• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/08/IV/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/08/IV/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL BOCOR DAN KANDASNYA KLM. ANUGERAH DI PERAIRAN NANGA NA’E REO, NUSA TENGGARA TIMUR

Pada tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.30 WITA, KLM. Anugerah, GT. 161, Awak Kapal 07 (tujuh) orang, muatan kosong, bertolak dari Pelabuhan Reo menuju Pelabuhan Lembar, pukul 20.30 WITA kapal mengalami cuaca buruk dan beberapa saat kemudian kapal bocor, mesin induk mati, kapal hanyut dan pada tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA, kapal kandas di perairan Nanga Na’e Reo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, melainkan terdapat kerugian berupa KLM. Anugerah kandas.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/3/3/DN-14, tanggal 25 Maret 2014, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal bocor dan kandasnya KLM. Anugerah kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), Nomor 01/KLM.A/XII/2013, dibuat oleh

Nakhoda, tanggal 01 Januari 2014;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Reo, tanggal 03 Januari 2014 terhadap :

a. Nakhoda, Mifael Dopo; b. Mualim I, Juraid; c. KKM, Ruslan Maulana; d. Masinis, Sumadi Wibowo e. Juru Mudi, Baharudin.

(2)

3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Reo, tanggal 07 Januari 2014;

4. Dokumen Kapal, terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 392/Ma, dikeluarkan di Banyuwangi, oleh Administrator Pelabuhan Tanjung Wangi, tanggal 19 Oktober 2000;

b. Pas Tahunan, Nomor Urut 375, diberikan di Banyuwangi, oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi, tanggal 26 Maret 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 25 Maret 2014;

c. Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor sampai dengan 500 GT, Nomor PK.001/109/06/SYB.TPR-2013, diterbitkan di Surabaya, oleh Kesyahbadaran Utama Tanjung Perak, tanggal 14 Agustus 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 28 Februari 2014;

d. Daftar Awak Kapal, dibuat oleh Nakhoda, tanggal 30 Desember 2013; e. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.304/03/16/AD.LBR-2012,

diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Lembar, tanggal 13 Juli 2012;

f. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Nomor P.2/ /XII/KUPP.REO-2013, dikeluarkan di Reo, oleh Syahbandar Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Reo, tanggal 30 Desember 2013.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KLM. Anugerah :

a. SK MPR TK II, atas nama Mifael Dopo, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Semarang, tanggal 03 Agustus 2001;

b. SK MPR TK I, atas nama Juraid, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Semarang, tanggal 15 Juli 2005;

c. JMPR TK I, atas nama Sumedi Wibowo, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Semarang, tanggal 15 Juli 2005.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : Anugerah

Jenis : Kapal Layar Motor Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / YC-6053

(3)

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2006 / Kayu

Isi kotor : GT. 161

Isi bersih : NT. 122

Tenaga Penggerak Utama : Layar dibantu mesin merk Mitsubishi 280 PK

Ukuran Pokok

Panjang : 24,58 meter Lebar : 9,30 meter

Dalam : 3,38 meter

Pemilik : H. Makmur Budiani

Nakhoda : Mifael Dopo

Awak Kapal : 7 (tujuh) orang 2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.00 WIB, mesin KLM. Anugerah sudah dihidupkan, dan pukul 15.30 WITA KLM. Anugerah dengan Awak Kapal 7 (tujuh) orang, muatan nihil, bertolak dari Pelabuhan Reo menuju Pelabuhan Lembar dengan haluan 350°, mesin dalam kondisi normal, cuaca saat itu baik;

b. Setelah menempuh perjalalanan 1 jam, KLM. Anugerah merubah haluan menjadi 340°, dan setelah 1 (satu) jam kemudian KLM. Anugerah merubah haluan menjadi 270°;

c. Pukul 18.00 WITA, Mualim I mulai berdinas jaga menggantikan Nakhoda, saat sampai di Tanjung Torong Besi kapal masih dalam keadaan baik;

d. Pukul 20.30 WITA, kapal mulai dihantam gelombang dan arus kencang, dalam kondisi tersebut Tersangkut Nakhoda mengambil alih kemudi, dan tidak lama kemudian KKM melaporkan kepada Tersangkut Nakhoda bahwa kapal mengalami kebocoran;

e. Setelah Nakhoda mendapat informasi dari KKM bahwa kapal bocor, Nakhoda memerintahkan KKM untuk menghidupkan mesin pompa untuk mengurangi air yang masuk, selanjutnya Nakhoda memutar haluan kapal untuk kembali ke Pelabuhan Reo, namun tidak lama kemudian mesin kapal mati karena upaya pemompaan tidak berhasil dan mesin kapal terendam air laut;

f. Setelah mesin mati, KLM. Anugerah terapung dan hanyut, tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA kapal kandas di karang dan kapal mirng ke kiri, Tersangkut Nakhoda memerintahkan semua Awak Kapal untuk menyelamatkan diri dengan menggunakan rakit, baju renang dan pelampung bulat;

(4)

g. Pukul 06.00 WITA, Awak Kapal dengan menggunakan alat keselamatan yang ada di atas kapal tiba dengan selamat di darat, pukul 07.30 WITA, Mualim I atas perintah Nakhoda melaporkan peristiwa kandasnya KLM. Anugerah ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Reo, kemudian Petugas dari Pelabuhan Reo bersama agen datang ke lokasi kejadian;

h. Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal pecah karena kandas. 3. Dalam peristiwa Kandasnya KLM. Anugerah, pada tanggal 31 Desember

2013, pukul 02.30 WITA, di perairan Nanga Na’e Reo, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda, Mifael Dopo.

b. Saksi-saksi :

1) Mualim I, Juraid; 2) Juru Mudi, Baharudin; 3) KKM, Ruslan Maulana; 4) Masinis, Sumadi Wibowo.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal bocor dan kandasnya KLM. Anugerah, tanggal 31 Desember 2013, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, namun yang bersangkutan tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Mifael Dopo, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Bajawa

Tanggal : 15 Januari 1967 Agama : Kristen Protestan Alamat : Badas, Sumbawa Barat Pendidikan

Umum : SD

Teknis : MPR TK II, ijazah tahun 2001 Pengalaman berlayar :

1) Juru Mudi, KLM. Cakra Indah III, tahun 1989 s/d 1991; 2) Juru Mudi, KLM. Mitra Bahari, Januari 1994 s/d Mei 1995; 3) Nakhoda, KLM. Mitra Bahari, tahun 1995 s/d 1997; 4) Nakhoda, KLM. Samudera Mas, tahun 2001 s/d 2003; 5) Juru Mudi, KLM. Asia Hero, tahun 2004 s/d 2006;

(5)

6) Juru Mudi, KLM. Asia Hero IX, tahun 2007 s/d 2009; 7) Nakhoda, KLM. Ulin Utama, tahun 2010 s/d 2011; 8) Nakhoda, KLM. Anugerah, tahun 2012 s/d kejadian.

b. Tanggal 30 Desember 2013, KLM. Anugerah dengan Awak Kapal 7 (tujuh) orang, muatan nihil, bertolak dari Pelabuhan Reo menuju Pelabuhan Lembar dengan haluan 350° setelah menempuh perjalalanan 1 jam, haluan kapal diubah menjadi 340°, setelah 1 jam perjalanan lagi haluan kapal diubah menjadi 270°;

c. Pukul 20.00 WITA, kapal dihantam gelombang dan KKM melaporkan kepada Tersangkut Nakhoda bahwa kapal mengalami kebocoran dan air masuk ke dalam kapal;

d. Tersangkut Nakhoda memutar haluan untuk kembali ke Pelabuhan Reo namun tidak lama kemudian mesin kapal mati dan kapal terapung-apung ke pantai, saat kejadian cuaca baik, arus kuat dari Barat ke Timur, jarak pandang baik, kecepatan kapal 4 knots;

e. Tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA kapal kandas di karang dan kapal mirng ke kiri, Tersangkut Nakhoda memerintahkan semua Awak Kapal untuk menyelamatkan diri dengan menggunakan rakit, baju renang dan pelampung bulat;

f. Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal pecah karena kandas. 2. Saksi Mualim I, Juraid, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan

Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Surabaya Tanggal : 01 Juli 1962 Agama : Islam

Alamat : Tambak, Segaran, Surabaya Pendidikan

Umum : SD

Teknis : MPR TK I, tahun 2005 Pengalaman Berlayar :

1) Koki, KLM. Bali Indah, tahun 1974 s/d tahun 1980; 2) Serang, KLM. Kuda Laut, tahun 2000 s/d 2003; 3) Nakhoda, KLM. Amor, tahun 2003 s/d 2010;

4) Nakhoda, KLM. Samudra Emas, tahun 2010 s/d 2011; 5) Mualim I, KLM. Anugerah, tahun 2011 s/d kejadian.

7) Nakhoda …

(6)

b. Tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.30 WITA, KLM. Anugerah dengan Awak Kapal 7 (tujuh) orang, muatan nihil, bertolak dari Pelabuhan Reo menuju Pelabuhan Lembar, Saksi bersama dengan Tersangkut Nakhoda berada di deck untuk mempersiapkan keberangkatan sekaligus mengambil peta baring untuk penentuan haluan keberangkatan kapal;

c. Pukul 18.00 WITA, Saksi mulai berdinas jaga menggantikan Tersangkut Nakhoda, saat sampai di Tanjung Torong Besi kapal masih dalam keadaan baik;

d. Pukul 20.30 WITA, kapal mulai dihantam gelombang dan arus kencang, terhadap hal tersebut Tersangkut Nakhoda mengambil alih kemudi, tidak lama kemudian KKM melaporkan kepada Tersangkut Nakhoda bahwa kapal mengalami kebocoran;

e. Tersangkut Nakhoda memutar haluan untuk kembali ke Pelabuhan Reo namun mesin terendam air dan mati dan kapal dibawa arus gelombang ke darat;

f. Tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA, kapal naik ke atas karang dengan posisi miring kiri dengan anjungan ke Timur, setelah kapal kandas Saksi bersama Awak Kapal yang lain mempersiapkan alat pemolong berupa rakit, baju renang dan pelampung bulat;

g. Pukul 07.30 WITA, Saksi atas perintah Tersangkut Nakhoda melaporkan peristiwa kandasnya KLM. Anugerah ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Reo, kemudian Petugas dari Pelabuhan Reo bersama agen datang ke lokasi kejadian;

h. Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal pecah karena kandas. 3. Saksi KKM, Ruslam Maulana, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan

Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sumbawa

Tanggal : 31 Desember 1973 Agama : Islam

Alamat : Guyangan, RT.03/RW.02 Mojokerto Pendidikan

Umum : SD

Teknis : JMPR TK II, tahun 1996 Pengalaman berlayar :

1) Juru Minyak, KLM. Elmi Bintang Timur, tahun 1994 s/d 1995; 2) KKM, KLM. Sabar-Subur, tahun 2000 s/d 2003;

(7)

3) KKM, KLM. Harapan Dua, than 2003 s/d 2005; 4) KKM, KLM. Putra Dewi, tahun 2005 s/d 2007; 5) KKM, KLM. Anugerah, tahun 2008 s/d kejadian.

b. Tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.00 WITA, mesin kapal sudah dihidupkan, pukul 15.30 WITA Saksi mendapat perintah dari Tersangkut Nakhoda untuk berangkat, mesin tidak ada perubahan kondisi normal, cuaca saat itu bagus;

c. Setelah 4-5 jam dalam pelayarannya kapal mengalami cuaca buruk dan ombak besar, Saksi melaporkan kepada Tersangkut Nakhoda bahwa kapal bocor dan diperintahkan oleh Tersangkut Nakhoda untuk menghidupkan mesin pompa, namun upaya tersebut tidak berhasil karena air lebih banyak yang masuk sehingga mesin induk terendam dan mesin mati total, kemudian kapal terapung dan hanyut sampai dengan kapal kandas diatas karang;

d. Tanggal 31 Desember 2013, pukul 06.00 WITA, Saksi bersama Awak Kapal yang lain menggunakan alat keselamatan yang ada di atas kapal tiba dengan selamat di darat.

4. Saksi Masinis I, Sumadi Wibowo, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Surabaya

Tanggal : 12 September 1979 Agama : Islam

Alamat : Wonosaki Wetan Baku Sekolahan I RT.14/RW.07 Surabaya

Pendidikan

Umum : SLTA

Teknis : JMPR TK I, tahun 2005 Pengalaman berlayar :

1) Juru Minyak, KLM. Kuda Laut, tahun 2000 s/d 2003; 2) Juru Minyak, KLM. Amor-Amor, tahun 2003 s/d 2010; 3) Masinis I, KLM. Anugerah, tahun 2010 s/d kejadian.

b. Tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.30 WITA, kapal bertolak dari Pelabuhan Reo, mesin dalam keadaan normal;

(8)

c. Setelah berlayar lebih kurang 3 jam Saksi mulai merasakan kapal tidak stabil, Saksi kemudian mendengar teriakan dari bawah bahwa air sudah masuk ke dalam palka, Tersangkut Nakhoda memerintahkan agar menghidupkan pompa untuk mengurangi air yang masuk ke dalam kapal namun tidak berhasil, karena mesin induk sudah terendam air maka mesin mati dan kapal hanyut terbawa arus hingga kandas diatas karang;

d. Kecepatan kapal sebelum kejadian 6 knots, dan saat kapal kena gelombang kecepatan kapal turun menjadi 3 knots, saat kecepatan kapal turun Saksi menyampaikan kepada Tersangkut Nakhoda dan Mualim I agar kapal kembali ke Pelabuhan Reo dan disetujui oleh Tersangkut Nakhoda.

5. Saksi Juru Mudi, Baharudin, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sumbawa Tanggal : 03 Maret 1987 Agama : Islam

Alamat : Labuhan Badas

b. Tanggal 30 Desember 2013, pukul 15.30 WITA, kapal bertolak dari Pelabuhan Reo, Saksi dari saat bertolak sampai dengan kejadian berada di samping anjungan;

c. Dalam pelayarannya Saksi merasakan datangnya gelombang dan kapal tidak stabil, kemudian Saksi mendengar informasi dari Juru Minyak bahwa kapal bocor dan palka sudah penuh dengan air, kemudian kapal hanyut oleh arus;

d. Tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA, kapal kandas diatas karang dan miring ke kiri, Tersangkut Nakhoda memerintahkan untuk tindakan penyelamatan dengan menurunkan rakit.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), serta keterangan lainnya, sehubungan dengan kandasnya KLM. Anugerah pada tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA, di perairan Nanga Na’e Reo, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

(9)

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap BAPP Tersangkut dan para Saksi serta berkas-berkas pendukung lainnya, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

KLM. Anugerah adalah kapal layar motor, dibangun tahun 2006, konstruksi kayu, berbendera Indonesia, GT. 161, bergeladak 1 (satu), berbaling-baling 1 (tunggal), penggerak utama layar dibantu mesin merk Mitsubishi 280 PK. Kapal telah melaksanakan dok terakhir pada tanggal 24 April 2013 sampai dengan 30 April 2013 di Gresik, pemeriksaan N/T Perlengkapan dan Layar tanggal 14 Agustus 2013 di Surabaya.

b. Surat - Surat Kapal.

KLM. Anugerah memiliki Pas Tahunan, Surat Ukur Internasional (1969), Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor sampai dengan 500 GT dan surat -surat lain sesuai peraturan perundang-undangan yang masih berlaku. Berdasarkan hasil penelusuran riwayat penerbitan Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor Sampai Dengan 500 GT, sebelumnya sertifikat diterbitkan oleh KSOP Gresik dengan masa laku 3 (tiga) bulan, dan diperpanjang oleh Kantor Syahbandar Surabaya dengan masa laku 6 (enam) bulan 15 (lima belas) hari, dengan pendeknya rentang waktu pemberian masa berlakunya sertifikat tersebut maka patut diduga kondisi kelaiklautan kapal kurang memenuhi persyaratan, dan dari penelitian tentang penetapan daerah pelayaran telah terjadi perubahan dari daerah pelayaran Lokal Tertunjuk (yang dikeluarkan KSOP Pelabuhan Gresik) menjadi daerah pelayaran Kawasan Indonesia (Near Coastal Voyage), perluasan daerah pelayaran tersebut tidak sesuai dengan kondisi fisik kapal dan alat bantu navigasi yang tersedia diatas kapal.

c. Awak Kapal.

KLM. Anugerah diawaki oleh 7 (tujuh) orang, sesuai Daftar Awak Kapal dan Surat Keterangan Susunan Perwira yang ditandatangani Administrator Pelabuhan Lembar, tanggal 13 Juli 2012, bahwa Susunan Perwira Deck dan Mesin untuk daerah antar pelabuhan di Indonesia, adalah sebagai berikut :

Bagian Dek

Nakhoda : Mifael Dopo ijazah MPR TK II, tahun 2001; Mualim – I : Juraid ijazah MPR TK I, tahun 2005.

(10)

Bagian Mesin

K K M : Ruslan Maulana ijazah JMPR TK II, tahun 1996; Masinis II : Sumadi Wibowo ijazah JMPR TK I, tahun 2005. Kondisi susunan perwira tersebut, kompetensinya kurang sesuai dengan daerah pelayaran yang diberikan dalam sertifikat keselamatan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi kelaiklautan KLM. Anugerah kurang dapat diterima, pemberian perluasan daerah pelayaran pada sertifikat keselamatan oleh Kantor Syahbandar Utama Surabaya tidak dapat diterima, dan kondisi pengawakan kurang dapat diterima.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi dalam BAPP, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 11 Agustus 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 30 November 2013, pukul 00.30 WITA, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan dan Hujan Ringan pada malam hari

Arah dan Kecepatan Angin : Barat – Barat Laut 6,3 – 8,9/13,1 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Utara 7,8 – 8,2 Cm/dt

Tinggi Gelombang : Barat-Barat Laut 1,1 – 1,8/1,9 meter Jarak Penglihatan : 4,0 – 6,0 Mil

b. Menurut keterangan dalam Buku Kepanduan Bahari jilid III, halaman 26 mengenai iklim di Laut Flores menyebutkan :

“Di Laut Flores, sebelah Selatan Sulawesi dan sebelah Baratdaya Laut Banda (sebelah Barat bujur 127° T) iklim dapat ditandai dengan tetap musim, kekuatan angin yang besar dan lamanya musim Timur dibandingkan dengan musim Barat, dan kurangnya hujan dan kabut pada waktu musim Timur, musim ini dimulai pertengahan kedua bulan April dan menjadi kuat serta mencapai maksimum pada bulan Juni sampai dengan Agustus untuk selanjutnya melemah. Pada bulan Desember mulailah musim Barat dan terkuat pada bulan Januari, melemah pada bulan Februari. Pada bulan April dan November terdapat musim Pancaroba. Jarang terjadi kekuatan angin mencapai lebih dari 5 skala Bf dan umumnya malam hari lebih kuat, lebih-lebih

(11)

pada waktu musim Timur. Pada musim Barat, langit umumnya berawan dan mendung, pada musim Timur berawan sebagian, penglihatan buruk karena kabut. Hujan sangat jarang dan bila ada hanya berupa hujan tiba-tiba pada waktu terjadi angin dari arah Barat. Hujan angin yang deras dapat terjadi setiap waktu, tetapi kebanyakan pada musim Barat umumnya Guntur terdapat pada musim pancaroba.”

c. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan keterangan Saksi-saksi dalam BAPP, keadaan cuaca buruk, jarak pandang normal, arus kuat dari Barat ke Timur.

Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan berdasarkan keterangan dalam Buku Kepanduan Bahari keadaan cuaca langit berawan dan hujan ringan pada malam hari, angin Barat-Barat Laut dengan skala beaford 3-4, ombak sedang (slight to moderate sea), dan daya tampak baik (good visibility).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi kurang dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, keterangan Tersangkut dan para Saksi dalam BAPP, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

Sesuai Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) yang dibuat di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Reo, dan pemeriksaan lanjutan yang diadakan di Kantor Mahkamah Pelayaran di Jakarta, dinyatakan bahwa KLM. Anugerah pada saat kejadian kecelakaan kandas tidak ada muatan (kosong).

b. Keadaan Stabilitas.

Karena cuaca buruk (gelombang, arus, dan angin kencang) kapal bocor, air masuk di kamar mesin sehingga mesin induk mati, selanjutnya kapal terapung-apung akhirnya kandas dan pecah.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KLM. Anugerah dapat diterima, dan keadaan stabilitas sebelum bocor dapat diterima, serta keadaan stabilitas setelah bocor tidak dapat diterima.

(12)

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

1) Kapal berlayar dilengkapi dengan alat bantu navigasi konvensional, diawaki dengan perwira dinas jaga yang kurang memadai untuk berlayar pada daerah pelayaran Kawasan Indonesia, bertolak dari pelabuhan kecil yang tidak ada informasi cuaca;

2) Ketika kapal mengalami cuaca agak buruk pada waktu dini hari, Tersangkut Nakhoda tidak dapat bernavigasi untuk menentukan posisi maupun mengawasi dan atau mendeteksi keberadaan bahaya navigasi, sehingga kapal hanya dapat bernavigasi dengan sistem duga, dan dinilai kapal tidak layak untuk bernavigasi pada daerah pelayaran Kawasan Indonesia sebagaimana tertera dalam sertifikat keselamatan.

b. Tentang Olah Gerak.

1) KLM. Anugerah berlayar dengan kecepatan penuh, menggunakan kemudi manual dipegang oleh Juru Mudi berolah gerak diperairan dengan cuaca baik, ketika kapal berlayar dengan haluan 270° mendapatkan cuaca agak buruk dari arah haluan dengan kondisi muatan kosong, maka kapal mengangguk (pitching) secara kuat dan terjadi peregangan (stretching) pada kerangka dan dinding kapal, sehingga patut diduga sebagai faktor penyebab terjadinya kebocoran pada dinding kapal di daerah kamar mesin;

2) Dalam mengolah gerak untuk meredam anggukan kapal, Tersangkut Nakhoda tidak mengambil tindakan haluan zig-zag dengan sudut 4 surat terhadap arah ombak;

3) Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk berolah gerak memutar haluan menuju ke pelabuhan tolak setelah menerima laporan dari KKM adanya kebocoran di kamar mesin, namun karena air menggenangi kamar mesin menyebabkan motor induk mati sehingga kapal tidak dapat diolah gerak, akibatnya kapal hanyut dan kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan berolah gerak Tersangkut Nakhoda tidak dapat diterima.

(13)

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kebocoran dan kandasnya KLM. Anugerah tersebut, maka penyebab terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut :

a. Dalam kondisi kapal kurang laiklaut baik secara fisik maupun pengawakannya, KLM. Anugerah diberikan perluasan daerah pelayarannya dari daerah pelayaran Lokal menjadi daerah pelayaran Kawasan Indonesia, hal ini tidak sesuai dengan kondisi teknis kapal dan pengawakannya atau tidak sesuai dengan peruntukkannya; b. Ketika kapal mengalami cuaca agak buruk pada waktu dini hari,

Tersangkut Nakhoda tidak dapat bernavigasi dan berolah gerak sesuai dengan kecakapan dan kebiasaan pelaut yang baik, dikarenakan kapal terbatas kemampuannya baik secara fisik maupun dalam pengawakannya;

c. Sebagai akibat dari ketidaksesuaian tersebut diatas, ketika kapal mengalami cuaca agak buruk dan kapal mengangguk (pitching) secara kuat, sehingga bangunan kapal mengalami peregangan (stretching) dan berakibat terjadinya kebocoran dinding kapal di daerah kamar mesin;

d. Sebagai akibat dari kebocoran di kamar mesin, maka air laut masuk dan merendam mesin induk sehingga mesin induk mati (black out), kapal menjadi tidak terkendali, hanyut dan kandas diatas karang. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa faktor penyebab kecelakaan KLM. Anugerah yang bocor dan kandas adalah merupakan gabungan dari faktor teknis (kondisi fisik kapal kurang laik laut), faktor manusia yang terdiri antara lain pihak penandatangan sertifikat keselamatan kapal yang telah lalai dalam memberikan kebijakan perluasan daerah pelayaran dan Tersangkut Nakhoda KLM. Anugerah yang tidak cakap dalam melayarkan kapalnya.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pendukung lainnya, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(14)

a. Ketika kapal mengalami kebocoran, Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada KKM untuk melakukan pemompaan, selanjutnya Tersangkut Nakhoda melakukan tindakan putar haluan membelakangi angin dan ombak untuk kembali ke pelabuhan tolak, dan ketika mesin induk mati (black out) kapal tidak terkendali, mengapung hanyut dan kandas diatas karang;

b. Setelah kandas dan kapal miring ke kiri, Tersangkut Nakhoda memerintahkan Awak Kapal untuk menggunakan alat keselamatan yang ada diatas kapal dan meninggalkan kapal;

c. Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa ataupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal yang kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus bocor dan kandasnya KLM. Anugerah, pada tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA di Perairan Nanga Na’e Reo, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Dari hasil pemeriksaan terhadap sertifikat keselamatan KLM. Anugerah, terdapat kelalaian dari penandatangan sertifikat yang telah mengambil kebijakan untuk memperluas daerah pelayaran tanpa mempertimbangkan kondisi fisik kapal dan pengawakan;

b. Dari hasil pemeriksaan terhadap tata cara bernavigasi dan berolah gerak, terdapat kesalahan Tersangkut Nakhoda yang dinilai kurang mampu, tidak melaksanakan kebiasaan pelaut yang baik dalam melayarkan kapalnya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa berdasarkan analisa penyebab terjadinya kecelakaan kapal, maka kesalahan dan kelalaian terletak pada :

1) Kelalaian pejabat penandatangan sertifikat keselamatan KLM. Anugerah yang telah memberikan perluasan daerah pelayaran dari pelayaran Lokal ke pelayaran Kawasan Indonesia, dan terhadap kelalaian tersebut sesuai ketentuan Pasal 47 ayat 1 (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, akan dibuatkan rekomendasi kepada Ketua Mahkamah Pelayaran;

(15)

2) Kesalahan Tersangkut Nakhoda KLM. Anugerah dalam bernavigasi dan berolah gerak menghadapi cuaca agak buruk, sehingga dianggap lalai untuk memenuhi kewajibannya sesuai denga ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD);

3) Kesalahan Tersangkut Nakhoda tersebut secara keilmuan tidak dibebankan sepenuhnya karena untuk kompetensi ijazah MPR Tingkat II, tidak mendapatkan pengetahuan sehubungan dengan berolah gerak menghadapi cuaca buruk.

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut, dan hal-hal pribadi yang disampaikan oleh Tersangkut, maka dipandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal – hal yang meringankan. Tidak ada.

b. Hal – hal yang memberatkan.

Tersangkut Nakhoda tidak hadir dalam pemeriksan lanjutan kecelakaan kapal.

D. PUTUSAN.

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a ) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat ( 1 ) huruf (b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa Mahkamah Pelayaran telah memanggil Tersangkut Nakhoda secara patut, namun Tersangkut Nakhoda telah tidak hadir mememenuhi panggilan tersebut dan pemeriksaan lanjutan dilaksanakan secara in absensia.

II. Menyatakan bahwa bocornya dan kandasnya KLM. Anugerah pada tanggal 31 Desember 2013, pukul 02.30 WITA, di perairan Nanga Na’e Reo, disebabkan karena tidak cakapnya Tersangkut Nakhoda dalam mengolah gerak kapal pada cuaca agak buruk, sehingga kapal mengangguk (pitching) dengan kuat, terjadi peregangan (stretching) pada bangungan kapal yang menyebabkan kebocoran pada kamar mesin, mesin mati, kapal hanyut dan kapal kandas diatas karang.

(16)

III. Menghukum Tersangkut Nakhoda KLM. Anugerah, nama Mifael Dopo, tanggal lahir 15 Januari 1967, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut Surat Kecakapan Mualim Pelayaran Rakyat Tingkat II, Tahun 2001, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di Kapal-kapal Niaga berbendera Indonesia dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Tersangkut.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 08 April 2015, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti, serta tanpa dihadiri oleh Tersangkut.

Ketua : ……… Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota : ………Capt. Supardi, M. M., M. Mar.

Anggota : ………Iswandi, ATT – I., M.Si

Anggota : ………Ir. Benny Haryono, M. M.

Anggota : ………Asril Pasaribu, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja

mengkomunikasikan kompetensi perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan untuk pengalaman berbelanja target pasar. Tipografi yang dibutuhkan oleh CV. Jasindo Elektronik adalah

INPUT Username & password siswa Username & password guru Soal yang sesuai dengan design metode drill and practice Detail soal (lama pengerjaan soal, penentuan soal dapat

Logo dibuat bukan sekedar sebagai merek dagang atau simbol perusahaan melainkan harus mampu mempresentasikan korporasi dan mampu memberikan kepercayaan (trust) dalam tempo

Dengan perancangan identitas dan pengaplikasian yang baru, diharapkan dapat membantu membuat Taman Bunga Nusantara lebih dikenal baik melalui identitasnya sendiri dan melalui

Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orang- orang yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

dalam matriks.Kebutuhan ruangan merupakan masukan ketiga.Masukan ini mengambil bentuk tataletak yang telah ada.Untuk tataletak yang baru, harus dikembangkan sebuah