• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam

Program Penguatan Pendidikan Karakter

Siswa SMKN 2 Metro

Disusun Oleh :

Nama : Dr. Armina, M.Pd. NIP : 197502272005012005 Unit Kerja : SMK Negeri 2 Metro

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG

(2)

OPTIMALISASI TRI PUSAT PENDIDIKAN DALAM PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

SISWA SMK NEGERI 2 METRO (Sebuah Ide/Gagasan)

ABSTRAK Oleh

Dr. Armina, M.Pd.*)

Kata Kunci : Tri Pusat Pendidikan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Siswa SMK Negeri 2 Metro. Tulisan ini merupakan sebuah ide atau gagasan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam dunia pendidikan terutama optimalisasi Tri Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di lingkungan sekolah. Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman nyata di SMKN 2 Metro. Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro Lampung dilaksanakan dengan kegiatan yang meliputi (1) rapat komite “Plus”; (2) masjid sebagai laboratorium moral; (3) masyarakat sebagai stake holder antara lain praktik kerja industri sebagai partisipasi aktif masyarakat DU/DI dan kerjasama sekolah dengan masyarakat boarding house. Meskipun belum diteliti secara mendalam, pendidikan karakter yang sudah dilakukan dengan melibatkan sekolah, keluarga, masyarakat, dan industri menunjukkan hasil yang memuaskan dengan beberapa indikator sebagai berikut: (1) meningkatnya mutu lulusan yang memiliki sikap dan etos kerja serta pengetahuan yang dapat diandalkan, (2) tingkat kepercayaan orang tua yang tinggi terhadap produk layanan sekolah karena sikap anaknya yang semakin membaik, (3) tingkat kepercayaan industri berbanding lurus dengan peningkatan kerjasama karena mutu lulusan yang memilik etos kerja yang baik, (4) meningkatnya peran serta masyarakat sekitar sekolah untuk terciptanya lingkungan pendidikan yang baik. Akhirnya, pengalaman tersebut diharapkan mampu menjawab pertanyaan tentang kegiatan apa yang dilakukan untuk mengoptimalkan Tri Pusat Pendidikan sehingga menjadi penguatan pendidikan karakter siswa SMK Negeri 2 Metro dan bagaimana dampak optimalisasi Tri Pusat Pendidikan pada program PPK di SMK Negeri 2 Metro.

*) Kepala SMKN 2 Metro_Lampung

I. PENDAHULUAN

Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tri Pusat Pendidikan dipopulerkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan

(3)

yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda. Menurut UU No 20 tahun 2003 Tri Pusat Pendidikan meliputi pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarkat.

Kita mengetahui bahwa pendidikan yang berkembang di rumah (keluarga) termasuk pada pendidikan informal. Pendidikan yang berkembang di sekolah termasuk pada pendidikan formal. Guru, keluarga, dan masyarakat mempunyai peran penting dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pengembangan Karakter, Arie Budhiman (2017) mengatakan, guru, keluarga, dan masyarakat yang sering disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan, harus saling bekerja sama dalam menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 , menguraikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tri pusat pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam membentuk karakter anak yang dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai karakter secara konsisten, baik ketika anak berada dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Dengan adanya konsistensi tersebut, karakter yang diharapkan dapat tertanam dengan baik sehingga terbentuk karakter yang baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai karakter kepada anak yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran pada anak yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai karakter yang baik. (Pandani, 2013).

Program PPK mempunyai peran penting untuk membentuk generasi muda yang tangguh, cerdas dan berkarakter. Dalam mencapai tujuan tersebut bukan hanya guru yang menjadi ujung tombak untuk mewujudkan tujuan dari Program PPK, tetapi keluarga dan masyarakat ikut serta dalam mewujudkan tujuan tersebut. Tidak bisa jika hanya salah satu yang berperan, karena semua saling berpengaruh. Tri pusat pendidikan tersebut harus sejalan dan senantiasa beriringan dalam melaksanakan proses

(4)

pendidikan. Dengan kata lain, visi dan misi ketiganya harus sama, atau setidaknya dapat diselaraskan dan disinergikan sehingga satu sama lain dapat saling mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan masing-masing. Dengan adanya kesinergian, maka komunikasi yang terjalin pun menjadi lancar.

Dari ketiga unsur tadi, tentunya yang mudah dilakukan dalam proses komunikasi adalah rumah (keluarga) dengan sekolah (guru). Terlebih lagi pada saat sekarang, sudah banyak media dan sarana yang memfasilitasi hubungan/komunikasi antara guru dan orang tua, sehingga dapat terjalin dengan mudah. Namun, untuk komunikasi dengan masyarakat dan lingkungan anak, tentunya tidak semudah komunikasi dengan pihak sekolah. Orang tua harus mengetahui detil tentang pergaulan anak di luar sekolah dan rumah. Yang menjadi pertanyaan adalah (1) Bagaimana optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam program penguatan pendidikan karakter peserta didik di SMK Negeri 2 Metro? dan (2) Apa dampak optimalisasi Tri Pusat pendidikan pada program Penguatan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 2 Metro?

II. PEMBAHASAN

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, SMK Negeri 2 Metro sudah mendesain, mencoba, dan menerapkan kegiatan futuristik yang berorientasi jauh ke depan, kemudian diikuti langkah-langkah strategis dalam pelaksanaannya. Beberapa program yang sudah dilakukan dan dampak kegiatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Rapat Komite ‘Plus’

Rapat Komite merupakan pertemuan orang tua peserta didik dan pihak sekolah yang diwakili oleh manajemen sekolah. Hal ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun pada awal Semester Ganjil sebagai ajang sosialisasi hasil pembelajaran, target program pembelajaran berikutnya, rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran, dan sebagainya. Dalam rapat komite ini tim manajemen SMK Negeri 2 Metro selalu mendesain rapat ini menjadi hal yang berbeda dan luar biasa yaitu dengan melibatkan banyak pihak, seperti (1) siswa dan orang tua siswa, (2) narasumber pendidikan dan (3) perwakilan industri, (4) manajemen sekolah, dan (5) alumni yang sudah sukses sehingga ikut memberi warna positif terhadap hasil keputusan rapat.

(5)

Rapat Komite dengan mengundang siswa didampingi orang tuanya, lalu mendengarkan masukan narasumber pendidikan yang berkompeten (berskala nasional), kemudian dilanjutkan dengan paparan pelaku bisnis dari dunia industri ternyata memberikan pencerahan tersendiri terhadap semua pihak sehingga tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan program rencana kegiatan sekolah.

Hal yang sangat sensitif dalam rapat adalah ketika pembahasan masalah sumbangan pendidikan. Jargon ‘sekolah gratis’ propaganda pemerintah pusat dan Daerah sangat melekat di kepala para orang tua/wali siswa sehingga mereka beranggapan semua dapat terpenuhi dengan mengandalkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) saja. Kenyataannya tidak semua kebutuhan di SMK Negeri 2 Metro dapat dianggarkan menggunakan dana BOS. Dibutuhkan sumber dana lainnya berupa sumbangan pendidikan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Pada hampir semua rapat komite yang dilakukan di SMK Negeri 2 Metro, tidak dilaporkan adanya ‘deadlock’ pada diskusi yang dilakukan. Semua menjadi jelas, terang benderang, dan dapat diterima logika ketika penggunaan dana pemerintah (BOS) dipaparkan secara bijaksana, diikuti dengan bukti nyata pengembangan fisk dan nonfisik yang dilakukan dengan memaparkan RKAS, penguatan dari dunia industri tentang mutu lulusan, dan ‘motivasi pendidikan’ dari narasumber yang terpercaya. Selain itu, para orang tua/wali siswa tidak merasa ‘membeli kucing dalam karung’ ketika mereka juga mendapatkan informasi yang jelas tentang visi, misi, tujuan, dan program sekolah. Hal ini akan berdampak pada ‘keikhlasan’ mereka dalam memberikan kontribusi positifnya demi pendidikan anak-anaknya. Sekolah juga mengetahui arah kebijakan dan kebutuhan industri sehingga menjadi bahan dalam menentukan muatan pendidikan. Inilah ‘sinkronisasi’ Tri Pusat Pendidikan yang didesain secara detail dalam Rapat Komite ‘Plus’ di SMK Negeri 2 Metro.

Adapun dampak dari kegiatan optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam PPK siswa SMK Negeri 2 Metro melalui Rapat Komite Plus ini adalah orang tua/wali siswa, selain mengetahui tentang program sekolah bagi putra-putrinya, juga mendapatkan pencerahan tentang kebijakan pendidikan, motivasi mendidik anak, dan spesifikasi kebutuhan lulusan sehingga akan berguna dalam mengarahkan pendidikan putra

(6)

putrinya. Dampak lain yang dirasakan adalah persamaan visi antara orang tua/wali siswa, sekolah, dan masyarakat pengguna lulusan sehingga arah kebijakan pendidikan lebih fokus.

2. Masjid sebagai Laboratorium Moral

SMK Negeri 2 Metro bukan sekolah berbasis agama, namun pendidikan agama dipraktikkan secara nyata dan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Masjid Nurul Ihsan digunakan untuk umum dan dibangun di lingkungan SMK Negeri 2 Metro dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat sekitar sekolah. Tidak hanya dalam penggalangan dana pada proses pembangunannya, masyarakat sekitar sekolah juga terlibat aktif dalam organisasi kepengurusan masjid, berkolaborasi dengan guru dan siswa SMK Negeri 2 Metro.

Jam ke “nol” pada pukul 06.30 – 07.15 WIB merupakan kegiatan rutin setiap hari yaitu para siswa yang beragama Islam mendapatkan bimbingan rohani dan kajian agama dengan melibatkan guru dan ulama (masyarakat) di luar sekolah. Demikian juga dengan siswa yang beragama non-muslim juga diberikan pembelajaran di ruang yang sudah ditentukan dibimbing oleh guru agama masing-masing dalam durasi waktu yang sama. Tidak ada diskriminasi dan perbedaan dalam kehidupan beragama di SMK Negeri 2 Metro. Kegiatan sholat Dzuhur dan Ashar secara berjamaah di masjid adalah keharusan yang dilakukan siswa Muslim. Kegiatan ini melibatkan guru agama, wali kelas, guru Bimbingan Konseling, dan Tim Manajemen SMK Negeri 2 Metro sebagai pendamping.

Peran masyarakat sekitar dalam pengkondisian siswa juga menunjukkan sinergisitas yang perlu dipelihara. Masyarakat ternyata juga ikut mengawasi dan memberi masukan pada praktik pembelajaran beragama di sekolah. Dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kewajiban agamanya, penurunan tingkat kenakalan siswa, munculnya budaya antri, kesadaran akan pentingnya menjalankan kewajiban sebagai makhluk Tuhan, semangat dalam hal beribadah secara berjamaah, dan sebagainya.

3. Masyarakat sebagai stake holder

a. Praktik Kerja Industri Sebagai Partisipasi Aktif Masyarakat Industri (Dunia Kerja dan Industri)

(7)

Pada praktik kerja industri (Prakerin) sekolah bukan hanya sekadar mengirimkan siswa ke industri untuk tujuan magang, namun juga sarana sinkronisasi kurikulum sekolah sehingga menjawab kebutuhan spesifikasi tenaga kerja dan keterampilan yang harus dikuasai lulusan SMK Negeri 2 Metro. Kegiatan selanjutnya dapat diteruskan manjadi ‘magang guru dan teknisi sekolah’ di industri, bursa kerja industri di sekolah, sinkronisasi ‘muatan lokal’ berbasis kebutuhan industri, industri sebagai assessor uji kompetensi siswa, dan lain sebagainya.

Dampak yang dirasakan adalah peningkatan skill dan pengalaman siswa, guru dan teknisi sekolah karena praktik nyata di industri yang relevan dengan program keahlian, sedangkan industri memperoleh lulusan dengan spesifikasi yang diharapkan. Kedisiplinan, kreativitas dan memiliki mental wirausaha adalah dampak psikis yang diperoleh dari program ini.

b. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat ‘Boarding House’

Mayoritas siswa SMK Negeri 2 Metro berasal dari luar daerah. Tentu saja mereka membutuhkan sarana pendukung pendidikan seperti kamar kos, warung makan, dan ‘loundry’. Atau kebutuhan lainnnya seperti keberadaan warung fotokopi, warung peralatan tulis, warung internet, dan sebagainya. Di sinilah diharapkan peran serta masyarakat sekitar sekolah. Keberadaan siswa SMK Negeri 2 Metro ternyata menjadi peluang bisnis tersendiri bagi masyarakat sekitar sekolah sehingga membantu peningkatan ekonomi dan pendapatan mereka. Sekolah akan membantu mengarahkan orang tua dan siswa untuk mencari tempat kos yang kondusif bagi pendidikan dengan syarat pemilik kos harus juga berperan aktif dalam membina para siswa SMK Negeri 2 Metro di luar sekolah di lingkungan kos mereka. Segala hal yang dinilai buruk dan tidak pantas yang dilakukan siswa di luar sekolah juga menjadi kepedulian bersama dan diinformasikan ke sekolah untuk proses pembinaan siswa.

Dampak dari sinergisitas ini adalah adanya kontrol bersama terhadap proses pendidikan sikap dan etika siswa baik di dalam maupun di luar tembok sekolah. Selanjutnya dapat dibuat kesepakatan bersama antara sekolah dan masyarakat ‘boarding

house’ sehingga lebih menjamin keterlaksanaan implementasi Tri Pusat Pendidikan

(8)

III. PENUTUP 3.1 Simpulan

Membangun karakter merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan yang disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Sinergisitas dan kolaborasi Tri Pusat Pendidikan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Metro sudah dilaksanakan dan memiliki dampak yang cukup baik untuk semua pihak. Ternyata hal-hal yang tampaknya menjadi rutinitas kegiatan pendidikan di sekolah dapat didesain sedemikian rupa sehingga menjadi lebih ‘bermakna’ karena mengundang partisipasi orang tua, masyarakat sekitar dan masyarakat industri dalam proses pendidikan anak bangsa. Hal yang sudah dilakukan adalah : (1) Rapat Komite Plus, (2) Masjid sebagai laboraturium Moral, (3) Praktik Kerja Sebagai Partisipasi Aktif Masyarakat Industri, serta Kerjasama Sekolah dan Masyarakat ‘Boarding House’.

Dampak positif dalam perubahan perilaku yang lebih baik tumbuh dan berkembang pada peserta didik karena optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Metro, seperti (1) etos dan budaya kerja peserta didik yang baik, (2) kedisiplinan, kreativitas dan mental wirausaha peserta didik yang semakin tumbuh, (3) meningkatnya peran serta aktif masyarakat industri dalam peningkatan keterampilan dan etos kerja peserta didik, dan (4) meningkatnya partisipasi aktif dan kerjasama orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar sekolah dalam pembinaan sikap dan ahlak peserta didik. Fungsi dan peran Tri Pusat Pendidikan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkarakter.

3.2 Saran a. Bagi Sekolah

Sekolah sebagai bagian dari Tri Pusat Pendidikan, maka dapat disarankan kepada pihak sekolah antara lain :

1. Membuka akses komunikasi yang rutin dengan orang tua/wali siswa dengan menciptakan momen-momen penting yang melibatkan siswa, orang tua/wali

(9)

siswa, masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah dan manajemen sekolah.

2. Momen penting pertemuan pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa, masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah harus didesain dengan baik sehingga menumbuhkan kesadaran dan pengertian bersama akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik

b.Bagi Orang Tua

Adapun saran untuk orang tua/wali siswa sebagai bagian dari Tri Pusat Pendidikan yaitu:

1. Membuka diri terhadap komunikasi yang diberikan pihak sekolah sehingga keberadaan orang tua/wali siswa karena undangan sekolah tidak dianggap negatif karena umumnya hanya untuk penyelesaian administrasi atau penyelesaian kesalahan siswa saja.

2. Membuka akses terhadap perkembangan informasi pendidikan dan peranan orang tua dalam menyukseskan proses pendidikan peserta didik.

c. Bagi Masyarakat Industri dan Masyarakat Sekitar Sekolah

Saran untuk masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah antara lain : 1. Masyarakat industri harus membuka diri seluas-luasnya bahwa mereka juga ikut

bertanggung jawab terhadap upaya pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dengan cara pembimbingan siswa dalam Praktik Kerja Industri.

2. Masyarakat industri dalam pembimbingan siswa praktik seyogyanya bukan hanya sekedar memanfaatkan tenaga siswa saja, namun juga pembimbingan skill dan sikap etos kerja yang baik.

3. Masyarakat sekitar sekolah harus membuka diri dan berkolaborasi dengan sekolah dalam upaya menjaga proses pendidikan karakter dan mendukung program-program pendidikan yang dilakukan sekolah dengan tetap memberikan kontrol terhadap siswa yang ada di sekitar mereka.

(10)

Daftar Pustaka

DEPDIKNAS. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta

Pandani. 2013. Pengertian Karakter. Pustakapandani.web.id/2013/03.html. on line. diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/08/tri-pusat-pendidikan-guru-keluarga-dan-masyarakat. diakses pada tanggal 2 November 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Rancang Bangun Simulator Permainan Edukasi sebagai Media Pembelajaran untuk Permasalahan Penataan Kontainer” adalah karya terbesar yang

Seperti bunyi pesan diatas, sosialisasi PLN Bersih yang disampaikan melalui Call Back dimaksudkan untuk menghimbau kepada pelanggan PLN DJBB untuk tidak memberikan tip

Rancangan Aktivitas Perkuliahan (RAP), Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Materi Ajar Perkuliahan (MAP) Mata Kuliah Bahasa Inggris PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

23 Tahun 2011 Kantor Pajak Patama merujuk pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang perubahan peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011

Jenis data pada penelitian ini berupa; (a) proses penamaan atau pembuatan brand lembaga zakat, (b) cara yang dilakukan oleh lembaga zakat dalam sosialisasi

0,1 M dapat dilihat pada Gambar IV.8 yang menunjukkan bahwa partikel perak yang dihasilkan lebih baik dari hasil nanopartikel dengan konsentrasi prekursor 0.125

anggota komunitas melalui perasaan memiliki dalam kelompok dan adanya perasaan berbeda terhadap mereka yang bukan anggota, shared rituals and traditionsmerupakan saling berbagi

Walaupun prosesnya melalui penunjukan atau pencalonan, akan tetapi proses itu sendiri terjadi setelah adanya musyawarah (konsultasi informal) yang dilakukan oleh Abu Bakar