• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, PROSES PEMBELAJARAN, dan VARIASI MENGAJAR terhadap KEPUASAN MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010 (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, PROSES PEMBELAJARAN, dan VARIASI MENGAJAR terhadap KEPUASAN MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010 (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : J ayanti Wulandar i 1013010112/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

(Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

Disusun Oleh : J ayanti Wulandar i 1013010112/FE/EA

telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Drs. Ec. Munari, MM Drs. Ec. Munari, MM

Sekretaris

Drs. Ec. Eko Riyadi, M.Aks Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(3)

melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DOSEN,

PROSES PEMBELAJARAN, dan VARIASI MENGAJAR terhadap KEPUASAN

MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan

Tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai saah satu

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

Dengan terselesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini,

terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, SE. Msi. Ak. CA, selaku Ketua Program Studi

(4)

5. Seluruh Dosen Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur yang telah membimbing dan mendidik selama proses

perkuliahan.

6. Seluruh keluarga saya terutama orangtua, Bapak Wiryonoto dan Ibu Anik

Sugianti yang selalu memberikan do’a dan motivasi tanpa henti-hentinya

sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini tepat waktu.

7. Sahabat-sahabat saya (Ghama, Silvi, Ida, Astrina, Dyah, Arini, Henik,

Farida, Ristia, Agil, Fenty, Mbak Putri, Devi, Zarid, Nurma, Ratih, Joko,

Ragil, Winanda) serta teman-teman Program Studi Akuntansi yang telah

memberikan informasi dan dukungan dalam menyusun skripsi.

8. Serta bantuan dan dukungan semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Surabaya, Februari 2014

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ... 21

2.2.1 Akuntansi Keprilakuan ... 21

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan ... 21

2.2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan ... 22

2.2.2 Kepuasan Mahasiswa ... 23

2.2.2.1 Pengertian Kepuasan ... 23

(6)

2.2.4.2 Dosen ... 25

2.2.4.1 Kompetensi Dosen ... 26

2.2.5 Proses Pembelajaran ... 28

2.2.6 Variasi Mengajar ... 29

2.3 Pengaruh Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 31

2.3.1 Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 31

2.3.2 Pengaruh Proses Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 32

2.3.1 Pengaruh Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa ... 33

2.4 Diagram Kerangka Pikir ... 33

2.5 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Deskripsi Obyek Peneltian ... 35

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... ... 35

(7)

3.4.2 Sampel ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5.1 Jenis Data ... 43

3.5.2 Sumber Data ... 43

3.5.3 Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44

3.6.1 Uji Validitas, Uji Realibilitas, dan Uji Normalitas ... 44

3.6.1.1 Uji Validitas Data ... 44

3.6.1.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.6.1.3 Uji Normalitas Data ... 45

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.6.3 Teknik Analisis ... 49

3.6.4 Uji Hipotesis ... 50

3.6.4.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 50

3.6.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 51

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 53

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 53

4.2 Hasil Penelitian ... 59

(8)

4.2.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... ... 65

4.2.1.4.1 Hasil Uji Multikolineritas ... ... 66

4.2.1.4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

4.2.1.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... ... 67

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... ... 69

4.2.2.1 Hasil Uji F ... ... 69

4.2.2.2 Koefisien Determinan ... ... 70

4.2.2.3 Hasil Uji t ... ... 71

4.3 Pembahasan ... ... 72

BAB V KESIMPULAN dan PEMBAHASAN ... ... 74

5.1 Kesimpulan ... ... 74

5.2 Saran ... ... 74

5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... ... 75

5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... ... 75

5.3.2 Implikasi Penelitian ... ... 76

(9)

Jayanti Wulandari

ABSTRAK

Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen-komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran. Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, harus menerapkan konsep mengutamakan kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan dengan memberikan pelayan terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 189 mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010. Dari populasi tersebut dilakukan teknik penentuan sampel menggunakan Simple Random Sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 65 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa jawaban responden (kuesioner). Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Dosen berpengaruh terhadap Kepuasan Mahasiswa tidak teruji kebenarannya, Proses Pembelajaran berpengaruh terhadap Kepuasan Mahasiswa tidak teruji kebenarannya, dan Variasi Mengajar berpengaruh Kepuasan Mahasiswa teruji kebenarannya.

(10)

1.1 Latar Belakang

Menurut Hamalik (2005), pendidikan dikatakan berkualitas bila

proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan

ada interaksi antara komponen-komponen yang terkandung dalam sistem

pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau

siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran,

media pengajaran dan evaluasi pengajaran.

Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi,

harus menerapkan konsep mengutamakan kepuasan mahasiswa sebagai

pelanggan dengan memberikan pelayan terbaik. Beberapa bidang

pelayanan yang harus dikembangkan secara berkelanjutan meliputi

kurikulum program studi, proses pembelajaran, sumber daya manusia

(dosen dan karyawan), sarana dan prasarana. Terciptanya kepuasan

mahasiswa melalui proses belajar mengajar dapat merupakan promosi

tanpa mengeluarkan biaya karena mahasiswa yang merasa puas tersebut

akan menyampaikan kepada rekan-rekannya untuk memilih tempat kuliah

di perguruan tinggi tersebut. Dengan kata lain, mahasiswa tersebut

membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan

(11)

Menurut Parasuraman ( dikutip oleh Griselda dan Panjaitan, 2007 )

faktor utama yang mempengaruhi pelayanan atau jasa adalah jasa yang di

harapkan dan jasa yang di terima. Apabila jasa yang diterima konsumen

sama dengan yang di harapkan atau bahkan lebih baik, maka di

persepsikan bahwa kualitas jasa tersebut baik atau positif dan demikian

pula sebaliknya. Oleh karena itu, baik tidaknya kualitas jasa atau

pelayanan sangat di pengaruhi oleh kemampuan dari penyedia jasa dalam

memenuhi harapan konsumen secara konsisten.

Keberhasilan perguruan tinggi meningkatkan kepuasan

mahasiswanya akan dapat mempertahankan jumlah peminat calon

mahasiswa baru sehingga perguruan tinggi tersebut akan tetap tumbuh dan

berkembang secara berkelanjutan (Zeithaml, 1993). Untuk jasa pendidikan

tinggi, kelompok referensi yang mempengaruhi kuat calon mahasiswa

dalam menanamkan kepuasan tentang kualitas dan keunggulan suatu

perguruan tinggi adalah: a) teman seangkatan, b) tenaga pengajar atau

dosen yang profesional dan b) mahasiswa yang sedang aktif kuliah.

(Kotler and Fox, 2000:251).

Mahasiswa adalah konsumen/pelanggan dari suatu lembaga

pendidikan tinggi (universitas) sehingga konsep kepuasan mahasiswa

dapat disamakan dengan kepuasan pelanggan yaitu tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

(12)

kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi

terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono,1997).

Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah

konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa kepuasan mahasiswa merupakan perbedaan antara yang

diharapkan mahasiswa (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan

perguruan tinggi di dalam usaha memenuhi harapan mahasiswa (Diana,

2013).

Kompetensi adalah kemampuan individu dalam melaksanakan

tugas-tugas profesinya yang merupakan perpaduan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap. Spencer and Spencer (1993) mengemukakan

kompetensi adalah kapasitas dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang dimiliki oleh seorang karyawan yang relevan dengan standar

pekerjaan yang akan dilakukan sehingga mampu melaksanakan pekerjaan

yang telah dirancang bagi dirinya baik untuk saat ini maupun di masa yang

akan datang. Pada organisasi jasa termasuk pendidikan tinggi, produk jasa

diterima oleh pelanggan pada saat terjadi interaksi antara dosen dengan

penerima jasa (mahasiswa), sehingga kompetensi dosen sangat

menentukan kualitas produk jasa yang dihasilkan (Frizsimmons dan

Frizsimmons, 2001:23).

Proses pembelajaran pada pendidikan tinggi adalah kegiatan

(13)

rencana dan kontrak kuliah yang telah disepakati (Dimyati dan

Mujiono,2006). Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan

rencana dan prosedur yang telah ditentukan akan menghasilkan jasa

pelayanan pengajaran yang lebih baik kepada pelanggan mahasiswa

sehingga dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa (Kotler dan Fox,

2000).

Menurut Usman (2006:84) variasi gaya mengajar adalah sesuatu

kegiatan dosen dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang

ditujukan untuk membatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi

belajar mengajar mahasiswa senantiasa menunjukkan ketekunan,

antusiasme, serta penuh partisipasi. Bila guru dalam proses belajar

mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,

perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak

tercapai (Djamarah, 2005:124).

Mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010 menunjukkan masih kurang

puasnya terhadap proses belajar mengajar di kelas. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil survei pendahuluan terhadap 15 mahasiswa akuntansi

(14)

Tabel 1.1 Hasil Survey Pendahuluan

NO PERTANYAAN JAWABAN RESPONDEN JUMLAH

(15)

Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 15 mahasiswa

akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

angkatan tahun 2010 menunjukkan bahwa 13,34% sangat tidak setuju dan

80,00% kurang setuju terhadap kepuasan mahasiswa dalam memberikan

fasilitas memadai yang mendukung proses belajar mengajar.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam sikap

dosen yang adil, jujur, dan bijaksana menunjukkan bahwa 66,67% kurang

setuju dan 20,00% sangat setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

kehadiran dosen pada saat perkuliahan menunjukkan bahwa 47,00%

sangat tidak setuju namun terdapat 6,67% sangat setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

pemberian materi sesuai dengan kontrak perkuliahan menunjukkan bahwa

60,33% kurang setuju namun terdapat 33,67% sangat setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

pemberian materi sesuai dengan jam pertemuan sesuai rencana kontrak

perkuliahan menunjukkan bahwa 20,00% sangat tidak setuju dan 66,67%

kurang setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

pemberian jawaban secara tepat dan cepat menunjukkan bahwa 53,34%

(16)

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

pemberian nilai sesuai dengan kemampuan mahasiswa menunjukkan

bahwa 6,67% sangat tidak setuju dan 66,67% kurang setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam

perhatian dosen dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa

80,00% kurang setuju namun terdapat 13,34% sangat setuju.

Hasil survei pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa dalam sikap

peduli dosen terhadap mahasiswa yang belum mengerti atau paham

menunjukkan bahwa 33,67% sangat tidak setuju namun terdapat 13,33%

sangat setuju.

Adanya fenomena tersebut menunjukkan bahwa kepuasan

mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur dalam proses belajar mengajar masih kurang. Hal

ini mungkin disebabkan karena kompetensi dosen kurang memadai dalam

menyampaikan materi perkuliahan. Mungkin juga disebabkan oleh kurang

adanya interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran di

kelas. Bukan hanya itu, variasi mengajar dosen diperlukan untuk

menghindari kebosanan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Selain itu nilai indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan

nilai yang diperoleh mahasiswa setelah adanya proses belajar mengajar

(17)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun

2010 :

Tabel 1.2 Daftar IPK Mahasiswa Angkatan Tahun 2010

Indeks Prestasi

Sumber : Survei terhadap mahasiswa akuntansi angkatan tahun 2010

Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 65 mahasiswa

akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

khususnya angkatan tahun 2010 menunjukkan bahwa IPK < 2, 5 sebanyak

1,54%, IPK 2,5 – 3,00 sebanyak 36, 92%, dan IPK >3,00 sebanyak

61,54%.

Hal ini mengindikasikan adanya ketidakpuasan mahasiswa dalam

proses belajar mengajar, sehingga output nilai IPKnya pun tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

Berangkat dari tantangan tersebut sangat relevan diadakan

penelitian, kajian atau evaluasi untuk menganalis tingkat kepuasan siswa

(18)

diharapkan akan diidentifikasi dan dipahami tentang karakteristik dari

faktor-faktor kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka perlu diperhatikan

mengenai Kompetensi Dosen, Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar

yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kepuasan

Mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini alasan

saya memilih Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan Tahun 2010

karena banyak mahasiswa yang belum merasakan kepuasan dalam proses

belajar mengajar, serta alasan saya memilih judul ini karena saya ingin

mengetahui faktor-faktor yang menjadi pengaruh kepuasan mahasiswa

dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penelitian

ini mengambil judul PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, PROSES

PEMBELAJ ARAN, dan VARIASI MENGAJ AR terhadap

KEPUASAN MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Pr ogram Studi

Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veteran” J awa Timur).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena – fenomena dan latar belakang di atas,

dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

(19)

2. Apakah proses pembelajaran berpengaruh terhadap kepuasan

mahasiswa?

3. Apakah variasi mengajar berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara kompetensi dosen

terhadap kepuasan mahasiswa.

2. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara proses pembelajaran

terhadap kepuasan mahasiswa.

3. Untuk membuktikan adanya pengaruh antara variasi mengajar terhadap

kepuasan mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan mahasiswa akuntansi dalam proses belajar

mengajar serta sebagai upaya untuk melatih berpikir secara ilmiah dan

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan

praktek yang ada.

1.4.2 Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi

(20)

yang berkaitan dengan pengaruh kompetensi dosen, proses pembelajaran,

(21)

2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu

1. Sahyar (2009)

a. Judul : Pengaruh Kompetensi Dosen dan Proses Pembelajaran

terhadap Kepuasan Mahasiswa

b. Rumusan Masalah : Sejauh mana pengaruh kompetensi dosen dan

kualitas proses pembelajaran baik secara simlutan maupun parsial

terhadap kepuasan mahasiswa program studi pada pendidikan

tinggi di PTS Provinsi Sumatera Utara.

c. Kesimpulan :

1. Kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa

pada program studi di pendidikan tinggi, artinya sinergi antara

kompetensi dosen dan kualitas pembelajaran pada perguruan tinggi

akan meningkatkan kepuasan mahasiswa pada program studi.

2. Secara parsial dalam penelitian ini diperoleh bahwa kompetensi

dosen berpengaruh lebih besar dalam meningkatkan kepuasan

mahasiswa dibandingkan kualitas proses pembelajaran. Dengan

demikian kompetensi dosen merupakan faktor utama yang perlu

(22)

melanjutkan studi pada program studi Pendidikan Tinggi PTS

Sumatera Utara.

2. Diana Rahmawati (2013)

a. Judul : Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Mahasiswa.

b. Rumusan Masalah :

1. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan

mahasiswa program pendidikan akuntansi internasional?

c. Kesimpulan :

Tingkat Kepuasan mahasiswa terhadap jenis produk

universitas/lembaga berada dalam kategori puas. Hal ini

ditunjukkan dari sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap

jenis produk lembaga sebanyak 72 mahasiswa atau 82,76%.

Adapun tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator jenis

produk lembaga sebesar 69,22%.Tingkat kepuasan mahasiswa pada

indikator kualitas produk lembaga berada dalam kategori puas. Hal

ini ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas

terhadap kualitas produk lembaga sebanyak 68 mahasiswa atau

78,16%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator kualitas

produk lembaga sebesar 69,20%.Tingkat kepuasan mahasiswa

(23)

yang ditawarkan berada dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan

bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap biaya

pendidikan dengan fasilitas yang ditawarkan sebanyak 58

mahasiswa atau 66,66%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap

indikator kesesuaian biaya pendidikan dengan fasilitas yang

ditawarkan lembaga sebesar 67,30%. Tingkat kepuasan mahasiswa

terhadap indikator pemenuhan kebutuhan/hak mahasiswa berada

dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa merasa puas terhadap pemenuhan kebutuhan/hak

mahasiswa sebanyak 54 mahasiswa atau 62,07%. Adapun tingkat

kepuasan mahasiswa terhadap indikator pemenuhan kebutuhan/hak

mahasiswa sebesar 69%. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap

indikator pelayanan akademik dosen dalam kategori puas. Hal ini

ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas

sebanyak 63 mahasiswa atau 72,41%. Tingkat kepuasan mahasiswa

terhadap indikator pelayanan akademik dosen sebesar 74,29%.

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator pelayanan

akademik pegawai administrasi dalam kategori puas. Hal ini

ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas

sebanyak 55 mahasiswa atau 63,22%. Tingkat kepuasan mahasiswa

terhadap indikator pelayanan akademik pegawai administrasi

(24)

profesionalisme dosen berada dalam kategori puas. Hal ini

ditunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa puas

terhadap profesionalisme dosen sebanyak 65 mahasiswa atau

74,71%. Adapun tingkat kepuasan mahasiswa terhadap indikator

profesionalisme dosen sebesar 73,89%. Tingkat kepuasan

mahasiswa terhadap kemudahan akses informasi akademik berada

dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa merasa puas terhadap kemudahan akses informasi

akademik sebanyak 62 mahasiswa atau 71,26%. Adapun tingkat

kepuasan mahasiswa terhadap indikator kemudahan akses

informasi akademik sebesar 70,63%. Tingkat kepuasan mahasiswa

terhadap indikator kenyamanan dalam proses pembelajaran dalam

kategori puas. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa merasa puas sebanyak 56 mahasiswa atau 64,37%.

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kenyamanan dalam proses

pembelajaran sebesar 67,38%. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa indikator yang paling/dominan mempengaruhi kepuasan

mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi FE UNY program kelas

internasional adalah indikator profesionalisme dosen. Hal ini

berarti bahwa pertimbangan utama dalam menunjukkan kepuasan

atau ketidakpuasan mahasiswa dapat dilihat dari professional

(25)

3. Endang Astriyani (2008)

a. Judul : Ketrampilan Mengajar yang Bervariasi Pengaruhnya

terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI di SMA Unggulan Nurul

Islami Wonopolo Semarang

b. Rumusan Masalah : Apakah persepsi siswa tentang ketrampilan

variasi mengajar guru PAI berpengaruh terhadap hasil belajar PAI

siswa di SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun

pelajaran 2007/2008?

c. Kesimpulan :

1. Secara teoritis ketrampilan mengajar yang bervariasi

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga semakin sering

guru SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang

mengadakan variasi mengajar maka semakin baik hasil belajar siswa

SMA Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan mengajar yang

bervariasi dalam kategori "cukup" yaitu pada interval 74 - 79 dengan

nilai rata-rata 79.

2. Adapun hasil belajar PAI siswa kelas X dan XI SMA

Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun ajaran 2007/2008

dalam kategori "baik" yaitu pada interval 78-84 dengan nilai

(26)

3. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh

positif antara persepsi siswa tentang ketrampilan variasi mengajar

guru PAI terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI di SMA

Unggulan Nurul Islami Wonolopo Semarang tahun ajaran

2007/2008.

4. Jamiyla (2012)

a. Judul : Kepuasan Mahasiswa terhadap Proses Belajar Mengajar di

Politeknik Darussalam Palembang

b. Rumusan Masalah :

1. Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses belajar

mengajar di Politeknik Darussalam ?

2. Variabel-variabel apa yang memberikan kepuasan kepada

mahasiswa dalam proses belajar mengajar di Politeknik

Darussalam ?

3. Bagaimana implikasi stategis hasil penelitian terhadap

peningkatan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di

Politeknik Darussalam ?

c. Kesimpulan :

1. Tingkat kepuasan mahasiswa Politeknik Darussalam secara

keseluruhan termasuk klasifikasi puas. Hal ini tercermin dari hasil

analisis kesesuaian antara kinerja dengan tingkat kepentingan

(27)

variabel penentu kepuasan, maka ada 15 variabel yang

menyebabkan puas tetapi ada 8 variabel yang nampaknya belum

memuaskan seperti kepemilikan gedung dan fasilitas ruang kuliah,

jaminan nilai UAS tepat waktu, Kesigapan satpam, kebersihan

kamar mandi, Pemberian Ujian her tepat waktu, jaminan nilai UTS

tepat waktu, Penanganan Urusan Administrasi dengan Cermat dan

Kerapihan Karyawan.

2. Variabel yang memberikan kepuasan kepada mahasiswa ada 15

variabel seperti : kenyamanan ruang kuliah, kebersihan ruang

kuliah, kerapihan ruang kuliah, prosedur pelayanan yang cepat,

karyawan cepat tanggap melayani mahasiswa, karyawan cepat

tanggap menyelesaikan keluhan mahasiswa, kesigapan dosen

dalam menjawab pertanyaan mahasiswa, kesigapan PA dalam

melayani mahasiswa, kemampuan para dosen dalam

menyampaikan materi perkuliahan, keterampilan pegawai

administrasi dalam bekerja, keramahan para karyawan dalam

memberikan pelayanan, sikap para karyawan dalam memberikan

pelayanan ketepatan dosen mengajar di kelas, ketepatan dalam

disiplin perkuliahan, memberikan perhatian secara khusus kepada

setiap mahasiswa, dan masa pendidikan terkontrol.

3. Implikasi strategis hasil penelitian guna meningkatkan kepuasan

(28)

yang menurut mahasiswa memiliki tingkat kepentingan tinggi

seperti kepemilikan gedung dan fasilitas ruang kuliah, jaminan nilai

UAS tepat waktu, Kesigapan satpam, kebersihan kamar mandi,

Pemberian Ujian her tepat waktu, jaminan nilai UTS tepat waktu,

Penanganan Urusan Administrasi dengan Cermat dan Kerapian

Karyawan.

Tabel 2.1 : Matriks Ikhtisar Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No. Peneliti J udul Penelitian Hasil Penelitian

1. Sahyar (2009) Pengaruh Kompetensi

Dosen dan Proses

Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa.

Kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran secara

simultan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan mahasiswa pada program studi di pendidikan tinggi, artinya sinergi antara kompetensi

dosen dan kualitas

pembelajaran pada perguruan

tinggi akan meningkatkan

kepuasan mahasiswa pada

program studi. Secara parsial dalam penelitian ini diperoleh

bahwa kompetensi dosen

berpengaruh lebih besar dalam

meningkatkan kepuasan

mahasiswa dibandingkan

kualitas proses pembelajaran. Dengan demikian kompetensi dosen merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam

meningkatkan kepuasan

mahasiswa dalam melanjutkan studi pada program studi

Pendidikan Tinggi PTS

Sumatera Utara.

2. Diana

Rahmawati

Analisis Faktor - Faktor

yang Mempengaruhi

Tingkat Kepuasan mahasiswa

(29)

(2013) Kepuasan Mahasiswa. universitas/lembaga berada dalam kategori puas. Hal ini ditunjukkan dari sebagian besar mahasiswa merasa puas terhadap jenis produk lembaga sebanyak 72 mahasiswa atau Unggulan Nurul Islami Wonopolo Semarang.

Berdasarkan analisis data

menunjukkan bahwa ada

pengaruh positif antara

persepsi siswa tentang

ketrampilan variasi mengajar guru PAI terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI di SMA

Unggulan Nurul Islami

Wonolopo Semarang tahun ajaran 2007/2008.

4. Jamiyla (2012) Kepuasan Mahasiswa

terhadap Proses Belajar Mengajar di Politeknik Darussalam Palembang.

Tingkat kepuasan mahasiswa Politeknik Darussalam secara

keseluruhan termasuk

klasifikasi puas. Hal ini tercermin dari hasil analisis kesesuaian antara kinerja dengan tingkat kepentingan mahasiswa yang memberikan hasil sebesar 76,53 %.

Kompetensi Dosen dan Proses

Pembelajaran tidak

berpengaruh terhadap

Kepuasan Mahasiswa.

Sedangkan Variasi Mengajar

berpengaruh terhadap

(30)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Keperilakuan

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan

Menurut Ikhsan dkk (2005:1 dan 27), akuntansi merupakan suatu

sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para

pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis, sedangkan ilmu

keprilakuan memounyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi

keprilakuan manusia. Jadi, akuntansi keprilakuan didefinisikan ilmu yang

menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi.

Menurut Ikhsan dkk (2005:1), akuntansi merupakan suatu sistem

untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para

pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi

tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling

baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis

dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis

juga melibatkan aspek – aspek keprilakuan dari para pengambil keputusan.

Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku

manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan

(31)

Kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan

kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang mempengaruhi

perilaku di masa depan. Proses akuntansi melibatkan ringkasan dari

sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia

dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan

menetukan keberhasilannya peristiwa ekonomi (Ikhsan, dkk, 2005:26-27).

2.2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan

Akuntansi keprilakuan mempertimbangkan hubungan antara

perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Ruang lingkup akuntansi

keprilakuan meliputi :

1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.

2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.

3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam

pengambilan keputusan.

4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan

perilaku para pemakai data.

5. Pengembangan strategi utnuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,

cita-cita, serta tujuan dari orang – orang yang menjalankan organisasi

(32)

2.2.2 Kepuasan Mahasiswa

2.2.2.1 Pengertian Kepuasan

Tjiptono (2005:349), kata kepuasan (satisfaction) berasal dari

bahasa latin “satis” (artinya cukup baik atau memadai) dan ”facio”

(melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan dapat diartikan

sebagai upaya pemenuhan sesuatu memadai.

Menurut Kotler dan Keller (2007:177) kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan

kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil)

yangdiharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak

puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja

Melebihi harapan,pelanggan sangat puas atau senang.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:192), kepuasan adalah

tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas

kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkan.

2.2.2.2 Mahasiswa

Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990

(33)

Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap

orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan

tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan

muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan

berbagai predikat.

2.2.2.3 Kepuasan Mahasiswa

Menurut Diana (2013) kepuasan mahasiswa merupakan perbedaan

antara yang diharapkan mahasiswa (nilai harapan) dengan situasi yang

diberikan perguruan tinggi di dalam usaha memenuhi harapan mahasiswa.

Kepuasan mahasiswa adalah tingkat perasaan di mana peserta didik

yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu menyatakan hasil

perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkan.

2.2.3 Kompetensi Dosen

2.2.3.1 Pengertian Kompetensi

Dalam pasal 1, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh

(34)

mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

pekerjaan tertentu

(http://www.dikti.go.id/files/atur/KKNI/Kompetensi-LO.pdf).

Menurut Slameto (1990:26), yang dimaksud dengan kompetensi

adalah serangkaian tindakan dengan rasa penuh tanggung jawab yang

harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan

berhasil dalam melakukan tugasnya.

Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004: 38) bahwa

yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu

tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,

ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk

dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan jenis

pekerjaan.

Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan:

pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan”.

2.2.3.2 Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

(35)

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat (Wikipedia, 2012).

Dosen adalah seseorang berdasarkan pendidikan dan keahliannya

diangkat oleh penyelenggara Perguruan Tinggi dengan tugas utama

mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan (Mansur, 2008).

Dosen merupakan faktor yang utama dan sangat penting, karena

dosen berintegrasi langsung dengan mahasiswa. Selain dituntut memiliki

kompetensi khusus yang meliputi kemampuan menguasai materi, media,

pengelolaan kelas, evaluasi dan lain-lain, dosen juga dituntut untuk

terus-menerus berusaha mengembangkan profesi dan profesionalismenya

(Mansur, 2008).

2.2.3.3 Kompetensi Dosen

Menurut Sriwidadi (2008), kompetensi dosen merupakan

kemampuan dan kewenangan dosen dalam melaksanakan profesi

keguruannya.

Seorang dosen dikatakan dapat mengajar dengan baik apabila ia

mampu menunjukkan hasil kerja yang baik dalam melaksanakan tugas

utamanya, dan hal ini memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar yang

(36)

Menurut Mansur (2008), tugas – tugas dosen sebagai tenaga

pengajar di Perguruan Tinggi menuntut dosen untuk memiliki beberapa

kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang tidak boleh tidak harus

dimiliki oleh setiap dosen dari disiplin ilmumanapun, yaitu merencanakan

pembelajaran, menerapkan prosedur mengajar, dan menjalin hubungan

antar pribadi.

Mengacu pada Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, untuk dapat menjadi dosen yang profesional seseorang

harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Sedangkan menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) menyatakan

“Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation

thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini

mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan,

sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan

hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi

merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan

(37)

2.2.4 Pr oses Pembelajar an

Menurut Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha

untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk

membelajarkan peserta didik”.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik

dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan

interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga

belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan

membelajarkan (Sudjana, 2004:28).

Menurut Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses di

mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.

Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan

sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka

(38)

dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran

dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal

atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan

karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan

berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau

perubahan-perubahan sementara.

Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers

(1991:114): “Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar

mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik,

pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber

belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan

program pendidikan”

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200)

“proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap”.

2.2.5 Variasi Mengajar

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton

dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat

(39)

melayanigayabelajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar

keaktifan siswa.

Menurut Hasibuan (1986:64), faktor kebosanan yang disebabkan

oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan

mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran,

guru, dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman

dalam penyajian kegiatan belajar. Pada penjelasan selanjutnya akan

dijelaskan variasi-variasi yang dilakukan guru dalam proses pengajaran

yang bertujuan agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam menerima

pelajaran.

Menurut Endang (2008) variasi mengajar adalah kemampuan

seseorang dalam melakukan pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun

rapi dalam konteks proses interaksi belajar mengajar dengan tujuan

mengatasi kebosanan pada siswa sehingga dalam proses belajar mengajar

siswa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan aktif dalam

(40)

2.3 Pengaruh Kompetensi Dosen, Pr oses Pembelajaran, dan Variasi

Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa

2.3.1 Pengaruh Kompetensi Dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa

Menurut Sriwidadi (2008), proses belajar mengajar di kelas

melibatkan para mahasiswa dan dosen. Fungsi dosen kini bukan hanya

sebagai tutor, namun juga sebagai fasilitator untuk membuka kesempatan

bagi mahasiswa untuk berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Dalam

proses belajar mengajar diperlukan adanya dosen yang memiliki komitmen

yang tinggi dan kompetensi di bidangnya.

Menurut Sahyar (2009), kompetensi adalah kemampuan individu

dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang merupakan perpaduan,

ketrampilan, dan sikap.

Kompetensi yang harus ditampilkan oleh dosen dalam perencanaan

pembelajaran meliputi perencanaan, pengrganisasian bahan ajar, perencaan

pengelolaan kegiatan pembelajaran, perencanaan pengelolaan kelas,

perencanaan penggunaan media dan sumber pembelajaran serta

perencanaan penilaian prestasi mahasiswa untuk kepentingan pengujian

(Mansur, 2008).

Dengan demikian, peran kompetensi dosen sangat menentukan

(41)

memiliki kompetensi yang tinggi, maka diharapkan mahasiswa akan

merasa puas dalam memahami materi.

2.3.2 Pengaruh Pr oses Pembelajaran terhadap Kepuasan Mahasiswa

Mahasiswa mempunyai harapan tertentu terhadap proses

pembelajaran yang diberikan dosen. Bila mahasiswa merasa proses

pembelajaran yang diberikan dosen sesuai dengan yang diharapkan,

mereka akan merasa puas dan mengatakan bahwa mutu pembelajaran

dosen sudah sangat baik. Sebaliknya, bila yang diterima sangat jauh dari

yang diharapkan, dikatakan bahwa mutu pembelajaran dosen sangat

kurang baik. Penilaian terhadap mutu pembelajaran dosen berdasarkan

tingkat pemenuhan harapan mahasiswa tersebut dipandang sebagai

persepsi mahasiswa tentang mutu pembelajaran dosen (Gusti dan Desak,

2008:220).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

menentukan kepuasan mahasiwa dalam belajar di kelas. Apabila proses

pembelajaran di kelas menyenangkan maka mahasiswa akan menyukai

mata kuliah yang diajarkan oleh dosen. Dengan demikian proses

pembelajaran mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar

(42)

2.3.3 Pengaruh Variasi Mengajar terhadap Kepuasan Mahasiswa

Variasi mengajar dosen mencakup berbagai jenjang penguasaan

maka disarankan untuk memakai berbagai metode pada setiap

penyajiannya. Adapun variasi mengajar dosen bertujuan untuk

pengoptimalan pengajaran (Slameto, 1991:129).

Ketrampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar

akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam

menggunakan media dan bahan ajar, dan variasi dalam interaksi antara

dosen dan mahasiswa.

Dapat disimpulkan bahwa, variasi mengajar dapat mempengaruhi

kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Apabila dosen

mampu mengkombinasikan variasi mengajar dalam kelas maka akan

meningkatkan perhatian mahasiswa dan membangkitkan keinginan untuk

belajar.

2.4 Diagram Kerangka Pikir

Berikut ini dikemukakan suatu alur berpikir antara kompetensi

dosen, proses pembelajaran, dan variasi mengajar terhadap kepuasan

(43)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Analisis Regresi Linier Berganda

2.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

H1 : Diduga Kompetensi Dosen berpengaruh terhadap Kepuasan

Mahasiswa.

H2 : Diduga Proses Pembelajaran berpengaruh terhadap Kepuasan

Mahasiswa.

H3 : Diduga Variasi Mengajar berpengaruh terhadap Kepuasan

Mahasiswa.

Kompetensi Dosen (X1)

Kepuasan Mahasiswa (Y) Proses Pembelajaran (X2)

(44)

3.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan unit mahasiswa program studi

Akuntansi Angkatan Tahun 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama

yang berkaitan dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar

(kompetensi dosen, proses pembelajaran, dan variasi mengajar).

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur terletak

di Jalan Raya Rungkut Madya,Gunung Anyar, Surabaya.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel konstrak dengan cara memberikan arti atau memspesifikan

kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur kostrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126).

Dalam definisi operasional ini, hal – hal yang perlu didefinisikan

dan diamati adalah kepuasan mahasiswa akuntansi dalam proses belajar

mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah Kompetensi

(45)

Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Kepuasan Mahasiwa

(Y).

A. Variabel Terikat (Y), terdir i dari :

1. Kepuasan Mahasiswa (Y)

Kepuasan Mahasiswa adalah suatu bentuk perasaan seseorang

mendapatkan hasil yang telah memenuhi harapannya. (Anggoro,

2006).

Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa

dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan

oleh Christopher Lopelock(1994:100), sebagai berikut :

a. Tangible / bukti fisik (fasilitas fisik, peralatan, dan personalia

pemberi jasa).

b. Reliability (keakuratan dan keterikatan pemberi jasa pada

komitmen atau memberikan jasa sesuai dengan yang

dijanjikan).

c. Responsiveness (kemauan dan kemampuan pemberi jasa

untuk memberikan layanan secara cepat dan tepat sesuai

keinginan kosumen)

d. Assurance (keyakinan bahwa pemberi jasa mempunyai

(46)

e. Empathy (pemberi jasa memberikan perhatian atau sikap

peduli dan mengetahui kebutuhan pelanggan/mahasiswa).

B. Variabel Bebas (X) terdiri dar i :

1. Kompetensi Dosen (X1)

Kompetensi Dosen (X1) adalah dosen yang memiliki kemampuan

komunikasi, kemampuan kepemimpinan, kemampuan bergaul atau

membina relasi, kepribadian yang utuh atau jujur, dan kaya ide dan

kreatif (Rumanti, 2002).

Indikator pengukuran variabel Kompetensi Dosen dengan

menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh

Sahyar (2009), sebagai berikut :

a. Kompetensi bidang studi.

b. Kompetensi pemahaman tentang peserta didik.

c. Kompetensi penguasaan pembelajaran yang mendidik.

d. Kompetensi pengembangan kepribadian dan

keprofesionalan.

2. Pr oses Pembelajar an (X2)

Proses Pembelajaran (X2) adalah proses yang di dalamnya terdapat

kegiatan interaksi antara dosen-mahasiswa dan komunikasi timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

(47)

Indikator pengukuran variabel Proses Pembelajaran dengan

menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh

Sahyar (2009), sebagai berikut :

a. Rencana pembelajaran.

b. Kualitas mengajar dosen.

c. Kualitas belajar mahasiswa.

d. Penilaian dan keberhasilan mahasiswa.

3. Variasi Mengajar (X3)

Variasi Mengajar (X3) adalah suatu kegiatan yang berbeda-beda atau

berubah-ubah yang dilakukan oleh guru/dosen di dalam kelas saat

menyampaikan pelajaran kepada anak didik agar mampu mengikuti

pelajaran dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang diinginkan.

(Mahmud, 2009).

Indikator pengukuran variabel Variasi Mengajar dengan

menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dikembangkan oleh

‘Ibadi (2009), sebagai berikut :

a. Variasi dalam mengajar.

b. Variasi dalam menggunakan media belajar.

c. Variasi dalam bahan pengajaran.

(48)

3.2.2 Pengukuran Variabel

1. Pengukuran Variabel yang digunakan untuk Kepuasan Mahasiswa

sebagai variabel terikat (Y) adalah ukuran interval, yaitu suatu

pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat

ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada

pengukuran dinamakan data interval. Sedangkan skala pengukuran yang

digunakan dalam mengukur variabel-variabel ini adalah skala Semantic

Deferential, yaitu untuk mengukur objek yang bersifat psikologikal,

sosial, maupun fisik. Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum

dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban

sangat negatif terletak di sebelah kiri atau sebaliknya (Sumarsono,

2004:25).

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Puas Kurang Puas Sangat Puas

Jawaban yang bernilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak puas

dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban 4-5 berarti kurang puas,

dan jawaban 6-7 berarti sangat puas.

2. Pengukuran Variabel yang digunakan untuk mengukur variabel bebas

(X) adalah ukuran interval, yaitu suatu pemberian angka kepada set dari

objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu

(49)

interval. Sedangkan skala pengukuran yang digunakan dalam mengukur

variabel-variabel ini adalah skala Semantic Deferential, yaitu untuk

mengukur objek yang bersifat psikologikal, sosial, maupun fisik. Skala

ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat

positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di

sebelah kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2004:25).

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Kurang Setuju Sangat Setuju

Jawaban yang bernilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju

dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban 4-5 berarti kurang setuju,

dan jawaban 6-7 berarti sangat setuju.

3.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang diadopsi

dari ilmu alam yang menekankan pada kombinasi antara logika deduktif

dan penggunaan alat-alat kuantitatif dalam menginterpretasikansuatu

(50)

3.4 Teknik Penentuan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki

ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau

obyeklain (Sumarsono, 2004:44). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi UPN”Veteran” Jawa

Timur angkatan tahun 2010 karena mahasiswa semester VII telah

mengetahui kompetensi masing-masing dosen, proses pembelajaran, dan

variasi mengajar dalam kelas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi Akademik

Fakultas Ekonomi (Admik FE), jumlah populasi mahasiswa akuntansi

angkatan tahun 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur adalah 189 mahasiswa.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau

karakteristik sama (Sumarsono, 2004:44). Pengambilan sampel

menggunakan metode Simple Random Sampling, yaitu teknik penarikan

sampel di mana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

(51)

(banyaknya) sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip

oleh Rakhmat (1998:82) dalam Riduwan (2004:65) sebagai berikut :

=

. + 1

= 189

189. ( 10%) + 1

= 189

1,89 + 1

= 189

2,89

= 65,398

= 65 mahasiswa

Keterangan :

N = Populasi

n = Sampel

d2 = Presisi yang ditetapkan (10%) (Riduwan 2004:65)

Adapun teknik pemilihan sampel menggunakan teknik convenience

yaitu teknik memilih tanpa mempunyai pertimbangan lain kecuali

kemudahan, karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia

(52)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 J enis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di tempat yang

menjadi objek peneliti dan diolah sendiri dalam melakukan analisis. Data

primer ini berupa hasil jawaban responden atau kuisioner.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data

dalam penelitian ini adalah responden yaitu mahasiswa Strata Satu (S1)

program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010

yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah.

3.5.3 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu meliputi :

1. Study Lapangan, meliputi :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif

(53)

yang mengisi kuisioner adalah para mahasiswa Strata Satu (S1)

Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun

2010 yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah.

b. Observasi

Mengemukakan hal-hal yang diobservasi dengan kata lain langsung

mendatangi obyek penelitian.

2. Study Kepustakaan

Yaitu mempelajari dan memahami buku literatur atau sumber lain yang

ada di perpustakaan.

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas

3.6.1.1 Uji Validitas Data

Menurut Sumarsono (2004:31) Uji validitas dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang

diinginkan. Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir

pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor

(54)

pertanyaan signifikan, maka dapat dikatahkan bahwa alat pengukur

tersebut mempunyai validitas. Dan kriteria pegujian sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% berarti pertanyaannya

valid.

b. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% berarti peryantaan tidak

valid.

3.6.1.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sumarsono (2004:34),uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek

dan alat pengukur yang sama.

Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006:46), pengukuran

reliabilitas menggunakan nilai Cronbach Alpha yaitu suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliebel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.

3.6.1.3 Uji Nor malitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang

diperoleh sudah mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mmengetahui

(55)

berbagai metode, di antaranya metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono,

2006:40).

Menurut Sumarsono (2004:43), pedoman dalam mengambil

keputusan apakah sebuah distribusi dapat mengikuti distribusi normal

adalah :

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka

distrbusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka

distribusi adalah normal.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE

(Best,Linier,Unbiased,Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui

uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka

harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi,

yaitu :

1. Tidak boleh ada multikoloniaritas

2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

(56)

Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut dilanggarmaka

persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga

pengambilan keputusan melalui uji t menjadi bias (Gujarati, 1995:153).

Menurut Sumodiningrat (2002: 115) sifat blue dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan uji signifikan baku

terhadap α dan ß.

2. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran.

3. Unbiased : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter

diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter

sebenarnya.

4. Estimate : e diharapkan sekecil mungkin..

Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas

atau regresi bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator) artinya

koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias

atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti:

A. Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

(57)

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas

yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).

VIF dapat dihitung dengan rumus :

= 1

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih

yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

tolerance yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF <

10, maka tidak terjadi multikolineritas (Ghozali, 2002:57) dalam

Liandari (2010).

B. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara

menghitung korelasi rank sperman antara residual dengan seluruh

variabel.

Menurut Gujarati (1995: 188) rumus rank spearman adalah :

r s = 1 – 6 Σ di

(58)

Keterangan :

di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i

N = Banyaknya data

Menurut Gujarati (1995:177), mendeteksi adanya heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut :

a. Nilai probabilitas > 0.05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

b. Nilai probabilitas < 0.05 berarti terdapat heteroskedastisitas.

C. Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dengan

demikian penelitian ini tidak melakukan uji autokolerasi.

3.6.3 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier

Berganda. Dikarenakan dalam analisis pemilihan regresi linier berganda

dapat menerangkan ketergantungan satu variabel terikat (Y) yaitu

Kepuasan Mahasiswa dengan satu atau lebih variabel bebas (X), yang

meliputi tiga variabel bebas yaitu Kompetensi Dosen, Proses

Pembelajaran, dan Variasi Mengajar. Rumus Analisis Regresi Linier

(59)

Y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e

Keterangan :

Y = Kepuasan Mahasiswa

X1 = Kompetensi Dosen

X2 = Proses Pembelajaran

X3 = Variasi Mengajar

ß0 = Intersep (konstanta)

ß1, ß2, ß3 = Koefisien regresi

e = Residual atau kesalahan pengganggu

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi

yang dihasilkan dan untuk mengetahui variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah tersebut :

1. H0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0 (Model Regresi tidak cocok)

H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 (Model Regresi cocok)

(60)

3. Ketentuan pengujian sebagai berikut :

a. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.

b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.

3.6.4.2 Uji Parsial (Uji T)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh

masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat

(Widarjono,2005:58).

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

1. Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0

Artinya secara parsial varibel bebas tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Hi : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 0

Artinya secara parsial varibel bebas ada pengaruh terhadap variabel

terikat.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 atau 5%.

(61)

a. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.

b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskr ipsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan tanggapan responden terhadap masing-masing variabel

penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, diketahui

bahwa variabel bebas (X) yang digunakan adalah Kompetensi Dosen,

Proses Pembelajaran, dan Variasi Mengajar. Sedangkan variabel terikat

(Y) yang digunakan adalah Kepuasan Mahasiswa. Adapun hasil analisa

(63)

a. Deskr ipsi Variabel Kompetensi Dosen (X1)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Kompetensi

Dosen dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 : Deskripsi Variabel Kompetensi Dosen (X1)

Item Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Total

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa :

1. Untuk indikator “Kompetensi bidang studi“ sebagian besar

responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 25 mahasiswa atau

sebesar 38.5%.

2. Untuk indikator “Kompetensi pemahaman tentang peserta didik”

sebagian besar responden menjawab Kurang Setuju dengan jumlah 21

(64)

3. Untuk indikator “Kompetensi penguasaan pembelajaran yang

mendidik” sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju dengan

jumlah 33 mahasiswa atau sebesar 50.8%.

4. Untuk indikator “Kompetensi pengembangan kepribadian dan

keprofesionalan” sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju

dengan jumlah 24 mahasiswa atau 36.9%.

b. Deskr psi Variabel Pr oses Pembelajar an (X2)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Proses

Pembelajaran dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Proses Pembelajaran (X2)

Item Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Total

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa :

1. Untuk indikator “Rencana pembelajaran” sebagian besar responden

menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 27 mahasiswa atau sebesar

(65)

2. Untuk indikator “Kualitas mengajar dosen” sebagian besar

responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 26 mahasiswa

atau sebesar 40.0%.

3. Untuk indikator “Kualitas belajar mahasiswa” sebagian besar

responden menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 27 mahasiswa

atau sebesar 41.5%.

4. Untuk indikator “Penilaian dan keberhasilan mahasiswa” sebagian

besar mahasiswa menjawab Sangat Setuju dengan jumlah 33

mahasiswa atau sebesar 50.8%.

c. Deskr ipsi Variabel Variasi Mengajar (X3)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Variasi

Mengajar dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 : Deskripsi Variabel Variasi Mengajar (X3)

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Survey Pendahuluan
Tabel 1.2 Daftar IPK Mahasiswa Angkatan Tahun 2010
Tabel 2.1 : Matriks Ikhtisar Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Penelitian Tindakan Kelas (Untuk. Meningkatkan Guru

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi yang berjudul ” ANALISIS

Alasan penggunaan metode Tobit dalam penelitian ini karena data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang censured, yaitu nilai dari variabel tidak bebas,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita yang

T~uan penelitian ini adalah untuk meoguji perbedaan kemampuan sosial anak-anak sekolah dasar ditinjau dari persepsi anak terbadap pola disiplin orangtua. Subjek:

kas bebas yang dimiliki perusahaan maka hutang akan semakin tinggi. Secara empiris, hipotesis

Pada tahun 2008 dengan adanya kepemimpinan baru di pemerintahan, maka pemerintah melalui Departemen Pertanian mencanangkan program jangka menengah yang diberi nama

Arfandiyah (2013) mengatakan bahwa dari 34 remaja yang berusia 15-18 tahun secara psikologis mengalami masalah emosi diantaranya yakni kesepian akibat perceraian yang