LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT), TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) DAN PERIODE SEMBILAN BULAN
YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (DIAUDIT)
LAPORAN KEUANGAN – Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010, dan 30 September 2010, serta untuk periode sembilan bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Pernyataan Manajemen
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi 1
Laporan Laba Rugi Kompehensif Konsolidasi 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
Rp Juta Rp Juta
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 27,120 2c,2e,2f,4,31 20,832
Deposito berjangka 1,214 2c,2f,5,31 1,210
2c,2f,2g,6,
Piutang usaha 31
Pihak-pihak yang berelasi
setelah dikurangi penurunan piutang sebesar 2c,2d,2f,6
Rp 2.854 pada 30 September 2011 dan tahun 2010 16,085 26,28,31 14,598
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan
penurunan nilai sebesar Rp 297 pada 2c,2f,2g,6
30 September 2011 dan tahun 2010 56,939 28,31 32,714
Piutang lain-lain - Pihak Ketiga 327 2f,2g 85
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar nihil pada
30 September 2011 dan tahun 2010 229,958 2i,7 117,243
Uang muka 58,407 8 10,705
Biaya dibayar dimuka 3,485 2j 128
Jumlah Aset Lancar 393,535 197,514
ASET TIDAK LANCAR
2c,2d,2f,2g
Piutang pihak-pihak yang berelasi 6,029 26,31 5,618
Tafsiran tagihan pajak penghasilan 8,888 13a 7,754
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp 1.170.516 juta pada 30 September 2011
dan Rp 1.110.499 juta tahun 2010 1,143,806 2k,2l,9 1,196,202
Aset tetap yang tidak digunakan - bersih 18,445 2k,2l,10 18,445
Aset Lain-lain 2,661 2m 2,700
Jumlah Aset Tidak Lancar 1,179,829 1,230,720
JUMLAH ASET 1,573,364 1,428,234
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Rp Juta Rp Juta
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS LANCAR
2f
Hutang Bank Jangka Pendek 97,249 2c,2f,11,31 124,225
Hutang usaha 2c,2f,12,31
Pihak - pihak yang berelasi 46,325 2d,26 8,037
Pihak ketiga 147,678 26,658
Hutang lain-lain - pihak ketiga 142,092 2c,2f,31 56,184
Hutang Pembelian aset tetap 83,058 2c,2f,14,31 83,058
Hutang pajak 1,364 13b 4,265
Beban yang masih harus dibayar 14,432 2c,2f,15,31 21,582
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang Pembiayaan Konsumen 53 2f 288
Jumlah Liabilitas Lancar 532,251 324,297
LIABILITAS TIDAK LANCAR
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang pembiayaan konsumen 450 2f 306
Hutang pihak-pihak berelasi 45,928 2c,2d,2f,26 49,123
2c,2f,2h,17
Pinjaman konversi 394,375 29,32 365,582
2c,2f,16,29
Hutang subordinasi 209,763 ,31 210,723
Liabilitas pajak tangguhan - bersih 197,233 2p,13c 218,679
Liabilitas diestimasi atas imbalan
kerja karyawan 47,620 2o,18 47,620
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 895,369 892,032
JUMLAH LIABILITAS 1,427,620 1,216,330
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor
penuh-335.557.450 saham 167,779 19 167,779
Agio saham - bersih 701,545 20 701,545
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan (91) 2a (91)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali (200,000) 2q,21 (200,000)
Komponen ekuitas dari pinjaman konversi 243,164 2f,2h,17 243,164
Defisit (766,653) (700,493)
Jumlah Ekuitas 145,744 211,904
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1,573,364 1,428,234
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
30 September 2011 Catatan 30 September 2010
Rp Juta Rp Juta
2d,2n,22
PENJUALAN BERSIH 647,265 26,27 469,518
2d,2n,23,
BEBAN POKOK PENJUALAN 676,311 26 478,542
LABA (RUGI) KOTOR (29,046) (9,024)
BEBAN USAHA 2n,24
Penjualan 6,528 7,950
Umum dan administrasi 11,790 13,972
Jumlah Beban Usaha 18,318 21,922
LABA (RUGI) USAHA (47,364) (30,946)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n
Penghasilan bunga 237 254
Laba (Rugi) kurs mata uang asing - bersih 1,660 2c 27,441
Beban bunga (8,391) 2f,16 (22,311)
Pemulihan nilai persediaan - 2i,7 6,696
Beban keuangan atas pinjaman konversi (28,793) 2h,17 (20,074)
Penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan
untuk usaha - 2k,9,10 (11,038)
Laba (rugi) penjualan aset tetap - bersih 70 2k,9 (2,951)
Beban penurunan nilai persediaan - 2i,7 (1,922)
Lain-lain - bersih (5,024) (3,910)
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (40,241) (27,815)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (87,605) (58,761)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 21,446 2p,13c (52,381)
LABA PERIODE BERJALAN (66,159) (111,142)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN :
Pendapatan komprehensif periode berjalan -
-Jumlah laba rugi komprehensif periode
berjalan (66,159) (111,142)
Laba (Rugi) yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk (66,159) (111,142)
Kepentingan Non Pengendali -
-(66,159) (111,142)
Jumlah Laba (Rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk (66,159) (111,142)
Kepentingan Non Pengendali -
-(66,159) (111,142)
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
(dalam Rupiah penuh) (197) 2r,25 (331)
LABA (RUGI) PER SAHAM DILUSIAN - 2r,25 (144)
(dalam Rupiah penuh)
Selisih nilai
Selisih penilaian Selisih kurs transaksi restruk- Komponen Ekuitas kembali penjabaran laporan turisasi entitas dari Pinjaman
Modal disetor Agio saham aktiva tetap keuangan sepengendali Konversi Defisit Jumlah Ekuitas
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Saldo per 1 Januari 2010 167,779 701,545 1,280,539 (90) (200,000) - (1,913,050) 36,722
Reklasifikasi selisih penilaian kembali aset tetap ke akun defisit sesuai dengan PSAK No.16 (revisi 2007) yang berlaku efektif tanggal 1
Januari 2008 (catatan 2k dan 9) - - (1,280,539) - - - 1,280,539
-Saldo 1 Januari 2010 setelah
penerapan PSAK No.16 (Revisi 167,779 701,545 - (90) (200,000) - (632,511) 36,722
2007)
Dampak penerapan awal atas PSAK No.50 (Revisi 2006) dan PSAK No.55
(Revisi 2006) - - - (32,328) (32,328)
Selisih kurs penjabaran 2c - - - (1) - - - (1)
Penyesuaian nilai wajar pinjaman konversi - - - 82,093 - 82,093
Laba (Rugi) bersih tahun berjalan - - - (111,142) (111,142)
Saldo per 30 September 2010 167,779 701,545 - (91) (200,000) 82,093 (775,981) (24,655)
Saldo per 1 Januari 2011 167,779 701,545 - (91) (200,000) 243,164 (700,493) 211,904
Selisih kurs penjabaran 2c - - -
-Komponen ekuitas dari pinjaman
konversi (lihat catatan 17) - - -
-Laba (Rugi) bersih tahun berjalan - - - (66,159) (66,159)
Saldo per 30 September 2011 167,779 701,545 - (91) (200,000) 243,164 (766,652) 145,744
Control (766,652)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. Catatan
30 September 2011 30 September 2010
Rp Juta Rp Juta
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 621,552 482,428
Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan
dan beban operasi (575,052) (477,380)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 46,500 5,048
Pembayaran bunga dan beban keuangan (5,413) (24,934)
Pembayaran pajak penghasilan (7,973) (3,236)
Pembayaran pajak bumi dan bangunan (2,113)
-Penerimaan hasil restitusi pajak penghasilan badan dan
pajak pertambahan nilai 3,938 9,004
Penerimaan bunga 238
-Kas Bersih Diperoleh Dalam Aktivitas Operasi 35,177 (14,118)
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 70 852
Perolehan untuk :
Aset lain-lain 39 (1,164)
Aset tetap (7,621) (5,787)
Penempatan deposito (4) (1,204)
Kas Bersih Digunakan dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi (7,516) (7,303)
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan (penurunan) atas:
Hutang pihak yang berelasi (3,195) 348,899
Hutang bank (17,676) (307,331)
Pembayaran atas:
Hutang pembiayaan konsumen (91) (185)
Penerimaan (pembayaran) piutang kepada pihak
yang berelasi (410) (437)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan (21,372) 40,946
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 6,288 19,525
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 20,832 13,949
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 27,120 33,474
Control 12,642
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Argo Pantes Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 30 tanggal 12 Juli 1977 dari Darwani Sidi Bakaroedin, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 180 tanggal 24 Juli 2008 dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh isi Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-101120.AH-01.02 tanggal 31 Desember 2008.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang manufaktur produk tekstil. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1977.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan yang pabrik berlokasi di Tangerang dan Bekasi. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Argo Manunggal, Lantai 2, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22, Jakarta.
b. Komisaris, Direksi, dan Komite Audit
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 Dewan Komisaris
Komisaris Utama Sidik Murdiono Sidik Murdiono Komisaris Karman Widjaya Karman Widjaya Komisaris The Nicholas Marcia Sutedja Komisaris Independen Toni Hartono Toni Hartono
Komisaris Independen Doddy Soepardi Haroen Al-Rasjid Doddy Soepardi Haroen Al-Rasjid Dewan Direksi
Direktur Utama Gunarso Budiman Chan Wing Wah Direktur - Gunarso Budiman Direktur Yohanes Susanto Yohanes Susanto Direktur Surjanto Purnadi Ray Nugraha
Yoshuara Direktur Indrawan Kurniadi Indrawan Kurniadi
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Ketua Doddy Soepardi Haroen Al Rasyid Anggota Faisal
Anggota Widi Hermansyah
Gaji, tunjangan dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011 2010 Dewan Komisaris 508 498 Dewan Direktur 1.647 2.048
c. Struktur Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, rincian Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Persentase Tahun Operasi Jumlah Aset
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Pemilikan Komersial 30 Juni 2011
Rp Juta
Argo Pantes (HK) Ltd. Hongkong Perwakilan Pemasaran 99% 1998 23
("APHK")
30 September 2011
Persentase Tahun Operasi Jumlah Aset
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Pemilikan Komersial 31 Desember 2010
Rp Juta
Argo Pantes (HK) Ltd. Hongkong Perwakilan Pemasaran 99% 1998 23
("APHK")
PT Mega Sentra Propertindo Jakarta Perdagangan umum 99% Pra-operasi 2
("MSP")
31 Desember 2010
Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 62 tanggal 25 Juli 2011 dari Haji Teddy Anwar, SH, Spesialis Notaris di Jakarta, perseroan menyetujui penjualan seluruh saham milik PT Argo Pantes Tbk di PT Mega Sentra Propertindo (MSP) kepada PT Jaya Gemilang Sakti sebanyak 12.375 lembar saham dimana tiap-tiap saham bernilai nominal Rp 1.000,- (seribu rupiah) atau seluruhnya dengan nilai nominal Rp 12.375.000,- (dua belas juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Dengan demikian PT Argo Pantes telah melepaskan kepemilikan atas anak perusahaan PT Mega Sentra Propertindo.
d. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 27 Nopember 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-136/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 15.882.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 7 Januari 1991, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tahun 1991, berdasarkan persetujuan Bapepam No. S-04/PM/1991 tertanggal 3 Januari 1991 Perusahaan melakukan penambahan pencatatan saham di Bursa Efek di Jakarta dan Surabaya sebanyak 8.000.000 saham yang berasal dari saham yang dimiliki PT Dharma Manunggal.
Pada tahun 1993, berdasarkan persetujuan PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) No. S-0357/BEJ.I.1/III/93, tanggal 16 Maret 1993, dan persetujuan PT Bursa Efek Surabaya (BES) No. 47/EMT/LIST/BES/III/93, tanggal 12 Maret 1993, Perusahaan melakukan penambahan pencatatan saham di BEJ dan BES sejumlah 300.000 saham yang berasal dari saham yang dimiliki oleh koperasi.
Pada tahun 1994, berdasarkan akta No. 178 tanggal 24 Juni 1994 yang dibuat oleh Winanto Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan menerbitkan saham bonus sejumlah Rp 26.471 juta yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Dasar pembagiannya adalah 1 (satu) saham bonus bagi setiap 4 (empat) saham Perusahaan.
Pada tahun 1995, berdasarkan persetujuan BEJ No. S.176/BEJ.1.2/VIII/1995, tanggal 11 Agustus 1995 dan persetujuan BES No. 44/EMT/LIST/BES/VIII/95 tanggal 8 Agustus 1995, Perusahaan melakukan
penambahan pencatatan saham di BEJ dan BES yang berasal dari saham pendiri sehingga saham Perusahaan yang tercatat menjadi 132.352.500 saham.
Pada tahun 1997, berdasarkan akta No. 91 tanggal 16 Juni 1997 yang dibuat oleh Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham (stock split) dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham.
Pada tahun 2007, berdasarkan pesetujuan BEJ No.S-0497/BEJ-PSR/05-2007 tanggal 30 Mei 2007 dan persetujuan BES JKT-006/LIST-EMITEN/BES/VI/2007 tanggal 8 Juni 2007, Perusahaan melakukan penambahan pencatatan saham di BEJ dan BES yang berasal dari pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sehingga saham perusahaan yang tercatat menjadi 335.557.450 saham.
Seluruh saham Perusahaan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh sejumlah 335.557.450 saham telah dicatat pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
Efektif sejak tanggal 30 November 2007 BES bergabung dengan BEJ dan kemudian BEJ berubah nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu sejak tanggal 1 Desember 2007, saham Perusahaan yang telah diterbitkan dan disetor penuh sejumlah 335.557.450 saham tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 30 September 2011, seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan“ dan Lampiran 4 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Manufaktur“ (sepanjang tidak bertentangan dengan PSAK).
Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi tersebut disajikan dengan menggunakan konsep biaya perolehan , kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah yang dibulatkan menjadi ribuan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus serta untuk APHK, yang menggunakan Dolar Hong kong (“$HK”) sebagai mata uang fungsional, pelaporan dan pencatatannya.
Selisih kurs karena penjabaran akun-akun laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi disajikan sebagai “Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan” pada bagian laba rugi komprehensif dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan persentase kepemilikan oleh Perusahaan di atas 50%.
Saldo dan transaksi yang signifikan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan disajikan sebagai "Hak Pemegang Saham Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasikan" dalam laporan posisi keuangan konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas dan tidak diakui sebagai aset, kecuali terdapat liabiltas yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku yang terakhir diumumkan oleh Bank Indonesia untuk tahun berjalan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, nilai tukar Rupiah untuk masing-masing mata uang asing adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Rp penuh Rp penuh
Mata Uang Asing
EUR 1 11,956 11,956 US$ 1 8,823 8,991 JPY 1 115 110 CHF 1 9,810 9,600 Poundsterling 1 13,764 13,894 $ Sin 1 6,796 6,981
d. Transaksi Dengan Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Sesuai dengan PSAK No. 7, mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi adalah:
(1) perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(2) perusahaan asosiasi
(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
e. Setara Kas
Deposito berjangka dan penempatan dana yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas liabilitas atau pinjaman lainnya serta tidak dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai “Setara kas“.
f. Instrumen Keuangan
Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan secara prospektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran“ yang masing-masing menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 1999) tentang ”Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999) tentang ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Dampak penyesuaian signifikan yang timbul dari penerapan PSAK tersebut seluruhnya dibebankan pada saldo laba awal tahun 2010.
Aset Keuangan
Sesuai dengan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006), aset keuangan diakui apabila Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit and loss), aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dikelompokan ke dalam 4 kategori berikut:
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit and
loss) di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu) untuk diukur pada kelompok ini.
Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut, termasuk bunga dan dividen, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable) di mana merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.
Kelompok aset keuangan ini meliputi seluruh akun piutang.
(iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (availabl- for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak dikelompokan ke dalam tiga kategori di atas. Perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui secara langsung dalam ekuitas (kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar) sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan pada kelompok ini.
Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal perdagangan yaitu tanggal di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.
Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Perusahaan dan Anak Perusahaan telah, secara substansial, mengalihkan aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh resiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain.
Liabilitas Keuangan
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit and loss), liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Setelah pengakuan awal, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengukur seluruh akun liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan Anak Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas, jika dan hanya jika, tidak terdapat liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain.
Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, sepanjang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi ekuitas tersebut, dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah dikurangi dengan manfaat pajak penghasilan yang terkait).
Saling Hapus Antar Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasi, jika dan hanya jika, 1) Perusahaan dan Anak Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan harga kuotasi di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang mengerti, referensi atas nilai wajar terkini dari instumen yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto dan model penetapan harga opsi.
g. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2f), seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Dalam kaitannya dengan itu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai di mana:
a. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif.
Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif.
b. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal), kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.
c. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif tersebut adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif.
Sebelum menerapkan PSAK ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan memperhitungkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penilaian atas status masing-masing piutang pada akhir tahun.
h. Pinjaman Konversi
Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006) (lihat Catatan 2f), pinjaman konversi yang diterbitkan oleh Perusahaan merupakan instrumen keuangan majemuk di mana instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas yang harus diklasifikasikan secara terpisah. Komponen liabilitas menimbulkan liabilitas keuangan bagi Perusahaan dan komponen ekuitas memberikan hak selama jangka waktu tertentu kepada pemegang instrumen, dalam bentuk opsi, untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi saham Perusahaan dengan jumlah yang telah ditetapkan.
Pada saat penerbitan, Perusahaan akan terlebih dahulu menentukan nilai tercatat komponen liabilitas dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai wajar tersebut adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa datang yang telah ditetapkan di dalam kontrak yang didiskonto pada suku bunga pasar pada saat itu atas instrumen-instrumen yang memiliki status kredit setara, menghasilkan arus kas yang secara substansial sama dan persyaratan yang sama, namun tidak memiliki opsi konversi.
Selanjutnya nilai tercatat komponen ekuitas (opsi konversi) ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan tersebut secara keseluruhan.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan pada akhir tahun.
j. Biaya Dibayar Di muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
k. Aset Tetap
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap”. Berdasarkan PSAK ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap milik Perusahaan dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi tahun 2009 direklasifikasikan ke akun defisit pada saldo awal tahun 2009 (lihat Catatan 9).
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sejak aset tersebut siap digunakan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:
Tahun/
Years
Bangunan 15 – 30
Mesin dan peralatan 15 – 20
Kendaraan 5
Perabot dan peralatan 5
Prasarana 5 – 10
Instalasi 5 – 12
Perlengkapan 5
Komputer 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi komprehensif pada saat terjadinya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau tidak ada manfaat ekonomis di masa akan datang yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba dan rugi yang muncul dari penghentian pengakuan aset tetap (diperhitungkan sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan hasil penjualan bersih) dimasukkan pada laba rugi konsolidasi komprehensif tahun berjalan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing akun aset tetap pada saat aset tersebut siap untuk dipergunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
l. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menelaah nilai aset atas setiap kemungkinan penurunan nilai aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated
recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut,
yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai.
m. Beban Tangguhan
Berdasarkan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perijinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan konsolidasi, dan diamortisasi selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan dan diterima pelanggan. Sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan.
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (basis akural).
o. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan
Sesuai dengan PSAK No. 24 mengenai “Imbalan Kerja”, Perusahaan mencadangkan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan yang dihitung berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak (vested), dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti pada laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui serta biaya jasa lalu yang belum diakui.
p. Perpajakan
Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aset direalisasikan atau nilai liabilitas tersebut diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku substantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan tersebut ditetapkan.
q. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada laporan posisi keuangan konsolidasi.
Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama; peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga.
r. Laba (Rugi) Bersih per Saham
Sesuai dengan PSAK No. 56 mengenai “Laba per Saham“, laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
Sedangkan laba (rugi) bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan setelah memperhitungkan dampak dari seluruh efek berpotensi dilusi.
s. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi
3. PENERAPAN PERTAMA KALI PSAK NO. 50 DAN PSAK NO. 55 (Revisi 2006)
Efektif tangal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK Revisi berikut ini:
a. PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. PSAK ini berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
b. PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item keuangan.
Standar ini menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 1999) “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.
Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Dampak transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan sebagai berikut:
2010 Sebagaimana Dilaporkan 1 Januari 2010 Penyesuaian Transisi Setelah Disesuaikan 1 Januari 2010 Liabilitas
Liabilitas Tidak Lancar
Hutang subordinasi 381.816.773 (108.374.330) 273.442.443
Pinjaman dikonversi 355.000.000 (49.764.385) 305.235.615
Jumlah 736.816.773 (158.138.715) 578.678.058
Ekuitas
Defisit (632.511.186) 57.034.617 (575.476.569
Penyesuaian transisi di atas berasal dari dampak pemisahan komponen liabilitas dan ekuitas atas pinjaman konversi yang mencerminkan nilai wajar dari opsi konversi melekat liabilitas ke dalam ekuitas serta perubahan nilai wajar dari hutang subordinasi.
4. KAS DAN SETARA KAS
30 Septem ber 2011 31 Desember 2010
Rp Juta Rp J uta
Kas 287 321
Bank Rupiah
Bank Mandiri 5,895 877
Bank Central Asia 7,680 1,775
Bank Rakyat Indonesia 48
-Lain-lain (masing-m asing
dibaw ah Rp 60 juta) 6 19
Dollar Am erika Serikat
The H ong Kong and Shanghai Banking C orp. Ltd 1,393 2,057
Bank Rakyat Indonesia 2,535 134
Bank Mandiri 1,652 5,990
Citibank N.A. 3,897 3,848
Bank Central Asia 1,741 3,255
Bank CIM B Niaga 146 673
Aus tralia and New Zealand Bank 852 868
Lain-lain (masing-m asing dibaw ah Rp 100 juta) Euro
Aus tralia and New Zealand Bank 15 14
Sub Jum lah Bank 25,859 19,511
Deposito Berjangka
Bank Mandiri (Rupiah) 974 1,000
Jum lah Kas dan Setara Kas 27,120 20,832
Tingkat bunga deposito berjangka berkisar antara 5,25% - 7,00% per tahun, pada tahun 2010. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak berelasi.
5. DEPOSITO BERJANGKA
Deposito berjangka terdiri dari :
30 September 2011 31 Desember 2010
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 462 462
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 752 748
1,214 1,210
Tingkat bunga deposito berjangka untuk mata uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat masing-masing sebesar 6,00% - 6,50% dan 0,50% per tahun, pada tahun 2010 dan September 2011.
6. PIUTANG USAHA
Pihak-pihak berelasi (lihat Catatan 26) Akun ini terdiri dari :
30 September 2011 31 Desember 2010
PT Argo Manunggal Textile 4.047 7.633
PT Kurabo Manunggal
Textile 8.169 4.853
PT Argo Fajar Textile
Industry 2.821 2.875
PT Argo Beni Manunggal 2.133 1.200
PT Citrasari Intibuana 1.530
-PT Daya Manunggal 25
-PT Grand Textile Industry - 812
PT Karawang Utama Textile - 78
PT Kukuh Tangguh Sandang Mills 214
-Sub-Jumlah 18.939 17.451
Dikurangi cadangan
penurunan nilai piutang (2.854) (2.854)
Jumlah – Bersih 16.085 14.598
Rincian piutang usaha – pihak berelasi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
30 September 2011 31 Desember 2010
Rupiah 720 2.866
Dolar Amerika Serikat 18.219 14.585
Jumlah 18.939 17.451
Dikurangi cadangan penurunan
nilai piutang (2.854) (2.854)
Bersih 16.085 14.598
Rincian piutang usaha – pihak berelasi berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Belum jatuh tempo 6.079 6.539
Telah jatuh tempo
Sampai dengan 30 hari 3.418 1.875
31 - 60 hari 231 750
61 - 90 hari 2.095 70
> 90 hari 7.116 8.217
Jumlah 18.939 17.451
Dikurangi cadangan penurunan
nilai piutang (2.854) (2.854)
Mutasi cadangan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut :
30 September 2011 31 Desember 2010
Saldo awal 2.854
-Perubahan selama tahun berjalan
Penambahan cadangan
penurunan nilai piutang - 2.854
Saldo Akhir 2.854 2.854
Pihak ketiga
30 September 2011 31 Desember 2010
Pelanggan luar negeri 20.281 12.936
Pelanggan dalam negeri 36.955 20.075
Sub-Jumlah 57.236 33.011
Dikurangi cadangan
penurunan nilai piutang (297) (297)
Jumlah - Bersih 56.939 32.714
Rincian piutang usaha – pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Rupiah 11.512 1.445
Dolar Amerika Serikat 45.724 31.566
Jumlah 57.236 33.011
Dikurangi cadangan penurunan
nilai piutang (297) (297)
Bersih 56.939 32.714
Rincian piutang usaha – pihak ketiga berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Belum jatuh tempo 23.600 22.578
Telah jatuh tempo
Sampai dengan 30 hari 17.561 9.660
31 - 60 hari 7.888 332
61 - 90 hari 458 83
> 90 hari 7.729 358
Jumlah 57.236 33.011
Dikurangi cadangan penurunan
nilai piutang (297) (297)
Mutasi cadangan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Saldo awal 297 4.567
Perubahan selama tahun
Berjalan Penambahan cadangan
penurunan nilai piutang - 297
Pemulihan piutang - (4.567)
Saldo Akhir 297 297
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan penurunan nilai piutang telah memadai. Seluruh piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas hutang bank yang diterima dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 11).
7. Persediaan
Persediaan terdiri dari :
30 September 2011 31 Desember 2010 30 September 2010
Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Barang jadi 97,236 45,658 47,591
Barang dalam perjalanan 7,239 15,982 34,039
Barang dalam proses 43,865 27,531 24,941
Barang pembantu dan suku cadang 21,319 15,572 14,013
Bahan baku 60,299 12,500 41,413
Jumlah 229,958 117,243 161,997
Penyisihan penurunan nilai persediaan - - (1,922)
Jumlah 229,958 117,243 160,075
Mutasi atas penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 30 September 2010
Saldo awal - 6.696 6.696
Penambahan penyisihan periode berjalan - - 1.922
Pemulihan nilai persediaan - (6.696) (6.696)
Jumlah - - 1.922
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian penurunan nilai persediaan.
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya melalui PT Asuransi Rama Satria Wibawa dan PT Asuransi Tokio Marine Indonesia dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 59.000.000 dan US$ 22.500.000. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya yang mungkin timbul.
Seluruh persediaan barang jadi, barang dalam proses, bahan baku dan bahan pembantu dijadikan sebagai jaminan atas hutang bank yang diterima dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 11).
8. UANG MUKA
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, akun ini merupakan sebagian besar merupakan uang muka atas pembelian bahan baku masing-masing sebesar Rp 58.407 dan Rp 10.705.
9. ASET TETAP
Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :
1 Ja n u a ri 2 0 1 1 P e n a m b a h a n P e n g u ra n g a n R e kla s if ika s i 3 0 S e p t e m b e r 2 0 1 1 R p J u t a R p J u ta R p J u t a Rp J u ta Rp J u ta N ila i Te rc a ta t T a n a h 5 0 8 ,8 9 7 - - - 5 0 8 ,8 9 7 B a n g u n a n 1 2 4 ,9 7 1 - - 2 , 3 4 3 1 2 7 ,3 1 3 M e sin d a n p e ra la ta n 1 , 4 2 2 ,7 9 7 8 , 1 6 2 - 8 1 , 6 0 8 1 ,5 1 2 ,5 6 7 K e n d a ra a n 9 ,8 5 1 7 9 6 3 8 9 - 1 0 ,2 5 9 P e ra b o t d a n p e ra la t a n 1 4 ,1 8 9 2 0 7 2 3 3 1 4 ,4 2 7 P ra s a ra n a 5 ,6 3 5 1 2 5 - - 5 ,7 6 0 I n s ta la s i 3 8 ,6 2 9 - - 4 , 2 0 2 4 2 ,8 3 1 P e rl e n g ka p a n 6 4 ,9 8 5 1 , 0 5 4 - (8 7 5 ) 6 5 ,1 6 4 K o m p u t e r 2 ,2 9 2 - - - 2 ,2 9 2 A s e t d a la m p e n y e le sa ia n 1 1 4 ,4 5 4 3 , 2 9 3 - (9 2 , 9 3 5 ) 2 4 ,8 1 2 J u m la h 2 , 3 0 6 ,7 0 1 1 3 , 6 3 6 3 9 1 (5 , 6 2 5 ) 2 ,3 1 4 ,3 2 2 A ku m u la s i p e n y u su t a n : B a n g u n a n 7 2 ,3 9 5 4 , 1 7 2 - - 7 6 ,5 6 7 M e sin d a n p e ra la ta n 9 1 1 ,4 2 2 5 3 , 9 5 6 - (4 ) 9 6 5 ,3 7 3 K e n d a ra a n 8 ,1 6 9 4 0 3 3 8 9 (0 ) 8 ,1 8 4 P e ra b o t d a n p e ra la t a n 1 3 ,4 9 0 3 3 1 - (1 8 ) 1 3 ,8 0 4 P ra s a ra n a 5 ,3 6 4 7 3 - (2 ) 5 ,4 3 5 I n s ta la s i 3 6 ,0 2 3 4 2 9 - - 3 6 ,4 5 2 P e rl e n g ka p a n 6 1 ,3 7 4 1 , 0 5 0 - (1 6 ) 6 2 ,4 0 9 K o m p u t e r 2 ,2 6 1 3 0 - - 2 ,2 9 2 J u m la h 1 , 1 1 0 ,4 9 9 6 0 , 4 4 5 3 8 9 (4 1 ) 1 ,1 7 0 ,5 1 6 J u m la h T e rc a ta t 1 , 1 9 6 ,2 0 2 1 ,1 4 3 ,8 0 6 * ) P e n g u ra n g a n in i m e ru p a ka n p e n y e su a ia n a t a s n ila i te rc a ta t a se t t e t a p
1 Ja n u a ri 2 0 1 0 P e n a m b a h a n P e n g u ra n g a n R e kla s if ika s i 3 1 De s e m b e r 2 0 1 0 R p J u t a R p J u ta R p J u t a Rp J u ta Rp J u ta N ila i Te rc a ta t T a n a h 5 0 8 ,8 9 7 - - - 5 0 8 ,8 9 7 B a n g u n a n 1 2 4 ,9 7 1 - - - 1 2 4 ,9 7 1 M e sin d a n p e ra la ta n 1 , 4 8 9 ,0 8 6 6 8 5 1 0 ,9 8 9 (5 5 , 9 8 5 ) 1 ,4 2 2 ,7 9 7 K e n d a ra a n 8 ,1 7 6 1 , 7 3 5 6 0 - 9 ,8 5 1 P e ra b o t d a n p e ra la t a n 1 4 ,1 6 3 2 6 - - 1 4 ,1 9 0 P ra s a ra n a 5 ,6 3 5 - - - 5 ,6 3 5 I n s ta la s i 3 8 ,6 2 9 - - - 3 8 ,6 2 9 P e rl e n g ka p a n 6 3 ,4 6 6 1 , 5 1 9 - - 6 4 ,9 8 5 K o m p u t e r 2 ,2 9 2 - - - 2 ,2 9 2 A s e t d a la m p e n y e le sa ia n 2 2 ,1 9 3 9 2 , 2 6 1 - 1 1 4 ,4 5 4 J u m la h 2 , 2 7 7 ,5 0 8 9 6 , 2 2 7 1 1 ,0 4 9 (5 5 , 9 8 5 ) 2 ,3 0 6 ,7 0 1 A ku m u la s i p e n y u su t a n : B a n g u n a n 6 6 ,8 3 0 5 , 5 6 4 - - 7 2 ,3 9 5 M e sin d a n p e ra la ta n 8 8 2 ,7 4 8 7 0 , 5 7 8 7 ,0 6 4 (3 4 , 8 4 0 ) 9 1 1 ,4 2 2 K e n d a ra a n 7 ,9 1 6 3 1 4 6 0 - 8 ,1 6 9 P e ra b o t d a n p e ra la t a n 1 2 ,9 6 6 5 2 4 - - 1 3 ,4 9 0 P ra s a ra n a 5 ,2 7 3 9 1 - - 5 ,3 6 4 I n s ta la s i 3 5 ,5 6 3 4 6 0 - - 3 6 ,0 2 3 P e rl e n g ka p a n 6 0 ,0 6 4 1 , 3 1 0 - - 6 1 ,3 7 4 K o m p u t e r 2 ,1 1 9 1 4 2 - - 2 ,2 6 1 J u m la h 1 , 0 7 3 ,4 8 0 7 8 , 9 8 4 7 ,1 2 4 (3 4 , 8 4 0 ) 1 ,1 1 0 ,4 9 9 J u m la h T e rc a ta t 1 , 2 0 4 ,0 2 8 1 ,1 9 6 ,2 0 2 * ) P e n g u ra n g a n in i m e ru p a ka n p e n y e su a ia n a t a s n ila i te rc a ta t a se t t e t a p
Reklasifikasi pada tahun 2010, berkaitan dengan aset tetap yang tidak digunakan lagi dalam kegiatan usaha industri tekstil dengan nilai buku sebesar Rp 21.144.750 yang direklasifikasi ke akun “Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Untuk Usaha” pada laporan posisi keuangan konsolidasi (lihat Catatan 10). Aset tersebut disusutkan dan beban penyusutan sebesar Rp 2.699.312 dialokasikan ke beban penyusutan aset tetap yang tidak digunakan untuk usaha yang disajikan sebagai bagian dari beban lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif tahun 2010.
Beban penyusutan aset tetap dialokasi sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Beban pokok penjualan - Beban pabrikasi
(lihat Catatan 23) 59.984 68.112
Beban usaha (lihat
Catatan 24) 461 588
Beban lain-lain – Beban penyusutan aset
tetap yang tidak digunakan untuk usaha - 10.283
Jumlah 60.445 78.984
Rincian aset dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Bangunan 4.930 11.932
Mesin dan peralatan 19.882 102.522
Jumlah 24.812 114.454
Persentase serta estimasi waktu penyelesaian atas aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2011:
Persentase Penyelesaian Estimasi Penyelesaian
Bangunan 85% 2011
Mesin dan peralatan 85% 2011
Laba (rugi) dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut :
30 September 2011 30 September 2010
Hasil penjualan bersih 70 852
Nilai buku - (3.803)
Laba (rugi) penjualan aset tetap 70 (2.951)
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Tangerang dan Bekasi dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2022 dan 2027.
Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Tanah, bangunan serta mesin dan peralatan dijadikan sebagai jaminan atas hutang bank yang diterima dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 11 dan 16).
Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya melalui PT Asuransi Rama Satria Wibawa dan PT Asuransi Tokio Marine Indonesia dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 386.925.572 dan US$ 122.819.790 pada tanggal 30 September 2011. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset tetap dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tetap tersebut.
Pada tahun 1998, Perusahaan telah melakukan penilaian kembali aset tetapnya dan telah mendapat pengesahan dari Direktur Jenderal Pajak berdasarkan surat No. KEP-020/WPJ-06/KP.0404/1999 tanggal 14 Mei 1999.
Pada tahun 2005, Perusahaan melakukan penilaian kembali aset tetap berupa tanah dan mesin dan telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak berdasarkan surat No. KEP-27/WPJ.19/2006 tanggal 11 April 2006.
Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan penilaian kembali aset tetap berupa mesin dan telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak berdasarkan surat No. KEP-16/WPJ.19/2007 tanggal 28 Februari 2007.
Rincian selisih penilaian kembali aset tetap adalah sebagai berikut:
Tahun 1998 965.632
Tahun 2005 222.743
Tahun 2006 92.164
Jumlah 1.280.539
Selisih penilaian kembali aset tetap tersebut, disajikan sebagai “Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap” sebagai bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2008. Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2k, mulai tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan memutuskan untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk aset tetapnya, sehingga saldo selisih penilaian kembali aset
tetap tersebut, sesuai dengan ketentuan PSAK No. 16 (Revisi 2007) telah direklasifikasi ke akun defisit pada bagian ekuitas.
10. ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK USAHA
Akun ini terdiri dari bangunan, mesin dan peralatan yang tidak digunakan untuk usaha dengan rincian sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 30 September 2010 Biaya perolehan:
Saldo awal 58.573 2.589 2.589
Reklasifikasi dari aset tetap (lihat Catatan 9) - 55.985 55.985
Saldo akhir 58.573 58.573 58.573
Akumulasi penyusutan:
Saldo awal (38.336) (797) (797)
Reklasifikasi dari aset tetap (lihat Catatan 9) - (34.840) (34.840)
Penyusutan tahun berjalan - (2.699) (2.699)
Saldo akhir (38.336) (38.336) (38.336)
Nilai buku 20.237 20.237 20.237
Cadangan penurunan nilai (1.792) (1.792) (1.792)
Nilai bersih 18.445 18.445 18.445
Beban penyusutan aset tetap yang tidak digunakan untuk usaha tahun 2010 sebesar Rp 2.699 dialokasikan pada akun Beban lain-lain – Beban penyusutan aset tetap yang tidak digunakan untuk usaha pada laporan laba rugi konsolidasi komprehensif.
Mutasi cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Saldo awal 1.792 1.022
Perubahan selama tahun berjalan atas
penambahan penurunan nilai - 770
Saldo akhir 1.792 1.792
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan penurunan nilai aset tetap yang tidak digunakan untuk usaha telah memadai.
11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja (Switchable L/C Import) No. KP-CRG/004/PK-KMK/VA/2006 No. 14 tanggal 18 Oktober 2006 dibuat dihadapan Ny. Erly Soehandjojo S.H., Notaris di Jakarta antara Perusahaan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri), dimana Mandiri setuju untuk mengkonversi atas sebagian past due L/C import menjadi Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving sebesar US$ 15.000.000 dengan tingkat bunga 6,5% per tahun untuk jangka waktu 1 tahun sampai dengan 17 Oktober 2007. Fasilitas pinjaman ini sudah beberapa kali diperpanjang, perpanjangan terakhir sampai dengan 17 Oktober 2011 dengan tingkat bunga sebesar 6,5% per tahun.
Saldo hutang bank jangka pendek pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar US$ 11.022.246 dan US$ 13.816.626 atau setara dengan Rp 97.249 dan Rp 124.225
Hak Tanggungan Peringkat I atas sebidang tanah HGB No. 15/Gandamekar seluas 199.560 m2
atas nama Perusahaan yang terletak di Desa Gandamekar, Kecamatan Cibitung, Bekasi berikut segala sesuatu yang berada diatas tanah tersebut dengan nilai sebesar US$ 22.100.000;
Hak Tanggungan Peringkat I dan Peringkat II atas tanah HGB No. 11, 14, 16, 17, 452, 453, 454, 455, 456, 457, 458, 462, 466, 468, dan No. 2734/Cikokol yang selurhnya atas nama Perusahaan seluas 382.555 m2 yang terletak di Cikokol, Tangerang berikut segala sesuatu yang berada diatas tanah tersebut dengan nilai sebesar Rp 199.418.404;
Mesin dan peralatan yang diikat secara fidusia; Persediaan diikat secara fidusia;
Tagihan kepada pihak ketiga diikat secara fidusia;
2 bidang tanah HGB No. 2/Sisa Gandamekar dan No. 308/Gandamekar seluas 55.045 m2 atas nama PT Nusa Raya Mitratama (NRM), pihak berelasi yang terletak di Cibitung, Bekasi yang dibebani Hak Tanggungan peringkat I dengan nilai sebesar Rp 18.760.533.
2 bidang tanah HGB No. 35/Gandasari dan No. 36/ Ganda sari seluas 56.877 m2 atas nama NRM, pihak berelasi yang dibebani Hak Tanggung Peringkat I dengan nilai sebesar Rp 19.384.917.
Perusahaan diharuskan memperoleh persetujuan tertulis dari Mandiri apabila melakukan transaksi-transaksi antara lain, sebagai berikut:
a. Melakukan penggabungan usaha, akuisisi, konsolidasi atau membeli atau dengan cara lain memperoleh saham-saham dalam perusahaan lain (baik dengan dana sendiri atau menggunakan dana pihak ketiga).
b. Melakukan investasi baru, termasuk pembelian aset tetap baru dan pembelian saham pada perusahaan lain, baik yang dibiayai oleh dana sendiri maupun menggunakan dana dari pihak ketiga, kecuali untuk kegiatan operasional Perusahaan.
c. Memindah tangankan barang jaminan
d. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari lembaga keuangan lain.
e. Mengikat diri sebagai penjamin hutang atau menjamin harta kekayaan Perusahaan yang telah dijaminkan kepada Mandiri kepada pihak lain.
f. Melakukan pembayaran bunga atas pinjaman dan/atau melunasi hutang Perusahaan kepada pemegang saham.
g. Mengubah struktur permodalan, mengubah Anggaran Dasar dan pengurus Perusahaan. h. Membagikan dividen.
12. HUTANG USAHA
Rincian hutang usaha berdasarkan nama pemasok adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Pihak-pihak berelasi:
PT Ragam Logam 42.146 7.991
PT Lawe Adyaprima Spinning Mills 47 45
PT Citrasari Intibuana 1.830
PT Daya Manunggal 123 1
PT Kukuh Tangguh Sandang Mills 2.158
PT Kurabo Manunggal Textile 21
-Sub-Jumlah 46.325 8.037
Pihak ketiga
Pemasok dalam negeri 110.385 15.358
Pemasok luar negeri 37.293 11.300
Sub-Jumlah 147.678 26.658
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
Rupiah 4.785 6.263
Dolar Amerika Serikat 184.805 28.005
Lain-lain 4.413 427
Jumlah 194.003 34.695
13. PERPAJAKAN
a. Tafsiran Tagihan Pajak Penghasilan
Akun ini terdiri dari :
30 September 2011 31 Desember 2010
Pajak Penghasilan pasal 28A tahun:
2011 5.141 -2010 3.747 3.747 2009 - 3.993 2008 - 14 Jumlah 8.888 7.754 b. Hutang Pajak 30 September 2011 31 Desember 2010 Rp Juta Rp Juta Induk Perusahaan
Pajak Penghasilan Pasal 21 93 113
Pajak Penghasilan Pasal 23 & Pasal 4 (2) 31 33
Pajak Pertambahan Nilai 1,240 4,119
Jumlah 1,364 4,265
c. Pajak Penghasilan Badan
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi komprehensif interim konsolidasian dan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) serta akumulasi rugi fiskal Perusahaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2010 adalah sebagai berikut:
30 September 2011 30 September 2010
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan menurut laporan laba
rugi konsolidasi komprehensif (87.605) (58.761)
Ditambah rugi (dikurangi laba) sebelum manfaat (beban) pajak
penghasilan tangguhan – Anak Perusahaan -
-Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak
Perbedaan temporer:
Penyusutan aset tetap 14.573 19.891
Beban keuangan atas pinjaman konversi dan
hutang subordinasi 31.771 20.074
Pemulihan cadangan piutang tak tertagih - (4.567)
Beban imbalan kerja karyawan - 2.187
Penurunan nilai persediaan - 1.922
Pemulihan penurunan nilai persediaan - (6.696)
Penyisihan piutang tak tertagih - 3.150
Pembayaran imbalan kerja karyawan - (3.175)
Perbedaan permanen:
Beban relasi dan representasi 607 77
Penghasilan sewa -
-Penghasilan bunga yang telah dikenakan
pajak bersifat final (237) (254)
Lain-lain 1.453
-Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal)
tahun berjalan (39.438) (26.152)
Akumulasi rugi fiskal awal
Tahun (483.018) (727.751)
Akumulasi rugi fiskal
yang telah kadaluarsa - 244.733
Koreksi rugi fiskal atas Surat Ketetapan Pajak 15.304
-Akumulasi rugi fiskal
akhir tahun (507.152) (509.170)
Perusahaan tidak membuat perhitungan beban pajak penghasilan – kini untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 2010, karena Perusahaan masih dalam posisi rugi fiskal.
Pada tanggal 23 Juni 2011, Perusahaan telah hasil surat Keputusan Direktur Jendral Pajak atas keberatan dengan No. S-2885/WPJ.19/BD.05/2011 yang menetapkan atas keberatan tersebut ditolak, maka jumlah Rp 14 yang diajukan keberatan dibebankan pada tahun berjalan.
Pada tanggal 12 April 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00009/406/09/092/11 untuk tahun fiskal 2009 yang menetapkan rugi fiskal Perusahaan yang dilaporkan sebelumnya sebesar Rp 87.750 dikoreksi menjadi Rp 72.446. Ditetapkan pula taksiran tagihan pajak penghasilan badan sebesar Rp. 3.993, dimana telah diterima oleh Perusahaan tanggal 26 Mei 2011 sebesar Rp 1.825 (setelah dikurangi pembayaran SKPKB untuk pasal 21, 23 dan 26 dan pembayaran hutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masing-masing sebesar Rp 54 dan Rp 2.114)
Pada tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak (SKP) Nihil, Kurang Bayar, Lebih Bayar dan Surat Teguran Pajak (STP) dengan rincian sebagai berikut :
Pada tanggal 3 Juni 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00033/406/08/092/10 untuk pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2008 yang menetapkan rugi fiskal Perusahaan yang dilaporkan sebelumnya sebesar Rp 250.984 menjadi Rp 238.868. Ditetapkan pula taksiran tagihan pajak penghasilan badan sebesar Rp 4.644, dimana telah diterima oleh Perusahaan pada Juni 2010 (setelah dikurangi kekurangan bayar pajak penghasilan untuk pasal 21, 23, 4(2) dan pajak pertambahan nilai yang seluruh sebesar Rp 205) dan atas selisihnya telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian periode berjalan.
Pada tanggal 17 Juni 2010, Perusahaan telah mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk tahun fiskal 2008 No. 00033/406/08/092/10, atas pajak dibayar dimuka PPH 22 sebesar Rp 14. Perusahaan mengajukan keberatan melalui Surat No. 012/AP/ACC/VI/10.
30 September 2011 Nomor Surat
Ketetapan Tanggal Keterangan Jumlah
00010/507/09/092/10 24 Mei 2010 SKPN PPN Januari 2009 -00011/507/09/092/10 24 Mei 2010 SKPN PPN Februari 2009 -00004/207/09/092/10 24 Mei 2010 SKPKB PPN Maret 2009 (1) 00012/507/09/092/10 24 Mei 2010 SKPN PPN April 2009 -00005/207/09/092/10 24 Mei 2010 SKPKB PPN Mei 2009 (10) 00013/507/09/092/10 24 Mei 2010 SKPN PPN Juni 2009 -00006/207/09/092/10 24 Mei 2010 SKPKB PPN Juli 2009 (1)
00008/117/09/092/10 24 Mei 2010 STP PPN JLN Jan s/d Jul 2009 (4)
00038/407/09/092/10 24 Mei 2010 SKPLB PPN Agustus 2009 4.582 00009/117/09/092/10 24 Mei 2010 STP PPN JLN Agustus 2009 (1) Jumlah 4.565 Saldo 1 Januari 2011 Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan Sebelum Penyesuian Penyesuaian Pajak Tangguhan Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan Setelah Penyesuaian Pajak Tangguhan yang Dikreditkan (Dibebankan) Langsung Pada Ekuitas Atas Pinjaman Dikonversi Pajak Tangguhan yang Dikreditkan (Dibebankan) Langsung Pada Ekuitas di Saldo Defisit Saldo 30 September 2011 Perusahaan
Akumulasi rugi fiskal 120.754 9.860 - 9.860 - - 1 30.614
Pencadangan penurunan nilai piutang 787 - - -- -787 Liabilitas diestimasi
atas imbalan kerja
karyawan 11.905 - - - -11.905 Aset tetap (124.456) 3.643 - 3.643 - -(120.813) Nilai wajar instrumen
keuangan (106.915) 7.943 - 7.943 - - (98.972) Penurunan nilai persediaan - - - -Jumlah (97.925) 21.446 - 21.446 - - (76.479) Penyisihan penurunan nilai (120.754) - - - (120.754) Aset (Liabilitas ) Pajak Tangguhan