• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spo Clinical Pathway

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spo Clinical Pathway"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY No. Dokumen: 37.02.01 No. Revisi: 00 Halaman : 1/1

SPO

Tanggal Terbit : 01 November 2013 Diterbitkan Direktur,

dr. Badrul Munir Jauhari

Definisi Kegiatan menyusun clinical pathway mulai dari pembentukan tim, penentuan topik, penelusuran literatur, focus group discussion sampai tersusun draf clinical pathway yang siap untuk diuji coba.

Tujuan 1. Tersusun clinical pathway untuk setiap topik sehingga dapat diuji coba di unit kerja.

2. Penerapan clinical pathway untuk mengoptimalkan mutu pelayanan klinis dan mengendalikan pembiayaan.

Kebijakan Clinical pathway disusun dan diterapkan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan rumah sakit dan kendali biaya.

Prosedur 1. Tim mutu Rumah Sakit menggalang komitmen dengan manajemen mengenai pentingnya penyusunan dan penerapan clinical pathway.

2. Tim mutu bersama dengan manajemen memberntuk tim inti penyusun clinical pathway.

3. Tim inti penyusun clinical pathway menentukan area klinis dan topik yang akan dibuat clinical pathway berdasarkan pertimbangan high volume, high cost, high risk dan prone problem. Tim inti menyepakati jumlah clinical pathway yang disusun sebanyak lima jenis kasus prioritas selama satu tahun. 4. Tim inti membentuk tim kecil sesuai dengan area klinis dan topik

clinical pathway yang akan disusun.

5. Tim kecil melakukan identifikasi outcome klinis yang diharapkan dan menentukan cara pengukurannya.

6. Tim kecil menentukan alur pelayanan dan menentukan cara pengukurannya.

(2)

penggunaan clinical pathway.

8. Tim kecil mengevaluasi draf clinical pathway berdasarkan masukan dari konsulen ahli dan evaluasi rekam medis. Evaluasi draf clinical pathway menggunakan formulir evaluasiyang terdapat dalam panduan clinical pathway.

9. Tim inti clinical pathway menyusun rencana pelatihan pengisian clinical pathway kepada unit-unit terkait.

10. Tim inti melakukan koordinasi dengan bagian rekam medis dan unit pelaksana untuk uji coba clinical pathway.

Unit Terkait 1. Tim Mutu 2. Komite Medis 3. Komite Keperawatan 4. Manajemen

(3)

UJI COBA CLINICAL PATHWAY No. Dokumen: 37.02.01 No. Revisi: 00 Halaman : 1/1

SPO

Tanggal Terbit : 01 November 2013 Diterbitkan Direktur,

dr. Badrul Munir Jauhari

Definisi Kegiatan uji coba penerapan draft clinical pathway di unit terkait.

Tujuan Tersusun clinical pathway yang dapat diaplikasikan di unit terkait secara optimal.

Kebijakan Clinical pathway disusun dan diterapkan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan rumah sakit dan kendali biaya.

Prosedur 1. Tim inti clinical pathway mengumpulkan draf final dari masing-masing tim kecil penyusun clinical pathway.

2. Tim inti mengidentifikasi unit-unit terkait dengan pelaksanaan clinical pathway, antara lain staf medis fungsional, IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Farmasi, Penunjang Medis.

3. Tim Inti berkoordinasi dengan bagian rekam medis untuk penyimpanan dan distribusi formulir clinical pathway.

4. Tim inti menyepakati rentang waktu uji coba clinical pathway minimal selama tiga bulan.

5. Tim inti mengadakan sosialisasi petunjuk pelaksanaan uji coba penerapan clinical pathway kepada unit-unit terkait, antara lain staf medis fungsional, IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Farmasi, Penunjang Medis.

6. Unit terkait melaksanakan uji coba clinical pathway sesuai dengan petunjuk pelaksanaan.

7. Tim inti mengadakan evaluasi uji coba clinical pathway minimal dengan mengambil 30 sampel rekam medis untuk setiap kasus, atau sebanyak kasus yang didapatkan selama tiga bulan tersebut.

8. Hasil evaluasi digunakan untuk merevisi formulir clinical pathway yang akan diterapkan. Evaluasi paska pelaksanaan

(4)

uji coba menghasilkan formulir final clinical pathway. Unit Terkait 1. Tim Mutu

2. Komite Medis 3. Komite Keperawatan 4. Manajemen

(5)

PENGISIAN FORMULIR CLINICAL PATHWAY No. Dokumen: 37.02.01 No. Revisi: 00 Halaman : 1/1

SPO

Tanggal Terbit : 01 November 2013 Diterbitkan Direktur,

dr. Badrul Munir Jauhari

Definisi Kegiatan pengisian formulir clinical pathway oleh petugas yang berwewenang.

Tujuan Pelaksanaan clinical pathway secara optimal di unit terkait sehingga tercapai kendali mutu dan kendali biaya.

Kebijakan Clinical pathway disusun dan diterapkan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan rumah sakit dan kendali biaya.

Prosedur 1. Di setiap formulir clinical pathway terdapat petunjuk pengisian formulir.

2. Setiap kolom dalam formulir clinical pathway diisi oleh petugas yang melakukan tindakan atau pelayanan.

3. Untuk setiap tindakan atau pelayanan yang telah dilakukan, petugas memberi tanda centang pada kotak.

4. Untuk setiap tindakan atau pelayanan yang seharusnya dilakukan tetapi tidak dikerjakan, maka petugas tidak memberi tanda centang pada kotak dan mengisi pada kolom variasi disertai dengan tanggal/ waktu dan alasan.

5. Untuk setiap tindakan atau pelayanan yang dilakukan tetapi tidak terdapat kotak dalam kolom clinical pathway maka ditulis di kolom variasi disertai dengan tanggal/ waktu dan alasan.

6. Cara mengisi header :

(6)

b. Kolom identitas diisi sesuai dengan identitas pasien.

c. Kolom catatan khusus diisi riwayat pasien penting mempengaruhi terapi, misalnya alergi.

7. Cara mengisi footer :

a. Footer diisi oleh bagian rekam medis (coder)

b. Kolom tanggal masuk, tanggal keluar, diagnosa utama, diagnosa penyerta, tindakan utama, kode ICD 10 dan kode ICD 9 diisi sesuai dengan kondisi pasien.

c. Verifikator mengisi tanda tangan jika pengisian clinical pathway telah diverifikasi.

8. Clinical pathway ini hanya digunakan sebagai pedoman, segala keputusan klinis dikembalikan sepenuhnya kepada klinisi sesuai dengan kondisi pasien.

Unit Terkait 1. Tim Mutu 2. Komite Medis 3. Komite Keperawatan 4. Manajemen

(7)

IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY No. Dokumen: 37.02.01 No. Revisi: 00 Halaman : 1/1

SPO

Tanggal Terbit : 01 November 2013 Diterbitkan Direktur,

dr. Badrul Munir Jauhari Definisi Kegiatan penerapan clinical pathway di unit terkait

Tujuan Pelaksanaan clinical pathway secara optimal di unit terkait sehingga tercapai kendali mutu dan kendali biaya.

Kebijakan Clinical pathway disusun dan diterapkan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan rumah sakit dan kendali biaya.

Prosedur 1. Dokter penanggung jawab menegakkan diagnosa pasien. Pasien dengan diagnosa yang termasuk dalam daftar clinical pathway maka selanjutnya ditatalaksana sesuai dengan clinical pathway. 2. Perawat atau bidan mengambil formulir clinical pathway untuk

dimasukkan dalam berkas rekam medis pasien.

3. Perawat atau bidan mengisi bagian identitas pasien di formulir clinical pathway.

4. Dokter, perawat, bidan, petugas gizi maupun penunjang medis maupun non medis melakukan tindakan dan pelayanan sesuai dengan clinical pathway.

5. Jika terdapat alasan klinis dimana dokter tidak dapat melakukan tata laksana sesuai dengan clinical pathway maka dicatat sebagai varian. Clinical pathway hanya sebagai panduan, sedangkan

(8)

segala keputusan klinis tetap sepenuhnya diputuskan oleh dokter penanggung jawab pasien.

6. Jika terdapat tindakan atau pelayanan yang seharusnya dilakukan tetapi tidak dikerjakan, maka petugas tidak memberi tanda centang pada kotak dan mengisi pada kolom variasi disertai dengan tanggal/ waktu dan alasan.

7. Jika terdapat tindakan atau pelayanan yang dilakukan tetapi tidak terdapat kotak dalam kolom clinical pathway maka ditulis di kolom variasi disertai dengan tanggal/ waktu dan alasan.

Unit Terkait 1. Tim Mutu 2. Komite Medis 3. Komite Keperawatan 4. Manajemen

(9)

EVALUASI CLINICAL PATHWAY No. Dokumen: 37.02.01 No. Revisi: 00 Halaman : 1/1

SPO

Tanggal Terbit : 01 November 2013 Diterbitkan Direktur,

dr. Badrul Munir Jauhari Definisi Kegiatan evaluasi penerapan clinical pathway.

Tujuan Memperbaiki mutu clinical pathway dan implementasinya.

Kebijakan Clinical pathway disusun dan diterapkan untuk mengoptimalkan mutu pelayanan rumah sakit dan kendali biaya.

Prosedur 1. Evaluasi clinical pathway dilakukan oleh tim mutu rumah sakit. 2. Evaluasi Varians :

- Varians dievaluasi setiap tiga bulan, dengan menilai pasien yang dipulangkan sampai satu bulan sebelumnya.

- Varians tersebut dievaluasi kondisi yang melatarbelakangi timbulnya varians tersebut.

- Varians yang menjadi target adalah 10-40% dari penerapan clinical pathway.

- Hasil evaluasi varians diteruskan kepada Komite Medis untuk ditindaklanjuti.

3. Evaluasi Panduan Praktek Klinis (SPM dan SAK) :

- Panduan praktek klinis sebaiknya dievaluasi setiap 2 tahun dengan mempertimbangkan adanya bukti-bukti klinis yang

(10)

terbaru.

- Evaluasi Panduan Praktek Klinis dilakukan oleh Komite Medis dan Komite Keperawatan.

4. Evaluasi formulir clinical pathway :

- Setiap tahun tim mutu mengevaluasi isi formulir clinical pathway berdasarkan evaluasi panduan praktek klinis dan evaluasi varians clinical pathway.

- Perubahan isi clinical pathway dilakukan setiap tiga tahun sekali atau sebelumnya jika diperlukan.

Unit Terkait 1. Tim Mutu 2. Komite Medis 3. Komite Keperawatan 4. Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan secara teknis penyusunan clinical pathway adalah menentukan permasalahan, menunjuk koordinator, menentukan pihak-pihak yang terlibat, menyiapkan literature,

Definisi clinical pathway menurut Firmanda (2005) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien

Clinical pathway pneumonia yang ada di RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak memberikan transparasi pada pasien seperti pasien tidak memiliki akses pada clinical pathway

TINJAUAN PERBEDAAN LAMA DIRAWAT RS (LOS RS) DENGAN LAMA DIRAWAT CLINICAL PATHWAY (LOS CLINICAL PATHWAY) KASUS SEKSIO CAESAREA PASIEN. BPJS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

The Clinical Pathway Guide which was not socialized yet and the absence of SOP in the implementing unit was one of the problems of monitoring Clinical Pathway

Hal ini juga didukung dari artikel yang membahas mengenai penerapan Clinical pathway dalam meningkatkan kepedulian pada sesama, didapatkan bahwa Clinical pathway memiliki

Artikel ini memberikan rekomendasi untuk menggunakan clinical pathway sebagai salah satu perangkat untuk mengelola kualitas pelayanan kesehatan mengenai standardisasi

PENGARUH PENERAPAN CLINICAL PATHWAY PADA PASIEN STROKE NON HAEMORRHAGE TERHADAP LOS, OUTCOME, DAN BIAYA PERAWATAN DI RSUD SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA KARYA TULIS ILMIAH