• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK DETEKSI KERUSAKAN SEPEDA MOTOR

KAWASAKI KLX 15O BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh:

DIAN RIKI PANGESTU

311410364

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2018

(2)

METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

UNTUK DETEKSI KERUSAKAN SEPEDA MOTOR

KAWASAKI KLX 15O BERBASIS WEB

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

DIAN RIKI PANGESTU

311410364

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2018

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tersusunlah Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR UNTUK DETEKSI

KERUSAKAN SEPEDA MOTOR KAWASAKI KLX 15O BERBASIS WEB”. Skripsi tersusun dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan dalam rangka menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) pada Program Studi Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Penulis sungguh sangat menyadari, bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sudah selayaknya, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

a. Bapak Dr. Ir. Suprianto, M.P selaku Ketua STT Pelita Bangsa

b. Bapak Aswan S. Sunge, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa.

c. Bapak Sufajar Butsianto, S.Kom.,M.Kom dan Bapak Miftah Wangsadanureja, S.Pd, M. Pd.I selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

d. Seluruh Dosen STT Pelita Bangsa yang telah membekali penulis dengan wawasan dan ilmu di bidang teknik informatika.

e. Seluruh staf STT Pelita Bangsa yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada penulis selama perjalanan studi jenjang Strata 1.

f. Rekan-rekan mahasiswa STT Pelita Bangsa, khususnya angkatan 2014, yang telah banyak memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi jenjang Strata 1.

g. Bapak Yuyus Suryadi selaku kepala mekanik sekaligus owner dari Panji Motor Cikarang yang telah memberikan banyak informasi dan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

(7)

v

h. Keluarga tercinta khususnya ibu yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat dalam perjalanan studi Strata 1 maupun dalam kehidupan penulis.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang terdapat dalam Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi khasanah pengetahuan Teknologi Informasi di lingkungan STT Pelita Bangsa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Bekasi, 16 Agustus 2018

Dian Riki Pangestu NIM. 311410364

(8)

vi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xvi ABSTRACT ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan dan Manfaat ... 4

1.5.1 Tujuan ... 4

1.5.2 Manfaat ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

(9)

vii

2.1 Sistem Pakar ... 7

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 8

2.1.2 Struktur Sistem Pakar ... 9

2.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar ... 13

2.2 Metode Inferensi : Forward Chaining ... 15

2.3 Metode Certainty Factor ... 16

2.4 Diagnosa ... 18

2.5 Mesin Sepeda Motor ... 19

2.5.1 Prinsip Kerja Mesin Sepeda Motor 4 Tak ... 20

2.5.2 Bagian – Bagian Penting Sepeda Motor ... 22

2.5.3 Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor ... 24

2.6 Unified Modeling Language (UML) ... 34

2.6.1 Pengenalan Unified Modeling Language (UML) ... 34

2.6.2 Sejarah UML ... 34

2.6.3 Diagram UML ... 35

2.6.3.1 Use Case Diagram ... 36

2.6.3.2 Sequence Diagram ... 39

2.6.3.3 Activity Diagram ... 43

2.6.3.4 Class Diagram ... 44

2.7 Tool Pengembang Perangkat Lunak ... 46

(10)

viii

2.7.2 PHP ... 46

2.7.3 MySQL ... 47

2.8 Penelitian Terdahulu (State Of The Art) ... 48

2.9 Kerangka Berfikir ... 56

BAB III METODE PENELITIAN... 59

3.1 Objek Penelitian ... 59

3.2 Tahapan Penelitian ... 59

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 60

3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 61

3.5 Analisa Sistem ... 63

3.6 Analisa Kebutuhan ... 64

3.6.1 Kebutuhan Fungsional ... 64

3.6.2 Kebutuhan Non Fungsional... 65

3.6.2.1 Software ... 65

3.6.2.2 Hardware ... 65

3.6.3 Analisa Brainware ... 65

3.7 Perancangan Sistem Pakar ... 66

3.7.1 Pakar ... 66

3.7.2 Akuisisi Pengetahuan (Knowlegde Acquisition) ... 67

3.7.3 Basis Pengetahuan (Knowlegde Base) ... 67

(11)

ix

3.7.5 Aksi Yang Direkomendasikan ... 72

3.7.5.1 Perhitungan Certainty Factor Dengan Nilai Dari Pakar ... 72

3.8 Perancangan Antarmuka Sistem Pakar ... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 80

4.1 Hasil Implementasi Modul Konsultasi ... 80

4.2 Hasil Implementasi Modul Pengembang... 80

4.3 Pembahasan ... 81

4.3.1 UML (Unified Modelling Language) Sistem Pakar ... 81

4.3.1.1 Use Case Diagram ... 81

4.3.1.2 Activity Diagram ... 84

4.3.1.3 Sequence Diagram ... 91

4.3.1.4 Class Diagram ... 98

4.3.2 Rancangan Basis Data (Database) ... 99

4.3.2.1 Relasi Antar Tabel ... 99

4.3.2.2 Desain Tabel ... 100

4.3.3 Perancangan Menu Sistem Pakar Kerusakan Sepede Motor ... 106

4.3.4 Perancangan Interface ... 108

4.3.5 Implementasi Interface... 113

4.4 Pengujian Sistem dan Program ... 120

4.4.1 Uji Coba Bagian Pengguna (User) ... 120

(12)

x

4.4.3 Pengujian Teoritis Perbandingan Diagnosa Pakar Dengan Diagnosa

Sistem... ... ...130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 138

5.1 Kesimpulan ... 138

5.2 Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Interpretasi Term Nilai CF ... 17

Tabel 2. 2. Simbol-simbol diagram use case... 37

Tabel 2. 3 Simbol-simbol sequence diagram ... 40

Tabel 2. 4 Simbol-simbol activity diagram ... 43

Tabel 2. 5 Simbol-simbol class diagram ... 45

Tabel 2. 6 Tabel Perbandingan Penelitian Sebelumnya (State of the Art)... 53

Tabel 3. 1 Certainty term untuk MB dan MD ... 64

Tabel 3. 2 Nilai CF Gejala Terhadap Kerusakan (Kaidah Produksi) ... 68

Tabel 3. 3 Nilai CF Kerusakan ... 69

Tabel 4. 1 Definisi Aktor SisPakar Kerusakan Motor ... 82

Tabel 4. 2 Definisi Use Case SisPakar Kerusakan Motor ... 82

Tabel 4. 3 Tabel Pakar (Admin) ... 101

Tabel 4. 4 Tabel Gejala ... 101

Tabel 4. 5 Tabel Kerusakan ... 102

Tabel 4. 6 Tabel Relasi... 102

Tabel 4. 7 Tabel Relasi... 103

Tabel 4. 8 Tabel Pemakai ... 103

Tabel 4. 9 Tabel tmp_kerusakan ... 104

Tabel 4. 10 Tabel tmp_gejala ... 105

Tabel 4. 11 Tabel tmp_kerusakan ... 105

Tabel 4. 12 Tabel nilai_cf_kerusakan ... 106

Tabel 4. 13 Pengujian Black Box User ... 121

(14)

xii

Tabel 4. 15 Perbandingan diagnosa pakar 1 dengan diagnosa sistem... 131 Tabel 4. 16 Perbandingan Diagnosa Pakar 2 Dengan Sistem ... 134

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 9

Gambar 2. 2 Arsitektur Sistem Pakar ... 13

Gambar 2. 3 Metode Forward Chaining ... 15

Gambar 2. 4 Mesin Sepeda Motor 4 Tak ... 20

Gambar 2. 5 Siklus Kerja Mesin 4 Tak ... 22

Gambar 2. 6 Service karburator ... 30

Gambar 2. 7 Busi kotor ... 30

Gambar 2. 8 Piston aus ... 31

Gambar 2. 9 Kepala silinder rusak ... 32

Gambar 2. 10 Ring piston aus ... 32

Gambar 2. 11 Pengecekan rantai ... 33

Gambar 2. 12 Kerangka Berfikir ... 58

Gambar 3. 1 Rencana Penelitian ... 60

Gambar 3. 2 Alur Metode Pengembangan Waterfall ... 62

Gambar 3. 3 Flowchart Mesin Inferensi Sistem Pakar ... 71

Gambar 4. 1 Diagram Usecase Sistem Pakar ... 81

Gambar 4. 2 Activity Diagram User Diagnosa Kerusakan ... 85

Gambar 4. 3 Activity Diagram Login Admin ... 86

Gambar 4. 4 Activity Diagram Hapus Data User ... 86

Gambar 4. 5 Activity Diagram Input Data Kerusakan ... 87

Gambar 4. 6 Activity Diagram Edit Data Kerusakan ... 87

Gambar 4. 7 Activity Diagram Hapus Data Kerusakan ... 88

(16)

xiv

Gambar 4. 9 Activity Diagram Edit Data Gejala ... 89

Gambar 4. 10 Activity Diagram Hapus Data Gejala... 89

Gambar 4. 11 Activity Diagram Input Data Rule ... 90

Gambar 4. 12 Activity Diagram Edit Data Rule ... 90

Gambar 4. 13 Activity Diagram Hapus Data Rule ... 91

Gambar 4. 14 Sequence Diagram User Diagnosa Kerusakan ... 92

Gambar 4. 15 Sequence Diagram Login admin ... 93

Gambar 4. 16 Sequence Diagram Hapus Data User ... 93

Gambar 4. 17 Sequence Diagram Input Kerusakan ... 94

Gambar 4. 18 Sequence Diagram Edit Kerusakan ... 94

Gambar 4. 19 Sequence Diagram Delete Kerusakan ... 95

Gambar 4. 20 Sequence Diagram Input Gejala ... 95

Gambar 4. 21 Sequence Diagram Edit Gejala ... 96

Gambar 4. 22 Sequence Diagram Hapus Gejala ... 96

Gambar 4. 23 Sequence Diagram Input Rule... 97

Gambar 4. 24 Sequence Diagram Input Rule... 97

Gambar 4. 25 Sequence Diagram Hapus Rule ... 98

Gambar 4. 26 Class Diagram Sistem Pakar Kerusakan Motor ... 99

Gambar 4. 27 Desain Relasi Antar Tabel... 100

Gambar 4. 28 Perancangan Menu Sistem Pakar Kerusakan Sepede Motor ... 106

Gambar 4. 29 Halaman Menu Utama ... 108

Gambar 4. 30 Halaman Login Admin ... 109

Gambar 4. 31 Halaman Form Registrasi User ... 109

(17)

xv

Gambar 4. 33 Halaman Hasil Diagnosa ... 110

Gambar 4. 34 Halaman Data Gejala ... 111

Gambar 4. 35 Halaman Input Data Kerusakan ... 111

Gambar 4. 36 Halaman Input Data Rule ... 112

Gambar 4. 37 Halaman Laporan User... 112

Gambar 4. 38 Halaman Utama Aplikasi SisPakar ... 113

Gambar 4. 39 Form Registrasi User ... 114

Gambar 4. 40 Halaman Diagnosa Kerusakan ... 114

Gambar 4. 41 Halaman Hasil Proses Diagnosa ... 115

Gambar 4. 42 Login Admin ... 116

Gambar 4. 43 Halaman Utama Admin ... 116

Gambar 4. 44 Halaman Data Kerusakan ... 117

Gambar 4. 45 Halaman Data Gejala ... 117

Gambar 4. 46 Data Rule ... 118

Gambar 4. 47 Laporan Data User ... 119

(18)

xvi

ABSTRAK

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kerusakan sepeda motor Kawasaki KLX 150 menimbulkan kerugian bagi pengguna dalam hal waktu dan biaya. Dalam masalah tersebut sepeda motor yang mengalami kerusakan dapat diatasi oleh seorang pakar dengan pengetahuan dan pengalamannya. Untuk itu perlu dibuatkan sebuah sistem pakar yang dapat mendiagnosa kerusakan sepeda motor Kawasaki KLX 150, dimana sistem pakar ini bertujuan untuk mentransfer pengetahuan yang dimiliki seorang pakar ke dalam komputer sehingga pengguna lebih menghemat waktu dan biaya. Sistem pakar kerusakan sepeda motor ini dibangun dengan bahasa pemrograman web PHP dan database MySQL. Proses inferensi sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining dan proses perhitungan nilai kepastian menggunakan metode certainty factor. Para pengguna maupun mekanik dapat mendiagnosis kerusakan yang terjadi pada sepeda motor Kawasaki KLX 150 dan mengetahui cara penanganan kerusakan dengan memilih gejala yang ada pada sistem. Informasi pengetahuan dasar pada sistem dapat diupdate, ditambah, atau dihapus oleh admin (pakar). Presentase hasil diagnosa dengan menggunakan proses perhitungan Certainty Factor (CF) sangat dipengaruhi pada nilai CF yang diberikan oleh pakar. Uji coba sistem pada 10 kasus untuk pakar menghasilkan tingkat akurasi sebesar 80%. Sistem dapat menghasilkan keluaran untuk setiap masukan yang diberikan oleh user.

(19)

xvii

ABSTRACT

The lack of public knowledge about the damage of Kawasaki KLX 150 motorcycles causing harm to users in terms of time and cost. In that case a damaged motorcycle can be overcome by an expert with his knowledge and experience. For that need to be made an expert system that can diagnose damage Kawasaki KLX 150 motorcycle, where this expert system aims to transfer knowledge possessed by an expert into the computer so that users save more time and cost. This expert system of motorcycle damage is built with PHP web programming language and MySQL database. The inference process of this expert system uses forward chaining method and the process of calculating the certainty value using certainty factor method. Users and mechanics can diagnose the damage that occurs on Kawasaki KLX 150 motorcycle and know how to handle damage by choosing the symptoms that exist on the system. Basic knowledge information on the system can be updated, added, or deleted by admin (expert). The percentage of diagnostic results using the Certainty Factor (CF) calculation process is strongly influenced by the value of CF provided by the expert. System trials in 10 cases for experts produce an accuracy rate of 80%. The system can generate output for each input provided by the user.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor khususnya sepeda motor sangatlah besar, sebab sepeda motor dianggap sebagai sarana transportasi yang sangat memudahkan pengendara untuk menuju tempat dengan pertimbangan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kendaraan yang beroda empat. Ada beberapa jenis sepeda motor yang dipakai masyarakat di indonesia sekarang ini, salah satu nya adalah jenis kendaraan trail atau semi

enduro yang di keluarkan dari produsen Kawasaki Motors Indonesia yaitu KLX

150.

Sepeda motor Kawasaki KLX 150 adalah jenis kendaraan trail atau semi

enduro yang bisa dipakai untuk kebutuhan transportasi harian. Jenis kendaraan ini

mampu melewati berbagai track jalanan baik di aspal atau jalan raya (on-road) dan di jalan tanah sekalipun (off-road). Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Dengan penjualan 62.715 unit sepanjang tahun 2017 (www.aisi.or.id) sepeda motor ini telah banyak di gunakan di kalangan masyarakat indonesia khususnya di kalangan pecinta hobi adventure trail dan

supermoto.

Namun tidak sedikit dari para pemilik sepeda motor ternyata hanya mengerti bagaimana cara menaiki sepeda motornya saja tanpa memahami bagaimana merawat serta memelihara sepeda motor miliknya. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kerusakan sepeda motor khususnya jenis sepeda

(21)

motor KLX 150 ini menimbulkan banyaknya kasus yang menimpa pemilik kendaraan yang dilakukan oleh bengkel nakal menjadi kerugian bagi pemilik kendaraan. Tidak hanya pengguna sepeda motor yang dirugikan, kurangnya pengetahuan tentang kerusakan ini juga berdampak pada usaha bengkel yang disebabkan mekanik sepeda motor yang salah penanganan dalam hal perbaikan jenis sepeda motor KLX 150 karena jenis sepeda motor ini berbeda karakter mesinya dari motor biasa. Serta penanganan perbaikan yang lambat dari mekanik ketika terjadi kerusakan pada sepeda motor juga disebabkan karena kurang pengetahuanya tentang penyebab kerusakan tersebut.

Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan pula teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

Intelligence atau kecerdasan buatan. Sistem pakar adalah salah satu bagian dari

kecerdasan buatan. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1988). Pada penelitian ini penulis menggunakan metode forward chaining. Namun pada penggunaanya, metode forward chaining juga masih memiliki kelemahan diantaranya kemungkinan tidak adanya cara untuk mengenali dimana beberapa fakta yang lebih penting dari fakta lainnya. Untuk itu penulis akan mengunakan metode certainty factor sebagai dasar acauan seorang pakar untuk menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap suatu kejadian atau fakta.

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan dan ditunjang dengan penelitian terdahulu dan masalah yang ada, maka penulis tertarik untuk

(22)

melakukan penlitian yang berjudul “Implementasi Sistem Pakar Menggunakan Metode Forward Chaining Dan Certainty Factor Untuk Deteksi Kerusakan Sepeda Motor Kawasaki KLX 150 Berbasis WEB”, adalah perwujudan untuk membantu mengaplikasikan pengetahuan manusia kedalam suatu sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi di antaranya, sebagai berikut :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kerusakan sepeda motor.

2. Banyaknya kasus yang menimpa pemilik kendaraan yang dilakukan oleh bengkel nakal karena melakukan perbaikan kurang memuaskan menjadi kerugian bagi pemilik kendaraan.

3. Penanganan perbaikan yang lambat dari mekanik sebuah bengkel ketika terjadi kerusakan pada sepeda motor karena tidak mengetahui penyebab kerusakan.

4. Panduan penanganan kerusakan mesin sepeda motor dibuku kurang praktis. 5. Belum maksimalnya metode forward chaining untuk menyelesaikan masalah

yang ada dalam sistem pakar. 1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak meluas dan dapat dibahas secara mendalam, maka penulis membatasi masalah yang dibahas pada aspek :

1. Aplikasi sistem pakar ini dibuat berbasis web menggunakan script PHP dengan menggunakan database MySQL.

(23)

2. Aplikasi sistem pakar ini dirancang dengan menggunakan metode Forward

Chaining dan Certainty Factor, untuk membantu diagnosa gangguan mesin

sepeda motor.

3. Aplikasi sistem pakar ini hanya mendeteksi kerusakan sepeda motor Kawasaki KLX 150 ( jenis mesin 4 tak 150cc non injeksi).

4. Kemampuan sistem pakar ini yaitu mendeteksi kerusakan dan memberikan solusi penanganan kerusakan sepeda motor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diambil adalah :

1. Bagaimana cara mengimplementasikan sistem pakar dengan metode Forward

Chaining dan Certainty Factor untuk deteksi kerusakan sepeda motor

Kawasaki KLX 150?

2. Bagaimana membuat sebuah sistem pakar yang dapat menganalisis kerusakan sepeda motor Kawasaki KLX 150 yang mudah digunakan secara efisien dan dapat di akses dimana saja?

1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan

1. Mengimplementasikan metode Forward Chaining dan Certainty Factor pada sistem pakar sehingga dapat meningkatkan akurasi diagnosa yang dihasilkan sistem.

2. Membuat sebuah sistem pakar untuk membantu pengguna atau mekanik dalam mendeteksi kerusakan sepeda motor Kawasaki KLX 150.

(24)

1.5.2 Manfaat

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Bagi peneliti

1. Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan teori dan praktek lapangan pekerjaan.

2. Dapat memberikan kontribusi positif bagi pengguna maupun mekanik sepeda motor dengan adanya aplikasi sistem pakar tersebut.

b. Bagi Pengguna Sepeda Motor

1. Dapat membantu dalam mengambil keputusan dalam hal mengatasi kerusakan mesin sepeda motor sehingga dapat mengefisiensikan waktu, dan biaya yang dikeluarkan.

2. Dapat membantu untuk menemukan solusi atas masalah kerusakan sepeda motor.

c. Bagi Mekanik

1. Dapat membantu mekanik dalam melakukan diagnosa sebelum dilakukan perbaikan terutama untuk mekanik pemula.

2. Dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga yang dikeluarkan mekanik. 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam skripsi disusun dengan tujuan supaya pokok - pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika dalam skripsi ini terdiri dari beberapa bab :

(25)

Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mengacu pada daftar pustaka terutama menerangkan masalah kecerdasan buatan, sistem pakar, metode yang digunakan dan yang berhubungan dengan judul penyusunan laporan penelitian

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi serta diuraikan tentang langkah-langkah perancangan dan pembuatan sistem pakar sekaligus layout dari sistem yang akan dibuat.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil implementasi perancangan dan menguji coba sistem yang dibuat, sehingga dari proses tersebut akan didapatkan sebuah analisa hasil yang akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil implementasi dan pengujian yang telah dilakukan pada sistem dan saran-saran untuk melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan penyusunan sekaligus akhir dari laporan penelitian ini.

(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia kedalam komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Arhami, 2005).

Dalam buku Sistem Pakar dan Pengembangannya karangan Sri Hartati (2008 : 3) terdapat definisi sistem pakar, yaitu :

1) Menurut Martin dan Oxman (1988) : Sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.

2) Menurut Turban dan Aronson (2001) : Sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang dimasukkan ke dalam komputer untuk memecahkan masalah-masalah yang biasanya diselesaikan oleh pakar 3) Menurut Giarratano dan Riley (2005) : Salah satu cabang kecerdasan

buatan yang menggunakan pengetahuanpengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

(27)

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efrain Turban dalam (Suyoto, 2004), konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan untuk menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Seorang ahli atau pakar adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka. Pengalihan keahlian yang dimaksud adalah pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan empat aktivitas, yaitu : tambahan pengetahuan (dari ahli atau sumber-sumber lainnya) → representasi pengetahuan ke komputer → inferensi pengetahuan → pengalihan pengetahuan ke

user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis

pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistempakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian - keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basisdata, maka komputer harus dapat deprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Jadi secara umum sistem pakar terdiri atas tiga komponen utama yaitu : Knowledge base (Basis Pengetahuan), Motor Inferensi, User Interface. Gambar di bawah ini merupakan konsep dasar sistem pakar secara umum.

(28)

Gambar 2. 1 Konsep Dasar Sistem Pakar (Suparman dan Marlan, 2007)

User atau pengguna sistem menjalankan sistem pakar masuk ke user interface yang berfungsi sebagai media pemasukan pengetahuan ke dalam basis

pengetahuan dan melakukan komunikasi dengan user. Dalam user interface ini, ditampilkan semua gejala yang nantinya dipilih user sesuai apa yang dialaminya. Setelah itu data pilihan diproses ke inference engine atau mesin inferensi yang bertugas menganalisis pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan. Inference engine menganalisis berdasarkan knowledge base yang berisi semua fakta, ide, hubungan dan interaksi suatu pengetahuan. Knowledge

base memberi sebuah kesimpulan kerusakan ke inference engine. Lalu inference engine menarik kesimpulan dan ditampilkkan ke user interface. Dan user interface menampilkan hasil diagnosa kepada user atau pengguna sistem.

2.1.2 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment) (Sri Kusumadewi, 2003). Lingkungan pengembang

(29)

lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar. Komponen - komponen sistem pakar dalam dua bagian tersebut diantaranya adalah:

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Menggambarkan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi.

2. Basis Pengetahuan

Basis Pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu:

a. Fakta : Informasi tentang objek dalam era permasalahan tertentu. b. Aturan : Informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari

fakta yang telah diketahui.

3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acqustion)

Akuisisi pengetahuan, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, di lengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Metode Akuisis Pengetahuan diantaranya:

a. Wawancara

Metode yang paling banyak digunakan, yang melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara.

(30)

b. Analisis

Metode ini pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan katakata pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis.

c. Observasi pada Pekerjaan Pakar

Pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.

d. Induksi Aturan dari Contoh

Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah diberikan beberapa contoh, system induksi aturan dapat membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.

4. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh para pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam

workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

5. Workplace / Blackboard

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung

(31)

a. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah.

b. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.

c. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan. 6. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas Penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan berikut ini:

a. Mengapa suatu pertanyaaan ditanyakan oleh sistem pakar? b. Bagaimana konklusi dicapai?

c. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan?

d. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi? 7. Perbaikan Pengetahuan

Menurut Ramadiani (2011) pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerja serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesusesan dan kegagalan yang dialaminya serta mengevaluasi apakah pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang.

(32)

Gambar 2. 2 Arsitektur Sistem Pakar

2.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

Adapun keuntungan dari sistem pakar yaitu: (Kusrini, 2006:15)

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan seperti layaknya seorang pakar.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).

5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

6. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ’tidak tahu’ atau ’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

7. Tidak memerlukan biaya saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari.

(33)

8. Dapat digandakan (diperbanyak) sesuai kebutuhan dengan waktuyang minimal dan sedikit biaya.

9. Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama.

10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

11. Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat member nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

12. Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif, dan bisa mencakup lebih banyak aplikasi.

13. Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.

Selain memiliki banyak keuntungan, sistem pakar juga memiliki kelemahan, diantaranya: (Arhami, 2005:10)

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkannya sangat mahal

2. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah.

3. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.

(34)

5. Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

6. Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi pemakaian sistem pakar.

2.2 Metode Inferensi : Forward Chaining

Sutojo, dkk.,(2009) menyatakan inferensi adalah suatu prosedur (program) yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya.

Terdapat berbagai cara pemecahan masalah didalam sistem pakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah arah penelusuran dan topologi penelusuran. Dalam hal ini, pemecahan masalah yang ada pada sistem menggunakan forward chaining. Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dari inputan beberapa fakta, kemudian menurunkan beberapa fakta dari aturan-aturan yang cocok pada knowledge base dan melanjutkan prosesnya sampai jawaban sesuai (Kusumadewi Sri, 2003).

Gambar 2. 3 Metode Forward Chaining (Kusumadewi Sri, 2003:118)

(35)

2.3 Metode Certainty Factor

Certainty Factor merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Secara konsep, Certainty Factor (CF) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Certainty Factor (CF) dapat terjadi dengan berbagai kondisi. Diantara kondisi yang terjadi adalah terdapat beberapa antensenden (dalam rule yang berbeda) dengan satu konsekuen yang sama. Pada konsep Certainty Factor ini juga sering dikenal dengan adanya believe dan

disbelieve. Believe merupakan keyakinan, sedangkan disbelieve merupakan

ketidakyakinan (T. Sutojo, dkk., 2009). Adapun notasi atau rumusan dasar dari

Certainty Factor, sebagai berikut.

CF[Rule] = MB [H,E] – MD [H,E]

CFcombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * [1-CF[H,E]1] Keterangan :

CF[Rule] = Faktor kepastian

MB[H,E] = Measure of Believe, merupakan nilai kepercayaan hipotesis h dipengaruhi oleh fakta e.

(36)

MD[H,E] = Measure of Disbelieve, merupakan nilai ketidakpercayaan hipotesis h dipengaruhi oleh fakta e.

P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesis H.

P(H|E) = Probabilitas bahwa H benar karena fakta E.

Selain menggunakan rumus diatas, perhitungan certainty factor juga bisa menggunakan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai CF (Rule) didapat dari interpretasi “term” dari pakar, yang diubah menjadi nilai CF tertentu sesuai tabel berikut.

Tabel 2. 1 Interpretasi Term Nilai CF

(Sumber : T. Sutojo, dkk., 2009 : 196)

Adapun kelebihan metode Certainty Factor adalah:

1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa kerusakan sebagai salah satu contohnya.

Uncertain Term CF

Definitely not (pasti tidak) - 1.0

Almost certainly not (hampir pasti tidak) - 0.8

Probably not (kemungkinan besar tidak) - 0.6

Maybe not (mungkin tidak) - 0.4

Unknown (tidak tahu) - 0.2 to 0.2

Maybe (mungkin) 0.4

Probably (kemungkinan besar) 0.6

Almost certainly (hampir pasti) 0.8

(37)

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengelola dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.

Berikut juga kekurangan dari metode Certainty Factor :

1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran.

2. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian atau kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah

3. Nilai CF yang diberikan bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar.

2.4 Diagnosa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diagnosa atau diagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu hal. Sedangkan pengertian mendiagnosa adalah menentukan jenis penyakit atau kerusakan dengan meneliti atau memeriksa gejala-gejalamya. Diagnosa juga dapat diartikan proses identifikasi dengan suatu gejala. Diagnosa digunakan dalam banyak ilmu yang berbeda dengan variasi dalam penggunaan logika, analisis, dan pengalaman untuk menentukan sebab dan akibat. Dalam sistem rekayasa dan ilmu komputer, biasanya untuk menentukan penyebab dari gejala dan solusi.

(38)

Menurut Suherman (2011) diagnosa memiliki beberapa manfaat antara lain : untuk menemukan atau mengidentifikasi penyakit atau kerusakan apa yang dialami seseorang maupun sebuah benda, untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal, sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit atau kerusakan di lapangan, dan salah satu upaya mencegah serta menanggulangi penyebaran suatu penyakit atau kerusakan.

2.5 Mesin Sepeda Motor

Menurut Barodi (2014), sistem kerja yang baik pada sebuah mesin kendaraan sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Demikian pula pada mesin kendaraan sepeda motor. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan agar mesin kendaraan sepeda motor dapat bekerja dengan baik.

1. Mengisap bahan bakar (campuran bensin dengan udara) masuk ke dalam ruang bakar.

2. Menaikkan tekanan gas campuran bensin dan udara agar diperoleh tekanan hasil pembakaran yang cukup tinggi.

3. Meneruskan gaya tekan hasil pembakaran sehingga dapat digunakan sebagai tenaga penggerak.

4. Membuang gas hasil pembakaran keluar dari ruang pembakaran.

Panas yang timbul karena adanya pembakaran bahan bakar inilah yang dipergunakan oleh mesin untuk menghasilkan daya tenaga penggerak sepeda motor. Pada sepeda motor, tenaga didapat dari hasil pembakaran bensin bercampur udara di dalam suatu ruang bakar yang kemudian akan menimbulkan

(39)

panas. Panas ini kemudian diubah menjadi tenaga gerak/tenaga mekanis di dalam suatu mesin yang disebut motor bakar.

Gambar 2. 4 Mesin Sepeda Motor 4 Tak

(Sumber: http://genwisaku.blogspot.co.id/2017/07/cara-kerja-sistem-mesin-motor-4-tak.html)

2.5.1 Prinsip Kerja Mesin Sepeda Motor 4 Tak

Menurut Rahadi (2014), menjelaskan bahwa prinsip kerja mesin 4 tak terjadi dalam beberapa langkah, diantaranya:

1) Langkah isap

a. Torak dari TMA ke TMB.

b. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup.

c. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur di dalam karburator, masuk dan diisap ke dalam silinder.

(40)

2) Langkah kompresi/penekanan 1) Torak bergerak dari TMB ke TMA

2) Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang telah diisap tadi tidak dapat keluar pada waktu ditekan oleh torak yang mengakibatkan tekanan gas akan naik sambil mengeluarkan panas.

3) Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA, busi mengeluarkan percikan bunga api listrik.

4) Gas/bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi tadi terbakar.

5) Akibat pembakaran bahan bakar tadi, tekanannya akan naik menjadi kira-kira tiga kali lipat

3) Langkah kerja/ekspansi

(a) Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup.

(b) Gas yang terbakar tadi dengan temperatur dan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian menekan dan memaksa torak turun ke bawah dari TMA ke TMB.

(c) Saat inilah pertama kali tenaga poros (kalori) diubah menjadi tenaga bergerak/mekanis. Tenaga ini disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh poros engkol diubah menjadi gerak berputar.

4) Langkah pembuangan

a. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup. b. Torak bergerak dari TMB ke TMA

c. Gas-gas sisa pembakaran terdorong oleh torak keluar melalui katup buang menuju udara bebas.

(41)

Hal ini berlangsung berulang - ulang sehingga memungkinkan mesin bergerak terus menerus.

Gambar 2. 5 Siklus Kerja Mesin 4 Tak

(Sumber: http://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/)

2.5.2 Bagian – Bagian Penting Sepeda Motor

Menurut Alfian (2016), ada beberapa bagian penting dalam sepeda motor, khususnya pada sektor mesin, diantaranya:

1. Silinder

Silinder adalah sebagai tempat pembakaran campuran bahan bakar dengan udara untuk mendapatkan tekanan dan temperatur yang tinggi. Pada mesin 4 tak dinding silindernya berbentuk rata dan polos.

2. Kepala silinder

Umumnya kepala silinder dibuat dari bahan aluminium paduan. Untuk menghindarkan terjadinya kebocoran gas terutama pada langkah kompresi maka pemasangan paking dan pengencangan baut untuk merapatkan kepala silinder terhadap silindernya haruslah seteliti mungkin.

(42)

3. Bak mesin

Bak mesin merupakan tempat silider, poros engkol, dan gigi transmisi. Pada motor 4 tak, bak mesin juga merupakn tempat minyak pelumas sekaligus juga sebagai pendingin minyak pelumas di dalam sirkulasinya.

4. Torak (Piston)

Torak atau piston terbuat dari bahan aluminium paduan yang mempunyai sifat: ringan, penghantar panas yang baik, pemuaian kecil, tahan terhadap keausan akibat gesekan dan kekuatan yang tinggi terutama pada temperatur tinggi.

5. Ring piston

Fungsi ring piston adalah untuk mempertahankan kerapatan antara torak dengan dinding silinder agar tidak ada kebocoran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin. Selain itu, ring piston juga berfungsi membantu pengontrolan lapisan minyak pelumas di dinding silinder.

6. Pena torak

Pena torak berfungsi untuk mengikat torak terhadap batang penggerak. Selain itu, pena torak juga berfungsi sebaga pemindah tenaga dari torak ke batang penggerak agar gerak bolak balik dari torak dapat diubah menjadi gerak berputar pada poros engkol.

7. Batang penggerak

Batang penggerak adalah suatu batang yang menghubungkan torak dengan poros engkol

(43)

8. Poros engkol

Pada umumnya poros engkol dibuat dari baja. Jenis poros engkol yang dipergunakan pada mesin sepeda motor adalah: jenis built up digunakan pada motor jenis kecil yang mempunyai jumlah silinder satu atau dua, dan jenis

one piece digunakan pada motor jenis besar yang mempunyai jumlah silinder

banyak.

9. Roda gaya atau roda penerus

Berputarnya poros engkol secara terus-menerus itu adalah akibat adanya tenaga gerak (energi kinetis) yang disimpan pada roda penerus sebagai kelebihan pada saat langkah kerja. Pada mesin sepeda motor umumnya roda penerus berfungsi juga sebagai rotor generator.

10. Katup

Untuk mesin 4 tak pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran dilakukan melalui katup masuk dan katup buang. Bagian - bagian dari unit katup terdiri dari katup masuk dan katup buang, penghantar katup, pegas katup bagian luar, pegas katup bagian dalam, penahan, penutup celah dan ring dudukan pegas katup.

2.5.3 Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor

Menurut Alfian (2016), diagnosa pada sistem pakar ini merupakan upaya atau proses menemukan kelemahan atau gangguan apa yang dialami oleh mesin sepeda motor. Diagnosa dilakukan oleh user atau pengguna sepeda motor dengan mengidentifikasikan gejala yang dialami, lalu gejala diperiksa dan dianalisis oleh sistem pakar dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya. Studi yang seksama terhadap fakta sesuatu hal untuk menemukan

(44)

karakteristik atau kesalahan yang esensial. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal ditampilkan di sistem pakar ini sebagai kesimpulan diagnosa kerusakan mesin sepeda motor.

Gangguan mesin sepeda motor dapat diketahui dengan gejala yang ada, berikut gejala-gejala pada mesin sepeda motor:

1. Mogok

Mogok merupakan sebuah gejala yang mengakibatkan motor tidak jalan total atau macet. Biasanya motor mogok disebabkan karena kerusakan busi, karburator, atau mungkin bensin habis.

2. Mesin berputar, tetapi tidak dapat hidup

Gejala ini merupakan gejala saat motor di starter jalan akan tetapi hanya mesinnya yang berputar, sedangkan motor tidak dapat hidup. Biasanya disebabkan oleh bensin habis, kerusakan pada karburator, busi mati, kerusakan pada kepala silinder, kontak longgar pada tutup kepala besi, dan digital CDI rusak.

3. Mesin cepat panas

Mesin cepat panas merupakan gejala mesin yang mengalami overheat. Kondisi mesin cepat panas bisa diketahui dengan mendekatkan bagian tubuh kita di depan mesin atau dari bau panas seperti karet yang dipanaskan. Faktor yang menyebabkan mesin cepat panas yaitu pemakaian oli boros, ada kerak-kerak karbon berlebihan pada kepala torak, dan torak aus.

(45)

4. Mesin tersendat-sendat saat jalan

Mesin tersendat-sendat saat jalan merupakan sebuah gejala ketika saat motor jalan terasa jalannya terputus-putus atau tersendat-sendat sehingga motor kurang maksimal dalam kinerja. Kondisi seperti ini diakibatkan busi yang kotor atau rusak, maupun karburatornya.

5. Mesin kekurangan tenaga

Mesin kekurangan tenaga merupakan sebuah gejala sepeda motor yang dapat menyebabkan kurang maksimalnya kinerja motor. Akibat gejala ini tarikan motor kurang enak terutama pada jalan yang tinggi. Biasanya diakibat oleh kampas kopling yang habis, kabel kopling tertekuk, kotor atau rusak, rantai mesin longgar atau aus, busi, rangkaian sistem bahan tersumbat atau rusak, torak aus dan jarak main tidak tepat.

6. Ada backfiring (nembak-nembak) atau misfiring (brebet) pada waktu akselerasi.

Gejala ini bisa ditemukan ketika mulai menjalankan motor atau saat akselerasi terdengar suara nembak-nembak atau brebet. Gejala ini disebabkan oleh karburatornya yang kotor atau rusak, sistem pengapian rusak dan rantai mesin longgar atau aus.

7. Suara berlebihan

Gejala ini bisa ditemukan ketika motor sedang jalan terdengar suara berlebihan pada mesin yang tidak membuat nyaman buat pengendara. Gejala ini disebabkan oleh sekhernya rusak, kerusakan pada kepala silinder, rantai mesin longgar atau aus, stasioner putus dan kehabisan oli.

(46)

8. Suara mesin mengetuk atau abnormal

Motor yang mengalami gejala ini ciri-cirinya terjadi suara aneh yang kadang-kadang berbunyi pada mesinnya. Gejala ini diakibatkan oleh cincin torak aus dan ada kerak-kerak karbon berlebihan pada kepala torak atau ruang pembakaran.

9. Suara-suara berisik pada poros engkol

Gejala ini bisa ditemukan saat motor dijalankan terdengar suara berisik yang terjadi di poros engkol. Gejala ini disebabkan oleh buntalan poros engkol atau batang penggerak aus dan kerusakan pada gigi transmisi.

10. Suara knalpot berisik

Suara knalpot yang berisik disebabkan oleh filter atau sharingan lepas dan sistem exhaust rusak.

11. Bahan bakar boros

Bahan bakar boros merupakan cepat habisnya bensin seperti tidak biasanya. Bahan bakar boros disebabkan oleh kerusakan pada karburator.

12. Gas buang berwarna hitam

Saat motor dijalankan, keluar asap atau gas pada knalpot yang berwarna hitam. Gas buang berwarna hitam disebabkan oleh kerusakan pada gasket kepala silinder, kerusakan pada kepala silinder dan torak aus.

13. Gas buang berwarna putih

Saat motor dijalankan, keluar asap atau gas pada knalpot yang berwarna putih. Gas buang berwarna putih disebabkan oleh kerusakan sekher dan torak aus.

(47)

14. Minyak pelumas atau oli kotor

Minyak pelumas atau oli kotor disebabkan oleh minyak pelumas jarang diganti, roda gigi penggerak pompa minyak pelumas rusak dan cincin torak aus.

15. Performa rem buruk

Gejala ini ditandai dengan kurang kinerjanya rem saat digunakan. Performa rem buruk disebabkan oleh penyetelan rem tidak benar, kampas rem aus, kerusakan pada rem dan permukaan minyak terlalu rendah.

16. Klakson tidak berbunyi

Ketika tombol klakson ditekan, tidak ada bunyi yang terdengar. Klakson tidak berbunyi disebabkan oleh klakson rusak, tombol rusak atau ada keraknya, baterai rusak dan sekring mati.

Gangguan-gangguan atau kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada mesin sepeda motor :

1. Karburator kotor atau rusak

Langkah-langkah menangani karburator kotor atau rusak yaitu longgarkan tutup atas karburator pada motor (carburetor top) searah jarum jam. Lepaskan carburetor top dan throttle valve (skep) dari karburator. Lepaskan kabel gas dari skep sambil menekan pegas skep. Lepaskan penahan jarum skep dan jarum skepnya. Periksa skep dan jarum skep terhadap goresan, keausan atau kerusakan. Apabila mengalami kerusakan maka ganti skep dan jarum skep dengan jarum yang berdiameter kecil. Jika permasalahannya cuma itu, maka lakukan langkah sebelumnya untuk pemasangan (kata lepaskan diubah menjadi pasangkan). Apabila masih layak, maka permasalahan pada badan

(48)

karburator. Lepaskan semua kabel, baut dan konektor dari badan karburator. Buka mangkuk karburator dan perhatikan apakah ada kotoran di dalamnya atau tidak. Apabila ada kotoran di dalamnya bersihkan dengan menggunakan kuas dan bensin. Buka pelampung karburator(perhatikan jarum ventilator di bawah pelampung), pilot jet dan main jet, bersihkan pilot jet dan main jet dengan menggunakan angin bertekanan tinggi (kompresor) atau dengan meniup dengan keras. Pastikan lubang pilot jet dan main jet tidak tersumpal kotoran. Buka pula setelan angin yang ada di samping badan karburator ingat bagian ini akan ada per kecil dan o-ring kecil, jadi harus hati-hati dan jangan sampai keliru dengan setelan stasioner, setelan stasioner letaknya searah dengan skep karburator, sedangkan setelan angin biasanya di belakang atau di depannya. Bersihkan semua lubang yang ada pada karburator dengan bensin kemudian lanjutkan dengan angin bertekanan tinggi (kompresor) atau dengan meniupnya dengan keras. Bila semua sudah bersih, susun kembali pilot jet, main jet dan pelampung beserta jarum ventilator kemudian tutup dengan mengikuti langkah 11 sampai ke 8 (kata buka diubah menjadi pasangkan). Pasang kembali karburator pada tempatnya dan pasang kembali jarum setelan angin yang ada pada bagian samping badan karburator. Putar dua setengah putaran setelah baut setelan di kencangkan untuk setelan standart. Lalu lakukan langkah 4 sampai ke 1 untuk pemasangan (kata lepaskan diubah menjadi pasangkan).

(49)

Gambar 2. 6 Service karburator

2. Busi rusak

Cara menangani busi yaitu lepaskan penutup kepala busi. Pakai kunci busi sesuai ukurannya, putar kebalikan jarum jam sampai busi terlepas. Bila berkerak/kotor bersihkan hingga bersih. Pasang busi seperti arah jarum jam. Kencangkan dan pasang kembali tutup kepala busi. Jika masih tidak jalan, kemungkinan busi aus/rusak. Maka, ganti dengan busi yang baru.

Gambar 2. 7 Busi kotor

3. Piston aus

Cara menangani torak atau piston aus yaitu lepaskan cylinder head (kepala silinder). Lepaskan silinder. Lepaskan gasket dan dowel pins. Lepaskan karet-karet dari silinder. Lepaskan piston pin clip pada silinder dengan menggunakan tang. Keluarkan piston pin dan lepaskan piston. Renggangkan

(50)

masing-masing piston ring (cincin piston) dan keluarkan dengan mengangkatnya ke atas pada sebuah titik berhadapan dengan celah ujung ring. Periksa piston terhadap retak-retak atau kerusakan lain. Jika rusak, maka ganti yang baru. Pasang kembali dengan urutan kebalikan.

Gambar 2. 8 Piston aus

4. Kepala silinder rusak

Cara menangani kerusakan kepala silinder yaitu lepaskan baut knalpot. Lepaskan busi, lepaskan tutup lubang penyetelan klep (valve adjuster hole cap) dan tutup kumparan pembangkit. Lepaskan baut-baut intake manifold (saluran masuk ke kepala silinder). Lepaskan baut sealing washer (cincin perapat) dan cam sprocket cover (tutup sprocket cam) dan gasket. Lepaskan tutup lubang pemutaran poros engkol dan tanda timing. Lepaskan tutup-tutup lubang penyetelan katup. Putar poros engkol berlawanan arah jarum jam sampai tanda "O" pada sprocket noken as bertepatan dengan tanda penyesuaian pada kepala silinder. Lepaskan bautbaut pemasangan sprocket noken as dan keluarkan sprocket. Lepaskan baut yang mengikat kepala silinder dengan silinder. Lepaskan empat buah mur dan cincin pemasangan tutup kepala silinder. Bersihkan kepala silinder dengan cairan pembersih dan

(51)

amplas permukaan. Amati dan identifikasi jika rusak maka ganti yang baru. Rakit kembali komponen dengan langkah kebalikan melepas.

Gambar 2. 9 Kepala silinder rusak

5. Ring piston aus

Cara menangani cincin torak aus yaitu lepaskan cylinder head (kepala silinder). Lepaskan silinder, lepaskan gasket dan dowel pins. Lepaskan karet-karet dari cylinder. Lepaskan piston pin clip pada silinder dengan menggunakan tang. Keluarkan piston pin dan lepaskan piston. Renggangkan masing-masing piston ring (cincin piston) dan keluarkan dengan mengangkatnya ke atas pada sebuah titik berhadapan dengan celah ujung ring. Ganti piston ring (cincin piston) dengan yang baru. Pasang kembali komponen berdasarkan urutan kebalikannya.

(52)

6. Rantai terlalu tegang

Cara menangani kerusakan ini yaitu sebelum menyetel rantai, posisikan motor pada posisi standart tengah. Setelah itu kendurkan baut roda belakang dan tarik roda tersebut beberapa milimeter secara perlahan dan kencangkan baut kembali, untuk mengecek kekencangan rantai. Ukurlah jarak renggang rantai dengan cara menekan bagian bawahnya dengan jari tangan atau obeng. Jarak renggang rantai yang normal berkisar 20-33 mm. Jika dirasa rantai aus atau rusak maka diganti yang baru. Jangan lupa mematikan tanda penyesuaian setelan rantai antara yang kiri dan kanan harus sama posisi tandanya. Kalau semua sudah dilakukan, pastikan saat mengencangkan baut roda belakang, roda tidak bergerak sama sekali, karena kalau bergeser sedikit saja akan memberi pengaruh besar pada kekencangan rantai.

(53)

2.6 Unified Modeling Language (UML)

2.6.1 Pengenalan Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang

banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.

UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk

menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak.

UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML

paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek (Rosa A.S dan M. Shalahudin, 2014:133).

2.6.2 Sejarah UML

Bahasa pemrograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan dikenal dengan nama Simula-67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Perkembangan aktif dari pemrograman berorientasi objek mulai menggeliat ketika berkembangnya bahasa pemrograman Smalltalk pada awal 1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan bahasa pemrograman berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eiffel, dan CLOS.

(54)

Sekitar lima tahun setelah Smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan berorientasi objek. Karena banyaknya metodologi yang berkembang pesat saat itu, maka muncullah ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat dimengerti semua orang. Maka dibuat bahasa yang merupakan gabungan dari beberapa konsep, seperti konsep Object Modeling Technique (OMT) dari Rumbaugh dan Booch (1991), konsep The Classes, Responsibilities,

Collaborators (CRC) dari Rebecca Wirfs-Brock (1990), konsep pemikiran Ivar

Jacobson, dan beberapa konsep lainnya dimana James R. Rumbaigh, Grady Booch, dan Ivar Jacobson bergabung dalam sebuah perusahaan yang bernama

Rational Software Corporation menghasilkan bahasa yang disebut dengan Unified Modeling Language (UML).

Pada tahun 1996, Object Management Group (OMG) mengajukan proposal agar adanya standarisasi pemodelan berorientasi objek dan pada bulan September 1997 UML diakomodasi oleh OMG sehingga sampai saat ini UML telah memberikan kontribusinya yang cukup besar di dalam metodologi berorientasi objek dan hal-hal yang terkait di dalamnya (Rosa A.S dan M. Shalahudin, 2014:138).

2.6.3 Diagram UML

Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140), pada UML terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.

1. Structure diagram, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.

(55)

diagram, composite structure diagram, package diagram dan deployment diagram.

2. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem. Behavior diagram terdiri dari Use case diagram,

Aktivity diagram, State Machine System.

3. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi

Diagram, Communication Diagram, Timing Diagram, Interaction Overview Diagram antar subsistem pada suatu sistem. Interaction diagram terdiri dari Sequence.

2.6.3.1 Use Case Diagram

Rosa dan M. Shalahudin (2014:155), use case atau diagram use

case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi

yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar,

use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam

sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

(56)

Tabel 2. 2. Simbol-simbol diagram use case

No. Simbol Deskripsi

1. Use case

Nama use case

Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama use case.

2. Aktor/actor Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor. 3. Assosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use

case yang berpartisilpasi pada use case atau use case memiliki interaksi

dengan aktor. 4. Exstensi/extend

<<extend>>

Relasi use case tambahan kesebuah

use case dimana use case yang

ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip dengan prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan.

(57)

Tabel 2.2. Simbol-simbol diagram use case (Lanjutan)

No. Simbol Deskripsi

5. Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya :

ubah data

mengola data

hapus data

arah panah mengarah pada use case yang menjadi generalisasinya (umum)

6. Menggunakan / include / uses

<<include>>

Relasi use case tambahan ke sebuah use

case dimana use case yang ditambahkan

memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini

Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include di use case :

- Include berarti use case yang

ditambahkan akan selalu di panggil saat use case tambahan dijalankan, missal pada kasus berikut :

(58)

Tabel 2.2. Simbol-simbol diagram use case (Lanjutan)

No. Simbol Deskripsi

7.

<<uses>>

validasi username <<include>>

Login

- Include berarti use case yang

tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang di tambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan di jalankan, misal pada kasus berikut :

validasi user

<<include>>

ubah data

Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah satu atau keduanya tergantung pada pertimbangan dan interpretasi yang dibutuhkan.

Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:156)

2.6.3.2 Sequence Diagram

Mnurut Rosa dan M. Shalahudin (2014:165), diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan massage yang dikirimkan dan diterima antar

(59)

objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use

case. Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal

sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup dalam diagram sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banayak.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen :

Tabel 2. 3 Simbol-simbol sequence diagram

No. Simbol Deskripsi

1. Aktor

Atau

Nama aktor

Tanpa waktu aktif

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan dalam menggunakan kata benda diawal frase nama aktor.

(60)

Tabel 2. 3 Simbol-simbol sequence diagram(Lanjutan)

No. Simbol Deskripsi

3. Objek

Nama objek : nama kelas

Menyatakan objek yang berinteraksi pesan

4. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan

aktif dan berinteraksi, semuanya yang terhubungdengan waktu aktif ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya, misalnya

1: login()

Maka CekStatusLogin() dan Open() dilakukan dalam metode Login(). Aktor tidak memiliki waktu aktif

5. Pesan tipe create

<<create>>

Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat

6. Pesan tipe call

1 : nama_metode()

Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek lain atau diri nya sendiri,

1 : nama_metode()

2.CekStatusLogin()

(61)

Tabel 2. 3 Simbol-simbol sequence diagram(Lanjutan)

No. Simbol Deskripsi

Arah panah mengarah pada objek yang memiliki operasi/metode, karena ini memanggil operasi/metode maka

operasi/metode yang dipanggil harus ada pada diagram kelas sesuai dengan kelas objek yang berinteraksi

7. Pesan tipe send

1 : masukkan

Menyatakan bahwa suatu objek

mengirimkan data/masukkan/informasi ke objek lainnya, arah panah mengarah pada objek yang dikirim

8. Pesan tipe return

1 : keluaran

Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian

9. Pesan tipe destroy

<<destroy>>

Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaliknya jika ada create maka ada destroy

(62)

2.6.3.3 Activity Diagram

Rosa dan M. Shalahudin (2014:161), diagram aktivitas atau activity

diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah

sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu di perhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas :

Tabel 2. 4 Simbol-simbol activity diagram

No. Simbol Deskripsi

1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.

2. Aktivitas

Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.

3. Percabang an/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.

4. Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu. 5. Status akhir Status akhir yang dilakukan oleh sistem,

sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.

Gambar

Gambar 2. 1 Konsep Dasar Sistem Pakar   (Suparman dan Marlan, 2007)
Gambar 2. 2 Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 2. 4 Mesin Sepeda Motor 4 Tak
Gambar 2. 8 Piston aus  4.  Kepala silinder rusak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode make a macth adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari, serta siswa menerima satu kartu, kartu tersebut

(9) tidak diskriminatif antara murid yang berasal dari anak penguasa dunia; (10) bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan, yang tidak membahayakan

Peleburan dengan tungku ini dapat menghasilkan logam cair dengan komposisi kimia yang lebih konsisten dengan kadar impuritas yang lebih rendah karena bahan baku yang dilebur

tersebut berarti menambah kerumitan bentuk komponen dan menambah proses permesinan yang harus dilakukan, sehingga mengakibatkan meningkatnya angka Kompleksitas Produk(CI) dan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menghasilkan sebuah aplikasi sistem informasi akademik dalam rangka mendukung Aktivitas akademik pada SMAN 1 Kumai Kotawaringin

Pemimpin perubahan yang seperti apakah yang diharapkan mampu memimpin organisasi menuju organisasi kelas dunia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada?

HIV/AIDS, dimana jika seorang remaja memiliki pengetahuan yang baik akan cenderung bersikap positif namun jika pengetahuan yang kurang akan cenderung menggunakan sikap

(3) Dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui oleh Pimpinan Instansi Pemerintah, kelebihan pembayaran diperhitungkan