• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ……… TENTANG

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YAMG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang

Bahwa untuk melaksanakan Pasal 23 ayat 3 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Rumah Sakit Pendidikan

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Tahun 4437), sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan

Guru (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 45);

(2)

6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1441, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

7. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1531,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5007);

11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 sebagaimana telah empat kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara;

12. Dst

Menetapkan

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah Sakit Pendidikan adalah Rumah Sakit Umum dan/atau Rumah Sakit

(3)

pendidikan dan penelitian secara terpadu, meliputi bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, atau ? (apakah di RS Pendidikan harus ada pendidikan dokter?)dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya

2. Rumah Sakit Jejaring Pendidikan adalah beberapa Rumah Sakit Pendidikan

yang berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik Pendidikan Kedokteran dan/atau Pendidikan Kesehatan Tertentu serta berada dalam pengampuan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Pendidikan Kesehatan Tertentu

3. Rumah Sakit Jejaring Pelayanan - Pendidikan adalah Rumah Sakit yang memiliki keterbatasan sumber daya manusia, sarana/prasarana, dan manajemen pelayanan, menjalin perjanjian kerja sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu serta berada dalam pengampuan Rumah Sakit Pendidikan Utama tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku

4. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Umum yang digunakan Institusi Pendidikan Kedokteran (hanya institusi pendidikan dokter saja?) dan berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul/kurikulum pendidikan klinik dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran

dan/atau Standar Profesi Kesehatan lainnya

5. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi adalah Rumah Sakit Khusus atau Rumah

Sakit Umum dengan unggulan Pelayanan Kedokteran/Kesehatan tertentu yang digunakan Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan tertentu dan berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi

modul/kurikulum pendidikan klinik tertentu secara utuh, dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan/atau Standar Profesi Kesehatan tertentu ;

6. Rumah Sakit Pendidikan Satelit adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring

Rumah Sakit Pendidikan Utama dan/atau jejaring Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu serta digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul/kurikulum pendidikan klinik dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan/atau Standar Profesi Kesehatan tertentu;

Siapa pengampunya? RS Utama, afiliasi atau IPD/IPK

6. Bagaimana mengakreditasi RS Pendidikan satelit dalam konteks sebagian modul?

7. Dokter Pendidik Klinik adalah Dokter Spesialis berstatus Pegawai Negeri Sipil

yang diberi tugas tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh untuk (diberi tugas oleh siapa?) melakukan kegiatan pelayanan kesehatan/medik, pengabdian masyarakat, pendidikan dokter dan dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan, serta melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran

Formatted: Font color: Red Formatted: Underline Formatted: Font color: Red Formatted: Underline Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Underline, Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: English (U.S.) Formatted: Font: Not Bold

Formatted: Indent: Left: 0.3", No bullets or numbering

Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.49", No bullets or numbering

Formatted: Font color: Auto Formatted: Font color: Custom Color(RGB(84,141,212)) Formatted: Font color: Custom Color(RGB(84,141,212)) Formatted: Font color: Auto

(4)

8. Dosen Pendidik Klinik adalah Dokter dan/atau Dokter Spesialis dan/atau

Tenaga Kesehatan Profesional tertentu di Rumah Sakit Pendidikan, atau Institusi Pendidikan Kedokteran, dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh (oleh siapa?) melaksanakan pendidikan/pelatihan klinik peserta didik Pendidikan Profesi Kesehatan tertentu, penelitian di bidang Profesi Kesehatan tertentu , dan berperan sebagai penyelia peserta didik Pendidikan Profesi Kesehatan tertentu di Rumah Sakit Pendidikan

8. Dokter pendidik klinik dan dosen pendidik klinik hanya berbeda pada status PNS)

9. Institusi Pendidikan Kedokteran adalah Institusi penyelenggara Pendidikan

Dokter/Dokter Gigi dan/atau penyelenggara Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter

Gigi Spesialis (program studi)

10. Institusi Pendidikan Kesehatan adalah Institusi penyelenggara Pendidikan

Profesi Ilmu Kesehatan lainnya selain Ilmu Kedokteran tersebut di atas

11. Perjanjian Kerja Sama adalah dokumen tertulis yang berisi perikatan antara

pimpinan Rumah Sakit(apa?) dengan pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau pimpinan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya dalam hal penggunaan Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik dalam rangka pencapaian kompetensi.

12. Pendidikan Profesi Kedokteran adalah proses Pendidikan Dokter/Dokter Gigi

dan/atau Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang dilaksanakan dengan sistem modul/kurikulum berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter gigi dan/atau Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis yang disyahkan oleh KKI dan mendapatkan ijin dari Dikti

13. Pendidikan Kedokteran berkelanjutan adalah proses Pendidikan dan latihan

bagi Dokter/Dokter Gigi dalam rangka pendalaman dan penyegaran Ilmu Kedokteran setelah menyelesaikan pendidikan formal di Institusi Pendidikan Kedokteran (payung hukum?)

14. Pendidikan Tenaga Profesi Kesehatan adalah proses Pendidikan Profesi

Kesehatan tertentu selain Ilmu Kedokteran yang dilaksanakan dengan sistem modul/kurikulum berdasarkan Standar Profesi Kesehatan tertentu dan mendapatkan ijin Dikti

15. Pembelajaran Klinik adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

klinik dan sumber belajar di lingkungan Rumah Sakit

16. Penelitian Kedokteran/Kesehatan di Rumah Sakit adalah suatu kegiatan

pengamatan dan/atau kajian ilmu kedokteran/Kesehatan tentang suatu penyakit dengan menggunakan metodologi ilmiah dalam rangka mengembangkan serta menapis teknologi di bidang kedokteran/kesehatan dengan menggunakan Rumah Sakit sebagai wahana pengamatan dan/atau kajian ilmiah

17. Peserta didik adalah adalah orang yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran klinik yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan kedokteran dan/atau pendidikan kesehatan tertentu berdasarkan

Formatted: Font color: Auto

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Auto Formatted: Font color: Auto

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Indent: Left: 0.3", No bullets or numbering

Formatted: Underline, Font color: Custom Color(RGB(84,141,212))

Formatted: Underline, Font color: Custom Color(RGB(84,141,212))

Formatted: Font color: Custom Color(RGB(84,141,212))

(5)

Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan/atau Standar Pendidikan Profesi Kesehatan tertentu sesuai peraturan peraturan perundangan

18. Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan adalah kegiatan (oleh?) penilaian kelayakan suatu Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan (Pasal 22 UU RS)

19. Sertifikasi Rumah Sakit Pendidikan adalah proses pemberian Sertifikat

kepada Rumah Sakit Pendidikan yang telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan untuk jangka waktu tertentu

20. Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan adalah bukti pengakuan formal untuk

jangka waktu tertentu yang diberikan kepada Rumah Sakit Pendidikan yang telah lulus Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan

21. Sertifikasi Dokter Pendidik Klinik adalah proses pemberian Setifikat kepada

Dokter Spesialis yang telah mengikuti pelatihan Dosen (Dokter?) Pendidik Klinik 22. Sertifikat Dokter Pendidik Klinik adalah bukti pengakuan formal yang

diberikan kepada Dokter Pendidik Klinik yang telah mengikuti pelatihan Dosen Pendidik Klinik

23. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga kesehatan pendidik klinik dan/atau pesertadidik berdasarkan Standar Pendidikan Profesi.

24. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal atas kompetensi profesi

kedokteran/kesehatan yang telah dimiliki tenaga kesehatan pendidik klinik

dan/atau peserta didik sesuai dengan keahliannya

25. Sertifikat Kompetensi Tertentu (dalam UUPK oleh Kolegium) adalah bukti

pengakuan formal yang dikeluarkan oleh Ketua Program Studi tertentu atas kompetensi yang telah dimiliki peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis sesuai dengan keahliannya pada jenjang tertentu dan hanya berlaku selama 6 (enam) bulan (referensi ?)

26. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat

27. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah

Kabupaten/Kota

BAB II

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2

Rumah Sakit Pendidikan berkedudukan sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, serta berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan

Formatted: Font color: Custom Color(RGB(84,141,212))

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

(6)

(atau?) pendidikan tenaga kesehatan lainnya sesuai yang ditentukan peraturan perundangan

Pasal 3

Kedudukan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan, serta meningkatkan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi bidang kesehatan dengan memperhatikan etika pelayanan & ilmu ilmu pengetahuan bidang kesehatan

Pasal 4

Penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan ditujukan untuk :

1. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna;

2. Meningkatnya mutu penyelenggaraan pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya di Rumah Sakit; 3. Meningkatnya penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi serta penapisan

teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan lainnya

4. Terjaminnya perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien selaku penerima pelayanan, pemberi pelayanan, peserta didik, penyelenggara rumah sakit pendidikan, serta institusi penyelenggara pendidikan kedokteran dan atau

kesehatan

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 5

Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penyelengaraan Rumah Sakit di Indonesia yang melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, serta berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik bagi pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang (idemkan pasal 2 dengan bab 2 di atas)

BAB IV

PERSYARATAN DAN STANDAR Bagian Kesatu

Persyaratan Pasal 6

Formatted: Font color: Auto

Formatted: Font color: Auto

Formatted: Font color: Auto

Formatted: Font color: Red

(7)

(1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan suatu Rumah Sakit sekurang-kurangnya harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan sebagai berikut : (lengkap bersyarat atau salah satu saja?)

a. Telah memiliki izin operasional sesuai dengan klasifikasi (yang mana?)

Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang b. Telah terakreditasi oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun

luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku

c. Telah menjalin Perjanjian Kerja Sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya

d. Mendapat izin tertulisdari pemilik Rumah Sakit(izin apa?)

e. Mendapat rekomendasi dari Asosiasi Perumahsakitan (asosiasi yang mana?)

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan (harus berkoordinasi dengan Menteri yang berwenang pendidikan sesuai dengan UU RS pasal 22)

Bagian Kedua Standar

Pasal 7

(1) Standar Rumah Sakit Pendidikan sekurang-kurangnya meliputi : a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ;

b. Manajemen dan Administrasi ;

c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ; d. Penunjang pendidikan ; wahana pembelajaran klinik

e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas.

(2) Standar Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia bersama AIPKI + Diknas) dan ditetapkan oleh Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan

(3) Dalam penyusunan Standar Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan wajib

berkoordinasi dengan Kementerian yang membidangi Kesehatan,

Kementerian yang membidangi Pendidikan, Asosiasi Institusi Pendidikan

Kedokteran, Asosiasi Pendidikan Kesehatan lainnya serta

Lembaga/Institusi/Organisasi Profesi Kesehatan yang terkait (Apakah benar ARSPI yang koordinasi dengan lintas Kementerian)

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

(8)

(4) Standar (apakah beda syarat dan standar?) Rumah Sakit Pendidikan ditetapkan oleh Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Pendidikan

BAB V

PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Bagian Kesatu

Prinsip Penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan Pasal 8

(1) Rumah Sakit Pendidikan diselenggarakan secara transparan, akuntabel dan partisipatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, etika profesi kedokteran dan kesehatan, nilai kultural, serta berkeadilan

(2) Rumah Sakit Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu instusi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan prima kesehatan perorangan secara paripurna

(3) Rumah Sakit Pendidikan diselenggarakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya dalam rangka menghasilkan Tenaga Kesehatan yamng mampu menjunjung tinggi etika profesi dan memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

Perjanjian Kerja Sama

Pasal 9

Setiap Rumah Sakit Pendidikan wajib memiliki perjanjian kerja sama tertulis dengan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan yang akan menggunakan Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik

Pasal 10

Perjanjian kerja sama sebagaimana maksud dalam Pasal 9 sekurang-kurangnya meliputi :

a. Ketentuan Umum b. Tujuan

c. Ruang lingkup

d. Tanggung Jawab bersama e. Hak dan Kewajiban

f. Pembiayaan ???

g. Honor / jasa medik

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

(9)

h. Penelitian

i. Pengangkatan Tenaga Rumah Sakit sebagai Dosen Klinik ???

j. Kerja Sama dengan pihak ketiga ???

k. Badan Koordinasi Pendidikan

l. Pelayanan Profesi di luar Rumah Sakit

m. Jaminan sumber keuangan dan peruntukannya

n. Gugatan pidana dan/atau perdata pihak ketiga o. Keadaan memaksa

p. Ketentuan pelaksanaan kerja sama

q. Jangka waktu kerja sama  standar atau tidak?

r. Penyelesaian perselesihan

Pasal 11

Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja sama Rumah Sakit dengan Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan ditetapkan dalam Peraturan Menteri yang membidangi dan bertanggung jawab di bidang Kesehatan  Mendiknas setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan (UU RS pasal 22)

Bagian Kedua

Badan Koordinasi Pendidikan Pasal 12

Setiap Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan serta berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik bagi pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan atau pendidikan kesehatan lainnya wajib membentuk Badan Koordinasi Pendidikan

Pasal 13

Badan Koordinasi Pendidikan adalah satuan organisasi yang dibentuk berdasarkan Keputusan bersama Direktur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya

Pasal 14

Badan Koordinasi Pendidikan mempunyai fungsi melakukan koordinasi seluruh proses pembelajaran klinik di Rumah Sakit Pendidikan dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik sebagaimana modul/kurikulum ditentukan oleh Institusi

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

(10)

Pendidikan Kedokteran dan/atau Kolegium Kedokteran dan/atau Pendidikan Kesehatan lainnya

Pasal 15

Badan Koordinasi Pendidikan mempunyai tugas :

a. Memberikan dukungan administrasi proses pembelajaran klinik di Rumah Sakit Pendidikan;

b. Melakukan perencanaan dan pemenuhan (bagaimana caranya?) anggaran

belanja tahunan pembelajaran klinik sesuai kebutuhan;

c. Menyediakan ??? sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh peserta didik sesuai kebutuhan pencapaian kompetensi peserta didik;

d. Melakukan fasilitasi kepada seluruh peserta didik yang melaksanakan pembelajaran klinik di Rumah Sakit;

e. Melakukan fasilitasi kepada seluruh Dokter Pendidik Klinik dan/atau Dosen Pendidik Klinik yang melakukan bimbingan dan supervisi proses pembelajaran klinik peserta didik di Rumah Sakit;

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan proses pembelajaran klinik peserta didik di Rumah Sakit

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Koordinasi Pendidikan memliki wewenang :

a. Menetapkan Dokter Pendidik Klinik yang diusulkan oleh Panitia/Tim Kredensial Rumah Sakit dan Dekan Fakultas Kedokteran  dan atau pendidikan kesehatan lainnya

b. Menetapkan Dosen Pembimbing Klinik yang diusulkan oleh Panitia/Tim Kredensial RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya

c. Menyusun rancangan Peraturan Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf Medik yang terkait dengan proses pendidikan klinik bersama Komite Medik Rumah Sakit

d. Menetapkan tata tertib Dokter Pendidik Klinik dan/atau Dosen Pendidik Klinik ?

e. Menetapkan tata tertib peserta didik;

f. Melakukan tindakan administratif kepada Dokter Pendidik Klinik dan/atau Dosen Pendidik Klinik yang melakukan pelanggaran tata tertib

g. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit tentang penelitian dan pengembangan teknologi serta penapisan teknologi Kedokteran/Kesehatan yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit dengan memperhatikan etika profesi kedokteran dan etika profesi kesehatan lainnya

h. Melakukan tindakan admistratif sampai dengan penghentian pelaksanaan pendidikan klinik peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

(11)

Pasal 17

Susunan Organisasi Badan Koordinasi Pendidikan sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Ketua merangkap sebagai anggota ;

b. Wakil Ketua merangkap sebagai anggota ; c. Sekretaris merangkap sebagai anggota dan ;

d. 2 (dua) orang anggota

d. Kedudukan (RS atau IPD/K?) Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya Badan Koordinasi Pendidikan di bantu oleh Sekretariat Badan Koordinasi Pendidikan

Pasal 19

Personalia Badan Koordinasi Pendidikan terdiri dari unsur-unsur Rumah Sakit Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Pendidikan

Pasal 20

Dalam hal suatu Rumah Sakit bekerja sama dengan lebih dari 1(satu) Institusi Pendidkan Kedokteran dan/atau Institusi Pedidikan Kesehatan lain, maka Badan Koordinasi Pendidikan yang dibentuk adalah tetap 1 (satu) ??? dengan memperhatikan sebagai berikut :

(1) Keberadaan Badan

Koordinasi Pendidikan yang dibentuk terlebih dahulu merupakan Badan Koordinasi yang melaksanakan tugas, fungsi serta memiki kewenangan di Rumah Sakit;

(2) Unsur-unsur pengelola dari

Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya yang bekerja sama berikutnya wajib diikut sertakan dalam kepengurusan Badan Koordinasi Pendidikan

Bagian Ketiga

Sumber Daya Manusia Pendidikan Klinik Bagian Keempat

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Indent: Left: 0.59", No bullets or numbering

(12)

Pasal 21

Sumber daya manusia dokter pendidik klinik di Rumah Sakit Pendidikan dapat berasal dari Rumah Sakit dan/atau Institusi Pendidikan Kedokteran dan atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya dan atau Institusi lainnya

Pasal 22

Dokter Pendidik Klinik yang berasal dari Rumah Sakit ditetapkan oleh pejabat yang berwenang persyaratan dan kriteriacriteria  ? (Bakordik pasal 16, wewenang Bakordik)

Pasal 23

Dokter Pendidik Klinik yang dapat diusulkan oleh Rumah Sakit kepada pejabat yang berwenang dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki Ijazah Dokter Spesialis

b. Memiliki Surat Ijin Praktik yang masih berlaku di Rumah Sakit tempat bekerja c. Mendapat rekomendasi dari Pimpinan Rumah Sakit tempat bekerja

d. Mendapat rekomendasi dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran

d.e. Mendapat SK penetapan dari Bakordik (psl 16, wewenang Bakordik) Pasal 24

Kriteria dokter pendidik klinik meliputi kualifikasi akademik, kompetensi, sertfikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memenuhi kriteria lain yang tetapkan oleh pimpinan Instititusi Pendidikan Kedokteran dan atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya)

Pasal 25

Sumber daya manusia Dosen (dokter?) Pendidik Klinik berkualifikasi Dokter Spesialis yang berasal dari Institusi Pendidikan Kedokteran dapat diusulkan oleh pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk ditempatkan di Rumah Sakit Pendidikan sebagai penyelia dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki Ijazah Dokter

b. Memiliki Ijazah Dokter Spesialis

c. Memiliki Surat Izin Praktik yang masih berlaku

d. Mendapat rekomendasi dari pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran (sama dengan pasal 23)

Formatted: Indonesian

Formatted: Indonesian

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Indonesian

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Custom Color(RGB(84,141,212))

(13)

Pasal 26

Dokter Pendidikan Klinik yang bekerja di Rumah Sakit Pendidikan dapat disetarakan kedudukannya dengan Dosen Pendidik Klinik sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Pasal 27

Sumber daya manusia Tenaga Kesehatan Pendidik Klinik tertentu selain Dokter Pendidik Klinik yang berasal dari Rumah Sakit dapat ditetapkan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu sebagai Tenaga Kesehatan Pendidik Klinik tertentu dan penyelia peserta didik Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu setelah memenuhi persyaratan dan kriteria

Pasal 28

Dosen (apakah sebutan dosen hanya karena bukan dokter?) Pendidik Klinik berkualifikasi Tenaga Kesehatan tertentu selain Dokter Spesialis dapat diusulkan oleh Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu untuk ditempatkan Rumah Sakit Pendidikan sebagai penyelia peserta didik program studi pendidikan kesehetan tertentu

Pasal 29

Persyaratan dan kriteria Tenaga Kesehatan Pendidik Klinik tertentu sebagai penyelia peserta didik di Rumah Sakit ditetapkan oleh Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu

Pasal 30

Ketentuan lebih lanjut mengenai Tenaga Kesehatan tertentu sebagai Tenaga Kesehatan Pendidik Klinik tertentu di Rumah Sakit Pendidikan diatur dengan Peraturan Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan berkoordinasi dengan Menteri yang membidangio pendidikan

Bagian Keempat Penunjang Pendidikan Klinik

Pasal 31

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

(14)

Setiap Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu wajib menyediakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan klinik

Pasal 32

Sarana dan prasarana penunjang pendidikan klinik sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 sekurang-kurangnya berupa :

a. Perpustakaan

b. Sarana Teknologi Informatika

c. Alat Multi Media

d. Alat Bantu Belajar Mengajar Pembelajaran Klinik (beda point c dan d apa?)

e. Peralatan Simulator pembelajaran klinik

f. Asrama peserta didik ????

g. Peralatan pendukung lainnya sebagaimana ditentukan dalam modul/kurikulum

Pasal 33

Dalam hal Rumah Sakit belum dapat memenuhi kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya yang menggunakan Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik wajib menyediakan sarana dan prasarana klinik yang dibutuhkan

Bagian Kelima

Perancangan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Klinik Pasal 34

Setiap Rumah Sakit yang digunakan sebagai wahana pembelajaran (konsisten anatara pendidikan dan pembelajaran?) klinik Institusi pendidikan wajib membuat dan memiliki perencanaan program pendidikan klinik yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan obyektif

Pasal 35

Pelaksanaan kegiatan pendidikan klinik peserta didik harus sesuai perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang yang seimbang antara alasan klinis, akademis dan pelatihan psikomotor yang berbasis bukti ?

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red Formatted: Indonesian

(15)

Bagian Keenam

Pencantuman nama Rumah Sakit Pendidikan Pasal 36

Setiap Rumah Sakit Pendidikan Utama dan/atau Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi wajib mencantumkan nama Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya di dibelakang nama Rumah Sakit (yang satelit bagaimana?)

Pasal 37

Dalam hal suatu Rumah Sakit Pendidikan Utama dan/atau Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi bekerja sama dengan lebih dari 1(satu) Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 maka nama yang dicantumkan adalah nama Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu yang menggunakan Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik untuk sebagian besar modul/kurikulum dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik (sulit direalisasikan)

BAB VI

PENELITIAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Pasal 38

Dalam rangka pengembangan pelayanan kesehatan, di Rumah Sakit Pendidikan dapat (wajib) diselenggarakan penelitian dan penapisan teknologi bidang kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan dan etika profesi dokter/etika pelayanan)

Pasal 39

Penelitian dan penapisan teknologi bidang kedokteran/kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan dengan menggunakan pasien sebagai obyek penelitian dilaksanakan harus secara seksama berpedoman pada metoda ilmiah, kode etik, norma dan mengutamakan keselamatan pasien

Formatted: Indonesian

Formatted: Font color: Red

Formatted: Font color: Red, Indonesian

Formatted: Font color: Red

(16)

BAB VII

PENGGUNAAN PASIEN UNTUK PEMBELAJARAN KLINIK/PENELITIAN Pasal 40

Setiap pasien di Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan untuk pembelajaran klinik peserta didik dan/atau penelitian wajib diminta persetujuannya setelah terlebih dahulu dan setelah mendapat penjelasan dari penyelia peserta didik tentang maksud, tujuan, dan prosedur pembelajaran klinik dan atau pendidikan

Pasal 41

Setiap pasien di Rumah Sakit Pendidikan digunakan untuk pembelajaran klinik peserta didik dan/atau penelitian yang mengalami kecacatan fisik dan/atau mental, dan/atau mengalami kerugian materiel sebagai akibat dari pembelajaran klinik, menjadi tanggung jawab bersama Rumah Sakit Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu yang bekerja sama

BAB VIII

KLASIFIKASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Pasal 42

(1) Rumah Sakit Pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik Pendidikan Dokter/Program Pendidikan Dokter Spesialis diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatannya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran dan atau institusi pendidikan kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan modul/kurikulum pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Dokter dan/atau Standar Pendidikan Dokter Spesialis

(2) Klasifikasi Rumah Sakit Pendidkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

Formatted: Indonesian

Formatted: Underline, Font color: Red Formatted: Underline, Font color: Red

(17)

a. Rumah Sakit Pendidikan Utama b. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi c. Rumah Sakit Pendidikan Satelit

(3) Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan tertentu dalam rangka memenuhi pencapaian kompetensi peserta didik dengan modul/kurikulum pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Tenaga Kesehatan tertentu dapat melakukan klasifikasi secara khusus sesuai kebutuhannya (terkesan diskriminatif sekali antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya)

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan berdasarkan usulan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan tertentu (bertentangan dengan Ketentuan Umum pada Bab I, Pasal 1 tentang RS Pendidikan Utama, Afiliasi dan Satelit)

BAB IX

RUMAH SAKIT JEJARING PELAYANAN PENDIDIKAN

Perbedaan/persamaan dengan pasal 23 ayat 2 UU RS apa? Karena ini untuk memenuhi kebutuhan ppelayanan

Definisi terminologi pelayanan pendidikan

Apa cara membedakan persyaratan dengan RS Pendidikan satelit? Pasal 43

Rumah Sakit (bukan pendidikan ?) tertentu dengan keterbatasan sumber daya manusia pemberi pelayanan kesehatan profesional dapat menjalin kerja sama

dengan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Pasal 44

Rumah Sakit jejaring Pelayanan Pendidikan ditetapkan oleh Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan berdasarkan rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota apakah termasuk RS swasta?

Pasal 45

Formatted: Justified

Formatted: Indonesian

Formatted: Font color: Red Formatted: Underline, Font color: Red Formatted: Font color: Red Formatted: Underline, Font color: Red

(18)

Dalam rangka pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan cq Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dapat menugaskan peserta didik dengan Kompetensi Tertentu untuk bekerja melaksanakan pelayanan di Rumah Sakit Jejaring Khusus Pendidikan di bawah penyeliaan Institusi Pendidikan Kedokteran dan/atau Institusi Pendidikan Kesehatan yang mengampunya

Pasal 46

Peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis dengan Kompetensi Tertentu berhak mendapat Surat Tanda Register Tertentu (STR) dari Konsil Kedokteran untuk jangka waktu 6 (enam) bulan

Pasal 47

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menerbitkan Surat Izin Praktik (SIP) bagi peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis dengan Kompetensi Tertentu berdasarkan Surat Tanda Register Tertentu yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

Pasal 48

Peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis yang melaksanakan penugasan khusus di Rumah Sakit jejaring Pelayanan Pendidikan berhak mendapatkan imbalan/jasa dari siapa? sesuai peraturan yang berlaku

Pasal 49

Penugasan khusus peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis dengan Kompetensi Tertentu di Rumah Sakit jejaring Pelayanan Pendidikan berlangsung paling lama 6 (enam) bulan dan peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis wajib melanjutkan pendidikannya sesuai ketentuan modul/kurikulum yang berlaku setelah selesai melaksanakan penugasan khusus

Pasal 50

Ketentuan lebih lanjut tentang Penugasan peserta didik selain peserta didik Pendidikan Dokter Spesialis diatur lebih lanjut oleh Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan dan pendidikan

BAB X

Formatted: Underline, Font color: Red Formatted: Underline, Font color: Red

(19)

PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Pasal 51

Penetapan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dilakukan oleh Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan dan Diknas (UU RS pasal 22) setelah memenuhi persyaratan dan standar sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 7

Pasal 52

Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penetapan Rumah Sakit Pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan dan pendidikan

BAB XI

AKREDITASI DAN SERTIFIKASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Bagian Kesatu

Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Pasal 53

Setiap Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan serta berfungsi sebagai wahana pembelajaran klinik bagi pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang (UU yang mana yang mewajibkan RS

Pendidikan harus diakreditasi? UU RS bagian ketiga tentang akreditasi, pasal 40 ayat 1-4 hanya menyebut RS saja bukan RS Pendidikan) wajib dilakukan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan. Lembaga akreditasi harus mandiri, apakah KARS mandiri?

Pasal 54

Akreditasi terhadap Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dilaksanakan penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan yang dibentuk oleh Menteri yang membidangi dan bertanggung jawab di bidang Kesehatan dan pendidikan

Pasal 55

Akreditasi dilaksanakan dengan menilai tingkat kepatuhan Rumah Sakit memenuhi Standar Rumah Sakit Pendidikan

Formatted: Indonesian

Formatted: Font color: Red

Formatted: Indonesian

(20)

Pasal 56

Katagori Status Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan meliputi :

(1) Akreditasi A untuk masa berlaku selama 5 (lima) tahun ; (2) Akreditasi B untuk masa berlaku selama 3 (tiga) tahun ; (3) Akreditasi C untuk masa berlaku selama 1 (satu) tahun ;

Bagian Kedua

Sertifikasi Rumah Sakit Pendidikan

Pasal 57

Pemberian Sertikat Rumah Sakit Pendidikan diberikan kepada Rumah Sakit yang telah lulus Akreditasi/reakreditasi Rumah Sakit Pendidikan katagori Akreditasi A dan Akreditasi B

Pasal 58

Sertifikat tidak diberikan kepada Rumah Sakit Pendidikan dengan katagori Akreditasi C

Pasal 59

Ketentuan lebih lanjut mengenai Sertifikasi dan/atau Akreditasi ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang Kesehatan dan pendidikan

BAB XII PEMBIAYAAN

Pasal 60

(21)

(1) Pembiayaan Rumah Sakit Pendidikan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan pelayanan dan pembelajaran klinik yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan dan pembelajaran klinik yang bermutu serta terjaminya keselamatan pasien

(2) Unsur-unsur pembiayaan Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan. (3) Alokasi pembiayaan Rumah Sakit Pendidikan meliputi biaya investasi dan biaya

operasional pendidikan

(4) Sumber pembiayaan Rumah Sakit Pendidikan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain

(5) Usulan kebutuhan pembiayaan Rumah Sakit Pendidikan disusun dan diajukan oleh Badan Koordinasi Pendidikan (pada pasal 16 tidak ada kewenangan ini)

kepada pemilik Rumah Sakit Pendidikan dan/atau pemilik Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan melalui Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan dan/atau Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan

Pasal 61

(1) Anggaran Rumah Sakit Pendidikan dapat dialokasikan oleh Kementerian yang membidangi Kesehatan dan Pendidikan.

(2) Besar anggaran Rumah Sakit Pendidikan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 1% (satu persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.

(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan, pendidikan kliniik dan penelitian di bidang kedokteran dan/atau kesehatan lainnya

BAB XIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu

Umum

Formatted: Font color: Red

(22)

Pasal 62

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dengan melibatkan organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan organisasi kemasyarakatan lainnyasesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan untuk : a. pemenuhan mutu dan akses pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna di Rumah Sakit Pendidikan dan jejaringnya ;

b. peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya di Rumah Sakit; c. peningkatan penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi serta pserta

penapisan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan lainnya

d. perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien selaku penerima pelayanan, pemberi pelayanan, peserta didik, penyelenggara rumah sakit

(3) Dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pemerintah dan Pemerintah daerah dapat mengambil tindakan berupa :

a. teguran

b. teguran tertulis;dan/atau

c. denda dan pencabutan penetapan status Rumah Sakit Pendidikan

Bagian Kedua

Komite Pembinaan Dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan Pasal 63

(1) Dalam rangka menjaga mutu pelayanan kesehatan dan mutu penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan Pemerintah Komite Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan.

(2) Komite Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam hal :

a. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rumah sakit Pendidikan;

b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pengelolaan Rumah Sakit Pendidikan;

c. Melaksanakan pendidikan dan latihan bagi Dokter Pendidik Klinik; d. Melaksanakan pendidikan dan latihan Dosen Pendidik Klinik;

e. Memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi pada Menteri yang mengurus pemerintahan di bidang Kesehatan dan Menteri yang pemerintahan di bidang Pendidikan mengenai penyelenggaraan rumah sakit pendidikan.

(23)

(3) Keanggotaan Komite Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan terdiri dari unsur Kementerian yang mengurus bidang Kesehatan, Kementerian yang mengurus bidang Pendidikan Nasional, Kementerian yang mengurus bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Asoisiasi Institusi Pendidikan Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan, dan Pemerintah Daerah.

(4) Komite Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Sekretariat Jenderal

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Presiden

BAB XIV

KETENTUAN SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 64

Rumah Sakit Pendidikan yang telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dapat dikenakan Sanksi Administratif berupa :

a. Teguran Tertulis, apabila masa berlaku SERTIFIKASI telah habis

masa berlakunya dan belum melaksanakan reakreditasi

b. Pencabutan Penetapan Status sebagai Rumah Sakit Pendidikan,

apabila setelah dilakukan Teguran Tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut serta tetap tidak melakukan reakreditasi Rumah Sakit Pendidikan dan/atau resertifikasi c. Pencabutan Penetapan Status sebagai Rumah Sakit Pendidikan,

apabila Rumah Pendidikan tidak mengikuti akreditasi Rumah Sakit Pendidikan dan/atau tidak lulus akreditasi Rumah Sakit Pendidikan setelah 1 (satu) tahun ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan

BAB XV KETENTUAN PIDANA

(24)

Setiap orang atau penyelenggara Rumah Sakit yang dengan sengaja menyelenggarakan fungsi pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya serta penelitan di Rumah Sakit tanpa memenuhi persyaratan dan standar sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dipidana dengan penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah)

Pasal 66

Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 berakibat timbulnya kerugian berupa kecacatan fisik dan/atau mental dan/atau kerugian materiel pada pasien yang digunakan sebagai obyek pembelajaran di Rumah Sakit, dikenakan pidana dengan penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda 10 (sepuluh milyar rupiah)

Pasal 67

(1) Dalam hal tindak pidana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali pidana denda sebagaimana Pasal 64

(2) Selain pidana denda

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa :

a. Pencabutan sementara ijin operasional Rumah Sakit b. Pencabutan secara tetap ijin operasional

c. Pencabutan status badan hukum

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 68

(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, semua Rumah Sakit yang telah menyelenggarakan fungsi pendidikan kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya serta penelitan di bidang kedokteran dan/atau kesehatan di Rumah Sakit harus segera menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Pemerintah ini, paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah Peraturan Pemerintah ini diundangkan

(25)

(2) Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, Penetapan Rumah Sakit Pendidikan yang telah ada masih tetap berlaku sampai dengan 2 (dua) tahun setelah Peraturan Pemerintah ini diundangkan

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 69

Pada saat diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini semua ketentuan yang mengatur Rumah Sakit Pendidikan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini

Pasal 70

(26)

Disahkan di Jakarta pada tanggal :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...Oktober 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd.

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN... NOMOR …4 Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT NEGARA RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan

Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) beserta Revisi RPJMD Kabupaten Badung Tahun 2010–2015 dan Rencana Strategis (Renstra)

Walaupun demikian peluang peningkatan produktivitas padi masih cukup terbuka lebar mengingat kita memiliki inovasi teknologi pertanian diantaranya (1) padi

Analisis data dan pembahasan berisi pembahasan tentang keterkaitan antara faktor-faktor dari data perolehan masalah yang diajukan, kemudian penjelasan hasil

Banere :..rokde ..rokde ..yeh galat baat hai ..main bachon ko bhi school mein yehi kehti hu..k tum likhne ki jaldi matt karo..pehle suno ..dhyan se suno..taki voh tumhare ander

a) Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru

Dana alokasi umum adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah, sebagaimana dimaksud dalam

Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak, pada tahun 2015 terdapat 192 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan

Menurut Nugroho dalam (Mulyanto and Khasanah, 2018) “MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa disebut mal-se-kuel adalah sebuah program pembuat dan