1. Untuk indikator “Rencana pembelajaran” sebagian besar responden
menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 27 mahasiswa atau sebesar
2. Untuk indikator “Kualitas mengajar dosen” sebagian besar
responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 26 mahasiswa
atau sebesar 40.0%.
3. Untuk indikator “Kualitas belajar mahasiswa” sebagian besar
responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 27 mahasiswa
atau sebesar 41.5%.
4. Untuk indikator “Penilaian dan keberhasilan mahasiswa” sebagian
besar mahasiswa menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 33
mahasiswa atau sebesar 50.8%.
c. Deskr ipsi Variabel Variasi Mengajar (X3)
Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Variasi
Mengajar dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 : Deskripsi Variabel Variasi Mengajar (X3)