IDS memfasilitasi hubungan antara sumber-sumber informasi yang penting,
dan memungkinkan orang untuk menemukan dan mengaksesnya – seperti
infrastruktur jalan yang menghubungkan lokasi penting.
IDS adalah teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya manusia yang
diperlukan untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan
dan meningkatkan kegunaan data geospasial. Pada dasarnya, sebuah IDS
adalah kerangka untuk mendukung penggunaan informasi geospasial.
Ada banyak daerah di mana dengan IDS bisa mendapatkan keuntungan,
seperti: Selandia Baru, termasuk potensi untuk membuat keuntungan
ekonomi yang signifikan.
Informasi geospasial yang secara luas digunakan di Selandia Baru
memberikan kontribusi lebih dari $ 1.200.000.000 per tahun bagi
perekonomian dan lebih baik pengambilan keputusan.
Menghapus hambatan kunci untuk menghubungkan informasi ini bisa
menambahkan lebih lanjut $ 500 juta dolar setahun untuk manfaat
produktivitas dan menghasilkan tambahan $ 100 juta dalam pendapatan
pemerintah.
1. Tujuan utama dari SDI adalah untuk memaksimalkan penggunaan
informasi spasial. Hal ini memerlukan akses untuk aset informasi
geografis yang dimiliki oleh berbagai pemangku kepentingan baik di sektor
publik dan swasta.
2. IDS tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan terkoordinasi pada bagian dari
pemerintah dan lembaga mitra
3. IDS harus didorong oleh pengguna. Tujuan utama mereka adalah untuk
mendukung pengambilan keputusan untuk berbagai tujuan.
4. Pelaksanaan IDS melibatkan berbagai kegiatan. Ini termasuk tidak hanya
hal-hal teknis seperti data, teknologi, standar, dan mekanisme pengiriman,
tetapi juga hal-hal kelembagaan berhubungan dengan tanggung jawab
organisasi dan keseluruhan kebijakan informasi nasional, serta
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ketersediaan sumber daya
keuangan dan manusia yang diperlukan untuk tugas ini.
1. How easy the information is to access,
2. The quality of the information available, and
3. The tools you have available to create
information “products” to support your
decisions.
you, your clients, and your partners need to be able to
access and use information.
Needs
: Kebutuhan data spatial sangat penting dalam
perencanaan pembangunan pada hampir semua sektor.
Tidak hanya lembaga seperti Bappeda, PU atau BPN, tetapi
sektor-sektor lainpun sudah mulai menggunakan data
spasial.
Efficiency
: Ada banyak pihak baik lembaga pemerintah maupun
non pemerintah yang melakukan kegiatan pengadaan data
spatial, penggunaan dan distribusi data spasial secara
terpisah.
Transparency
: Data spatial kebanyakan merupakan data-data
yang wajib di shared ke publik sebagai bagian dari
transparansi. Diperlukan mekanisme, protokol dan aturan
untuk mengatur proses ini agar data tersebut bisa diakses
secara baik dan benar.
• Untuk mengoptimalkan peran data dalam menunjang
kegiatan-kegiatan pembangunan,
• Mengurangi adanya duplikasi dari berbagai pihak,
• Membuat data geografi bisa lebih diakses oleh masyarakat luas
dengan menggunakan standar,
• Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya terkait data spasial,
• Memberikan nilai tambah penggunaan data jika menggabungkan
dari berbagai sumber dengan melalui kerjasama berbagai pihak
baik pemerintah, swasta dan pendidikan dengan cara
NO PERAN/TUJUAN/MANFAAT IDS PERAN/MANFAAT DATA SPASIAL
1 Menjamin kepastian keberadaan data Mendukung pengambilan keputusan untuk pembangunan nasional
2 Terjadinya Kemudahan akses a. Perencanaan tata ruang 3 Terdapatnya Data integrasi b. Respon cepat bencana 4 Mengurangi duplikasi data dan kegiatan --- efisiensi c. Peningkatan investasi 5 Menjamin kualitas data d. Pertumbuhan ekonomi 6 Pemaksimalan pemanfaatan data spasial e. Pertahanan nasional
f. dll
Apakah ini menjadi tujuan kita bersama ? Apakah kita memerlukan ini semua ? Apakah ini semua memerlukan komitmen bersama untuk menjalankan ?
NO PERAN IDS MENGAPA dan BAGAIMANA
1 Menjamin kepastian keberadaan
data
Keberadaan data tersebar, pembangunan
metadata, kustodianship/walidata, pembangunan aplikasi pencarian data
2 Kemudahan akses Menggunakan jaringan berbasis elektronik (HW,
SW, Jaringan)
3 Data integrasi Interoperabilitas data spasial (technical aspect),
Keterpaduan kebijakan, peraturan, penguatan institusi
4 Mengurangi duplikasi data dan
kegiatan --- efisiensi
Koordinasi, perencanaan, pertukaran data
5 Menjamin kualitas data Mengacu pada standar yg sama
6 Pemaksimalan pemanfaatan data
spasial
Datasharing, menggunakan data dari berbagai sumber, meningkatkan fungsi data spasial,
1. Maximizing use. Ready access to government data will encourage more extensive
use of a valuable public resource for the benefit of the community.
2. Avoiding duplication . By sharing data the need for separate bodies to collect the
same data will be avoided resulting in significant cost savings in data collection and maintenance.
3. Maximized integration. By adopting common standards for the collection and
transfer of data more integration of individual and often disparate databases is possible.
4. Custodianship. The identification of custodians for the principal data sets enable
users to identify those responsible for implementing prioritized data collection programs and for developing data standards.
5. Better decision-making . Ready access to existing spatial data is essential for many
decision making tasks such as protecting the environment, development planning, managing assets, improving living conditions, and national security. Improving ability for local, national, regional, and global decision making on issues of environmental, economic, and social importance.
6. Equity of access . A more open data transfer policy ensures better access by the
whole community.
7. Communications. Communications on many levels – even program goals, objectives
and results are enhanced.
8. Partnership and new business process opportunities. www.skeinc.com
Diperlukan
pembenahan data spasial
secara menyeluruh
ini dikenal sebagai pembangunan dan pengembangan
Infrastruktur Data Spasial (IDS).
Instansi-5 Instansi-4 Instansi-6 Organisasi-8 Instansi-2 Instansi-1 Instansi-7 Instansi-3 Infrastruktur Data Spasial (IDS) Instansi-7 Instansi-5 Instansi-4 Instansi-6 Instamsi-1 Instansi-3 Organisasi-8 Instansi-2
• Perlu dilakukan standarisasi data spasial yang selanjutnya menjadi acuan oleh
seluruh pihak yang terkait dalam rangka implementasi IDSD, shg. Dihasilkan
data yang berkualitas.
• Perlu dilakukan percepatan penyediaan peta dasar / Single Base Map untuk
seluruh wilayah yang sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan.
• Perlu dikembangkan capacity building IDS, khususnya kesiapan sumber daya
manusia yang handal, baik kualitas maupun kuantitas, dalam penyediaan,
pengelolaan, pendistribusian/ penyebarluasan dan pelaksanaan data sharing,
serta penguasaan teknologi dalam rangka implementasi IDS. Didorong
dibentuknya unit khusus dalam pengolahan data spasial di dalam Bappeda.
• Mendorong adanya rencana anggaran rutin dalam kegiatan pengelolaan data
spasial.
• Perlu optimalisasi dalam implementasi perangkat lunak yang interoperabilitas
dalam rangka data sharing. Untuk itu, Sistem Informasi Geografis berbasis
DTM
GEOSPASIAL INFORMATION:
MANY-LAYERS, MANY ACTORS
HIDROGRAFI CITRA BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN TOPONIMI
PELUANG:
Penyediaan data, akses dan
pemanfaatan yang terpercaya,
up-to-date dan akurat untuk
mendukung proses pengambilan
keputusan.
Menimbulkan implikasi positif
pada kualitas pengambilan
keputusan yang berakibat pada
meningkatnya kualitas tindakan
yg diambil.
• Banyak Produsen dan Publikasi • Interkoneksi • Interoperable • Integratif • Dinamis Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific
diperlukan : • Geographic Framework • Kolaborasi • Pembagian informasi • Interoperability • Teknologi
Kondisi saat ini:
Pulau-pulau INFORMASI GEOSPASIAL
Kementerian B Kementerian A LPNK D Provinsi C Badan E Kabupaten F Kota G
Instansi menyelenggarakan beragam data geospasial untuk tujuan masing-masing menciptakan:
pulau-pulau informasi
duplikasi alokasi sumberdaya
Berbagi Pakai Informasi Geospasial
19
Menghindari duplikasi;
Wali data bertanggung jawab thd kualitas dan update data;
Shared Data = Shared Challenges;
Interoperabilitas melaluiWeb Service(WMS, WFS, WCS, etc.).
Ina-SDI Network
• Open data
• Partisipasi pengguna
• Perlu kerjasama antar stakeholder dalam membuat dan menyusun sistem
[1] Berbasis web
• Gratis
• Kode dapat diakses dan diubah • Distribusi software secara bebas • Dapat digunakan untuk apapun • Tidak ada ketergantungan
• Tetapi: tidak ada jaminan bahwa software akan dikembangkan
[2]Software free & open source:
[3]Interoperability
• Kemampuan akses data dalam format dan lokasi yang berbeda • Standar pertukaran data spasial yang dikeluarkan oleh OGC (Open
Geospatial Consortium) : WMS (Web Map Services), WFS, WCS • Format Google Earth : KML/KMZ
http://tanahair.indonesia.go.id/home/
Simpul Jaringan Kota Bontang
Layan service tersebut bisa digunakan untuk pembuatan peta dengan
menggunakan software ArcGIS Desktop, menggunakan layanan
ArcGIS
Online
atau
Ina-Geoportal
, atau menggunakan software GIS lain yang
mendukung service online.
Layanan dari dalam negeri:
1.BNPB (Peta Tematik) http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 2.BNPB (Peta Dasar) http://gisserver.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services 3.Kementerian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services/ 4.Kementerian Pertanian http://203.190.36.46/arcgis/rest/services/
5.LAPAN http://202.43.161.180/arcgis/rest/services/
6.Kementerian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services/ dan http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/
7.Bakosurtanal (BIG) http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services 8.Kementerian Pekerjaan Umum http://sigi.pu.go.id/ArcGIS/rest/services
Layanan dari luar negeri:
1. Pacific Disaster Centre http://ags.pdc.org/ArcGIS/rest/services/ 2. Earth Satellite http://www.earthsat.com/ArcGIS/rest/services/
3. ESRI ArcGIS Online http://server.arcgisonline.com/ArcGIS/rest/services 4. USGS http://rmgsc.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ atau
http://nhss.cr.usgs.gov/arcgis/rest/services/ atau http://isse.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ 5. European Environment Agency
http://discomap.eea.europa.eu/arcgis/rest/services/
6. Watershed Assessment, Tracking & Environmental Result http://watersgeo.epa.gov/ARCGIS/REST/services/
7. Oregon http://navigator.state.or.us/ArcGIS/rest/services
8. Geocommunicator http://www.geocommunicator.gov/ArcGIS/rest/services/
Metode yang digunakan untuk menilai simpul-simpul jaringan tersebut,
yaitu dengan melakukan pemantauan online dan pengiriman panduan
I-SRI (Indonesia-Spatial Data Infrastructure Readiness Index)
kepada semua responden (simpul), serta dalam pemanfaatan
Ina-geoportal. Pemantauan online dilakukan dengan menilai aspek
kartografis, geometris dan berbagi-pakai dalam format, jumlah ataupun
kemudahan akses online. Waktu yang diperlukan untuk penilaian
adalah selama 1 (satu) tahun sebelum penghargaan dilakukan.
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/15-simpul-jaringan-informasi-geospasial-dapatkan-penghargaan-dari-big
"Indonesia-Spatial Data Infrastructure Readiness Index" adalah tingkat kesiapan suatu instansi/ unit kerja / Kementerian/ Lembaga dalam
mengimplementasikan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) di bidang (sektor) masing-masing.
Para nominee Bhumandala Award dalam kategori Pembangunan Simpul Jaringan semua diberikan Piagam Penghargaan, yaitu terdiri dari :
A. Kementerian dan Lembaga
1. Kementerian Kehutanan pada Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan.
2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Pusat Data, Informasi dan Humas (Pusdatinmas).
3. Kementerian Pekerjaan Umum pada Balai Pemetaan Tematik Prasarana Dasar. B. Provinsi
1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
3. Pemerintah Provinsi Jawa Barat C. Kabupaten/Kota
1. Pemerintah Kota Makasar 2. Pemerintah Kabupaten Bantul 3. Pemerintah Kota Samarinda
4. Pemerintah Kabupaten Sumbawa 5. Pemerintah Kota Tangerang
6. Pemerintah Kota Banda Aceh
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/15-simpul-jaringan-informasi-geospasial-dapatkan-penghargaan-dari-big
Selain berdasarkan I-SRI, maka dianugerahkan juga kepada K/L dan Pemda dalam
pembangunan simpul jaringan yang akhir-akhir ini terpantau sudah melakukan penguatan dari berbagai aspek infrastruktur data spasial dalam mengimplementasikan pembangunan simpul jaringannya yaitu dengan kategori Favorit, yaitu:
1. Kementerian Perhubungan pada Pusat Data dan Informasi 2. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
3. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
Dan yang memperoleh nilai tertinggi mendapatkan Bhumandala Award yaitu tingkat Kementerian/Lembaga dianugerahkan kepada Kementerian Kehutanan dan tingkat
Provinsi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Penganugerahan dilaksanakan pada 21 April 2014 pada rangkaian Pekan Geospasial Nasional dalam rangka memperingati Hari Bumi April 2014, di Kantor BIG Cibinong.
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/15-simpul-jaringan-informasi-geospasial-dapatkan-penghargaan-dari-big
Pushumas Kemenhut, Cibinong : Dalam rangka Pekan Geospasial Nasional Tahun 2014 serta memperingati Hari Bumi, 22 April yang mengangkat tema "Selamatkan Bumi dengan Informasi Geospasial" , Badan Informasi Geospasial (BIG)
menganugrahkan kepada Kementerian Kehutanan penghargaan Best Achievement "Indonesia-Spatial Data Infrastructure Readiness Index" Bhumandala Award 2014, Senin (21/4) di Cibinong.
1. konsepsi (conception): kebutuhan untuk IDS diakui dan perencanaan
dimulai;
2. kelahiran (birth): keputusan untuk membangun IDS;
3. bayi (infancy): tahap sangat awal dari IDS ketika model konseptual
sedang dikembangkan;
4. anak (childhood): tahap awal dari IDS dengan implementasi pertama;
5. pubertas (puberty): ketika IDS dapat memberikan pada beberapa
tujuannya;
6. dewasa (adulthood): matang berfungsi diandalkan IDS;
7. usia tua (old age): IDS menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan
kebutuhan yang jelas untuk perbaikan atau perubahan; dan
8. kematian (death): IDS berhenti ada.
Tahapan Perkembangan IDS:
Francis Harvey, Adam Iwaniak, Serena Coetzee, and Antony K Cooper, 2012